matematika tradisional matematika tradisional matematika tradisional

Tugas Individu

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011

BAB I
PENDAHULUAN

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
Matematika merupakan dasar untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menjadi aktivitas yang secara
maupun tidak sengaja pasti terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pelajaran Matematika di sekolah merupakan
pelajaran


yang dipandang sangat penting sehingga pelajaran

matematika sudah mulai diperkenalkan pada jenjang pendidikan
dasar.
Begitu besarnya peranan matematika dalam kehidupan
sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa “Siapa yang
menguasai matematika maka ia akan menguasai dunia”. Peran
penting pe mbelaja ra n matematika juga dibenarkan

oleh

Cockcroft (http://sinaja4math.blogspot.com ): “It would be very
difficult – perhaps impossible – to live a normal life in very
many parts of the world in the twentieth century without
making

use

of


mathematics

of

some

kind.”

Cockcroft

menyatakan bahwa akan sangat sulit atau tidaklah mungkin
bagi seseorang untuk hidup di bagian bumi ini pada abad
ke-20 ini tanpa sedikitpun memanfaatkan matematika.
Oleh karena peranan matematika yang sangat besar,
terutama terhadap kemajuan teknologi dan

dunia sehingga

memotivasi para matematikawan di negara-negara maju untuk

terus

melakukan

pengembangan

terhadap

pembelajaran

matematika sekolah. Perkembangan pembelajaran matematika
di negara-negara maju juga berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembelajaran matematika di dalam negeri. Pada awal masa
kemerdekaan, terjadi Perubahan kisi-kisi pendidikan secara
keseluruhan

dari

orientasi


pendidikan

kolonial

Belanda

ke

kepentingan nasional. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di
Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda

2

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya.

Oleh


karena

itu,

dibuatlah

Rencana

Pelajaran/kurikulum baru pada tahun 1947 sebagai pengganti
sistem pendidikan kolonial Belanda yang lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia.
Pada awal abad ke-19 di negara-negara maju berkembang
suatu teori belajar yang mendukung pembentukan karakter
manusia. Teori belajar inilah yang kemudian dijadikan sebagai
acuan dalam pembentukan kurikulum 1947 di indonesia. Teori ini
memusatkan pendidikan pada pembentukan tingkah laku siswa
(behaviorisme) yang dikembangkan oleh seorang psikolog Rusia,
Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) dengan teorinya yang
dikenal


dengan

istilah

pengkondisian

klasik

(classical

conditioning). Menurut Ivan Pavlov, proses belajar adalah suatu
proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang
menimbulkan reaksi berupa perubahan tingkah laku, syaratsyarat yang dibutuhkan dalam belajar

adalah

latihan dan

pengulangan (http://made82math.wordpress.com)

Dalam kurikulum tersebut, matematika merupakan salah
satu mata pelajaran wajib. Pembelajaran matematik pada saat
itu

lebih

menekankan

pada

bagaimana

cara

menghitung.

Pelaksanaan pendidikan matematika berpusat pada guru, dimana
guru sebagai pemberi informasi lebih mendominasi kegiatan
pembelajaran matematika di kelas, guru dijadikan sebagai tolak
ukur bagi siswa (teacher centered learning) dan guru merupakan

subjek

dalam

pembelajaran

matematika.

Pembelajaran

matematika pada masa tersebut, saat ini di kenal sebagai
matematika tradisional.

3

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
Terkait dengan pembahasan diatas, penulis bermaksud
untuk mengkaji lebih dalam mengenai pembelajaran matematika

tradisional

yang

berkembang

di

Indonesia.

Bagaimana

pelaksanaan pembelajaran matematika tradisional ?, bagaimana
strategi belajar yang digunakan ?, dan mengapa matematika
tradisional digantikan oleh bentuk pembelajaran matematika
yang lain ?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MATEMATIKA TRADISIONAL

Matematika tradisional adalah pembelajaran matematika
yang

dikembangkan

pada

awal

kemerdekaan

untuk

membentuk karakter bangsa indonesia setelah berakhirnya
masa kolonialisme di indonesia. Pembelajaran matematika
tradisional

ini

dikembangkan


berdasarkan

teori

belajar

behaviouristik yang menekankan pada pembentukan tingkah
laku belajar melalui pembiasaan diri yang terjadi melalui
latihan dan pengulangan.
Menurut

teori

perubahan

tingkah

lingkungan

yang

belajar
laku

behavioristik,

individu

dilakukan

yang

melalui

4

belajar

adalah

dipengaruhi

pengulangan

oleh

tingkah

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
laku/latihan. Sistem pembelajaran yang mengacu pada teori
behavioristik

memandang

bahwa

pengetahuan

bersifat

obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan bersifat
terstruktur, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan,
sedangkan

mengajar

adalah

memindahkan

pengetahuan

(transfer of knowledge) kepada individu yang belajar atau
pebelajar. Pikiran manusia berfungsi untuk menjiplak struktur
pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang
dapat dianalisis, sehingga makna yang dihasilkan dari proses
berpikir ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan
tersebut. Pada akhirnya siswa nantinya diharapkan akan
memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang
diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru
itulah yang harus dipahami oleh siswa.
Matematika

tradisional

merupakan

pembelajaran

matematika yang berasal dari pengalaman-pengalaman siswa,
yang dilakukan dengan melakukan drill (latihan) secara terus
menerus yang mekanistik dan cenderung bersifat abstrak.
(http://blog.unsri.ac.id).

Menurut Endah Retnowati (http://blog.uny.ac.id), Ciri-ciri
Matematika Tradisional yaitu:
1. Mengikuti platonism
Menurut aliran Platonism obyek dan struktur matematika
mempunyai keberadaan yang riil yang tidak bergantung
pada manusia dan mengerjakan matematika adalah suatu
proses penemuan hubungan-hubungan sebelumnya. Jadi

5

Hasniah / 081104076
Tradisional
matematika memuat

Matematika
jabaran

tentang

obyek

dan

hubungannya, serta struktur yang menghubungkannya.
2. Matematika dipelajari sesuai apa yang dikembangkan di
matematika.
Pembelajaran matematika dilaksanakan mengacu pada
kurikulum yang berlaku dan disesuaikan dengan tujuan
pelaksanaan pembelajaran.
3. Menekankan prosedur-prosedur matematika
4. Jarang menggunakan teknologi
5. Melakukan pemecahan masalah secar rutin
6. Menggunakan metode dril untuk mempelajari konsep dasar
7. Memberikan solusi manual untuk permasalahan aljabar.
8. Menekankan pada bagaimana menyelesaikan masalah
9. Menyajikan soal dalam bentuk cerita (word problems)
tradisional
10.

Pembelajaran secara klasikal, latihan-latihan, guru

adalah pemberi materi.
Karakteristik

matematika

tradisional,

yaitu:

(1)

Matematika tradisional mengutamakan keterampilan berhitung
dan hafalan, (2) Penggunaan bahasa dan istilah dalam
matematika tradisional sederhana, (3) Matematika tradisional
menggunakan

konsep-konsep

lama.

(http://jokobando.tripod.com)
B. PEMBELAJARAN MATEMATIKA TRADISIONAL
1. Pendekatan Pembelajaran Matematika Tradisional
Menurut Newman dan Logan (Abin Syamsuddin
Makmun, 2003), Pendekatan pembelajaran dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
6

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu.

Dilihat

dari

pendekatannya,

pembelajaran

terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student

centered

approach)

dan

(2)

pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach). Pembelajaran matematika
tradisional menggunakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi

pada

guru

(Teacher

centered

approach)

sehingga dalam proses pembelajaran, peranan guru lebih
dominan

dibandingkan

siswa.

Dalam

pembelajaran

matematika tradisional, guru mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran dan selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh siswa.
Dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru
menjelaskan/

membuktikan

dalil-dalil

secara

langsung

kepada siswa kemudian memberikan contoh-contoh soal.
Siswa duduk rapi mendengarkan, kemudian meniru polapola yang sudah diajarkan oleh guru dan mencontoh caracara guru dalam menyelesaikan soal-soal. Siswa bertindak
pasif. Para siswa pada umumnya kurang diberi kesempatan
untuk berinisiatif untuk mencari jawaban sendiri dan
merumuskan dalil-dalil berdasarkan kemampuannya. Para
siswa diharapkan dapat mengetahui “bagaimana cara
menyelesaikan soal” meskipun konsep yang dimiliki oleh
siswa masih sangat kurang.
Hal
matematika

yang

paling

nampak

tradisional

adalah

7

dari

pembelajaran

bahwa

pembelajaran

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
menekankan pada kemampuan siswa untuk menghafal
konsep matematika. Hal tersebut dapat melatih fungsi otak
para siswa.
2. Metode Pembelajaran Matematika Tradisional
Wina

Senjaya

dalam

(http://wikmaping4.blogspot.com), mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang

harus

dikerjakan

guru

dan

siswa

agar

tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina
Senjaya

dalam

menyebutkan

(http://wikmaping4.blogspot.com),

bahwa

dalam

strategi

pembelajaran

terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada

dasarnya

masih

bersifat

konseptual

tentang

keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan
untuk

mengimplementasikannya

digunakan

berbagai

metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi
merupakan “a plan of operation achieving something”
sedangkan metode adalah “a way in achieving something”(
http://wikmaping4.blogspot.com).

Jadi,

metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan

pembelajaran.

pembelajaran

Terdapat

beberapa

metode

dapat

digunakan

untuk

yang

mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) Ekspositori/Ceramah; (2) Demonstrasi; (3) Diskusi; (4)
Simulasi

8

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
Pembelajaran Matematika Tradisional menggunakan
metode pembelajaran tunggal yaitu metode ekspositori.
Menurut

Herman

Hudoyo

(http://sunartombs.wordpress.com),

metode

ekspositori

dapat meliputi gabungan metode ceramah, metode drill,
metode tanya jawab, metode penemuan dan metode
peragaan. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran
yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih
dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta
memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah
dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan
penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh
guru

secara

merupakan

cermat.
metode

tersampaikannya

Penggunaan
pembelajaran

isi

pelajaran

metode

ekspositori

mengarah

kepada

siswa

kepada
secara

langsung.
Pada
Pemberian

pembelajaran
tugas

diberikan

matematika
guru

berupa

tradisional,
soal-soal

(pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau
kelompok. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas
dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang
dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar
yang digunakan adalah tes yang telah divalidasi atau tes
buatan guru.

3. Kelebihan Matematika Tradisional

9

Hasniah / 081104076
Tradisional
Didalam
http://jokobando.tripod.com

Matematika
dikemukakan

kelebihan dari pembelajaran matematika tradisional yaitu :
1. Matematika

tradisional

memperhatikan kemampuan

dasar, khususnya dalam operasi hitung pada aritmetika.
2. Mudah diajarkan karena tidak menekankan pada
pehahaman tentang aksioma.
3. Lebih mengutamakan kepada melatih otak.
4. Siswa mempunyai konsep dasar matematika yang
bagus -definisi dan teorema yang sistematis dan
hirarkis-

karena

konsep

selalu

diberikan

di

awal

pembelajaran.
4. Kekurangan Matematika Tradisional
Didalam

http://jokobando.tripod.com

kekurangan

dari

pembelajaran

dikemukakan

matematika

tradisional

yaitu :
1. Matematika tradisional mengutamakan keterampilan
berhitung dan hafalan daripada pengertian, sehingga
anak didik tahu cara menyelesaikan soal tetapi tidak
mengetahui mengapa soal tersebut diselesaikan.
2. Penggunaan bahasa dan istilah dalam matematika
traditional belum tepat. Misalnya dalam matematika
traditional
segitiga

kita

sama

sering
dengan

mengatakan
…….”.

“Luas

Dalam

sebuah

matematika

modern kita mengatakan “Luas daerah sebuah segitiga
adalah ……”. Alasannya ialah karena segitiga itu tidak
mempunyai luas.
3. Matematika tradisional masih menggunakan konsepkonsep lama, padahal matematika selalu tumbuh dan
berkembang sehingga konsep-konsep lama tidak begitu
digunakan lagi karena sudah ada konsep baru yang
jauh lebih baik.

10

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin cepat, mendorong terjadinya pembaharuan metode
dalam pembelajaran matematika. Pada awal tahun 1970-an,
matematika

tradisional

dinilai

kurang

mendukung

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat itu,
sehingga mulai dikembangkan beberapa teori belajar baru.
W

Brownell

(http://rokhmat-unes.blogspot.com),

mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan
belajar bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan
terori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, dimana
Gestalt menengaskan bahwa latihan hafal atau yang sering
disebut drill adalah sangat penting dalam pengajaran namun
diterapkan setalah tertanam pengertian pada siswa.
Dua hal tersebut di atas memperngaruhi perkembangan
pembelajaran matematika dalam negeri, berbagai kelemahan
seolah nampak jelas, pembelajaran kurang menekankan
pada

pengertian,

kurang

adanya

kontinuitas,

kurang

merangsang keingintahuan siswa, dan lain sebagainya.
Ditambah
teknologi.

lagi

masyarakat

Akhirnya

dihadapkan

Pemerintah

pada

kemajuan

merancang

program

pembelajaran yang dapat menutupi kelemahan-kelemahan
tersebut, munculah kurikulum 1975 dimana matematika saat
itu mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik
baru

yang

muncul

adalah

himpunan,

statistik

dan

probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan
lambang bilangan non desimal.

11

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
2. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna
dan berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan
berhitung.
3. Program

matematika

sekolah

dasar

dan

sekolah

menengah lebih kontinue
4. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur
5. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang
kemampuannya heterogen.
6. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
7. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
8. Metode

pembelajaran

menggunakan

meode

menemukan, memecahkan masalah dan teknik diskusi.
9. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.
(www.rationalamerican.com, 2010)
Matematika tradisional dianggap tidak dapat memenuhi
kebutuhan siswa dalam menyerap ilmu pengetahuan. Dalam
proses pembelajaran matematika tradisional, kreativitas siswa
tidak dibangun sehingga siswa cenderung monoton dalam
mempelajari matematika sedangkan perkembangan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara lain semakin
berkembang. Hal tersebut memaksa pemerintah melaunching
kurikulum baru yang sesuai dengan perkembangan pendidikan
pada

saat

itu.

Sehingga

matematika

tradisional

mulai

digantikan oleh pembelajaran yaitu matematika modern yang
berpusat

pada

siswa,

guru

berperan

sebagai

fasilitator

terciptanya suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien
dan menyenangkan. Guru menerapkan berbagai metode yang
dipandang sesuai dengan bahasan materi matematika yang
12

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
sedang dipelajari. Siswa terlibat membangun ide-ide, konsepkonsep,

prinsip-prinsip

dan

struktur-struktur

matematika

berdasar pengalaman siswa sendiri.

BAB III
KESIMPULAN
Matematika tradisional adalah pembelajaran matematika
yang dikembangkan pada awal kemerdekaan untuk membentuk
karakter

bangsa

indonesia

setelah

berakhirnya

masa

kolonialisme di indonesia. Pembelajaran matematika tradisional
ini dikembangkan berdasarkan teori belajar behaviouristik yang

13

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
menekankan pada pembentukan tingkah laku belajar melalui
pembiasaan diri yang terjadi melalui latihan dan pengulangan.
Pembelajaran

matematika

tradisional

menggunakan

pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (Teacher
centered approach). Guru dianggap sebagai gudang ilmu, guru
bertindak otoriter dan guru yang lebih aktif dalam pembelajaran
di kelas Dalam pembelajaran matematika tradisional, guru
mendominasi

dalam

kegiatan

pembelajaran

dan

selalu

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa.
Pembelajaran

Matematika

metode pembelajaran

Tradisional

menggunakan

ekspositori yaitu metode pembelajaran

yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu
definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan
contoh-contoh

latihan

pemecahan

masalah

dalam

bentuk

ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa
mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat.
Penggunaan

metode

ekspositori

merupakan

metode

pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran
kepada siswa secara langsung.
Pemberian tugas yang diberikan guru biasanya berupa
soal-soal (tugas rumah) yang dikerjakan secara individual atau
kelompok dan hasil pembelajaran yang akan di evaluasi adalah
pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai siswa. Namun,
pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah
tes yang dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
14

Hasniah / 081104076
Tradisional

Matematika

Anonim. 2010. matematika-tradisional-matematika-modern-ataunew-math. http://p4mriunismuh.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 27 Pebruari 2011.
Anonim.
2010.
pandangan
tentang
matematika.
http://blog.unsri.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Pebruari
2011.
Anonim.
2010.
Pembelajaran
matematika.
http://www.rationalamerican.com. Diakses pada tanggal 28
Pebruari 2011
Anonim.
2010.
pengertian-pendekatan-strategi-metode.
http://wikmaping4.blogspot.com. Diakses pada tanggal 28
Pebruari 2011.
Anonim.
2010.
Teori
Behavioristik.
http://made82math.wordpress.com. Diakses pada tanggal 28
Pebruari 2011.
Anonim.
2011.
Perkembangan
Matematika.
http://sinaja4math.blogspot.com. Diakses pada tanggal 27
Pebruari 2011.
Anonim. 2011. Perkembangan Pembelajaran
http://jokobando.tripod.com. Diakses pada
Pebruari 2011.

Matematika.
tanggal 27

Anonim. 2011. Sejarah Matematika. http://wikipwdia.org. Diakses
pada tanggal 27 Pebruari 2011.
Marsigit. 2009. Pada pembelajaran tradisional guru terpaksa
sibuk
mengontrol
siswanya.
http://pbmmatmarsigit.blogspot.com. Diakses pada tanggal
28 Pebruari 2011
Retnowati,
Endah.
2008.
Perang
Matematika.
http://blog.uny.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Pebruari 2011.
15

Hasniah / 081104076
Matematika
Tradisional
Rokhmat, DR.2008. Penggunaan pola pikir induktif-deduktif
dalam pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme .
http://rokhmat-unes.blogspot.com. Diakses pada tanggal 27
Pebruari 2011

Sunarto,mbs.
2009.
Pengertian
Metode
Ekspositori.
http://sunartombs.wordpress.com. Diakses pada tanggal 28
Pebruari 2011

16