AUDITING and PROFESI AKUNTAN PUBLIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas
dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan keuangan ( Mulyadi dan puradiredja, 1998 : 3 ).
Profesi akuntan public bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan
laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakt memperoleh informasi
keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan.
Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan public maka
auditor dalam melaksanakan tugas auditing harus berpedoman pada standar
audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) yakni standar
umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan
data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta
mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan keuangan yang diauditnya
secara keseluruhan.
1.2 Perumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari uraian diatas adalah “ apakah Auditing itu dan
bagaimanakan profesi akuntan public pada suatu perusahaan ?

1.3 tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah auditing itu dan
bagaimanakah profesi akuntan public pada suatu perusahaan.

1

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Auditing
ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concepts ) mendefinisikan
auditing sebagai suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi buktibukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan.
Dari definisi diatas mengandung 7 elemen yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan audit, yaitu:
1. Proses yang sistematis, auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur
yang bersifat logis, terstruktur dan terorganisir.
2. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif, proses sistematis

yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti
yang dibuat individu maupun entitas. ..………………………………………...
3. Pernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi, suatu rangkaian
pernyataan secara keseluruhan oleh pihak yang bertanggung jawab atas
pernyataan tersebut. Proses akuntansi merupakan proses pengindentifikasian,
pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam
satuan uang. ……………………………………………………………………
4. Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence), menghimpun
dan mengevaluasi bukti-bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya
atau sesuai tidak dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5. Kriteria

yang

ditentukan,

merupakan

standar


pengukur

untuk

mepertimbangkan (judgement) pernyataan yang dapat berupa :

2

a. Peraturan yang ditetapkan legislative
b. Ukuran prestasi yang ditetapkan manajemen
c. Prinsip akuntansi yang lazim ( PAI )
6. Menyampaikan hasil-hasilnya, dihasilkan melalui laporan tertulis yang
mengidikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-sersi kriteria yang telah
ditentukan. Penyampaian hasil pemeriksaan akuntan sering disebut dengan
pengesahan ( attestation ). Penyampaian hasil ini umumnya dilakukan dalam
bentuk laporan pemeriksaan akuntan / audit report.
7. Para

pemakai


yang

berkepentingan,

pengambil

keputusan

yang

menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang menginformasikan
melalui laporan audit dan laporan lainya. Pemakai yang berkepentingan
terhadap laporan pemeriksaan akuntan adalah : investor dan calon investor,
kreditur dan calon kreditur, manajemen, pemerintah, organisasi buruh.
Bentuk model auditing berdasar definisi diatas:
Kriteria yang ditetapkan
( established criteria)

Pernyataan ( assertions )


Ukuran tingkat
kesesuaian
( degree of
correspondence

Penyampaian hasil
( communicate the results

3

Menurut definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat 3 elemen fundamental dalam auditing, yaitu:
1. Seorang auditor harus independen
2. Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence)
3. Hasil pekerjaan auditor ialah laporan (report)
2.2 Tipe/Kliasifikasi Audit
Klasifikasi berdasar tujuan audit
Menurut Kell dan Boynton audit terbagi ke dalam tiga kategori berdasar tujuan
dilaksanakannya audit:
1.


Audit laporan keuangan (financial statement audit)

2.

Audit kepatuhan (compliance audit)

3.

Audit operasional (operational audit)

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Pemeriksaan laporan keuangan bertujuan untuk menilai kewajaran laporan keuangan
yang disajikan klien atas dasar prinsip akuntansi yang berlaku. Pemeriksaan ini
dilakukan oleh akuntan public ( external auditor).
Ukuran kesesuaian yang digunakan disini adalah kewajaran ( fairness ), misalnya
kewajaran laporan keuangan yang diukur atas dasar Prinsip Akuntansi Indonesia.
2. Audit kepatuhan (compliance audit)
Pemeriksaan kepatuhan meliputi pemeriksaan atas aktivitas keuangan atau aktivitas
operasi tertentu dengan tujuan untuk menentukan kesesuaian dengan kondisi atau

aturan tertentu. Kriteria dalam pemeriksaan ini biasanya datang dari penguasa,
misalnya pemerintah.
Ukuran kesesuaian disini adalah ketepatan ( correctness ) . Misalnya ketepatan SPT
tahunan dengan undang – undang pajak penghasilan.
4

3.

Audit operasional (operational audit)
Pemeriksaan operasional merupakan pemeriksaan sistematis atas aktivitas operasional
organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan pemeriksaan ini adalah
:

-

Menilai prestasi

-

Mengindentifikasi kesempatan untuk perbaikan


-

Membuat rekomendasi untuk pengembangan dan tindakan lebih lanjut.
Pemeriksaan operasional dapat dilakukan manajemen maupun pihak ketiga.
Ukuran kesesuaian disini adalah kedekatan ( closeness ) misalnya kedekatan antara
realisasi dengan standar.
Ketiga jenis auditing tersebut jika dinyatakan dalam model akan tampak seperti
gambar berikut :
Laporan keuangan
( assertions )

Prinsip Akuntansi Indonesia
( established criteria )

WAJAR ?
( degree of
correspondence )

Penyampaian hasil

( communicate the results

Model pemeriksaan Laporan Keuangan

5

UU Pajak Penghasilan
( established criteria )

SPT - Tahunan ( assertions )

BENAR ?
( degree of
correspondence )

Penyampaian hasil
( communicate the results

Model pemeriksaan Kepatuhan
Standar Produk tertentu

( established criteria )

Hasil Produksi ( assertions )

DEKAT ?
( degree of
correspondence )

Penyampaian hasil
( communicate the results

Model pemeriksaan Operasional
6

2.3 Klasifikasi Berdasarkan Pelaksanaan Audit
Bila dilihat dari sisi untuk siapa audit dilaksanakan, auditing dapat juga
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1.

Auditing Eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang memberikan jasa untuk

memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak luar perusahaan yang diaudit.
Auditornya adalah pihak luar perusahaan yang independen, yaitu akuntan publik yang
telah diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut. Para pemeriksa
pada umumnya dibayar oleh manajemen organisasi yang diperiksa.

2. Auditing Internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi
efektivitas organisasi yang menghasilkan informasi untuk manajemen organisasi itu
sendiri. Auditornya disebut auditor internal yang merupakan karyawan organisasi
tersebut dan digaji oleh organisasi tersebut, fungsinya membantu manajemen dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan.
3.

Auditing Sektor Publik adalah suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang
memberikan jasanya kepada masyarakat, seperti pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah yang mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun
audit operasional. Auditornya adalah auditor pemerintah dan dibayar oleh
pemerintah. Pemeriksaan dapat mencakup pemeriksaan laporan, pemeriksaan
kepatuhan dan pemeriksaan operasional.
Klasifikasi Atas Dasar Audit Operasional
Menurut Ricchiute, tipe audit selain financial statement audit meliputi:

1.

Operational Audits, yaitu suatu audit yang dirancang untuk menilai efisiensi dan
efektivitas dari prosedur-prosedur operasi manajemen. Pelaksananya adalah auditor
internal.
7

2.

Financial dan Complience Audits, yaitu audit yang menyerupai financial statement
audit yang dilakukan oleh sektor publik seperti lembaga pemerintah, atau dapat pula
oleh sektor audit eksternal.

3.

Economy dan Efficiency Audits, yaitu audit yang dirancang untuk menentukan
apakah organ-organ pemerintah telah mengelola sumber ekonomi secara ekonomis
dan efisien dan kepatuhan organ tersebut terhadap peraturan yang berkaitan dengan
efektivitas dan efisiensi. Pelaksana audit ini ialah sektor pemerintah.

4. Program Result Audits, yaitu audit yang dilakukan untuk pemerintah, pelaksananya
sektor publik atau sektor eksternal yang dirancang untuk menentukan apakah suatu
entitas telah mencapai hasil yang diinginkan lembaga legislatif dan apakah entitas
tersebut telah mempertimbangkan alternatif yang tersedia dengan hasil yang sama
namun dengan biaya yang lebih rendah.
Selain berbagai audit diatas, beberapa audit jenis baru muncul akhir-akhir ini,
misalnya social auditing, environmental auditing, dan audit forensik.
2.4 Tipe Auditor
1.

Auditor Internal merupakan karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit
dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya
secara efektif yang terutama berhubungan dengan audit operasional dan audit
kepatuhan. Para auditor internal kebanyakan adalah pemegang sertifikat CIA
(Certified Internal Auditors) yang beberapa diantaranya bersertifikat CPA.

2. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas
utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai
8

unit organisasi dalam pemerintahan. Auditing ini dilaksanakan oleh auditor
pemerintah yang bekerja di BPKP/BPK. Disamping itu, ada auditor pemerintah yang
bekerja di Direktorat Jendral Pajak yang tugasnya memeriksa pertanggungjawaban
keuangan para wajib pajak baik perseorangan maupun yang berbentuk organisasi
kepada pemerintah.
3.

Auditor Independen (Akuntan Publik) adalah para praktisi individual atau anggota
kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien.
Disamping itu, auditor juga menjual jasa konsultasi pajak, konsultasi manajemen,
penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan keuangan, serta jasa-jasa lainnya.
Disamping ketiga jenis auditor tersebut, sering dikenal juga istilah akuntan pendidik.
Akuntan pendidik ialah ahli-ahli akuntansi yang menjadi pengajar akuntansi terutama
disuatu fakultas ekonomi jurusan akuntansi.
Di USA, untuk menjadi akuntan publik harus mengantongi sertifikat yang disebut
Certified Public Accountant (CPA). Sertifikat ini dikeluarkan oleh AICPA dan
ujiannya dilaksanakan tiga kali setahun. Ujian CPA mencakup:

a.

Praktek Akuntansi (Accounting Practice)

b.

Pemeriksaan Audit

c.

Teori Akuntansi (Accounting Theory)

d.

Hukum Dagang (Business Law)
2.5 Profesi Akuntansi Publik
Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti pengakuan atau pernyataan
di muka umum.Menurut Buchori dalam Harefa (1999) konsep profesi mengandung
dua dimensi pengertian. Dimensi pertama berkaitan dengan sifat kegiatan, di dalam
dimensi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan mencari nafkah (occupation)
9

dan kegiatan untuk kesenangan semata-mata (hobi atau kegemaran). Dimensi kedua
berkaitan dengan tingkat kemahiran, yang dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kegiatan
yang dilakukan dengan tingkat kemahiran yang sangat tinggi, kemahiran sedang, dan
kemahiran rendah atau tidak memiliki kemahiran sama sekali.
Dalam menjalankan profesinya, salah satu jasa yang diberikan oleh public adalah
memberikan jasa pemeriksaan laporan keuangan agar dapat dipergunakan oleh pihak
– pihak yang berkepentingan. Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus
selalu berpedoman pada tiga hal yakni : norma pemeriksaan akuntan, prinsip
akuntansi Indonesia, kode etik profesi. Norma pemeriksaan akuntan merupakan tolak
ukur mutu pekerjaan akuntan. Prinsip akuntansi Indonesia merupakan kriteria
penilaian terhadap laporan keuangan yang diperiksa. Kode etik harus pula dijunjung
tinggi oleh kauntan agar jasanya dapat dipertanggung jawabkan dan dipercaya oleh
masyarakat. Berikut ini dikemukakan sekilas tentang kode etik tersebut.
Kode etik akuntan yang berlaku di Indonesia mengatur etika yang harus dipatuhi oleh
akuntan yang berpraktek di indonesoa baik akuntan public maupun tipe akuntan yang
lain.
Kode etik akuntan Indonesia terdiri dari 3 bagian :
1. Kode etik akuntan secara umum
Mengatur hal – hal sebagai berikut :
-

Kepribadian

-

Kecakapan professional

-

Tanggung jawab

-

Pelaksanaan kode etik

-

Pelaksanaan kode etik dan penyempurnaannya

2. Kode etik khusus untuk akuntan public

10

-

Kepribadian

-

Kecakapan professional

-

Tanggung jawab kepada klien

-

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

-

Tanggung jawab lainnya.

3. Penutup
Hanya berisi satu pasal yaitu mengatur tanggal berlakunya kode etik akuntan
Indonesia.
1. Kepribadian
Kepribadian akuntan disini diartikan sebagai kepribadian yang independen
dan obyektif. Independen diartikan sebagai sikap yang bebas dan tidak
tergantung kepada pihak lain. Sedangkan sikap yang obyektif diartikan
sebagai sikap yang tidak memihak dalam mempertimbangkan fakta dan
terlepas dari kepentingan pribadi.
Indenpendensi akuntan public mempunyai tiga aspek yaitu :
1. Independen dalam diri akuntan yang berupa kejujuran dalam melakukan
pemeriksaan fakta yang ditemukan. Sikap ini disebut independence in fact
2. Independen dalam penampilan atau independence in appearance.
Independence ini dipandang dari sudut pandang pihak lain yang
mengetahui informasi yang bersangkutan dengan diri akuntan.
3. Independence dipandang dari sudut keahlian
Misalnya akuntan yang tidak mengetahui tentang computer jika
memeriksa laporan keuangan yang diolah dengan computer dikatakan
tidak independence. Hal ini disebabkan akuntan tidak mempertimbangkan
dengan obyektif informasi keuangan yang dihasilkan computer.

11

Independence merupakan hal yang unik dalam profesi akuntan, karena akuntan
dituntut independence dari pengaruh klien sedangkan dilain sisi akuntan dituntut
memenuhi keinginan klien karena klienlah yang membayar honorarioum.
2. Kecakapan professional
Hal – hal yang diatur pada bagian ini adalah :
a. Kewajiban akuntan public untuk menjelaskan kepada staf dan ahli
yang bekerja padanya tentang keterikatannya dengan kode etik
akuntan Indonesia
b. Akuntan public tidak boleh menerima pekerjaan kecuali ia atau
kantornya

mampu

menyelesaikan

pekerjaan

tersebut

dengan

kompetensi professional
c. Melarang akuntan public mengaitkan namanya dengan prediksi untuk
mencegah timbulnya kesan bahwa ia menjamin terwujudnya prediksi.
3. Tanggung jawab akuntan public terhadap kliennya
Disini mengatur tentang dua hal yaitu :
a. Mengatur mengenai penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh
akuntan selama penugasan professional. Informasi yang diperoleh tidak
boleh diungkapkan kepada pihak ketiga kecuali :
-

Atas izin dari klien

-

Dikehendaki oleh hukum atau Negara

b. Mengatur mengenai honorarium untuk jasa yang diserahkan. Akuntan
tidak boleh menerima honorarium berdasarkan atas manfaat yang akan
diterima klien.
4. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
Tanggung jawab kepada rekan seprofesi ini mengatur dua hal yaitu :

12

a. Akuntan public wajib menjaga hubungan baik dengan akuntan lain apabila
klien memutuskan menggunakan akuntan lain.
b. Jika orang atau badan yang sedang diperiksa suatu kantor akutnan meminta
saran atau pendapat dari akuntan public lain , akuntan public ini harus
berkonsultasi dulu dengan kantor akuntan yang sedang memeriksanya.
5. Tanggung jawab lain
Terdapat tiga perilaku lain yang dipandang tidak etis dalam profesi akuntan
public :
a. Mengiklankan diri atau mengijinkan pihak lain mengiklankan nama atau
jasa yang dijualnya
b. Membayar imbalan untuk memperoleh pekerjaan
c. Menawarkan jasa secara tertulis kepada calon klien
Pelanggaran kode etik yang diadukan secara tertulis akan ditindak oleh dewan
kehormatan yang dibentuk Ikatan Akuntan Indonesia. Dewan kehormatan akan
menjatuhkan sanksi kepada anggota IAI yang melanggar kode etik. Sanksi tersebut
dapat berupa peringatan tertulis, teguran tertulis, pemberhentian sementara atau
pemberhentian.
Selain jasa pemeriksaan akuntan, akuntan public juga memberikan jasa lain yaitu jasa
perpajakan, jasa konsultasi manajemen, jasa akuntansi( pembuatan system )
Berikut hirarki organisasi kantor akuntan public:
1. Partners
2. Manajer
3. Akuntan senior
4. Akuntan yunior
5. Asisten

13

PEMERIKSAAN

AKUNTAN

LATAR

BELAKANG

DAN

PERKEMBANGANNYA
Pelaku-pelaku penting dalam perekonomian seperti birokrat, banker, dan
investor membutuhkan informasi keuangan sebagai dasar pembuatan kepurusan
mereka. Sebagai pengguna informasi keuangan, mereka menginginkan kualitas
laporan keuangan yang relative tinggi. Artinya, informasi keuangan yang mereka
peroleh benar-benar mamu mencerminkan keadaan sebenarnya.
Sementara itu, pihak-pihak yang menyajikan laporan keuangan, seperti
menejemen perusahaan, memiliki kecendrungan untuk selalu menampakkan
gambaran yang positif mengenai keadaan keuangan perusahaan mereka dan berusaha
menutupi hal-hal yang bersifat negative. Artinya, mereka kadang-kadang melupakan
aspek reliabilitas laporan keuangan demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Konflik kepentingan antara pihak yang independen sebagai jembatan
komunikasi mereka. Pihak yang independen ini adalah akuntan public yang
menyelenggarakan pemeriksaan yang independen atas laporan keuangan. Akuntan
public bertugas memberikan jaminan reliabilitas laporan keuangan yang disajikan
manajemen. Pihak pengguna laporan keuangan, dengan demikian, memperoleh
keyakinan yang cukup akan keandalan laporan keuangan sebagai dasar pembuatan
keputusan ekonomi mereka.
Perkembangan-perkembangan penting di bidang pemeriksaan akuntan
( auditing) pada akhir abad ke-20 ini adalah:
a. Pergeseran tujuan pemeriksaan dari penemuan kecurangan ke penentua
kewajaran laporan keuangan.
b. Peningkatan tanggung jawab para auditor kepada pihak-pihak ketiga, seperti
pemerintah, pengelola pasar modal, dan masyarakat investor.
c. Perubahan metode pemeriksaan dari pengujian yang terinci ke pengguna
teknik sampling, termasuk sampling statistic.
14

d. Munculnya factor pengendalian intern sebagai dasar penetuang jumlah
sampel pengujian.
e. Perkembangan prosedur pemeriksaan yang menggunakan system pemrosesan
data elektronik serta alat bantu computer.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa
“ Auditing dan profesi akuntan public merupakan suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti – bukti secara obyektif mengenai
pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan untuk
menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
“Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus selalu berpedoman pada
tiga hal yakni : norma pemeriksaan akuntan, prinsip akuntansi Indonesia, kode
etik profesi. Norma pemeriksaan akuntan merupakan tolak ukur mutu pekerjaan
akuntan.”
3.2 SARAN
Berdasarkan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya ada
beberapa saran yang kami rangkum :
Saran bagi kantor akuntan public

15

Kantor akuntan public diharapkan dapat lebih baik dalam pengangkatan
auditor jika menggunakan auditor junior harus terlebih dahulu diberi pelatihan
yang memadai sehingga ia mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. (2001). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik.
Jilid Satu. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Media Akuntansi, Edisi 13/ Sept/2000
Media Akuntansi, Edisi 22 / Nov – Des / 2001
Media Akuntansi, Edisi 24/ Maret /2002
http://masphatar.blogspot.com/2013/03/auditing-profesi-akuntan-publik.html
http://id.scribd.com/doc/931629/Auditing-dan-profesi-akuntan-publik

16

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA LAYANAN PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

19 247 18

PERBEDAAN SELF CONTROL PADA MAHASISWI YANG MEROKOK DI TERITORI PUBLIK DAN TERITORI PRIBADI

6 89 17

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Transmission of Greek and Arabic Veteri

0 1 22

ABSTRAK PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA AKUNTAN PENDIDIK (DOSEN AKUNTANSI)

14 74 125