pertum buhan tanaman kedelai. doc

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Diantara tanaman pangan semusim, kedelai merupakan tanaman yang
mungkin paling sukar dirumuskan teknologi bakunya. Hal ini disebabkan oleh
beragamnya karakteristik agroekologi untuk bertanam kedelai di Indonesia. Di
samping itu, petani pada agroekologi yang sama di wilayah yang berbeda,
menerapkan cara budidaya yang berbeda-beda. Alokasi periode yang singkat
(antara 80-90 hari) untuk tanaman kedelai dan besarnya pengaruh terlambat tanam
terhadap keberhasilan usaha produksi kedelai, semakin membatasi komponen
budidaya yang dinilai optimal bagi peningkatan produktivitas.
Paling kurang terdapat enam jenis agroekologi utama untuk bertanam kedelai
(Sudaryono et al. 2007), belum termasuk musim tanam antara: awal penghujan,
awal kemarau, dan musim tanam kemarau. Oleh karena itu, teknik budidaya
kedelai modern yang bersifat baku (standard), seperti yang dijelaskan oleh Scott
dan Aldrich (1970) yang berlaku di Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Australia
dan Negara Maju lain, tidak dapat berlaku secara operasional di Indonesia.
Teknologi Budidaya kedelai ala Taiwan dan Cina (Ming-Lii 1990) yang ditujukan
bagi petani skala kecil, ternyata juga tidak dapat bekembang di Indonesia.
Literatur kedelai Internasional, khusus untuk negara tropis antara lain adalah
soybean for the tropics yang disunting oleh Singh et al (1987), dapat dijadikan
acuan budidaya kedelai Indonesia.

Berbagai literatur menyebutkan bahwa produktivitas kedelai di Indonesia
dapat mencapai 2,0-2,5 t/ha. Namun kemungkinan, teknologi yang dijelaskan
tidak dapat dengan mudah diadopsi oleh petani sehingga produktivitas kedelai di
Indonesia masih sekitar 1,0-1,5 t/ha, dengan rata-rata 1,25 t/ha.
Melalui kajiwidya ini diharapkan dapat dipelajarinya teknologi budidaya
kedelai yang sesuai dalam pengembangan tanaman kedelai khususnya di
Kalimatan Selatan.
1

2. Tujuan.
Mengamati pertumbuhan, perkembangan dan hasil tanaman kedelai pada tiga
varietas yang berbeda.
3. Manfaat.
Manfaat kajiwidya yang diperoleh antara lain :
a. Pengkaji

memperoleh materi nyata tentang budidaya tanaman kedelai

berbagai varietas kedelai yang sesuai ditanam di Kalimantan.
b. Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang tersedia Widyaiswara yang


menguasai materi budidaya tanaman kedelai.
4. Biaya
Biaya kegiatan kajiwidya ini bersumber dari DIPA Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Binuang - Kalimantan Selatan Tahun Anggaran 2013.

2

II. METODOLOGI
1. Waktu dan tempat
Kajiwidya dilaksanakan pada bulan Desember 2013 – Maret 2014 dan
bertempat di kebun praktek Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang (BBPP)
Binuang – Kalimantan Selatan.
2. Alat dan bahan yang digunakan
2.1. Alat yang diperlukan yaitu:
a.
b.
c.
d.


Peralatan budidaya dan pasca panen kedelai
Alat ukur panjang/ meteran
Timbangan
Papan nama

2.2. Bahan-bahan yang digunakan yaitu
a. Benih kedelai varietas Anjasmoro, Argomulyo dan kedelai hitam lokal

b.
c.

d.
e.
f.

Banyumas.
Pupuk Urea, SP36 dan KCl.
Pupuk organik (Petroganik)
Insektisida Klensek
Herbisida Round Up

ZPT Amistartop

3. Pelaksanaan budidaya tanaman kedelai.
3.1. Benih
1. Benih murni dan bermutu tinggi merupakan syarat terpenting dalam budidaya
kedelai. Benih harus sehat, bernas, dan daya tumbuh minimal 85%, bersih
dari kotoran. Benih yang digunakan pada kajiwidya ini adalah benih kedelai
varietas Anjasmoro, Argomulyo dan kedelai hitam lokal Banyumas.
2. Kebutuhan benih tergantung ukuran, populasi dan jarak tanam. Untuk benih
ukuran kecil (10-12 g/100 biji) diperlukan 55-60 kg/ha, dan untuk ukuran
sedang (12-15 g/100 biji) dibutuhkan 65-75 kg/ha.
3.2. Penyiapan lahan
a. Pengolahan lahan dilakukan dengan hand traktor sebayak 2 kali.
3

b. Kemudian dibuat bedengan dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 1 m, dan

tinggi bedengan 20 cm serta jarak antar bedeng 50 cm.
c. Setelah bedengan siap, kemudian pupuk organik (petrogenik) ditabur


diatasnya dengan dosis sebanyak 10 sak ukuran 40 kg untuk 21 bedengan.
d. Jumlah keseluruhan bedengan adalah 21 buah.
3.3. Penanaman
Penanaman kedelai dlakukan pada tanggal 9 Desember

2013 dilakukan

dengan cara ditugal setiap lubang 2 benih kedelai dengan jarak tanam 40 cm x
15 cm. Banyaknya bedengan yang ditanami kedelai sebanyak 21 bedengan
dengan perincian sebagai berikut 8 bedengan ditanami kedelai varietas
Anjasmoro, 8 bedengan ditanami kedelai varietas Argomulyo dan 5 bedengan
ditanami kedelai hitam varietas lokal Banyumas. Sehungga luas lahan yang
ditanami kedelai adalah 330 m2.
3.4. Penyulaman.
Tanaman kedelai mulai tumbuh pada hari keempat setelah tanam.
Penyulaman dilakukan pada lubang tanam setelah satu minggu setelah tanam
tidak tumbuh, penyulaman dengan menggunakan benih vareitas kedelai yang
sama pada bedengan tersbut.
3.5. Pemupukan
Pupuk diberikan sebanyak 10 kg urea, 20 kg SP36 dan 20 Kg KCl untuk 21

bedengan. Cara pemberian pupuk dengan cara dicampur rata dan diaplikasikan
pada saat tanaman berumur 14 hari dengan cara dilarik/disebar di samping
barisan tanaman dengan jarak 5-7 cm dari tanaman. Selain itu juga dilakukan
aplikasi ZPT melalui daun yang disemprotkan pada umur 25 dan 45 hari.
3.6. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dua kali. Penyiangan I dengan menggunakan
herbisida pada saat tanaman berumur 20 hari. Penyiangan II dengan mekanis
(tenaga manusia) pada saat tanaman berumur 40-45 hari dilanjutkan dengan
pembumbunan.
4

3.7. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara pengamatan secara
berkala, bila ada gejala hama atau penyakit yang menyerang tanaman kedelai
secara mekanis / manual, tetapi bila hama atau penyakit sudah melebihi ambang
batas baru dilakukan dengan cara kkemis dengan menggunakan pestisida.
3.8. Panen dan pasca panen
1. Panen dilakukan apabila 95% polong pada batang utama telah berwarna
kuning kecoklatan.
2. Panen dapat dimulai pada pukul 09.00 pagi.

3. Panen dengan cara memotong pangkal batang menggunakan sabit bergerigi.
4. Hasil panen segera dijemur selama beberapa hari sampai kering kemudian
dipisahkan bijinya/ dirontok dengan pemukul kayu.
5. Biji dipisahkan dari kotoran/sisa kulit polong dan dijemur kembali hingga
kadar air mencapai 10-12%
Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen
dan hasil tanaman (jumlah polong, bobot 100 biji, bobot per tanaman, hasil per
bedengan) serta hama dan penyakit yang ditemui.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pertumbuhan Tanaman
Pengamatan pertumbuhan

dilakukan

terhadap

warna

hipokotil,


perkembangan tinggi tanaman, umur berbunga, warna bunga, warna bulu dan
bentuk daun, umur panen.
Hipokotil merupakan bagian bawah dari tanaman kedelai yang berdekatan
dengan akar. Warna hipokotil berhubungan erat dengan warna bunga. Apabila
warna hipokotil berwarna ungu, maka warna bunga berwarna ungu, sedangkan
apabila warna hipokotil berwarna hijau, maka warna bunga berwarna putih.
Berdasarkan hasil pengamatan, ketiga varietas (Anjasmoro, Argomulyo, Lokal
Banyumas) mempunyai warna hipokotil ungu.
5

Hipokotil Anjasmoro
Hipokotil Argomulyo
Hipokotil kedelai hitam
Pengamatan terhadap tinggi tanaman dilakukan setiap minggu sampai
dengan panen. Berdasarkan hasil pengamatan, tinggi tanaman dari ketiga
varietas melebihi tinggi tanaman dalam deskripsi tanaman. Tinggi tanaman
varietas anjasmoro adalah 90 cm lebih tinggi dari deskripsi 64 – 68 cm. tinggi
tanaman varietas Argomulyo adalah 73,8 cm lebih tinggi dari deskripsi 40 cm.
sedangkan kedelai hitam varietas lokal Banyumas memiliki tinggi 71,4 cm.

Diduga penambahan tinggi tanaman dan jagurnya pertumbuhan tanaman
kedelai diakibatkan oleh kandungan hara yang berlebihan terutama dari unsur N.
pemberian pupuk organik sebanyak 12 t/ha dan pupuk urea sebanyak 300 kg/ha
menyebabkan pertumbuhan tanaman kedelai menjadi jagur. Dari beberapa
literatur menyebutkan bahwa kebutuhan N untuk kedelai sebanyak 50 kg urea.
Perkembangan tinggi tanaman dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan tanaman kedelai

6

Umur berbunga ketiga varietas sesuai dengan deskripsi. Adapun umur
berbunga dari varietas Anjasmoro yaitu 35 hari (deskripsi 35,7 – 39,4 hari),
varietas Argomulyo 33 hari (deskripsi 35 hari) dan kedelai hitam 40 hari. Warna
bunga ketiga varetas adalah ungu.

Bunga Anjasmoro

Bunga Argomulyo


Bunga Detam

Selain tinggi tanaman, warna bulu dapat digunakan sebagai pembanding
antara varietas satu dengan varietas lainnya. Warna bulu varietas anjasmoro
adalah putih sedangkan warna bulu varietas Argomulyo dan Kedelai Hitam
berwarna coklat. Warna bulu tersebut sesuai dengan deskripsi tanaman.

Bulu Anjasmoro

Bulu Argomulyo

Bulu Detam

Selain warna bulu, bentuk daun juga dapat digunakan sebagai pembeda
antara varietas. Varietas Anjasmoro mempunyai bentuk daun oval, varietas
Argomulyo mempunyai bentuk daun oval sedangkan kedelai hitam mempunyai
bentuk daun lancip.

7


Bentuk daun Anjasmoro

Bentuk daun Argomulyo

Bentuk daun Detam

Umur panen ketiga varietas berbeda-beda. Umur tercepat adalah varietas
Argomulyo yaitu 85 hari disusul oleh varietas Anjasmoro 99 hari dan Kedelai
hitam 105 hari. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan deskripsi tanaman,
terdapat penambahan umur tanaman. Di dalam dekripsi tanaman, varietas
Argomulyo mempunyai umur 80 – 82 hari, jadi terdapat selisih 3 hari. Varietas
Anjasmoro mempunyai umur panen 82-92 hari.
Keterlambatan panen tersebut diduga diakibatkan adanya pemberian unsur
N yang lebih banyak sehingga pertumbuhan vegetatiflebih lama, dan musim
hujan sehingga intensitas cahaya kurang serta

tindakan penyulaman yang

menyebabkan adanya perbedaan antara tanaman yang terdahulu dengan tanaman
sulaman. Selisih antara tanaman utama dengan tanaman sulaman adalah 7 hari,
sehingga diperlukan penambahan waktu panen sekitar 7 hari. Berdasarkan hasil
tersebut, tindakan penyulaman tidak direkomendasikan untuk dilakukan pada
budidaya tanaman kedelai karena akan mengganggu keseragaman umur panen,
sehingga untuk mengatasi tidak tumbuh maka penanaman tiap lubang
menggunakan benih 2 – 3 benih.
2. Hama dan penyakit serta gulma.
Hama dan penyakit serta gulma ditemui pada tanaman kedelai dari
pertumbuhan tanaman sampai panen adalah sebagai berikut :
2.1. Hama yang ditemui pada pertanaman kedelai
a. Belalang
Belalang ini terdapat beberapa spesies, menyerang mulai umur 4 minggu.

8

b. Lalat bibit

c. Ulat penggulung daun (Omiodes indicata F.)

d. Ulat grayak (Spodoptera litura)
9

e. Kepik polong (Liptortus linearis)
Kepik ini mulai muncul saat sudah mulai terbentuk polong

f. Kumbang kedelai (Phaedonia inclusa Stall)
Kumbang kedelai mulai menyerang pada saat tanaman mulai berbunga.

10

g. Golden tortoise betle (Charidotella sexpunctata)

h. Bapak Pucung (Dysdercus sp.) - Red cotton bug

i. Yellow bug
Sebagian besar kerusakan daun disebabkan oleh hama ini.

Predator yang ditemui
a. Lebah hitam

11

b. Laba-laba

c. Lady bug (Harmonia axyridis)

2.2. Penyakit yang ditemui

12

a. SMV (Soybean mozaik virus)

2.3. Gulma yang ditemui
a. Rumput belulang (Eleusine indica)

b. Putri malu (Mimosa pudica)

c. Teki (Cyperus rotundus)

13

d. Kentangan (Borreria alata)

3. Panen tanaman
Panen kedelai varietas Argomulyo yaitu 85 hari, varietas Anjasmoro 99
hari dan Kedelai hitam 105 hari. Pemanenan kedelai dilakukan dengan
menggunakan sabit bergerigi. Selanjutnya brangkasan dijemur selama beberapa
hari sampai kering, brangkasan yang kering tersebut dirontok secara manual. Biji
kedelai hasil perontokan dikeringkan hingga kadar air 9 %.
Kecepatan merontok secara manual adalah 5 jam untuk 8 bedengan
dengan tenaga 2 orang. Jika dihitung secara ekonomi maka hal ini tidak
ekonomis. Mesin perontok dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Selain
biaya operasional yang sedikit, kecepatan merontok juga lebih cepat.
Kendala yang ditemui saat pengeringan adalah pada saat panen musim
hujan. Dengan adanya hujan maka proses pengeringan brangkasan tidak bisa
dilakukan secara cepat. Pengeringan dilakukan apabila hari tidak hujan. Hal
tersebut menyebabkan proses pengeringan menjadi lebih lama.

14

Gambar . Pemanenan menggunakan sabit bergerigi

Gambar . Penjemuran brangkasan

15

Gambar . Proses perontokan biji

Gambar . Kadar air biji kedelai pada kekeringan 9,3 persen
Pengamatan hasil tanaman meliputi jumlah polong, bobot 100 biji, bobot
per tanaman, dan bobot per bedengan. Berdasarkan hasil pengamatan

No
Pengamatan
Anjasmoro
1 Jumlah polong per
99 polong
tanaman
2 Berat 100 biji
15,5 gram
3 Bobot
biji
per
28,8 gram
tanaman
4 Bobot
biji
per
3,38 kg
bedengan ( 8 m2)

Varietas kedelai
Argomulyo Kedelai Hitam
37 polong
100 polong
13,3 gram
11,69 gram

6,73 gram
14,17 gram

2,47 kg

2,275 kg
16

5

Hasil 1 ha

2,82 ton/ha

2,06 ton/ha

1,89 ton/ha

Bobot 100 biji sesuai deskripsi tanaman untuk varietas Anjasmoro 14,8 –
15,3 gr. dan Argomulyo 16 gr. Untuk varietas Anjasmoro sudah sesuai deskripsi,
akan tetapi untuk varietas Argomulyo lebih kecil dari deskripsi.
Berdasarkan hasil tersebut, hasil varietas Anjasmoro jauh melebihi hasil
sesuai deskripsi 2,03 – 2,25 t/ha. Sedangkan vaietas Argomulyo sesuai dengan
deskripsi sebesar 1,5 – 2,0 t/ha.
Selain hasil di atas pembeda tiap varietas juga dapat dilihat dari w arna
polong masak. Warna polong varietas Anjasmoro adalah coklat muda,
warna polong varietas Argomulyo adalah coklat tua dan warna polong
Kedelai hitam yaitu coklat tua.

Polong Anjasmoro

Polong Argomulyo

Polong Detam

Selain terganggunya umur panen, penyulaman juga menyebabkan
perbedaan kematangan biji. Hal ini terjadi pada varietas Argomulyo. Biji yang
dihasilkan ada yang masih berwarna hijau karena belum cukup umur panen.

17

Gambar . Perbedaan kematangan biji pada varietas Argomulyo

IV. KESIMPULAN
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Tinggi tanaman kedelai dari tiga varietas yang ditanam yaitu varietas
anjasmoro, argomulyo, dan kedelai hitam mempunyai tinggi tanaman lebih
tinggi dari pada deskripsinya yaitu anjasmoro tinggi tanaman

90 cm

sedangkan deskripsinya 64 – 68 cm. tinggi tanaman varietas argomulyo
adalah 73,8 cm deskripsinya 40 cm. sedangkan kedelai hitam varietas lokal
Banyumas memiliki tinggi 71,4 cm.
b. Perkembangan pertumbuhan tanaman dari ketiga varietas yaitu varietas
anjasmoro, argomulyo, dan kedelai hitam menunjukkan pertumbuhan
tanaman yang meningkat terus, tetapi setelah minggu ke 8 (delapan)
pertumbuhan tanaman relatif stabil.
18

c. Umur panen dari ketiga varietas mempunyai umur panen yang berbeda yaitu
varietas Argomulyo umur panen 85 hari, varietas Anjasmoro 99 hari dan
Kedelai hitam 105 hari.
d. Produksi ketiga varietas kedelai adalah

varietas Anjasmoro 2,82 ton/ha,

argomulyo 2,06 ton ha, kedelai hitam 1,80 ton/ha.

V. PENUTUP
Kajiwidya budidaya tanaman kedelai dengan menggunakan 3 (tiga) varietas
kedelai yaitu varietas anjasmoro, argomulyo, dan varietas kedelai hitam Banyumas
yang dilaksanakan di lahan Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang merupakan
salah satu upaya dalam rangka meningkatkan profesionalisme widyaiswara Balai
Besar Pelatihan Pertanian Binuang dan sebagai sarana paktek bagi peserta Diklat.
Sebagai bahan pertanggung jawaban dari pelaksanaan kegiatan maka telah
disusun laporan kegiatan Kajiwidya budidaya tanaman kedelai dari persiapan sampai
berakhirnya kegiatan kajiwidya.
Kami menyadari laporan ini belumlah sempurna maka saran dan kritik dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan laporan dimasa yang akan
datang.
Binuang,

Mei 2014

Yang membuat,

19

1. Ir. Sukadi, MP.
NIP. 19610324 199103 1 002

2. Ramadhani Kurnia Adhi, SP., MS.
NIP. 19820711 200501 1 002

LAMPIRAN I. BIAYA KAJIWIDYA BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
Rincian biaya
No
1

2

Komponen biaya
Bahan
1. Benih kedelai
2. Pupuk organik
3. Pupuk Urea
4. Pupuk SP36
5. Pupuk KCl
6. Herbisida
7. Pestisida 100 ml
8. ZPT Amistartop
Jumlah
Alat
1. Sprayer
2. Koret
3. Sabit
4. Meteran
5. Timbangan digital
200 gr
6. Timbangan 50 kg
7. Terpal
8. Karung 10 buah

Satuan

Biaya (Rp)

Total (Rp)

5 kg
10 zak
10 kg
20 kg
20 kg
2 liter
100 ml
100 ml

10.000
50 kg
4.500
5.000
5.000
75.000
100.000
100.000

50.000
500.000
45.000
100.000
100.000
150.000
100.000
100.000
1.145.000

1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah

350.000
50.000
75.000
400.000
300.000

350.000
100.000
150.000
40.000
300.000

1 buah
2 buah
10 buah

100.000
100.000
5.000

100.000
200.000
50.000
20

9. Papan nama
4

Biaya Operasional
Pembuatan bedengan
Total

1 buah

20 bedengan

200.000

200.000
1.490.000

30.000

600.000
3.235.000

21