LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWA
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
FI SI OLOGI H EWAN
(PENENTUAN TEKANAN DARAH, DENYUT NADI, DAN GOLONGAN DARAH)
Disusun oleh:
NAMA
:
LASINRANG ADITIA
NIM
:
60300112034
KELAS
:
BIOLOGI A
KELOMPOK
:
IV (Empat)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014
@Copyright Lasinrang Aditia
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Penentuan
Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah” yang disusun oleh:
Nama
: Lasinrang Aditia
Nim
: 60300112034
Kelas
: Biologi A
Kelmpok
: IV (empat)
Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa, April 2014
Kordinator Asisten
Asisten
(Ka’bah S.Si)
(Ika Dian Rostika)
60300111021
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Aisyah Sijid S.Pd, M.Kes)
@Copyright Lasinrang Aditia
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut ini:
1. Untuk mengetahui penentuan tekanan darah sebelum dan sesudah beraktivitas.
2. Untuk mengetahui jumlah denyut nadi sebelum dan sesudah beraktivitas.
3. Untuk mengetahui cara penentuan golongan darah.
B. Dasar Teori
Tekanan darah adalah gaya yang darah berikan terhadap dinding pembuluh
darah. Selama sistol, gaya pada dinding pembuluh darah yang terbesar; sewaktu
diastole, jatuh ke titik terendah. Pengukuran tekanan darah adalah rasio dari kedua
tekanan. Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama adalah
curah jantung. Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran
darah meningkat. Faktor kedua yang mempengaruhi tekanan darah resistensi
perifer, atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh
(arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel
darah dan jumlah plasma darah. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu
akibat curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi (Guyton,
2006).
Menurut Ganong (2002), faktor yang mempengaruhi denyut nadi :
1. Posisi: lebih cepat jika berdiri dibanding tiduran.
2. Umur: anak lebih cepat dari pada dewasa.
3. Jenis kelamin: pria lebih cepat dari pada wanita.
4. Emosi: mosi kuat akan meningkatkan pulse.
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan
oksigenselama pertumbuhan. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia
dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada
berbagai usia, dengan usia antara bayi sampaidengan usia dewasa. Denyut nadi
paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring
dengan pertambahan usia (Haerul, 2011).
@Copyright Lasinrang Aditia
Darah manusia dapat digolongkan berdasarkan atas ada tidaknya antigen
yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah merah (eritrosit). Antigen
yang dimaksud dinamakan aglutinogen. Antigen sel darah merah merupakan suatu
bagian berupa glikoprotein atau glikolipid yang bersifat genetis. Antigen yang
telah dikenali pada sel darah merah yaitu antigen A dan antigen B. Di dalam
plasma darah terdapat antibodi yang disebut aglutinin. Aglutinin merupakan
antibodi yang bereaksi dengan antigen dan terdapat pada permukaan sel darah
merah. Sesuai jenis aglutinogen, ada dua jenis aglutinin yaitu aglutinin α (anti-A)
dan aglutinin β (anti-B). Jika kedua aglutinin ini bereaksi dengan antigen, sel
darah merah akan menggumpal satu sama lain/mengalami (lisis) (Pearce, 2008).
Dalam hal ini, apabila sel darah merah seseorang mengandung aglutinogen
A dan serum darahnya membuat aglutinin B, maka orang tersebut mempunyai
golongan darah A. Sebaliknya, apabila sel darah merah seseorang mengandung
aglutinogen B dan serum darahnya membuat aglutinin A, maka orang tersebut
dikategorikan golongan darah B. Kemudian, apabila sel darah merah seseorang
mengandung aglutinogen A dan B, sementara serum darah tidak dapat membuat
aglutinin A maupun B, maka orang tersebut mempunyai golongan darah AB.
Sebaliknya, bila sel darah merah seseorang tidak meng andung aglutinogen A dan
B, sementara serum darahnya dapat membuat aglutinin A dan B, maka orang
tersebut mempunyai golongan darah O (Wulan, 2013).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Hari/tanggal
: Senin/12 Mei 2014
Waktu
: 08.00-10.00 WITA
Tempat
: Laboraturium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
@Copyright Lasinrang Aditia
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu blood lancet,
kaca preparat, sphygmomanometer, stopwactch dan stetoskop.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kapas
beralkohol, darah, serum anti-A dan B.
E. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu:
1. Tekanan darah
a) Memasang manset sphygmomanometer dibagian lengan objek kemudian
memompa
sambil
mengamati
angka
yang
ditunjukkan
pada
sphygmomanometer.
b) Mencatat hasil pengamatan.
c) Melakukan aktivitas (berlari-lari selama beberapa menit) hingga merasa
kelelahan kemudian mengulangi prosedur diatas.
2. Denyut nadi radalis
a) Menyiapkan stopwatch untuk menghitung denyut nadi radalis.
b) Meraba pergelangan tangan untuk mendeteksi bagian yang menimbulkan
denyut nadi radalis.
c) Menghitung jumlah denyut nadi radalis selama 1 menit dan mencatat
hasilnya.
d) Melakukan aktivitas (berlari-lari selama beberapa menit) hingga merasa
kelelahan lelu mengulangi prosedur diatas.
3. Golongan darah
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Mengusap terlebih dahulu jari objek dengan menggunakan kapas beralkohol
dan menusuk jari objek dengan menggunakan blood lancet.
@Copyright Lasinrang Aditia
c) Meletakkan sampel darah pada kaca preparat dan membagi menjadi 2
bagian.
d) Meneteskan serum anti A dan B pada masing-masing bagian sampel darah.
e) Memperhatikan aglutinasi yang terjadi.
f) Mencatat hasil pengamatan.
g) Mengulang prosedur kerja di atas secara bergiliran.
F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Tekanan darah
Tekanan darah (mmHg)
Nama
No.
Normal
(Sebelum beraktivitas)
Setelah beraktivitas
1.
Mukarramah
110/60
110/90
2.
Lasinrang Aditia
130/90
120/90
3.
Silvana
110/70
120/60
4.
Atirah Mulia
110/70
110/70
5.
Rizki Awaliah Zaputri
110/80
120/70
6.
Nur Azizah Pratiwi
110/70
120/50
2. Denyut nadi
Denyuit Nadi/Menit
No.
Nama
Normal
Setelah
(Sebelum beraktivitas)
Beraktivitas
1.
Mukarramah
70
61
2.
Lasinrang Aditia
85
108
3.
Silvana
75
115
4.
Atirah Mulia
115
165
5.
Rizki Awaliah Zaputri
80
120
6.
Nur Azizah Pratiwi
125
130
@Copyright Lasinrang Aditia
3. Golongan darah
Nama
No.
Keterangan
Golongan
Darah
Aglutinogen
(Antigen)
Aglutinin
(Antibodi)
1.
Mukarramah
O
-
a dan b
2.
Lasinrang Aditia
O
-
a dan b
3.
Silvana
O
-
a dan b
4.
Atirah Mulia
A
A
b
5.
Rizki Awaliah Zaputri
A
A
b
6.
Nur Azizah Pratiwi
O
-
a dan b
G. Pembahasan
1. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu
cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh
terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung.
Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni
tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang
menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat
jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau
sistole. Tekanan darah merupakan tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh.
Ukuran untuk tekanan darah normal dalah 120/80 mmHg. Penentuan tekanan
darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer. Pengamatan yang
dilakukan untuk tekanan darah adalah dengan dua cara yaitu dalam keadaan
normal (sebelum beraktivitas) dan setelah beraktivitas.
Pada pengamatan ini, hasil yang didapatkan sebelum beraktivitas adalah
Mukarramah yaitu 110/60 mmHg, Lasinrang Aditia yaitu 130/90 mmHg,
Silvana yaitu 110/70 mmHg, Atirah Mulia yaitu 110/70 mmHg, Rizky Awalia
@Copyright Lasinrang Aditia
Zaputri yaitu 110/80 mmHg, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 110/70 mmHg.
Pada pengamatan ini dapat dilihat bahwa rendahnya tekanan darah disebabkan
oleh denyut jantung yang lambat dapat mengurangi darah yang di pompa oleh
jantung. Angka detak jantung untuk seorang dewasa sehat adalah 600 sampai
100 detak per menit. Hal ini berkaitan dengan heart rate, yaitu berapa kali
denyut jantung dalam setiap menitnya. Semakin tinggi heart rate maka semakin
tinggi tekanan darahnya.
Adapun hasil yang didapatkan setelah melakukan aktivitas yang dalam
hal ini dengan berlari-lari sebanyak 3 kali putaran adalah Mukarramah yaitu
110/90 mmHg, Lasinrang Aditia yaitu 120/90 mmHg, Silvana yaitu 120/60
mmHg, Atirah Mulia yaitu 110/70 mmHg, Rizky Awalia Zaputri yaitu 120/70
mmHg, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 120/50 mmHg. Pada pengamatan ini
dapat dilihat bahwa tekanan darah menjadi lebih tinggi setelah beraktivitas
disebabkan karena kurangnya oksigen dalam tubuh setelah beraktivitas
sehingga jantung memompa lebih kuat untuk mengalirkan darah kebagian
anggota tubuh yang membutuhkan yang menyebabkan tekanan darah menjadi
meningkat. Sedangkan pada Lasinrang aditia menjadi lebih rendah dibanding
sebelum beraktivitas disebabkan oleh melemahnya otot jantung yang berakibat
darah yang dipompa jantung lebih sedikit, sehingga tekanan daran menurun
dan adanya beku darah dari pembuluh vena, dimana bekuan darah ini dapat
menghalangi aliran darah kedalam bilik kiri dari paru-paru, dan akibatnya akan
mengurangi darah di jantung untuk di pompa. Sementara pada Atirah Mulia
tekanan darahnya tetap sama pada saat sebelum dan sesudah beraktivitas
mungkin karena tekanan darahnya sudah kembali normal disebabkan lamanya
mendapatkan giliran tensi tekanan darah.
2. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah
arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Percobaan ini dilakukan dengan
menghitung denyut jantung/nadi radalis pada pergelangan tangan selama 1
@Copyright Lasinrang Aditia
menit. Seperti halnya dengan tekanan darah, pengamatan denyut jantung/nadi
radalis juga dilakukan sebelum (normal) dan setelah melakukan aktivitas.
Denyut nadi seorang dewasa 60-100 kali/menit.
Pada pengamatan ini, hasil yang didapatkan sebelum melakukan
aktivitas adalah Mukarramah yaitu 70/menit, Lasinrang Aditia yaitu 85/menit,
Silvana yaitu 75/menit, Atirah Mulia yaitu 115/menit, Rizky Awalia Zaputri
yaitu 80/menit, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 125/menit. Faktor-faktor yang
mempengaruhi denyut nadi yaitu usia, jenis kelamin, aktivitas, status
kesehatan, obat-obatan dan kondisi emosional. Seperti pada Atirah Mulia dan
Nur Azizah Pratiwi yang denyut nadinya per menit di atas ambang normal
karena pada Nur Azizah Pratiwi sebelumnya ketakutan untuk di tes darah
sehingga mempengaruhi denyut nadinya sedangkan pada Atirah Mulia
dipengaruhi oleh faktor kesehatannya.
Adapun setelah melakukan aktivitas dengan berlari-lari sebanyak 3 kali
putaran adalah Mukarramah yaitu 61/menit, Lasinrang Aditia yaitu 108/menit,
Silvana yaitu 115/menit, Atirah Mulia yaitu 165/menit, Rizky Awalia Zaputri
yaitu 120/menit, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 130/menit. Dari hasil
pengamatan, kecepatan denyut nadi pada saat istirahat berbeda dengan
kecepatan denyut nadi setelah beraktivitas. Hal ini disebabkan karena pada saat
beraktivitas terjadi peningkatan metabolisme sel-sel otot, sehingga aliran darah
meningkat untuk memindahkan zat-zat makanan dari darah yang dibutuhkan
jaringan otot sehingga curah jantung akan meningkat untuk menyuplai
kebutuhan zat makanan melalui peningkatan aliran darah. Peningkatan curah
jantung akan meningkatkan frekuensi denyut jantung yang akan meningkatkan
denyut nadi.
Sistem saraf yang bekerja disini adalah sama dengan tekanan darah
yaitu sistem saraf simpatik yang berfungsi mempercepat denyut jantung. Untuk
terjadinya peningkatan denyut nadi disebabkan selama aktivitas yang dilakukan
sehingga terjadi perubahan denyut nadi sebagai respon untuk mengangkat O2
@Copyright Lasinrang Aditia
ke otot yang sedang beraktivitas. Dalam hal ini, jantung mempunyai tugas
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh yang mengangkut O2 yang
dibutuhkan oleh otot yang beraktivitas. Hal ini dilakukan dengan pengaturan
lokal aliran darah terhadap kebutuhan jaringan. Semakin besar metabolism
dalam suatu organ, maka semakin besar pula aliran darahnya. Hal ini akan
dikompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan memperbesar
banyaknya aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh.
3. Golongan Darah
Darah manusia dapat dikelompokkan (digolongkan) berdasarkan atas
ada tidaknya antigen yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah
merah (eritrosit). Penentuan golongan darah dilakukan dengan menggunakan
blood lancet. Kemudian mengambil sampel darah dan meletakkan pada
masing-masing kaca preparat. Kemudian menetesi dengan anti serum A dan B,
dan melihat penggumpalan yang terjadi. Dimana ketika terjadi penggumpalan
pada darah yang ditetesi anti serum A, maka orang itu akan bergolongan darah
A. Ketika terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi anti serum B, maka
orang itu akan bergolongan darah B. Ketika terjadi penggumpalan pada darah
yang ditetesi anti serum A dan B, maka orang itu bergolongan darah AB. Dan
ketika tidak terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi anti serum A dan B,
maka orang itu akan bergolongan darah O.
Pada pengamatan ini, setelah sampel darah diambil dari Mukarramah,
Lasinrang Aditia, Silvana, Atirah Mulia, Rizky Awalia Zaputri, dan Nur
Azizah Pratiwi, kemudian masing-masing sampel darah ditetesi anti serum A
yang berwarna biru dan anti serum B berwarna kuning. Hasil yang didaptkan
adalah untuk seseorang yang bergolongan darah A adalah Rizky Awaliah
Zaputri dan Atira Mulia. Dimana orang yang bergolongan darah A memiliki sel
darah merah dengan antigen A pada permukaan membrane selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B yang terdapat dalam serum
darahnya. Orang yang bergolongan darah A negatif hanya dapat menerima
@Copyright Lasinrang Aditia
darah dari orang yang bergolongan darah A-negatif atau O-negatif. Untuk
seseorang yang bergolongan darah O adalah Lasinrang Aditia, Mukarramah,
Silvana, dan Nur Azizah Pratiwi. Orang yang bergolongan darah O memiliki
sel darah tanpa antigen A dan B, tetapi menghasilkan antibodi terhadap antigen
A dan B. Oleh karena itu, orang yang bergolongan darah O dapat mendonorkan
darahnya kepada orang yang bergolongan A, B, AB, dan O dan hanya dapat
menerima darah dari orang yang bergolongan darah O.
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut ini:
1. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang seseorang lakukan.
Tekanan darah akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas, dan lebih
rendah ketika beristirahat. Pada hasil pengamatan tekanan darah sebelum
beraktivitas dalam satuan (mmHg) yaitu Mukarramah yaitu 110/60, Lasinrang
Aditia yaitu 130/90, Silvana yaitu 110/70, Atirah Mulia yaitu 110/70, Rizky
Awalia Zaputri yaitu 110/80, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 110/70. Sedangkan
setelah beraktivitas yaitu Mukarramah yaitu 110/90, Lasinrang Aditia yaitu
120/90, Silvana yaitu 120/60, Atirah Mulia yaitu 110/70, Rizky Awalia Zaputri
yaitu 120/70, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 120/50.
2. Ketika seseorang sedang melakukan aktivitas yang memerlukan tenaga lebih
maka denyut nadinya akan cepat dan sebaliknya jika seseorang sedang
melakukan aktivitas yang tidak memerlukan tenaga lebih maka denyut nadinya
akan rendah. Berdasarkan hasil pengamatan yang memliki denyut nadi yang
normal yaitu Mukarramah, Lasinrang Aditia, Silvana, dan Rizky Awalia.
3. Pada sampel darah yang ditambahkan zat anti-serum A dan menggumpal,
berarti golongan darah A. Pada sampel darah yang ditambahkan zat anti serumB dan menggumpal maka golongan darah B. Pada sampel darah yang
ditambahkan zat anti serum-A dan serum B menggumpal, berarti golongan
darah AB. Pada sampel darah yang ditambahkan zat anti serum-A dan serum B
tidak menggumpal, berarti golongan darah O. Pada tabel pengamatan
@Copyright Lasinrang Aditia
Lasinrang Aditia, Mukarramah, Silvana, dan Nur Azizah Pratiwi memiliki
golongan darah O. Rizky Awaliah dan Atira Mulia memiliki golongan darah A
dan Tidak ada yang memiliki golongan darah B dan AB pada percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2002.
Guyton, Arthur. Text Book of Medical Physiology. Cina: Elsevier Saunders, 2006.
Haerul. 2011. Blog Haerul. Laporan Fisiologi Tekanan Darah. http://haerulrachmat.
blogspot.com/2011/05/laporan-fisiologi-tekanan-darah.html (13 Mei 2014).
Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia,
2008.
Wulan. 2013. Blog Wulan. Laporan Praktikum Biologi Kecepatan.http://wulan
tsukiyomi.blogspot.com.2013/01/laporan-pratikum-biologi-kecepatan.html
(13 Mei 2014).
@Copyright Lasinrang Aditia
FI SI OLOGI H EWAN
(PENENTUAN TEKANAN DARAH, DENYUT NADI, DAN GOLONGAN DARAH)
Disusun oleh:
NAMA
:
LASINRANG ADITIA
NIM
:
60300112034
KELAS
:
BIOLOGI A
KELOMPOK
:
IV (Empat)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014
@Copyright Lasinrang Aditia
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Penentuan
Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah” yang disusun oleh:
Nama
: Lasinrang Aditia
Nim
: 60300112034
Kelas
: Biologi A
Kelmpok
: IV (empat)
Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa, April 2014
Kordinator Asisten
Asisten
(Ka’bah S.Si)
(Ika Dian Rostika)
60300111021
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Aisyah Sijid S.Pd, M.Kes)
@Copyright Lasinrang Aditia
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut ini:
1. Untuk mengetahui penentuan tekanan darah sebelum dan sesudah beraktivitas.
2. Untuk mengetahui jumlah denyut nadi sebelum dan sesudah beraktivitas.
3. Untuk mengetahui cara penentuan golongan darah.
B. Dasar Teori
Tekanan darah adalah gaya yang darah berikan terhadap dinding pembuluh
darah. Selama sistol, gaya pada dinding pembuluh darah yang terbesar; sewaktu
diastole, jatuh ke titik terendah. Pengukuran tekanan darah adalah rasio dari kedua
tekanan. Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama adalah
curah jantung. Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran
darah meningkat. Faktor kedua yang mempengaruhi tekanan darah resistensi
perifer, atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh
(arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel
darah dan jumlah plasma darah. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu
akibat curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi (Guyton,
2006).
Menurut Ganong (2002), faktor yang mempengaruhi denyut nadi :
1. Posisi: lebih cepat jika berdiri dibanding tiduran.
2. Umur: anak lebih cepat dari pada dewasa.
3. Jenis kelamin: pria lebih cepat dari pada wanita.
4. Emosi: mosi kuat akan meningkatkan pulse.
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan
oksigenselama pertumbuhan. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia
dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada
berbagai usia, dengan usia antara bayi sampaidengan usia dewasa. Denyut nadi
paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring
dengan pertambahan usia (Haerul, 2011).
@Copyright Lasinrang Aditia
Darah manusia dapat digolongkan berdasarkan atas ada tidaknya antigen
yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah merah (eritrosit). Antigen
yang dimaksud dinamakan aglutinogen. Antigen sel darah merah merupakan suatu
bagian berupa glikoprotein atau glikolipid yang bersifat genetis. Antigen yang
telah dikenali pada sel darah merah yaitu antigen A dan antigen B. Di dalam
plasma darah terdapat antibodi yang disebut aglutinin. Aglutinin merupakan
antibodi yang bereaksi dengan antigen dan terdapat pada permukaan sel darah
merah. Sesuai jenis aglutinogen, ada dua jenis aglutinin yaitu aglutinin α (anti-A)
dan aglutinin β (anti-B). Jika kedua aglutinin ini bereaksi dengan antigen, sel
darah merah akan menggumpal satu sama lain/mengalami (lisis) (Pearce, 2008).
Dalam hal ini, apabila sel darah merah seseorang mengandung aglutinogen
A dan serum darahnya membuat aglutinin B, maka orang tersebut mempunyai
golongan darah A. Sebaliknya, apabila sel darah merah seseorang mengandung
aglutinogen B dan serum darahnya membuat aglutinin A, maka orang tersebut
dikategorikan golongan darah B. Kemudian, apabila sel darah merah seseorang
mengandung aglutinogen A dan B, sementara serum darah tidak dapat membuat
aglutinin A maupun B, maka orang tersebut mempunyai golongan darah AB.
Sebaliknya, bila sel darah merah seseorang tidak meng andung aglutinogen A dan
B, sementara serum darahnya dapat membuat aglutinin A dan B, maka orang
tersebut mempunyai golongan darah O (Wulan, 2013).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Hari/tanggal
: Senin/12 Mei 2014
Waktu
: 08.00-10.00 WITA
Tempat
: Laboraturium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
@Copyright Lasinrang Aditia
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu blood lancet,
kaca preparat, sphygmomanometer, stopwactch dan stetoskop.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kapas
beralkohol, darah, serum anti-A dan B.
E. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu:
1. Tekanan darah
a) Memasang manset sphygmomanometer dibagian lengan objek kemudian
memompa
sambil
mengamati
angka
yang
ditunjukkan
pada
sphygmomanometer.
b) Mencatat hasil pengamatan.
c) Melakukan aktivitas (berlari-lari selama beberapa menit) hingga merasa
kelelahan kemudian mengulangi prosedur diatas.
2. Denyut nadi radalis
a) Menyiapkan stopwatch untuk menghitung denyut nadi radalis.
b) Meraba pergelangan tangan untuk mendeteksi bagian yang menimbulkan
denyut nadi radalis.
c) Menghitung jumlah denyut nadi radalis selama 1 menit dan mencatat
hasilnya.
d) Melakukan aktivitas (berlari-lari selama beberapa menit) hingga merasa
kelelahan lelu mengulangi prosedur diatas.
3. Golongan darah
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Mengusap terlebih dahulu jari objek dengan menggunakan kapas beralkohol
dan menusuk jari objek dengan menggunakan blood lancet.
@Copyright Lasinrang Aditia
c) Meletakkan sampel darah pada kaca preparat dan membagi menjadi 2
bagian.
d) Meneteskan serum anti A dan B pada masing-masing bagian sampel darah.
e) Memperhatikan aglutinasi yang terjadi.
f) Mencatat hasil pengamatan.
g) Mengulang prosedur kerja di atas secara bergiliran.
F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Tekanan darah
Tekanan darah (mmHg)
Nama
No.
Normal
(Sebelum beraktivitas)
Setelah beraktivitas
1.
Mukarramah
110/60
110/90
2.
Lasinrang Aditia
130/90
120/90
3.
Silvana
110/70
120/60
4.
Atirah Mulia
110/70
110/70
5.
Rizki Awaliah Zaputri
110/80
120/70
6.
Nur Azizah Pratiwi
110/70
120/50
2. Denyut nadi
Denyuit Nadi/Menit
No.
Nama
Normal
Setelah
(Sebelum beraktivitas)
Beraktivitas
1.
Mukarramah
70
61
2.
Lasinrang Aditia
85
108
3.
Silvana
75
115
4.
Atirah Mulia
115
165
5.
Rizki Awaliah Zaputri
80
120
6.
Nur Azizah Pratiwi
125
130
@Copyright Lasinrang Aditia
3. Golongan darah
Nama
No.
Keterangan
Golongan
Darah
Aglutinogen
(Antigen)
Aglutinin
(Antibodi)
1.
Mukarramah
O
-
a dan b
2.
Lasinrang Aditia
O
-
a dan b
3.
Silvana
O
-
a dan b
4.
Atirah Mulia
A
A
b
5.
Rizki Awaliah Zaputri
A
A
b
6.
Nur Azizah Pratiwi
O
-
a dan b
G. Pembahasan
1. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu
cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh
terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung.
Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni
tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang
menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat
jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau
sistole. Tekanan darah merupakan tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh.
Ukuran untuk tekanan darah normal dalah 120/80 mmHg. Penentuan tekanan
darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer. Pengamatan yang
dilakukan untuk tekanan darah adalah dengan dua cara yaitu dalam keadaan
normal (sebelum beraktivitas) dan setelah beraktivitas.
Pada pengamatan ini, hasil yang didapatkan sebelum beraktivitas adalah
Mukarramah yaitu 110/60 mmHg, Lasinrang Aditia yaitu 130/90 mmHg,
Silvana yaitu 110/70 mmHg, Atirah Mulia yaitu 110/70 mmHg, Rizky Awalia
@Copyright Lasinrang Aditia
Zaputri yaitu 110/80 mmHg, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 110/70 mmHg.
Pada pengamatan ini dapat dilihat bahwa rendahnya tekanan darah disebabkan
oleh denyut jantung yang lambat dapat mengurangi darah yang di pompa oleh
jantung. Angka detak jantung untuk seorang dewasa sehat adalah 600 sampai
100 detak per menit. Hal ini berkaitan dengan heart rate, yaitu berapa kali
denyut jantung dalam setiap menitnya. Semakin tinggi heart rate maka semakin
tinggi tekanan darahnya.
Adapun hasil yang didapatkan setelah melakukan aktivitas yang dalam
hal ini dengan berlari-lari sebanyak 3 kali putaran adalah Mukarramah yaitu
110/90 mmHg, Lasinrang Aditia yaitu 120/90 mmHg, Silvana yaitu 120/60
mmHg, Atirah Mulia yaitu 110/70 mmHg, Rizky Awalia Zaputri yaitu 120/70
mmHg, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 120/50 mmHg. Pada pengamatan ini
dapat dilihat bahwa tekanan darah menjadi lebih tinggi setelah beraktivitas
disebabkan karena kurangnya oksigen dalam tubuh setelah beraktivitas
sehingga jantung memompa lebih kuat untuk mengalirkan darah kebagian
anggota tubuh yang membutuhkan yang menyebabkan tekanan darah menjadi
meningkat. Sedangkan pada Lasinrang aditia menjadi lebih rendah dibanding
sebelum beraktivitas disebabkan oleh melemahnya otot jantung yang berakibat
darah yang dipompa jantung lebih sedikit, sehingga tekanan daran menurun
dan adanya beku darah dari pembuluh vena, dimana bekuan darah ini dapat
menghalangi aliran darah kedalam bilik kiri dari paru-paru, dan akibatnya akan
mengurangi darah di jantung untuk di pompa. Sementara pada Atirah Mulia
tekanan darahnya tetap sama pada saat sebelum dan sesudah beraktivitas
mungkin karena tekanan darahnya sudah kembali normal disebabkan lamanya
mendapatkan giliran tensi tekanan darah.
2. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah
arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Percobaan ini dilakukan dengan
menghitung denyut jantung/nadi radalis pada pergelangan tangan selama 1
@Copyright Lasinrang Aditia
menit. Seperti halnya dengan tekanan darah, pengamatan denyut jantung/nadi
radalis juga dilakukan sebelum (normal) dan setelah melakukan aktivitas.
Denyut nadi seorang dewasa 60-100 kali/menit.
Pada pengamatan ini, hasil yang didapatkan sebelum melakukan
aktivitas adalah Mukarramah yaitu 70/menit, Lasinrang Aditia yaitu 85/menit,
Silvana yaitu 75/menit, Atirah Mulia yaitu 115/menit, Rizky Awalia Zaputri
yaitu 80/menit, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 125/menit. Faktor-faktor yang
mempengaruhi denyut nadi yaitu usia, jenis kelamin, aktivitas, status
kesehatan, obat-obatan dan kondisi emosional. Seperti pada Atirah Mulia dan
Nur Azizah Pratiwi yang denyut nadinya per menit di atas ambang normal
karena pada Nur Azizah Pratiwi sebelumnya ketakutan untuk di tes darah
sehingga mempengaruhi denyut nadinya sedangkan pada Atirah Mulia
dipengaruhi oleh faktor kesehatannya.
Adapun setelah melakukan aktivitas dengan berlari-lari sebanyak 3 kali
putaran adalah Mukarramah yaitu 61/menit, Lasinrang Aditia yaitu 108/menit,
Silvana yaitu 115/menit, Atirah Mulia yaitu 165/menit, Rizky Awalia Zaputri
yaitu 120/menit, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 130/menit. Dari hasil
pengamatan, kecepatan denyut nadi pada saat istirahat berbeda dengan
kecepatan denyut nadi setelah beraktivitas. Hal ini disebabkan karena pada saat
beraktivitas terjadi peningkatan metabolisme sel-sel otot, sehingga aliran darah
meningkat untuk memindahkan zat-zat makanan dari darah yang dibutuhkan
jaringan otot sehingga curah jantung akan meningkat untuk menyuplai
kebutuhan zat makanan melalui peningkatan aliran darah. Peningkatan curah
jantung akan meningkatkan frekuensi denyut jantung yang akan meningkatkan
denyut nadi.
Sistem saraf yang bekerja disini adalah sama dengan tekanan darah
yaitu sistem saraf simpatik yang berfungsi mempercepat denyut jantung. Untuk
terjadinya peningkatan denyut nadi disebabkan selama aktivitas yang dilakukan
sehingga terjadi perubahan denyut nadi sebagai respon untuk mengangkat O2
@Copyright Lasinrang Aditia
ke otot yang sedang beraktivitas. Dalam hal ini, jantung mempunyai tugas
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh yang mengangkut O2 yang
dibutuhkan oleh otot yang beraktivitas. Hal ini dilakukan dengan pengaturan
lokal aliran darah terhadap kebutuhan jaringan. Semakin besar metabolism
dalam suatu organ, maka semakin besar pula aliran darahnya. Hal ini akan
dikompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan memperbesar
banyaknya aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh.
3. Golongan Darah
Darah manusia dapat dikelompokkan (digolongkan) berdasarkan atas
ada tidaknya antigen yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah
merah (eritrosit). Penentuan golongan darah dilakukan dengan menggunakan
blood lancet. Kemudian mengambil sampel darah dan meletakkan pada
masing-masing kaca preparat. Kemudian menetesi dengan anti serum A dan B,
dan melihat penggumpalan yang terjadi. Dimana ketika terjadi penggumpalan
pada darah yang ditetesi anti serum A, maka orang itu akan bergolongan darah
A. Ketika terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi anti serum B, maka
orang itu akan bergolongan darah B. Ketika terjadi penggumpalan pada darah
yang ditetesi anti serum A dan B, maka orang itu bergolongan darah AB. Dan
ketika tidak terjadi penggumpalan pada darah yang ditetesi anti serum A dan B,
maka orang itu akan bergolongan darah O.
Pada pengamatan ini, setelah sampel darah diambil dari Mukarramah,
Lasinrang Aditia, Silvana, Atirah Mulia, Rizky Awalia Zaputri, dan Nur
Azizah Pratiwi, kemudian masing-masing sampel darah ditetesi anti serum A
yang berwarna biru dan anti serum B berwarna kuning. Hasil yang didaptkan
adalah untuk seseorang yang bergolongan darah A adalah Rizky Awaliah
Zaputri dan Atira Mulia. Dimana orang yang bergolongan darah A memiliki sel
darah merah dengan antigen A pada permukaan membrane selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B yang terdapat dalam serum
darahnya. Orang yang bergolongan darah A negatif hanya dapat menerima
@Copyright Lasinrang Aditia
darah dari orang yang bergolongan darah A-negatif atau O-negatif. Untuk
seseorang yang bergolongan darah O adalah Lasinrang Aditia, Mukarramah,
Silvana, dan Nur Azizah Pratiwi. Orang yang bergolongan darah O memiliki
sel darah tanpa antigen A dan B, tetapi menghasilkan antibodi terhadap antigen
A dan B. Oleh karena itu, orang yang bergolongan darah O dapat mendonorkan
darahnya kepada orang yang bergolongan A, B, AB, dan O dan hanya dapat
menerima darah dari orang yang bergolongan darah O.
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut ini:
1. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang seseorang lakukan.
Tekanan darah akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas, dan lebih
rendah ketika beristirahat. Pada hasil pengamatan tekanan darah sebelum
beraktivitas dalam satuan (mmHg) yaitu Mukarramah yaitu 110/60, Lasinrang
Aditia yaitu 130/90, Silvana yaitu 110/70, Atirah Mulia yaitu 110/70, Rizky
Awalia Zaputri yaitu 110/80, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 110/70. Sedangkan
setelah beraktivitas yaitu Mukarramah yaitu 110/90, Lasinrang Aditia yaitu
120/90, Silvana yaitu 120/60, Atirah Mulia yaitu 110/70, Rizky Awalia Zaputri
yaitu 120/70, dan Nur Azizah Pratiwi yaitu 120/50.
2. Ketika seseorang sedang melakukan aktivitas yang memerlukan tenaga lebih
maka denyut nadinya akan cepat dan sebaliknya jika seseorang sedang
melakukan aktivitas yang tidak memerlukan tenaga lebih maka denyut nadinya
akan rendah. Berdasarkan hasil pengamatan yang memliki denyut nadi yang
normal yaitu Mukarramah, Lasinrang Aditia, Silvana, dan Rizky Awalia.
3. Pada sampel darah yang ditambahkan zat anti-serum A dan menggumpal,
berarti golongan darah A. Pada sampel darah yang ditambahkan zat anti serumB dan menggumpal maka golongan darah B. Pada sampel darah yang
ditambahkan zat anti serum-A dan serum B menggumpal, berarti golongan
darah AB. Pada sampel darah yang ditambahkan zat anti serum-A dan serum B
tidak menggumpal, berarti golongan darah O. Pada tabel pengamatan
@Copyright Lasinrang Aditia
Lasinrang Aditia, Mukarramah, Silvana, dan Nur Azizah Pratiwi memiliki
golongan darah O. Rizky Awaliah dan Atira Mulia memiliki golongan darah A
dan Tidak ada yang memiliki golongan darah B dan AB pada percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2002.
Guyton, Arthur. Text Book of Medical Physiology. Cina: Elsevier Saunders, 2006.
Haerul. 2011. Blog Haerul. Laporan Fisiologi Tekanan Darah. http://haerulrachmat.
blogspot.com/2011/05/laporan-fisiologi-tekanan-darah.html (13 Mei 2014).
Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia,
2008.
Wulan. 2013. Blog Wulan. Laporan Praktikum Biologi Kecepatan.http://wulan
tsukiyomi.blogspot.com.2013/01/laporan-pratikum-biologi-kecepatan.html
(13 Mei 2014).
@Copyright Lasinrang Aditia