TUGAS I PerbuatanMelawan Hukum dalam Huk

TUGAS 1
MATA KULIAH. HUKUM DAGANG DAN KEPAILITAN

DISUSUN OLEH :
DONNY INDRADI
UPBJJ JAKARTA

TUGAS I
Untuk tugas pertama di minggu ke tiga ini, mohon agar rekan-rekan dapat menjawab
beberapa pertanyaan berikut:
1. Sebutkan dan jelaskan mengenai bentuk-bentuk perbuatan melanggar hukum dalam
kegiatan perdagangan.
2. Jelaskan dan sebutkan contoh kasus praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak
sehat.
3. Mohon jelaskan mengenai pengaturan pelanggaran hukum dalam kegiatan perdagangan
dalam UU Perdagangan No.7 tahun 2014.
Ditunggu jawaban rekan-rekan semua sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Jawaban
Nomor 1)
Perbuatan Melanggar Hukum dalam Kegiatan Perdagangan
Sehubungan dengan tindakan – tindakan yang dianggap melawan hukum dalam

kegiatan perdagangan dan menimbulkan kerugian UU No 5 tahum 1999 membagi tindakan
persaingan tidak sehat dalam beberapa kategori, yaitu perjanjian yang dilarang, kegiatan yang
dilarang, dan posisi dominan.
1.

Perjanjian Yang Dilarang
UU No 5 tahum 1999, perjanjian didefinisikan sebagai suatu perbuatan dari salah satu

atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain
dengan nama apapun baik tertulis atau tidak tertulis.
a)

Oligopoli
Perjanjian antara lebih dari satu pelaku usaha, yang secara bersama- sama melakukan

penguasaan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa, yang dapat mengakibatkan
praktik monopoli dan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
b)

Perjanjian Penetapan harga

Perjanjian antara seorang pelaku usaha dengan pelaku usaha pesaingnya untuk

menetapkan harga suatu barang dan/jasa yang harus dibayar oleh pelanggan/ konsumen.
c)

Diskriminasi harga dan diskon

Perjanjian Harga adalah Perjanjian yang disepakati oleh lebih dari satu pelaku usaha
yang mengakibatkan pembeli yang satu harus membayar dengan harga yang berbeda dari
harga yang harus dibayar olehpembeli lain untuk barangdan/atau jasa yang sama.
d)

Pembagian wilayah
Pelaku usaha dilarang untukmembuat perjanjian pembagian wilayah baik secara

vertikal atau horisontal.
e)

Pemboikotan
Perjanjian yang disepakati oleh seorang pelaku usaha dengan pelaku usaha lainnya


yang

didalamnya

menyangkut

tentang

larangan

bagi

pelaku

usaha

untuk

berhubungandagangdengan pelaku usaha lainnya.

f)

Kartel
Perjanjian yang disepakati oleh para pelaku usaha untuk mengontrol produksi,

menetukan hargadanatau wilayah pemasaran atau barang dan/atau jasa sehingga
diantaramereka tidak ada lagi persaingan.
g)

Trust
Perjanjian yang disepakati oleh para pelaku usaha untuk melakukan kerjasama

membentuk gabungan perusahaan atau perseroanyang lebih besar, dengan tetap menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidup masing- masing perseroan anggotanya, yang bertujuan
untukmengontrol produksi, dan/ atau pemasaran atasbarang dan/atau jasa sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
h)

Oligopsoni
Perjanjian yang disepakati oleh lebih dari 1 pelaku usaha yang bertujuan secara


bersama – sama menguasai pembelian dan/ atau penerimaanpasokan atau suatu barang
dan/jasa tertentu yang dapat mengakibatkan terjadinya pengendalian 75 % atas barang dan
jasa tertentu dalam pasar yang bersangkutan.
i)

Integrasi Vertikal
Perjanjian yang disepakati oleh lebih dari 1 pelaku usaha yang bertujuan menguasai

produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi tersebut merupakan hasil
pengolahan/ proses lanjutan, baik dalam satu rangkaian langsung/ tidak langsung.
j)

Perjanjian tertutup
Perjanjian tertutup diatur dalam UU no 5 tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1)

Pelaku usaha dilarang untuk menyepakati perjanjian dengan pelaku usaha lainnya


dilarang memasok atau menerima pasokan kepada pihak tertentu.

2)

Pelaku usaha dilarang untuk menyepakati perjanjian dengan pelaku usaha lainnya

dilarang menerima ataumembeli barang/ jasa dari pihak lain
3)

Pelaku usaha dilarang untuk menyepakati perjanjian dengan pelaku usaha lainnya

menyepakati harga tertentu.
2.

Kegiatan yang dilarang
Kegiatan yang dilarang menurut UU No 5 tahum 1999

a)

Monopoli

Suatu bentuk penguasaan atas produksi atau pemasaran barang dan atau penggunaan

jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha
b)

Monopsoni
Kegiatan yang dilakukan oleh seorang pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha

atau yang bertindak sebagai pembeli tunggal, yang menguasai lebih dari 50% pasar atas satu
jenis barang/ jasa tertentu
c)

Penguasaan Pasar
Pelaku usaha secara sendiri – sendiri atau bersama - sama dengan pelaku usaha lain,

dilarang untuk :
1)

Menolak dan/atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan yang


sama pada pasar yang bersangkutan.
2)

Menghalangi konsumen/ pelanggan pelaku usaha lainnya untuk tidak melakukan

hubungan dengan pelaku usaha lainnya tersebut.
3)

Membatasi peredaran dan/atau penjualan barang dan/ jasa pada pasar yang

bersangkutan.
4)

Melakukan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.

d)

Dumping
Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara


menjual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dari harga produksi barang dan atau
jasa sejenis, dengan maksud untuk menyingkirkan dan mematikan pelaku usaha lainnya di
pasar yang sama.
e)

Manipulasi biaya produksi
Pelaku usaha dilarang untuk elakukan manipulasi biaya prosuksi dan biaya lain yang

nantinya akan diberlakukan sebagai salah satu komponen harga barang dan atau jasa yang
akan dipasarkan ke konsumen.
f)

Persekongkolan

Persekongkolan yang dilarang sesuai UU No 5 tahum 1999 :
A)

Penentuan pemenang tender

B)


Rahasia Perusahaanatau rahasia dagang

C)

Penghambatan usaha produksi

3.

Posisi Dominan
Tindak perilaku usaha yang berpotensi mengakibatkan adanya praktik monopoli dan/

atau jasa persaingan usaha tidak sehat.
A)

Seorang pelaku usaha/ kelompokpelaku menguasi 50% atau lebih pangsa pasar atas
jenis barang/ jasa tertentu.

B)


Dua/lebih pelaku usaha/ kelompok pelaku menguasi 75% atau lebih pangsa pasar atas
jenis barang/ jasa tertentu.

C)

Pemilikan saham atau terafiliasi

D)

Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perusahaan

Nomor 2)
PT. Carrefour Indonesia melakukan perjanjian dengan para pemasok yang memuat syaratsyarat perdagangan (Trading Terms) dan berlaku selama 1 Trading Terms yang ditetapkan
antara lain: Listing Fee, Minustahun Margin, Anniversary Discount, Common Assorted
Cost, Store Remodeling Discount, Opening Cost / New Store, Opening Discount
Nomor 3)
UU memberikan ketentuan dasar dan umum antara lain dalam perdagangan domestik (dalam
negeri) dan internasional, standardisasi barang dan jasa, perdagangan melalui sistem
elektronik, dan pengembangan usaha kerjasama, skala kecil, mikro dan menengah.
Menerapkan ketentuan tentang berbagai hal yang diatur dalam UU dan juga berbagai
peraturan Pemerintahan. UU menegaskan bahwa semua peraturan pelaksanaan akan
dikeluarkan dalam waktu 2 tahun. Sementara itu semua peraturan yang ada pada perdagangan
akan masih tetap berlaku selama mereka tidak bertentangan dengan ketentuan di dalam UU
tersebut. Ketentuan dasar dan umum dari UU mencakup sebagai berikut : Untuk perdagangan
dalam negeri, UU mengatur ketentuan umum tentang perizinan bagi pelaku usaha yang
terlibat dalam kegiatan perdagangan dan mengharuskan penggunaan dalam bahasa Indonesia
di dalam pelabelan dan peningkatan untuk penggunaan produk dalam negeri. Berdasarkan
UU perdagangan, pemerintah diwajibkan untuk antara lain
(i) mengendalikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok atau yang terpenting bagi seluruh
wilayah di Indonesia,

(ii) menentukan larangan atau pembatasan untuk perdagangan barang / jasa untuk
kepentingan nasional, misalnya untuk melindungi keamanan nasional atau kepentingan
umum Untuk perdagangan internasional, UU juga mengatur persyaratan dasar / prinsip
berkaitan dengan
(i) lisensi untuk kegiatan impor dan ekspor,
(ii) dengan prinsip bahwa semua produk yang dapat diimpor atau diekspor, kecuali ketentuan
lain berdasarkan peraturan Hukum dan Ketentuan regulasi Sehubungan dengan standardisasi
barang dan jasa, produk yang diperdagangkan di dalam negeri harus memenuhi dalam
persyaratan standar Nasional Indonesia (SNI) dan persyaratan teknis lainnya yang relevan. Di
sisi lain, pelayanan yang diperdagangkan di dalam negeri juga dituntut untuk memenuhi
persyaratan wajib disamping SNI dan persyaratan teknis. UU menunjukkan pentingnya
ketersediaan data yang akurat dan lengkap / informasi dalam kegiatan perdagangan melalui
sistem elektronik. Kegagalan dalam memenuhi ketentuan ini akan menyebabkan pelaku
usaha untuk dikenakan sanksi administratif (yaitu pencabutan izin). Pemerintah diperlukan
dapat mendukung bisnis kerjasama, skala kecil, mikro dan menengah yang terlibat dalam
bidang perdagangan. Dukungan dapat dalam bentuk fasilitas, insentif, bantuan teknis, akses
dan / atau bantuan modal usaha, bantuan promosi dan pemasaran, yang hal-hal yang
disediakan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.