Analisis Miskonsepsi Fisika Pada Mahasis

Analisis Miskonsepsi Fisika Pada Mahasiswa Tahun Pertama
Dengan Topik Suhu dan Kalor
Yodhi A. Primananda2),Krishardionuari 2), Kristia Agustina2), Ferdy S.
Rondonuwu1),2)
1)

Fisika,2)Pendidikan Fisika, Fakultas Sains danMatematika, Universitas Kristen SatyaWacana
JalanDiponegoro No. 52- 60, Salatiga 50711, Jawa Tengah
youdhi92@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi pada mahasiswa dengan topik suhu dan kalor,
dan total respondent adalah 97pada mahasiswa tahun pertama dari Fakultas sain dan Matematika
(FSM) dan Fakultas Biologi (FB) UKSW. Pencarian data dilakukan dengan menyebar quisoner
berisikan 30 soal pilihant berganda kepada renspondent. Ditemukaan beberapa bentuk miskonsepsi
yang masih terdapat pada mahasiswa seperti salah satunya mereka kesulitan dalam menjelaskan
konsep tentang kalor dan juga tentang suhu, miskonsepsi tersebut sebagian besar juga pernah
terajadi pada mahasiswa di Al.fateh Lybia dalam penelitannya Alwan A. Almahdi ( 1991).
Kata Kunci: Miskonsepsi, Suhu dan Kalor

Pendahuluan

Proses belajar mengajar berhubungan erat
dengan transfer konsep dengan siswanya.
Proses pembelajaran sangat tergantung
dengan kentrampilan yang dimiliki oleh
sang pengajar. Apa yang disampaikan oleh
sang pengajar kadang tidak semudah yang
diharapkan, sehingga muncul bias konsep
(Berg,1991).
Didalam pembelajaran fisika, siswa
memasuki pelajaran fisika dengan kepala
yang tidak kosong yang dengan mudah
dapat diisi dengan pengetahuan fisika.
Malah sebaliknya, kepala siswa sudah
penuh
dengan
pengalaman
dan
pengetahuan yang berhubungan dengan
fisika. Dengan pengalaman tersebut,
sebenarnya sudah terbentuk intuisi”teori

siswa” mengenai peristiwa-peristiwa fisika
dalam lingkungan sehari-hari manusia.
Belum tentu intuisi dan teori yang
terbentuk tersebut benar. (Berg,1991).
Fisika adalah ilmu pengetahuanalam yang
berisi tentang seruntutan konsep, dimana
konsep-konsep tersebut telah didefinisikan

oleh para fisikawan sehingga muncul
konsepsi. Konsep-konsep yang diajarkan
pada siswa ternyata ada yang diterima
siswa dan ada yang tidak diterima siswa
dengan
“pas”,
sehinggga
siswa
mengembangkan konsep yang salah secara
tidak sengaja. Jika konsep yang salah itu
secara konsisten dipertahankan inilah yang
disebut miskonsepi (Berg,1991).

Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui miskonsepi yang dialami
mahasiswa pada tingkat awal dan
menjadikan penelitian yang diambil
sebagai reverensi dalam meremediasi
miskonsepsi tentang suhu dan kalor.
Tinjaunan Pustaka
Penelitian berkenaan dengan miskonsepsi
ini telah dilakukan oleh beberapa dosen
dan mahasiswa Fakultas Sains dan
Matematika (FSM) UKSW. Penelitian
yang terkait dengan topik yang telah
diteliti sebelumnya adalah sebagai berikut:
Misconception of heat and temperature
Among physics students (Alwan, 2011),
Remediasi tentang Miskonsepsi Suhu dan

Kalor pada siswa kelas VIII SMP yang
telah mengikuti pelajaran Suhu dan Kalor
(Cahyono, 2005), Remediasi tentang Kalor

Jenis dan Kapasitas Kalordengan Metode
Discovery pada Mahasiswa yang telah
Mengambil Mata Kuliah Thermodinamika
(Engnatius,2003), Miskonsepsi Suhudan
Kalor pada Siswa SMP dan SMA
(Boko,1989).
Dari
beberapa
penelitian
diatas
menunjukan bahwa masih banyak siswa
dan bahkan pada mahasiswa yang
mengalami Miskonsepsi mengenai suhu
dan kalor. Sebagai contoh siswa dan atau
mahasiswa masih menganggap bahwa ada
kalor dingin dan kalor panas, ada dua
macam suhu atau lebih dan lain-lain.

15 tidak diikut sertakan dalam quisoner
karena soal dianggap tidak dapat

memenuhi kebutuhan dari penelitian.
Dalam tahap pengutipan quisoner tim
melakukan beberapa penyesuaian soal
seperti penyeragaman jumlah pilihan
berganda menjadi 4 opsi semua (a, b, c, d),
hal ini dilakukan untuk memperkuat
kekonstanan dalam soal quisoner serta
menerjamahan dalam bahasa Indonesia
dari bahasa Inggris.
Data yang diperoleh dari hasil quisoner
akan dibahas, diamati pola konsepsi apa
yang terjadi yang dimiliki mahasiswa,
serta akan dibandingkan dengan hasil
penelitian di literatur sebagai pembanding
tingkat miskonsepsi apa yang terjadi.

Metodologi Penetilian
Instrumen penelitian ini berupa quisoner
yang terdiri dari pertanyaan berganda
dengan jumlah 30 soal. Target dari

penelitian ini adalah mahasiswa tingkat
awal tahun angkatan 2014, yang teridiri
dari mahasiswa (FSM) dan Fakultas
Biologi (FB) dengan total respondent 97
orang.
Dalam penelitan ini dipilih mahasiswa
FSM dan FB sebagai respondent karena
telah mendapatkan materi suhu dan kalor
selama menduduki jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan
anggapan seperti telah dijelaskan maka
dalam mencari soal quisoner dipilih materi
yang berupa pertanyaan konsep fisika pada
materi suhu dan kalor. Sumber quisoner
diambil dari penelitian yang pernah
dilakukan oleh Almahdi Ali Alwan (2011),
melalui papernya beliau menyebutkan :
a. Quisoner nomer 1-25 dikutip dari
Yeo dan Zadink (2001)
b. Quisoner nomer 27 dan 28 dikutip

dari Rosalind Driver (1985)
c. Quisoner nomer 26 dan 29 dikutip
dari Elwan Almahdi (2007)
Sedangkan quisoner nomor 30 disusun
oleh tim peneliti sendiri, untuk soal nomor

Hasil dan Analisa
Dari quisoner yang terlah dibagiakan
kepada 97 respondent telah didapat data
yang disajikan dalam 4 tabel dibawah.
Pembagian tabel dibagikan kedalam 4
garis besar yaitu konsepsi mahasiswa
tentang suhu, konsepsi mahasiswa tentang
kalor, konsepsi mahasiswa tentang
perpindahan kalor dan perubahan suhu dan
konsepsi siswa tentang kalor jenis.

Data Penelitian Literatur
No. Konsep pada siswa


No. Persentase No.
Soal Salah Soal

Tabel 1. Perbandingan Konsepsi yang Dimiliki
Mahasiswa Tentang Kalor Antara Data
Penelitian dengan Literatur

Pada Table 1. Konsepsi tentang kalor
diperoleh,
hasil
yang
menyatakan
sebagaian
besar
responden
masih
menganggap jika kalor terdapat 2 macam
yaitu kalor dingin dan kalor panas hal ini
ditunjukkan dengan jawaban yang
konsisten tentang konsep ini dari nomor 3,

dengan perbandingan presentasi yang lebih
baik daripada yang didapat pada literature.
Renspondent juga menganggap jika hanya
suhu saja yang dapat diukur tetapi kalor
tidak dapat apa yang dipikirkan oleh
renspondent yaitu kalor merupakan suatu
bentuk dari suhu yang abstrak.
Kalor dianggap sebagai senyawa karena
ketika ada suatu senyawa yang memiliki
suhu tertentu respondent menganggap jika
kalor tersebut merupakan bagain atau
komponen penyusun dari senyawa
tersebut.

No. Konsep pada siswa

Data
Penelitian
Persent
No.

ase
Soal
Salah

Literatur
No.
Soal

Persent
ase
Salah

1

Kulit dapat
menentukan
besarnya suhu

15


43%

16

54.7%

2

Konsep tentang
panas dan dingin
suatu benda tidak
ada kaitannya
tentang
perpindahan
energi

10,
17,
20,
21

57%,
76%,
63%,
64%

10,
18,
21,
22

77.4%,
48.5%,
66.0%,
79.2%

Bila suatu
senyawa sudah
mencapai titik
3
didih dan suhu
tidak bertambah
berarti ada sesuatu
yang salah

5

52%

5

67.0%

Titik didih adalah
suhu maksimum
yang suatu
senyawa dapat
capai

18

73%

19

92.5%

Benda yang dingin
5 tidak mengandung
kalor

7,
10,
11,
21,
25

57%
57%
50%,
57%
83%

7,
10,
11,
22,
26

50.9%,
77.4%,
64.2%,
79.2%,
94.3%

7

Suhu dari suatu
benda dipengaruhi
oleh ukuran dari
benda tersebut

1,
9,
14

29%,
64%,
11%

1,
9,
14

73.6%,
62.3%,
90.6%

8

Suhu suatu benda
dapat diturunkan
tidak terbatas

24

83%

25

86.8%

4

Tabel 2. Perbandingan Konsepsi yang Dimiliki
Mahasiswa Tentang Suhu Antara Data
Penelitian dengan Literatur

Melalui Tabel 2. Dapat didapatkan bahwa
masih terdapat cukup banyak mahasiswa
yang memiliki konsepsi tentang kulit
merupakan alat untuk mendeteksi besarnya
suhu, mereka lebih memikirkan bahwa
kulit dengan termometer itu adalah sama
karena sesuai dengan pengalaman yang
mereka rasakan dalam keseharian kulit
sebagai
indra
pengraba
memiliki

kemampuan untuk merasakan panas dan
juga dingin dari benda yang disentuhnya
atau lingkungannya. Point menimbulkan
kesalahan konsepsi pada mahasiswa,
memang sebenarnay kulit memiliki
kemampuan untuk merasakan panas dan
dingin namun hal tersebut tidak dapat
disamakan dengan termometer sebagai alat
ukur suhu dalam menentukan seberapa
besarnya suhu suatu senyawa.

fase dari cair ke padat. Begitu juga dengan
es tetap ada kalor yang dimilikinya walau
banyaknya tidak sebanding dengan saat
berwujud cair. Untuk batasan suhu paling
rendah masih sangat banyak sekali
kesalahan yaitu sebesar 83% pada
mahasiswa UKSW dan 86,8% pada
mahasiswa Libya.

Pada Tabel 2. point 2 didapat data bahkan
pada
tingkatan
mahasiswa
bahwa
anggapan bahawa panas dan dinginnya
suatu benda tidak ada kaitannya sama
sekali terhadap trasnfer energi pada benda
tersebut. Jumlah dari miskonsepsi ini
cukup banyak bahkan tercatat hingga 57%
mahasiwa UKSW masih memiliki
konsespsi yang kurang tepat dalam kasus
ini walau sebagai pembangingnya masih
lebih baik sedikit dibanding dengan data
dari literatur sebesar 77.4% pada nomor
soal yang sama yaitu nomor 10.
Konsep tentang titik didih juga masih sulit
untuk dipahami oleh mahasiswa terbukti
tercatat
73%
masih
mengalami
miskonsepsi pada hal ini. Ini berlatar
belakangkan
pengalaman
mahasiswa
dalam kehidupan sehari-hari seperti ketika
sedang memanaskan air, air ketika
mencapai suhu tertentu atau ketika sudah
mendidih suhu yang dimiliki akan konstan
dan mulai menguap. Kondisi ini mereka
artikan sebagai suhu maksimal yang dapat
terjadi oleh suatu senyawa, mereka masih
belum dapat mengaitkan dengan hubungan
tekanan
atmosfer(tekanan
eksternal)
terhadap tekanan uap.
Anggapan tentang benda yang dingin
seperti air 0⁰ tidak memiliki energi kalor,
bahwakan untuk batasan suhu terendah
tidaklah ada. Konsepsi yang ditemui ini
berunjuk tentang pemahaman mereka suhu
0⁰C adalah kondisi dimana tidak ada kalor
yang tersisa. Padahal pada air dengan
temperatur yang sama masih ada kalor
yang dimiliki oleh air, sehingga ketika air
didinginkan akan mengalami perubahan

Dat Penelitan Literatur
No. Konsep adasi wa

No. Persenta No.
Soal seSal h Soal

Tabel 3. Perbandingan Konsepsi yang Dimiliki
Mahasiswa Tentang Perpindahan Kalor dan
Perubahan Suhu Antara Data Penelitian dengan
Literatur

Dari tabel diatas menunjukan bahwa
mahasiswa tingkat awal masih banyak
mengalami miskonsepsi terhadap konsep
bahwa pemanasan selalu menghasilkan
pertambahan suhu, kosep yang mereka
miliki selalu beranggapan bahwa Kalor
yang
bekerja
selalu
menghasilkan
pertambahan suhu, padahal pada kalor
yang bekerja selalu ada perbedaan suhu
yang terjadi dengan lingkungannya. Dari
data
diatas
menunjukan
bahwa
miskonsepsi mahasiswa tingkat awal lebih
sedikit dibandingan dengan mahasiswa
yang ada pada Libya atau literatur dalam
kosep pemanasan selalu menghasilkan
pertambahan suhu.
Miskonsepi juga ditemukan dalam konsep
mereka yang beranggapan bahwa Kalor
mengalir dengan lambat pada konduktor
membuat konduktor terasa panas, konsep
ini tidak benar karena yang mempengaruhi
penyerapan kalor adalah jenis benda dan
kerapatannya. Dari data diatas menunjukan
bahwa miskonsepsi mahasiswa tingkat
awal lebih sedikit dibandingan dengan
mahasiswa yang ada pada Libya atau
literatur dalam kosep Kalor mengalir
dengan lambat pada konduktor membuat
konduktor terasa panas.
Miskonsepi lainnya yaitu bawha konsep
mereka tentang perbedaan suhu yang
dimiliki benda tidak akan terjadi
perpindahan Kalor atau kesetimbangan
termal, konsep yang dimiliki mahasiswa
masih banyak yang salah sesuai dengan
tabel diatas, terjadinya perindahan Kalor
atau Kesetimbangan Termal diakibatkan
karena suhu yang berbeda yang mencapai
suhu akhir yang sama karena adanya
pertukaran kalor sehingga keduanya
mencapai titik saturasi atau jenuh.
Terjadinya proses pemembuangan kalor
dan penyerapan kalor sehingga keduanya

mencapai suhu yang sama. Dari data diatas
menunjukan
bahwa
miskonsepsi
mahasiswa tingkat awal lebih sedikit
dibandingan dengan mahasiswa yang ada
pada Libya atau literatur dalam kosep
terjadinya perpindahan Kalor atau
Kesetimbangan Termal.
Miskonsepi terakhir pada tabel ini sesuai
dengan data menunjukan bahwa pada
mahasiswa tingkat awal mengalami
miskonsepsi dengan konsep bahwa Teori
kinetik tidak dapat menjelaskan tentang
perpindahan panas, konsep yang dimiliki
ini salah karena perpindahan panas dari
satu tempat ketempat lain baik pada benda
yang sama maupun antar beberapa benda
melalui tiga cara yaitu, Konduksi,
Konveksi dan Radiasi. Setiap perpindahan
panas dapat dijelaskan atau dibuktikan
dengan persamaman-persamaan yang
sudah diketahui dan dijelaskan sesuai
dengan teorinya masing-masing. Dari data
diatas menunjukan bahwa miskonsepsi
mahasiswa tingkat awal lebih sedikit
dibandingan dengan mahasiswa yang ada
pada Libya atau literatur dalam konsep
Teori kinetik tidak dapat menjelaskan
tentang perpindahan panas.

Tabel 4 Perbandingan Konsepsi yang Dimiliki
Mahasiswa Tentang Kalor Jenis Antara Data
Penelitian dengan Literatur

Responden beranggapan benda yang
mudah menyerap atau menyimpan panas
akan sulit untuk melepaskan panas, hal ini
tentu akan bertentangan dengan hukum
kelembaman yang seharusnya benda yang
mudah menyerap panas akan mudah juga
melepaskan panas. Berdasarkan hasil juga
didapatkan
bahwa responden
juga
menganggap jenis bahan seprti kain wool
dapat mengasilkan panas ketika dipakai
sebagai jaket, padahal sebenarnya kain
wool itu mencegah atau mengurangi kalor
yang lepas dari tubuh kita bukan
menghasilkan
panas.
Pemahaman
responden tentang titik didih air juga
mengalami miskonsepsi dimana responden
berpikir jika air hanya akan mendidih pada
suhu 100 C saja, padahal titik didih air
juga dipengaruhi oleh tekanan udara juga
dimana jika tekanan udaranya rendah titik
didih air dapat

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45