KEBIJAKAN TURKI MEMUTUS KERJASAMA MILITE

KEBIJAKAN TURKI MEMUTUS KERJASAMA MILITER DENGAN
ISRAEL PADA ERA PEMERINTAHAN ERDOGAN

Muhammad Rehza Pahlevi
[email protected]
Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya
Abstrak

Dinamika kebijakan Politik Luar Negeri Turki terhadap Israel berimplikasi pada
pemutusan kerjasama militer diantaranya penghentian suplai senjata militer,
pembatalan pelatihan militer, penghentian informasi intelijen, dan larangan
penerbangan terhadap militer Israel. Pemutusan kebijakan tersebut didasari oleh
perubahan aktor politik Turki sejak AKP berkuasa pada era Erdogan sebagai
Perdana Menteri dan Ahmed sebagai Menteri Luar Negeri lebih mempunyai
power untuk melakukan perlawanan terhadap kebijakan Israel yang memang
bersebrangan dengan kepentingan Turki. Pada tanggal 31 Mei 2010, angkatan laut
Israel menyerang kapal konvoi Mavi Marmara untuk menembus blokade Israel
atas Gaza. Serangan tersebut menewaskan 19 orang, 10 diantaranya merupakan
warga negara Turki dan melukai puluhan orang lainnya. Serta menawan lebih dari
700 orang yang berada diatas kapal tersebut. Israel juga membongkar seluruh
muatan kapal di pelabuhan Asdot Israel dan mengeluarkan semua barang barang

yang dibawanya.1 Pemerintah Turki menuntut agar Israel segera meminta maaf
dan minta mahkamah Internasional segera melakukan penyelidikan terhadap
insiden tersebut. Namun seiring berlalunya waktu, Israel tak juga bertindak seperti
yang diinginkan Turki sehingga pemerintah Turki memutuskan kebijakan tentang
kerjasama militernya dengan Israel. Di sisi lain, pemerintah Turki memanfaatkan
peluang untuk tetap memenuhi kebutuhan militer dan lainnya dengan membuka
kerjasama dengan Iran, Rusia, Brazil, dan China.
Kata kunci : AKP Turki, Israel, Pemutusan Kerjasama Militer

1 Bilal, “mengenang 2 tahun tragedy Mavi Marmara” diakses dari
http://www.arrahmah.com/read/2012/06/01/20626-mengenang-dua-tahun-tragedi-mavimarmara-kispa-tuntut-adili-pelaku-penyerangan.html diakses pada tanggal 21 April 2014

A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan luar negeri merupakan bagian yang integral dari kebijakan
pemerintah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan Nasional. Kebijakan luar negeri
yang ideal selalu memperttimbangkan kepentingan domestik dan menyesuaikan
perkembangan yang terjadi di lingkungan internasional sehingga tidak merugikan
kepentingan nasional. Dalam perpektif realis negara merupakan aktor rasional
dalam pengambilan sebuah kebijakan luar negeri, dimana kebijakan tersebut
sangat berkaitan erat dengan kepentingan nasional negara yang bersangkutan. 2

Dalam tulisannya, Donald. E. Nuchterlain membagi kepentingan nasional atas
empat poin,3 yaitu defence interst, economic interest, world oerder interest dan
ideological interest.
Kebijakan luar negeri Turki pada tahun 2010 yang memutuskan hubungan
kerjasama militer dengan Israel merupakan salah satu faktor dari defence interest,
dimana negara yang diperankan oleh pemerintah pada konteks ini harus mampu
melindungi kedaulatan dan rakyatnya dari ancaman pihak lain. Pasca penyerangan
militer Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang mengangkut relawan dan
bantuan untuk dibawa kepada pengungsi Palestina, pemerintah Turki menuntut
pihak Israel untuk segera bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan
10 orang warga negara Turki.4 Pemerintah Turki menuntut agar Israel segera
meminta maaf dan minta mahkamah Internasional segera melakukan penyelidikan
terhadap insiden tersebut. Selain kepada Mahkamah Internasional, Turki pun
2 Viotti, paul. R. dan Mark V. Kauppi, 1999, International Relations Teory: Realism, Pluralism,
Globalism and Beyond, Allyn and Bacon, Boston, hal 5.
3 Nucchterlain, Donald. E, 1979, National New Aproach, Orbis. Vol. 23. No. 1, Spring, hal 57
4 Bilal. ” Mengenang dua tahun tragedi Mavi Marmara, KISPA tuntut adili pelaku penyerangan”
diakses dari http://arrahmah.com/read/2012/06/01/20626-mengenang-dua-tahun-tragedi-mavimarmara-kispa-tuntut-adili-pelaku-penyerangan.html, diakses pada tanggal 10 oktober 2012
pukul 14.05


mengirimkan surat resmi kepada PBB dan melaporkan Israel atas tindakan
kejahatan Internasional.
Perbedaan pandangan terhadap masalah Palestina antara Turki dan Israel
sudah mulai Nampak semenjak AKP berkuasa di Turki menjadi partai tunggal.
Terlebih ketika Erdogan terpilih menjadi perdana menteri. Dengan kebijakan
strategic depth nya, Turki menjadikan isu sekuritisasi Palestina untuk merangkul
dan mencari simpati negara-negara Arab. Selama periode 2003 hingga 2013, Turki
dan Israel banyak terlibat dalam konflik. Kedua negara yang pernah dekat
tersebut, kini perlahan semakin terlihat perbedaan sudut pandangnya dalam
kebijakan luar negeri. Keberpihakan Turki terhadap Palestina dalam konflik yang
melibatkan Israel dan Palestina di wilayah Gaza, membuat hubungan kedua
negara yang bersahabat tersebut semakin merenggang. Ketegangan antara kedua
negara tersebut mencapai puncaknya ketika Israel menyerang kapal relawan Turki
dalam misi mengirimkan bantuan ke perbatasan Palestina. Pasca pencabutan
kerjasama militer, konflik kedua negara tersebut semakin memanas ketika Turki
menarik duta besarnya di Israel dan menurunkan status hubungan diplomatiknya
menjadi sekertaris dua.5 Keadaan tersebut membuat hubungan antara Turki dan
Israel semakain merenggang, walaupun Turki dan Israel masih sama-sama
berstatus sebagai anggota NATO.
Turki dan Israel merupakan dua negara yang sudah mempunyai hubungan

baik pasca berakhirnya perang dingin. Turki merupakan negara berpenduduk
Islam mayoritas pertama yang mengakui negara Israel. Hingga pada era 90an
5 Ajeng Ritzki,”Turki Menurunkan Status Hubungan Diplomatik Dengan Israel” diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/09/03/lqxd0r-turki-turunkan-tingkathubungan-diplomatik-dengan-israel , diakses pada tanggal 19 Februari ,2014.

Turki dan Israel menjalin kerjasama di berbagai bidang. Salah satu bentuk
kerjasama Turki dengan Israel adalah di bidang Militer dan perdagangan. Pada
bidang militer, Turki melakukan beberapa kesepakatan dengan Israel, ada
beberapa kerjasama yang telah disepakati antara pemerintah Turki dengan Israel,
diantaranya kerjasama keamanan dan kerahasiaan pada tahun 1994, kerjasama
pelatihan pilot pada tahun 1996 dan pelatihan militer bersama pada tahun 1996.6
Kerjasama ini terus berlanjut hingga Erdogan telah terpilih menjadi perdana
menteri Turki.
Seperti yang selama ini terjadi bahwa sebagian besar peralatan militer
Turki masih bergantung pada Industri militer milik Israel. Kerjasama di bidang
pelatihan militer (MTCA) merupakan awal mula hubungan Turki dan Israel
menjadi mitra strategis. Kesepakatan tersebut berisi tentang adanya pelatihan
militer secara bersama dan pelatihan terbang sebanyak empat kali dalam setahun
di wilayah udara Turki.7 Kesepakatan tersebut berkembang menjadi kesepakatan
industri pertahanan yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan

kerjasama industri pertahanan defence industry cooperation agreement (DICA).
Bentuk kerjasama industri pertahanan tersebut diantaranya adalah kesepakatan
senilai $650 juta terkait upgrade lima puluh pesawat tempur F-4 Phantom. 8
Pembelian Airborne Rescue Systems helikopter senilai $15 juta, Rudal udara

6 Amalia Putri H, Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer Dengan Israel Tahun

2010. Jurnal Transnasional, Vol 3. No. 2. Februari 2012. Hal 2
7 Ibid.
8 Sasley, Brent, 1998, A Structural Reinterpretation of Power in the Middle East: Explanations
and implications of the Evolving Military Relationship Between Turkey and Israel, Ottawa,
Department of Political Studies University of Manitoba, Hal. 7

Popey II senilai $100 juta pembelian Tank Merkava senilai $3 juta, dan Upgrade
pesawat tempur F-5 senilai $75 juta.9
Pada tahun 2010 pemerintah Turki memutuskan untuk mengakhiri
kerjasama tersebut pasca insiden Mavi Marmara. Pemutusan kerjasama tersebut
merupakan reaksi atas insiden yang menewaskan 10 orang warga negara Turki
dalam misi kemanusiaan menuju Gaza. Turki menganggap bahwa Israel telah
melakukan kejahatan Internasional dan mengganggu keamanan atas warga

negaranya.
Pemutusan kerjasama militer dengan Israel, tentu secara langsung akan
mempengaruhi kekuatan militer Turki. Karena selama ini, Israel merupakan
pemasok peralatan militer terbesar bagi Turki. Hal tersebut membuat Turki
terutama militernya berada pada posisi dilema. Pada satu sisi, serangan kapal mavi
marmara tersebut telah menelan korban bagi warga negara Turki dan merupakan
sebuah ancaman kedaulatan bagi Turki. Namun disisi lain, selama ini Israel
menjadi pemasok terbesar persenjataan Turki. Tekanan dari masyarakat Turki agar
pemerintah mengambil tindakan tegas terkait insiden tersebut, membuat Erdogan
menggambil keputusan atas tanggapan penolakan Israel untuk meminta maaf atas
insiden Mavi Marmara, yaitu membatalkan beberapa klausul kontrak kerjasama
perdagangan dan pembekuan kerjasama industri militer.
Dari latar belakang tersebut, maka penulis akan menganalisa perubahan
kebijakan Turki dalam memutus hubungan militer dengan Israel. Dengan
kebijakan tersebut, hal ini mengindikasikan adanya perubahan orientasi Turki dari

9 ibid

Barat ke Timur Tengah. Penulis akan menjelaskan proses kebijakan tersebut
dengan menggunakan sudut pandang Rational Model.

B. Rumusan Masalah
Mengingat dalam judul yang sudah di kemukakan di atas mencakup
berbagai aspek dengan kompleksitas masalah maka dalam hal ini , penulis perlu
membatasi yaitu hanya berkisar kepada bagaimana proses kebijakan Turki dalam
memutuskan kerjasama militernya dengan Israel. Dari pembatasan tersebut, maka
penulis merumuskannya ke dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Mengapa Turki Memutuskan Hubungan Kerjasama Militer Dengan
Israel Pasca Penyerangan Mavi Marmara?
C. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu model dari teori milik
Graham T. Allison. Dalam tulisannya konseptual models and the Cuban missile
crisis Allison menjelaskan bahwa terdapat 3 model dalam pembuatan kebijakan
luar negeri yaitu Rational Model, Organization Model dan Bureaucratic Model.
Namun, penulis hanya menggunakan Rational Model sebagai pisau analisa.
Rational Model
Dalam model ini negara merupakan aktor tunggal dalam pembuatan
kebijakan, menentukan tujuan dan mengambil pilihan. Pembuatan kebijakan
melalui rasional model dibuat sebagai respon dari masalah-masalah penting yang
sedang dihadapi oleh negara. negara mengambil tindakan atas ancaman dan
kesempatan yang terjadi di sistem internasional.


Komponen-komponen yang

terdapat dalam pengambilan keputusan melalui rasional model yakni tujuan,
pilihan dan konsekuensi. Dalam rational model, faktor ekonomi politik dan isu
kebijakan luar negeri mempengaruhi proses terjadinya pengambilan kebijakan
suatu negara10 Terdapat 3 kriteria dalam suatu keputusan bisa dianggap sebagai
keputusan rasional,
a. Tindakan yang diambil oleh aktor merupakan tindakan yang
didasarkan pada tujuan bukan berdasarkan kebiasaan ataupun harapan.
Pembuat kebijakan harus dapat mengidentifikasi tujuan dan memiliki
keinginan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pembuat kebijakan harus dapat menunjukan pilihan yang konsisten
sebagai bukti dari kemampuannya untuk memilih dari pilihan-pilihan
yang ada. Pemilihan tersebut didasarkan pada perhitungan keuntungan
yang lebih besar.
c. Kemampuan untuk memaksimalkan pilihan yang dipilih sehingga
dapat mengidentifikasi masalah dan keuntungan yang mungkin di
dapat.
Kebijakan yang dihasilkan melalui rational model ini direfleksikan

sebagai sebuah national choice suatu negara. Analisis dengan menggunakan
rational model bertujuan untuk melihat hubungan antara tujuan yang hendak
dicapai dengan pilihan kebijakan yang diambil. Bila pilihan kebijakan yang
diambil membuat negara tersebut dapat mencapai tujuan nasionalnya, maka
kebijakan tersebut dapat dinilai sebagai pilihan kebijakan yang rasional.
Suatu negara menggunakan mekanisme rational model ketika negara
tersebut tidak bisa mengetahui dan memperkirakan situasi dan kondisi domestik di
10 Ben Tora dan Thomas Christiansen, Rethingking European Union Foreign Policy (New York :
Manchester University Press, 2004), hal.105.

negara lain sehingga pilihan yang mungkin dilakukan yakni dengan mengambil
kebijakan yang paling rasional. Dengan mengetahui tujuan nasional suatu negara,
maka negara lain diharapkan dapat memperkirakan kebijakan yang mungkin
diambil oleh negara lain. Selain itu, pilihan kebijakan juga didasarkan pada
perhitungan/kalkulasi situasi dan kondisi yang sedang terjadi.

Negara sebagai aktor tunggal

Mengidentifikasi masalah secara
jelas


Menentukan goal yang hendak
dicapai

Menentukan alternatif pilihan
kebijakan

Menganalisis cost & benefit dari
masing-masing alternatif pilihan
kebijakan

Menentukan pilihan kebijakan
yang memiliki cost paling sedikit

Bagan 1: The Rational Model of Decision Making
Sumber: Karen A. Mingst. 2003. Essentials of International Relations.
Second Edition. New York: W.W. Norton & Company, Inc. Hlm 120.

Untuk


lebih

mempermudah

dalam

menganilasa

kasus,

penulis

menggunakan pisau analisa Rational Model, namun penulis menggunakan model
milik Charles William Kegley dan Shannon Lindsey Blanton untuk dapat
menjelaskan proses dalam pengambilan kebijakan. konsep ini merupakan
penerjemahan yang lebih sederhana dari Rational Model milik Graham Alisson
yang lebih mudah dipahami dan lebih terstruktur. model yang ditawarkan Kegley
ini merupakan sebuah strategi berupa tahapan dalam pembuatan suatu kebijakan.
Dengan konsep rangkaian tahapan ini, seorang yang akan mengambil keputusan
dapat memasukan indikator dan variabel sebagai bahan petimbangan untuk
mencari

pilihan

terbaik

dalm

sebuah

pengambilan

kebijakan.

Kegley

mendefinisikan Rational Model sebagai prosedur pengambilan keputusan yang
dipandu oleh pendefinisan yang hati-hati dari sebuah situasi, menimbang tujuan,
mempertimbangkan

semua

alternatif,

dan

pemilihan

opsi

yang

paling

menguntungkan dan memungkinkan untuk mencapai tujuan tertinggi.11
Meskipun pengambilan kebijakan berdasarkan unsur rasional, Kegley
tetap memberikan penjelasan dalam tahapan pengambilan kebijakan tersebut.
Dalam pengambilan keputusan, aktor harus memenuhi langkah-langkah
intelektual, diantaranya Problem recognition and definition, Goal selection,
Identification of alternatives, Choice.
11 Charles W. Kegley, Jr., et,al. World Politics, Trend and Transformation (USA: University of
Memphis, 2011) hal. l96

Bagan 2. Kerangka Pemikiran

D. Metode Penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian eksplanatif analisis. Dimana
penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memberikan gambaran rangkaiam
proses mengenai perubahan orientasi kebijakan luar negeri Turki pada era
Erdogan. melalui pencarian hubungan di antara indikator-indikator yang ada,
dapat diketahui penjelasan mengenai sebab-akibat dari permasalahan yang
diangkat.

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder maka teknik pengumpulan
data dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan baik dari buku, jurnal, surat
kabar, dokumen resmi maupun internet. (Sumardi Suryabrata,1997). Teknik
pengumpulan data dilakukan secara sistematis diawali dengan pengumpulan data
sebanyak mungkin. Setelah dikumpulkan, data diseleksi dan dikelompokkan ke
dalam beberapa bab pembahasan yang disesuaikan dengan sistematika penulisan.
E. Pembahasan
Pada era sebelum Erdogan, Turki merupakan negara sekuler yang orientesi
kebijakannya cenderung mengarah pada negara Barat. Hal tersebut merupakan
doktrin Kemalisme yang ingin melakukan modernisasi pada Turki. Modernisasi
yang dimaksud adalah Taking place in the civilization of Europe. 12Western
civilization sering kali merujuk pada Eropa bagian Barat, terutama Inggris dan
Prancis. Turki menjadikan negara Barat sebagai referensi bahkan aliansi pada saat
itu. Dua orientasi yang paling utama dalam setiap kebijakan Luar negeri Turki.
Yang pertama adalah menjaga eksistensi negara sesuai kedaulatnnya dan
membangun kembali fondasi-fondasi berbangsa dan bernegara, yang kedua adalah
merealisasikan formasi kebijakan luar negeri western oriented

dengan

mengalihkan konsentrasi ke Barat.13
Hingga pasca perang dunia 2 berakhir, Turki masih menjadi bagian Barat
yang terus menjalin kerjasama. Hingga pada tahun 1952 Turki akhirnya
bergabung dengan pakta pertahanan Atlantik Utara, atau biasa disebut NATO.
12 Heri Cahyadi, “agresivitasi Turki middle eastern regional secusity complex periode AKP 20022011: tantangan Turki terhadap konsep insulator, (Tesis magister, jurusan HUbungan Internasional
universitas Indonesia,Jakarta) hal. 30.
13 Gulbahar Yelken Aktas, “Turkis foreign policy: new concept and reflection”, (Tesis Graduate
School of Social Science, Middle East Technical University, Desember 2010, hal 5

Turki mempunyai peran untuk menjaga persebaran komunisme di kawasn Eropa
Timur pada saat itu. Berbagai bantuan militer dan ekonomi diberikan kepada
Turki oleh Amerika dengan tujuan agar Turki menjadi negara yang kuat dalam
militer dan stabil dalam ekonomi. Kedekatan Turki dengan Barat terjadi hingga
awal tahun 2000. Termasuk kedekatan Turki dengan sekutu Amerika di Timur
Tengah lainnya yaitu Israel. Turki melakukan kerjasama Militer dan industri
keamanan dalam skala besar pada periode 1990 sampai tahun 2000 dengan Israel.
Hingga pada tahun 2002, terjadi perubahan peta politik dalam negeri
Turki. Dimana pada saat itu pemilu Turki dimenangkan oleh partai AKP yang
berhaluan Islam dibawah komando Recep Tayyip Erdogan. Selepas menangnya
partai AKP Turki yang berhaluan Islam moderat, dan terpilihnya Erdogan sebagai
perdana menteri, secara perlahan kebijakan luar negeri Turki berubah orientasi.
Ada peran yang tak biasa dimainkan oleh Turki pada pemerintahan Erdogan.
Turki secara perlahan menarik kedekatannya dengan Barat. Terbukti dalam
beberapa kebijakan, Turki lebih merapat kepada negara-negara Timur Tengah,
terutama negara Islam. beberapa diantaranya adalah, kebijakann Turki menolak
manjadikan wilayahnya sebagai pangkalan militer NATO untuk melakukan invasi
ke Libya. Turki pun lagi lagi menolak permintaan Amerika untuk menjadikan
wilayahnya sebagai pangalan militer dalam agenda invasi ke Irak.
Pandangan politik luar negeri Turki di Timur Tengah berubah saat dibawah
kepemimpinan Erdogan. Turki melalui Ahmed Davutoglo selaku menteri luar
negeri mencetuskan strategi yang dikenal sebagai Al-Amq Al-Istratijii (strategi
politik intensif).14 Dimana politik ini menekankan kepada politik yang berpijak
14 Ibid. hal. 292

dari kondisi geostrategis Turki dan sejarahnya yang panjang serta kebudayaan
yang mendorong Turki menempati posisi strategis dalam panggung politik
internasional, terutama di Timur Tengah. Dengan demikian, itulah strategi politik
Turki yang baru, yaitu menjamin keselamatan dan keamanan nasional Turki tanpa
melalui pembatasan dan pengisolasian diri, melainkan keterbukaan dan
menerapkan politik soft power kepada negara tetangga.
Perubahan orientasi kebijakan Luar Negeri Turki pada Barat mulai terlihat
ketika beberapa kali Turki terlibat konflik dengan salah satu sekutu Barat yang
berada di Timur Tengah, yaitu Israel. Negara Israel yang notabenenya adalah
mitra Turki di Timur Tengah mulai terganggu kepentingannya ketika Turki ikut
campur dalam konflik Palestina-Israel.
Turki sangat aktif dalam membantu untuk memediasi negara-negara Timur
Tengah yang sedang berkonflik.15 Turki turut andil dalam mediasi yang dilakukan
antara Suriah dan Israel, konflik program nulir antara Iran dan Israel. Dan yang
paling terbaru adalah turki membantu penyelesaian konflik antara Palestina dan
Israel.
Ada sebuah hal yang menarik dibalik keputusan Turki yang memutuskan
kerjasama militernya dengan Israel. Turki yang selama ini merupakan bagian
penting dari Israel di Timur Tengah, kini Turki cenderung lebih bersebrangan
dengan Israel. Merupakan sebuah hal yang wajar jika Turki memutuskan beberapa
kerjasamanya dengan Israel pasca insiden Mavi Marmara yang menewaskan 10
orang warga negara Turki. Namun yang menjadi pertanyaan besar saat ini adalah
mengapa Turki harus memutuskan kerjasama industri militernya dengan Israel,
15 Ahmad Dzakirin. Kebangkitan Pos-Islamisme analisis strategi dan kebijakan AKP Turki
memenangkan pemilu. Solo, Era Adi Citra Intermedia, 2012. Hal 79

sementara disisi lain Israel merupakan negara pemasok peralatan militer Turki
terbesar hingga mengantarkan militer Turki terkuat no 7 di dunia menurut Global
Fire Power.16 Keberanian pemerintah Turki pada pemerintahan Erdogan dalam
memutuskan kerjasama militer dengan Israel merupakan sebuah keputusan yang
akan berdampak pada hubungan bilteralnya dengan Israel. Disisi lain jika suplai
peralatan militer Turki terhenti, hal tersebut akan berdampak pada kekuatan
militer Turki itu sendiri. Seperti yang selama ini terjadi, kekuatan militer Turki
kerap menjadi ancaman terhadap pemerintahan. Jika suplai peralatan militer
terhenti, secara otomatis hal tersebut akan mengganggu kepentingan militer turki
secara nasional. Dampaknya adalah pemerintahan Erdogan yang mengambil
keputusan pemutusan hubungan industri militer tersebut akan penggulingannya
pemerintah Turki sebelumnya.
Total Population

80. 694. 485

Available Man Power
Fit for Service
Reaching Military Age
Annually
Active Frontline
Personnel
Active reserve Personnel

41. 637. 773
35. 005. 326
1.370. 407

Thanks

3. 657

Armored Fighting
Vehicles
Self-Propelled Guns

8. 532

Towed Artilerry Pieces

2. 152

Rocket Projectors

646

Total Aircraft

989

MAN POWER

410. 500
185. 630

961

LAND SYTEMS

16 Global Fire Power, Turkey 2012, diakses dari http://www.globalfirepower.com/countrymilitary-strength-detail.asp?country_id=Turkey

Helicopters

418

Total Strength

115

Frigates

16

Corvettes

8

Subarines

14

Coastal Craft

50

Mine Warfare

19

AIR POWER

NAVAL POWER

Sumber: Global Fire Power17
Selama ini dalam sepanjang pemerintahan Republik Turki, sering terjadi konflik
kepentingan antara pihak militer dengan pemerintahan sipil. Konflik tersebt
mengakibatkan banyaknya intervensi militer dalam keputusan politik yang
diambil oleh pihak pemerintahan sipil.18 Dari sepuluh presiden semenjak republik
Turki berdiri pada tahun 1923, enam diantaranya menduduki jabatan tinggi
militer. Dan sejak tahun 1960 Turki sudah mengalami sejumlah peristiwa kudeta
yang sukses menurunkan pemerintahan terpilih akibat perbedaan kebijakan
dengan militer. Melihat dari pengalaman kudeta pemerintahan tersebut, kebijakan
yang diambil oleh pemerintahan Erdogan merupakan kebijakan yang sangat besar
konsekuensinya jika pemerintahan Erdogan tidak dapat merepresentasikan
kepentingan militer Turki dalam kebijakan luar negerinya. Sementara dipihak lain,
warga Turki menuntut agar pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap
tindakan militer Israel yang telah menewaskan 10 orang warga Turki dalam
insiden Mavi Marmara.19

17 Ibid
18 Roger P. Nye,”Civil Military Confrontation in Turkey: The 1973 Presidential Election”,
International Jurnal of Middle East Studies, Vol 8 No. 2, April 1997, hal. 220
19 Anonym,”warga Turki Demo Kecam Israel” diakses dari http://www.liputan6.com/tag/demokecam-israel diakses pada tanggal 21 April 2014. Pukul 18. 00

Hubungan Turki – Israel Satu Dekade Terakhir
Kebijakan turki semenjak dipimpin olah partai tunggal AKP, memang
secara perlahan banyak terjadi perubahan, baik itu kebijakan dalam maupun luar
negerinya. Menurut Huge Pop dalam tulisannya yang berjudul pax ottoman,
kebijakan luar negeri Turki saat ini lebih terlihat menjauh dari Barat dan negara
Islam wahabi,20 disisi lain Turki juga ingin membuat kekuatan baru yang dibangun
dari ekonominya yang cukup kuat, salah satunya dengan membuka komunikasi
dengan negara besar lainnya, salah satunya Rusia dan China. 21 Jika dilihat dari
kebijakan luar negerinya, Turki pada era pemerintahan Erdogan terlihat ingin
mengembalikan semangat Ottoman yang mempunyai pengaruh diantara negaranegara kawasan timur tengah. Seperti apa yang dikatakan Thomas Friedman,
permohonan Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa adalah salah satu bentuk
kamuflase untuk meningkatkan nilai tawar Turki diantara negara Timur Tengah, 22
agar Turki menjadi negara yang mempunyai pengaruh dikawasan itu, namun disisi
lain, Amerika dan Eropa masih menjadi tumpuan Turki dalam membuka
kerjasama luar negerinya.
Turki pun mengambil kebijakan yang cukup dalam terkait permasalahan
yang ada di Palestina. Turki memberikan dukungan secara langsung agar Palestina
menjadi negara yang merdeka. kebijakan tersebut secara otomatis akan
mengganggu hubungan Turki dengan Israel. dengan kebijakan sekuritisasinya
20 Hugh Pope. 2010. Pax Ottomana The Mixed Succes of Turkeys New Foreign Policy. Journal vol
89 No. 6. Council on foreign relation. Hal 161
21 Ibid
22 Ibid hal 162

terhadap Palestina, kebijakan tersebut menghantarkan hubungan antara Turki dan
Israel pada titik paling rendah selama dua puluh tahun terakhir. Kebijakan
sekuritisasi terhadap Palestina merupakan salah satu langkah strategis yang
merupakan turunan dari doktrin kebijakan luar negeri Turki yang bernama
strategic depth. Doktrin tersebut diperkenalkan oleh menteri luar negeri Turki,
Ahmed Dovutoglu. Dimana doktrin ini menekankan pada 4 isu sentral,
diantaranya adalah stabilitas kawasan yang berdasarkan kesepahaman isu
kawasan, proaktif terlibat dalam suasana politik yang dialogis, menumbuhkan
interdepndensi ekonomi regional dan mempromosikan perdamian multikultural,
multisekterian dan harmonisasi.23 Sehingga beberapa perang yang terjadi di
wilyah Timur Tengah, salah satunya perang Lebanon (2006) dan perang Gaza
(2008) membuat Turki menjadikan alasan untuk sedikit menjauh dari Israel.
sekuritisasi Turki terhadap Palestina semakin Nampak ketika Turki mebantu
supervisi dalam pembukaan jalur Gaza sebagai kompensasi normalisasi hubungan
Turki dan Israel.24 banyak pengamat mengatakan bahwa Turki sedang mencari
simpati Timur Tengah dan ingin menjadi kekuatan berpengaruh di kawasan
dengan mengubah pola enmity dan amity dalam hal ini isu Palestina. Terlepas dari
itu semua, Turki sedang bergeliat menjadi pembela keras Palestina seperti apa
yang dikatakan Erdogan.25 Setelah serangan yang dilakukan Israel terhadap Mavi
Marmara, Erdogan kembali menegaskan bahwa Israel adalah ancaman keamanan

23 SEESOX (South East Europeans Studies at Oxford), “Turkey’s Foreign Policy in a Changing
World: Old Alignments and New Neighbourhoods”, International Conference, Oxford, 30 April-2
Mei 2010) hal 9-10
24 “Palestinians welcome Tukey Involvement in Gaza, Fayyad says”,
http://ww1.hareetz.com/news/diplomacy-defence/palestinians-welcome -turkey-involvement-ingazza-fayyad-says-1.295714, 12 Jini 2010, diakses pada 12 Juni 2014
25 “Erdogan calls on Israelis to oppose Gaza massacare”, http://www.jpost.com/MiddleEast/Erdogan-calls-on-Israelis-to-oppose-Gaza-massacre diakses pada 12 Juni 20014

bagi Timur Tengah.26 Erdogan pun mengatakan bahwa untuk melawan Israel di
ranah legal, Turki membuka arsip lama terkait legitimasi Ottoman terhadap tanah
Palestina . Turki juga membuka komunikasi dengan pemerintah Hamas di Gaza
dan mengakuinya memiliki otoritas sejak 2006. Secara resmi, Turki mengundang
pimpinan Hamas yang berbasis di Damaskus, khaled Mishal, untuk datang ke
Ankara pada 2006.27
Kebijakan Keamanan dan Pertahanan
Perubahan aktor politik yang terjadi dalam sebuah negara, secara tidak
langsung akan berdampak pada kebijakan negara tersebut, baik kebijakan dalam
dan luar negerinya. Karena aktor tersebut secara politik bertindak atas nama
negara dalam merumuskan sebuah kebijakan.28 Salah satu kebijakan luar negeri
Turki yang jelas berbeda dengan pemerintah sebelumnya adalah terkait kerjasama
keamanan dengan Israel. Dimana Turki pada era Erdogan lebih mempunyai power
untuk melakukan perlawanan terhadap kebijakan Israel yang memang
bersebrangan dengan kepentingan Turki. Salah satu contohnya adalah perseteruan
yang terjadi antara Turki dan Israel yang dikarenkan masalah keamanan di
Palestina.
Dalam menjalankan politik luar negerinya Turki pada era pemerintahan
Erdogan lebih mengedepankan politik Zero Problem with Neightbors dimana
Turki lebih menggunakan pendekatan dipomatis jika terjadi permasalahan pada

26 “Turkish PM: Israel is the main therat to mideast pace”,
http://www.haaretz.com/news/turkish-pm-israel-is-the-main-threat-to-mideast-peace-1.901 , 7
April 2010, diakses pada 12 Juni 2014
27 Transatlantic Academy, Getting to Zero: Turkey, Its Neighbours and the West, Policy Report,
(2010), hal. 14
28 Aleksius Jemadu. Op.Cit hal 63

tataran internasional. Karena Turki lebih mengedepankan nilai-nilai kebersamaan
dalam menjalankan system internasional. Namun dalam kebijakan pemutusan
hubungan militer ini, Turki mengesampingkan aspek kebersamaan dengan Israel.
Dimana pada kondisi itu, Turki menilai bahwa Israel sudah mengganggu
kepentingan nasional Turki atas pembunuhan 10 warga negara Turki dalam misi
kemanusiaan menuju perbatasan Gaza.
Kebijakan tersebut sejalan seperti apa yang dikatan oleh menteri luar
negeri Turki bahwa Turki akan terus melanjutkan kerjasama dengan Barat dan
sekutunya selama itu tidak mengganggu kepentingan negara kami dan tidak
mengganggu hubungan kami dengan negara tetangga kami.29 Oleh karena itu,
Turki pada era pemerintahan Erdogan berani menindak tegas atas kebijakankebijakan Israel yang bersinggungan dengan pelanggaran HAM. Terlihat dalam
beberapa Tahun terakhir, Turki selalu mengambil sikap yang bersebrangan dengan
Israel yang berujung pada konflik antar kedua negara tersebut. Beberapa kali
hubungan Turki dan Israel sempat memanas atas perbedaan pandangan yang
terjadi terhadap konflik di Palestina.
Tabel 1. Kronologi Hubungan Turki – Israel pada era Erdogan.
Waktu
28 September
2001
22 Maret 2004

Kronologi
Serangan militer Israel terhadap pengungsi Palestina di wilayah
Gaza.
Erdogan Mengecama Israel atas pembunuhan yang dilakukan
terhadap pemimpin politik Palestina.

29 Dovutoglu, Ahmed. 2012. Principles of Turkish Foreign Policy and Regional PoliticalStructuring.
Journal. International Policy and Leadership institute. Third Edition. Hal 2

April 2004

Erdogan menolak kunjungan Perdana Menteri Ariel Sharon ke
Turki karena pembantaian yang dilakukan Israel terhadap
Palestina.

2005

Erdogan mengajukan diri sebagai mediator perdamaian antara
Palestina dan Israel, namun ditolak oleh perdana menteri Israel
saat itu, Ariel Sharon.

2008

Turki meminta militer Israel untuk tidak ikut dalam latihan
militer yang diberi judul Elang Anatoli. Latihan ini diikuti oleh
anggota NATO.

30 Januari 2009

Erdogan mengundurkan diri dari konferensi ekonomi di Davos,
atas pelecehan yang dilakukan oleh perdana menteri Israel
terhadap Palestina.

29 Mei 2010

Israel menyerang kapal bantuan Mavi
menewaskan 10 orang warga negara Turki.

Marmara,

18 Juni 2010
2 September
2011

Turki menghentikan kerjasama militer dengan Israel.
Turki mengusir duta besar Israel, dan menurunkan status
hubungan diplomatik menjadi level sekertaris 2.

Penyerangan Kapal Mavi Marmara
Serangan yang dilakukan oleh militer Israel terhadap kapal kebebasan
yang memuat warga dari 23 negara merupakan sebuah pelanggaran HAM. “Apa
yang dilakukan Israel merupakan tindakan biadab tidak bisa diterima. Itulah
negara teroris yang fanatik dan negara anarkis”. Itulah perkataan Erdogan yang
diungkapkan pada pidato resminya menanggapi insiden Mavi Marmara.30
Pada tanggal 31 Mei 2010, angkatan laut Israel menyerang kapal konvoi
Mavi Marmara untuk menembus blokade Israel atas Gaza. Serangan tersebut
menewaskan 19 orang, 10 diantaranya merupakan warga negara Turki dan
melukai puluhan orang lainnya. Serta menawan lebih dari 700 orang yang berada

30 Pidato Erdogan menanggapi Mavi Marmara. Diambil dari buku Erdogan Muadzin Istanbul.

dan

diatas kapal tersebut. Israel juga membongkar seluruh muatan kapal di pelabuhan
Asdot Israel dan mengeluarkan semua barang barang yang dibawanya.31
Sehari

setelah

serangan

itu,

Erdogan

melakukan

pidato

untuk

menyampaikan pesannya dihadapan anggota parlemen Turki. Erdogan menyeru
untuk dijatuhkannya sanksi terhadap Israel atas pembunuhan 19 orang yang
berada di dalam kapal kemanusiaan Mavi Marmara. Erdogan menolak tuduhan
Israel mengenai alsan penyerangan karena adanya kelompok bersenjata diats
kapal Mavi Marmara tersebut. Erdogan mengatakan bahwa negara-negara yang
mengirimkan bantuannya telah memerika sebelum keberangkatan dan memastikan
bahwa tidak adanya barang bersenjata. Tidak ada bukti apapun yang mendukung
pernyataan dari Israel tersebut.
Setelah peristiwa penyerangan tersebut, Erdogan meminta Israel untuk
segera bertanggung jawab. Erdogan menuntut Israel untuk meminta maaf atas
kejadian tersebut dan memberikan ganti rugi kepada para korban yang tewas
dalam penyerangan Mavi Marmara. Perselisihan kedua negara tersebut semakin
meningkat ketika keluarnya pengumuman resmi dari PBB yang menyatakan
bahwa PBB mengecam atas tindakan Israel yang berlebihan, namun PBB
membenarkan Embargo yang dilakukan Israel terhadap Gaza.32 Pemerintah Turki
menolak laporan dari PBB tersebut dan tetap meminta Israel untuk meminta maaf
dan mengganti rugi atas korban yang tewas dalam insiden tersebut. Hingga batas
waktu yang diberikan, pemerintah Israel tak kunjung menyampaikan permintaan
31 Bilal, “mengenang 2 tahun tragedy Mavi Marmara” diakses dari
http://www.arrahmah.com/read/2012/06/01/20626-mengenang-dua-tahun-tragedi-mavimarmara-kispa-tuntut-adili-pelaku-penyerangan.html diakses pada tanggal 21 April 2014
32 Anonim, “Turki Tangguhkan Hubungan Pertahanan Dengan Israel” diakses dari
http://www.voaindonesia.com/content/turki-tangguhkan-hubungan-industri-pertahanan-denganisrael-129337803/97873.html diakses pada tanggal 16 April 2014

maaf dang ganti rugi terhadap keluarga korban. Hingga akhirnya sampai pada
peristiwa puncaknya dimana pemerintah Turki menangguhkan beberapa
kerjasama yang dilakukan dengan Israel. Diantaranya kerjasama pelatihan militer
dan Industri militer.33 Dalam berita yang dilaporkan oleh BBC news, Turki
melalui perdana menterinya mengatakan bahwa Turki telah memutus kerjasama
pertahanan dengan Israel dan akan mengambil langkah yang lebih tegas lagi
dengan membawa persoalan tersebut pada mahkamah internasional.34
Penghentian Suplai Persenjataan Militer
Turki, ada beberapa kerjasama yang memang diputus secara sepihak oleh
Turki pasca penolakan Israel untuk bertanggung jawab atas insiden Mavi
Marmara.
a)

Penghentian Suplai Persenjataan Militer
Pasca kesepakatan kerjasama pelatihan militer (MTCA) pada tahun 1996,

beberapa perusahaan industry militer Israel banyak memenangkan tender
penjualan senjata kepada Turki. Perusahaan Israel telah menjadi distributor tetap
dalam persenjataan militer yang dimiliki oleh Turki sejak tahun 1996 hingga
tahun 2010. Sehingga kerjasama tersebut merupakan salah satu pemasukan yang
cukup besar untuk Israel di bidang ekonomi. Beberapa ahli pertahanan
memperkirakan bahwa pembelian peralatan militer Israel oleh Turki telah mengisi
kurang lebih sekita 69% volume perdagangan senilai $2,6 miliar.35
33 Ibid.
34 Ibid.
35 Turkish defence sector's exports reach 780 million dollars in the first half-Hürriyet
diunduh dari http://www.turksavunmasanayi.gov.tr/en/press/turkish-defence-sectors-exportsreach-780-million-dollars-in-the-first-half-hurriyet-daily-news-dated-august-24-2013 pada tanggal
21 April 2014

Turki dan Israel telah sepakat untuk melakukan kerjasama senilai $650
juta terkait upgrade lima puluh pesawat tempur F-4 Phantom. 36 Pembelian
Airborne Rescue Systems helikopter senilai $15 juta, Rudal udara Popey II senilai
$100 juta pembelian Tank Merkava senilai $3 juta, dan Upgrade pesawat tempur
F-5 senilai $75 juta.37 Pada periode ini merupakan hubungan paling erat antara
pemerintah Turki dan Israel. Israel menginginkan kerjasama tersebut berkembang
tidak hanya sekedar kerjasama militer, namun juga berkembang pada kerjasama di
bidang yag lainnya, termasuk dalam hubungan diplomatik. Kerjasama industri
militer tersebut memperkuat hubungan antar kedua negara di kawasan Timur
Tengah.
Tabel 2. Kerjasama Militer antara Turki dan Israel38
Waktu
Maret 1994

Kerjasama
Security and Secrecy

Nilai
-

September 1995

Agreement
Memorandum of
Understanding for the

-

Februari 1996

Training of Pilots
Military Training
Cooperation Agreement

-

Desember 1996

(MTCA)
Upgrade 4 pesawat tempur

$650 juta

Desember 1996

Phantom
Memasok Airborne Rescue

$15 juta

System Helikopter
36 Sasley, Brent. Op.. Cit Hal. 7
37 ibid
38 Dirangkum dalam Jurnal Amalia Putri Handayani, “kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama
Militer dengan Israel Tahun 2010.

Mei 1997

Produksi Rudal Udara

$100 juta

Desember 1997

Poppeye II
Pembelian Tank Merkava

$3 miliar

Desember 1997

milik Israel
Upgrade Pesawat Tempur F-

$75 juta

Februari 2002

5
Perbaharuan 160 Unit Tank

$668 juta

2005

M60
Pembelian Pesawat Tanpa

$183 juta

Awak

Pembekuan terhadap kontrak jual beli senjata militer dilakukan oleh Turki
setelah pemerintah Israel menolak untuk bertanggung jawab atas insiden mavi
marmara yang menewaskan 20 orang, 10 orang diantaranya adalah warga negara
Turki. Perkonomian Israel mengalami penurunan pasca putusnya kontrak
kerjasama Turki dengan Israel di bidang industri militer. Menurut sejumlah pakar,
kementerian keungan Israel kehilangan hampir setengah miliar dollar AS atas
ditutupnya kerjasama jual beli persenjataan dengan Turki.39 Turki dan Israel
adalah mitra strategis di kawasan Timur Tengah. Semenjak kecaman Erdogan
pada Israel atas penyerangan dan blokade di wilayah Gaza, hubungan Turki dan
Israel semakin mencapai titik terendah. Hingga munculah ancaman yang
dikeluarkan oleh menteri luar negeri Turki untuk memutuskan hubungan
diplomatik dengan Israel.40 Serangan tentara Israel yang menembus blokade di
39 Suara media, Penutupan Pasar Turki Guncang Perekonomian Israel diakses dari
http://www.suaramedia.com/timur-tengah/2010/06/29/penutupan-pasar-turkiguncang-perekonomian-israel pada tanggal 21 April 2014. Pukul 18. 30
40 Anonim, Turki Usir Semua Diplomat Senior Israel, diunduh dari
http://www.voaindonesia.com/content/turki-usir-semua-diplomat-senior-israel129276893/97819.html pada tangg 19 April 2014. Pukul 18 35

jalur Gaza merupakan peristiwa penting yang menjadi awal berakhirnya kemitraan
strategis antara Turki dan Israel.
Kebijakan

Turki

memutuskan

kerjasama

militer

dengan

Israel

mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Pada dasarnya, kedua negara semasama mengalami kerugian akibat penerapan kebijakan tersebut, namun pihak yang
paling dirugikan kali ini adalah Israel. Dari segi militer, Israel kehilangan
konsumen peralatan militer, kehilangan sekutu intelejen, kehilangan tempat
latihan militer. Dari segi ekonomi, Israel kehilangan hampir setengah miliar dollar
AS atas ditutupnya kerjasama jual beli persenjataan dengan Turki.
b) Pembatalan Pelatihan Militer
Pada tahun 1996, Turki dan Israel melakukan penandatanganan kerjasama
militer. Dimana kesepakatan tersebut bertujuan untuk latihan koordinasi dalam
situasi darurat, terutama latihan gabungan militer udara. Dimana latihan gabungan
tersebut bertempat di wilayah territorial Turki. Pada tangal 11 Agustus 2009,
militer Israel mengumumkan akan melakukan latihan militer gabungan yang
berkode Reliant Mermaid x bersama Turki dan AS di kawasan Mediterania. 41
Latihan tersebut bertujuan untuk persiapan koordinasi saat operasi pencarian dan
penyelamatan dalam situasi darurat.
Setelah serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara, Deputi Perdana
Turki Bulent Arinc mentakan bahwa pemerintah Turki telah memutuskan untuk
membatalkan latihan militer gabungan dengan Israel dan AS. 42

Keputusan

41 Antara, Turki Batalkan Latihan Militer Dengan Israel diunduh dari
http://www.antaranews.com/print/189013/ diakses pada tanggal 21 April 2014. Pukul 19.00
42 Ibid.

tersesebut merupakan sebuah protes atas penyerangan yang terjadi terhadap kapal
kemanusiaan Mavi Marmara.
Kedua negara tersebut telah melakukan latihan militer gabungan sejak
penandatanganan awal tahun 1996. Turki dan Israel merupakan negara yang
mepunyai pengaruh dalm segi kekuatan militer di kawasan Timur Tengah. Oleh
karena itu, kerjasama kedua negara tersebut bertahan lama hingga terjadinya
insiden Mavi Marmara.
c)

Penghentian Informasi Intelijen
Turki dan Israel kerap mengadakan pertukaran informasi intelejen.

Pertukaran informasi tersebut merupakan pertukaran informasi penting tentang
militer . jika salah satu pihak membutuhkan informasi penting, pihak lain maka
pihak yang bersangkutan tersebut akan bertukar informasi dengan pihak yang
membutuhkan informasi tersebut.sejak terjadinya penyerangan Mavi Marmara,
Turki meninjau kembali kerjasama pertukaran informasi intelejen tersebut. Pasca
penghentian kerjasama peralatam militer, pemberhentian kerjasama pertukaran
informasi intelejen pun diterapkan.43 Pihak Turki tidak terima atas penyerangan
tersebut dan menganggap perbuatan tersebut merupakan sebuah kejahatan
internasional.
d) Larangan Penerbangan Terhadap Militer Israel
Perseteruan antara Turki dan Israel semakin berlanjut. Turki telah dua kali
menolak pesawat militer Israel untuk melintasi wilyah udara Turki. Salah satu
43 Era Muslim, Pihak Intelejen Turki Putuskan Kerjasama Dengan Moosad Israel, diakses dari
http://www3.eramuslim.com/berita/dunia-islam/pihak-intelijen-turki-putuskan-kerjasamadengan-mossad-israel.htm pada tanggal 21 April 2014

diantaranya adalah penolakan pesawat militer Israel saat membawa 100 perwira
untuk milntasi wilyah Turki. Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan menuju
Polandi untuk mengunjungi camp-camp yahudi yang ada di Polandia. 44
Penerbangan tersebut tidak hanya ke Polandia, tapi juga menuju Jerman.
Penurunan hubungan Israel-Turki kini mencapai puncaknya menyusul
sikap Turki yang mencegah pesawat militer Israel menuju Polandia menggunakan
wilayah Turki. Larangan tersebut tidak berlaku untuk seluruh penerbangan, untuk
penerbangan sipil, Turki tetap mengizinkan penerbangannya. Penerbangan sipil
dari Israel dengan Tujuan Turki atau hanya melintasi diperbolehkan lewat.
Kebijakan sipil sama sekali tidak dilarang dalam kebijakan larangan penerbangan
yang diterapkan pemerintah Turki pasca tragedi Mavi Marmara.
Kebijakan Pemutusan Kerjasama Militer Turki Dengan Israel
Kebijakan luar negeri Turki pada tahun 2010 yang memutuskan hubungan
kerjasama militer dengan Israel merupakan salah satu faktor dari defence interest,
dimana negara yang diperankan oleh pemerintah pada konteks ini harus mampu
melindungi kedaulatan dan rakyatnya dari ancaman pihak lain. Pasca penyerangan
militer Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang mengangkut relawan dan
bantuan untuk dibawa kepada pengungsi Palestina, pemerintah Turki menuntut
pihak Israel untuk segera bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan
10 orang warga negara Turki. Pemerintah Turki menuntut agar Israel segera
meminta maaf dan minta mahkamah Internasional segera melakukan penyelidikan
44 Egidius, Turki Larang Pesawat Militer Israel Melintas Wilayah Mereka, diakses dari
http://bola.kompas.com/read/2010/06/30/17195299/Turki.Kembali.Larang.Pesawat.Israel pada
tanggal 21 April 2014

terhadap insiden tersebut. Selain kepada Mahkamah Internasional, Turki pun
mengirimkan surat resmi kepada PBB dan melaporkan Israel atas tindakan
kejahatan Internasional.
Erdogan

mengatakan, salah satu latar belakang pemutusan kerjasama

tersebut berkaitan dengan aspek keamanan.45 Merupakan sebuah hal yang wajar
jika Turki bereakasi keras atas insiden Mavi Marmara tersebut, selain merupakan
sebuah bentuk pelanggaran internasioanal, insiden tersebut juga merupakan
bagian dari ancaman yang membahayakan warga negara Turki. Kebijakan luar
negeri Turki pada tahun 2010 yang memutuskan hubungan kerjasama militer
dengan Israel merupakan salah satu faktor dari defence interest, dimana negara
yang diperankan oleh pemerintah pada konteks ini harus mampu melindungi
kedaulatan dan rakyatnya dari ancaman pihak lain. Pasca penyerangan militer
Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang mengangkut relawan dan bantuan untuk
dibawa kepada pengungsi Palestina, pemerintah Turki menuntut pihak Israel
untuk segera bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan 10 orang
warga negara Turki. Pemerintah Turki menuntut agar Israel segera meminta maaf
dan minta mahkamah Internasional segera melakukan penyelidikan terhadap
insiden tersebut. Selain kepada Mahkamah Internasional, Turki pun mengirimkan
surat resmi kepada PBB dan melaporkan Israel atas tindakan kejahatan
Internasional.

45 Anonim, “Turki Putuskan Kerjasama Pertahanan Dengan Israel” diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/09/110906_turkeyisrael.shtml , dikases pada
tanggal 19 Februari 2014. Pukul 13.09

Erdogan

mengatakan, salah satu latar belakang pemutusan kerjasama

tersebut berkaitan dengan aspek keamanan.46 Merupakan sebuah hal yang wajar
jika Turki bereakasi keras atas insiden Mavi Marmara tersebut, selain merupakan
sebuah bentuk pelanggaran internasioanal, insiden tersebut juga merupakan
bagian dari ancaman yang membahayakan warga negara Turki. Sebagaimana yang
dikatakan Buzan dalam tulisannya, isu-isu yang mengancam kelangsungan hidup
suatu unit kolektif atau prinsip-prinsip yang dimiliki oleh unit-unit kolektif
tertentu akan dianggap sebagai ancaman yang ekstensial. 47 Menurutnya, suatu
negara akan merasakan tidak aman (Insecurity) karena adanya ancaman (Threat)
dan Kerawanan (Vulnerability). Kerawanan berkaitan dengan kelemahan negara
dan kelemahan kekuatan baik di bidang sosial, politik ekonomi dan militer.

Problem Recognition and Definition
Turki mendefinisikan penyerangan kepada kapal Mavi marmara sebagai
sebuah permasalahan keamanan yang harus segera diselisaikan. Karena
penyerangan tersebut menyangkut keamanan warga negaranya. Pasca insiden
Mavi Marmara, Turki mengancam Israel untuk memutus kerjasama militer jika
pemerintah Israel tidak meminta maaf secara resmi kepada Turki atas insiden
Mavi Marmara. Namun setelah ditunggu pada batas waktu yang ditentukan, pihak

46 Anonim, “Turki Putuskan Kerjasama Pertahanan Dengan Israel” diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/09/110906_turkeyisrael.shtml , dikases pada
tanggal 19 Februari 2014. Pukul 13.09
47 Buzan, Barry. Op. Cit

Israel tidak kunjung mengeluarkan statement permintaan maaf atas insiden Mavi
Marmara.
Penyerangan Mavi Marmara merupakan alasan Turki memutuskan
hubungan kerjasama militernya dengan Israel. Kebijakan tersebut dapat
memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kedua negara. Bagi Turki,
kebijakan pemutusan tersebut dapat menaikkan citra dan harga diri bangsa Turki
sebagai sebuah negara yang berdaulat yang berusaha menjaga keamanan dan
ketahanan nasionalnya. Turki berani mengambil keputusan untuk mengeluarkan
kebijakan pemutusan kerjasama militer dengan Israel demi menjaga ketahanan
dan keamanan nasionalnya. Namun disisi lain Turki harus kehilangan pasokan
peralatan senjata militer yang selama ini berasal dari industri militer Israel.
Pemerintah Turki pun harus siap mencari sumber lain untuk dapat memenuhi
kebutuhan peralatan militer Turki. Jika hal tersebut tidak dapat dipenuhi oleh
pemerintah, maka pemerintah Turki yang dikomandoi oleh Erdogan akan
mendapatkan ancaman dari militer karena tidak dapat merepresentasikan
kepentingannya.

Goal Selection
Selain faktor keamanan, salah satu faktor pendukung yang menyebabkan
Turki berani memutuskan kerjasama militernya adalah untuk menaikan citra
negara Turki di kawasan Timur Tengah. Sejalan dengan prinsip luar negeri Turki
yang pernah disampaikan oleh Ahmed Dovutoglu dalam tulisannya selaku menteri
luar negeri Turki.

“As its region experiences democratization Turkey will
continue its quest to maintain a balance between
promoting democratic values and defending national
interest”48

Dari prinsip tersebut, dapat disimpulkan bahwa Turki akan tetap
memperjuangankan nilai-nilai demokrasi, namun disisi lain Turki tidak akan
mengesampingkan agenda kepentingan nasionalnya. Turki dengan startegi Zero
Problem with Neighbors nya akan tetap menjalin kerjasama dengan negara
manapun, selama itu tidak mengganggu kepentingan nasionalnya.

48 Ahmed Dovutoglu . Op. Cit Hal 4

Indetification of Alternatives
Turki

mempunyai

tujuan

dan

kepentingan

untuk

mengamankan

kepentingan nasionalnya dari aspek kepentingan pertahanan. Turki yang sudah
berkomitmen

dalam

menanamkan

nilai-nilai

kebebasan

dalam

politik

internasionalnya merasa kecewa atas peristiwa Mavi Marmara yang menewaskan
10 warganya. Dalam konteks pemutusan kerjasama militer ini, ada beberapa
pilihan yang memungkinkan untuk diambil oleh pemerintah Turki diantaranya:
a) Membuka kerjasama dengan Iran
Semenjak AKP berkuasa di Turki, ada perubahan cara pandang terhadap
penanganan kasus kurdi di daerah perbatasan antara Iran dan Suriah. Turki
relative lebih lunak terhadap Iran dan Suriah, terutama ketika kedua negara
tersebut sedang dalam tekanan dan perhatian komunitas internasional. Para
akademisi sepakat bahwa perubahan kebijakan yang terjadi terhadap Iran dan
Suriah dilatarbelakangi kehadiran AKP di pemerintahan berkuasa. Erdogan selaku
perdana menteri Turki mengatakn bahwa selama ini ada pendekatan negara yang
salah dalam menyikapi suku Kurdi, yang tentunya dapat mengganggu stabilitas
hubungannya dengan negara tetangga.
Selama ini, aktor militer Turki selalu menaruh kecurigaan terhadap gerak
politik yang dilakukan oleh pemrintah Iran. Politik luar negeri Iran dianggap dapat
mengancam stabilitas keamanan di Turki. Dimana gerakan politik Iran
mempunyai potensi mengekspor gerakan revolusi Islam masuk dalam tatanan
pemerintahan Turki. 49 namun secara pelahan, persepsi miring terkait politik Islam
49 Bulent Aras,”Turkish Foregn Policy Toward Iran: Ideology and Foreign Policy in Flux”, Journal of
Third World Studies 18 (1), 105-124, hal 108.

yang dilakukan oleh Iran perlahan mulai diperlunak. Hal tersebut ditandai de