MAKALAH POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA ST
MAKALAH POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
STUDI KASUS: PERAN INDONESIA DALAM UPAYA PERDAMAIAN
KONFLIK ISRAEL - PALESTINA
Dosen Pengampu: Ni Komang Desy Arya Pinatih, MSi.
Disusun Oleh:
Kelompok Timur Tengah
Muhammad Reyhansyah Fauzi
155120400111023
Zena Alyssha Fidarijanthy
155120400111049
Ulfa Ekarini Choirunnisa
155120401111015
Aldo Caesario Al Asyari
155120401111076
Aditya Restu Dewangga
155120407111065
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya tugas
kelompok mata kuliah Politik Luar Negeri Republik Indonesia tentang “Politik
Luar Negeri Indonesia dengan Studi Kasus: Peran Indonesia dalam Upaya
Perdamaian Konflik Israel-Palestina” dapat kami selesaikan. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada dosen pengampu
mata kuliah Politik Luar Negeri Republik Indonesia program studi Hubungan
Internasional Universitas Brawijaya, Ibu Ni Komang Desy Arya Pinatih, MSi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik bagi
penulis, pembaca, maupun dosen pengampu. Kami sadar bahwa tiada gading yang
tak retak, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan
guna memperbaiki kekurangan dalam makalah ini.
Malang, 8 Mei 2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1.
LATAR BELAKANG...............................................................................4
1.2.
RUMUSAN MASALAH..........................................................................6
1.3.
TUJUAN PENELITIAN...........................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1. DEFINISI KONSEPTUAL...........................................................................7
2.1.1. FOREIGN POLICY BEHAVIOR..........................................................7
2.1.2. DOMESTIC POLITICS.........................................................................8
2.1.3. ECONOMY MILITARY FACTORS...................................................10
2.1.4. INTERNATIONAL CIRCUMSTANCES...........................................10
2.2. GAMBARAN UMUM KAWASAN TIMUR TENGAH...........................12
2.3. KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KAWASAN
TIMUR TENGAH..............................................................................................14
2.4. STUDI KASUS: PERAN INDONESIA DALAM UPAYA
PERDAMAIAN ISRAEL-PALESTINA...........................................................14
2.5. ANALISA FAKTOR DETERMINAN.......................................................16
2.5.1. FOREIGN POLICY BEHAVIOR........................................................16
2.5.2. DOMESTIC POLITICS.......................................................................17
2.5.3. ECONOMY-MILITARY FACTORS..................................................18
2.5.4. INTERNATIONAL CIRCUMTANCES..............................................21
2.5.4.1 Perjanjian dalam Aliansi.................................................................22
2.5.4.2 Masalah Bersama Berujung pada Isu Internasional........................23
BAB III KESIMPULAN........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki peranan penting dalam proses memperjuangkan
kemerdekaan negara-negara di kawasan Asia – Afrika. Hal tersebut dapat dilihat
melalui
peran serta Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk
memperjuangkan kemerdekaan bagi negara-negara di kawasan Asia-Afrika.
Keterlibatan Indonesia dalam KAA juga sekaligus menunjukkan rasa anti
imperialisme dan kolonialisme terhadap bangsa barat. Pada Konferensi AsiaAfrika (KAA) di Indonesia pada bulan April 2015 yang lalu, telah
disepakati “Declaration on Palestine… pada intinya menggaris bawahi dukungan
negara-negara Asia dan Afrika terhadap perjuangan bangsa Palestina dalam
rangka
memperoleh
kemerdekaannya
dan
upaya
menciptakan two-state
solution yang hidup berdampingan secara damai dengan Israel” 1. Hal ini
menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus menngupayakan perdamaian atas
konflik tersebut.
Adanya rasa persamaan nasib sebagai bangsa yang pernah dijajah
membuat Indonesia merasa perlu untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi
seluruh bangsa di dunia. Hal ini dapat dilihat melalui isi pembukaan UUD 1945
yaitu "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Maka dari itu pula Indonesia
menganut sebuah prinsip politik luar negeri “bebas-aktif”. Bebas, artinya
Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya tidak memihak pada kekuatan
manapun. Sedangkan aktif, artinya Indonesia turut berperan aktif dalam berbagai
1
Kemlu.go.id. 2016. Isu Palestina. Diakses dari http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/
Pages/Isu-Palestina.aspx pada 4 Mei 2017.
4
peristiwa dan kerjasama internasional. Dengan prinsip bebas-aktif, Indonesia
mampu untuk turut berperan dalam berbagai upaya perwujudan perdamaian dunia.
Timur Tengah merupakan kawasan yang penuh dengan konflik yang
kompleks. Beberapa konflik terjadi seperti konflik Suriah antara kelompokkelompok pemberontak dengan pemerintah, pemberontakan-pemberontakan di
Turki, jaringan terorisme, termasuk konflik yang terjadi antara Palestina – Israel.
Dikatakan kompleks karena konflik-konflik tersebut tidak hanya melibatkan
negara-negara yang bertikai, tetapi melibatkan beberapa negara lain seperti Russia
dan
Amerika
serikat
dalam
konflik
Suriah
serta
kelompok-kelompok
pemberontak. Sedangkan konflik perebutan wilayah antara Palestina – Israel
menjadi persoalan yang berlarut-larut dan tak kunjung usai. Berbagai upaya
diplomatik telah dilakukan mulai dari Madrid 1989, Oslo I 1993, Oslo II 1995,
Camp David 2000, dan seterusnya2. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk
muslim terbesar di dunia, sudah seharusnya Indonesia turut serta berperan aktif
dalam upaya menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel. Indonesia pun
tercatat mengirimkan beberapa kali bantuan kemanusiaan ke Palestina. Seperti
pengiriman pasukan perdamaian untuk menjaga perbatasan, pembangunan rumah
sakit, bantuan medis, bantuan dana dan lain-lain.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, salah satu focus tujuan politik
luar negerinya adalah mencari pengakuan kedaulatan dari negara lain. Hal ini
karena syarat merdekanya suatu negara selain secara de facto seperti adanya
wilayah, adanya pemerintah yang berdaulat, adanya masyarakat, adapula syarat de
jure yaitu pengakuan kedaulatan oleh negara lain. Palestina merupakan salah satu
negara yang mengakui kedaulatan Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
Pengakuan kedaulatan itu disiarkan Palestina melalui radio internasional yang
dimilikinya.
Oleh karena itu, apabila ditelaah dari sisi sejarah, Indonesia dan Palestina
telah memiliki hubungan sejarah yang sangat baik. Sehingga sudah sepantasnnya
Indonesia
juga
turut
membantu
Palestina
dalam
memperjuangkan
2
Ibnu Burdah,. 2016. Peran RI di Timur Tengah. Diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/04/16/o5qb001-peran-ri-di-timur-tengah
pada 4 Mei 2017
5
kemerdekaannya sekaligus menyelesaikan konflik dengan Israel melalui jalur
damai.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana 4 faktor determinan politik luar negeri menurut William D.
Coplin melihat politik luar negeri Indonesia sebagai upaya perdamaian IsraelPalestina?
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
Menjelaskan 4 faktor determinan politik luar negeri menurut William D.
Coplin dalam melihat politik luar negeri Indonesia sebagai upaya perdamaian
Israel-Palestina
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI KONSEPTUAL
2.1.1. FOREIGN POLICY BEHAVIOR
Coplin mempunyai dua pandangan dalam melihat perilaku pengambil
kebijakan sebuah negara, yaitu dengan power politics dan issue politics.
Pandangan power politics terbagi lagi menjadi tiga, yaitu melihat dari
power atau kekuatan negara sebuah negara, bagaimana kebijakan yang
dikeluarkan, dan bagaimana cara penyampaian kebijakan tersebut 3. Yang pertama
dilihat dari posisi negara tersebut dalam power struggle global, apakah negara
tersebut termasuk small power, middle power, atau great power, menurut Coplin
tingkat kekuatan negara tersebut mempengaruhi proses pembuatan kebijakannya.
Negara yang terkategori great power akan memiliki pengaruh yang luas, bahkan
melebihi daerah kawasannya, negara great power akan melakukan aktivitasaktivitas di luar batas negaranya dan memimpin sebuah aliansi. Negara middle
power merupakan negara yang kekuatannya tidak terlalu kuat dan tidak lemah,
negara-negara middle power memiliki sedikit concern terhadap kekuatan
tetangganya dalam mengeluarkan kebijakan dan tidak terlalu terlibat dengan
konflik-konflik di luar batas negaranya. Dan yang terakhir negara small power
yang harus mempertimbangkan kekuatan negara tetangganya dan rentan terhadap
ancaman militer, baik secara langsung maupun terhadap negara tetangganya4.
Kemudian power politics juga melihat kebijakan yang dikeluarkan, apakah
kebijakan tersebut termasuk status-quo atau revisionist. Kebijakan yang termasuk
status-quo adalah apabila suatu negara merasa puas dengan keadaan yang sudah
ada, negara tersebut merasa diuntungkan dan karena itu tidak menginginkan
3
William D. Coplin. 1971. Introduction to International Politics : a Theoretical Overview.
Markham Pub. Co. hlm.159-167
4
Ibid
7
adanya perubahan. Sedangkan negara yang revisionist, merasa dirugikan dan
terancam dengan keadaan yang ada, dan menginginkan adanya perubahan5.
Lalu power politics melihat gaya pengeluaran kebijakan yang diambil oleh
sebuah negara, apakah secara aggressive atau passive. Cara yang aggressive
adalah dengan menggunakan kekuatan milier, salah satu alasan mengapa sebuah
negara akan menggunakan gaya ini adalah saat ingin melakukan intervensi. Dan
cara yang passive adalah dengan menggunakan cara yang damai seperti
menggunakan cara musyawarah, pidato, atau gerakan-gerakan sosial lain dalam
mencapai tujuannya6.
Coplin juga melihat cara berperilaku sebuah negara dari pandangan issue
politics, berbeda dengan power politics yang hanya melihat perilaku sebuah
negara dari pandangan power struggle, issue politics melihat faktor-faktor lain
yang mempengaruhi perilaku sebuah negara. Issue politcs melihat bahwa setiap
isu internasional adalah hal yang unik dan membutuhkan perlakuan yang berbeda
untuk mencari solus, juga faktor historis dan ekonomis akan berdampak pada
kepentingan nasional negara tersebut. Pertama-tama dilihat dari sektor mana isu
tersebut muncul, apakah masalah politik, militer, ekonomi, atau HAM. Setelah
diklasifikasikan, issue politics mempertimbangkan 3 hal spesifik terhadap isu
tersebut. Yang pertama adalah posisi yang akan diambil oleh suatu negara dalam
isu tersebut, apakah akan pro, contra, atau tetap netral. Lalu melihat seberapa
penting isu tersebut bagi kepentingan negara mereka, dan yang terakhir seberapa
mampu atau sekuat apakah negara mereka dalam meyakinkan negara-negara lain
mengenai posisi yang akan mereka ambil7.
2.1.2. DOMESTIC POLITICS
Coplin kemudian melihat politik domestik dalam sebuah negara,
dikarenakan bentuk pemerintahan atau stabilitas politik didalam suatu negara akan
memilik pengaruh terhadap pengeluaran kebijakan. Kemudian Coplin juga
melihat politik domestik dari sudut pandang power politics dan issue politics8.
5
Ibid
Ibid
7
Ibid
8
Ibid. hlm. 167-170
6
8
Bentuk pemerintahan yang termasuk dari determinan Coplin adalah bentuk
yang demokratis dan autokratis perbedaan bentuk tersebut akan mempengaruhi
kepentingan nasional negara dan cara negara tersebut mendapatkannya. Negara
yang memiliki bentuk pemerintahan demokratis biasanya dilihat sebagai negara
yang cinta akan perdamaian, hal ini dikarenakan negara yang demokratis
mempertimbangkan suara masyarakatnya dalam menangani atau mengeluarkan
sebuah kebijakan. Negara yang demokratis juga akan cendrung lebih ingin untuk
bergabung dengan organisasi dan hukum internasional, dan membentuk aliansi.
Negara yang otokratis biasanya tidak keberatan untuk menggunakan kekerasan
dalam pencapaian kepentingan nasionalnya, dikarenakan suara masyarakat tidak
termasuk dalam pertimbangan pengeluaran kebijakan negara. Dan negara
otokratis akan menggunakan organisasi dan hukum internasional untuk
memperkuat negaranya9.
Dalam mata power politics pemerintah atau pengambil kebijakan didalam
suatu negara dinilai lebih mengetahui kepentingan nasional negaranya dibanding
dari masyarakatnya, jadi kepentingan nasional sebuah negara dinilai lebih penting
dan mengesampingkan kepentingan individu-individu di negaranya. Dalam mata
issue politics, kepentingan nasional merupakan gabungan dari kepentingan
individu di negaranya, jadi kepentingan nasional masih menjadi prioritas namun
kepentingan individu masih masuk kedalam pertimbangan.
Lalu stabilitas politik didalam negara tersebut, negara yang tidak stabil
akan cenderung bersikap lebih agresif dalam gaya pengeluaran kebijakannya.
Selain itu, negara yang tidak stabil akan mementingkan cara bagaimana untuk
kembali menstabilkan negaranya terlebih dahulu dibandingkan menyelesaikan
masalah-masalah yang lain.
2.1.3. ECONOMY MILITARY FACTORS
9
Ibid
9
Faktor ekonomi dan militer sebuah negara merupakan faktor penentu
pengeluaran kebijakan sebuah negara, namun terdapat perbedaan bagaimana
power politics dan issue poltics melihat faktor tersebut10.
Faktor ekonomi sebuah negara dapat dihitung dari GNP negaranya,
kondisi perdagangan internasionalnya (ekpor-impor), depedensi negara tersebut
terhadap suatu sumber daya, mata pencaharian di negara tersebut, dan juga
mencakup hal-hal lain seperti populasi, lokasi geografis, dll. Lalu faktor militer
mencakup jumlah pasukan aktif negara tersebut, tingkat kualitas pelatihan, dan
teknologi persenjataan yang dimiliki. Faktor militer tidak menghitung kekuatan
nuklir dikarenakan kekuatan nuklir itu sendiri tidak bisa dihitung, dan potensi
gerilya suatu negara dikarenakan jumlah pasukan yang diimiliki tidak dapat
ditentukan secara pasti11.
Power politics menganggap bahwa, negara akan terus menerus
memperkuat kekuatan ekonomi dan militernya, menurut power politics kekuatan
ekonomi dan militer merupakan satu-satunya cara bagi suatu negara untuk
meningkatkan power, dan merupakan tujuan utama negara tersebut. Namun, issue
politics melihat bahwa kekuatan ekonomi dan militer hanya salah satu dari
berbagai cara untuk sebuah negara mendapatkan power, dan kekuatan ekonomi
dan militer salah satu faktor bagi suatu negara untuk membuat kebijakan terkait
isu-isu yang spesifik12.
2.1.4. INTERNATIONAL CIRCUMSTANCES
International circumstances atau keadaan internasional merupakan faktor
eksternal atau keadaan-keadaan lain yang mempengaruhi proses pembuatan
kebijakan suatu negara. Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
sebuah negara dalam mengambil kebijakan yaitu :
1. Faktor geografis,
2. Kekuatan militer dan ekonomi tetangganya,
3. Adanya negara yang agresif atau pasif,
10
Ibid. hlm. 170-176
Ibid
12
Ibid
11
10
4. Perjanjian aliansi dengan negara lain, dan
5. Persamaan masalah dengan negara lain yang memunculkan isu
internasional13.
Faktor geografis merupakan kedekatan lokasi geografis, suatu negara akan
lebih mungkin untuk berinteraksi dan terlibat dengan negara yang dekat daripada
negara yang jauh. Kekuatan militer dan ekonomi tetangga, sebuah negara tidak
dapat menghiraukan kekuatan militer dan ekonomi tetangganya dalam membuat
suatu kebijakan, namun dapat menghiraukan kekuatan ekonomi dan militer negara
yang berjauhan. Adanya negara yang agresif atau pasif, sebuah negara akan selalu
mengadaptasikan kebijakannya berdasarkan agresifitas negara lain, dikarenakan
membutuhkan perlakuan yang berbeda. Perjanjian aliansi dengan negara lain,
keterlibatan suatu negara terhadap organisasi atau aliansi internasional dapat
merubah kebijakan suatu negara. Dan yang terakhir persamaan masalah dengan
negara lain yang memunculkan isu internasional, apabila terdapat kesamaan
masalah terhadap suatu isu antara dua negara, mereka akan cenderung untuk
mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut bersama14.
Power politics melihat keadaan internasional sebagai ancaman
kelangsungan hidup bagi suatu negara, dan ancaman tersebut akan selalu
bermunculan sehingga harus segera diselesaikan. Iissue politics juga melihat
keadaan internasional sebagai hal yang harus segera diselesaikan, namun tidak
melihatnya sebagai ancaman. Issue politcs melihat keadaan internasional sebagai
stimulan terbentuknya aktifitas kebijakan kebijakan luar negeri15.
2.2. GAMBARAN UMUM KAWASAN TIMUR TENGAH
Timur Tengah memiliki posisi geografis yang unik, Timur Tengah
merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan Eropa, Asia dan Afrika, dan
13
Ibid. hlm. .176-178
Ibid
15
Ibid
14
11
dengan demikian ia menguasai jalan-jalan strategis yang menuju ke tiga benua
tersebut. Jalan-jalan strategis tersebut antara lain; Selat Bosphorus yang
menghubungkan Laut Mideterania (Laut Tengah) dengan Laut Hitam, Terusan
Suez yang menghubungkan Laut Mediterania (Laut Tengah) dengan Laut Merah.
Selain itu juga terdapat rute-rute perdagangan kuno via darat yang melewati
kawasan ini16. Timur Tengah terdiri dari 15 negara yaitu Saudi Arabia, Bahrain,
Iran, Iraq, Kuwait, Lebanon, Syria, Mesir, Oman, Palestina, Qatar, Uni Emirat
Arab, Yaman, Jordania dan Israel.
Selain memiliki keunikan geografis, Timur Tengah memiliki sifat lain
yang khas. Timur Tengah merupakan pusat dunia Islam. Di Timur Tengah
terdapat tempat-tempat paling suci Islam dan lembaga-lembaga keilmuan Islam
tertinggi. Agama dan budaya Muslim telah meresap ke seluruh masyarakat Timur
Tengah dan telah memenuhinya dengan sikap-sikap filosofis sehingga hanya
revolusi radikal yang mungkin mengubah prilakunya. Namun, di tanah suci
Palestina, Timur Tengah juga memiliki fokus aspirasi-aspirasi Yahudi serta
Nasrani.17
Kawasan Timur Tengah pada zaman sekarang menempati kedudukan
strategis dalam percaturan politik internasional karena beberapa alasan:
1. Kawasan ini menyimpan cadangan minyak yang paling besar dibandingkan
dengan kawasan lain, sehingga ketika energi minyak menjadi barang yang langka,
Timur Tengah memegang peranan sangat menentukan dalam percaturan politik
dan ekonomi internasional
2. Negara-negara di Timur Tengah berkat kekayaan yang diperoleh dari cadangan
minyak, telah menjadi negara-negara pengimpor senjata dari Timur maupun dari
Barat. Kawasan ini sangat menarik bagi negara-negara pengekspor senjata yang
dengan mudah dapat memperoleh devisa yang menguntungkan melalui lalu lintas
perdagangan senjata mereka. Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, beberapa
negara Eropa Timur dan sejumlah negara Amerika Latin serta Republik Rakyat
16
George Lenczowski. 1993. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
17
Alan R Taylor. 1990. Pergeseran-Pergeseran Aliansi dalam Sistem Perimbangan Kekuatan
Arab. Amarpress
12
China adalah negara-negara yang menaruh minat besar dalam perdagangan senjata
di Timur Tengah.
3. Berkat kekayaan minyak itu, Timur Tengah telah menjadi wilayah ekonomis
yang mampu menyedot berbagai komoditi dari luar. Negara-negara industri dari
Barat maupun dari Asia, terutama Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan
selalu mengincar kawasan Timur Tengah sebagai pasar yang cukup strategis
untuk berbagai produk industri mereka. Oleh karena itu Timur Tengah tidak saja
memiliki nilai strategis, tetapi juga bernilai ekonomis.
4. Konflik antar negara Timur Tengah, terutama antara Israel dan negara-negara
Arab selalu mempunyai pengaruh internasional dan melibatkan campur tangan
negara-negara superpower seperti Amerika dan Rusia. Perdamaian dan keamanan
internasional dipengaruhi oleh konflik-konflik yang terjadi di kawasan ini.
Dengan kata lain, hampir setiap konflik besar yang terjadi di Timur Tengah
mengimbas ke kawasan lain dan ikut mengguncang stabilitas kawasan tersebut.
5. Timur Tengah secara geografis, geopolitis, dan geostrategis merupakan
kawasan yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat internasional karena
letaknya yang menghubungkan benua Eropa, Afrika, dan Asia. Beberapa negara
Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan wilayah Eropa juga menambah
arti penting kawasan ini secara keseluruhan.
6. Timur Tengah terbukti dalam catatan historis telah menjadi the cradle of
civilization (asal muasal peradaban). Bukan itu saja, bahkan semua agama wahyu
diturunkan di kawasan Timur Tengah. Antara lain Yahudi, Nasrani dan Islam,
semuanya dilahirkan di Timur Tengah.
2.3. KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KAWASAN
TIMUR TENGAH
Isu konflik Israel-Palestina dan upaya perdamaian telah dilakukan oleh
berbagai pihak. Baik oleh negara lain hingga di tingkat institusi internasional.
Berbagai upaya telah dikerahkan oleh banyak negara dan institusi internasional
seperti mengirimkan bantuan berupa kebutuhan pokok, hingga pengiriman
13
pasukan. Tidak terkecuali Indonesia, Indonesia telah melakukan berbagai upaya
sebagai bentuk dukungan perdamaian antara Israel-Palestina. Pada tahun 2014,
Indonesia mengirimkan 1.900 pasukan perdamaian untuk menjaga perdamaian di
Jalur Gaza18.
Mengutip dari www.viva.co.id, Menteri Pertahanan Indonesia pada tahun
2014, Purnomo Yugiantoro, menyatakan bahwa Indonesia telah mengirimkan
pasukan perdamaian sebanyak 1.900 pasukan dan akan ditambah sebesar 1.000
pasukan lagi. Hal ini merupakan bentuk dukungan Indonesia untuk memunculkan
perdamaian di antara Israel-Palestina. Ditambahkan lagi, pengiriman pasukan
perdamaian oleh Indonesia ini mengusung misi perdamaian yang cukup besar.
2.4. STUDI KASUS: PERAN INDONESIA DALAM UPAYA
PERDAMAIAN KONDLIK ISRAEL-PALESTINA
Konflik antara Israel dan Palestina merupakan isu yang berkelanjutan di
kawasan Timur Tengah, konflik tersebut telah berlangsung dari perebutan jalur
Gaza oleh Israel pada tahun 1967 setelah perang enam hari19. Pasca perang
tersebut PBB mengeluarkan resolusi yang berisi permintaan pelepasan wilayah
rebutan Israel kepada negara-negara yang bersangkutan, namun permintaan
tersebut masih merupakan perdebatan antara Israel dan Palestina hingga hari ini 20.
Sengketa wilayah tersebut lama kelamaan menimbulkan konflik antara kedua
negara. Pada tahun 1982, Israel melakukan invasi ke Lebanon yang membubarkan
Palestine Liberation Organization (PLO), dan melakukan pembunuhan massal di
kamp Sabra dan Shatila dimana rakyat Palestina mengungsi.
Kondisi pada saat ini pun tidak jauh berbeda, masih terdapat konflik
bersenjata antara Israel dan Palestina. Salah satunya adalah pada tahun 2014
18
Siti Nuraisyah Dewi. 2014. Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian Demi Palestina.
diakses melalui http://nasional.news.viva.co.id/news/read/520089-indonesia-kirim-1-900-pasukanjaga-perdamaian-demi-palestina pada 7 Mei 2017.
19
BBC News. 2017. Israel profile – Timeline. Diakses dari http://www.bbc.com/news/worldmiddle-east-29123668 pada 4 Mei 2017
20
UN General Assembly Resolution. 1967. Security Council Resolution 242. Diakses dari
http://www.un.org/Depts/dpi/palestine/ch3.pdf pada 4 Mei 2017
14
dimana Israel dan Palestina terlibat dalam perang, pada perang tersebut Israel
melakukan bombardir besar-besaran terhadap jalur Gaza21. Didalam laporan PBB
pada tahun 2015 mengenai konflik tersebut, korban dari Palestina dilaporkan
mencapai 2.629 yang terdiri dari masyarakat sipil dan militan sedangkan korban
yang dialami Israel berjumlah 71, perang tersebut berlangsung selama 50 hari
yang menghancurkan 20.000 rumah dan merebut tempat tinggal 500.000 rakyat
Gaza22.
Dalam merespon konflik tersebut Indonesia mengirimkan pasukan yang
berjumlah 1900 personel ke wilayah konflik pada tahun 2014, pengiriman
pasukan ini merupakan bukti bahwa Indonesia peduli atas misi perdamaian.
Menteri pertahan Indonesia Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bahwa tujuan
dikirimnya pasukan tersebut hanya untuk melindungi saja, dan menginginkan
penyelesaian konflik yang damai antara Israel dan Palestina23
2.5. ANALISA FAKTOR DETERMINAN
2.5.1. FOREIGN POLICY BEHAVIOR
Menganalisis Foregin Policy Behavior (FPB) Indonesia pada kasus
persengketaan Israel dan Palestina adalah dengan melihat bagaimana tindakan
konkrit Indonesia dalam mengupayakan perdamaian bagi kedua negara yang
berkonflik tersebut, dapat dilihat bahwa dalam memelihara perdamaian dan
keamanan internasional, Indonesia melalui kebijakan luar negerinya pada tahun
2014 mengirimkan pasukan Garuda ke wilayah Palestina24. Pengiriman pasukan
ini bukan bermaksud untuk “mempersenjatai” warga Palestina, namun pengiriman
21
UN News Center. 2015. UN report cites possible war crimes by both Israel and Palestinian
groups in 2014 Gaza conflict. Diakses dari http://www.un.org/apps/news/story.asp?
NewsID=51215#.WQ89C_mGO00 pada 7 Mei 2017
22
Ibid
23
Siti Nuraisyah Dewi. 2014. Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian Demi Palestina.
Diakses dari http://nasional.news.viva.co.id/news/read/520089-indonesia-kirim-1-900-pasukanjaga-perdamaian-demi-palestina pada 7 Mei 2017
24
Ibid
15
pasukan ini digunakan untuk menjaga stabilitas kawasan tersebut.
Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam posisi revisionist.
Dalam upaya Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat
Palestina dapat terlihat bahwa dalam mencapai tujuannya Indonesia menggunakan
jalur diplomasi secara keseluruhan (passive), pemerintah berpikir bahwa jika
Indonesia melakukan tindakan sepihak yang radikal akan menyebabkan banyak
dampak buruk sehingga cara terbaik dalam mengupayakan kemerdekaan bangsa
Palestina adalah menggalang dukungan dunia internasional untuk menekan Israel
melakukan
serangan
dan
mengutamakan
perundingan
untuk
mencapai
kemerdekaan.
Indonesia menganggap Palestina merupakan saudara jauhnya, hal ini
dimulai ketika pada tahun 1945 saat Indonesia baru menyatakan kemerdekaannya.
Palestina dan negara-negara Timur Tengah pada saat itu merupakan negara
pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia, sehingga pemimpin kita
beranggapan bahwa Indonesia mempunyai hutang budi terhadap bangsa Palestina.
Hal ini yang membuat pemimpin Indonesia mulai saat kepemimpinan Presiden
Soekarno hingga kepemimpinan Presiden Joko Widodo tetap bersikeras membuat
kebijakan tentang dukungan terhadap kemerdekaan negara Palestina dan
menentang berdirinya negara Israel.
2.5.2. DOMESTIC POLITICS
Berbicara tentang politik domestic sebuah negara, sesungguhnya situasi
politik domestic di suatu negara tentunya tidak sama satu sama lain. Politik
domestic sendiri dianggap menjadi factor yang penting dalam menjelaskan
kebijakan luar negeri dalam suatu negara.25 Lalu seberapa penting politik domestic
dalam menentukan kebijakan suatu luar negeri ditentukan oleh (a) lewat negara
kita dapat mengejar kebijakan luar negeri secara optimal, (b) saat ada perbedaan
25
John D. Roecher. 1998. Domestic Politics, Foreign Policy, and Theories of International
Relations. hlm. 289-290. Diakses dari http://www.rochelleterman.com/ir/sites/default/files/Fearon
%201998.pdf pada 5 Mei 2017
16
dalam institusi-institusi, budaya, struktur ekonomi, atau tujuan dari pemimpin
yang menentukan arah kebijakan yang diambil26
Indonesia sendiri yang merupakan negara demokratis membiarkan warga
negaranya bebas untuk berpendapat. Tujuannya tidak lain agar masyarakat bisa
menyampaikan keluhan atau aspirasi mereka dan pemerintah sendiri jadi dapat
mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakatnya itu sendiri. Berdasarkan
kasus ini, Indonesia sendiri mendapat dukungsn dari public dalam membantu
penyelesaian konflik Palestina – Israel itu sendiri khususnya bantuan kemanusiaan
ke Palestina, seperti
mengirimkan bantuan pasukan perdamaian dan bantuan
pangan yaitu bahan baku makanan dan obat-obatan, lalu bantuan dana juga
diberikan pemerintah Indonesia untuk membantu Palestina. Saking pedulinya pula
dari Indonesia ke Palestina, ada lembaga yang secara resmi merupakan lembaga
untuk
membantu
Palestina
itu
sendiri
contohnya
adalah
http://www.bantupalestina.com/ yang disitus tersebut kita dapat membantu ikut
berdonasi demi membantu saudara-saudara kita di Palestina dan juga disebutkan
pula beberapa lembaga yang dapat menjadi tempat kita untuk berdonasi
contohnya adalah KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), Medical
Emergency Rescue Committee (MER-C), Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Palang
Merah Indonesia (PMI). Selain Bantu Palestine tersebut, juga ada Komite
Nasional
untuk
Rakyat
Palestina
(KNRP)
dan
ada
websitenya
yaitu
http://www.knrp.org/.
Selain dukungan public tersebut, sebagai negara demokratis yang bebas
mengemukakan pendapat, Indonesia sendiri juga tidak mau kalau konflik
Palestina-Israel ini berlanjut terlalu lama karena sangat merugikan dan banyak
nyawa juga yang melayang. Maka dari itu Indonesia sendiri menginginkan adanya
perdamaian antara Palestina dengan Israel, karena sebenarnya konflik tersebut
adalah masalah tentang perebutan wilayah atau konflik politik namun
mengakibatkan krisis kemanusiaan, bukan konflik tentang agama. Dan Indonesia
membantu Palestina juga bukan karena warga negara Indonesia yang mayoritas
beragama Islam, namun karena sebagai bukti bahwa Indonesia menginginkan
26
Ibid. hlm. 302
17
kedamaian dan juga karena Palestina merupakan salah satu negara yang mengakui
kemerdekaan Indonesia diawal kemerdekaan.
Indonesia juga secara jelas mendukung perdamaian antara Palestina
dengan Israel dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengirimkan
pasukan perdamaian yang berjumlah 1900 orang, tujuannya adalah bukan untuk
menyerang namun untuk membantu perdamaian di jalur Gaza yang merupakan
salah satu jalur untuk masuk ke Palestina selain jalur Tepi Barat.
2.5.3. ECONOMY-MILITARY FACTORS
Dalam kebijakan luar negerinya, sebagai negara dengan penduduk
mayoritas muslim Indonesia turut terlibat dalam upaya penyelesaian konflik
antara Palestina dan Israel. Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian ke
wilayah konflik di jalur gaza yang disebut dengan Pasukan Garuda. Tentunya
pengiriman pasukan perdamaian tersebut juga ditentukan atas factor kekuatan
ekonomi dan militer yang dimiliki Indonesia. Kekuatan militer dapat diukur
melalui kapasitas militer yang meliputi jumlah personel, tingkat latihan, serta
sarana dan prasarana militer yang dimiliki suatu negara. Sedangkan kekuatan
ekonomi dapat diukur melalui Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National
Bruto (GNP) dan dapat pula diukur melalui neraca perdagangan ( ekspor –
impor ) suatu negara. Neraca perdagangan dapat menunjukkan tingkat
ketergantungan ekonomi suatu negara dengan pihak eksernal negaranya. Hal ini
dapat menunjukkan tingkat kemandirian suatu negara dalam bidang ekonomi.
PNB atau GNP sendiri menunjukkan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara.
Kekuatan Militer Indonesia merupakan salah satu kekuatan militer terkuat
di dunia. Mengutip dari harian online AECNewsToday.Com “The findings are in
the latest Global Fire Power (GFP 2016 Ranking), which places the Indonesian
National Armed Forces – Tentara Nasional Indonesia (TNI) – at number 14 in the
world…”27 dari kutipan diatas menyatakan bahwa kekuatan militer Indonesia
27
Jose Rodriguez T. 2017. GFP 2016 Ranks Indonesia as Asia Pacifics Military Might. Diakses
dari https://aecnewstoday.com/2017/gfp-2016-ranks-indonesia-as-asia-pacifics-military-might/
pada 4 Mei 2017
18
menduduki peringkat ke- 14 di seluruh dunia. Sedangkan di kawasan Asia
Tenggara Indonesia menduduki peringkat pertama diatas negara-negara anggota
ASEAN lainnya28. Indonesia memiliki 476.000 personel militer, 418 unit tank,
441 unit pesawat udara, dan 2 unit kapal selam dengan anggaran belanja
pertahanan sekitar 6.900.000.000 USD.29 Indonesia juga memiliki pasukan elit
khusus yang terkenal di dunia, yaitu Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS).
Sejumlah alutsista yang dimiliki Indonesia pun merupakan alutsista perang
dengan kualitas terbaik.
“In the air the Indonesia’s Air Force is no less formidable
Headlined by 16 top-of-the-line Russian-made Sukhoi-27/30 jets,
which are among the best fighter jets in the world, complimented by
36 US-made F-16s that carry one of the best records among fighterinterceptors worldwide. The Indonesia Air Force is also equipped with
South Korean-made KAI T-50 Golden Eagle trainers/light attack jets,
Northrop F-5 Freedom fighters, British Aerospace (BAE) Hawk
jet trainers, and Embraer EMB-314 Super Tucano turbo-prop
trainers/light attack planes from Brazil.”
Selain itu, kekuatan militer Indonesia juga didukung dengan kekayaan
minyak yang dimiliki yaitu sekitar 789.800 barel per hari dengan 3,6 miliar barrel
yang masih tersimpan. Karena cadangan minyak juga menjadi factor pendukung
kekuatan militer suatu negara. Minyak dibutuhkan untuk mendukung keperluan
operasional alutsista.
Indonesia merupakan salah satu negara anggota G-20 yang terdiri dari
negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Indonesia pun menjadi
satu-satunya negara kawasan asia tenggara yang tergabung dalam G-20.
28
Ibid
Ilyas I. Praditya. 2017. Militer Indonesia Masuk Peringkat 14 Dunia Berkat Produksi Minyak.
Diakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2825829/militer-indonesia-masuk-peringkat-14dunia-berkat-produksi-minyak pada 4 Mei 2017.
29
19
Apabila dilihat dari total GNP dari tahun 2012 hingga 2015, total GNP
yang dihasilkan oleh Indonesia pun cukup baik. Hal ini menunjukaan
pereknomian Indonesia cukup kuat. Disamping itu neraca perdagangan Indonesia
pada tahun 2014 cukup seimbang antara ekspor dan impor nya. Hal ini membuat
Indonesia tidak memiliki tingkat kertergantungan yang begitu tinggi dengan
negara lain. Hal ini membuat Indonesia tentunya dapat lebih leluasa untuk turut
berperan aktif dalam upaya penyelesaian konflik Palestina – Israel. Walaupun
upaya-upaya yang dilakukan masih cendrung pasif melalui upaya-upaya
diplomatic dan pengiriman bantuan-bantuan materil maupun non-materil bagi
para korban konflik.
20
Dengan demikian, kekuatan militer dan kekuatan perekonomian Indonesia
yang cukup kuat memungkinkan Indonesia untuk turut serta berperan aktif dalam
menyelesaikan konflik Palestina dan Israel. Upaya-upaya tersebut diwujudkan
melalui pengiriman bantuan dana, pasukan perdamaian, pembangunan rumah
sakit dan lain-lain.
2.5.4. INTERNATIONAL CIRCUMTANCES
Salah satu dari 4 faktor determinan politik luar negeri Indonesia terhadap
kawasan Timur Tengah khususnya dalam konflik Israel-Palestina adalah
international circumstances atau situasi internasional. Dimana, menurut Coplin,
terdapat lima poin di dalamnya yakni lokasi geografis, kekuatan ekonomi militer
negara tetangga, bentuk pemerintahan (agresif atau pasif), perjanjian dalam
aliansi, serta adanya masalah bersama yang berujung pada isu internasional.
Penulis kemudian mencoba mengelaborasikan beberapa poin menurut Coplin
kepada peran Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina.
Seperti yang telah diketahui, Israel dan Palestina telah terlibat konflik
berkepanjangan selama bertahun-tahun. Berbagai upaya perdamaian telah
21
diusahakan sejak tahun 1948 baik dari kedua belah pihak maupun dari pihak
eksternal sebagai mediator, namun tidak kunjung mencapai kata sepakat untuk
berdamai hingga sekarang30. Upaya damai tersebut juga diusahakan oleh
Indonesia, sebagai negara yang memiliki tujuan untuk mendukung perdamaian
dunia, Indonesia berperan aktif dalam upaya resolusi konflik Israel dan
Palestina31.
2.5.4.1 Perjanjian dalam Aliansi
OKI atau Organisasi Kerjasama Islam adalah institusi internasional yang
beranggotakan negara-negara Islam, meyakini agama Islam dan hormat kepada
piagam PBB dan hak asasi manusia 32. Indonesia dan Palestina merupakan negara
anggota OKI sejak dibentuknya OKI pada tahun 1969 33. Tujuan OKI adalah
meningkatkan solidaritas Islam antara negara anggota, mengkoordinasikan
kerjasama antar negara anggota, mendukung keamanan dan perdamaian
internasional, melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu pembentukan
negara Palestina yang merdeka dan berdaulat34.
Dalam berbagai kesempatan pertemuan negara anggota OKI, negara
anggota OKI sepakat untuk terus mengupayakan kemerdekaan bagi Palestina.
Tidak terkecuali Indonesia yang cukup vocal dalam menyuarakan kemerdekaan
rakyat Palestina35. Dapat dilihat sejak awal pembentukannya, OKI telah
menuliskan salah satu tujuan pembentukannya adalah untuk membantu
kemerdekaan Palestina36. Selain itu, dalam berbagai kesempatan, contohnya pada
KTM OKI ke-36 pada tahun 2009, KTM OKI ke-37 pada tahun 2010, KTT Luar
Biasa OKI pada tahun 2012 banyak membahas soal Palestina dan upaya
memerdekakan Palestina37.
30
Dina Tsalist Wildana. 2009. Konflik Israel Palestina (Studi terhadap Konsep Perdamaian di
Timur Tengah). Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/2595/ pada 3 Mei 2017.
31
Ibid. Kemlu.go.id, “Isu Palestina”.
32
Kemlu.go.id. Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Diakses dari
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-multilateral/Pages/Organisasi-Kerja-SamaIslam.aspx pada 3 Mei 2017
33
Ibid.
34
Ibid.
35
Ibid.
36
Ibid.
37
Ibid.
22
Indonesia merupakan salah satu negara anggota OKI dan mendukung
upaya-upaya OKI untuk memerdekakan Palestina. Berbagai cara Indonesia
membantu Palestina dalam konflik Israel-Palestina yang berkepanjangan. Salah
satunya adalah pengiriman pasukan perdamaian sebanyak 1900 pasukan38.
Pengiriman pasukan perdamaian ke Jalur Gaza pada tahun 2014 tersebut bertujuan
untuk menjaga perdamaian39. Dari situlah, penulis menarik kesimpulan bahwa
Indonesia mengimplementasikan tujuan OKI dengan baik. Tujuan yang dimaksud
adalah untuk membantu misi perdamaian Israel-Palestina. Dengan mengirimkan
pasukan perdamaian, merupakan salah satu bentuk bahwa Indonesia mendukung
upaya perdamaian Israel-Palestina.
2.5.4.2 Masalah Bersama Berujung pada Isu Internasional
Sesuai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tertera
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, Indonesia menjunjung tinggi
perdamaian dunia dan menolak keras berbagai bentuk penjajahan. Negara-negara
anggota ASEAN juga menjunjung tinggi perdamaian dan menolak penjajahan.
Hingga kemudian isu perdamaian dan isu penjajahan menjadi salah satu isu
internasional dan salah satu tujuan wajib dalam rezim atau institusi internasional.
Hal yang sama terjadi pada Palestina, terlibat konflik dengan Israel sejak
tahun 1967, Palestina berkali-kali mengupayakan kemerdekaan dari jajahan
Israel40. Upaya kemerdekaan Palestina tidak hanya datang dari dalam negeri,
melainkan juga datang dari berbagai belahan dunia, tidak terkecuali berbagai
organisasi internasional. Adanya kesamaan ancaman, yakni penjajahan dan
konflik, serta keinginan untuk berdamai mendorong Indonesia untuk berperan
aktif dalam membantu mewujudkan kemerdekaan Palestina.
38
Ibid. Siti Nuraisyah Dewi. “Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian Demi Palestina”
Ibid.
40
Lida Puspaningtyas . 2017. Muak dengan Penjajahan Israel, Ini Surat Warga Palestina untuk
Trump. Diakses dari http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/
17/01/18/ojycu5377-muak-dengan-penjajahan-israel-ini-surat-warga-palestina-untuk-trump pada 3
Mei 2017.
39
23
Kembali lagi, berbagai upaya dilakukan Indonesia untuk mewujudkan
kemerdekaan bagi Palestina. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan
pengiriman 1.900 pasukan perdamaian pada tahun 201441.
BAB III
KESIMPULAN
41
Ibid. Siti Nuraisyah Dewi. “Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian Demi Palestina”
24
Sesuai dengan penjelasan dan definisi konseptual menurut William D.
Coplin, terdapat empat faktor determinan politik luar negeri suatu negara.
Keempat faktor determinan tersebut telah dijelaskan baik secara konseptual
maupun dengan studi kasus Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian
KOnflik Israel-Palestina. Keempat faktor determinan menurut William D.
Coplin dapat menjelaskan studi kasus yang diambil oleh penulis dengan baik.
Dapat disimpulkan pula bahwa factor yang paling dominan dalam studi
kasus tersebut adalah factor Foreign Policy Behavior dan Economy – Military
Factors.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Gita. 2016. Lengkap, Isi Deklarasi Jakarta yang Dihasilkan KTT OKI.
Diakses dari
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/16/03/07/
25
o3o9i6394-lengkap-isi-deklarasi-jakarta-yang-dihasilkan-ktt-oki-part3. Pada 3
Mei 2017.
Anonim. 2017. Israel Profile-Timeline. Diakses dari
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29123668. Pada 4 Mei 2017.
BBC Team. 2016. KTT OKI Siapkan Deklarasi Jakarta untuk Dukung Palestina.
Diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160306_indonesia_oki.
Pada 3 Mei 2017.
Burdah, Ibnu. 2016. Peran RI di Timur Tengah. Diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/04/16/o5qb001-peran-ridi-timur-tengah. Pada 4 Mei 2017.
Coplin, William D. 1980. Introduction to International Politics. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Dewi, Siti Nuraisyah. 2014. Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian
Demi Palestina. Diakses dari http://nasional.news.viva.co.id/news/read/520089indonesia-kirim-1-900-pasukan-jaga-perdamaian-demi-palestina pada 7 Mei
2017.
Kemlu.go.id. 2016. Isu Palestina. diakses dari
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/Pages/Isu-Palestina.aspx. Pada 34 Mei 2017.
Kemlu.go.id. 2017. , Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia Tahun 2017. Diakses dari
http://www.kemlu.go.id/id/pidato/menlu/Documents/PPTM-2017-ID.pdf. Pada 3
Mei 2017.
Kemlu.go.id. Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Diakses dari
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-multilateral/Pages/OrganisasiKerja-Sama-Islam.aspx. Pada 3 Mei 2017.
Lenczowski, George. 1993. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Mendoza, Terry. 2017. Six Day War Comprehensive Timeline. Diakses dari http://
www.sixdaywar.co.uk/timeline.htm. Pada 4 Mei 2017.
Praditya, Ilyas I. 2017. Militer Indonesia Masuk Peringkat 14 Dunia Berkat
Produksi Minyak. DIakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2825829/militerindonesia-masuk-peringkat-14-dunia-berkat-produksi-minyak. Pada 4 Mei 2017.
Puspaningtyas, Lida. 2017. Muak dengan Penjajahan Israel, Ini Surat Warga
Palestina untuk Trump. Diakses dari
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/17/01/18/
ojycu5377-muak-dengan-penjajahan-israel-ini-surat-warga-palestina-untuktrump. Pada 3 Mei 2017
26
Roecher, John D. 1998. Domestic Politics, Foreign Policy, and Theories of
International Relations. Diakses dari
http://www.rochelleterman.com/ir/sites/default/files/Fearon%201998.pdf pada 5
Mei 2017
Rodriguez T, Jose. 2017. GFP 2016 Ranks Indonesia as Asia Pacifics Military
Might. Diakses dari https://aecnewstoday.com/2017/gfp-2016-ranks-indonesia-asasia-pacifics-military-might/. Pada 4 Mei 2017
Taylor, Alan R. 1990. Pergeseran-pergeseran Aliansi dalam Sistem Perimbangan
Kekuatan Arab. Amarpress.
UN General Assembly Resolution. 1967. Security Council Resolution 242.
Diakses dari http://www.un.org/Depts/dpi/palestine/ch3.pdf. Pada 4 Mei 2017.
Wildana, Dina Tsalist. 2009. Konflik Israel Palestina (Studi terhadap Konsep
Perdamaian di Timur Tengah. Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/2595/.
Pada 3 Mei 2017.
27
STUDI KASUS: PERAN INDONESIA DALAM UPAYA PERDAMAIAN
KONFLIK ISRAEL - PALESTINA
Dosen Pengampu: Ni Komang Desy Arya Pinatih, MSi.
Disusun Oleh:
Kelompok Timur Tengah
Muhammad Reyhansyah Fauzi
155120400111023
Zena Alyssha Fidarijanthy
155120400111049
Ulfa Ekarini Choirunnisa
155120401111015
Aldo Caesario Al Asyari
155120401111076
Aditya Restu Dewangga
155120407111065
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya tugas
kelompok mata kuliah Politik Luar Negeri Republik Indonesia tentang “Politik
Luar Negeri Indonesia dengan Studi Kasus: Peran Indonesia dalam Upaya
Perdamaian Konflik Israel-Palestina” dapat kami selesaikan. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada dosen pengampu
mata kuliah Politik Luar Negeri Republik Indonesia program studi Hubungan
Internasional Universitas Brawijaya, Ibu Ni Komang Desy Arya Pinatih, MSi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik bagi
penulis, pembaca, maupun dosen pengampu. Kami sadar bahwa tiada gading yang
tak retak, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan
guna memperbaiki kekurangan dalam makalah ini.
Malang, 8 Mei 2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1.
LATAR BELAKANG...............................................................................4
1.2.
RUMUSAN MASALAH..........................................................................6
1.3.
TUJUAN PENELITIAN...........................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1. DEFINISI KONSEPTUAL...........................................................................7
2.1.1. FOREIGN POLICY BEHAVIOR..........................................................7
2.1.2. DOMESTIC POLITICS.........................................................................8
2.1.3. ECONOMY MILITARY FACTORS...................................................10
2.1.4. INTERNATIONAL CIRCUMSTANCES...........................................10
2.2. GAMBARAN UMUM KAWASAN TIMUR TENGAH...........................12
2.3. KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KAWASAN
TIMUR TENGAH..............................................................................................14
2.4. STUDI KASUS: PERAN INDONESIA DALAM UPAYA
PERDAMAIAN ISRAEL-PALESTINA...........................................................14
2.5. ANALISA FAKTOR DETERMINAN.......................................................16
2.5.1. FOREIGN POLICY BEHAVIOR........................................................16
2.5.2. DOMESTIC POLITICS.......................................................................17
2.5.3. ECONOMY-MILITARY FACTORS..................................................18
2.5.4. INTERNATIONAL CIRCUMTANCES..............................................21
2.5.4.1 Perjanjian dalam Aliansi.................................................................22
2.5.4.2 Masalah Bersama Berujung pada Isu Internasional........................23
BAB III KESIMPULAN........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki peranan penting dalam proses memperjuangkan
kemerdekaan negara-negara di kawasan Asia – Afrika. Hal tersebut dapat dilihat
melalui
peran serta Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk
memperjuangkan kemerdekaan bagi negara-negara di kawasan Asia-Afrika.
Keterlibatan Indonesia dalam KAA juga sekaligus menunjukkan rasa anti
imperialisme dan kolonialisme terhadap bangsa barat. Pada Konferensi AsiaAfrika (KAA) di Indonesia pada bulan April 2015 yang lalu, telah
disepakati “Declaration on Palestine… pada intinya menggaris bawahi dukungan
negara-negara Asia dan Afrika terhadap perjuangan bangsa Palestina dalam
rangka
memperoleh
kemerdekaannya
dan
upaya
menciptakan two-state
solution yang hidup berdampingan secara damai dengan Israel” 1. Hal ini
menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus menngupayakan perdamaian atas
konflik tersebut.
Adanya rasa persamaan nasib sebagai bangsa yang pernah dijajah
membuat Indonesia merasa perlu untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi
seluruh bangsa di dunia. Hal ini dapat dilihat melalui isi pembukaan UUD 1945
yaitu "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Maka dari itu pula Indonesia
menganut sebuah prinsip politik luar negeri “bebas-aktif”. Bebas, artinya
Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya tidak memihak pada kekuatan
manapun. Sedangkan aktif, artinya Indonesia turut berperan aktif dalam berbagai
1
Kemlu.go.id. 2016. Isu Palestina. Diakses dari http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/
Pages/Isu-Palestina.aspx pada 4 Mei 2017.
4
peristiwa dan kerjasama internasional. Dengan prinsip bebas-aktif, Indonesia
mampu untuk turut berperan dalam berbagai upaya perwujudan perdamaian dunia.
Timur Tengah merupakan kawasan yang penuh dengan konflik yang
kompleks. Beberapa konflik terjadi seperti konflik Suriah antara kelompokkelompok pemberontak dengan pemerintah, pemberontakan-pemberontakan di
Turki, jaringan terorisme, termasuk konflik yang terjadi antara Palestina – Israel.
Dikatakan kompleks karena konflik-konflik tersebut tidak hanya melibatkan
negara-negara yang bertikai, tetapi melibatkan beberapa negara lain seperti Russia
dan
Amerika
serikat
dalam
konflik
Suriah
serta
kelompok-kelompok
pemberontak. Sedangkan konflik perebutan wilayah antara Palestina – Israel
menjadi persoalan yang berlarut-larut dan tak kunjung usai. Berbagai upaya
diplomatik telah dilakukan mulai dari Madrid 1989, Oslo I 1993, Oslo II 1995,
Camp David 2000, dan seterusnya2. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk
muslim terbesar di dunia, sudah seharusnya Indonesia turut serta berperan aktif
dalam upaya menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel. Indonesia pun
tercatat mengirimkan beberapa kali bantuan kemanusiaan ke Palestina. Seperti
pengiriman pasukan perdamaian untuk menjaga perbatasan, pembangunan rumah
sakit, bantuan medis, bantuan dana dan lain-lain.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, salah satu focus tujuan politik
luar negerinya adalah mencari pengakuan kedaulatan dari negara lain. Hal ini
karena syarat merdekanya suatu negara selain secara de facto seperti adanya
wilayah, adanya pemerintah yang berdaulat, adanya masyarakat, adapula syarat de
jure yaitu pengakuan kedaulatan oleh negara lain. Palestina merupakan salah satu
negara yang mengakui kedaulatan Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
Pengakuan kedaulatan itu disiarkan Palestina melalui radio internasional yang
dimilikinya.
Oleh karena itu, apabila ditelaah dari sisi sejarah, Indonesia dan Palestina
telah memiliki hubungan sejarah yang sangat baik. Sehingga sudah sepantasnnya
Indonesia
juga
turut
membantu
Palestina
dalam
memperjuangkan
2
Ibnu Burdah,. 2016. Peran RI di Timur Tengah. Diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/04/16/o5qb001-peran-ri-di-timur-tengah
pada 4 Mei 2017
5
kemerdekaannya sekaligus menyelesaikan konflik dengan Israel melalui jalur
damai.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana 4 faktor determinan politik luar negeri menurut William D.
Coplin melihat politik luar negeri Indonesia sebagai upaya perdamaian IsraelPalestina?
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
Menjelaskan 4 faktor determinan politik luar negeri menurut William D.
Coplin dalam melihat politik luar negeri Indonesia sebagai upaya perdamaian
Israel-Palestina
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI KONSEPTUAL
2.1.1. FOREIGN POLICY BEHAVIOR
Coplin mempunyai dua pandangan dalam melihat perilaku pengambil
kebijakan sebuah negara, yaitu dengan power politics dan issue politics.
Pandangan power politics terbagi lagi menjadi tiga, yaitu melihat dari
power atau kekuatan negara sebuah negara, bagaimana kebijakan yang
dikeluarkan, dan bagaimana cara penyampaian kebijakan tersebut 3. Yang pertama
dilihat dari posisi negara tersebut dalam power struggle global, apakah negara
tersebut termasuk small power, middle power, atau great power, menurut Coplin
tingkat kekuatan negara tersebut mempengaruhi proses pembuatan kebijakannya.
Negara yang terkategori great power akan memiliki pengaruh yang luas, bahkan
melebihi daerah kawasannya, negara great power akan melakukan aktivitasaktivitas di luar batas negaranya dan memimpin sebuah aliansi. Negara middle
power merupakan negara yang kekuatannya tidak terlalu kuat dan tidak lemah,
negara-negara middle power memiliki sedikit concern terhadap kekuatan
tetangganya dalam mengeluarkan kebijakan dan tidak terlalu terlibat dengan
konflik-konflik di luar batas negaranya. Dan yang terakhir negara small power
yang harus mempertimbangkan kekuatan negara tetangganya dan rentan terhadap
ancaman militer, baik secara langsung maupun terhadap negara tetangganya4.
Kemudian power politics juga melihat kebijakan yang dikeluarkan, apakah
kebijakan tersebut termasuk status-quo atau revisionist. Kebijakan yang termasuk
status-quo adalah apabila suatu negara merasa puas dengan keadaan yang sudah
ada, negara tersebut merasa diuntungkan dan karena itu tidak menginginkan
3
William D. Coplin. 1971. Introduction to International Politics : a Theoretical Overview.
Markham Pub. Co. hlm.159-167
4
Ibid
7
adanya perubahan. Sedangkan negara yang revisionist, merasa dirugikan dan
terancam dengan keadaan yang ada, dan menginginkan adanya perubahan5.
Lalu power politics melihat gaya pengeluaran kebijakan yang diambil oleh
sebuah negara, apakah secara aggressive atau passive. Cara yang aggressive
adalah dengan menggunakan kekuatan milier, salah satu alasan mengapa sebuah
negara akan menggunakan gaya ini adalah saat ingin melakukan intervensi. Dan
cara yang passive adalah dengan menggunakan cara yang damai seperti
menggunakan cara musyawarah, pidato, atau gerakan-gerakan sosial lain dalam
mencapai tujuannya6.
Coplin juga melihat cara berperilaku sebuah negara dari pandangan issue
politics, berbeda dengan power politics yang hanya melihat perilaku sebuah
negara dari pandangan power struggle, issue politics melihat faktor-faktor lain
yang mempengaruhi perilaku sebuah negara. Issue politcs melihat bahwa setiap
isu internasional adalah hal yang unik dan membutuhkan perlakuan yang berbeda
untuk mencari solus, juga faktor historis dan ekonomis akan berdampak pada
kepentingan nasional negara tersebut. Pertama-tama dilihat dari sektor mana isu
tersebut muncul, apakah masalah politik, militer, ekonomi, atau HAM. Setelah
diklasifikasikan, issue politics mempertimbangkan 3 hal spesifik terhadap isu
tersebut. Yang pertama adalah posisi yang akan diambil oleh suatu negara dalam
isu tersebut, apakah akan pro, contra, atau tetap netral. Lalu melihat seberapa
penting isu tersebut bagi kepentingan negara mereka, dan yang terakhir seberapa
mampu atau sekuat apakah negara mereka dalam meyakinkan negara-negara lain
mengenai posisi yang akan mereka ambil7.
2.1.2. DOMESTIC POLITICS
Coplin kemudian melihat politik domestik dalam sebuah negara,
dikarenakan bentuk pemerintahan atau stabilitas politik didalam suatu negara akan
memilik pengaruh terhadap pengeluaran kebijakan. Kemudian Coplin juga
melihat politik domestik dari sudut pandang power politics dan issue politics8.
5
Ibid
Ibid
7
Ibid
8
Ibid. hlm. 167-170
6
8
Bentuk pemerintahan yang termasuk dari determinan Coplin adalah bentuk
yang demokratis dan autokratis perbedaan bentuk tersebut akan mempengaruhi
kepentingan nasional negara dan cara negara tersebut mendapatkannya. Negara
yang memiliki bentuk pemerintahan demokratis biasanya dilihat sebagai negara
yang cinta akan perdamaian, hal ini dikarenakan negara yang demokratis
mempertimbangkan suara masyarakatnya dalam menangani atau mengeluarkan
sebuah kebijakan. Negara yang demokratis juga akan cendrung lebih ingin untuk
bergabung dengan organisasi dan hukum internasional, dan membentuk aliansi.
Negara yang otokratis biasanya tidak keberatan untuk menggunakan kekerasan
dalam pencapaian kepentingan nasionalnya, dikarenakan suara masyarakat tidak
termasuk dalam pertimbangan pengeluaran kebijakan negara. Dan negara
otokratis akan menggunakan organisasi dan hukum internasional untuk
memperkuat negaranya9.
Dalam mata power politics pemerintah atau pengambil kebijakan didalam
suatu negara dinilai lebih mengetahui kepentingan nasional negaranya dibanding
dari masyarakatnya, jadi kepentingan nasional sebuah negara dinilai lebih penting
dan mengesampingkan kepentingan individu-individu di negaranya. Dalam mata
issue politics, kepentingan nasional merupakan gabungan dari kepentingan
individu di negaranya, jadi kepentingan nasional masih menjadi prioritas namun
kepentingan individu masih masuk kedalam pertimbangan.
Lalu stabilitas politik didalam negara tersebut, negara yang tidak stabil
akan cenderung bersikap lebih agresif dalam gaya pengeluaran kebijakannya.
Selain itu, negara yang tidak stabil akan mementingkan cara bagaimana untuk
kembali menstabilkan negaranya terlebih dahulu dibandingkan menyelesaikan
masalah-masalah yang lain.
2.1.3. ECONOMY MILITARY FACTORS
9
Ibid
9
Faktor ekonomi dan militer sebuah negara merupakan faktor penentu
pengeluaran kebijakan sebuah negara, namun terdapat perbedaan bagaimana
power politics dan issue poltics melihat faktor tersebut10.
Faktor ekonomi sebuah negara dapat dihitung dari GNP negaranya,
kondisi perdagangan internasionalnya (ekpor-impor), depedensi negara tersebut
terhadap suatu sumber daya, mata pencaharian di negara tersebut, dan juga
mencakup hal-hal lain seperti populasi, lokasi geografis, dll. Lalu faktor militer
mencakup jumlah pasukan aktif negara tersebut, tingkat kualitas pelatihan, dan
teknologi persenjataan yang dimiliki. Faktor militer tidak menghitung kekuatan
nuklir dikarenakan kekuatan nuklir itu sendiri tidak bisa dihitung, dan potensi
gerilya suatu negara dikarenakan jumlah pasukan yang diimiliki tidak dapat
ditentukan secara pasti11.
Power politics menganggap bahwa, negara akan terus menerus
memperkuat kekuatan ekonomi dan militernya, menurut power politics kekuatan
ekonomi dan militer merupakan satu-satunya cara bagi suatu negara untuk
meningkatkan power, dan merupakan tujuan utama negara tersebut. Namun, issue
politics melihat bahwa kekuatan ekonomi dan militer hanya salah satu dari
berbagai cara untuk sebuah negara mendapatkan power, dan kekuatan ekonomi
dan militer salah satu faktor bagi suatu negara untuk membuat kebijakan terkait
isu-isu yang spesifik12.
2.1.4. INTERNATIONAL CIRCUMSTANCES
International circumstances atau keadaan internasional merupakan faktor
eksternal atau keadaan-keadaan lain yang mempengaruhi proses pembuatan
kebijakan suatu negara. Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
sebuah negara dalam mengambil kebijakan yaitu :
1. Faktor geografis,
2. Kekuatan militer dan ekonomi tetangganya,
3. Adanya negara yang agresif atau pasif,
10
Ibid. hlm. 170-176
Ibid
12
Ibid
11
10
4. Perjanjian aliansi dengan negara lain, dan
5. Persamaan masalah dengan negara lain yang memunculkan isu
internasional13.
Faktor geografis merupakan kedekatan lokasi geografis, suatu negara akan
lebih mungkin untuk berinteraksi dan terlibat dengan negara yang dekat daripada
negara yang jauh. Kekuatan militer dan ekonomi tetangga, sebuah negara tidak
dapat menghiraukan kekuatan militer dan ekonomi tetangganya dalam membuat
suatu kebijakan, namun dapat menghiraukan kekuatan ekonomi dan militer negara
yang berjauhan. Adanya negara yang agresif atau pasif, sebuah negara akan selalu
mengadaptasikan kebijakannya berdasarkan agresifitas negara lain, dikarenakan
membutuhkan perlakuan yang berbeda. Perjanjian aliansi dengan negara lain,
keterlibatan suatu negara terhadap organisasi atau aliansi internasional dapat
merubah kebijakan suatu negara. Dan yang terakhir persamaan masalah dengan
negara lain yang memunculkan isu internasional, apabila terdapat kesamaan
masalah terhadap suatu isu antara dua negara, mereka akan cenderung untuk
mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut bersama14.
Power politics melihat keadaan internasional sebagai ancaman
kelangsungan hidup bagi suatu negara, dan ancaman tersebut akan selalu
bermunculan sehingga harus segera diselesaikan. Iissue politics juga melihat
keadaan internasional sebagai hal yang harus segera diselesaikan, namun tidak
melihatnya sebagai ancaman. Issue politcs melihat keadaan internasional sebagai
stimulan terbentuknya aktifitas kebijakan kebijakan luar negeri15.
2.2. GAMBARAN UMUM KAWASAN TIMUR TENGAH
Timur Tengah memiliki posisi geografis yang unik, Timur Tengah
merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan Eropa, Asia dan Afrika, dan
13
Ibid. hlm. .176-178
Ibid
15
Ibid
14
11
dengan demikian ia menguasai jalan-jalan strategis yang menuju ke tiga benua
tersebut. Jalan-jalan strategis tersebut antara lain; Selat Bosphorus yang
menghubungkan Laut Mideterania (Laut Tengah) dengan Laut Hitam, Terusan
Suez yang menghubungkan Laut Mediterania (Laut Tengah) dengan Laut Merah.
Selain itu juga terdapat rute-rute perdagangan kuno via darat yang melewati
kawasan ini16. Timur Tengah terdiri dari 15 negara yaitu Saudi Arabia, Bahrain,
Iran, Iraq, Kuwait, Lebanon, Syria, Mesir, Oman, Palestina, Qatar, Uni Emirat
Arab, Yaman, Jordania dan Israel.
Selain memiliki keunikan geografis, Timur Tengah memiliki sifat lain
yang khas. Timur Tengah merupakan pusat dunia Islam. Di Timur Tengah
terdapat tempat-tempat paling suci Islam dan lembaga-lembaga keilmuan Islam
tertinggi. Agama dan budaya Muslim telah meresap ke seluruh masyarakat Timur
Tengah dan telah memenuhinya dengan sikap-sikap filosofis sehingga hanya
revolusi radikal yang mungkin mengubah prilakunya. Namun, di tanah suci
Palestina, Timur Tengah juga memiliki fokus aspirasi-aspirasi Yahudi serta
Nasrani.17
Kawasan Timur Tengah pada zaman sekarang menempati kedudukan
strategis dalam percaturan politik internasional karena beberapa alasan:
1. Kawasan ini menyimpan cadangan minyak yang paling besar dibandingkan
dengan kawasan lain, sehingga ketika energi minyak menjadi barang yang langka,
Timur Tengah memegang peranan sangat menentukan dalam percaturan politik
dan ekonomi internasional
2. Negara-negara di Timur Tengah berkat kekayaan yang diperoleh dari cadangan
minyak, telah menjadi negara-negara pengimpor senjata dari Timur maupun dari
Barat. Kawasan ini sangat menarik bagi negara-negara pengekspor senjata yang
dengan mudah dapat memperoleh devisa yang menguntungkan melalui lalu lintas
perdagangan senjata mereka. Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, beberapa
negara Eropa Timur dan sejumlah negara Amerika Latin serta Republik Rakyat
16
George Lenczowski. 1993. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
17
Alan R Taylor. 1990. Pergeseran-Pergeseran Aliansi dalam Sistem Perimbangan Kekuatan
Arab. Amarpress
12
China adalah negara-negara yang menaruh minat besar dalam perdagangan senjata
di Timur Tengah.
3. Berkat kekayaan minyak itu, Timur Tengah telah menjadi wilayah ekonomis
yang mampu menyedot berbagai komoditi dari luar. Negara-negara industri dari
Barat maupun dari Asia, terutama Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan
selalu mengincar kawasan Timur Tengah sebagai pasar yang cukup strategis
untuk berbagai produk industri mereka. Oleh karena itu Timur Tengah tidak saja
memiliki nilai strategis, tetapi juga bernilai ekonomis.
4. Konflik antar negara Timur Tengah, terutama antara Israel dan negara-negara
Arab selalu mempunyai pengaruh internasional dan melibatkan campur tangan
negara-negara superpower seperti Amerika dan Rusia. Perdamaian dan keamanan
internasional dipengaruhi oleh konflik-konflik yang terjadi di kawasan ini.
Dengan kata lain, hampir setiap konflik besar yang terjadi di Timur Tengah
mengimbas ke kawasan lain dan ikut mengguncang stabilitas kawasan tersebut.
5. Timur Tengah secara geografis, geopolitis, dan geostrategis merupakan
kawasan yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat internasional karena
letaknya yang menghubungkan benua Eropa, Afrika, dan Asia. Beberapa negara
Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan wilayah Eropa juga menambah
arti penting kawasan ini secara keseluruhan.
6. Timur Tengah terbukti dalam catatan historis telah menjadi the cradle of
civilization (asal muasal peradaban). Bukan itu saja, bahkan semua agama wahyu
diturunkan di kawasan Timur Tengah. Antara lain Yahudi, Nasrani dan Islam,
semuanya dilahirkan di Timur Tengah.
2.3. KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KAWASAN
TIMUR TENGAH
Isu konflik Israel-Palestina dan upaya perdamaian telah dilakukan oleh
berbagai pihak. Baik oleh negara lain hingga di tingkat institusi internasional.
Berbagai upaya telah dikerahkan oleh banyak negara dan institusi internasional
seperti mengirimkan bantuan berupa kebutuhan pokok, hingga pengiriman
13
pasukan. Tidak terkecuali Indonesia, Indonesia telah melakukan berbagai upaya
sebagai bentuk dukungan perdamaian antara Israel-Palestina. Pada tahun 2014,
Indonesia mengirimkan 1.900 pasukan perdamaian untuk menjaga perdamaian di
Jalur Gaza18.
Mengutip dari www.viva.co.id, Menteri Pertahanan Indonesia pada tahun
2014, Purnomo Yugiantoro, menyatakan bahwa Indonesia telah mengirimkan
pasukan perdamaian sebanyak 1.900 pasukan dan akan ditambah sebesar 1.000
pasukan lagi. Hal ini merupakan bentuk dukungan Indonesia untuk memunculkan
perdamaian di antara Israel-Palestina. Ditambahkan lagi, pengiriman pasukan
perdamaian oleh Indonesia ini mengusung misi perdamaian yang cukup besar.
2.4. STUDI KASUS: PERAN INDONESIA DALAM UPAYA
PERDAMAIAN KONDLIK ISRAEL-PALESTINA
Konflik antara Israel dan Palestina merupakan isu yang berkelanjutan di
kawasan Timur Tengah, konflik tersebut telah berlangsung dari perebutan jalur
Gaza oleh Israel pada tahun 1967 setelah perang enam hari19. Pasca perang
tersebut PBB mengeluarkan resolusi yang berisi permintaan pelepasan wilayah
rebutan Israel kepada negara-negara yang bersangkutan, namun permintaan
tersebut masih merupakan perdebatan antara Israel dan Palestina hingga hari ini 20.
Sengketa wilayah tersebut lama kelamaan menimbulkan konflik antara kedua
negara. Pada tahun 1982, Israel melakukan invasi ke Lebanon yang membubarkan
Palestine Liberation Organization (PLO), dan melakukan pembunuhan massal di
kamp Sabra dan Shatila dimana rakyat Palestina mengungsi.
Kondisi pada saat ini pun tidak jauh berbeda, masih terdapat konflik
bersenjata antara Israel dan Palestina. Salah satunya adalah pada tahun 2014
18
Siti Nuraisyah Dewi. 2014. Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian Demi Palestina.
diakses melalui http://nasional.news.viva.co.id/news/read/520089-indonesia-kirim-1-900-pasukanjaga-perdamaian-demi-palestina pada 7 Mei 2017.
19
BBC News. 2017. Israel profile – Timeline. Diakses dari http://www.bbc.com/news/worldmiddle-east-29123668 pada 4 Mei 2017
20
UN General Assembly Resolution. 1967. Security Council Resolution 242. Diakses dari
http://www.un.org/Depts/dpi/palestine/ch3.pdf pada 4 Mei 2017
14
dimana Israel dan Palestina terlibat dalam perang, pada perang tersebut Israel
melakukan bombardir besar-besaran terhadap jalur Gaza21. Didalam laporan PBB
pada tahun 2015 mengenai konflik tersebut, korban dari Palestina dilaporkan
mencapai 2.629 yang terdiri dari masyarakat sipil dan militan sedangkan korban
yang dialami Israel berjumlah 71, perang tersebut berlangsung selama 50 hari
yang menghancurkan 20.000 rumah dan merebut tempat tinggal 500.000 rakyat
Gaza22.
Dalam merespon konflik tersebut Indonesia mengirimkan pasukan yang
berjumlah 1900 personel ke wilayah konflik pada tahun 2014, pengiriman
pasukan ini merupakan bukti bahwa Indonesia peduli atas misi perdamaian.
Menteri pertahan Indonesia Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bahwa tujuan
dikirimnya pasukan tersebut hanya untuk melindungi saja, dan menginginkan
penyelesaian konflik yang damai antara Israel dan Palestina23
2.5. ANALISA FAKTOR DETERMINAN
2.5.1. FOREIGN POLICY BEHAVIOR
Menganalisis Foregin Policy Behavior (FPB) Indonesia pada kasus
persengketaan Israel dan Palestina adalah dengan melihat bagaimana tindakan
konkrit Indonesia dalam mengupayakan perdamaian bagi kedua negara yang
berkonflik tersebut, dapat dilihat bahwa dalam memelihara perdamaian dan
keamanan internasional, Indonesia melalui kebijakan luar negerinya pada tahun
2014 mengirimkan pasukan Garuda ke wilayah Palestina24. Pengiriman pasukan
ini bukan bermaksud untuk “mempersenjatai” warga Palestina, namun pengiriman
21
UN News Center. 2015. UN report cites possible war crimes by both Israel and Palestinian
groups in 2014 Gaza conflict. Diakses dari http://www.un.org/apps/news/story.asp?
NewsID=51215#.WQ89C_mGO00 pada 7 Mei 2017
22
Ibid
23
Siti Nuraisyah Dewi. 2014. Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian Demi Palestina.
Diakses dari http://nasional.news.viva.co.id/news/read/520089-indonesia-kirim-1-900-pasukanjaga-perdamaian-demi-palestina pada 7 Mei 2017
24
Ibid
15
pasukan ini digunakan untuk menjaga stabilitas kawasan tersebut.
Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam posisi revisionist.
Dalam upaya Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat
Palestina dapat terlihat bahwa dalam mencapai tujuannya Indonesia menggunakan
jalur diplomasi secara keseluruhan (passive), pemerintah berpikir bahwa jika
Indonesia melakukan tindakan sepihak yang radikal akan menyebabkan banyak
dampak buruk sehingga cara terbaik dalam mengupayakan kemerdekaan bangsa
Palestina adalah menggalang dukungan dunia internasional untuk menekan Israel
melakukan
serangan
dan
mengutamakan
perundingan
untuk
mencapai
kemerdekaan.
Indonesia menganggap Palestina merupakan saudara jauhnya, hal ini
dimulai ketika pada tahun 1945 saat Indonesia baru menyatakan kemerdekaannya.
Palestina dan negara-negara Timur Tengah pada saat itu merupakan negara
pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia, sehingga pemimpin kita
beranggapan bahwa Indonesia mempunyai hutang budi terhadap bangsa Palestina.
Hal ini yang membuat pemimpin Indonesia mulai saat kepemimpinan Presiden
Soekarno hingga kepemimpinan Presiden Joko Widodo tetap bersikeras membuat
kebijakan tentang dukungan terhadap kemerdekaan negara Palestina dan
menentang berdirinya negara Israel.
2.5.2. DOMESTIC POLITICS
Berbicara tentang politik domestic sebuah negara, sesungguhnya situasi
politik domestic di suatu negara tentunya tidak sama satu sama lain. Politik
domestic sendiri dianggap menjadi factor yang penting dalam menjelaskan
kebijakan luar negeri dalam suatu negara.25 Lalu seberapa penting politik domestic
dalam menentukan kebijakan suatu luar negeri ditentukan oleh (a) lewat negara
kita dapat mengejar kebijakan luar negeri secara optimal, (b) saat ada perbedaan
25
John D. Roecher. 1998. Domestic Politics, Foreign Policy, and Theories of International
Relations. hlm. 289-290. Diakses dari http://www.rochelleterman.com/ir/sites/default/files/Fearon
%201998.pdf pada 5 Mei 2017
16
dalam institusi-institusi, budaya, struktur ekonomi, atau tujuan dari pemimpin
yang menentukan arah kebijakan yang diambil26
Indonesia sendiri yang merupakan negara demokratis membiarkan warga
negaranya bebas untuk berpendapat. Tujuannya tidak lain agar masyarakat bisa
menyampaikan keluhan atau aspirasi mereka dan pemerintah sendiri jadi dapat
mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakatnya itu sendiri. Berdasarkan
kasus ini, Indonesia sendiri mendapat dukungsn dari public dalam membantu
penyelesaian konflik Palestina – Israel itu sendiri khususnya bantuan kemanusiaan
ke Palestina, seperti
mengirimkan bantuan pasukan perdamaian dan bantuan
pangan yaitu bahan baku makanan dan obat-obatan, lalu bantuan dana juga
diberikan pemerintah Indonesia untuk membantu Palestina. Saking pedulinya pula
dari Indonesia ke Palestina, ada lembaga yang secara resmi merupakan lembaga
untuk
membantu
Palestina
itu
sendiri
contohnya
adalah
http://www.bantupalestina.com/ yang disitus tersebut kita dapat membantu ikut
berdonasi demi membantu saudara-saudara kita di Palestina dan juga disebutkan
pula beberapa lembaga yang dapat menjadi tempat kita untuk berdonasi
contohnya adalah KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), Medical
Emergency Rescue Committee (MER-C), Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Palang
Merah Indonesia (PMI). Selain Bantu Palestine tersebut, juga ada Komite
Nasional
untuk
Rakyat
Palestina
(KNRP)
dan
ada
websitenya
yaitu
http://www.knrp.org/.
Selain dukungan public tersebut, sebagai negara demokratis yang bebas
mengemukakan pendapat, Indonesia sendiri juga tidak mau kalau konflik
Palestina-Israel ini berlanjut terlalu lama karena sangat merugikan dan banyak
nyawa juga yang melayang. Maka dari itu Indonesia sendiri menginginkan adanya
perdamaian antara Palestina dengan Israel, karena sebenarnya konflik tersebut
adalah masalah tentang perebutan wilayah atau konflik politik namun
mengakibatkan krisis kemanusiaan, bukan konflik tentang agama. Dan Indonesia
membantu Palestina juga bukan karena warga negara Indonesia yang mayoritas
beragama Islam, namun karena sebagai bukti bahwa Indonesia menginginkan
26
Ibid. hlm. 302
17
kedamaian dan juga karena Palestina merupakan salah satu negara yang mengakui
kemerdekaan Indonesia diawal kemerdekaan.
Indonesia juga secara jelas mendukung perdamaian antara Palestina
dengan Israel dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengirimkan
pasukan perdamaian yang berjumlah 1900 orang, tujuannya adalah bukan untuk
menyerang namun untuk membantu perdamaian di jalur Gaza yang merupakan
salah satu jalur untuk masuk ke Palestina selain jalur Tepi Barat.
2.5.3. ECONOMY-MILITARY FACTORS
Dalam kebijakan luar negerinya, sebagai negara dengan penduduk
mayoritas muslim Indonesia turut terlibat dalam upaya penyelesaian konflik
antara Palestina dan Israel. Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian ke
wilayah konflik di jalur gaza yang disebut dengan Pasukan Garuda. Tentunya
pengiriman pasukan perdamaian tersebut juga ditentukan atas factor kekuatan
ekonomi dan militer yang dimiliki Indonesia. Kekuatan militer dapat diukur
melalui kapasitas militer yang meliputi jumlah personel, tingkat latihan, serta
sarana dan prasarana militer yang dimiliki suatu negara. Sedangkan kekuatan
ekonomi dapat diukur melalui Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National
Bruto (GNP) dan dapat pula diukur melalui neraca perdagangan ( ekspor –
impor ) suatu negara. Neraca perdagangan dapat menunjukkan tingkat
ketergantungan ekonomi suatu negara dengan pihak eksernal negaranya. Hal ini
dapat menunjukkan tingkat kemandirian suatu negara dalam bidang ekonomi.
PNB atau GNP sendiri menunjukkan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara.
Kekuatan Militer Indonesia merupakan salah satu kekuatan militer terkuat
di dunia. Mengutip dari harian online AECNewsToday.Com “The findings are in
the latest Global Fire Power (GFP 2016 Ranking), which places the Indonesian
National Armed Forces – Tentara Nasional Indonesia (TNI) – at number 14 in the
world…”27 dari kutipan diatas menyatakan bahwa kekuatan militer Indonesia
27
Jose Rodriguez T. 2017. GFP 2016 Ranks Indonesia as Asia Pacifics Military Might. Diakses
dari https://aecnewstoday.com/2017/gfp-2016-ranks-indonesia-as-asia-pacifics-military-might/
pada 4 Mei 2017
18
menduduki peringkat ke- 14 di seluruh dunia. Sedangkan di kawasan Asia
Tenggara Indonesia menduduki peringkat pertama diatas negara-negara anggota
ASEAN lainnya28. Indonesia memiliki 476.000 personel militer, 418 unit tank,
441 unit pesawat udara, dan 2 unit kapal selam dengan anggaran belanja
pertahanan sekitar 6.900.000.000 USD.29 Indonesia juga memiliki pasukan elit
khusus yang terkenal di dunia, yaitu Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS).
Sejumlah alutsista yang dimiliki Indonesia pun merupakan alutsista perang
dengan kualitas terbaik.
“In the air the Indonesia’s Air Force is no less formidable
Headlined by 16 top-of-the-line Russian-made Sukhoi-27/30 jets,
which are among the best fighter jets in the world, complimented by
36 US-made F-16s that carry one of the best records among fighterinterceptors worldwide. The Indonesia Air Force is also equipped with
South Korean-made KAI T-50 Golden Eagle trainers/light attack jets,
Northrop F-5 Freedom fighters, British Aerospace (BAE) Hawk
jet trainers, and Embraer EMB-314 Super Tucano turbo-prop
trainers/light attack planes from Brazil.”
Selain itu, kekuatan militer Indonesia juga didukung dengan kekayaan
minyak yang dimiliki yaitu sekitar 789.800 barel per hari dengan 3,6 miliar barrel
yang masih tersimpan. Karena cadangan minyak juga menjadi factor pendukung
kekuatan militer suatu negara. Minyak dibutuhkan untuk mendukung keperluan
operasional alutsista.
Indonesia merupakan salah satu negara anggota G-20 yang terdiri dari
negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Indonesia pun menjadi
satu-satunya negara kawasan asia tenggara yang tergabung dalam G-20.
28
Ibid
Ilyas I. Praditya. 2017. Militer Indonesia Masuk Peringkat 14 Dunia Berkat Produksi Minyak.
Diakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2825829/militer-indonesia-masuk-peringkat-14dunia-berkat-produksi-minyak pada 4 Mei 2017.
29
19
Apabila dilihat dari total GNP dari tahun 2012 hingga 2015, total GNP
yang dihasilkan oleh Indonesia pun cukup baik. Hal ini menunjukaan
pereknomian Indonesia cukup kuat. Disamping itu neraca perdagangan Indonesia
pada tahun 2014 cukup seimbang antara ekspor dan impor nya. Hal ini membuat
Indonesia tidak memiliki tingkat kertergantungan yang begitu tinggi dengan
negara lain. Hal ini membuat Indonesia tentunya dapat lebih leluasa untuk turut
berperan aktif dalam upaya penyelesaian konflik Palestina – Israel. Walaupun
upaya-upaya yang dilakukan masih cendrung pasif melalui upaya-upaya
diplomatic dan pengiriman bantuan-bantuan materil maupun non-materil bagi
para korban konflik.
20
Dengan demikian, kekuatan militer dan kekuatan perekonomian Indonesia
yang cukup kuat memungkinkan Indonesia untuk turut serta berperan aktif dalam
menyelesaikan konflik Palestina dan Israel. Upaya-upaya tersebut diwujudkan
melalui pengiriman bantuan dana, pasukan perdamaian, pembangunan rumah
sakit dan lain-lain.
2.5.4. INTERNATIONAL CIRCUMTANCES
Salah satu dari 4 faktor determinan politik luar negeri Indonesia terhadap
kawasan Timur Tengah khususnya dalam konflik Israel-Palestina adalah
international circumstances atau situasi internasional. Dimana, menurut Coplin,
terdapat lima poin di dalamnya yakni lokasi geografis, kekuatan ekonomi militer
negara tetangga, bentuk pemerintahan (agresif atau pasif), perjanjian dalam
aliansi, serta adanya masalah bersama yang berujung pada isu internasional.
Penulis kemudian mencoba mengelaborasikan beberapa poin menurut Coplin
kepada peran Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina.
Seperti yang telah diketahui, Israel dan Palestina telah terlibat konflik
berkepanjangan selama bertahun-tahun. Berbagai upaya perdamaian telah
21
diusahakan sejak tahun 1948 baik dari kedua belah pihak maupun dari pihak
eksternal sebagai mediator, namun tidak kunjung mencapai kata sepakat untuk
berdamai hingga sekarang30. Upaya damai tersebut juga diusahakan oleh
Indonesia, sebagai negara yang memiliki tujuan untuk mendukung perdamaian
dunia, Indonesia berperan aktif dalam upaya resolusi konflik Israel dan
Palestina31.
2.5.4.1 Perjanjian dalam Aliansi
OKI atau Organisasi Kerjasama Islam adalah institusi internasional yang
beranggotakan negara-negara Islam, meyakini agama Islam dan hormat kepada
piagam PBB dan hak asasi manusia 32. Indonesia dan Palestina merupakan negara
anggota OKI sejak dibentuknya OKI pada tahun 1969 33. Tujuan OKI adalah
meningkatkan solidaritas Islam antara negara anggota, mengkoordinasikan
kerjasama antar negara anggota, mendukung keamanan dan perdamaian
internasional, melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu pembentukan
negara Palestina yang merdeka dan berdaulat34.
Dalam berbagai kesempatan pertemuan negara anggota OKI, negara
anggota OKI sepakat untuk terus mengupayakan kemerdekaan bagi Palestina.
Tidak terkecuali Indonesia yang cukup vocal dalam menyuarakan kemerdekaan
rakyat Palestina35. Dapat dilihat sejak awal pembentukannya, OKI telah
menuliskan salah satu tujuan pembentukannya adalah untuk membantu
kemerdekaan Palestina36. Selain itu, dalam berbagai kesempatan, contohnya pada
KTM OKI ke-36 pada tahun 2009, KTM OKI ke-37 pada tahun 2010, KTT Luar
Biasa OKI pada tahun 2012 banyak membahas soal Palestina dan upaya
memerdekakan Palestina37.
30
Dina Tsalist Wildana. 2009. Konflik Israel Palestina (Studi terhadap Konsep Perdamaian di
Timur Tengah). Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/2595/ pada 3 Mei 2017.
31
Ibid. Kemlu.go.id, “Isu Palestina”.
32
Kemlu.go.id. Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Diakses dari
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-multilateral/Pages/Organisasi-Kerja-SamaIslam.aspx pada 3 Mei 2017
33
Ibid.
34
Ibid.
35
Ibid.
36
Ibid.
37
Ibid.
22
Indonesia merupakan salah satu negara anggota OKI dan mendukung
upaya-upaya OKI untuk memerdekakan Palestina. Berbagai cara Indonesia
membantu Palestina dalam konflik Israel-Palestina yang berkepanjangan. Salah
satunya adalah pengiriman pasukan perdamaian sebanyak 1900 pasukan38.
Pengiriman pasukan perdamaian ke Jalur Gaza pada tahun 2014 tersebut bertujuan
untuk menjaga perdamaian39. Dari situlah, penulis menarik kesimpulan bahwa
Indonesia mengimplementasikan tujuan OKI dengan baik. Tujuan yang dimaksud
adalah untuk membantu misi perdamaian Israel-Palestina. Dengan mengirimkan
pasukan perdamaian, merupakan salah satu bentuk bahwa Indonesia mendukung
upaya perdamaian Israel-Palestina.
2.5.4.2 Masalah Bersama Berujung pada Isu Internasional
Sesuai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tertera
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, Indonesia menjunjung tinggi
perdamaian dunia dan menolak keras berbagai bentuk penjajahan. Negara-negara
anggota ASEAN juga menjunjung tinggi perdamaian dan menolak penjajahan.
Hingga kemudian isu perdamaian dan isu penjajahan menjadi salah satu isu
internasional dan salah satu tujuan wajib dalam rezim atau institusi internasional.
Hal yang sama terjadi pada Palestina, terlibat konflik dengan Israel sejak
tahun 1967, Palestina berkali-kali mengupayakan kemerdekaan dari jajahan
Israel40. Upaya kemerdekaan Palestina tidak hanya datang dari dalam negeri,
melainkan juga datang dari berbagai belahan dunia, tidak terkecuali berbagai
organisasi internasional. Adanya kesamaan ancaman, yakni penjajahan dan
konflik, serta keinginan untuk berdamai mendorong Indonesia untuk berperan
aktif dalam membantu mewujudkan kemerdekaan Palestina.
38
Ibid. Siti Nuraisyah Dewi. “Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian Demi Palestina”
Ibid.
40
Lida Puspaningtyas . 2017. Muak dengan Penjajahan Israel, Ini Surat Warga Palestina untuk
Trump. Diakses dari http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/
17/01/18/ojycu5377-muak-dengan-penjajahan-israel-ini-surat-warga-palestina-untuk-trump pada 3
Mei 2017.
39
23
Kembali lagi, berbagai upaya dilakukan Indonesia untuk mewujudkan
kemerdekaan bagi Palestina. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan
pengiriman 1.900 pasukan perdamaian pada tahun 201441.
BAB III
KESIMPULAN
41
Ibid. Siti Nuraisyah Dewi. “Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian Demi Palestina”
24
Sesuai dengan penjelasan dan definisi konseptual menurut William D.
Coplin, terdapat empat faktor determinan politik luar negeri suatu negara.
Keempat faktor determinan tersebut telah dijelaskan baik secara konseptual
maupun dengan studi kasus Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian
KOnflik Israel-Palestina. Keempat faktor determinan menurut William D.
Coplin dapat menjelaskan studi kasus yang diambil oleh penulis dengan baik.
Dapat disimpulkan pula bahwa factor yang paling dominan dalam studi
kasus tersebut adalah factor Foreign Policy Behavior dan Economy – Military
Factors.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Gita. 2016. Lengkap, Isi Deklarasi Jakarta yang Dihasilkan KTT OKI.
Diakses dari
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/16/03/07/
25
o3o9i6394-lengkap-isi-deklarasi-jakarta-yang-dihasilkan-ktt-oki-part3. Pada 3
Mei 2017.
Anonim. 2017. Israel Profile-Timeline. Diakses dari
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29123668. Pada 4 Mei 2017.
BBC Team. 2016. KTT OKI Siapkan Deklarasi Jakarta untuk Dukung Palestina.
Diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160306_indonesia_oki.
Pada 3 Mei 2017.
Burdah, Ibnu. 2016. Peran RI di Timur Tengah. Diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/04/16/o5qb001-peran-ridi-timur-tengah. Pada 4 Mei 2017.
Coplin, William D. 1980. Introduction to International Politics. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Dewi, Siti Nuraisyah. 2014. Indonesia Kirim 1.900 Pasukan Jaga Perdamaian
Demi Palestina. Diakses dari http://nasional.news.viva.co.id/news/read/520089indonesia-kirim-1-900-pasukan-jaga-perdamaian-demi-palestina pada 7 Mei
2017.
Kemlu.go.id. 2016. Isu Palestina. diakses dari
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/Pages/Isu-Palestina.aspx. Pada 34 Mei 2017.
Kemlu.go.id. 2017. , Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia Tahun 2017. Diakses dari
http://www.kemlu.go.id/id/pidato/menlu/Documents/PPTM-2017-ID.pdf. Pada 3
Mei 2017.
Kemlu.go.id. Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Diakses dari
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-multilateral/Pages/OrganisasiKerja-Sama-Islam.aspx. Pada 3 Mei 2017.
Lenczowski, George. 1993. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Mendoza, Terry. 2017. Six Day War Comprehensive Timeline. Diakses dari http://
www.sixdaywar.co.uk/timeline.htm. Pada 4 Mei 2017.
Praditya, Ilyas I. 2017. Militer Indonesia Masuk Peringkat 14 Dunia Berkat
Produksi Minyak. DIakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2825829/militerindonesia-masuk-peringkat-14-dunia-berkat-produksi-minyak. Pada 4 Mei 2017.
Puspaningtyas, Lida. 2017. Muak dengan Penjajahan Israel, Ini Surat Warga
Palestina untuk Trump. Diakses dari
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/17/01/18/
ojycu5377-muak-dengan-penjajahan-israel-ini-surat-warga-palestina-untuktrump. Pada 3 Mei 2017
26
Roecher, John D. 1998. Domestic Politics, Foreign Policy, and Theories of
International Relations. Diakses dari
http://www.rochelleterman.com/ir/sites/default/files/Fearon%201998.pdf pada 5
Mei 2017
Rodriguez T, Jose. 2017. GFP 2016 Ranks Indonesia as Asia Pacifics Military
Might. Diakses dari https://aecnewstoday.com/2017/gfp-2016-ranks-indonesia-asasia-pacifics-military-might/. Pada 4 Mei 2017
Taylor, Alan R. 1990. Pergeseran-pergeseran Aliansi dalam Sistem Perimbangan
Kekuatan Arab. Amarpress.
UN General Assembly Resolution. 1967. Security Council Resolution 242.
Diakses dari http://www.un.org/Depts/dpi/palestine/ch3.pdf. Pada 4 Mei 2017.
Wildana, Dina Tsalist. 2009. Konflik Israel Palestina (Studi terhadap Konsep
Perdamaian di Timur Tengah. Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/2595/.
Pada 3 Mei 2017.
27