La Ode Bahana Adam Nama Orang JURNAL APL

La Ode Bahana Adam

Peran Motivasi Spiritual Agamis terhadap Organizational Citizenship
Behavior (OCB) dan Kinerja Dosen
(Studi pada Dosen Universitas Haluoleo Kendari)
La Ode Bahana Adam
Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo

Abstract: This study is designed to test and prove empirically the role of religious spiritual motivation, both
directly and indirectly, through organizational citizenship behavior (OCB) on lecturers’ performance.
Specifically, the purpose of this study is to analyze and empirically explore the role of : (1) aqeedah
motivation on organizational citizenship behaviour (OCB), (2) ebada motivation on organizational citizenship behavior (OCB), (3) mu’amalah motivation on organizational citizenship behavior, (4) aqeedah
motivation on lecturers’ performance, (5) ebada motivation on lecturers’ performance, (6) mu’amalah
motivation on lecturers’ performance, and (7) organizational citizenship behavior (OCB) on lecturers’
performance. The study is expected to enrich and expand the literature in management science, particularly
in the area of human resource development motivation of employees and organizational behavior which
will be useful for academics and practitioners. The population of this study are all lecturers in Haluoleo
University of Kendari which spreads out at 8 faculties. The samples are 120 lectuers, chosen using proportional sampling technique, and the analysis of the data uses PLS (Partial Least Square). The main conclusion of this study is that the performance of lecturer may be better if the ebada spiritual motivation is
increased, especially in the understanding of religious values to the concepts of work, behaviour and
performance in a religious point of view.
Keywords: aqeedah motivation, ebada motivation, mu’amalah motivation, Organizational Citizenship

Behavior (OCB), lecturer performance
Abstrak: Penelitian ini dirancang untuk menguji dan membuktikan secara empiris peran motivasi spiritual
keagamaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui perilaku kewargaan organisasi (OCB) terhadap
kinerja dosen. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan empiris mengeksplorasi
peran: (1) aqidah motivasi perilaku kewargaan organisasi (OCB), (2) ibadah memotivasi perilaku kewargaan
organisasi (OCB), (3) motivasi mu’amalah pada perilaku kewargaan organisasi, (4) motivasi aqidah pada dosen
kinerja, (5) Motivasi ebada pada dosen kinerja, (6) Motivasi mu’amalah pada dosen kinerja, dan (7) perilaku
citizenship organisasi (OCB) pada dosen ’ kinerja. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas
literatur dalam ilmu manajemen, khususnya di bidang pengembangan sumber daya manusia motivasi karyawan
dan perilaku organisasi yang akan berguna bagi akademisi dan praktisi. Populasi penelitian ini adalah seluruh
dosen di Universitas Haluoleo Kendari yang menyebar keluar pada 8 fakultas. Sampel adalah 120 dosen,
dipilih dengan menggunakan teknik sampling proporsional, dan analisis data yang digunakan PLS (Partial
Least Square). Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa kinerja dosen mungkin lebih baik jika
motivasi ibadah spiritual meningkat, khususnya dalam memahami nilai-nilai agama dengan konsep kerja,
perilaku dan kinerja dalam sudut pandang agama.

Alamat Korespondensi:
La Ode Bahana Adam, Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo

880


JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME880
10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012

Peran Motivasi Spiritual Agamis terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Kinerja Dosen

Kata Kunci: motivasi aqidah, motivasi ibadah, motivasi mu’amalah, kewarganegaraan Perilaku Organisasi
(OCB), kinerja dosen

Persaingan pasar dan pencarian tanpa akhir untuk
memperbaiki kinerja organisasi telah memotivasi
manajer dan mahasiswa manajemen untuk mencari
perspektif dan pendekatan organisasi yang baru dan
relevan. Satu bidang yang tampaknya menarik
perhatian adalah spiritualitas.
Dan terdapat pula konsep metamotivation yang
di kembangkan oleh Abraham Maslow, yang membagi
motivasi menjadi dua ruang lingkup yaitu motivasi

material dan motivasi spiritual ( dalam Zohar dan
Marshall, 2001).
Para penulis ini menegaskan bahwa peran agama
yang lebih besar bermain di salah satu identitas diri,
dimana semakin sulit akan faktor-faktor lain untuk
menggagalkan pengaruh peran agama dalam
kehidupan.
Penelitian-penelitian tentang kecerdasan spiritual
telah dilakukan diantaranya oleh Howard (2002).
Spiritual menurut Howard dapat diartikan sebagai
sebuah kekuatan yang tidak dapat dilihat, berisikan
semua pengalaman baik pengalaman dengan orang
lain, pengalaman diri sendiri, pengalaman-pengalaman
yang berhubungan dengan semua kehidupan. Spirit
memberi kekuatan kepada manusia, spirit membantu
seseorang menunjukkan kebenaran, kenyataan bagi
diri sendiri maupun organisasi.
Zohar dan Marshall (2005), mengatakan bahwa
makna yang paling tinggi dan paling bernilai, dimana
manusia akan merasa bahagia, justru terletak pada

aspek spiritualitasnya. Dan hal tersebut dirasakan oleh
manusia, ketika ia ikhlas mengabdi kepada sifat atau
kehendak Tuhan. Inilah yang dinamakan spiritualisasi
kehidupan (Ginanjar, 2001). Zohar dan Marshall
(dalam Ginanjar, 2001) juga memberikan enam jalan
menuju kecerdasan spiritual yang lebih tinggi dan tujuh
langkah praktis mendapatkan SQ lebih baik. Enam
jalan tersebut adalah: (1) Jalan tugas, (2) jalan pengasuhan, (3) jalan pengetahuan, (4) jalan perubahan
pribadi, (5) jalan persaudaraan, (6) jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, menunjukkan bahwa spiritual adalah merupakan kebutuhan
manusia. Oleh karena itu, maka spiritual akan melahirkan

suatu dorongan atau motivasi bagi manusia khususnya para dosen dalam aktivitas keorganisasian atau
kelembagaan, baik dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai tenaga edukatif dan tugas lainnya sebagai
khalifah di muka bumi. Namun dari konsep kecerdasan
spiritual (SQ) yang dikemukakan oleh Zohar dan
Marshall serta yang dikemukakan oleh barat pada
umumnya, nampak jelas bahwa spiritual yang mereka
kemukakan tersebut belum menghubungkannya
dengan nilai-nilai agama atau ketuhanan. Sebagaimana hal ini di kemukakan oleh Ginanjar (2001).

Sehingga dalam penelitian ini, spiritual dilihat dari
prespektif agama/ketuhanan khususnya pandangan
agama Islam. Hal ini didasarkan pada pendapat yang
dikemukakan oleh Twigg, et al., 2001, bahwa spiritual
dapat di gambarkan dalam tiga prespektif yakni
Agama, metafisik, dan humanistik. Dan Twigg
mengemukakan lebih njauh, bahwa masing-masing
pendekatan tersebut memiliki pandangan yang
berbeda-beda.
Dalam sorotan al-Qur’an sesungguhnya motivasi
spiritual agamis dimaksudkan adalah motivasi yang
memiliki dasar kefitrahan dalam pembawaan terhadap
pengaduan (penciptaan) manusia. Manusia merasakan adanya motivasi dalam lubuk hatinya yang mendorong kearah untuk berfikir dan meneliti, guna
mengetahui penciptanya dan pencipta alam raya. Lalu
mendorong beribadah, bertawasul dan berlindung
kepadanya untuk meminta pertolongan dari-Nya.
Dalam ajaran Islam ditegaskan bahwa tujuan
hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah
SWT. Dengan demikian motivasi dalam bahasa Islam
adalah niat-dalam konsep religius Islam dilandasi

karena Allah SWT.
Berdasarkan beberapa konsep teori yang dikemukakan di atas serta fakta yang menunjukkan adanya upaya yang terus meningkat dalam memperbaiki
kinerja individu dan organisasi, maka di butuhkan
suatu konsep yang mampu memberikan solusi yang
terbaik dalam memotivasi pegawai dan membentuk
perilaku ekstra peran yang positif dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini akan
mengembangkan suatu konsep yang berkaitan dengan

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

ISSN: 1693-5241

881

La Ode Bahana Adam

bagaimana memberikan motivasi kepada para pegawai dalam membentuk perilaku ekstra peran yang
positif sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai
tersebut. Mengacu pada konsep metamotivasi yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow di atas, maka

dalam penelitian ini lebih khusus melihat motivasi
spiritual dalam perspektif agama. Dan motivasi sipiritual agamis yang dimaksud adalah dalam perspektif
agama islam. Hal ini disebabkan oleh mayoritas keyakinan pegawai/dosen yang menjadi obyek penelitian
ini adalah beragama islam. Sedangkan motivasi
spiritual agamis mengacu pada konsep yang di kemukakan oleh Anshari dan Chapra yang mengemukakan bahwa motivasi dalam perspektif islam dapat
di lihat dari tiga dimensi ajaran Islam, yakni aqidah,
ibadah dan mu’amalah.
Tidak hanya fungsi organisasi yang jauh dari nilai
spiritual, tetapi juga tempat kerja turut menghalangi
berkembangnya dimensi spiritual ini. Padahal secara
naluriah manusia akan bergerak untuk mencari makna,
untuk memuaskan dahaga batinnya, dan untuk mencapai nilai-nilai tertentu. Akibat yang terjadi adalah
kejenuhan, stres, kinerja rendah, demotivasi, bahkan
puncaknya dapat menyebabkan seseorang mengalami depersonalisasi.
Semakin terpuruknya kondisi kerja dan hilangnya
makna dari pekerjaan disinyalir merupakan dampak
dari adanya dualisme dalam kehidupan. Organisasi
atau kerja menolak ruang untuk hadirnya makna kerja
dan agama. Tempat kerja adalah tempat untuk mencari hal-hal profan dan tidak mempunyai ruang untuk
sesuatu yang sakral atau suci. Doa, sembahyang, dan

upacara digolongkan sebagai suci; sedangkan makan,
minum, dan bekerja digolongkan sebagai profan.
Akibatnya hidup mereka terbelah, terpecah, tidak
menyatu, tidak integral”.
Oleh karena itu sangat diperlukannya extra-role
behavior atau perilaku diluar peran para dosen
sebagai upaya peningkatan kualitas dan kinerja dosen
yang melebihi perkiraan, sehingga dapat berdampak
pada kinerja dosen.
Fenomena kondisi motivasi kerja pegawai khususnya dosen di Universitas Haluoleo Kendari selama
ini menunjukkan motivasi kerja yang masih rendah,
hal ini dibuktikan dengan tingkat kehadiran kerja dan
penyelesaian tugas-tugas pokok tridharma yang diberikan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan.
882

Motivasi kerja dosen selama ini masih kurang memenuhi standar yang diharapkan sebagaimana yang
dituntut oleh undang-undang guru dan dosen khususnya. Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen mengharuskan profesionalitas, dimana
disebutkan bahwa profesionalitas mengandung 4
dimensi/komponen, yaitu 1) Dimensi pedagogik, 2)

Dimensi kepribadian, 3) Dimensi sosial, dan 4) Dimensi profesional, yang semuanya tertuang dalam tridharma perguruan tinggi, yaitu pengajaran, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat. Seiring dengan kondisi
tersebut, akhirnya berakibat pada kinerja dosen dan
lembaga yang rendah. Hal ini sesuai dengan fakta
dilapangan menunjukkan bahwa sampai dengan saat
ini belum ada jurusan dan program studi yang
mendapatkan nilai akreditasi ”A” dari BAN-PT.
Penelitian-penelitian dalam bidang manajemen
sumber daya manusia, khususnya topik mengenai
motivasi kerja dan perilaku kewargaan organisasi
(OCB) selama ini, masih kurang mengangkat
masalah-masalah motivasi (kebutuhan) manusia dan
perilaku kewargaan organisasi (OCB) dari aspek
spiritual khususnya dari perpektif agamis, padahal
suatu realitas yang tak dapat terbantahkan bahwa di
dalam kehidupannya manusia membutuhkan nilai-nilai
yang sifatnya fitrah atau manusiawi. Dan nilai-nilai
tersebut hanya akan didapatkan oleh manusia melalui
aturan-aturan yang bersumber dari yang menciptakannya (agama Allah yaitu Islam), karena sesungguhnya
manusia membutuhkan petunjuk kejalan yang benar

dalam mengarungi hidup dan kehidupannya baik
secara individu maupun dalam berorganisasi dan
bermasyarakat. Dengan demikian manusia membutuhkan nilai-nilai spiritual yang muncul dari agama yang
diyakininya, dan hal ini akan menciptakan/mendorong
lahirnya suatu kebutuhan akan spiritual agamis dalam
kehidupannya baik secara individu maupun dalam
berorganisasi.
Banyak faktor (seperti budaya dan iklim organisasi, kepribadian dan suasana hati (mood), persepsi
terhadap dukungan organisasional, persepsi terhadap
interaksi antara atasan-bawahan, masa kerja, jenis
kelamin, dll) yang dapat mempengaruhi perilaku
kewargaan organisasi (OCB) dan kinerja dosen selain
motivasi spiritual agamis, namun dari beberapa faktor
tersebut sudah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Namun
dalam penelitian ini fokus pada variabel motivasi

JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012


Peran Motivasi Spiritual Agamis terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Kinerja Dosen

spiritual agamis yakni motivasi yang lahir dari adanya
dorongan kebutuhan akan nilai-nilai agama, yang
secara konseptual dapat mempengaruhi perilaku dan
kinerja.
Dengan demikian, maka upaya-upaya untuk
memperoleh bagaimana cara memotivasi pegawai
melalui pendekatan yang muncul dari nilai-nilai keagamaan (spiritual agamis) perlu adanya suatu penelitian
yang signifikan, dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana peranan motivasi yang muncul dari nilainilai keagamaan (spiritual agamis) ini terhadap sikap/
perilaku Perilaku kewargaan organisasi (OCB) dan
kinerja dosen. Sebab selama ini motivasi yang diterapkan kepada karyawan untuk meningkatkan kinerja
dan sikap/perilaku karyawan/dosen adalah melalui
motivasi yang menggunakan pendekatan naluriah
(yang bersifat material), yakni pendekatan sederetan
hirarki keperluan/kebutuhan, yang akan berakibat pada
perilaku yang menyimpang, karena targetnya adalah
pemuasan naluriah dengan material sehingga apa yang
terjadi bukan motivasi yang sebenarnya tetapi lebih
tepat disebut manipulasi semangat karyawan untuk
bekerja semaksimal mungkin demi keuntungan organisasi, sementara organisasi kurang memperhatikan
dan memikirkan hak-hak karyawan untuk hidup
secara wajar sesuai dengan pengabdiannya kepada
organisasi. Padahal fakta menunjukkan bahwa apa
yang di butuhkan oleh pegawai bukan hanya kebutuhan berupa kebutuhan jasmaniah/material, namun
juga membutuhkan kebutuhan berupa spiritual/agama
(Ali, 2009).
Berdasarkan penelusuran dari literatur dan hasilhasil penelitian yang ada saat ini, penelitian tentang
variabel motivasi masih di dominasi oleh konsep/teori
motivasi dalam perspektif material/jasmaniah, sedangkan konsep/teori motivasi spiritual dari perspektif
agama masih kurang menjadi perhatian dan bagian
dari penelitian-penelitian yang dilakukan, apalagi jika
dihubungkan dengan perilaku kewarganegaraan organisasi (OCB), padahal kenyataannya perilaku baik dan
buruk manusia serta peningkatan kinerja pegawai
khususnya dosen tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan jasmaninya saja tetapi juga dipengaruhi oleh
kebutuhan rohaninya atau nilai-nilai agama yang
dimiliki atau dianutnya (Yusanto, 2006:105–106).
Penelitian ini mencoba untuk menghubungkan
teori Metamotivasi yang dikembangkan oleh Maslow,

dan Anshari yaitu Konsep Motivasi Spiritual dan
menghubungkannya dengan konsep organizational
citizenship behavior (OCB) serta kinerja dosen yang
ada di Universitas Haluoleo Kendari. Di mana penelitian ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh
Muafi (2005), yakni yang melakukan penelitian dengan
judul ”Motivasi Spiritual dan pengaruhnya terhadap
kinerja spiritual karyawan”. Dalam penelitian tersebut
di hasilkan bahwa salah satu variabel antecedends
dari Organizational Citizenship Behavior (OCB)
adalah Teori motivasi. Serta penelitian yang dilakukan
oleh Abbas J. Ali (2009) dengan judul ”Level of
Existence and Motivation in Islam. Dalam penelitian
tersebut dihasilkan bahwa agama dan spiritualitas
dapat memeberikan pengaruh positif terhadap perilaku
dan kinerja organisasi. Sedangkan penelitian ini
mencoba untuk menghubungkan ketiga penelitian
tersebut dengan menghubungkan variabel motivasi
religius/spiritual dan pengaruhnya terhadap
organizational citizenship behavior (OCB) dan
kinerja dosen.
Adapun orisinalitas penelitian ini adalah bahwa
penelitian ini mencoba untuk melihat sisi lain dari
konsep motivasi spiritual dan OCB yang selama ini
dikembangkan oleh para ilmuan dan peneliti, dengan
melihat konsep spiritual yang dikemukakan oleh Twigg
(2001) yang menyatakan bahwa spiritualitas dapat di
gambarkan dengan tiga pendekatan, yang salah satunya adalah pendekatan agama, dan konsep Abraham
Maslow mengenai konsep metamotivationnya yaitu
motivasi spiritual, serta yang dikembangkan oleh
Anshari dan Chapra mengenai konsep motivasi spiritual dalam perspektif agama islam, dan menghubungkannya dengan konsep yang selama ini dikembangkan
dalam bidang perilaku organisasi yaitu konsep organizational citizenship behavior (OCB), di mana penelitian yang menghubungkan kedua variabel tersebut
khususnya, selama ini belum menyentuh dari sisi
spiritualnya, padahal bisa jadi pegawai berperilaku di
luar dari tugas dan fungsi pokoknya dalam organisasi
(OCB) adalah karena didorong oleh nilai-nilai spiritual
agamis yang diyakininya (dalam hal ini peneliti
membatasi ruang lingkup agamis dalam konsep Islam).
Selain hal tersebut, orisinalitas dalam penelitian ini
adalah mengembangkan indikator dari konsep OCB
yang ada selama ini dikembangkan, yaitu menambahkan indikator selalu berdiskusi dan memberi motivasi

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

ISSN: 1693-5241

883

La Ode Bahana Adam

kepada sesama rekan kerja; dan selalu berusaha
menciptakan kondisi kerja dan suasana yang penuh
dengan rasa persaudaraan dan saling menghormati,
di mana ke dua indikator ini di gali dari hasil
pengamatan di lapangan seiring dengan berkembangnya kegiatan-kegiatan pembinaan spiritual dosen
di Universitas Haluoleo Kendari.
Dari uraian di atas, dirasa penting untuk memberikan suatu penemuan secara empiris, bahwa Motivasi spiritual agamis merupakan bagian penting dalam
kehidupan manusia di dalam organisasi, sebab hal tersebut di duga dapat membentuk sikap/perilaku
kewargaan organisasi (OCB) dalam suatu universitas
umumnya serta akan meningkatkan kinerja dosen
pada khususnya. Penelitian ini penting, karena dari
beberapa penelitian mengenai motivasi yang dihubungkan dengan perilaku kewarganegaraan organisasi
(OCB) masih kurang/belum ada yang menyentuh
masalah motivasi dari perspektif agama/spiritual
agamis, serta melakukan penelitian yang mengambil
obyek Perguruan Tinggi.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah: 1)
Mengukur dan menganalisis motivasi aqidah terhadap
organizational citizenship behavior dosen. 2)
Mengukur dan menganalisis motivasi Ibadah terhadap
organizational citizenship behavior dosen. 3) Mengukur dan menganalisis motivasi mu’amalah terhadap organizational citizenship behavior dosen. 4)
Mengukur dan menganalisis motivasi Aqidah terhadap
kinerja dosen. 5) Mengukur dan menganalisis motivasi
ibadah terhadap kinerja dosen. 6) Mengukur dan
menganalisis motivasi mu’amalah terhadap kinerja
dosen. 7) Mengukur dan menganalisis motivasi spiritual terhadap kinerja dosen melalui organizational
citizenship behavior dosen.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori
yang menjelaskan hubungan kausal dan pengujian
hipotesis. Pendekatan ini digunakan untuk mengalisis
peran motivasi spiritual agamis di Universitas Haluoleo
terhadap organizational citizenship behavior
(OCB) dan kinerja dosen. Di samping menggunakan
pendekatan kuantitatif, penelitian ini juga menggunakan
pendekatan kualitatif untuk memperdalam hasil dari
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
dosen tetap Universitas Haluoleo Kendari. yang 969
orang. Penarikan sampel menggunakan metode
propotional random sampling. Responden dalam
penelitian ini adalah para dosen yang berada di 8 fakultas yang terdapat di Universitas Haluoleo Kendari.
Metode analisis data menggunakan Partial
Least Square (PLS) dengan proses perhitungan
dibantu program aplikasi software Smart PLS. Proses
analisis data didahului dengan analisis deskriptif yang
digunakan untuk melengkapi deskripsi fakta empirik
dari model konseptual yang telah diuji hipotesisnya
dan untuk mendiskripsikan logika manajemen atas
berbagai proses yang tersirat dalam hipotesis yang
diuji serta dimaksudkan untuk mengetahui distribusi
frekuensi jawaban dari hasil kuesioner selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis dan menginterpretasi
hasil yang diperoleh.

HASIL
Pada penelitian ini melibatkan 5 variabel yaitu
Motivasi Aqidah, Motivasi Ibadah, Motivasi Mu’amalah,
Organozational citizenship behavior (OCB) dan
Kinerja Dosen. Berikut ini akan di jelaskan melalui
tabel hasil pengujian hipotesis sebagaimana Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung

Variabel Bebas
Aqidah
Ibadah
Mu’amalah
Aqidah
Ibadah
Mu’amalah
OCB

Variabel Terikat
OCB
OCB
OCB
Kinerja
Kinerja
Kinerja
Kinerja

Koef.Jalur
0.334
0.322
0.193
0.389
-0.018

p-value
0.001
0.004
0.246
0.000

Signifikan
NonSignifikan
Signifikan
Non signifikan

0.341

0.897
0.000

Signifikan

0.332

0.000

signifikan

Sumber: Data Primer Diolah, 2011
884

Keterangan
Signifikan

JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012

Peran Motivasi Spiritual Agamis terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Kinerja Dosen

Hasil pengujian hipotesis jalur-jalur pengaruh
langsung juga dapat dilihat pada gambar diagram jalur
sebagaimana Gambar 1.
Pengujian pengaruh tidak langsung digunakan dari
beberapa hasil pengujian pengaruh langsung. Secara
lengkap hasil pengujian pengaruh langsung disajikan
pada Tabel 2.

PEMBAHASAN
Pengaruh Motivasi Aqidah terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Hasil pengujian H1 menunjukkan bahwa motivasi
aqidah berpengaruh terhadap Organizatinal Citizenship Behavior (OCB). Hal ini berarti bahwa dosen
di Universitas Haluoleo Kendari percaya bahwa
semakin tinggi pemahaman agama seseorang khususnya pemahaman aqidahnya, maka akan semakin
meningkatkan perilaku positif (OCB) seorang dosen,
sehingga para dosen akan selalu berupaya untuk
meningkatkan kinerjanya. Dengan demikian, semakin
tinggi tingkat keimanan para dosen terhadap Allah

Swt. di Universitas Haluoleo Kendari semakin menjadikan para dosen dalam melaksanakan aktivitas
selalu berhati-hati, sebab mereka yakin bahwa Allah
Swt. senantiasa mengawasi tingkah laku mereka dan
akan dicatat oleh malaikat apa-apa yang mereka
perbuat. Oleh sebab itu berdampak pada perubahan
perilaku dosen kearah yang positif yang diwujudkan
dalam perilaku ekstra peran dosen dalam kehidupan
organisasi. Temuan ini mendukung temuan Ali J. Abas
(2009). Dengan demikian berarti bahwa dapat dikatakan temuan ini mendukung hipotesis yang telah diajukan sebelumnya.

Pengaruh Motivasi Ibadah terhadap Organizatinal Citizenship Behavior (OCB)
Hipotesis H2 menyatakan bahwa semakin tinggi
Motivasi Ibadah maka akan semakin meningkatkan
Organizatinal Citizenship Behavior (OCB). Hasil
analisis menyatakan bahwa motivasi ibadah berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior
(OCB) dengan besaran koefisien sebesar 0,322.

Gambar 1. Diagram Jalur Model Struktural dalam PLS
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

ISSN: 1693-5241

885

La Ode Bahana Adam

Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung

Variabel Bebas
Aqidah
Ibadah
Mu’amalah

Variabel Antara
OC B
OC B
OC B

Variabel T erikat
Kinerja Dosen
Kinerja Dosen
Kinerja Dosen

Koefisien Jalur
(0.334)x(0.332)=0.111
(0.322)x(0.332)=0.107
(0.193)x(0.332)=0.064

Keterangan
Signifikan
Signifikan
Non Signifikan

Sumber: Data diolah, 2011

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa temuan ini
mendukung hipotesis kedua.
Oleh sebab itu, apabila dosen memiliki pemahaman agama yang baik dan benar, maka dosen tersebut akan mendasarkan seluruh aktivitasnya kepada
nilai-nilai agamanya dan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu melaksanakan suatu pekerjaan yang
menjadi amanahnya walaupun tidak secara langsung
diawasi oleh pimpinanya. Sebab salah satu nilai agama yang ada adalah menjelaskan bahwa Allah Swt.
tidak pernah luput dari seluruh aktivitas hambanya,
sehinggga seorang dosen selalu berusaha untuk melakukan perbuatan positif dalam kehidupannya. Karena sesungguhnya jika seorang dosen dalam kehidupannya selalu berbuat baik, yakni melaksanakan
segala amanah yang diberikan kepadanya sesuai
dengan standar yang ada, maka sesungguhnya dosen
tersebut yang akan mendapatkan hasil dari pekerjaannya tersebut. Begitu pula jika dosen dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya tidak sesuai
dengan standar yang ada maka dosen tersebut pula
yang akan mendapatkan dampak negatif akibat dari
sikap dan perilakunya tersebut. Temuan ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yaitu Ali (2009) yang
menyatakan bahwa spiritualitas dan agama
berpengaruh terhadap perilaku individu dan organisasi.

Pengaruh Motivasi Mu’amalah terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Hasil pengujian H3 menunjukkan semakin tinggi
Motivasi Mu’amalah maka akan semakin meningkatkan Organizational Citizenship Behavior dosen di
Universitas Haluoleo. Hasil analisis menyatakan bahwa motivasi mu’amalah berpengaruh langsung terhadap OCB dosen dengan besaran koefisien sebesar
0,193. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
temuan ini mendukung hipotesis ketiga yang telah
diajukan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa apabila
seorang dosen ingin memperbaiki perilakunya maka
dosen tersebut harus memiliki pemahaman yang benar
886

tentang bagaimana agama mengatur tentang perilaku
manusia. Atau dengan kata lain apabila hendak
memperbaiki perilaku dosen khususnya, maka salah
satu hal yang penting diperhatikan dan dilakukan adalah
memberikan pemahaman nilai-nilai agama yang baik
dan benar khususnya masalah nilai-nilai yang mengatur masalah perilaku manusia dalam pandangan agama
islam.
Temuan dalam penelitian ini mendukung teori
metamotivasi yang dikemukakan oleh Anshari (1993)
yang menyatakan bahwa motivasi manusia terbagi
menjadi dua bagian utama, yaitu motivasi material/
jasmani dan motivasi spiritual/agama.

Pengaruh Motivasi Aqidah terhadap Kinerja
Dosen
Hasil pengujian H4 menyatakan bahwa Motivasi
aqidah berpengaruh terhadap kinerja dosen. Hasil
analisis yang telah dilakukan menyatakan bahwa
motivasi aqidah berpengaruh terhadap kinerja dosen
dengan besaran koefisien sebesar 0,389. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa temuan ini mendukung
hipotesis keempat yang telah diajukan sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Muafi (2005) yang menyatakan bahwa
motivasi aqidah berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja religius karyawan industri rungkut
surabaya.

Pengaruh Motivasi Ibadah terhadap Kinerja Dosen
Berdasarkan hipotesis kelima yang menyatakan
bahwa meningkatnya motivasi ibadah akan meningkatkan kinerja dosen di universitas Haluoleo. Hasil
analisis menyatakan bahwa motivasi ibadah tidak
berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen dengan
besaran koefisien sebesar 0,018. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa temuan ini tidak mendukung
hipotesis kelima. Dari fakta yang ada pada obyek
penelitian ini, dapat di jelaskan bahwa motivasi ibadah
para dosen di Universitas Haluoleo Kendari masih

JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012

Peran Motivasi Spiritual Agamis terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Kinerja Dosen

kurang berpengaruh secara langsung terhadap kinerjanya, disebabkan karena para dosen masih memiliki
pemahaman yang memisahkan antara urusan ibadah
dengan pekerjaan. Sehingga nilai-nilai yang ada pada
pelaksanaan ibadah tersebut tidak mempengaruhi
secara langsung kepada kehidupan kerja para dosen
di Universitas Haluoleo. Artinya nilai-nilai ibadah tersebut tidak diaplikasikan dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga terjadi suatu kondisi kerja yang memisahkan antara kehidupan dengan agama. Dan pada
akhirnya berdampak pada tidak adanya pengaruh
ketaatan terhadap pelaksaan ibadah dengan kinerja
para dosen tersebut. Hal ini disebabkan ibadah yang
dilakukan oleh para dosen tersebut belum di aplikasikan dalam kehidupannya secara umum, sehingga
berdampak pada kurang berpengaruh pada sikap dan
perilakunya.

Pengaruh Motivasi Mu’amalah terhadap
Kinerja Dosen
Berdasarkan hipotesis keenam yang menyatakan
bahwa meningkatnya motivasi mu’amalah akan
meningkatkan kinerja dosen. Hasil analisis menyatakan bahwa motivasi muamalah tidak berpengaruh
secara langsung terhadap kinerja dosen akan tetapi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen apabila
melalui organizational citizenship behavior (OCB)
dengan besaran koefisien sebesar 0,34. Dengan
demikian, berarti bahwa dapat dikatakan temuan ini
mendukung hipotesis keenam yang telah dirumuskan
sebelumnya.
Dari hasil pengamatan pada obyek penelitian,
ditemukan bahwa mu’amalah yang dilakukan para
dosen belum memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dosen yang bersangkutan, disebabkan
pemahaman para dosen tentang mu’amalah masih
sebatas interaksi biasa yang dilakukan sesama manusia. Disamping itu, hal ini disebabkan masih banyaknya
para dosen yang memiliki pemahaman bahwa
mu’amalah adalah hal yang terpisah dari persoalan
kinerja. Sebab para dosen masih ada yang memiliki
pemahaman dualisme kehidupan, yakni adanya pemahaman ”agama ya agama” dan ”mu’amalah ya
mu’amalah. Artinya para dosen masih ada yang memiliki pemahaman yang memisahkan urusan agama dari
urusan-urusan hubungan antar sesama manusia atau
kehidupan manusia. Sehingga pemahaman tersebut

berdampak pada sikap dan perilaku dosen di
Universitas Haluoleo pada umumnya. Oleh karena
itu, maka untuk memperbaiki pemahaman yang keliru
terhadap para dosen tersebut, harus di tanamkan nilainilai agama yang benar khususnya mengenai nilainilai mu’amalah dan produktifitas. Berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan sebelumnya, berarti
bahwa motivasi mu’amalah berpengaruh terhadap
kinerja dosen manakala dosen tersebut memiliki
perilaku-perilaku ekstra peran (OCB) atau perilaku
positif terlebih dahulu.

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap Kinerja Dosen
Berdasarkan hipotesis ketujuh yang telah dirumuskan sebelumnya menyatakan bahwa OCB
(Organizational Citizenship Behavior) berpengaruh
terhadap Kinerja Dosen. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku selalu berdiskusi dan memberi
motivasi antar dosen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen dan mendukung hipotesis
penelitian yang menyatakan bahwa semakin
meningkat OCB dosen maka akan meningkatkan kinerja dosen. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin
meningkatnya perilaku berdiskusi dan member motivasi, menolong, ramah sabar, bijaksana, memiliki
kesadaran yang tinggi dan berhati nurani yang baik
maka akan berdampak akan meningkatkan kinerja
dosen merupakan perilaku yang paling besar berpengaruh terhadap kinerja dosen. Besarnya pengaruh
OCB terhadap kinerja ini menunjukkan bahwa
semakin besar saling perhatian, saling tolong menolong, terbuka antara satu dengan yang lainnya,
menunjukkan pribadi yang positif, saling memperhatikan antar interpersonal, maka akan meningkatkan
kinerja semua warga organisasi, sehingga akan berdampak pada individu-individu yang memiliki kinerja
yang sama baiknya.
Perilaku OCB yang lahir dari pengaruh nilai-nilai
agama yang dimiliki oleh para dosen di Universitas
Haluoleo adalah berupa perilaku positif yang selalu
berdiskusi dalam semua hal (tidak terkecuali masalahmasalah pribadi), saling memotivasi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tri dharma perguruan tinggi,
selalu berusaha menciptakan suasana kerja yang
penuh dengan rasa kekeluargaan dan tanpa pandang
buluh, sukarela melaksanakan suatu pekerjaan yang

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

ISSN: 1693-5241

887

La Ode Bahana Adam

akan memberi dampak positif bagi organisasi secara
umum, berusaha menjaga nama baik Universitas
khususnya dalam kehidupan bermasyarakat, selalu
merasa turut bersalah jika ada salah seorang dosen
melakukan perbuatan negatif yang menyebabkan
citra organisasi buruk di masyarakat. Perilakuperilaku tersebut adalah terbukti memberikan dampak
positif bagi kehidupan Universitas dari waktu ke
waktu, sehingga perlahan-lahan kondisi universitas
semakin membaik khususnya dalam hal pelaksanaan
tugas tri dharma perguruan tinggi dan citra universitas
di masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Motivasi aqidah dapat berperan meningkatkan
OCB dosen pada Universitas Haluoleo Kendari. Hal
ini menunjukkan bahwa dosen dapat meningkat
OCBnya ketika dosen dapat meningkatkan motivasi
aqidahnya.
Motivasi ibadah dapat berperan menciptakan
terlaksananya OCB yang baik pada dosen di Universitas
Haluoleo Kendari. Hal ini menunjukkan dengan jelas
bahwa dosen dapat meningkat OCBnya dengan baik
ketika dosen tersebut meningkatkan motivasi ibadahnya.
Motivasi mu’amalah yang diterapkan oleh dosen
di Universitas Haluoleo Kendari masih rendah meningkatkan OCB dosen yang bersangkutan. Hal ini
menunjukkan bahwa masih kurang adanya kesinambungan antara motivasi mu’amalah dengan OCB
dosen di Univeresitas Haluoleo Kendari. Artinya bahwa motivasi mu’amalah yang dimiliki oleh dosen di
Universitas Haluoleo masih kurang berperan meningkatkan OCB dosen.
Motivasi aqidah dapat mendorong kinerja dosen
pada Universitas Haluoleo Kendari. Hal ini ditunjukkan dengan jelas dari hasil wawancara yang dilakukan
kepada beberapa informan kunci bahwa masyarakat
melihat dosen akan meningkat kinerjanya ketika dosen
yang bersangkutan dapat meningkatkan motivasi
aqidahnya, yaitu dengan cara memahami secara
mendalam nilai-nilai yang terkandung di dalam rukun
iman yang enam dalam Islam dan diimplementasikan
dalam segala aktivitas mereka, baik secara individu
maupun dalam kehidupan organisasi dimana mereka
bekerja.
888

Motivasi ibadah yang dimiliki oleh dosen di
Universitas Haluoleo Kendari secara langsung dapat
meningkatkan OCB dosen yang bersangkutan,
namun secara tidak langsung, motivasi ibadah dapat
meningkatkan kinerja dosen melalui peningkatan OCB
para dosen terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan
dengan jelas bahwa dosen akan meningkat kinerjanya
ketika dosen dapat meningkatkan motivasi ibadahnya,
serta diikuti dengan adanya peningkatan OCB dosen
yang bersangkutan pula.
Motivasi mu’amalah dapat berperan meningkatkan kinerja dosen pada Universitas Haluoleo
Kendari. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa
masyarakat melihat kinerja dosen dapat meningkat
apabila para dosen tersebut meningkatkan motivasi
mu’amalahnya. Artinya bahwa untuk meningkatkan
kinerja dosen dibutuhkan peningkatan motivasi
mu’amalah para dosen tersebut. Sedangkan untuk
meningkatkan mu’amalah para dosen tersebut, yaitu
dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman
secara memdalam terhadap nilai-nilai yang terkandung didalam aspek muamalah sesuai aturan islamn
khususnya yang berkaitan dengan ilmu dan amal
perbuatan.
OCB dosen yang baik dapat berperan menciptakan kinerja dosen yang lebih baik lagi pada lingkungan
Universitas Haluoleo Kendari. Hal ini menunjukkan
dengan jelas bahwa dosen dapat meningkat kinerjanya
ketika dosen dapat meningkatkan OCBnya pula.
Artinya apabila ingin menciptakan kinerja dosen yang
lebih baik, maka dibututuhkan OCB dosen yang baik
pula. Sedangkan untuk menciptakan OCB dosen yang
baik, diperlukan pengetahuan dan pemahaman
terhadap nilai-nilai agama islam yang baik pula, baik
dari aspek ilmu pengetahuan, aqidah, ibadah, dan
mu’amalahnya dengan cara mempelajari aturanaturan islam secara sempurnah, yang berkaitan
dengan aspek Ilmu pengetahuan, aqidah, ibadah, dan
mu’amalah tersebut, serta dilakukan secara intensif.

Saran
Nilai-nilai agama islam (aqidah, ibadah, dan
mu’amalah) dapat memberikan motivasi dan perilaku
positif (OCB) sehingga dapat meningkatkan kenerja
bagi seorang pegawai/dosen. Oleh karena itu, ketika
perusahaan/organisasi hendak memotivasi dan
menciptakan perilaku positif (perilaku ekstra peran)

JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012

Peran Motivasi Spiritual Agamis terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Kinerja Dosen

bagi pegawainya dalam rangka untuk meningkatkan
kinerja pegawai/organisasi, maka disarankan untuk
memberikan nilai-nilai agama terhadap para pegawai
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pembinaan rutin terhadap para pegawai
dengan menyediakan nara sumber yang berkompoten
dalam bidang keagamaan.

DAFTAR RUJUKAN
Abas, J.A. 2009. Level of Existence and Motivation in Islam, Journal of Management History Vol. 15 No. 1,
2009 pp. 50–65.
Anshari. 1993. Wawasan Islam. Pokok-Pokok Pikiran
Tentang Islam dan Umatnya. Jakarta: Raja Gradfindo
Persada.
Agustian, A.G. 2001. Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ). Jakarta
Indonesia: Penerbit Arga.
Allan, L. 1991. The Healing Power of Doing Good: The
Healts and Spiritual Benefets of Helping Other, New
York City.
Armanu, T. 2003. Kearifan Intelektual, Mental, dan Spiritual Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan, dalam
Emansipasi Nilai Lokal: Ekonomi & Bisnis Pascasentralisasi Pembangunan, Editor: Iwan Triyuwono
dan Ahmad Erani Yustika. Malang: Bayumedia.
Bogler, R., dan Somech, A. 2005. Organizational Citizenship Behavior in School: How Does it Relate to Participation in Decision Making? Journal of Educational Administration, Vol. 43 No. 5, pp. 420–438.
Daniel, T., Rasic , Shay-Lee Belik, Brenda Elias , Laurence
Y. Katz ,Murray Enns, Jitender Sareen, 2009. Spirituality, religion and suicidal behavior in a nationally
representative sample, Journal of Affective Disorders.114.32–40.
Donia, R.B. 2008. Teaching on the spiritual dimension in
care: The perceived impact on undergraduate nursing students.
Ginanjar, A. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Jakarta: Penerbit Arga.
Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling: Metode
Alternatif dengan Partial Least Square (PLS).
Semarang: Badan Penerbit Undip.
Hair, Joseph, F., Rolph, E.A., Roland, L., Tatham, and
William, G.B. 1996, Multivariate Data Analysis. Fifth

Edition. United States of America: Printice-Hall International.
Jogiyanto, H.M., dan Abdillah. 2009. Konsep dan Aplikasi
Partial Least Square (PLS) Untuk Penelitian Empiris.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Len Tischler, Jerry Biberman and Robert McKeage. 2001.
Lingking Emotional Intelligence, Spirituality and
Workplace Performance, Journal of Managerial Psychology, Vol. 17 no. 3, pp. 203–218.
Mone Spindler. 2008. Surrogate religion, spiritual materialism or protestant ethic?Three accounts of the function
of religiosity in anti-ageing, Journal of Aging Studies.
Muafi. 2005. Riset Analisis keperibadian, politik organisasi
dan kinerja, Structur Equation Modeling dengan
pendekatan Two step, Hasil Riset Universitas
Brawijaya Malang.
Milliman, J., Ferguson, J., Trickett, D., and Condemi, B.
1999. ”Spirit and community at Southwest Airlines:
an investigation of a spiritual values-based model”,
Journal of Organizational Change Management, Vol.
12 No. 3, pp. 221–33.
Mursi, A.H. 1997. Sumber Daya Manusia Yang Produktif:
Pendekatan Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Gema
Insani Press.
Milliman, J., Czaplewski, Andrew, J., dan Ferguson, J. 2003.
Workplace Spirituality and Employee Work Attitudes:
An Exploratory Empirical Assessment. Journal of Organizational Management Vol. 16 No. 4, pp. 426–
447.
Organ, D.W. 1997. Organizational citizenship behavior: It’s
construct clean-up time. Human Performance, 10, 85–
97.
Organ, D.W., dan Ryan, K. 1995. A meta-analytic review of
attitudinal and dispositional predictors of organizational citizenship behavior. Personnel Psychology,
48, 775–802.
O’Bannon, Douglas, P., Pearce, Craig, L. 1999. An Exploratory Examination of Gainsharing in Service Organization: Implication for Organizational Citizenship Behavior and Pay Satisfaction, Journal of Managerial
Issues, p.363
Yusanto, I. 2006. Manajemen Strategis Perspektif Islam,
Jakarta, Khairul Bayaan.
Zohar, D., dan Marshall, I. 2005. Spiritual Capital:
Memberdayakan SQ di Dunia Bisnis. Terjemahan
Helmi Mustofa. Jakarta: Mizan Pustaka.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

ISSN: 1693-5241

889