PENDAHULUAN Dan Latar Belakang Diabetes

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah istilah kedokteran untuk sebutan penyakit
yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama penyakit gula atau kencing manis.
Penyakit ini merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang ditandai
dengan kadar glukosa darah melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Gejala khas yang dari diabetes
melitus diantaranya adalah poliuria (pengeluaran urine secara berlebihan),
polidipsia (minum air secara berlebihan), polifagia (makan secara berlebihan),
berkurangnya berat badan dan asthenia (kurangnya energi).
Menurut survei yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia WHO,
Indonesia menepati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus
dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk. Sementara data Diabetes Atlas 2000
(IDF) tercantum perkiraan pasien DM di Indonesia adalah 5,6 juta dan pada tahun
2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 8,2 juta.7 Hal ini semakin
membuktikan bahwa penyakit Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan
yang sangat serius. Kasus penyakit diabetes dapat menyerang siapa saja dan pada
setiap usia. Dalam berbagai studi menunjukkan keterkaitan antara gaya hidup
manusia yang semakin modern, yang mana orang semakin jarang berolahraga, dan
adanya kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, mengkonsumsi alkohol,
merokok, dan sebagainya.

Berbagai pengobatan untuk mencegah dan mengatasi diabetes telah
dikembangkan, termasuk pula penggunaan berbagai macam herbal. Salah satu
herbal atau tanaman berkhasiat obat yang diyakini oleh masyarakat dapat
menurunkan kadar glukosa darah adalah biji alpukat (Persea americana Mill.).
Diketahui biji alpukat mengandung 13,6% tannin, 13,25% amilum.13 Tannin atau
asam tannik atau gallotanni, biasa disebut juga coritagin, yang terkandung dalam
biji alpukat mempunyai kemampuan sebagai astringen. Oleh karena itu alpukat
termasuk dalam kelompok tanaman yang mempunyai kemampuan sebagai
astringen, yang dapat mengendapkan atau mempresipitasikan protein selaput

lendir di permukaan usus halus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi
usus, sehingga menghambat asupan glukosa dan laju peningkatan glukosa darah
tidak terlalu tinggi.
Rumusan Masalah
Apakah limbah biji alpukat (Persea americana Mill.) dapat berfungsi untuk
menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus ?
Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa limbah biji alpukat
(Persea americana Mill.) dapat berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah
pada penderita diabetes melitus. Diharapkan sebagai dasar pemikiran bahwa biji

alpukat dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk diabetes melitus dengan
biaya yang lebih murah.
PEMBAHASAN
Biji Alpukat (Persea americana Mill.)
Skrining fitokimia dilakukan terhadap serbuk simplisia dan ekstrak etanol biji
buah alpukat. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut

Kandungan kimia dalam biji alpukat yang berguna sebagai antidiabetes adalah
flavonoid quersetin dan memiliki potensi yang besar sebagai antioksidan.
Senyawa-senyawa ini bereaksi dengan radikal bebas, membentuk radikal baru
yang distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik (Triana Hertiani, dkk., 2001).
Quersetin meningkatkan sekresi insulin, melindungi sel beta pankreas dari

kerusakan karena radikal bebas (www.unitedmedicalnetwork.com, 24 Oktober
2005).
Tindakan Farmakologi quercetin adalah termasuk melindungi jantung,
pencegahan katarak, aktivitas anti - kanker, efek anti- maag, anti - inflamasi, anti alergi , antivirus dan antibakteri. Dimana, quercetin mencegah cedera oksidatif
dan kematian sel melalui beberapa mekanisme, termasuk pengumpulan radikal
oksigen, menghambat xanthine oxidase, peroksidasi lipid, dan ion logam
chelating. Pada diabetes mellitus, peningkatan ketersediaan glukosa dalam

jaringan insulin – insensitive seperti lensa , saraf , dan retina mengarah ke
peningkatan pembentukan sorbitol melalui jalur poliol. Dalam jalur ini, glukosa
dikonversi ke sorbitol dan fruktosa kemudian melalui aktivitas enzim aldosa
reduktase dan sorbitol dehidrogenase. Sorbitol bersifat racun bagi jaringan dan
akumulasinya meningkatkan tekanan osmotik dan dapat merusak jaringan dengan
menyebabkan pembengkakan. Jalur poliol yang terlibat dalam katarak diabetes.
Nitric oxide synthase (NOS) hadir dalam sel β pankreas, dan terlibat dalam
pelepasan insulin dalam kondisi fisiologis normal. Namun, induksi pembentukan
oksida nitrat dapat berperan dalam penghancuran β - sel selama pengembangan
diabetes mellitus tipe 1. Mekanisme pertahanan antioksidan penting untuk
perlindungan sel dan jaringan terhadap kerusakan oksidatif. Pada penelitian saat
ini, quercetin efektif tidak hanya dalam pengembangan insulin dan menghambat
resistensi insulin, tetapi juga dalam perlindungan β - sel. Mekanisme kerja
flavonoid, adalah aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. Aktivitas anti inflamasi dari quercetin melindungi pankreas β - sel dari diabetes tipe 2 dengan
menghambat enzim penghasil peradangan ( siklooksigenase , lipoxygenase ) dan
selanjutnya penghambatan mediator inflamasi, termasuk leukotrien dan
prostaglandin. Pada penelitian menunjukkan tingkat tinggi sorbitol di kelompok
diabetes sementara quercetin efektif dalam pengurangan reduktase aldosa, enzim
yang mengkatalisis konversi glukosa menjadi sorbitol, yang telah terakumulasi
dan terkait saraf, mata, ginjal dan kerusakan jaringan lain pada diabetes mellitus.

Tannin atau asam tannik atau gallotanni, biasa disebut juga coritagin, yang
terkandung dalam biji alpukat mempunyai kemampuan sebagai astringen.
Sehingga dapat mengendapkan atau mempresipitasikan protein selaput lendir di
permukaan usus halus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus,
sehingga menghambat asupan glukosa dan laju peningkatan glukosa darah
tidak terlalu tinggi.
Tanin telah dianggap sebagai pelindung jantung, anti - inflamasi, anti karsinogenik dan anti -mutagenik. Efek ini pelindung terkait dengan kapasitasnya
untuk: bertindak sebagai pengumpul radikal bebas dan mengaktifkan enzim

antioksidan. Mereka telah diamati untuk meningkatkan ambilan glukosa melalui
mediator jalur insulin signaling, seperti PI3K ( phosphoinositide 3 - Kinase ) dan
p38 MAPK ( Mitogen -Activated Protein Kinase ) aktivasi dan GLUT - 4
translokasi. Penurunan glikemia (kadar glukosa darah) yang disebabkan oleh
senyawa fenolik telah dikaitkan dengan tindakan seperti pengurangan penyerapan
nutrisi ( yaitu katekin teh menghambat penyerapan glukosa usus, pengurangan
asupan makanan ( yaitu teh hijau epigallocatechin gallate signifikan mengurangi
asupan makanan, induksi regeneration sel β dan tindakan langsung pada adipose
sel yang meningkatkan aktivitas insulin. Beberapa penelitain tentang aktifitas
antioksidan mengungkapkan kapasitas tanin untuk menurunkan penyerapan
glukosa dan menghambat adipogenesis , sehingga menjadi obat yang potensial

untuk pengobatan non-insulin dependent diabetes mellitus . Salah satu pendekatan
terapi untuk penurunan hiperglikemia postprandial adalah untuk mencegah atau
menunda penyerapan glukosa oleh penghambatan enzim hidrolisis karbohidrat, α amilase dan α - glucosidase, dalam organ pencernaan. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa fenolik dari sumber botani adalah inhibitor alami α - amilase
dan α – glukosidase dengan efek penghambatan yang kuat pada α - glukosidase ,
tapi efek penghambatan ringan pada α - amilase dan dengan demikian dapat
digunakan sebagai langkah efektif untuk mencegah postprandial hiperglikemia
dengan efek samping yang minimal.
Acarbose merupakan obat hipoglikemik oral yang memiliki mekanisme kerja
yang sama dengan biji alpukat, yaitu dengan menghambat absorbsi karbohidrat.
Acarbose menghambat α-glukosidase yang merupakan enzim pada lapisan sel
usus, yang mempengaruhi digesti sukrose dan karbohidrat kompleks,
sehingga mengurangi absorbsi karbohidrat dan mengakibatkan efek menurunkan
glukosa darah postprandial.
Penyuntikan aloksan, yang merupakan suatu molekul yang dapat menghasilkan
radikal bebas, ke dalam tubuh hewan menyebabkan degenerasi dari sel beta yang
terdapat pada pulau Langerhans pankreas. Pemberian aloksan pada sel%sel pulau
Langerhans yang telah diisolasi tersebut terbukti menyebabkan kerusakan
membran dan kematian sel. Reduksi aloksan di dalam sel beta melibatkan protein
thioredoxin yang biasanya terlibat dalam pembentukan insulin dalam keadaan

normal (Halliwell, 1991). Oleh karena itu, penyuntikan aloksan menyebabkan
keadaan hiperglikemi pada hewan coba (www.pom.go.id, 10 Juni 2005).
Masing-masing dosis sediaan infusa biji alpukat (Persea americana Mill.)
menimbulkan efek yang berbeda dalam menahan laju peningkatan kadar glukosa
darah tikus. Dosis 0,315 g/kgBB memberikan efek lebih besar dalam
menahan laju peningkatan kadar glukosa darah daripada infusa biji alpukat dosis

1,26 g/kgBB dan dosis 0,63 g/kgBB. Pada kelompok kontrol positif yang diberi
Acarbose 6,3 mg/kgBB laju peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi lebih
rendah daripada laju peningkatan kadar glukosa darah akibat pemberian ketiga
dosis infusa biji alpukat tersebut.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa efek tannin yang terkandung
dalam biji alpukat dalam mengendapkan atau mempresipitasikan protein selaput
lendir di permukaan usus halus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi
usus, terbukti dapat menghambat absorbsi glukosa sehingga laju peningkatan
glukosa darah tidak terlalu tinggi.

Pemberian variasi dosis ekstrak etanol biji buah alpukat menunjukkan
bahwa pada dosis 0,980 g/kg BB memberikan kadar glukosa darah terkuat
(40,00%), diikuti oleh dosis 0,490 g/kg BB (26,82%) dan dosis 0,245 g/kg BB

(22,82%) dengan taraf nyata 0,05.

DAFTAR PUSTAKA
Diabetes mellitus masalah kesehatan masyarakat yang serius. Available from
URL: HYPERLINK
http://www.depkes.go.id/index.php?
option=news&task=viewarticle&sid=942&Itemid=2.

Diabetes semakin mengancam. Health Today 2005; 16:16-17
Guyton AC, Hall JE. Alih Bahasa : Setiawan I, Tengadi LMA, Santoso. Buku ajar
fisiologi
kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC, 1997
Imroatossalihah. Daging buah, daun dan biji alpukat sebagai bahan obat ditinjau
dari segi kedokteran (skripsi). Jakarta : Yarsi, 2002
Mengenal beberapa tanaman yang digunakan sebagai antidiabetika. Available
from URL:
HYPERLINK http://www.pom.go.id.
Menyembuhkan DM dengan herbal. Available from URL: HYPERLINK
http://www.balipost.co.id.


Morton J. Avocado. Available from URL: HYPERLINK
http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/avocado_ars.html
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 1.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI,1996
Price SA, Wilson LM. Alih Bahasa : Anugerah P. Patofisiologi : konsep klinis
proses-proses penyakit. Edisi 4. Jilid 2. Jakarta : EGC, 1995