BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya

  membangun. Salah satunya ialah dengan memberdayakan sektor usaha mikro kecil dan menengah (selanjutnya disebut UMKM). Usaha mikro kecil menengah merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. UMKM ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. hal ini juga sangat membantu negara atau pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UMKM juga banyak tercipta unit kerja bar u yang menggunakan tenaga -tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain itu UMKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. Usaha mikro kecil menengah ini perlu ada perhatian yang khusus dan didukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi jaringan bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.

  Krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang l alu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UMKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.

  Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatia n yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UMKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UMKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.

  UMKM memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia, karena kelompok usaha ini selain memiliki kelompok yang banyak, kelompok usaha ini juga terbukti bisa bertahan dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia bahkan kelompok usaha ini mampu menompang sebagian krisis yang

  1

  dialami Indonesia. UMKM juga tentunya memiliki saingan, salah satu yang hal paling mengkhawatirkan adalah dampak waralaba asing terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

  Waralaba sebenarnya merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal oleh dunia, dimana untuk pertama k alinnya diperkenalkan oleh

  2

  perusahaan mesin jahit Singer di Amerika Serikat. Peluang yang muncul dari waralaba menarik orang dari berbagai latar belakang misalnya para usahawan, professional, pensiunan, bahkan anak -anak muda yang baru lulus wisuda. Format bisnis waralaba memang tak dapat dipungkiri eksistensinya dan digemari oleh 1 Ekonomi Koperasi, waralaba.html , (diakses tanggal 19 Januari 2014). 2 Menjamurnya Waralaba, waralaba-franchise/.html , (diakses tanggal 19 Januari 2014.

  pengusaha-pengusaha mengingat kecilnya resiko kegagalan yang mungkin timbul dalam menjalankan usaha khususnnya bagi pengusaha -pengusaha pemula.

  Waralaba adalah alternatif yang pal ing mudah untuk memulai bisnis. Bila orang-orang harus memulai dari nol untuk memulai usaha, maka tidak dengan bisnis waralaba. Melalui waralaba membuat pemasaran lebih mudah. Melalui waralaba, investor tidak perlu memikirkan cita rasa, segmen pasar, suppl y bahan baku, bahkan ada pula yang menyediakan gerobak untuk berjualannya. Semuanya sudah tersedia, dan terbukti diterima dan dikenal oleh masyarakat umum sehingga investor hanya tinggal mencari lokasi yang stategis untuk mulai membuka usahanya.

  Persaingan global menuntut pengusaha tidak hanya mengantisipasi persaingan dari dalam negeri namun juga harus mengantisipasi persaingan dali luar negeri. Franchising/waralaba adalah salah satu bisnis yang memberikan keuntungan baik kepada franchisor maupun kepada ranchisee, disamping itu juga pasti ada kerugian yang harus ditanggung. Bisnis waralaba saat ini telah berkembang pesat dan telah manjamur sampai ke berbagai daerah di Indonesia.

  Ini membuktikan bahwa waralaba merupakan bisnis yang potensial dalam dunia bisnis yang sangat ketat persaingannya.

  Keputusan mendirikan gerai besar atau kecil tergantung pada keadaan traiding area yang dilayani. Suatu wilayah yang berpenduduk banyak yang berpenghasilan cukup besar adalah traiding area yang menarik banyak pengecer. Sebaliknya, wilayah lain yang berpenghuni sedikit yang berpenghasilan tidak banyak adalah traiding area yang kurang menarik karena hanya akan menunjukan satu atau dua gerai ritel saja, wilayah yang dijadikan sebagai ajang penjualan oleh suatu toko dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu wilayah perdagangan utama, wilayah perdagangan sekunder, dan wilayah tambahan.

  Masih banyaknya bisnis waralaba asing menyerbu pasar Indonesia, dikhawatirkan berimbas buruk terhadap pengusaha kecil dan menengah. Lebih dari enam ribu outlet waralaba sudah memanjakan konsumen selama ini dengan harga produk yang kompetitif. Jika bisnis waralaba ini tidak di kendalikan dan dibatasi keberadaannya, maka dipastikan pemerdayaan UMKM tidak akan terlaksana. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dalam penulisan skripsi ini akan diberi judul “Prinsip Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2008”.

  B. Rumusan Masalah

  Adapun permasalahan ya ng akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, yakni sebagai berikut:

  1. Apakah permasalahan yang menghambat pemberdayaan usaha kecil dan menengah dalam bisnis waralaba ?

  2. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk pemberdayaan usaha kecil menengah ?

  3. Bagaimana pengaruh ketentuan pembatasan kepemilikan waralaba restoran sesuai dengan Undang -Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Menengah terhadap pemberdayaan usaha kecil menengah?

  C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

  Tulisan ini dibuat sebagai tugas a khir dan merupakan sebuah karya ilmiah yang bermanfaat bagi perkembangan hukum di Indonesia khususnya tentang hukum yang mengatur tentang hukum investasi di negara Indonesia. Sesuai permasalahan yang diatas adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:

  1. Untuk mengetahui aspek apa saja yang dapat menghambat pemberdayaan usaha kecil dan menengah dan langkah yang sudah ditempuh untuk mengatasinya

  2. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk pemberdayaan usaha kecil menengah.

  3. Untuk mengetahui peranan ketentuan pembatasan kepemilikan waralaba restoran sesuai dengan Undang -Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Menengah terhadap pemberdayaan usaha kecil menengah. Adapun yang menjadi manfaat penulisan skripsi ini tidak dapat dipisahkan dari tujuan penulisan yang telah diuraikan diatas, yaitu:

  1. Manfaat secara teoritis Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan pemikiran di bidang ilmu pengetahuan hukum, khususnya pengetahuan ilmu hukum ekonomi. Selain itu, dihara pkan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat secara praktis Secara praktis diharapkan agar penulisan skripsi ini dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat dan para pihak yang berperan serta yang diharapkan dapat meningkatkan ke sadaran dan perannya dalam memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada pelaku UMKM demi terciptanya UMKM yang unggul dalam segi kualitas dan kuantitas.

  D. Keaslian Penulisan

  Penulisan skripsi yang berjudul “ Prinsip Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 ” adalah hasil pemikiran sendiri. Skripsi ini menurut sepengetahuan, belum pernah ada yang membuat.

  Kalaupun ada seperti beberapa judul skripsi yang diur aikan di bawah ini dapat diyakinkan bahwa substansi pembahasannya berbeda. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan ilmiah.

  Pengujian tentang kesamaan dan keaslian judul yang diangkat di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara juga telah dilakukan dan dilewati, maka ini juga dapat mendukung tentang keaslian penulisan.

  E. Tinjauan Pustaka

  1. Pengertian wirausaha Menurut etimologis, wirausaha merupakan suatu istilah yang berasal dari kata-kata “wira” dan “usaha”. “wira” bermakna berani, utama, atau perkasa.

  Sedangkan “usaha” bermakna kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai sesuatu maksud.

  Menurut terminologis, sebagaimana dikemukakan oleh Taufik Baharuddin bahwa wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Seiring dengan hal tersebut Buchari Alma mengemukakan bahwa wirausaha atau entrepreneur yakni orang yang melihat a danya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Jadi seorang wirausaha atau entrepreneur tidak selalu seorang pedagang atau seorang manager. Wira usaha adalah orang unik yang berani mengambil resiko dan yang memperkenalkan produk-produk inovatif dan teknologi baru kedalam perekonomian. Dalam arti lain wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan -kesempatan bisnis dengan mengumpulkan sumberdaya -sumberdaya yang dibutuhka n untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

  2. Pengertian usaha kecil Secara otentik, pengertian usaha kecil diatur dalam Bab I Pasal 1 ayat (1)

  Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Yaitu: "k egiatan ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil pendapatan tahunan, serta kepemilikan, sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang ini".

  Pengertian disini mencakup usaha kecil informal, yaitu usaha yang b elum di daftar, belum dicatat, dan belum berbadan hukum, sebagaimana yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam mewuj udkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.

  Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang -Undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000, - (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000, - (lima ratus juta rupiah). Adapun kriteria usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, - (Dua Ratus

  Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

  b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000, - (Satu Milyar Rupiah)

  c. Milik Warga Negara Indonesia

  d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

  e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

  Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.

  3. Pengertian usaha mikro Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri

  Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,.

  Adapun kriteria usaha mikro yakni:

  a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu -waktu dapat berganti; b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu -waktu dapat pindah tempat; c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; d. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai; e. Tingkat pendidikan rata -rata relatif sangat rendah;

  f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank; g. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

  4. Pengertian usaha menengah

  Usaha Menengah sebagaimana dimaksud I npres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk ta nah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). Adapun kriteria usaha menengah yakni:

  a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan o rganisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;

  b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehing ga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

  c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; d. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; e. Sudah akses kepada sumber -sumber pendanaan perbankan;

  f. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

F. Metode Penelitian

  1. Spesifikasi Penelitian

  Bambang Sunggono menyatakan bahwa dalam penulisan sebuah karya ilmiah ada 2 (dua) jenis metode penelitian, yaitu: a. Penelitian yuridis normatif disebut juga dengan penelitian hukum doktrinal karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya kepada peraturan-peraturan yang tertulis dan bahan hukum yang lain. Penelitian hukum ini juga disebut sebagai penelitian kepustakaan ataupun studi dokumen disebabkan penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat se kunder yang ada di perpustakaan. Penelitian kepustakaan demikian dapat pula dikatakan sebagai lawan dari penelitian empiris (penelitian lapangan).

  3

  b. Penelitian yuridis empiris disebut juga dengan penelitian hukum non doktrinal karena penelitian ini berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori -teori mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum di dalam masyarakat. Atau yang disebut juga sebagai Socio Legal Research.

  

4

Berdasarkan perumusan masalah dalam menyusun skripsi in i, jenis

  penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif yaitu metode atau cara meneliti bahan pustaka yang ada. Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum objektif (norma hukum), yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian hukum normatif adalah penelitian yang di tujukan untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan kewajiban). 3 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

  2007), hlm. 81 4 Ibid., hlm. 43

  Sifat penelitian yang digunakan adalah pene litian deskriptif yakni suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena -fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

  Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian normati f ini menggunakan metode pendekatan yuridis yang bertujuan untuk mengerti dan memahami gejala yang di teliti.

  2. Data penelitian Materi dalam skripsi ini diambil dari data -data sekunder. Adapun data -data sekunder yang dimaksud adalah: a. Bahan hukum primer

  Yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Dalam tulisan ini diantaranya Undang Undang

  Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, Undang-Undang Nomor 20

  Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah , Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah .

  b. Bahan hukum sekunder

  Yaitu semua dokumen yang merupakan bacaan yang releva n seperti buku-buku, seminar-seminar, jurnal hukum, majalah, koran karya tulis ilmiah dan beberapa sumber dari internet yang berkaitan dengan materi yang diteliti c. Bahan hukum tersier

  Yaitu semua dokumen yang berisi tentang konsep -konsep dan keterangan –keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus, ensklopedi dan sebagainya.

  3. Teknik pengumpulan data Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka

  5

  digunakan metode pengumpulan data dengan cara: studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisis secara sistematis digunakan buku -buku, surat kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang -undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.

  4. Analisis data Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi. Metode kualitatif 5 Soejano Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : UI Press, 1986), hlm. 24. dilakukan guna mendapatkan data yang deskriptif, yaitu data -data yang akan diteliti dan dipelajari sesuatu yang utuh.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk lebih memudahkan menguraikan pembahasan mas alah skripsi ini, maka penyusunannya dilakukan secara sistematis. Skripsi ini terbagi dalam 5 (Lima) BAB, yang gambarannya sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang uraian umum seperti penelitian pada umumnya yaitu, latar belakang m asalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan serta sistematika penulisan.

  BAB II PERMASALAHAN YANG MENGHAMBAT PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH Bab ini menguraikan pembahasan tenta ng pengertian usaha, jenis-jenis usaha, perkembangan usaha kecil menengah di indonesia, perkembangan peraturan hukum tentang usaha kecil menengah dan permasalahan yang menghambat pemberdayaan usaha kecil dan menengah.

  BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN PEMERINT AH UNTUK PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MENENGAH

  Bab ini menguraikan pembahasan tentang pengertian waralaba, jenis-jenis waralaba, prosedur mendirikan waralaba, peraturan hukum tentang kepemilikan waralaba di Indonesia dan upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk pemberdayaan usaha kecil menengah.

  BAB IV PENGARUH KETENTUAN P EMBATASAN KEPEMILIKAN WARALABA RESTORAN SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHU N 2008 TENTANG USAHA K ECIL MENENGAH TERHADAP PEMBERDAYAA N USAHA KECIL MENENGAH Bab ini membahas mengenai syarat dan ketentuan kepemilikan waralaba dan pengaruh ketentuan pembatasan kepemilikan waralaba restoran sesuai dengan Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terhadap pemberdayaan usaha kecil menengah.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana akan diberikan kesimpulan dan saran mengenai permasalahan yang dibahas.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 0 30

Pengawasan Intern Gaji Pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara

1 1 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diabetes Mellitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus - Gambaran Pola Makan dan Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus yang Menjalani Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

0 0 19

Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Sosiopsikologi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Belawan Tahun 2013

0 0 48

2.1. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan - Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Sosiopsikologi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PT. Jamsostek (Pers

0 0 31

1.1. Latar Belakang - Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Sosiopsikologi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PT. Jamsostek (Persero) Kantor Caban

0 0 11

Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Sosiopsikologi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Belawan Tahun 2013

0 0 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKOPERASIAN DI INDONESIA A. Pengertian Koperasi - Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Bagi Hasil pada Koperasi Pegawai Negeri Kencana II Medan

0 0 50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Bagi Hasil pada Koperasi Pegawai Negeri Kencana II Medan

0 0 13

BAB II PERMASALAHAN YANG MENGHAMBAT PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH A. Pengertian Usaha dan Wirausa ha - Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor

0 0 22