Tugas Diktat pengantar Kewirausahaan Dan

Diktat pengantar Kewirausahaan
“Kepribadian, Watak dan Produktivitas”

Disusun Oleh :
Fitria Indrawati Rahayu (A1B010072)
Arzalintia (A1B011014)
Dhiajeng Mantika. N. (A1B211032)
Eliza Muflhah (A1B011046)
Indah Wulandani (A1B011078)
Lia Tjhindra Heriani (A1B011098)
Marlena Sihombing (A1B011104)

S1 MANAJEMEN REGULER PAGI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM
2013

i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa

yang telah memberkati kami sehingga kami dapat menyelesaikan diktat kami yang berjudul
Kepribadian, Watak dan Produktivitas. Materi yang disajikan dalam diktat ini diambilkan dari
beberapa rujukan yang menurut penyusun sangat baik, mudah dipahami dan yang paling penting
dapat memberikan informasi yang mendasar tentang kepribadian,watak dan produktivitas. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada partisipan.
Diktat ini disusun untuk memberi wacana kepada para pembaca agar mereka mampu
membangun kepribadian, watak dan produktivitas yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Namun,
kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal,
oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna, termasuk diktat
yang telah kami selesaikan ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam karya ini. Kami menyelesaikan diktat ini semaksimal mungkin dengan kemampuan yang
kami miliki.
Penyusun sadar akan kelemahan-kelemahan diktat ini cukup banyak, maka penyusun
mengharapkan saran dan kritik dari semua pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan diktat
ini. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat kami
gunakan untuk memperbaiki diktat kami di masa mendatang, dan semoga diktat berikutnya dan
diktat lain dapat kami selesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Mataram, Juni 2013


Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................................... iii
Kepribadian, Watak dan Produktivitas ...................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.

Kepribadian dan Watak.................................................................................................... 1
Kepribadian yang Produktif ............................................................................................. 7
Produktivitas .................................................................................................................... 10
Ringkasan Materi ............................................................................................................. 12


Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 13

iii

“Kepribadian, Watak dan Produktivitas”

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, maka semakin dirasakan
pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan
yang berarti karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu
menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja,
personalia, dan pengawasannya. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan,
baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.
Menurut J.A. Schumpeter yang dapat digolongkan wirausahawan adalah seorang inovator,
sebagai individu yang mempunyai kenalurian untuk melihat benda materi sedemikian rupa yang
kemudian terbukti benar, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukkan
cara berpikir lamban dam malas.
Menjadi wirausahawan tidak segampang itu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai
kepribadian seorang wirausaha, supaya usahanya itu bisa sukses dan berhasil.
A. Kepribadian dan Watak

Kemampuan berkomunikasi menjadi suatu hal penting yang harus dimiliki oleh
seorang wirausaha karena komunikasi merupakan pembuka jalan bagi seorang wirausaha
dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud adalah
kemampuan seorang wirausaha yang dalam bertindak dan berperilaku dapat menarik
perhatian orang. Menumbuhkan sikap yang demikian tidaklah mudah. Hal ini dapat
tergantung pada kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang tidak sama dengan kepribadian orang lain. Kepribadian itu
abstrak dan unik. Artinya, walaupun kepribadian itu tidak dapat dilihat, diraba, dihitung,
dan lain sebagainya namun kepribadian itu dapat dimengerti dan dipahami. Dengan
kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dia dapat memikat orang lain, orang menjadi
simpati padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya, dan terkesima olehnya.
Adapun wirausahawan yang secara fisik tidak meyakinkan, tidak menarik, tetapi
setelah mengobrol (lobby) rasanya tersimpan suatu daya tarik, sehingga calon relasi tadi
makin tertarik, akhirnya menjurus kearah hubungan lebih dekat dan saling memberi
1

harapan. Kepribadian semacam inilah yang perlu dikembangkan oleh wirausaha.
Sekarang timbul pertanyaan, apakah kepribadian itu?
Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut personality yang kemudian diartikan
oleh Erich Fromm (1975) sebagai berikut :

“By personality i understand the totality of inherited acquired psychic qualities which are
characteristic of one individual and which make the individual unique.”
Apabila diartikan, maka definisi di atas berbunyi kepribadian adalah merupakan
keseluruhan kualitas psikis yang di warisi atau diperoleh yang khas pada seseorang yang
membuatnya unik.
Seorang wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus
mempunyai kepribadian yang menarik. Dengan melihat adanya kekurangan yang terdapat
pada dirinya, ia harus berusaha belajar dari sesama manusia atau lingkungannya. Bakat
seorang wirausaha akan bertambah dan berkembang berkat pengetahuan, pengalaman
yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat dipelajari untuk mengembangkan bakat yang kita miliki
diantaranya:
a.

Pikiran
Dengan cara mengasah pikiran, diharapkan daya ingat menjadi tajam dan
kreatif, berwujud menjadi cepat berpikir, sistematis, dan terarah pada
tujuan di samping terbukanya kemungkinan bertambahnya pengetahuan.

b.


Perasaan
Perasaan akan berkembang menjadi lapang dan leluasa, memiliki jiwa
besar, sehingga tumbuh daya energi yang agresif, berani, sabar, dan penuh
perhitungan dalam menguji perasaan orang lain.
Setiap wirausaha harus dapat memberikan keterangan-keterangan kepada
relasi dengan jelas dan menarik. Setiap kata dan kalimatnya harus
meyakinkan dan setiap keberatan orang lain harus dapat dijawab dengan
tepat dan memuaskan.

2

c.

Pertimbangan
Memang seorang wirausaha itu perlu mempunyai kecakapan untuk
memberikan pertimbangan-pertimbangan ke arah proses lancarnya
pembicaraan.

d.


Sikap
Sikap yang serius dibubuhi dengan humor pada tempatnya, maka seorang
wirausaha sudah menempatkan dirinya untuk mendapatkan perhatian.
Pada saat-saat menentukan ia harus dapat mengambil keputusan yang
matang. Sehingga, setiap keputusan yang diambil dapat memuaskan kedua
belah pihak dan hubungan dengan relasi akan semakin harmonis.
Dengan demikian, wirausaha dapat membuka hati dan pikirannya lebarlebar

dalam

menerima

tambahan

pengetahuan,

kecakapan

dan


keterampilan sehingga membentuk pribadi yang betul-betul teruji dan
menyenangkan.
Kepribadian merupakan suatu akumulasi atau totalitas kejiwaan seseorang yang
diwarisi dan diperoleh dari sesuatu yang khas dan unik sebenarnya mengandung suatu
ciri dan perwatakan. Menurut ahli psikologi behavioristik, sifat-sifat watak dapat
disamakan dengan sifat tingkah laku (behavior). Sedangkan menurut sosiopsikologis
manusia selalu berhubungan dengan sesamanya, berhubungan dengan alam, dan
berhubungan dengan dirinya sendiri. Dengan segala cara berhubungan itu, manusia
berusaha menyesuaikan diri, mencoba berorientasi dengan sesama, dengan alam, bahkan
dengan diri sendiri. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa inti dari watak ialah orientasi.
Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan, berfikir
dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan
pemecahannya. Seseorang wirausahawan haruslah memiliki ciri-ciri dan watak sebagai
berikut:

Ciri-ciri
 Percaya diri

Watak

- Kepercayaan (keteguhan)
- Ketidaktergantungan, kepribadian
yang mantap
- Optimisme

3

 Berorientasi
tugas dan hasil








Pengambil
resiko
Kepemimpinan Keorisinilan

Berorientasi ke masa depan
-

 Kreativitas

Kebutuhan atau haus akan prestasi
Berorientasi laba atau hasil
Tekun dan tabah
Tekad, kerja keras, motivasi
Energik dan Penuh inisiatif.
Mampu mengambil resiko
Suka pada tantangan
Mampu memimpin
Data bergaul dengan orang lain
Menanggapi saran dan kritik
Inovatif (pembaharu)
Fleksibel
Banyak sumber
Serba bisa
Mengetahui banyak

Pandangan ke depan
Perseptif

- Produk barang baru
- Produk barang daur ulang
- Produk barang modifikasi

Ciri-ciri dan watak dari seorang wirausaha dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Percaya Diri
Sifat-sifat utama di atas dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah
terombang-ambing oleh pendapat dan saran orang lain. Akan tetapi, saran-saran
orang lain jangan ditolak mentah-mentah, pakai itu sebagai masukan untuk
dipertimbangkan, kemudian anda harus memutuskan segera.
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan
rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan sudah
mencapai tingkat maturity. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak
tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi,
obyektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang
lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan
sudah stabil, tidak gampang tersinggung, tingkat sosialnya tinggi serta menolong
orang lain.

4

2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Orang yang berorientasi pada tugas dan hasil tidak mengutamakan prestise dahulu
kemudian prestasi, melainkan mengutamakan prestasi baru kemudian setelah
berhasil prestisenya akan naik. Seseorang yang selalu memikirkan prestise lebih
dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami kemajuan.
Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan
prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal
yang kita kerjakan itu pekerjaan halal.
3. Pengambilan Risiko
Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut
mati. Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang
penuh dengan risiko dan tantangan, seperti balap motor di jalan raya, kebutkebutan, balap mobil milik orang tuanya, tetapi contoh-contoh tersebut dalam arti
negatif. Olah raga beresiko yang positif ialah panjat tebing, mendaki gunung,
arung jeram, motor cross, karate atau olah raga bela diri dan sebagainya.
Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa didalam wirausaha yang juga penuh resiko
dan tantangan seperti, persaingan, harga naik turun, barang tidak laku dan
sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh
perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan dari segala
macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya.
4. Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu. Namun,
sekarang ini sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan dilatih. Ini
tergantung kepada masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan
organisasi atau orang yang dipimpin. Ada pemimpin yang disenangi oleh
bawahan., mudah memimpin sekelompok orang, ia diikuti, dipercayai oleh
bawahannya. Namun, ada pula pimpinan yang tidak disenangi oleh bawahan, atau
dia tidak senang pada bawahannya, ia banyak curiga pada bawahannya. Ia mau
mengawasi bawahannya tetapi tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan
pada orang lain, pada suatu ketika kelak akan berakibat tidak baik pada usaha

5

yang sedang dijalankan. Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari
bawahan, ia harus bersifat responsif.
5. Keorisinilan
Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orisinil
disini ialah ia tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat
sendiri, ada ide yang orisinil ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetap produk tersebut mencerminkan hasil
kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen-komponen yang sudah ada,
sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orisinil suatu produk
akan tampak sejauh manakah ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya.
6. Berorientasi ke Masa Depan
Seorang wirausahawan haruslah prespektif, mempunyai visi masa depan, apa
yang hendak dilakukan, apa yang ingin ia capai? Sebab sebuah usaha bukan
didirikan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh karena itu, faktor
kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan,
seorang wirausahawan harus menyusun perencanaan dan strategi yang matang,
agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
7. Kreativitas
Sifat keorisinilan seorang wirausaha menuntut adanya kreativitas dalam
pelaksanaan tugasnya. Kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasikombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur data variabel
yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan penerapan secara praktis gagasan yang
kreatif disebut dengan inovasi. Bagi kalangan wirausaha, tingkat kreatifitas ini
akan sangat menunjang kemajuan bisnisnya. Oleh sebab itu, seorang
wirausahawan seharusnya mengasah kreatifitas yang dimilikinya agar bisnisnya
dapat bertahan lama.
Ciri dan watak tersebut akan menjadikan wirausaha sebagai pribadi yang kuat
sebab setiap orang adalah individu yang unik, tidak ada duanya. Semua orang
mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda, hidup dalam situasi yang berbeda,
mempunyai ikatan dan tanggung jawab yang berlainan serta tujuan hidup yang berbeda
juga.
6

B. Kepribadian yang Produktif
Masyarakat sering menilai bahwa keberhasilan suatu perusahaan semata-mata
ditentukan oleh kepiawaian seorang manajer operasi dan produksi. Padahal kenyataannya
tidak demikian, kegiatan produksi/pengolahan hanya sebagian kecil dari total operasi dan
daya kerja perusahaan.
Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang produktif.
Apakah yang dikatakan produktif? Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau
meningkatkan kegunaan (utility). Kita mengenal beberapa macam utility, yaitu:
1. Utility of Place (kegunaan tempat)
2. Utility of Time (kegunaan waktu)
3. Utility of Form (kegunaan bentuk)
4. Utility of Ownership/ possession (kegunaan kepemilikan), dan sebagainya.
Segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu barang disebut
produktif. Misalkan beras diangkut dari desa ke kota (nilainya bertambah), kursi di ruang
kuliah berserakan, lalu disusun rapi (nilai gunanya bertambah), ini disebut place utility.
Bahan makanan disimpan untuk menghadapi musim paceklik (time utility). Karet mentah
diubah bentuk menjadi ban mobil (form utility). Kepemilikan barang berpindah dari
penjual ke pembeli (ownership utility).
Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang menghasilkan (productive person) ialah
individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya.
Pemikiran dan konsep wirausaha yang merupakan pribadi/ individu dengan sifat
pemberani, percaya diri, tidak tergantung pada orang lain, kreatif , inovatif, mampu
mengangkap peluang di mana mereka berada, dan berjiwa terbuka maka keberadaannya
jelas mampu memberi kontribusi positif bagi lingkungannya. Sebab dengan sifat dan
ciri-ciri di atas apabilla sudah diimplementasikan dalam bentuk kegiatan nyata (bisnis)
sangat besar kemungkinannya untuk melibatkan orang lain. Mereka dapat menampung
tenaga kerja, memberi sumbangan sosial, bergaul dengan sesama, dan bahkan
menciptakan peluang-peluang baru bagi masyarakat untuk membuka usaha-usaha
lainnya. Di samping itu, seorang wirausaha memiliki perasaan tanggung jawab sosial atau
social responsibility yang tinggi terhadap lingkungannya.
Ada dua dimensi pokok dari social responsibility, yaitu :

7

1. Skill of social interaction, yaitu adanya keterampilan berinteraksi dalam
masyarakat :
a. Qualities of spontaneity
b. Friendliness
c. Tolerance
d. Open relationship
2. Value structure, memiliki srtuktur nilai :
a. Deep empaty
b. Concern for others
Seorang wirausaha memiliki tanggung jawab sosial, untuk itu ia harus senang
berinteraksi, bergaul, toleransi, terbuka sesama teman. Dia harus memiliki rasa menolong
orang lain yang membutuhkan pertolongannya.
Tidak semua orang sama produktifnya. Umumnya ada variasi :
1. Produktif tinggi
2. Produktif rata-rata
3. Produktif rendah
Pribadi produktif rendah ini adalah orang yang emotionally and mentally
handicapted and whose relationship to society is essentially adependent one (Gilmore).
Jadi dia secara emosional dan mentalnya cacat dan sangat tergantung kepada orang lain.
Lain halnya dengan seseorang yang produktif, ia memiliki sikap percaya diri, kapabilitas,
self esteemnya tinggi.
Sebagai kesimpulan, pribadi yang produktif ialah seseorang yang memberikan
kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif, bertanggung jawab dan
responsif dalam berhubungan dengan orang lain. Seorang yang produktif ini adalah
individu yang matang (maturity). Matang disini bukan berarti dewasa secara fisik, tetapi
lebih banyak mengandung aspek psikologisnya. Ciri-ciri pribadi yang matang ialah :
1. Tidak banyak tergantung pada orang lain
2. Memiliki rasa tanggung jawab
3. Obyektif dan kritis (tidak asal terima issu)
4. Emosinya stabil

8

5. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke depan.
Dalam lingkungan yang tidak cocok, ia akan menjaga jarak.
6. Keyakinan agama
Yang terakhir ini adalah aspek paling tinggi dalam jenjang kematangan
yang dicapai seseorang, yaitu pengakuan akan pertolongan dan kekuasaan
Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya jika ada pribadi yang produktif, tentu ada pula pribadi yang nonproduktif. Ciri pribadi yang non produktif ialah :
1. Pribadi yang hanya senang mendengar saja, dia pendengar yang baik,
tidak pernah mengemukakan ide. Dia tidak bisa mengatakan “Tidak”, dia
lebih senang mengatakan “Ya”.
2. Dia lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadinya.
3. Dia lebih senang menyimpan segala macam informasi, tidak pernah ia
keluarkan kembali informasi yang pernah ia terima.
4. Sifatnya sentimentil, suka merenung masa lalu.
5. Dia banyak mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak bisa mengungkapkan
buah pikirannya.
6. Dia suka memasarkan pribadinya dengan memperoleh imbalan/balas
jasa/honor.
7. Dia lebih senang mengikuti anggapan orang lain terhadapnya.
Tipe pribadi non-produktif ini adalah pribadi yang immaturity (belum matang).
Pribadi immaturity mempunyai ciri-ciri:
1. Lebih bersikap pasif
2. Ketergantungan kepada orang lain
3. Tidak punya pandangan ke depan
4. Posisinya selalu di bawah
5. Kurang menghargai dirinya, kurang mencintai dirinya
Seseorang tidak akan bisa mencintai orang lain apabila ia tidak respek dan
tidak mencintai dirinya sendiri.
Jelas tipe pribadi yang non-produktif ini bukan tipe seorang wirausaha. Pribadi
wirausaha adalah mutlak tipe pribadi produktif, sebagaimana yang telah diuraikan di atas.

9

C. Produktivitas
Secara sederhana produktivitas itu dapat diartikan sebagai perbandingan hasil
yang lebih baik dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan. Berikut ini pengertian
produktivitas yaitu :
1. Productivity in economics is the ratio of what is produced to what is
require to produce it (Britanica, Vol. 15, 1982:27)
2. Productivity in economics, is term used to describe how well or how
efficiently an ecomomiy’s resources are used in processes of production.
(Americana, Vol. 22, 1978:640)
3. Productivity refers to a class of empirical output-input ratios that is
widely ised in economic history, economics analysis and economics policy
(The Encyclopedy of Social Science, Vol. 12, 1972:523)
Inti dari pengertian produktivitas yang diungkapkan di atas adalah menyangkut
perbandingan hasil yang diperoleh dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan.
Ada yang menyatakan bahwa mengukur produktivitas ialah kuantitas atau volume
dari produk yang dihasilkan. Ada pula yang menyatakan bahwa produktivitas bukan
hanya kuantitas, tetapi juga menyangkut masalah kuantitas/mutu produk yang dihasilkan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ray A. Kellian, yang menyatakan :
“Productivity means quality of output as well as quantity. Production refers to the output
per man hour in anyone, company or organization. Productivity refers to the ratio of
output to input by industry of section of the economy”.
Pandangan di atas ada yang termasuk pandangan tradisional da nada yang
termasuk pandangan modern tentang produktivitas. Pandangan tradisional memfokuskan
pada perbandingan antara output fisik dan resources inputs. Sedangkan pandangan yang
lebih modern menyatakan : Productivity is a summary of the quantity and quality of work
performance with resource utilization considered (Schermerhorn, 1984:17). Selain itu,
productivity is defined for our purpose as output per employee-hour, quality considered
(Sutermeister, 1976:5).

10

Ukuran produktivitas secara keseluruhan tidak hanya menyangkut masalah
kuantitas dan kualitas saja, tetapi juga menyangkut masalah individu, kelompok dan kerja
organisasi. Maka dari itu produktifitas ini dapat diukur menurut tiga tingkatan, yaitu :
1. Individu
2. Kelompok
3. Organisasi
Ketiga kelompok di atas yang terdapat dalam organisasi bsnis dapat diukur
produktifitasnya. Ada tiga ukuran produktivitas yang harus diertimbangkan dalam
mengelola organisasi, yaitu :
1. Untuk tujian strategi, apakah organisasi sudah benar sesuai dengan apa yang
digariskan.
2. Efektifitas, sampat tingkat manakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kuantitas
dan kualitas.
3. Efisiensi, bagaimana perbandingan output dibagi input, di mana pengukuran
output termasuk di dalamnya kuantitas dan kualitas.
Ada tiga kekuatan internal yang berpengaruh pada produktivitas, yaitu :
1. Manajerial processes
Menyangkut perihal merencanakan organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi
segala kegiatan. Dengan demikian pekerjaan dapat dijalankan dengan lancar dan
sempurna. Jika organisasi strukturnya tidak benar, pekerjaan semrawut,
pengawasan lemah, maka tingkat produktivitasnya akan menurun.
2. Manajerial leadership
Berhubungan dengan tujuan perusahaan, penyediaan kondisi kerja, ruangan,
ventilisasi, peralatan yang dapat mendorong pekerja bekerja lebih giat dan
semangat.
3. Motivation
Yaitu faktor-faktor yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih
produktif, meningktakan prestasi, mengurangi kesalahan dan meningkatkan
efisiensi.

11

Kemudian ada tiga kekuatan eksternal yang memengaruhi produktivitas, yaitu :
1. Government regulation
Yaitu peeraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Hal ini dapat
menurunkan produktivitas, maupun meningktakan produktivitas.
2. Union
Yaitu organisasi karyawan, serikat pekerja. Jal ini juga dapat menurunkan
prduktivitas, maupun meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini harus dijaga
bagaimana terjalin hubungan harmonis antara manajemen dan karyawan melalui
serikat pekerjanya.
3. Inovation
Ini menyangkut penemuan baru dalam bidang teknologi yang menyebabkan alat
produksi lama menjadi kuno, tidak efisien, ketinggalan mode. Siapa lebih cepat
menerapkan teknologi baru biasanya akan mendahului saingannya dan dapat
memenangakan persaingan yang terjadi di pasar.
Dari uraian di atas jelas bahwa produktivitas tidak hanya masalah bagaimana
karyawan harus bekerja keras saja, tetapi yang penting bekerja sama dengan manajemen,
dan dengan pemimpin yang luwes dapat membuat pekerjaan lebih mudah, sederhana,
cepat, dan efisien.
Seorang wirausaha yang berhasil harus mempertimbangkan semua komponen
produktivitas tersebut serta mengantisipasinya lebih dini agar kegiatan wirausaha dapat
berjalan dengan sukses dan mencapai kemajuan. Di sinilah ciri-ciri dan prilaku/sifat
wirausaha diuji dan dilaksanakan segenius mungkin, yaitu dalam menghadapai
perkembangan peraturan pemerintah, memiliki pandangan jauh ke depan menghadapi
kumpulan karyawan. Seorang wirausaha harus mampu bekerja sama dan memotivasi
mereka. Dan yang paling penting ialah gaya kepemimpinan yang dibawakan oleh
wirausaha dan bagaimana ia mampu memotivasi karyawannya untuk meningkatkan
produktivitas.
D. Rangkuman Materi
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, maka semakin
dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Menurut J.A. Schumpeter yang dapat digolongkan

12

wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai kenalurian
untuk melihat benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai
semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir lamban dan malas.
Menjadi wirausahawan tidak segampang itu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
mengenai kepribadian seorang wirausaha, supaya usahanya itu bisa sukses dan berhasil.
Kemampuan berkomunikasi menjadi suatu hal penting yang harus dimiliki oleh
seorang wirausaha karena komunikasi merupakan pembuka jalan bagi seorang wirausaha
dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud adalah
kemampuan seorang wirausaha yang dalam bertindak dan berperilaku dapat menarik
perhatian orang. Menumbuhkan sikap yang demikian tidaklah mudah. Hal ini dapat
tergantung pada kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang tidak sama dengan kepribadian orang lain. Kepribadian itu
abstrak dan unik. Artinya, walaupun kepribadian itu tidak dapat dilihat, diraba, dihitung,
dan lain sebagainya namun kepribadian itu dapat dimengerti dan dipahami. Seorang
wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus mempunyai kepribadian
yang menarik.
Kepribadian merupakan suatu akumulasi atau totalitas kejiwaan seseorang yang
diwarisi dan diperoleh dari sesuatu yang khas dan unik sebenarnya mengandung suatu
ciri dan perwatakan. Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke
depan, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif
masalah dan pemecahannya. Seseorang wirausahawan haruslah memiliki ciri-ciri dan
watak sebagai berikut:
Ciri-ciri


Percaya diri

Watak
-

Kepercayaan (keteguhan)

-

Ketidaktergantungan,

kepribadian

yang mantap



-

Optimisme

Berorientasi

-

Kebutuhan atau haus akan prestasi

tugas dan hasil

-

Berorientasi laba atau hasil

13

-

Tekun dan tabah

-

Tekad, kerja keras, motivasi
- Energik dan Penuh inisiatif.







Pengambil

-

Mampu mengambil resiko

resiko

-

Suka pada tantangan

Kepemimpinan

-

Mampu memimpin

-

Data bergaul dengan orang lain

-

Menanggapi saran dan kritik

-

Inovatif (pembaharu)

Keorisinilan

- Fleksibel
-

Banyak sumber
- Serba bisa



Berorientasi
ke

-

Mengetahui banyak

-

Pandangan ke depan

masa -

Perseptif

depan


Kreativitas

-

Produk barang baru

-

Produk barang daur ulang

-

Produk barang modifikasi

Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility).
Kita mengenal beberapa macam utility, yaitu:
1. Utility of Place (kegunaan tempat)
2. Utility of Time (kegunaan waktu)
3. Utility of Form (kegunaan bentuk)
4. Utility of Ownership/ possession (kegunaan kepemilikan), dan sebagainya.
Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang menghasilkan (productive person) ialah
individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya. Di samping itu,

14

seorang wirausaha memiliki perasaan tanggung jawab sosial atau social responsibility
yang tinggi terhadap lingkungannya.
Ada dua dimensi pokok dari social responsibility, yaitu :
1. Skill of social interaction, yaitu adanya keterampilan berinteraksi dalam
masyarakat
2. Value structure, memiliki srtuktur nilai
Sebagai kesimpulan, pribadi yang produktif ialah seseorang yang memberikan
kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif, bertanggung jawab dan
responsif dalam berhubungan dengan orang lain. Seorang yang produktif ini adalah
individu yang matang (maturity). Selanjutnya jika ada pribadi yang produktif, tentu ada
pula pribadi yang non-produktif. Tipe pribadi non-produktif ini adalah pribadi yang
immaturity (belum matang). Jelas tipe pribadi yang non-produktif ini bukan tipe seorang
wirausaha. Pribadi wirausaha adalah mutlak tipe pribadi produktif, sebagaimana yang
telah diuraikan di atas.
Secara sederhana produktivitas itu dapat diartikan sebagai perbandingan hasil
yang lebih baik dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan. Ada yang menyatakan
bahwa mengukur produktivitas ialah kuantitas atau volume dari produk yang dihasilkan.
Ada pula yang menyatakan bahwa produktivitas bukan hanya kuantitas, tetapi juga
menyangkut masalah kuantitas/mutu produk yang dihasilkan.
Ukuran produktivitas secara keseluruhan tidak hanya menyangkut masalah
kuantitas dan kualitas saja, tetapi juga menyangkut masalah individu, kelompok dan kerja
organisasi. Maka dari itu produktifitas ini dapat diukur menurut tiga tingkatan, yaitu :
1. Individu
2. Kelompok
3. Organisasi
Ketiga kelompok di atas yang terdapat dalam organisasi bsnis dapat diukur
produktifitasnya. Ada tiga ukuran produktivitas yang harus diertimbangkan dalam
mengelola organisasi, yaitu :
1. Untuk tujian strategi
2. Efektifitas
3. Efisiensi

15

Ada tiga kekuatan internal yang berpengaruh pada produktivitas, yaitu :
1. Manajerial processes
2. Manajerial leadership
3. Motivation
Kemudian ada tiga kekuatan eksternal yang memengaruhi produktivitas, yaitu :
1. Government regulation
2. Union
3. Inovation
Seorang wirausaha yang berhasil harus mempertimbangkan semua komponen
produktivitas tersebut serta mengantisipasinya lebih dini agar kegiatan wirausaha dapat
berjalan dengan sukses dan mencapai kemajuan. Di sinilah ciri-ciri dan prilaku/sifat
wirausaha diuji dan dilaksanakan segenius mungkin. Dan yang paling penting ialah gaya
kepemimpinan yang dibawakan oleh wirausaha dan bagaimana ia mampu memotivasi
karyawannya untuk meningkatkan produktivitas.

16

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : Alfabeta
http://elearning.milaulas.com/mod/page/view.php?id=87
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCcQFjAA&u
rl=http%3A%2F%2Felearning.upnjatim.ac.id%2Fcourses%2F01010%2Fdocument%2FKEWIR
AUSAHAAN.doc&ei=fN-6UaziIsXHrQenkIHIDw&usg=AFQjCNHIaAMG-gXCfsf8xtj9GJ1kw4pTQ&sig2=Bk3Ae1anuSQyfAbEftRuXw&bvm=bv.47883778,d.bmk

17