Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Negeri Munding Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis dan Desain penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Sugiyono (2011: 72),
“penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Dalam penelitian ini terdapat dua kelas dengan kondisi yang homogen. Kelas
pertama yaitu kelas kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan (treatment)
sedangkan kelas yang kedua yaitu kelas eksperimen atau kelas yang diberikan
perlakuan (treatment). Dalam penelitian ini perlakuan (treatment) yang digunakan
adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan
media.

3.1.2 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen,
yaitu:
Pre-experimental (non design), meliputi: one-shot case studi, one group

pretest posttest, dan intect-group comparison
2. True experimental design, meliputi: pretest only control design, posttest
only control design dan pretest posttest control group design
3. Factorial design
4. Quasi experimental design, meliputi: time-series design dan nonequivalent
control group design
1.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan quasi experimental design atau
penelitian eksperimen semu. Pada quasi experimental design terbagi dua bentuk
desain yaitu time-series design dan nonequivalent control group design. Bentuk quasi
experimental design yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent
control group design. Sugiyono (2011: 79) menyatakan bahwa: “desain ini hampir

33

34

sama dengan pretest posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelompok kelas yaitu kelompok
kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diberi
perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match berbantuan media dan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan
(treatment).
Dalam desain ini, menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol
dengan diawali pemberian tes awal (pretest) yang diberikan pada kedua kelas,
kemudian diberi perlakuan (treatment) dan diakhiri dengan sebuah tes akhir (posttest)
yang diberikan pada kedua kelas tersebut. Gambar 2 menggambarkan desain
penelitian yang digunakan peneliti.
O1

X

O2

……………………………………………………

O3


O4
Gambar 2

Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
X

: Perlakuan (treatment) model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
berbantuan media

O1

: Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas eksperimen

O2

: Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas eksperimen

O3


: Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas kontrol

O4

: Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas kontrol

35

3.2

Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61)

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010: 62). Menurut Sugiyono (2010: 62) terdapat dua teknik

pengambilan sampel, yaitu:
1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini meliputi, a) Simple random sampling, b)
Proportionate Stratified Random Sampling, c) Disproportionate Stratified
Random Sampling dan d) Cluster Sampling (Area Sampling).
2. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sempel yang tidak
member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, a) Sampling
Sistematis, b) Sampling Kuota, c) Sampling Insidental, d) Sampling
Purposive, e) Sampling Jenuh dan f) Snowball Sampling.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Nonprobability Sampling
berupa teknik Sampling Insidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan
sampel berdesarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.3

Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam eksperimen ini adalah

siswa kelas V SD Negeri Bergas Lor 01 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 25
siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan serta siswa kelas V di

36

SD Negeri Munding sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa terdiri dari 15
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 55 siswa. Secara lebih rinci dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2
Destribusi Frekuensi Jumlah Sampel Kelas V
Nama sekolah
Jumlah siswa
L
P
Total
SD Negeri Bergas Lor 01
12

13
25

Kelas
Kelas
kontrol
Kelas
eksperimen

SD Negeri Munding

15

15

Jumlah seluruhnya
3.4

Persentase
45%


30

55%

55

100%

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38).
Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
1.

Variabel bebas (independent variable)

Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011:39). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match dan media.
X

: Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media

37

2.

Variabel terikat (dependent variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,konsekuen. Variabel
kan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas (Sugiyono, 2011:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar IPA.
Y


: Hasil belajar IPA

3.4.2 Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2011: 31), “definisi operasional adalah penentuan konstrak
atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur”. Definisi
operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan
mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran konstrak yang lebih baik. Dalam penelitian ini, definisi operasional
mengenai model pembelajaran Make a Match, media, dan hasil belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan sebuah
kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi
untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disusun
dalam sebuah usaha untuk meningkatkan prestasi siswa, memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kerjasama
berpasangan, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi, dalam pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun
sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif akan mengembangkan keterampilan
berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di

luar sekolah.
Media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri siswa. Media pembelajaran mempunyai manfaat

38

yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media
pembelajaran yang digunakan harus menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar
mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Hasil belajar merupakan hasil akhir proses kegiatan belajar siswa dari seluruh
kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran
untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan
menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan
dalam bentuk nilai, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti
pembelajaran dan aspek psikomotorik yang menunjukkan keterampilan dan
kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3.5

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.1 Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini
adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes. Bentuk soal dari tes tersebut adalah
pilihan ganda. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas V
materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”.
3.5.1.2 Observasi
Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran
untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.5.2.1 Lembar Soal Tes
Dalam membuat instrumen pengumpulan data, alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar

39

dalam bentuk tes. Sebelum dibuat instrumennya maka disusun kisi-kisi soal terlebih
dahulu pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Butir Soal Posttest IPA Kelas V
Semester II Tahun 2014/2015
Standar
Kompetensi
Indikator
Nomor item
Kompetensi
Dasar
5. Memahami
5.1 Mendeskripsikan  Mengelompokkan
 1, 8 dan 9
hubungan
hubungan antara
benda-benda yang
antara gaya,
gaya gerak dan
bersifat
magnetis
gerak, dan
energi
melalui
dan yang tidak
energi serta
percobaan (gaya
bersifat magnetis.
fungsinya.
gravitasi,
gaya
gesek,
gaya  Memberikan contoh  2
magnet).
penggunaan magnet
dalam
kehidupan
sehari-hari.


 5 dan 6
Menyimpulkan
bahwa
gaya
gravitasi
menyebabkan
benda bergerak ke
bawah.



 3, 4 dan 10
Membandingkan
gerak benda pada
permukaan
yang
berbeda
(kasar,halus).



 7
Menjelaskan
manfaat
dan
kerugian
yang
ditimbulkan
oleh
gaya gesekan dalam
kehidupan seharihari.

5.2
Menjelaskan 
pesawat

 11, 12 dan
Mengidentifikasi
16
bebagai
jenis

40

sederhana yang
dapat
membuat
pekerjaan
lebih
mudah dan lebih
cepat.

pesawat sederhana
misal pengungkit,
bidang
miring,
katrol dan roda.


Menggolongkan
 18 dan 19
berbagai alat rumah
tangga
sebagai
pengungkit, bidang
miring, katrol dan
roda.



Menyebutkan
bagian-bagian
pengungkit.



Mengidentifikasi
 14, 15 dan
kegiatan
yang
20
menggunakan
pesawat sederhana.
 17
Mendemonstrasikan
cara menggunakan
pesawat sederhana.



 13

Tabel 4
Kisi-kisi Instrumen Butir Soal Pretest IPA Kelas V
Semester II Tahun 2014/2015
Standar
Kompetensi
Indikator
Nomor item
Kompetensi
Dasar
4. Memahami
4.1 Mendeskripsikan  Mengidentifikasi
 1 dan 12
hubungan
hubungan antara
beberapa jenis sifat
antara sifat
bahan
dengan
bahan berdasarkan
bahan dengan
bahan
struktur
penyusunnya
penyusunnya,
penyusunnya,
dan
misalnya benang,
misalnya bahan tali
perubahan
kain dan kertas.
temali.
sifat benda
sebagai hasil
 Memberi
contoh  2, 18, 21
suatu proses.
penggunaan
dan 23
berbagai
jenis

41

bahan berdasarkan
strukturnya.


Mengidentifikasi
 3, 13 dan
bahan-bahan yang
24
akan
diuji
kekuatannya.



Membandingkan
 4, 17 dan
kekuatan beberapa
25
jenis bahan yang
diuji,
misalnya
berbagai
jenis
benang/kertas.

4.2 Menyimpulkan 
hasil penyelidikan
tengtang
perubahan
sifat
benda,
baik
sementara
maupun tetap.


Mendeskripsikan
 9
sifat benda sesudah
mengalami
perubahan sebagai
hasil suatu proses.
Mengidentifikasi
 5, 6, 10 dan
faktor
yang
11
menyebabkan
perubahan
pada
benda.



Mengidentifikasi
 8, 19 dan
benda yang dapat
22
dan yang tidak
dapat kembali ke
wujud
semula
setelah mengalami
suatu proses.



Mendeskripsikan
 7, 14, 15,
kondisi
benda
16 dan 20
setelah mengalami
proses berdasarkan
pengamatan

42

3.5.2.2 Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran
untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian.
Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu implementasi RPP dan aktifitas siswa.
a.

Kisi-kisi observasi implementasi RPP untuk aktifitas guru
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar

dalam pemberian perlakuan (treatment) di dalam kelas, sehingga di dalam
pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang
diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Untuk melakukan observasi tersebut
maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrumen observasi dibuat, maka dibuat
dulu kisi-kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi ini
adalah teori dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam kegiatan
pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran
disajikan pada tabel 5 dan 6 berikut ini:
Tabel 5
Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Guru Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Media
Pelaksanaan
Aspek
Indikator Make a Match
Ya
Tidak
Pendahuluan

Guru mengawali pembelajaran
mengucapkan salam dan doa

dengan

Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa
dalam pembelajaran
Guru memberikan motivasi kepada siswa
untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran
Guru melakukan apersepsi guna menggali
konsep dan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa tentang materi pelajaran “Gaya dan
Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”

43

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dalam pembelajaran
Guru
menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
berbantuan media
Inti
a. Eksplorasi

b. Elaborasi

Guru membagi kartu berupa pertanyaan dan
jawaban
Siswa diminta untuk berpikir dan menganalisis
kartu yang sudah didapat
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
yang terdiri dari 5 orang
Guru membagikan uraian singkat materi
pembelajaran dan LKS kepada setiap
kelompok
Guru meminta siswa untuk mempelajari dan
mendiskusikan uraian singkat materi yang
sudah dibagikan pada setiap kelompok
mengikuti petunjuk yang ada pada LKS
Guru membimbing jalannya diskusi
Guru meminta siswa untuk berperan aktif
dalam kegiatan diskusi guna mencari tahu
jawaban yang cocok berdasarkan kartu yang
sudah didapat
Setelah diskusi, guru meminta siswa untuk
berkompetisi secara sehat mencari pasangan
yang tepat dalam menemukan kartu
pertanyaan dan jawaban dengan benar.
Setelah mendapatkan pasangan yang cocok
dengan kartunya, guru meminta siswa untuk
mempresentasikan dan menempelkan pada
media yang sudah disiapkan oleh guru di
papan tulis

Guru bersama siswa membahas hasil
pekerjaan siswa sesuai apa yang sudah
dilakukan berdasarkan petunjuk pada LKS
Guru memberikan tes evaluasi untuk menguji
pemahaman siswa terkait materi “Gaya dan
Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”
c. Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa

44

Akhir

untuk bertanya mengenai materi “Gaya dan
Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”
yang belum jelas
Guru memberikan umpan balik dan penguatan
Guru bersama siswa membuat kesimpulan
tentang “Gaya dan Penggunaannya pada
Pesawat sederhana”
Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan
“Apakah pelajaran hari ini menyenangkan?
Apa yang kalian peroleh hari ini?”
Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam

Tabel 6
Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Guru Menggunakan
Pembelajaran Konvensional
Pelaksanaan
Aspek
Indikator Make a Match
Ya
Tidak
Pendahuluan

Inti
a. Eksplorasi

b. Elaborasi

Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan doa
Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa
dalam pembelajaran
Guru memberikan motivasi kepada siswa
untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran
Guru melakukan apersepsi guna menggali
konsep dan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa tentang materi pelajaran “Gaya dan
Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dalam pembelajaran
Guru melakukan demonstrasi dan menjelaskan
materi tentang gaya dan pesawat sederhana
Guru meminta siswa untuk memperhatikan
Guru melakukan tanya jawab terkait dengan
materi gaya dan pesawat sederhana
Guru meminta siswa untuk memperhatikan
Guru menunjukkan dan menjelaskan terkait
materi gaya dan pesawat sederhana
Guru meminta siswa untuk memperhatikan

45

Guru menjelaskan terkait materi gaya dan
pesawat sederhana
Guru melakukan tanya jawab
Guru melakukan demonstrasi
Guru menjelaskan terkait materi gaya dan
pesawat sederhana
Guru meminta siswa untuk memperhatikan
Guru menjelaskan terkait materi gaya dan
pesawat sederhana
Guru menjelaskan terkait materi gaya dan
pesawat sederhana
Guru memberikan tes evaluasi untuk menguji
pemahaman siswa terkait materi “Gaya dan
Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”
c. Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya terkait materi “Gaya dan
Penggunaannya pada Pesawat sederhana” yang
belum jelas
Guru memberikan umpan balik dan penguatan
Guru bersama siswa membuat kesimpulan
Akhir
tentang “Gaya dan Penggunaannya pada
Pesawat sederhana”
Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan
“Apakah pelajaran hari ini menyenangkan?
Apa yang kalian peroleh hari ini?”
Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam
b.

Kisi-kisi observasi aktifitas siswa
Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V SD Negeri

Munding. Instrumen yang digunakan observasi adalah observasi aktifitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Berikut ini disajikan dalam tabel 7 kisi-kisi observasi
implementasi RPP untuk aktifitas siswa sebagai berikut:

46

Tabel 7
Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan
Media
Pelaksanaan
Aspek
Indikator Make a Match
Ya
Tidak
Pendahuluan

Siswa mengawali pembelajaran
mengucapkan salam dan doa

dengan

Siswa menyiapkan alat tulis untuk mengikuti
pembelajaran
Siswa semangat dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan
guru tentang peristiwa alam dan dampaknya
Siswa menyimak penjelasan guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Siswa menyimak penjelasan guru tentang
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match berbantuan media
Inti
a. Eksplorasi

b. Elaborasi

Siswa dibagikan kartu berupa pertanyaan dan
jawaban
Siswa diminta untuk berpikir dan menganalisis
kartu yang sudah didapat
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri
dari 5 siswa
Setiap kelompok dibagikan uraian singkat
materi pembelajaran
Siswa diminta untuk mempelajari dan
mendiskusikan uraian singkat materi yang
sudah dibagikan pada setiap kelompok
mengikuti petunjuk yang ada pada LKS
Siswa dibimbing guru selama jalannya diskusi
Setiap siswa diminta untuk berperan aktif
dalam kegiatan diskusi guna mencari tahu
jawaban yang cocok berdasarkan kartu yang
sudah didapat
Setelah dikusi, siswa diminta untuk
berkompetisi secara sehat mencari pasangan

47

yang tepat dalam menemukan kartu
pertanyaan dan jawaban dengan benar.
Setelah mendapatkan pasangan yang cocok
dengan kartunya, siswa diminta untuk
mempresentasikan dan menempelkan pada
media yang sudah disiapkan oleh guru di
papan tulis
Siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan
siswa sesuai apa yang sudah dilakukan
berdasarkan petunjuk pada LKS
Siswa diberikan tes evaluasi untuk menguji
pemahaman siswa terkait materi “Gaya dan
Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”
c. Konfirmasi Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai materi “Gaya dan Penggunaannya
pada Pesawat sederhana” yang belum jelas
Siswa diberikan umpan balik dan penguatan
Siswa dibimbing guru membuat kesimpulan
Akhir
tentang “Gaya dan Penggunaannya pada
Pesawat sederhana”
Siswa menjawab pertanyaan guru tentang
bagaimana
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan dan apa yang diperoleh
Siswa mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam
3.5.3

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.5.3.1 Uji Validitas Tes
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 172). Validitas mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsi
ukurannya dan mampu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
pengukuran. Uji validitas merupakan perhitungan derajat kesesuaian hasil penelitian
dengan keadaan sebenarnya, validitas item didasarkan pada besarnya korelasi yang
diperoleh.

48

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak
diukur, sebuah item (butir soal) dikatan valid apabila mempunyai dukungan yang
besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau
rendah. Validasi butir soal dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS for windows
versi 22.0. Adapun langkah-langkah dalam menghitung validasi butir soal dengan
SPSS for windows versi 22.0 yaitu: membuka SPSS for windows versi 22.0 – file new
data – data view – memasukkan data pada tabel data view – variable view - analyze
– correlate - bivariate – bivarriate correlation – memasukkan semua variabel ke
dalam variables – ok. Hasil validitas pada butir soal dapat dilihat pada output SPSS.
Kriteria kevalidan soal adalah jika rhitung > rtabel maka koefisien item soal
tersebut valid dan jika rhitung negatif dan rhitung ≤ rtabel maka koefisien item soal tidak
valid, rtabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (ɑ = 0,05) dengan derajat
kebebasan (dk) = n-2.
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan validitas
ditunjukkan pada tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8
Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi
Kriteria Validitas
0,800 - 1,00
Sangat Tinggi
0,600 - 0,800
Tinggi
0,400 - 0,600
Cukup
0,200 - 0,400
Rendah
0,00 - 0,200
Sangat Rendah
(Arikunto, 2012: 89)
Instrumen soal tes yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di kelas VI SD Negeri
Munding pada tanggal 11 Maret 2015. Dalam uji tes ini, jumlah data siswa kelas VI
sebanyak 25 siswa sehingga dapat diperoleh (N=25). Untuk N=25 dan taraf signifikan
5%, nilai r adalah 0,396. Sehingga butir soal dapat dikatakan valid jika r hasil
perhitungan > 0,396. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS for windows versi
22.0. Hasil uji validitas instrument soal tes dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini.

49

VAR00001
VAR00003
VAR00005
VAR00007
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00015
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00023
VAR00024
VAR00026
VAR00028
VAR00030
VAR00032
VAR00034
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00040

Tabel 9
Hasil Uji Validitas Instrumen 1
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Scale Variance if Corrected ItemDeleted
Item Deleted
Total Correlation
17,7600
30,440
,520
17,8000
29,750
,596
17,7600
30,440
,520
17,9600
27,040
,970
17,7600
30,440
,520
17,7600
30,440
,520
17,9600
27,040
,970
17,7600
30,440
,520
17,7600
30,440
,520
17,7600
30,440
,520
17,7600
30,440
,520
17,8000
29,667
,624
17,9200
28,243
,741
17,9600
27,040
,970
18,0000
27,250
,871
18,0000
27,250
,871
17,9200
28,243
,741
17,9200
28,243
,741
17,9200
27,743
,864
17,9600
28,707
,584
17,9200
28,243
,741
18,0000
27,250
,871

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,958
,958
,958
,953
,958
,958
,953
,958
,958
,958
,958
,957
,956
,953
,954
,954
,956
,956
,954
,958
,956
,954

Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa dari 22 item soal seluruhnya valid. Dari 22
item soal yang valid, sebanyak 20 item soal yang akan digunakan untuk instrument
penelitian dan 2 item soal yang tidak digunakan dalam instrument penelitian. Berikut
tabel 10 yang menunjukkan item soal yang valid dan tidak valid.
Tabel 10
Pengelompokkan Item Soal Valid dan Tidak Valid
No.
Soal Valid
Soal Tidak Valid
1.
1, 3, 5, 7, 11, 12, 13, 15, 18, 19, 20, 2, 4, 6, 8, 9, 10, 14, 16, 17, 21, 22, 25,
23, 24, 26, 28, 30, 32 34, 36, 37, 38, 27, 29, 31, 33, 35, 39
40

50

3.5.3.2. Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau keajegan instrumen tersebut dalam
menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan
akan memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011: 172).
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan SPSS
for windows versi 22.0. Langkah-langkah dalam menghitung atau mengetahui
reliabilitas butir soal yaitu : analyze – scale – reliability analysis – item soal yang
valid dipindah ke dalam items, item yang gugur diabaikan – statistics – scale if item
deleted – continue – ok. Nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r
product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5% . Jika rhitung

rtabbel maka item

tes yang diuji cobakan tersebut adalah reliabel.
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan
reliabilitas ditunjukkan oleh tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11
Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,800-1,00
Sangat Tinggi
0,600-0,800
Tinggi
0,400-0,600
Cukup
0,200-0,400
Rendah
0,00-0,200
Sangat Rendah
(Arikunto, 2012: 89)
Pengujian reliabilitas instrument menggunakan alpha dari cronbach dan
perhitungannya dilakukan dengan SPSS for windows versi 22.0. Hasil reliabilitas
instrument dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:

51

Tabel 12
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,956

N of Items
22

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrument
sebesar 0,956 termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil uji tersebut menunjukkan
bahwa instrument layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

3.5.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki butir soal dengan tingkat kesukaran
yang seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut Arikunto (2012: 222)
soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk usaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
Besarnya indeks kesukaran soal (difficulty index) pada soal evaluasi berkisar
antara 0,00 sampai dengan 1,0. Artinya soal dengan indeks kesukaran 0,0
menujukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya jika indeks 1,0 menunjukkan
bahwa soal tersebut terlalu mudah. Sehingga semakin mudah soal evaluasi yang
diberikan, maka semakin besar pula indeksnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2012:
223) rumus untuk mencari tingkat kesukaran soal/ indeks kesukaran adalah sebagai
berikut:

Keterangan:
P = indeks kesukaran

52

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan pada tabel 13 berikut ini:
Tabel 13
Indeks Kesukaran Soal
P–P
Klasifikasi
0,00 – 0,30
Soal Sukar
0,31 – 0,70
Soal Sedang
0,71 – 1,00
Soal Mudah
Berdasarkan instrumen soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut dapat
diklasifikasikan berdasarkan indeks kesukaran soal. Klasifikasi tingkat kesukaran soal
dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Nomor Item Soal
Indeks Kesukaran Soal
1
0,96
2
0,92
3
0,92
4
1
5
0,96
6
0,96
7
0,76
8
0,44
9
0,8
10
0,96
11
0,96
12
0,96
13
0,76
14
1
15
0,96
16
0,92
17
0,92
18
0,96
19
0,96
20
0,96
21
0,92
22
0,96

Klasifikasi
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Sedang
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah

53

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

0,92
0,8
0,96
0,76
0,88
0,72
0,92
0,72
0,92
0,72
0,92
0,8
0,44
0,8
0,76
0,8
0
0,72

Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Sedang
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Sukar
Soal Mudah

Berdasarkan hasil uji validitas soal menggunakan SPSS for windows versi 22.0,
dari 40 item soal terdapat 22 item soal yang valid dan 28 item soal tidak valid. Dari
22 item soal tersebut akan diambil 20 item soal yang digunakan untuk instrumen
penelitian dan 2 item soal tidak digunakan. Dari 20 item soal tersebut diklasifikasikan
menurut indeks kesukaran soal seperti yang terdapat dalam tabel 15 berikut ini:

Nomor Item Soal
1
3
5
7
11
12
13
15
18
19

Tabel 15
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Untuk Instrumen Penelitian
Indeks Kesukaran Soal
Klasifikasi
0,96
Soal Mudah
0,92
Soal Mudah
0,96
Soal Mudah
0,76
Soal Mudah
0,96
Soal Mudah
0,96
Soal Mudah
0,76
Soal Mudah
0,96
Soal Mudah
0,96
Soal Mudah
0,96
Soal Mudah

54

20
23
24
26
28
30
32
34
36
37
38
40

0,96
0,92
0,8
0,76
0,72
0,72
0,72
0,8
0,8
0,76
0,8
0,72

Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah
Soal Mudah

3.5.5 Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelas kontrol dengan kelas
eksperimen mempunyai varian yang sama atau tidak. Dalam uji homogenitas ini
menggunakan SPSS for windows versi 22.0 yaitu dengan tabel F test (Levenes Test).
Langkah-langkah dalam uji homogenitas yaitu: data view –variable view – analyze –
compare means – one way anova – memindahkan data ke kolom dependent list dan
factor – options – statistics - test of homogeneity of variances – continue – ok.
Kriteria pengujian uji homogenitas untuk menentukan kedua kelompok berasal
dari kelompok yang homogen atau tidak adalah jika signifikansi hasil perhitungan >
0,05 (Priyatno, 2010: 76) maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang
homogen sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 maka data kedua
kelompok berasal dari kelompok yang tidak homogen.
Sebelum diberikan treatment kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen,
terlebih dahulu peneliti memberikan pretest (pemberian tes awal) untuk menguji
kesetaraan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji homogenitas pretest pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:

55

Tabel 16
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Levene Statistic
,325

df1

df2
1

Sig.
53

,571

Berdasarkan tabel F test (Levenes Test) pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari kelas yang homogen. Hal ini
dapat dibuktikan berdasarkan kriteria pengujian untuk nilai F sebesar 0,325 dengan
nilai signifikansinya 0,571. Karena signifikansi > 0,05 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kedua kelas berasal dari kelas yang homogen.

3.5.6 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji Lilliefors dengan
melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS for
windows versi 22.0. Data dinyatakan berdestribusi normal jika signifikansi lebih
besar dari 0,05 (Priyatno, 2010: 71). Langkah-langkah dalam uji normalitas yaitu:
data view – variable view – analyze – nonparametric tests – legacy dialogs – 1
samples KS – memindahkan data ke test variable list – ok. Hasil uji normalitas pretest
kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:

56

Tabel 17
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelas
Kelas Kontrol
N
Normal
Parameters

a,b

Eksperimen

25

30

Mean

63,5200

65,6667

Std. Deviation

7,14796

7,39214

Most Extreme

Absolute

,153

,123

Differences

Positive

,153

,123

Negative

-,127

-,104

,153

,123

Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)

,133

c

,200

c,d

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 17 diperoleh hasil bahwa data uji normalitas kelas kontrol
dan kelas eksperimen yang didapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan
hasil signifikansi > 0,05 yaitu kelas kontrol sebesar 0,133 dan kelas eksperimen
sebesar 0,200. Jadi dari output tabel hasil uji normalitas dapat diambil kesimpulan
bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

3.6

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif dan statistik parametrik. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi. Statistik
parametrik memerlukan terpenuhi beberapa asumsi. Asumsi yang utama adalah
dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelas yang diuji harus
homogen. Selanjutnya, data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Statistik

57

parametrik digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio. Analisis data
penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for windows versi 22.0.
Pada tahap deskripsi data, langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi
data ini adalah membuat rangkuman destribusi data posttest dari hasil descriptive
statistic program SPSS for windows versi 22.0.Descriptive statisticmenggambarkan
tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai maksimum, nilai minimum, mean,
dan standar deviasi. Sedangkan analisis parametrik untuk analisis parametrik data
yang digunakan adalah uji t-test. Untuk melakukan ujit-test(Independent Samples TTest) sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji homogenitas dan uji
normalitas.
Uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test ( Levenes Test), artinya jika
varian sama maka uji t-test menggunakan Equal Variances Assumsed (diasumsikan
varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not
Assumsed(diasumsikan varian berbeda). Pada tahap pengujian hipotesis, teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji t-test
(Independent Samples T-Test)dengan bantuan SPSS for windows versi 22.0.. Uji ini
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kedua
kelas. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi.
Cara menganalisis data dengan menggunakan uji t-test yaitu jika thitung> ttabel
{nilai ttabel dicari menggunakan rumus pada Microsoft Excel =tinv(0,05;df)} dan
diperoleh signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, tetapi jika thitung< ttabel
dan diperoleh signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0

= tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match berbantuan media dengan pembelajaran konvensional
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V semester II SD Negeri Munding
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

Ha

= ada perbedaan pengaruh penggunaan model kooperatif tipe Make a Match
berbantuan media dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar

58

IPA siswa kelas V semester II SD Negeri Munding Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2014/2015.
Apabila H0 ditolak, itu berarti Ha diterima maka skor rata-rata hasil belajar IPA
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dengan demikian, ada
perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
berbantuan media dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas V semester II SD Negeri Munding Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2014/2015.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13