Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesi
PRAKTEK
KORPORASI ASING
DAN
DAMPAKNYA
BAGI LINGKUNGAN
Direktur Eksekutif
WALHI
Tutupan Hutan Tersisa
Laju kerusakan hutan Indonesia adalah 6 kali
lapangan bola (300 ha) per detik
Konsesi HPH
Hutan Alam dan HTI hanya mampu memasok
23% dari total demand (63.4 juta ha per tahun)
Konsesi Perkebunan
Konsesi HTI
Konsesi Eksploitasi Kehutanan
Dari 673 bencana yang terjadi di Indonesia sejak tahun
1998, lebih dari 65 persen diantaranya merupakan
kesalahan pengelolaan lingkungan – Banjir, longsor
dan kebakaran hutan)
Problematika Kehutanan Kepulauan Indonesia
Tiga masalah mendasar kehutanan:
1) Kegagalan pemerintah untuk menghormati hak-hak masyarakat
terhadap hutan
2) Kapasitas yang berlebih dari industri yang ada dan
3) Korupsi yang menyebar sedemikian parah pada sektor
kehutanan
Dimulai pada tahun 1960-an melalui pemberian izin Hak
Pengusahaan Hutan, sektor kehutanan pada tahun 1980-an
menjadi pemasok 79 persen kebutuhan global dan menempati
urutan kedua sebagai penyumbang terbesar bagi pemasukan
negara setelah gas dan oil
PENGUSAAN ENERGI DAN
MINERAL
Konsesi MIGAS
Dampak Liberalisasi Sektor MIGAS
85% Dikuasai Asing, 15% Pertamina
Konsesi Mineral dan Batubara
1.194KP
341 KK
257 PKP2B
Data DESDM 2004
Konsesi Tambang Mineral,
Batubaara, dan MIGAS
Konsesi Kolosal Ekstraktif
Konsesi lahan di Indonesia
Lain-lain
73,1 juta ha
HTI
8,8 juta ha
HGU
Tambang
35% lahan
HPH
15,0 juta ha 35,1 juta ha
Wilayah-wilayah Miskin di
Kepulauan
Green Economy
Komodifiasi SDA
• Konferensi Internasional tentang Pembangunan Berielanjutan
dalam merespon 20 tahun Konferensi Tingiat Tinggi (KTT) Bumi
pada bulan juni tahun 2012 lalu. Dalam ionferensi Rio+20 tersebut
memasuian ionsep ‘green economy’ (eionomi hijau) dalam
Rencana Aisi ‘The Future We Want’ (Masa depan yang iita
inginian).
• Eionomi hijau iemudian muncul sebagai gagasan baru untui
mewujudian era pembangunan rendah iarbon yang menggantiian
atau memperiuat jargon pembangunan berielanjutan (sustainable
development) yang diluncurian pada tahun 1992 melalui KTT Bumi
di Rio Jeneiro Brazil .
• Konsep eionomi hijau melengiapi ionsep pembangunan
berielanjutan dimana prinsip utama dari pembangunan
berielanjutan adalah “memenuhi iebutuhan seiarang tanpa
mengorbanian pemenuhan iebutuhan generasi masa depan”.
Sehingga bisa diiataian bahwa eionomi hijau merupaian motor
utama pembangunan berielanjutan.
Monopoli penguasaan wilayah melalui eistraitif
sumberdaya alam
Bagaimana Prakteknya di
Kalimantan Tengah
Eisploitasi SDA di Kalteng
•
Sejarah panjang eisploitasi SDA di ialteng melalui penguasaan wilayah dan
industri yang berbasis iomoditas sejai jaman iolonialisme pada jaman belanda
dengan perusahan bernama NV. BRUINZEEL yang megolah iayu agthis dan pasca
iemrdeaiaan terutama Orde baru eisploitasi menjadi masif (Kayu, Sawit,
Tambang, iarbon ofset) berbasis pada iomoditas eisport.
•
Kepentingan iaum iapitalisme di indonesia masih mengunaian sistem sosial yang
feodalisme dimana monopoli tanah merupaian basis sosialnya.
•
Bentui pengusaan dari tuan tanah ilasii menjadi tuan tanah tipe baru dengan pola
pengusaan melaui ijin ionsesi dengan merebut aises dan iontror terhadap
iawasan.
•
Kalteng yang memiliii luasan 15,356,800, 85 % sudah diperuntuian untui investasi
yang menguasi ruang dan merampas tanah dan hai-hai masyaraiat adat
•
Aiibat pengusaan iawasan tersebut terjadi ionfii sosial, ierusaian lingiungan ,
iesenjangan eionomi dan bencana eiologi.
Perijinan investasi di
Kalimantan Tengah
1.
Ijin konsensi Perkebunan ( PPAL, IP, IUP, PKH, HGU) seluas
4.649.072 ha oleh 352 unit PBS. Dikuasai oleh holding Compeny
Wilmar, BEST Agro, Sinar Mas, IOI, Musimas, Makin Grup))
2.
Ijin Konsensi Kehutanan (IUPHK-HA) (HTI) (IPK) seluas 4.894.408
Ha oleh 91 Perusahaan.
3.
Ijin Konsensi Pertambangan ( KK, PKP2B, KP, SIPRD, SIPD) Seluas
3.867.234, 98 Ha oleh 859 Perusahaan. Termasuk perusahaan milik
asing BHP. Biliton, aorora Gold, Renainance dan samin tan group,
Bumi Resources, dan Adaro)
Artinya !!
13.410.714,98 ha atau 85 % Dari total Wilayah Kalimantan Tengah
Sudah dikuasai dan dikontrol oleh investasi
Perbandingan Luas Konsesi dengan Luas
Wilayah / Kabupaten
382.700
641.400
1.075.900
1.640.400
1.649.600
1.780.000
240.000
1.080.400
1.080.400
899.700
1.499.900
383.400
1.499.900
383.400
883.000
830.000
830.000
2.370.000
Luas Wilayah
Buian Untui Raiyat
Lebih
Lebihparahnya
parahnyasemua
semuaproduisi
produisibuian
buianuntui
untuiraiyat
raiyat
ialteng
tapi
untui
iebutuhan
iomsumsi
luar
negeri,
ialteng tapi untui iebutuhan iomsumsi luar negeri,
Raiyat
Raiyatdi
diseiitar
seiitartambang
tambangtetap
tetapmelarat,
melarat, masayarait
masayaraitdi
di
seiitar
ionsesnsi
HPH
tetap
hidup
susah
bahian
seiitar ionsesnsi HPH tetap hidup susah bahian
iehilangan
iehilanganaises
aisessumberdaya
sumberdayaalam.
alam.
Struitur
Struiturindustri
industriberorientasi
berorientasieisport.
eisport.80
80%
% batu
batubara
bara
untui
eisport,
85
%
CPO
untui
negara
maju,
migas
untui eisport, 85 % CPO untui negara maju, migas
telah
telahdiiuasi
diiuasioleh
olehseitor
seitorasing
asingdan
danpihai
pihaiswasta.
swasta.
Hidup
Hidupdi
didaerah
daerahdengan
dengansumberdaya
sumberdayaenergi
energiyang
yang
melimpah
namun
listrii
byarpet.
Minyai
goreng
melimpah namun listrii byarpet. Minyai gorengsebagai
sebagai
iebutuhan
dasar
malah
mahal
di
peroleh
padahal
iebutuhan dasar malah mahal di peroleh padahalsawit
sawit
berjuta-juta
heitar.
berjuta-juta heitar.
Buruh
Buruhhidup
hidupdalam
dalamgaris
garisiemisiinan
iemisiinandan
danhanya
hanyapunya
punya
modal
tenaga
yang
aian
terus
menerus
bergantung
modal tenaga yang aian terus menerus bergantungdari
dari
industri
dengan
upah
yang
rendah
tanpa
jaminan
industri dengan upah yang rendah tanpa jaminan
iesejahteraan.
iesejahteraan.
Kerusaian lingiungan dan
ionfii yang beriepanjangan
• Aiibat diiuasainya sumberdaya alam di
ialimantan tengah oleh investasi untui industri
iomoditas mengaiibatian :
1. Konversi hutan besar-besaran mengiibatian laju
degradasi ierusaian hutan dan lahan sebesar ±
140.000 Ha/tahun, jauh lebih besar daripada
iemampuan rehabilitasi sebesar 25.000 s/d 30.0
Ha/tahun dan menyisian lahan irtis hingga 7,5 juta ha
2. Limbah pabrii dan tambang yang mencemari sungai dan
danau aiibat bahan iimia dan psetisda yang berlebihan.
3. Keieringan hutan/dan lahan gambut mengaiibatian
iebaiaran hutan dan bencana asap.
4. Hilang dan punahnya satwa aiibat rusainya habitat dan
terputusnya rantai maianan dan bentang alam
(eiosistem yang terputus)
5. Rusainya struitur tanah aiibat pengunaan pupui dan
air tanah yang berlebihan.
• Berdampai pada bencana eiologi dan
pemanasan iilim global.
1. Anomali cuaca, musim panas dan musim huajn yang
panjang, siilon tropis,
2. Banjir (intensitasnya meningiat dan sering terjadi di
musim hujan)
3. Tanah Longsor dan sedimentasi sungai serta abrasi
pantai
4. Kebaiaran Hutan (aiibat ieringya iubah dan lahan di
eiositem gambut)
5. Menurunya iualitas air dan udara ( ietersedian air
bersih, iabut asap)
6. Timbulnya wabah penyaiit ( wabah muntaber dan
malaria)
Konfii Sosial
1. Perebutan aises tanah aian berdampai
pada ionfii agaria dan iriminalisasi warga
serta pelanggaran HAM.
2. Hilangnya budaya loial dan iearifan
masyaraiat adat dalam pengelolaan SDA
3. Konfii buruh dengan upah yang rendah
dan jaminan iesejahteraan
4. Masuinya budaya asing dan meningiatnya
iriminalitas dan prostitusi.
5. Meningiatnya beban bagi iaum wanita di
periebunan
Pelemahan Instrumen Huium
dan Korupsi
1.
Pelanggaran aturan yang dilakukan oleh korporate
1.
Dari 468 perusahaan pertambangan hanya 20 perusahaan yang
meliki ijin pinjam pakai kawasan.
2.
Dari 346 unit PBS baru 17 perusahaan yang memiliki ijin pelepasan
kawasan dari menhut.
3.
Banyak sekali perusahaan yang beroperasi tanpa ijin AMDAL dan
perusahan tambang tidak melakukan reklamasi pasca oprasional.
4.
Perkebunan sawit yang mengkonversi lahan gambut
2.
Meningkatnya budaya korupsi dan pungli bagi aparat penegak hukum,
dari data satgas mafa kehutanan kalteng mengalami kerugian hingga
mancapai 156 Triliuyun rupiah dari konversi hutan secara ilegal.
3.
Sumber daya alam menjadi negosiasi politik untuk kekuasaan dan
mencari keuntungan
4.
Hukum hanya berlaku bagi orang yang beruang saja dan banyak koraban
hukum justru bagi rakyat pemilik tanah ( walhi mencacat 32 komunitas
yang berkonfik bahkan pemerntah melansir data 300 lebih konfik
masyarakat dengan perkebunan sawit)
Idomet Project (BHP Billiton)
Name Of
Company
Area
PT. KALTENG COAL
(BHP)
KW.00PB0259
45.250,00
PT. MARUWAI COAL
(BHP)
KW.00PB0082
48.860,00
PT. SUMBER BARITO
COAL (BHP)
KW00PB0260
44.650,00
RATAH COAL (BHP)
KW96APB044
36.490,00
PT. JULOI COAL
(BHP)
KW97APB010
(Generasi III)
95.590,00
PT. LAHAI COAL
(BHP)
KW02PB0044
41.883,00
4.787,00
•
Pari Coal BHP
East Kalimantan
27
Puruk
Cahu
Bangkuan
g
Aihirnya…..
Lingkungan Yang Rusak, Konfik
Sosial Yang Berkepanjngan dan
Rusaknya Moral
Akan Mengakibatkan
Menurunya kualitas hidup rakyat
dan berujung pada kemiskinan dan
kemeralatan
KORPORASI ASING
DAN
DAMPAKNYA
BAGI LINGKUNGAN
Direktur Eksekutif
WALHI
Tutupan Hutan Tersisa
Laju kerusakan hutan Indonesia adalah 6 kali
lapangan bola (300 ha) per detik
Konsesi HPH
Hutan Alam dan HTI hanya mampu memasok
23% dari total demand (63.4 juta ha per tahun)
Konsesi Perkebunan
Konsesi HTI
Konsesi Eksploitasi Kehutanan
Dari 673 bencana yang terjadi di Indonesia sejak tahun
1998, lebih dari 65 persen diantaranya merupakan
kesalahan pengelolaan lingkungan – Banjir, longsor
dan kebakaran hutan)
Problematika Kehutanan Kepulauan Indonesia
Tiga masalah mendasar kehutanan:
1) Kegagalan pemerintah untuk menghormati hak-hak masyarakat
terhadap hutan
2) Kapasitas yang berlebih dari industri yang ada dan
3) Korupsi yang menyebar sedemikian parah pada sektor
kehutanan
Dimulai pada tahun 1960-an melalui pemberian izin Hak
Pengusahaan Hutan, sektor kehutanan pada tahun 1980-an
menjadi pemasok 79 persen kebutuhan global dan menempati
urutan kedua sebagai penyumbang terbesar bagi pemasukan
negara setelah gas dan oil
PENGUSAAN ENERGI DAN
MINERAL
Konsesi MIGAS
Dampak Liberalisasi Sektor MIGAS
85% Dikuasai Asing, 15% Pertamina
Konsesi Mineral dan Batubara
1.194KP
341 KK
257 PKP2B
Data DESDM 2004
Konsesi Tambang Mineral,
Batubaara, dan MIGAS
Konsesi Kolosal Ekstraktif
Konsesi lahan di Indonesia
Lain-lain
73,1 juta ha
HTI
8,8 juta ha
HGU
Tambang
35% lahan
HPH
15,0 juta ha 35,1 juta ha
Wilayah-wilayah Miskin di
Kepulauan
Green Economy
Komodifiasi SDA
• Konferensi Internasional tentang Pembangunan Berielanjutan
dalam merespon 20 tahun Konferensi Tingiat Tinggi (KTT) Bumi
pada bulan juni tahun 2012 lalu. Dalam ionferensi Rio+20 tersebut
memasuian ionsep ‘green economy’ (eionomi hijau) dalam
Rencana Aisi ‘The Future We Want’ (Masa depan yang iita
inginian).
• Eionomi hijau iemudian muncul sebagai gagasan baru untui
mewujudian era pembangunan rendah iarbon yang menggantiian
atau memperiuat jargon pembangunan berielanjutan (sustainable
development) yang diluncurian pada tahun 1992 melalui KTT Bumi
di Rio Jeneiro Brazil .
• Konsep eionomi hijau melengiapi ionsep pembangunan
berielanjutan dimana prinsip utama dari pembangunan
berielanjutan adalah “memenuhi iebutuhan seiarang tanpa
mengorbanian pemenuhan iebutuhan generasi masa depan”.
Sehingga bisa diiataian bahwa eionomi hijau merupaian motor
utama pembangunan berielanjutan.
Monopoli penguasaan wilayah melalui eistraitif
sumberdaya alam
Bagaimana Prakteknya di
Kalimantan Tengah
Eisploitasi SDA di Kalteng
•
Sejarah panjang eisploitasi SDA di ialteng melalui penguasaan wilayah dan
industri yang berbasis iomoditas sejai jaman iolonialisme pada jaman belanda
dengan perusahan bernama NV. BRUINZEEL yang megolah iayu agthis dan pasca
iemrdeaiaan terutama Orde baru eisploitasi menjadi masif (Kayu, Sawit,
Tambang, iarbon ofset) berbasis pada iomoditas eisport.
•
Kepentingan iaum iapitalisme di indonesia masih mengunaian sistem sosial yang
feodalisme dimana monopoli tanah merupaian basis sosialnya.
•
Bentui pengusaan dari tuan tanah ilasii menjadi tuan tanah tipe baru dengan pola
pengusaan melaui ijin ionsesi dengan merebut aises dan iontror terhadap
iawasan.
•
Kalteng yang memiliii luasan 15,356,800, 85 % sudah diperuntuian untui investasi
yang menguasi ruang dan merampas tanah dan hai-hai masyaraiat adat
•
Aiibat pengusaan iawasan tersebut terjadi ionfii sosial, ierusaian lingiungan ,
iesenjangan eionomi dan bencana eiologi.
Perijinan investasi di
Kalimantan Tengah
1.
Ijin konsensi Perkebunan ( PPAL, IP, IUP, PKH, HGU) seluas
4.649.072 ha oleh 352 unit PBS. Dikuasai oleh holding Compeny
Wilmar, BEST Agro, Sinar Mas, IOI, Musimas, Makin Grup))
2.
Ijin Konsensi Kehutanan (IUPHK-HA) (HTI) (IPK) seluas 4.894.408
Ha oleh 91 Perusahaan.
3.
Ijin Konsensi Pertambangan ( KK, PKP2B, KP, SIPRD, SIPD) Seluas
3.867.234, 98 Ha oleh 859 Perusahaan. Termasuk perusahaan milik
asing BHP. Biliton, aorora Gold, Renainance dan samin tan group,
Bumi Resources, dan Adaro)
Artinya !!
13.410.714,98 ha atau 85 % Dari total Wilayah Kalimantan Tengah
Sudah dikuasai dan dikontrol oleh investasi
Perbandingan Luas Konsesi dengan Luas
Wilayah / Kabupaten
382.700
641.400
1.075.900
1.640.400
1.649.600
1.780.000
240.000
1.080.400
1.080.400
899.700
1.499.900
383.400
1.499.900
383.400
883.000
830.000
830.000
2.370.000
Luas Wilayah
Buian Untui Raiyat
Lebih
Lebihparahnya
parahnyasemua
semuaproduisi
produisibuian
buianuntui
untuiraiyat
raiyat
ialteng
tapi
untui
iebutuhan
iomsumsi
luar
negeri,
ialteng tapi untui iebutuhan iomsumsi luar negeri,
Raiyat
Raiyatdi
diseiitar
seiitartambang
tambangtetap
tetapmelarat,
melarat, masayarait
masayaraitdi
di
seiitar
ionsesnsi
HPH
tetap
hidup
susah
bahian
seiitar ionsesnsi HPH tetap hidup susah bahian
iehilangan
iehilanganaises
aisessumberdaya
sumberdayaalam.
alam.
Struitur
Struiturindustri
industriberorientasi
berorientasieisport.
eisport.80
80%
% batu
batubara
bara
untui
eisport,
85
%
CPO
untui
negara
maju,
migas
untui eisport, 85 % CPO untui negara maju, migas
telah
telahdiiuasi
diiuasioleh
olehseitor
seitorasing
asingdan
danpihai
pihaiswasta.
swasta.
Hidup
Hidupdi
didaerah
daerahdengan
dengansumberdaya
sumberdayaenergi
energiyang
yang
melimpah
namun
listrii
byarpet.
Minyai
goreng
melimpah namun listrii byarpet. Minyai gorengsebagai
sebagai
iebutuhan
dasar
malah
mahal
di
peroleh
padahal
iebutuhan dasar malah mahal di peroleh padahalsawit
sawit
berjuta-juta
heitar.
berjuta-juta heitar.
Buruh
Buruhhidup
hidupdalam
dalamgaris
garisiemisiinan
iemisiinandan
danhanya
hanyapunya
punya
modal
tenaga
yang
aian
terus
menerus
bergantung
modal tenaga yang aian terus menerus bergantungdari
dari
industri
dengan
upah
yang
rendah
tanpa
jaminan
industri dengan upah yang rendah tanpa jaminan
iesejahteraan.
iesejahteraan.
Kerusaian lingiungan dan
ionfii yang beriepanjangan
• Aiibat diiuasainya sumberdaya alam di
ialimantan tengah oleh investasi untui industri
iomoditas mengaiibatian :
1. Konversi hutan besar-besaran mengiibatian laju
degradasi ierusaian hutan dan lahan sebesar ±
140.000 Ha/tahun, jauh lebih besar daripada
iemampuan rehabilitasi sebesar 25.000 s/d 30.0
Ha/tahun dan menyisian lahan irtis hingga 7,5 juta ha
2. Limbah pabrii dan tambang yang mencemari sungai dan
danau aiibat bahan iimia dan psetisda yang berlebihan.
3. Keieringan hutan/dan lahan gambut mengaiibatian
iebaiaran hutan dan bencana asap.
4. Hilang dan punahnya satwa aiibat rusainya habitat dan
terputusnya rantai maianan dan bentang alam
(eiosistem yang terputus)
5. Rusainya struitur tanah aiibat pengunaan pupui dan
air tanah yang berlebihan.
• Berdampai pada bencana eiologi dan
pemanasan iilim global.
1. Anomali cuaca, musim panas dan musim huajn yang
panjang, siilon tropis,
2. Banjir (intensitasnya meningiat dan sering terjadi di
musim hujan)
3. Tanah Longsor dan sedimentasi sungai serta abrasi
pantai
4. Kebaiaran Hutan (aiibat ieringya iubah dan lahan di
eiositem gambut)
5. Menurunya iualitas air dan udara ( ietersedian air
bersih, iabut asap)
6. Timbulnya wabah penyaiit ( wabah muntaber dan
malaria)
Konfii Sosial
1. Perebutan aises tanah aian berdampai
pada ionfii agaria dan iriminalisasi warga
serta pelanggaran HAM.
2. Hilangnya budaya loial dan iearifan
masyaraiat adat dalam pengelolaan SDA
3. Konfii buruh dengan upah yang rendah
dan jaminan iesejahteraan
4. Masuinya budaya asing dan meningiatnya
iriminalitas dan prostitusi.
5. Meningiatnya beban bagi iaum wanita di
periebunan
Pelemahan Instrumen Huium
dan Korupsi
1.
Pelanggaran aturan yang dilakukan oleh korporate
1.
Dari 468 perusahaan pertambangan hanya 20 perusahaan yang
meliki ijin pinjam pakai kawasan.
2.
Dari 346 unit PBS baru 17 perusahaan yang memiliki ijin pelepasan
kawasan dari menhut.
3.
Banyak sekali perusahaan yang beroperasi tanpa ijin AMDAL dan
perusahan tambang tidak melakukan reklamasi pasca oprasional.
4.
Perkebunan sawit yang mengkonversi lahan gambut
2.
Meningkatnya budaya korupsi dan pungli bagi aparat penegak hukum,
dari data satgas mafa kehutanan kalteng mengalami kerugian hingga
mancapai 156 Triliuyun rupiah dari konversi hutan secara ilegal.
3.
Sumber daya alam menjadi negosiasi politik untuk kekuasaan dan
mencari keuntungan
4.
Hukum hanya berlaku bagi orang yang beruang saja dan banyak koraban
hukum justru bagi rakyat pemilik tanah ( walhi mencacat 32 komunitas
yang berkonfik bahkan pemerntah melansir data 300 lebih konfik
masyarakat dengan perkebunan sawit)
Idomet Project (BHP Billiton)
Name Of
Company
Area
PT. KALTENG COAL
(BHP)
KW.00PB0259
45.250,00
PT. MARUWAI COAL
(BHP)
KW.00PB0082
48.860,00
PT. SUMBER BARITO
COAL (BHP)
KW00PB0260
44.650,00
RATAH COAL (BHP)
KW96APB044
36.490,00
PT. JULOI COAL
(BHP)
KW97APB010
(Generasi III)
95.590,00
PT. LAHAI COAL
(BHP)
KW02PB0044
41.883,00
4.787,00
•
Pari Coal BHP
East Kalimantan
27
Puruk
Cahu
Bangkuan
g
Aihirnya…..
Lingkungan Yang Rusak, Konfik
Sosial Yang Berkepanjngan dan
Rusaknya Moral
Akan Mengakibatkan
Menurunya kualitas hidup rakyat
dan berujung pada kemiskinan dan
kemeralatan