Peradaban Islam di Madinah masa Nabi Muh

PERADABAN ISLAM DI MADINAH
MASA NABI MUHAMMAD SAW (1-10 H/622-632 M)
A. PENDAHULUAN
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW melakukan dakwah secara
rahasia. Kemudian turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr: 94 yang
memerintahkan agar Rasulullah berdakwah secara terang-terangan. Pertama
kali seruan yang bersifat umum ini beliau tujukan pada kerabatnya, kemudian
penduduk Makkah baik golongan bangsawan, hartawan maupun hamba
sahaya. Setelah itu pada kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang
datang ke Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga lambat laun banyak
orang Arab yang masuk Agama Islam.1
Dengan makin banyaknya orang Arab yang masuk Agama Islam.
Pemimpin Quraisy menghalangi dakwah Nabi dengan mengatur siasat yaitu
membuat ketentuan tertulis dengan pemboikotan total terhadap Bani Hasyim
dan Banu Abd’l Muttalib2. Pemboikotan ini berhenti setelah para pemimpin
Quraisy sadar terhadap tindakan mereka yang terlalu. Namun selang beberapa
waktu Abu Thalib meninggal Dunia, tiga hari kemudian istrinya, Siti Khodijah
pun wafat. Tahun itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi (Amul Huzni).
Sepeninggal dua orang pendukung tersebut kaum Quraisy tak segansegan melampiaskan amarahnya. Karena kaum Quraisy tersebut Nabi
berusaha menyebarkan Islam keluar kota, namun Nabi malah di ejek, di sorak
bahkan dilempari batu hingga terluka di bagian kepala dan badan. Untuk

menghibur

Nabi,

maka

pada

tahun

kesepuluh

kenabian,

Allah

mengisra’mi’rajkannya. Meninggalnya Abu Thalib menyebabkan semakin
besarnya tekanan kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dan kaum
muslimin di Makkah, sehingga gerak dakwah yang dilakukan amatlah sulit,
tidak jarang ditemukan penindasan demi penindasan terhadap kaum muslimin,

bahkan sampai kepada rencana pembunuhan terhadap Nabi sendiri. Nabi
1

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II,PT Raja
Grapindo Persada, Jakarta: 2006, h.20
2
Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, PT. Intermasa,
Jakarta: 1989, cet X, h.124

1

Muhammad SAW berusaha mengembangkan dakwahnya ke Taif di tengah
suku Saqif, namun beliau ditolak oleh penduduk Taif bahkan mereka
menyakitinya dengan melemparkan batu.
Rasulullah SAW mulai menyeru peziarah haji ke Makkah pada bulanbulan suci bagi mereka, mereka itu terdiri dari suku Aus dan Khazraj.
Sehingga pada tahun 621 M. dua belas orang yang mewakili suku Khazraj dan
Aus menyampaikan sumpah setia kepada Nabi. Pada tahun 622 M delegasi
yang terdiri dari 75 orang warga Madinah meminta Nabi untuk datang ke
Madinah seraya menyampaikan sebuah sumpah yang dikenal dengan Bai’ah
Aqabah.3

Setelah adanya Bai’ah Aqabah yang kedua maka Nabi Muhammad
SAW mulai memerintahkan sebahagian kaum muslimin untuk hijrah ke
Yastrib, sementara beliau sendiri masih tetap tinggal di Mekah sembari
menunggu turun wahyu yang membolehkan Nabi SAW hijrah ke Madinah.
Orang-orang yang hijrah ke Madinah kemudian dipersaudarakan dengan kaum
Ansar, selanjutnya Nabi mulai mengtur tatanan sosial kemasyarakatan dan
mengatur

langkah-langkah

dakwah

selanjutnya

termasuk

urusan

pemerintahan.
Makalah ini akan menjelaskan tentang latarbelakang historis hijrah ke

Madinah, faktor-faktor Nabi SAW diterimah di Madinah dengan baik, dan
kemajuan peradaban Islam dari segi politik, ekonomi, dan sosial
kemasyarakatan, serta pengiriman militer ke luar wilayah Islam.
B. Latar Belakang Historis Hijrah ke Madinah
Pemboikotan total terhadap keluarga Nabi, disebabkan ada empat
kejadian besar di mata orang-orang Quraisy yaitu, Hamzah masuk Islam,
kemudian umar bin Khatab menyusulnya, Muhammad menolak tawaran
mereka dan kesepakatan bersama yang dijalin oleh Bani Hasyim, baik yang
3
Bai’ah Aqabah, adalah Ikrar janji setia terhadap seorang peminpin.
Dalam kontek historis –Kerasulan Muhammad—bai’ah yang dilakukan kaum
muslimin kepadanya lebih bersifat ikrar janji biasa untuk tetap membela Islam
–lihat Ensiklopedi Islam jilid 1—h.220—penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve—
Jakarta--1993

2

kafir maupun muslim untuk melindungi beliau. 4 Pemboikotan itu berlangsung
selama tiga tahun. Tidak lama setelah pembatalan terhadap lembar perjanjian,
Abu Thalib kemudian setelah itu Khadijah berpulang kerahmatullah. Tahun

ini disebut dengan tahun kesedihan.
Sesudah kehilangan dua orang yang selalu membelanya itu,
Muhammad melihat Quraisy makin keras mengganggunya. Karena merasa
tertekan, pad tahun 619 M Nabi pergi ke Ta’if 5 dengan tiada seorangpun
yang mengetahuinya. Ia pergi ingin mendapatkan dukungan dan suaka dari
Thaqif terhadap masyarakatnya sendiri, dengan harapan mereka pun akan
dapat menerima Islam. Tetapi mereka menolaknya dengan secara kejam
sekali.6 Nabi Muhammad juga berusaha mencari dukungan kalangan Badui,
namun sekali lagi usahanya tidak membawa hasil.7
Sekitar tahun 620 M, beberapa orang bangsa Yasrib ke Makkah dan
bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada festival Ukaz dan merasa
terkesan oleh setiap perkataanya, mereka mempercayai kenabiannya dan
mengucapkan sumpah setia bai’at antara Nabi Muhammad SAW dengan
orang-orang Yasrib, yang berisikan pernyataan bahwa orang-orang Yasrib
menerimanya sebagai Nabi dan mematuhi perintahnya serta menjauhi diri
dari perbuatan dosa. Sumpah setia bai’at kedua terjadi pada tahun 622 M
berisikan pernyatan bahwa mereka tidak hanya menerima Muhammad SAW
sebagai Nabi, tetapi juga sanggup berperang membela agama Tuhan dan
Rasul-Nya.8
Untuk itu yang melatarbelakangi hijrahnya Nabi Muhammad SAW

beserta sahabatnya antara lain:
a. Kondisi kota Makkah yang tidak aman bagi kaum muslimin. Ini
disebabkan karena makin besarnya tekanan yang dilakukan oleh
4

Syaikh Shafyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq Al-Makhtum, Ummul
Qura, Jakarta: 2011, cet 1, h. 213
5
At-Ta’if sebuah kota dan pusat musim panas dengan ketinggian 1520
m, dari permukaan laut, lebih kurang 60 km, timur laut Mekah
6
Muhammad Husain Haekal ,Opcit, h. 148
7
Ira. M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam, PT RajaGrapindo,
Jakarta:1999, cet I, Hal. 37
8
Maidir Harun, Sejarah Peradaban Islam, IAIN IBpress Padang: 2002,
cet II, h.30

3


kaum Quraisy. Hal ini terjadi karena meninggalnya orang-orang
yang disegani oleh kafir Quraisy.
b. Tawaran dan undangan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
hijrah ke Madinah. Jauh sebelum peristiwa hijrah dilakukan oleh
Nabi dan para sahabatnya, sejumlah pemimpin kabilah di Madinah
dari bani Khuraidhah dan bani Khuzraj pernah mendatangi
Rasulullah SAW. yang menyatakan bahwa masyarakat Madinah
sanggup melindungi Rasul maupun pengikutnya.

karena

merekalah yang telah menolong Nabi dan para sahabatnya
sesampai di Madinah.
c. Turunnya perintah kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk
melakukan hijrah.9 Sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah para
sahabat telah terlebih dahulu melaksanakan hijrah ke Madinah
dengan cara sembunyi-sembunyi sampai turunya perintah dari
Allah SWT.
C. Faktor-faktor Nabi Diterima di Madinah dengan Baik

Setelah sampai Nabi di Madinah, Nabi mempunyai kedudukan yang
istimewa bukan saja sebagai pemimpin agama, namun juga sebagai kepala
Negara, dengan kata lain dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan yaitu
spiritual dan duniawi. Kedudukan Nabi sebagai Rasul secara otomatis
merupakan sebagai kepala Negara, maka dari itu Nabi mulai menata kehidupan
masyarakat dengan beberapa usaha yakni:
1) Pembangunan Masjid yang digunakan selain untuk shalat juga
sebagai sarana untuk menyatukan kaum Muslimin serta sebagai
pusat pemerintahan.
2) Kebebasan bergama dijamin. Bik kaum Muslimin yang lain
seharusnya percaya, bahwa barangsiapa menerima pimpinan tuhan
dan sudah mnasuk ke dalam agama Allah, akan terlindungi dari
9

Abu Su’ud, Op.cit.h.35

4

gangguan. Bagi orang yng sudah beriman akan tambah kuat
imannya, sedang yang masih rgu-ragu, atau masih takut-takut atau

yang lemah, akan segera pula menerima itu.10
3) Nabi mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum
Anshar, ini berarti menciptakan sebuah bentuk bersaudaran yang
baru dengan berdasarkan pada agama dikenal dengan Ukhuwah
Islamiyah.
4) Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak
beragama Islam.
Menurut pemakalah ada dua faktor yang menyebabkan Nabi
diterima dengan baik di Madinah; pertama masyarakat Yasrib telah
mengenal agama wahyu karena sebelum Islam mereka memeluk agama
Yahudi dan Nasrani yang sama-sama agama wahyu. Kedua masyarakat
Yasrib

sendiri

memerlukan

seorang

pemimpin


yang

mampu

mempersatukan suku-suku yang saling bermusuhan.
D.

Kemajuan Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW
Ahmad Syahlaby menjelaskan bahwa formasi peradaban Islam
tertuang dalam tiga model:
Pertama, peradaban Negara dan sejarah (hadharah al-dulawal wa al-tarikh),
yaitu pola dan bentuk peradaban yang mengembangkan bangunan suatu
kenegaraan dan pemerintahan.
Kedua, peradaban tajribiyah wa muqtasabah, yaitu peradaban luar yang
diadopsi oleh Islam.
Ketiga, peradaban Islam yang asli (al-hadharah al-Islamiyah al-ashhylah),
yaitu peradaban yang bersumber dan dibawah oleh kewahyuan Islam sendiri
dalam mengembangkan dan meberdayakan masyarakat di mana yang
sebelumnya tidak pernah ada.11

10

Muhammad Husein Haikal, Opcit, H. 196
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, PT
RajaGrafndo Persada, Jakarta: 2004, cet I, h.19
11

5

Salah satu tugas kenabian selain pembawah risalah, juga mengatur dan
mengarahkan pengikutnya untuk menjadi umat yang baik, maka dari itu Nabi
Muhammad SAW menyusun suatu konsep dalam berbagai bidang antaralain :
1. Politik
Pada tahun pertama Hijriah Nabi Muhammad Saw brhasil
melahirkan piagam Madinah, yang merupakan perlembagaan tertulis yang
pertama di dunia. Piagam Madinah ini berhasil mewujudkan sebuah
Negara Islam yang pertama di dunia yang terdiri dari banyaknya rakyat
dan ragam agama.
Setelah itu, perhanjian Hudaibiah yang diadakan di antara umat
Islam Madinah dengan kaum Quraisy Mekah merupakan satu lagi bukti
yang menunjukkan bahwa beliau Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin
yang sangat bijaksana.
Selain itu, tentang pemilihan pemimpin, bangsa Arab sudah
memilliki nilai-nilai demokratis dengan dipraktikannya musyawarah.
Mereka memilih pemimpin yang bijaksana dan adil dan menekanan
senioritas serta pengalaan berdasarkan kesepakatan bersama.
Kemudian

model

kepemimpinan

tersebut

dilanjutkan

dan

disempurnakan oleh Islam sebagaimana dapat kita lihat pada model
kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dan Khilafa Rasyidin.
Demikian

pula

dengan

ghanimah

yang

pembagiannya

disempurnakan oleh Islam dengan bervisi adil dan pemerataan yaitu nabi,
keluarga, memelihara anak yatim da administrasi Negara mendapat
seperlima sedangkan sisanya di bagi sesuai dengan kualitas tentara.
Nabi Muhammad SAW juga mengembangkan dakwahnya dan
mengadakan diplomasi di luar negeri ke daerah-daerah diluar Jazirah Arab
dengan mengutus beberapa orang sahabat diantaranya:
1. Dihyah bin Khilifah al-Kalb diutus menghadap kaisar Romawi
Heraklius
2. Abdullah bin Hudzaifah al-Sahmi diutus menghadap kaisar Persia
Abruaiz bin Hurmuz

6

3. Umar bin Umayah al-Dhamiry diutus menghadap Najasy Raja
HabsyahHatib bin Abi Balta’ah al-Lakhmy diutus menghadap
Makaukis penguasa Mesir
4. Amr bin Ash diutus menghadap Raja Amman, Jaifur dan Iyadz bin
Jalandy
5. Salith bin Amr dari Bani Lu’ay diutus menghadap pembesar
yamamah
6. Ala bin Hadramy diutus menghadap Raja Bahren
7. Syuja’ai bin Wahab diutus menghadap para pembesar Ghassan dan
Damsyik
8. Muhajir bin Abi Umayah al-Mahzumi menghadap raja-raja
Himyah
9. Mua’adz bin Jabaj diutus menghadap raja-raja di Yaman.12
Di samping itu Nabi Muhammad SAW juga memberikan tugas
untuk membantu dan memberikan pelayanan masyarakat Islam yang
jauh dari pusat pemerintahan di Madinah. Mereka sering disebut
sebagai pemerintah setempat atau Gubernur. Kemudian Nabi juga
memberikan tugas kepada beberapa sahabat untuk memungut pajak atau
Jizyah dan zakat dikalangan masyarakat Islam. Inilah pranata politik
dan pemerintahan yang dikembangkan pada masa Nabi Muhammad
SAW.
2. Ekonomi
Pada fase awal kaum Muhajirin hanya mengandalkan kebutuhan
ekonominya dari bantuan kaum Anshar yang manyoritas hidup sebagai
petani dan peternak. Kemudian kaum muslimin mulai bekerja sebagai
petani di kebun-kebun milik kaum Anshar, baru setelah terjadi perang
khaibar tanah-tanah garapan kaum muslimin semangkin luas, maka
Nabi Muhammad SAW membaginya untuk digarap bersama-sama
kaum muslimin, dan semenjak itu kebijakan ekonomi mulai diarahkan
12

Thohir, Kehidupan Umat Islam Pada Masa Rasulullah SAW, PT
Pustaka Setia, Bandung: 2004, cet I, h.153-154

7

kepada sektor pertanian, dengan tampa meninggalkan usaha dibidang
perdaganagan
Pasar-pasar di Madinah sebagai sarana untuk kepentingan umum
terutama sebagai pusat perdagangan yang merupakan sebagai sumber
ekonomi masyarakat Islam mulai ditata berdasarkan pada aturam
ekonomi yang Islami. Inisiatif ini didukung pula oleh tokoh Yahudi,
Ka’ab Ashraf yang menyerahkan tanah miliknya kepada Nabi
Muhammad SAW untuk dibangun pasar bagi kaum muslimin.13 Disini
Nabi mengawasi dan mengatur sistem yang dijalankan berdasarkan
pada tuntunan syar’I, dan dilarang berlaku riba, menipu atau gharar
dengan menetapkan prinsip suka-sama suka.
Sumber

ekonomi

lainya

yang

paling

dominan

dalam

memberikan konstribusi bagi masyarakat Islam saat itu adalah hasilhasil rampasan perang atau ghanimah, fa’i . Sumber lain juga diterimah
dari pajak atau pembayaran yang diberikan oleh penduduk wilayah
yang telah ditaklukan, mereka memberikan dana wajib kepada
pemerintahan Madinah secara rutin berdasarkan perjanjian yang
disepakati. Mereka adalah kaum Dzimmi yang secara politik tetap
memperoleh hak-hak yang sama seperti harta, jiwa, dan kehormatan
tetap terjaga.
Setelah beberapa kekuatan ekonomi dimiliki kaum muslimin,
aturan zakat

yang berlaku pada masa itu juga merupakan suatu

kekuatan ekonomi tersendiri bila dilihat dari sumber, fungsi dan
perananya dalam kehidupan masyarakat, terutama kelas ekonomi
lemah.14 Perputaran harta telah menembus berbagai lapisan sosial
sehingga mereka sama-sama bisa menikmati sarana ekonomi Islam ini.
Seluruh pranata perekonomian berikut sistim yang menata dapat
memberikan kesejateraan bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan Nabi

13
14

Ibid
Ibid, h. 151

8

Muhammad SAW secara langsung membangun aturan-aturan di
dalamnya.
3. Sosial Kemasyarakatan
Dalam

tahun-tahun

berikutnya,

Nabi

Muhammad

SAW

berusaha untuk menciptakan sebuah masyarakat baru yang berdasarkan
pada kesamaan keyakinan agama, seremoni, etnik, dan hukum sebuah
komunitas yang melampaui struktur sosial tradisional yang didasarkan
pada keluarga, klan dan kesukuan. Bentuk komunitas baru itu dikenal
dengan ummah.
Ummah berfungsi sebagai sebuah dasar kerja sama dalam
kehidupan politik dan sosial.15 Dengan kesatuan ummah ini Nabi
Muhammad SAW membangun masyarakat tanpa memperhatikan suku
dan golongan . Dijalin kerukunan umat beragama dengan orang Yahudi
dan Nasrani, yakni dengan cara memberikan kebebasan untuk
beribadah kepada mereka sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Mempersaudarakan antara kaum Anshar dengan kaum Muhajirin, yakni
penduduk Madinah yang menolong Rasulullah SAW dan kaum
Muhajirin, mereka yang hijrah dari Makkah ke Madinah, sebagai
contoh Nabi Muhammad Saw mempersaudarakan antara Ali bin Abi
Thalib sebagai saudaranya sendiri, Hamzah dipersaudarakan dengan
Zaid bin Harisah, kemudian Abu Bakar dipersaudarakan dengan
Kharijah ibn Zuhair.16
Disamping konsep itu, Syeikh Safiyurrahman AlMubarakfuri
membagi kondisi Madinah Fase awal yang dihadapi Rasulullah menjadi
tiga kelompok. Tiga Kelompok ini adalah:
a) Shahabat-shahabat yang suci, mulia dan baik.
b) Orang-orang Musyrik yang sama sekali tidak mau beriman
kepada beliau, yang berasal dari kabilah di Madinah

15

Ira. M. Lapidus,Opcit , h.51
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Logos, Jakarta:1997,
cet I, h.28
16

9

c) Orang-orang Yahudi17
4. Pengiriman Pasukan Militer Ke Luar Wilayah Islam
Selama tiga belas tahun, Rasul berjuang di Makkah untuk
menghapus syirik dan penyelewengan dan selama itu pula kaum
muslim dianiaya dengan keras oleh orang Makkah.18 Sampai Allah
mengizinkan untuk berperang di dalam surat Al-Hajj : 39-40).
Untuk itu Rasulullah membentuk kekuatan militer. Pertahanan
militer pada masa itu selain sebagai pertahanan juga berfungsi sebagai
sarana kekuatan politik yang bisa menjaga kewibawaan kedaulan
hukum sebuah Negara. Ini terbukti dengan digunakannya kekuatan
militer untuk mendesak suku-suku Yahudi yang telah menghianati
perjanjian Madinah. Lebih jauh kekuatan militer yang muncul dari
masyarakat baru itu telah berkembang sebagai mesin penyergap dunia
luar, sebuah bentuk elaborasi pertahanan yang bersifat aktif dan
dinamis. Semenjak tahun kedua hijrah telah terjadi 25 kali
perperangan.19
Dari sejumlah pertempuran yang telah dilakukan terhadap
orang-orang kafir, orang munafik maupun orang-orang Yahudi, lahirlah
sejumlah militer kuat, yang kemudian melahirkan militer yang sejlan
dengan perkembangan

masyarakat Islam. Dari sinilah mulai jelas

konsep-konsep jihad yang diatur oleh Rasulullah SAW sendiri.
Peraturanpun mulai dilakukan, strategi demi strategi mulai diciptakan,
hak-hak dan kewenangan pasukan mulai ditegaskan, dan susunan
pasukan mulai ditertibkan. Maka itu dibuktikan dengan Madinah
menjadi benteng dan pusat pertahanan Islam yang tangguh.20

17

Syaikh Shafyyurrahman Al-Mubarakfuri, Opcit, Hal. 338
Tahia Al-Ismail, Tarikh Muhammah SAW, Teladan Perilaku Ummat, PT
RajaGrapindo, Jakarta:1996, cet I, h. 163
19
Thohir, Op.cit,h.156
20
Ali Hafdh, Beberapa Bagian dari sejarah Madinah, King Fahd Nationl
Library Catalog, 1998, h. 7
18

10

Dalam menangani kekuatan militer, Nabi Muhammad SAW di
bantu oleh beberapa orang sahabat yang ahli dalam pertempuran dan
menangani pasukan, diantaranya:
1) Umar bin Khatab
2) Hamzah bin Abdul Muthalib
3) Ali bin Abi Thalib
4) Khalid bin Walid
5) Saad bin Abi Waqas
6) Salman al-Farisi
7) Abdullah bin Rawahaih
8) Thalha bin Ubaidillah
9) Amr bin Ash
Satu hal yang sangat penting dalam melakukan ekspedisi militer
keluar Madinah Nabi Muhammad SAW merupakan satu kesatuan
antara dakwah dan penyebaran Islam diseluruh semenanjung Arab.
Mereka memulai kegiatan militer dengan mengirimkan matamata. Sasaran dari kegiatan mata-mata ini untuk mengenal lebih jauh
tentang jalan-jalan dan strategi yang akan digunakan dalam menghadapi
pasukan musuh. Begitu kondisi perkembangan dunia militer pada saat
Rasulullah SAW memimpin.
E. Faktor yang membawa kemajuan
Kemajuan Madinah di Masa Rasulullah disebabkan karena keutuhan
nabi Muhammad sebagi pemimpin umat. Beliau juga sebagai seorang tokoh
dunia yang berhasil mengubah keadaan masyarakatnya melalui pemerintahan
beliau dan perubahan sosial yang dilakukan beliau sudah diakui di seluruh
dunia dan tertoreh dalam tulisan pujangga dan filosofis dunia. Seperti
Muhammad Iqbal, Thomas carley, Arnold Toynbee, Will Durant dan Michael
Hart yang menuliskan pujian yang sangat agung. Bahkan M. Hart meletakkan
Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh nomor satu di antara seratus tokoh yang
paling berpengaruh di dunia.

11

Disamping itu beliau juga menjadi pendiri bangsa, dengan mendrikan
sebuah bangsa dengan menyatukan para pemeluknya, lalu beliau merancang
sebuah imperium yang dibangun berdasarkan kesepakatan dan kerjasama
berbagai kelompok yang terkait. Pada masa itu, Nabi Muhammad Saw
berhasil mendirikan sebuah Negara Madinah, yang semula hanya terdiri dari
suatu kelompok masyarakat yang saling bermusuhan.
Beliau juga menjalin hubungan diplomatik dengan mengirim utusanutusan ke berbagai daerah di dalam dan di luar Tanah Arab seperti Habsyah,
Farsi Byzantine, Ghassan, Hirah, dan lain sebagainya. Sebagai pimpinan
politik beliau mampu menjalin kerjasama dengan membuat berbagai
perjanjian, diantaranya perjanjian madinah dan perjanjian madinah. Di bidang
militer Rasulullah juga memiliki pasukan yang kuat. Di bidang Ekonomi,
beliau juga memerhatikn ekonomi masyarakat dengan menggerakkan di
bidang perniagaan dan pertanin.
Menurut pemakalah, kesuksesan kemajuan Islam di Madinah, karena
seluruh aspek kehidupan dibangun oleh rasulullah, mulai dari politik,
ekonomi, sosial kemasyarakatan sampai kepada kekuatan militer.
F. PENUTUP
1. Kesimpulan
Hijrahnya Nabi ke Madinah, memberikan dampak positif bagi umat
Muslim. Disamping itu, membuat peradaban Islam di Madinah mencakup
segala aspek kehidupan, diantaranya Nabi sebagai pemimpin bangsa,
pemimpin politik, mengatur sosial kemasyarakatAN dan juga membentuk
kekuatan militer.
2. Saran
Pemakalah sangat menyadari keterbatasan kemampuan dan bahan,
untuk itu sangat diharapkan pemikiran konstruktif-edukatif dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya tiada gading yang tak retak, mohon maaf atas kesalahan
dan terima kasih atas segala saran dan kritikannya, mudah-mudahan

12

makalah ini bermamfaat bagi kita semua, khususnya bagi pemakalah
pribadi.

13

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Zainal Arifin, Peri Hidup Muhammad Rusulullah SAW, (Medan : Firma
Rahmat 1964)
Hafidh, Ali, Beberapa Bagian dari Sejarah Madinah (terjemahan), (Jeddah: King
Fadh National Library, 1998), Cet 1
Harun, Maidir, Sejarah Peradaban Islam, (Padang : IAIN IB Press, 1999), Cet II
Husein Haekal, Muhammad, Sejarah Hidup Muhammad (terjemahan), (Jakarta :
PT. Intermasa, 1989), Cet X
Lapidus, Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta : PT RajaGofindo, 1999),
Cet I
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : PT Bani Quraisy, 2004),
Cet I
Mufrodi, Ali, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta : Logos, 1997), Cet I
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, (Jakrta : UI Press, 1985),
Cet V
Ramadhan, Al-Buthi Muhammad Said, Sirah Nabawiyah, alih bahasaAnnur Rifiq
Shaleh Tamhid, (Jakarta : Rabbani Press, 1999)
Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Al-Makhtum, (Jakarta : Ummul
Qura, 2011), Cet I
Su’ud, Abu, Islamologi Sejarah Ajaran dan Peradaban Umat, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2003)
Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta :
PT.RajaGrafindo, 2004), Cet I
_________, Kehidupan Umat Islam pada Masa Rasulullah SAW, (Bandung : PT.
Pustaka Setia, 2004)
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2006)ju

14