Renungan tentang Umur Manusia

  Sinopsis "Setiap orang akan mati seperti dalam keadaan hidupnya dan akan dibangkitkan seperti dalam keadaan matinya." HR Muslim

  Nasib setiap manusia dalam kehidupan setelah kematian sangat ditentukan oleh perbuatan mereka selama di dunia. Mereka yang menghiasi hidupnya dengan kebajikan akan mendapati kebahagiaan yang tak bertepi dalam kehidupan setelah kematian. Sebaliknya, mereka yang mengisi hidupnya dengan penyimpangan dan keburukan akan mendapati siksa yang tak tertahankan di neraka. Dalam Islam, kehidupan manusia memang tidak berhenti ketika ajal menjemput. Kehidupan yang lebih langgeng justru baru dimulai setelah kematian. Kehidupan dunia hanyalah sebuah persinggahan tempat manusia mengumpulkan bekal bagi kehidupan yang sesungguhnya: kehidupan setelah kematian! Cukup banyak ayat Al-Quran yang mengisyaratkan dan hadis- hadis Nabi yang menggambarkan kehidupan yang akan dijalani manusia setelah kematiannya. Tujuannya tidak lain agar manusia menyadari tugas penciptaannya.

  Buku Renungan tentang Umur Manusia memberikan paparan yang sistematis tentang tahapan-tahapan kehidupan manusia: dari mulai proses pembuahan dalam kandungan, kehidupan di dunia, keadaan yang dialami manusia di alam kubur, nasib mereka pada Hari Kebangkitan, hingga klasifikasi mereka sebagai ahli surga dan ahli neraka.

PENDAHULUAN Ba’da salam, segala puji syukur hanya milik Alloh SWT

  Dengan mengeksplorasi secara ekstensif Al-Quran dan hadis, pelbagai persoalan pelik yang dijumpai manusia dalam setiap fase kehidupannya, mendapatkan kejelasan. Allamah Sayyid 'Abdullah Haddad memberikan panduan tentang apa yang harus dilakukan manusia dalam setiap fase kehidupan yang dilaluinya. Dengan muatan pembahasan seperti itu tentu saja buku ini sangat penting bagi siapa saja yang menginginkan kebahagiaan dalam kehidupan di dunia, terutama di akhirat. Sebab, siapa sih orang yang ingin menderita setelah kematiannya!

  Renungan tentang Umur Manusia Pengarang Format : Hardcover Tahun Terbit : 1984

  Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, serta umatnya yang selalu istiqomah hingga Yaumil Akhir.

  Alhamdulillah, dengan Izin-Nya kami dapat e-book ini. Semoga bermanfaat dan menjadi amal bagi semua pihak yang terlibat dalam pembuatan ebook ini. Berangkat dari niat yang ikhlas yang akan menjadikan pahala baik didunia maupun akhirat mari kita sebarkan e-book ini.

  Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim) Barang siapa memberikan petunjuk kebaikan, maka baginya akan mendapatkan ganjaran seperti ganjaran yang diterima oleh orang yang mengikutinya, dan tidak berkurang sedikitpun hal itu dari ganjaran orang tersebut. (HR. Muslim) Jika manusia telah meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga macam:

  1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).

  2. Ilmu yang bermanfaat.

  3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang RENUNGAN TENTANG UMUR MANUSIA tuanya. (HR. Muslim)

  oleh: Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah penerbit: Mizan mendukung dalam pembuatan e-book ini semoga semoga

  Di mana aku sebelum dilahirkan? Apa tugasku dalam kehidupan menjadi pahala jariyah disisi-Nya dan semoga dibalas juga dunia ini? Kemana kita pergi setelah mati? Apa yang terjadi dengan ampunan Allah yang banyak dan dibalas juga dengan dengan umur kita yang semakin hari semakin berkurang ini? dimudahkan rejekinya didunia dan dilapangkan kehidupannya seringkali pertanyaan-pertanyaan demikian mengusik kita. dan diberi ketentraman keluarganya, Amien.

  Penjelasan yang cukup menarik untuk kita renungkan mengenai Terima kasih banyak kepada penulis dan kepada admin : umur manusia ini dijabarkan dalam karya besar ulama dan sufi terkenal Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad. Dalam karyanya, beliau menjabarkan secara rinci tentang perjalanan hidup manusia, di mana pada intinya kehidupan manusia terbagi pada lima tahapan umurnya:

  Yang telah menyediakan materi dan artikel ini sehingga kami dapat menyusun buku digital ini. Semoga menjadi amal jariyah

  1. Masa perpindahannya sejak pertama dalam tulang sulbi yang tidak terputus sampai hari kiamat. para ayah dan rahim para ibu sebelum dilahirkan.

  2. Masa kehidupan di dunia sejak ia dilahirkan dan diwafatkan oleh Allah SWT.

  3. Bekasi, Desember 2011 Masa tinggal di alam Barzah sejak wafat hingga dibangkitkan kembali.

  Penyusun 4.

  Masa tinggal di padang Mahsyar sejak dibangkitkan hingga diputuskan amalnya oleh Allah SWT. 5.

  Masa kehidupan di alam yang kekal dalam kenikmatan surga atau dalam kepedihan neraka. Apa yang saya postingkan ini adalah 100% berasal dari buku karya beliau, tentunya dengan segala keterbatasan dan kekurangan saya yang masih awam ini. Semoga Allah SWT memberi petunjuk demikian juga para salik sekalian. Amin.

  Wassalamu'alaikum wr. wb. Irfan Budianto (Jazzakumullah khairan katsiran

  • – wrs)

  Saat Allah SWT menciptakan Adam a.s. Dia menyimpankan

  zurriyat di tulang punggungnya yaitu kaum ahli kanan (ahlul- yamin) dan kaum ahli kiri (ahlul-simal). Allah SWT pernah

  mengeluarkan semua zurriyat ini dari tulang punggung Adam a.s. pada hari Mitsaaq (hari pengambilan janji manusia untuk mengakui keeasaan dan ketuhanan Allah SWT di Na'man, lembah dekat padang Arafah) sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. 7;172 : '' Dan ketika Tuhan kamu mengeluarkan keturunan Adam dari punggungnya dan Ia mengambil kesaksian dari mereka dengan berfirman: 'Bukankah Aku ini Tuhan kamu ?' mereka menjawab: 'Ya, kami menjadi saksi.' Demikianlah supaya kamu di hari kiamat nanti tidak mengatakan: 'Kami ini lalai dari perkara itu'".

  Ayat ini membuktikan bahwa zurriyat Adam telah memiliki wujud dan pendengaran namun mereka berada dalam tingkatan wujud yang lain. Bukan pada tingkatan wujud seperti yang tampak pada dunia ini. Dalam riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah disebutkan, ketika Allah SWT mengeluarkan zurriyat dari Adam a.s. lalu dilihat oleh Adam seorang dari mereka gagah perawakannya maka bertanyalah Adam tentang dia, Adam diberitahu bahwa itu adalah anaknya, Daud a.s. lalu Adam bertanya kepada Allah SWT "berapa usia Daud yang telah Engkau tetapkan?" Jawab Allah SWT: ' "Enampuluh tahun".

  Adam kemudian memohon agar Daud dipanjangkan usianya. Maka Allah SWT berfirman : " Itulah usianya yang telah Aku tetapkan ". Berkata Adam a.s. : " Aku ingin menambahkannya empat puluh tahun dari usiaku". Dan sebelum itu Allah SWT telah menetapkan umur Adam seribu tahun.

  Ketika nabi Musa a.s. melihat di dalam Taurat, tersebut suatu umat yang sifat-sifatnya amat menarik dan perilakunya sangat baik dan mulia, beliau bertanya kepada Allah SWT, Siapakah gerangan umat itu ? Siapa nabi yang diutus kepadanya ? nabi Musa memohon supaya umat tersebut menjadi umatnya, maka Allah SWT berfirman: " Umat itu ialah umat Ahmad (Muhammad) ". Nabi Musa memohon kepada Allah agar menampakkan umat itu kepadanya, kemudian Allah menampakkan umat itu kepada nabi Musa sebagaimana firman Allah SWT : " Dan tidaklah engkau (Muhammad) berada di dekat gunung Thur (Sina) ketika kami memanggil ... " (QS 28;46). Hal ini merupakan bukti bahwa zurriyat manusia itu sudah ber"wujud" sebelum lahir di dunia ini. Demikian pula Rasulullah saw., sudah ber"wujud" dengan wujud yang lebih lengkap dan sempurna di dalam tingkatan umur pertama tersebut.

  Sedangkan keutamaan umat Muhammad saw (al ummah al-

  Muhammadiyah) telah banyak disinggung dalam hadist-hadist

  beberapa di antaranya: Berkata Wahab bin Munabbih (rahimahullah): " Ketika Musa a.s. membaca lauh-lauh (papan bertulis), terlihat olehnya sifat-sifat kelebihan umat Muhammad saw., lalu beliau berkata: ' Ya Tuhanku siapakah gerangan umat yang dirahmati seperti yang kudapati dalam lauh-lauh ini ?' maka berfirman Allah SWT: ôItulah umat Muhammad. Mereka rela dengan rezeki sedikit yang aku berikan kepadanya, maka Aku pun rela dengan amalan yang sedikit dari mereka. Akan Aku masukkan mereka ke dalam surga dengan kesaksian Laa ilaaha illallah ! Berkata Musa a.s.: 'Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan wajah-wajah yang bercahaya laksana bulan purnama. Jadikan lah mereka itu umatku ya Allah!' berfirman Allah: ' Mereka itu adalah umat Muhammad. Aku bangkitkan mereka pada hari kiamat dengan wajah bersinar dan bercahaya disebabkan bekas-bekas wudhu dan sujud mereka'.

  Berkata Musa a.s.: 'Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang berkain Selendang di pundak dan bersenjatakan pedang di bahu masing-masing. Mereka itu orang-orang yang senantiasa bertawakkal dan dadanya penuh keyakinan. Mereka menyerukan nama Allah di hadapan tiap-tiap rumah Allah untuk berjihad diatas kebenaran, sehingga akhirnya merekapun membunuh Dajjal. Jadikanlah mereka itu umatku!'. Berfirman Allah: ' Tidak! mereka itu umat Muhammad.' Berkata Musa a.s. : 'Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang bershalat lima kali sehari semalam, sehingga terbukalah pintu-pintu langit dan turunlah rahmat bagi mereka. Jadikanlah mereka itu umatku, ya Allah!' Berfirman Allah : 'Mereka itu adalah umat Muhammad' Berkata Musa a.s. : 'Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang berpuasa di bulan ramadhan untuk-Mu, lalu Engkau mengampuni segala kesalahan mereka sebelum mereka itu. Jadikanlah mereka itu umatku!' berfirman Allah: 'Mereka itu umat Muhammad' Berkata Musa a.s. : 'Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang mengunjungi Baitul Haram (Ka'bah) karena-Mu, tiada keperluan lain kecuali itu. Mereka hanya meratap dan menangisi diri sendiri serta mengumandangkan suara takbir membesarkan nama-Mu. Jadikanlah mereka umatku!' berfirman Allah: 'Mereka itu umat Muhammad.' Musa berkata lagi: 'Apakah ganjaran mereka atas perbuatan itu?' jawab Allah: 'Aku akan menambahkan bagi mereka maghfirah (ampunan) dan akan aku izinkan mereka memberi syafaat (do'a pertolongan) kepada siapa saja yang datang sesudah mereka.' Berkata Musa a.s. : 'Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang memohon ampun atas dosa-dosanya. Mereka menyuapkan suatu makanan ke dalam mulutnya. Belum sampai makanan itu ke dalam perutnya, dosa-dosa itu telah diampunkan oleh Allah. Mereka menyuapkan makanan itu dengan menyebut nama-Mu dan mengakhirinya dengan mengucapkan syukur dan memuji- Mu. Jadikanlah mereka itu umatku!' berfirman Allah: 'Mereka itu adalah umat Muhammad.' Berkata Musa a.s. : 'Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila bercita-cita untuk melaksanakan suatu kebajikan, kemudian tidak dilaksanakannya, akan dicatatkan satu kebajikan. Tetapi bila dilaksanakan kebajikannya itu dicatatkan baginya sepuluh kali lipat dari kebaikan itu, atau sehingga menjadi tujuh ratus kali lipat pahalanya. Jadikanlah mereka umatku!' berfirman Allah: 'Mereka itu adalah umat Muhammad.' Berkata Musa a.s. : 'Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila mereka berniat melakukan suatu kejahatan, kemudian tidak dilakukannya, tidaklah dicatatkan baginya suatu dosa. Akan tetapi jika diteruskan cita-citanya itu dengan mengerjakan satu kejahatan barulah dicatatkan baginya satu dosa. Jadikanlah mereka itu umatku!'. Berfirman Allah: 'Mereka itu umat Muhammad.' Berkata Musa a.s. : 'Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat, mereka itu sebaik-baik manusia. Mereka menyuruh berbuat baik dan melarang perbuatan jahat, jadikanlah mereka itu umatku!'. Berfirman Allah: 'Mereka itu umat Muhammad.' Berkata Musa a.s. : 'Ya Tuhanku! Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang dibangkitkan pada hari kiamat dalam tiga golongan. Satu golongan akan masuk ke dalam surga tanpa dihisab. Satu golongan lagi akan dihisab dengan hisab yang ringan saja. Dan golongan terakhir disucikan dari segala dosanya, lalu merekapun masuk ke dalam surga. Jadikanlah mereka itu umatku!'. Berfirman Allah: 'Mereka itu umat Muhammad.' Berkata Musa a.s. : 'Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan segala kebaikan kepada Muhammad beserta umatnya, maka jadikanlah aku sebagai umatnya!'. Berfirman Allah SWT: "Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah memilihmu di antara manusia untuk menyampaikan risalah dan kalam-Ku, maka terimalah apa yang akan Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau menjadi orang-orang yang bersyukur." (Q.S.7:144)

  Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu hari bertanya kepada sahabat-sahabatnya: "Apa yang kalian katakan mengenai firman Allah berikut ini : " Dan tidaklah engkau berada dekat bukit Thur (Shina) ketika Kami menyeru ..." (Q.S. 28:46) 'Allah dan Rasul-Nya sajalah yang lebih mengetahui.' Maka bersabda beliau: "Ketika Allah berbicara dengan Musa a.s., maka Musa berkata:"Ya Tuhanku adakah Engkau telah menciptakan seorang mahluk yang lebih mulia di sisi-Mu daripda aku ? Engkau telah memilihku di antara banyak manusia dan Engkau berkata kepadaku di gunung Thur Shina.' Allah berfirman: 'Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui bahwasannya Muhammad itu lebih mulia di sisi-Ku daripada semua mahluk-Ku? Sudah Kuteliti semua kalbu hamba-Ku, maka tidak Aku dapati satu kalbupun yang lebih merendah daripada kalbumu. Oleh karena itu Aku memilihmu di antara sekalian manusia untuk menyampaikan risalah dan kalam-Ku. Maka hendaklah engkau mati dalam keadaan mengesakan Aku (bertauhid) dan juga dalam mencintai Muhammad saw.' Berkata Musa a.s.: 'Ya Tuhanku! adakah di muka bumi ini suatu kaum yang lebih mulia di sisi-Mu daripada kaumku? Engkau telah melindungi mereka dengan awan kemawan. Engkau turunkan Manna dan Salwa dari langit untuk makanan mereka.' Allah berfirman: 'Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui bahwasannya kelebihan umat Muhammad atas semua umat yang lain laksana kelebihan-Ku atas sekalian mahluk-Ku?' Berkata Musa a.s.: 'ya Tuhanku, izinkanlah aku untuk melihat mereka (umat Muhammad)!' Allah berfirman:'Engkau tidak akan dapat melihat mereka. Tetapi jika engkau ingin mendengar suara mereka, dapatlah Aku memperdengarkan padamu.' Berkata Musa: 'Baiklah, aku mau.' Befriman Allah SWT: ''Wahai umat Muhammad!' maka sekalian umat Muhammad menyahut bersama-sama dengan suara yang keras:'Labbaikallahumma Labbaik!' (kami datang kepada-Mu ya Allah, kami datang), sedangkan ketika itu mereka masih berada dalam tulang sulbi ayah-ayah mereka."

  2. UMUR KEDUA

  Tahapan umur ini memiliki masa permulaan yang agak menyerupai tahapan umur alam Barzakh, yaitu semacam campuran antara beberapa sifat ke-akhiratan yang berkaitan dengan masa setelah kebangkitan dan beberapa sifat ke- duniaan yang dialami oleh manusia sebelum kematiannya. Masa permulaan di sini adalah masa dalam kandungan dan gejala- gejala yang berkaitan dengan masa tersebut. Disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya: " Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari (sari) tanah. Kemudian Kami jadikan (sari tanah) itu air mani yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Lalu Kami jadikan air mani itu segumpal darah, lalu gumpalan darah itu Kami jadikan segumpal 1.

  Masa kanak-kanak; dari sejak dilahirkan hingga mencapai daging, dan Kami jadikan gumpalan daging itu tulang belulang, umur lima belas tahun lalu Kami lapisi tulang belulang itu dengan daging. Kemudian 2.

  Masa muda; dari umur limabelas tahun hingga umur Kami bentuk ia jadi mahluk yang lain. Maha Suci Allah, sebaik- tigapuluh lima tahun baik Pencipta." (QS: 23;12-14)

  3. Masa dewasa; dari umur tigapuluh lima tahun hingga umur limapuluh tahun Demikian juga Rasullullah telah bersabda: "Sesungguhnya 4.

  Masa tua; dari umur limapuluh tahun hingga umur setiap kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam kandungan ibu tujuhpuluh tahun berupa setetes air mani selama empatpuluh hari, kemudian

  5. Masa usia lanjut; dari umur tujuhpuluh tahun hingga akhir menjadi darah yang beku selama empatpuluh hari pula, umur yang ditentukan oleh Allah SWT. kemuidan menjadi segumpal daging selama itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya, meniupkan ruh baginya

  1. Masa Kanak-Kanak

  dan memerintahkan menulis empat perkara: rezekinya, ajalnya, Pada tahapan masa kanak-kanak berlaku masa keringanan dari amalannya dan kesudahannya, sebagai orang sengsara atau Allah SWT yaitu belum adanya taklif (beban kewajiban) atas bahagia. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya anak-anak untuk mengerjakan sholat dan puasa ataupun seseorang dari kamu beramal dengan amalan ahli surga hingga kewajiban syara' (agama) lainnya. Hanya saja para orang tua jarak dengan surga hanya sehasta, tapi ia didahului oleh suratan diwajibkan menyuruh mereka mengerjakannya karena kebaikan takdirnya dan iapun beramal dengan amalan ahli neraka, dan amal saleh dari anak yang belum baligh selain menjadi amal sehingga masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya kebaikannya juga akan menjadi catatan pahala bagi ibu- seseorang dari kamu beramal dengan amalan ahli neraka hingga bapaknya selama kedua orang-tuanya memperhatikan jarak diantaranya dengan neraka itu hanya sehasta, namun ia pendidikan dan pemeliharaannya. Jika anak telah mencapai didahului oleh takdirnya dan iapaun beramal dengan amalan ahli masa baligh dan telah sempurna akalnya yaitu kira-kira umur surga, sehingga masuklah ia ke dalam surga." (HR Abdullah bin limabelas tahun maka ia telah menjadi mukallaf. Saat itulah Mas'ud r.a. dalam shahih Bukhari dan Muslim) segala kewajiban agama telah berlaku atas dirinya. Kedua malaikat pengawas diperintahkan oleh Allah untuk mencatat Ibnul Jauzi telah membagi umur pada tahapan ini menjadi lima segala aktifitas baik lahir maupun bathin-nya. masa:

  Sebagaimana firman Allah: "Dan sesungguhnya bagi kamu ada ajalmu." (HR. Al-Hakim, Baihaqi, Ibnu Abi'ddunia, Ibnul- beberapa penjaga. Penulis-penulis yang mulia. Mereka Mubarrak) "Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari mengetahui apa yang kamu lakukan." (QS: 82; 10-12) kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara: "Ketika dua malaikat pencatat membuat catatan, satu duduk di 1.

  Tentang umurnya, untuk apa dihabiskan sebelah kanan dan satu di sebelah kiri. Tiada yang diucapkan,

  2. Tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan satu perkataanpun, melainkan ada di dekatnya (malaikat)

  3. Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa pengawas yang selalu hadir." (QS. 50; 17-18) dibelanjakan

  4. Tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya. " Malaikat ini akan mendampingi dan hadir pada hari kiamat di

  (HR. Tirmidzi) hadapan pengadilan Allah SWT dan keduanya menjadi saksi baginya. "Dan datanglah setiap orang bersama (malaikat)

  3. Masa Dewasa

  pengiring dan (malaikat) penyaksi." (QS. 50; 21) Sedangkan apabila seseorang telah mencapai masa dewasa, Allah SWT memberikan karunia hikmah dan kebijaksanaan

  sehingga kelihatan padanya berbagai ketaatan dan menujukan Pada tahapan masa muda terjadi banyak perubahan baik secara hatinya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT: " fisik maupunnon-fisik (pubertas). Pada masa ini akan dipenuhi

  Dan setelah menjadi dewasa dan cukup umurnya, Kami dengan semangat dan kekuatan serta memuncaknya vitalitas. anugerahkan kepadanya hikmah dan ilmu pengetahuan. Masa muda ini merupakan kesempatan untuk memperbanyak

  Demikianlah Kami memberi balasan bagi orang-orang yang amalan-amalan serta kebaikan-kebaikan. Namun melakukan kebajikan. " (QS. 28;14) kecenderungan yang terjadi adalah sebagian besar memanfaatkannya untuk pemuasan nafsu kedunia-an. Dalam " ... sehingga apabila dia telah dewasa dan mencapai umur hal ini Rasullullah saw telah mengingatkan: "Rebutlah lima empatpuluh tahun, berkatalah ia: 'Ya Tuhanku, tunjukilah aku perkara sebelum terjadi lima perkara: Masa mudamu sebelum jalan untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau karuniakan tiba masa tuamu, masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu, kepadaku dan kedua ibu-bapakku, dan doronglah aku untuk masa lapangmu sebelum tiba masa sibukmu, masa kayamu berbuat amal saleh yang Engkau ridhai ..." (QS. 46;15) sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum tiba masa as-Syaikh al-Arif Abdul Wahhab bin Ahmad as-Sya'rani dalam kitabnya al-Bahrul-Maurud menyebutkan: "Telah diambil janji- janji dari kita, bahwa apabila kita telah mencapai umur empatpuluh tahun, hendaklah bersiap-siap dengan melipat kasur-kasur dan selalu ingat bahwa kita sekarang sedang dalam perjalanan menuju akhirat pada setiap nafas yang kita tarik sehingga tidak akan lagi merasa tenang hidup di dunia. Di samping itu hendaknya kita menghitung setiap detik dari umur kita sesudah melebihi empat puluh tahun, sebanding dengan seratus tahun sebelumnya." Imam Syafi'i (rahimahullah), setelah mecapai umur empat puluh tahun, berjalan dengan sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, beliau berkata: "Supaya aku senantiasa ingat bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat." Berkata Wahab bin Munabbih: " Aku baca dalam beberapa kitab, bahwasanya ada suatu suara menyeru dari langit ke-empat pada setiap pagi: ' Wahai orang-orang yang telah berusia empatpuluh tahun! kamu adalah tanaman yang telah dekat dengan masa penuaiannya. Wahai orang-orang yang telah berusia limapuluh tahun! Sudahkah kamu ingat tentang apa yang telah kamu perbuat dan apa yang belum? Wahai orang-orang yang telah berusia enampuluh tahun! Tidak ada lagi dalih bagimu. Oh, alangkah baiknya seandainya semua mahluk tidak diciptakan! Atau jika mereka telah diciptakan, seharusnya mereka mengetahui, mengapa mereka diciptakan. Awas, saatmu telah tiba! Waspadalah! "

  4. Masa Tua

  Setelah mencapai tahapan umur dewasa maka manusia akan beralih kepada umur tua. Dalam tahapan ini akan nampak tanda- tanda kelemahan seseorang. Tahapan umur ini oleh Rasullullah saw. dinamakan 'pergulatan dengan maut', yaitu masa-masa umur enampuluhan hingga tujuhpuluhan. Dalam hal ini beliau bersabda: "Masa penuaian umur umatku dari enampuluh hingga tujuhpuluh tahun". (HR. Muslim & Nasa-i) Rasullullah saw., sahabat Abubakar, Umar dan Ali ra. juga diwafatkan oleh Allah SWT pada kisaran usia ini. Umat sekarang ini tergolong umat yang berumur pendek dibandingkan dengan umat-umat terdahulu. Diriwayatkan bahwa ketika sebagian dari bani Adam meninggal dunia pada umur kurang lebih duaratus tahun, maka banyaklah mahluk yang merasa simpati terhadapnya, karena telah meninggal dalam usia yang muda. Diriwayatkan lagi bahwa Rasullullah saw. ketika merasakan umur umatnya terlalu pendek bila dibandingkan dengan umat sebelumnya, beliaupun memohon dan bertadharru' kepada Allah SWT, mengadukan bahwa tidak cukup waktu bagi umatnya untuk memperbanyak ketaatan kepada Allah SWT dan menambah amalan untuk akhiratnya. Maka Allah SWT menganugerahkan kepadanya kepada umat Muhammad malam Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan, untuk memanjangkan nilai umur mereka dan menambah pula pahala dan kebajikan mereka sedemikian rupa. Maka bila beribadah dan munajat kepada Allah SWT pada malam Lailatul Qadar itu, ia seperti beribadah selama seribu bulan yang setara dengan 83 tahun 4 bulan. Demikianlah perhatian Rasullullah saw. yang sangat besar dalam memperjuangkan nasib umatnya.

  Telah diriwayatkan bahwa orang pertama yang beruban ialah Nabi Ibrahim a.s. Ketika beliau melihat rambut putih itu beliau bertanya: "Wahai Tuhanku, apa ini?". Allah menjawab: " Ini (tanda) kewibawaan." Berkata Ibrahim: "Tuhanku, tambahkanlah itu bagiku!" Berkata Al-Khatib Ibnu Nutabah: "Sesungguhnya uban itu laksana perbatasan hidup yang tak dapat disekat, kerusakannya tidak dapat diperbaiki oleh zaman. Ia adalah cahaya yang muncul bersama dengan surutnya nafas seseorang, yang akan memimpin seseorang ke tempat onggokan tulang-belulang. Oleh karena itu semoga Allah merahmatimu, jangan membakar cahaya ubanmu dengan api- api dosamu!" Bersabda nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadist Qudsi: "Telah berfirman Allah SWT:'Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, dan kebutuhan sekalian mahluk-Ku kepada-Ku, sesungguhnya Aku merasa malu menyiksa hamba-Ku, baik lelaki maupun wanita yang telah beruban karena mencapai umur tua di dalam Islam'. Kemudian Rasullullah saw. menangis . Lalu ditanyakan kepadanya:"Apa sebab engkau menangis, ya Rasullullah ?"

  Jawab beliau: "Aku menangisi orang tua yang Allah malu kepadanya, sedang dia tidak malu kepada Allah SWT." Sekali peristiwa, Ma'an bin Zaidah datang menghadap Khalifah al-Ma'mun, lalu Khalifah bertanya: "Bagaimana keadaanmu setelah menjadi tua seperti ini?" Jawabnya: "Aku mudah tersungkur hanya karena tersandung sebuah kerikil, dan dapat diikat hanya dengan sehelai rambut." Tanya Khalifah :"Bagaimana halnya dengan makan minum dan tidurmu?" Jawabnya:"Bila aku lapar, aku menjadi marah, bila aku makan aku bosan, bila dalam majlis aku mengantuk, bila di atas tempat tidur mataku terbuka!". Tanya Khalifah selanjutnya:"Bagaimana halmu dengan wanita ?" Jawabnya: 'Yang tua dan buruk aku tidak ingin kepadanya, yang cantik molek tidak suka kepadaku!" Kata Khalifah selanjutnya:" Orang sebijak engkau ini tidak patut menjadi tua" (dari kitab Rabi'ul-Abraar) Berkata Imam Ghazali dalam uraiannya untuk mengingatkan pada orang-orang yang sudah tua: "Jika anda katakan bahwa mati itu tidak akan terjadi kecuali disebabkan karena sakit dan jarang sekali ia datang dengan tiba-tiba, ketahuilah benar-benar bahwasannya mati itu adakalanya terjadi dengan tiba-tiba. Dan apabila anda sakit, maka anda tidak akan mampu lagi mengerjakan amal-amal saleh sedangkan itu bekal untuk akhirat kelak". Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh harta dan anak-anakmu dari mengingat Allah. maka barang siapa melakukan yang demikian, mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah rezeki yang kami berikan kepadamu sebelum maut datang menjumpai seseorang dari kamu; Lalu berkata:'Tuhanku Kalau dapat Engkau tangguhkan matiku sebentar saja, niscaya aku akan memberi sedekah dan aku akan menjadi orang-orang yang mengerjakan kebaikan.' Allah tidak akan memberi tangguh kepada seseorang apabila telah sampai ajalnya, dan Allah Maha Mengetahui segala yang kamu kerjakan." (QS 63:9-11) Rasullullah saw. pernah ditanya: "Adakah orang lain yang akan dibangkitkan bersama para syuhada?" Jawab beliau: "Ya, mereka itulah yang mengingat mati sebanyak duapuluh kali dalam sehari semalam." Di lain peristiwa beliau menjawab: "Merekalah yang banyak mengingat mati dan selalu bersiap-siap menyambutnya. Merekalah orang-orang bijak, yang meninggalkan dunia dengan penuh kehormatan dan tiba di akhirat dengan penuh kemuliaaan."" (HR Ibnu Majah dan Ibnu Abi'ddunia) Dalam sebuah hadist dijelaskan: "Anggaplah dirimu di dunia ini sebagai seorang asing atau musafir lalu, dan anggaplah dirimu sebagai seorang diantara penghuni kubur". (HR Bukhari) Rasullullah saw bersabda: "Apalah arti dunia bagiku.

  Hubunganku dengan dunia ini laksana seorang pengendara yang sedang berjalan di panas terik, tiba-tiba kelihatan olehnya sebatang pohon, lalu iapun berteduh sejenak dibawahnya, sesaat kemudian ia pergi lagi dan meninggalkannya." (HR Tirmidzi) Sehubungan dengan uraian Al-Ghazali mengenai kematian seseorang yang disebabkan oleh sakit, Rasullullah saw mengajurkan supaya orang yang sedang sakit banyak beristighfar mengingat Allah sebab ia tidak tahu barangkali ia akan mati karena sakit tersebut. Sekali waktu Rasullullah saw menjenguk seorang yang sedang sakit dan beliau bertanya kepadanya: "Bagaimana perasaanmu?" Jawabnya:"Aku meletakkan sepenuh harapan kepada Tuhanku dan aku selalu cemas tentang dosa-dosaku". Maka berkatalah beliau:"Selama kedua sifat ini terkumpul dalam hati seorang muslim, sedang ia dalam keadaan kritis, maka Allah akan mengabulkan semua yang diharapkan dan meyelamatkan dari semua yang ditakutinya." (HR Tirmidzi) Dalam hadist lain disebutkan: "Seseorang hamba muslim, ketika menghadapi maut akan digembirakan dengan rahmat Allah dan karunia-Nya, sehingga ia ingin sekali bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun ingin bertemu dengannya. Sebaliknya seorang munafik ketika menghadapi maut akan dipertakuti dengan azab Allah SWT., maka ia tak ingin bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun tak ingin bertemu dengannya. Maka kaum mukminin yang penuh dengan takwa akan digembirakan oleh rahmat Allah SWT ketika hendak keluar dari dunia ini sehingga ruh-ruh mereka hampir-hampir akan terbang dari jasad mereka karena sangat rindu akan Tuhannya dan ingin sekali untuk segera menemui-Nya disaat para malaikat memberi salam kepada mereka menggembirakan mereka dengan surga dan jaminan bahwa mereka tidak akan ketakutan dan tidak akan pula bersedih hati sebagaimana dalam firman Allah: "Orang- orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan baik (kepada mereka dikatakan): 'Selamatlah kamu! Masuklah ke dalam surga disebabkan amal baik yang telah kamu kerjakan'" (QS 16:32) (HR Bukhari & Muslim) Beberapa do'a yang dianjurkan oleh Rasullullah saw dibaca pada saat sakit diantaranya adalah: "Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadh dholimiin" 'Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku ini tergolong orang- orang yang aniaya'. Dalam satu riwayat disebutkan bila membaca do'a ini sebanyak 40 kali lalu ia meninggal karena penyakitnya itu maka ia sama dengan mati syahid.

  Dari Anas ra. berkata bahwa Rasullullah saw. bersabda mengenai perjalanan manusia dari bayi hingga mencapai umur baligh: "Segala kebajikan yang dikerjakannya akan dicatat pahalanya untuk kedua orang tuanya. Jika ia melakukan kesalahan tidaklah dicatat baginya suatu dosa dan tidak pula bagi kedua orang tuanya. Apabila ia telah baligh dan qalam mulai mencatat perbuatannya, maka Allah SWT akan memerintahkan kedua malaikat yang bersamanya untuk memelihara serta membenarkan langkahnya. Apabila ia mencapai umur 40 tahun sebagai seorang muslim, maka Allah akan memeliharanya dari tiga penyakit yaitu gila, lepra, dan sopak (belang). Apabila ia mencapai umur 50 tahun, Allah akan meringankan hisabnya. Apabila ia mencapai usia 60 tahun, Allah memudahkan baginya untuk kembali kepada-Nya dalam hal-hal yang disukai-Nya. Apabila ia mencapai umur 70 tahun, niscaya ia akan dicintai seluruh penghuni langit. Apabila ia mencapai usia 80 tahun Allah akan mencatatkan segala kebajikan baginya dan mengampuni segala kejahatannya. Apabila ia mencapai umur 90 tahun Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya yang terdahulu dan dosanya yang akan datang dan mengizinkannya memberi syafaat pada semua ahli rumahnya dan ia selalu dibawah pengawasan Allah SWT. Apabila ia mencapai usia yang tua renta (pikun), sehingga tidak mengetahui lagi apa yang dahulu pernah ia ketahui, maka Allah SWT akan mencatatkan segala kebajikan yang pernah dilakukan pada masa sehatnya dulu dan bila ia berbuat suatu dosa maka tidaklah akan dicatatkan lagi baginya sesuatupun." Sekali peristiwa seorang jenazah lewat di hadapan Rasullullah beliau berkata: "Bebas atau membebaskan!" beliau ditanya:"Wahai Rasulullah Apa maksud bebas atau membebaskan?" Beliau menjawab:"Seorang mukmin yang meninggal dunia akan bebas dari gangguan dunia dan kubur, dan di hari kiamat ia akan datang dengan tanda-tanda penderitaannya, menuju kepada rahmat Allah. Sedangkan para syuhada padanya." kematian seorang fajir (durhaka) akan membebaskan seluruh hamba Allah, negara, pepohonan dan binatang dari gangguannya." (HR Bukhari dan Muslim)

  3. UMUR KETIGA

  Berkata Rasulullah saw. kepada Abu Dzar: "Wahai Abu Dzar! Tahapan umur ketiga dimulai yaitu saat manusia meninggalkan

  Sesungguhnya dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dunia ini, hingga ia dibangkitkan dari kubur dengan tiupan sedang kubur adalah tempat aman baginya dan surga adalah sangkakala. Ini dinamakan alam Barzakh. Berfirman Allah SWT: tempat tujuannya." Wahai Abu Dzar sesungguhnya dunia ini

  "... Dan di belakang mereka ada Barzakh sampai hari mereka adalah surga bagi orang kafir, sedang kubur adalah tempat dibangkitkan." (QS 23:100) siksaannya dan neraka adalah tempat tujuannya." Jasad atau tubuh akan ikut merasakan kenikmatan dan

  Berkata Ibnu Abbas ra.: "Sekiranya anda lihat seseorang sedang kesengsaraan ketika masih hidup, dan hancur luluh saat mati menghadapi maut maka gembirakanlah agar ia menemui namun ruh akan tetap kekal, sedangkan yang menjadi saksi Tuhannya dengan mnyimpan sangkaan baik terhadap-Nya. keberadaan kita hanyalah ajbudz-dzanab (tulang-ekor) dan dari

  Tetapi selama hidup pertakutilah ia dengan hukuman Allah." inilah tubuh manusia akan dihimpun kembali dan menuju tempat kebangkitan. Imam Ali ra. berkata: "Apabila seorang mukmin meninggal dunia, tempat shalatnya di bumi akan menangisinya dan tempat naik

  Lain halnya dengan jasad para Nabi, mereka dikecualikan dari amalannya ke langit pun akan menangisinya pula" semua ini dan mereka tetap hidup dalam kubur. Demikian pula para syuhada yang gugur dalam jihad. Bersabda Rasulullah saw: "Siapa saja yang matinya di penghujung Ramadhan maka ia masuk surga. Siapa saja yang

  "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di matinya di penghujung hari Arafah, maka ia masuk surga. Dan jalan Allah itu mati bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka siapa yang matinya tepat saat ia selesai bersedekah, maka ia dengan mendapat rezeki." (QS 3:169) masuk surga." "Barang siapa meninggal dunia pada malam

  Jum'at atau hari Jum'at, maka ia akan terlindung dari siksa

  Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa bahwa ruh para syuhada tersebut bersemayam dalam perut burung-burung yang berwarna hijau, berterbangan di dalam surga dan tinggal di dalam lampu-lampu yang tergantung di 'Arsy. (HR Tirmidzi) Sedangkan bagi keluarga dan sahabat yang ditinggal mati saudaranya maka mereka berkewajiban: Mengantarkan jenazah sampai ke kuburnya. "Orang yang mengantar jenazah seorang Muslim hingga dishalatkan, maka baginya satu qiraat pahala. Jika ia menunggu sampai jenazah itu dikuburkan, ia mendapat dua qiraat. Dan setiap satu qiraat nilainya sebesar gunung Uhud." (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi) "Barangsiapa mengantarkan jenazah saudaranya yang Muslim, maka Allah akan memerintahkan para malaikat untuk mengantarkan jenazahnya dan menyembahyangkannya kelak apabila ia mati." HR Bukhari dan Nasa-i) Mempercepat pengurusan jenazah "Apabila pengurusan jenazah telah selesai dan bila ia sedang dipikul orang banyak (ke kubur), maka bilamana ia adalah jenazah orang yang saleh, ia akan berkata: 'Segerakanlah aku, segerakanlah aku ke kubur. Tetapi bilamana ia bukan seorang yang saleh, ia akan berkata:'Celaka aku! ke mana kalian akan membawaku pergi ?' (HR Bukhari dan Nasa-i) Bersabda Rasulullah saw: "Percepatlah (mengurus) jenazah. Jika ia termasuk manusia saleh maka sebaiknya kamu menyegerakannya ke kubur agar ia segera menjumpai kebaikan yang tersedia baginya. Jika ia bukan manusia saleh maka ia adalah suatu bencana yang sebaiknya kamu hindarkan dari atas pundakmu." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi) Seorang jenazah mengenali dan merasakan siapa yang memandikan, mengafani dan menurunkannya ke liang lahat. Diriwayatkan bahwa ruh orang mati itu berada dalam genggaman malaikat yang mengiringi jenazah itu dan mendengar segala yang dikatakan orang tentang si jenazah tersebut. (HR. Ahmad) Apabila lubang kubur telah rata dengan tanah hendaklah jenazah tersebut didoakan karena ia sedang berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir yang akan menanyakan kepadanya tentang Siapa Tuhannya? Apa agamanya? dan Siapa Nabinya? Orang yang diberi keteguhan dan rahmat oleh Allah akan mudah menjawab pertanyaan tersebut namun orang yang sering lalai dalam mengingat Allah akan menerima siksa kubur dengan berbagai adab. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi) Bersabda Rasulullah saw.: "Tiada pemandangan yang pernah kulihat lebih menyeramkan daripada kubur." Usman bin Affan ra., setiap kali berada di kuburan selalu mengucurkan airmata hingga membasahi janggutnya. Ketika beliau ditanya orang:"Bila mengingat surga dan neraka, anda tidak pernah menangis seperti ini, apa sebabnya?" maka beliau berkata:"Saya pernah mendengar Rasulullah bersabda: "Kubur itu adalah tempat pemberhentian pertama dari tempat-tempat di akhirat. Siapa selamat di situ maka setelah itu semuanya akan menjadi lebih mudah dan ringan baginya. Tetapi siapa gagal, maka tempat- tempat setelah itu akan dirasa lebih berat." "Sesungguhnya di dalam kubur itu akan dijumpai himpitan. Jika ada orang yang bisa selamat daripadanya,maka selamatlah Sa'ad bin Mu'adz daripadanya." (Sa'ad bin Mu'adz adalah seorang sahabat besar yang menurut sebuah riwayat yang menyebabkan terguncangnya 'Arsy ketika beliau meninggal) Siksa Kubur Diberitahukan bahwa siksa kubur itu disebabkan tiga hal yaitu: Ghibah (pergunjingan), Namimah (Fitnah) dan tidak cukup membersihkan diri dari kencing. Hal ini tersebut pada sabda Nabi: "Kebanyakan siksa kubur disebabkan tidak cukup membersihkan diri dari kencing." Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah mendengar dua orang laki-laki sedang disiksa di dalam kubur mereka, lalu beliau meminta setangkai ranting pohon kurma dan ditancapkannya di atas kubur tersebut seraya berkata:"Semoga mereka berdua diringankan dari siksa selama ranting-ranting ini masih segar. Sesungguhnya kedua orang itu disiksa bukan karena berbuat dosa besar. Seorang di antara keduanya suka melontarkan fitnahan dan yang satu lagi tidak memelihara kebersihan diri dari kencing."

  Diriwayatkan bahwasannya Sa'ad bin Ubadah r.a. berkata kepada Rasulullah saw.: "Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara tiba-tiba. Sekiranya ia masih sempat berbicara niscaya ia akan bersedekah. Dapatkah aku bersedekah untuknya..?" Beliau menjawab: "Ya!" Maka Sa'ad pun menggali sebuah sumur dan menyedekahkannya atas nama ibunya. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa-i, Abu Daud dan Ahmad) Berkata seorang laki-laki kepada Rasulullah saw.: "Ya Rasulullah! Ibu-Bapakku telah meninggal dunia, adakah suatu bakti yang dapat kulakukan untuk mereka?" Jawab Rasulullah: "Empat hal yang dapat kau lakukan: berdo'a dan beristighfar bagi keduanya, melaksanakan pesan-pesan mereka, berbuat baik kepada kawan-kawan mereka dan menghubungkan tali silaturrahmi yang tidak bersambung kecuali karena dengan perantaraan keduanya." Rasulullah saw. juga pernah bersabda: "Kalau tidak karena adanya orang yang hidup, maka binasalah orang yang telah mati." Pernyataan beliau mempunyai maksud bahwa selamatlah orang yang telah mati karena adanya do'a dan istighfar dari orang yang masih hidup.

  Bersabda Rasulullah saw.: "Umatku adalah umat yang dirahmati. Mereka masuk ke dalam kubur dengan dosa-dosa setinggi gunung dan keluar dari sana dalam keadaan terampuni segala dosanya, yaitu dengan adanya istighfar, sedekah, do'a dan bacaan Al-Qur'an yang dilakukan orang-orang yang hidup untuk mereka. Para malaikat membawa semua itu dalam pinggan- pinggan besar terbuat dari cahaya yang ditutup dengan kain sutra sambil berkata kepada mereka yang menrimanya:'Inilah hadiah yang dikirim si Fulan untukmu.' Maka si penerima akan merasa senang dan gembira." Ziarah Kubur Ziarah kubur merupakan sunnah Rasul, telah bersabda beliau: "Ziarahilah kubur-kubur karena yang demikian itu mengingatkan kamu akan mati." "Dahulu aku melarang kamu ziarah ke kubur maka sekarang ziarahlah, karena hal itu akan menjadikan kamu zuhud di dunia dan mengingatkan kamu akan akhirat." (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud dan Nasa-i) "Tiada seorangpun yang menziarahi kubur saudaranya dan duduk di sisinya, melainkan ia (si penghuni kubur) akan merasa tentram dan senang kepadanya dan ruh-nya dikembalikan ke tempat itu sampai yang berziarah itu bangun dari duduknya." (HR. Ibnu Abi'ddunia) "Mayit di dalam kubur akan merasa tentram dan senang sekali apabila orang yang sangat dicintainya di dunia dahulu datang menziarahinya." Apabila sedang berziarah atau melewati kuburan dianjurkan untuk membaca do'a: "Assalamualaikum daaroqawmin

  mu'miniina wa atakum maa tuu'aduna ghadan mu'ajjaluuna wa inna insya'allaahu bikum laa hiquuna antum lanaa salafun wanahnu lakum taba'un nas'alullaaha lanaa walakumul'afiyah allaahummaghfirli lana walahum.ö "

  Salam sejahtera atas kamu, wahai penghuni tempat kaum mukminin. Esok akan datang kepadamu apa yang telah dijanjikan. Kamu telah pergi dan kami insya Allah akan menyusulmu. Kamu adalah orang-orang yang terdahulu dan kami adalah orang yang mengikuti kemudian. Kami memohon keselamatan bagi kami dan kamu. Ya Allah, ya Tuhan kami! Berilah ampunan bagi kami dan bagi mereka." (HR. Muslim dan Tirmidzi) Bersabda Rasulullah saw.: "Sesungguhnya semua amalan kamu ditunjukkan kepada keluarga dan kerabat kamu yang sudah mati. Jika amalan itu baik, mereka bergembira. Tapi jika amalan itu buruk, maka mereka berseru kepada Allah SWT:"Ya Allah, ya Tuhanku! janganlah Engkau wafatkan mereka sehingga Engkau memberi mereka petunjuk, sebagaimana engkau memberi kami." "Amalan-amalan manusia dihadapkan kepada Allah SWT. pada tiap-tiap hari Senin dan Kamis. Juga kepada para nabi dan ibu- bapak pada tiap-tiap hari Jum'at. Mereka akan bergembira melihat kebaikan-kebaikannya, wajah-wajah mereka akan bertambah dengan nur dan cahaya. Maka hendaklah kamu sekalian bertakwa kepada Allah dan jangan sekali-kali menimbulkan gangguan bagi orang-orang yang telah mati diantara kamu." Ketahuilah bahwasannya seluruh mahluk akan berkumpul di Barzakh pada masa antara dua tiupan sangkakala sebab di waktu itu sudah tidak ada lagi mahluk yang hidup, semuanya telah mati. Allah SWT berfirman: "Dan ditiupkanlah sangkakala, maka matilah semua yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah." (QS. 39:68) "Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka." (QS. 36:51) Inilah yang disebut dengan kiamat (kebangkitan) pertama yang sesudah itu akan akan berlangsung kiamat (kebangkitan) kedua yaitu semua yang mati akan dihidupka kembali atas izin Allah SWT. "... Kemudian ditiuplah sangkakala itu sekali lagi maka merekapun bangkit dan menunggu." (QS. 39:68) Dan jarak diantara kedua tiupan sangkakala tersebut masanya kurang lebih empatpuluh tahun. Bersabda Rasulullah saw.: "Akan muncul Dajjal di antara umatku, maka ia akan tinggal selama empatpuluh." (Perawi hadist ini bimbang dengan maksud dari empatpuluh tersebut mungkin empatpuluh hari, empatpuluh bulan atau empatpuluh tahun) "Kemudian Allah SWT akan membangkitkan kembali Isa bin Maryam as. dan ia menyerupai Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi ra. maka dialah yang akan mencari Dajjal dan membinasakannya. Sesudah itu semua mahluk akan hidup selama tujuh tahun, tidak ada permusuhan antara satu dengan yang lain. Kemudian Allah SWT akan mendatangkan angin sejuk dari arah negeri Syam, yang mewafatkan setiap orang yang di dalam hatinya bersemayam iman dan kebaikan walaupun sebesar dzarrah. Sehingga andaikata seseorang dari kamu mencoba melarikan diri ke perut gunung, angin sejuk itu akan mewafatkanmu juga. Maka yang tinggal pada masa itu hanyalah orang-orang jahat selincah burung, seganas binatang buas, tidak pernah mengenal kebajikan, dan tidak pula mencegah kemunkaran. Setan pun akan menjelma dalam tubuh mereka seraya berkata kepada mereka: "Tidaklah kalian mau menerima seruanku?" Mereka lalu menjawab: "Kami masih belum tahu apa yang diperintahkan kepada kami." Maka setan akan menyuruh mereka agar menyembah berhala-berhala terbenam dalam kekayaan harta dan kemewahan hidup dunia. Kemudian ditiuplah sangkakala dan setiap orang yang mendengar akan berpaling dan mengangkat lehernya (mencari suara itu). Kemudian semua manusia tersentak pingsan, setelah itu Allah SWT menurunkan hujan rintik-rintik seperti embun dan hiduplah kembali manusia. Ketika itu sangkakala ditiup untuk kedua kalinya lalu semua mahluk akan bangkit dan menunggu. "Kami biarkan mereka di hari itu bercampur-aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya." (QS. 18:99)

  Kemudian dikatakan kepada semua yang ada di situ: "Wahai manusia sekalian! Kemarilah kepada Tuhan kamu." "Dan tahanlah mereka sekalian, sesungguhnya mereka akan ditanya." (QS. 37:24) Kemudian terdengar suara:"Sisihkanlah dari kelompok yang akan dilemparkan ke dalam api neraka itu!" Suara lain bertanya: "Berapa ... berapa ...?" Maka dijawab:"Dari tiap seribu orang sisihkan sembilan ratus sembilanpuluh sembilan orang." Merekapun lalu dipanggil satu persatu dan itulah hari yang tersebut dalam firman Allah SWT:"Pada hari betis disingkapkan..." (QS. 68:42) " ... hari dimana anak-anak kecil beruban." (QS. 73:17) Bersabda Rasulullah saw.: "Tak seorangpun yang mengucapkan:'Laa ilaaha illallah' masih hidup ketika hari kiamat tiba." "Maka yang tinggal hanyalah orag-orang jahat belaka. Mereka berselisih sendiri laksana keledai-keledai yang sedang berkelahi. Atas mereka inilah akan terjadi kiamat." Bersabda Rasulullah saw.: "Pada hari kiamat Allah SWT akan menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan- Nya lalu berkata:'Aku adalah Raja DiRaja' Di manakah raja-raja di bumi?" (HR. Bukhari, Muslim) "Allah akan melipat lapisan langit di hari kiamat, lalu menggenggamnya dengan 'tangan kanan'-Nya seraya berkata:

  'Aku adalah Raja DiRaja! dimanakah para raja yang mengagungkan diri? Dimanakah orang-orang yang menyombongkan diri?' Kemudian Dia melipat bumi dengan 'tangan kiri'-Nya seraya berkata: 'Akulah Raja DiRaja! dimanakah para raja yang mengagungkan diri? Dimanakah orang-orang yang menyombongkan diri?" (HR. Muslim) "Di suatu masa Islam akan luntur sebagaimana pakaian menjadi luntur, sehingga tiada lagi orang yang mengetahui apa itu puasa, apa itu sembahyang, apa itu haji dan apa itu sedekah. Maka diangkatlah Al-Qur'an pada suatu malam, dan tidak ada satu ayatpun yang masih ada di muka bumi. Dan akan tinggal beberapa kelompok manusia, diantaranya orang-orang tua renta yang tidak berdaya lagi dan mereka itu berkata:'Kami dapati bapak-bapak kami mengucapkan 'laa ilaaha illallah', maka kamipun mengucapkannya." Tanda-tanda kiamat Berkata Rasulullah saw.: "Kamu takkan melihat hari kiamat hingga kamu melihat sepuluh tandanya terlebih dahulu; 'terbitnya matahari dari arah tenggelamnya, datangnya dukhan (asap), lalu Dajjal, lalu dabbah (binatang yang berkata-kata), lalu tiga gerhana (gerhana di timur, di barat dan di semenanjung Jazirah arab), munculnya Isa a.s., Ya'juj dan Ma'juj, dan terakhir adalah api yang keluar dari bumi Aden di Yaman." (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud dan Nasa-i) Kedatangan hari kiamat hanya Allah SWT sajalah yang tahu; "...Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanyalah pada Tuhanku; tidak ada seorangpun yang dapat mengungkapkan waktu kedatangannya selain Dia ..." (QS. 7:187) "...Dan pada-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat." (QS.

  43:85)

  Tahapan umur ke empat dimulai sejak kebangkitan manusia dari kuburnya untuk menghadap pengadilan Tuhan, hingga saat masuknya ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka.

  Ini akan terjadi saat Allah SWT memerintahkan kepada malaikat Israfil a.s. untuk meniup sangkakala yang kedua kalinya. "Dan ditiuplah sangkakala, maka merekapun bangkit dari kubur masing-masing lalu datang bergegas menuju Tuhan mereka." (QS. 36:51) "...Kemudian ditiupkan (sangkakala) sekali lagi maka merekapun tegak berdiri sambil menunggu." (QS. 39:68)