Pengaruh Tingkat Pendidikan Pendapatan P

Nama
: Felia Dipa Kusuma Wardani
Noreg
: 1703517017
Tugas
: Analisis Jurnal yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapatan Perkapita dan
Pengangguran Terhadap Kemiskinan di DKI Jakarta” Oleh Darma Rika Swaramarinda, S.Pd.,M.S.E.
Hasil Analisis :
Di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia banyak sekali permasalahan yang
terjadi, salah satunya yaitu tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran yang meningkat setiap
tahunnya, dan rendahnya pendapatan perkapita yang menyebabkan kemiskinan. Di Indonesia tingkat
pendidikan yang rendah diakibatkan kurangnya semangat untuk maju demi diri sendiri, banyak umur
15-20 yang sudah putus sekolah atau tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, di karenakan ekonomi dalam keluarga mereka tidak mencukupi sehingga anak tersebut harus
bekerja membantu orang tuanya, seperti yang di jalanan suka mengemis dan lain-lain. Padahal
perusahaan sekarang rata-rata susah menerima lulusan hanya dari SMA saja. Tetapi di zaman
sekarang anak SMA sudah banyak yang menikah dan mempunyai anak padahal belum tentu hidup
mereka baik atau mapan. Dalam kasus pendidikan ini ada kaitannya dengan pendapatan perkapita.
Padahal sekolah saat ini telah memberikan keringanan dengan menyekolahkan anaknya secara gratis
tanpa perlu mengeluarkan biaya bagi masyarakat yang kurang mampu. Demi keberlangsungan
pendidikan yang tinggi, pemerintah wajib menegaskan anak-anak untuk sekolah sampai tamat dan

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti kuliah. Karena tingkat pendidikan merupakan faktor
penting yang mempengaruhi distribusi pendapatan dan kemiskinan.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu timbul di negara berkembang,
termasuk Indonesia. Yang saya analisis di dalam kemiskinan di Indonesia yaitu, kurangnya
kesempatan kerja bagi masyarakat yang tidak memiliki banyak pengalaman, kurangnya hasil
pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang dan pangan, dan
tingkat, dan pengangguran yang setiap tahunnya meningkat akibat lambatnya pertumbuhan
kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan pertumbuhan yang cepat dari angkatan kerja. Bila
diperhatikan, utamakan lah masyarakat angkatan kerja berumur 20 tahun keatas untuk memiliki
kesempatan bekerja yang lebih layak, karena apabila di angkatan kerja berumur 15-20 tahun itu
masa-masanya masyarakat berkembang atau belajar untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Apabila pemerintah kurang mendukung pendidikan dan pelatihan, maka hanya sedikit dari
penduduk yang berpendapatan rendah yang mendapat kesempatan untuk meningkatkan
pendapatan, atau dengan kata lain meningakatkan tingkat kesejahterannya. Dan bagi para wanita
atau ibu-ibu dapat mengurangi kelahiran dan pertumbuhan populasi, sehingga akan menurunkan
angkatan kerja berumur 15-20 tahun. Yang paling memprihatinkan dalam masyarakat Indonesia
penyebab kemiskinan yaitu karena mereka dilahirkan dari keluarga miskin. Kemiskinan menyebabkan
mereka tidak hanya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar tetapi juga tidak mampu
mengembangkan status sosialnya. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan mata rantai yang bila
tidak diputus akan menyebabkan kemiskinan tersebut selalu ada.

Apabila pendapatan perkapita di Indonesia selalu rendah, mau tidak mau Indonesia akan
selalu menjadi negara yang berkembang. Penduduk Indonesia seharusnya lebih maju untuk diri

sendiri agar dapat memiliki pekerjaan dan pendapatan untuk menghidupi keluarga atau individu
masing-masing dan tidak hanya berharap menunggu untuk dapat panggilan pekerjaan tanpa usaha
atau kerja keras. Karena pengagguran adalah penyebab kemiskinan terbesar dan perlu diberantas.
Dari semua yang analisis yang saya baca, yang terpenting adalah tingkat pendidikan seseorang yang
tinggi akan membuat seseorang tersebut lebih mudah memperoleh penghasilan yang dapat
membawanya keluar dari garis kemiskinan.
Referensi : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapatan Perkapita dan Pengangguran Terhadap
Kemiskinan di DKI Jakarta