PAPER TUGAS AKHIR ETIKA PROFESI PROFESI

PAPER
TUGAS AKHIR ETIKA PROFESI
“PROFESI DAN PROFESIONALISME”

DI SUSUN OLEH

RAHMAT RAMDHANI
125410138
TEKNIK INFORMATIKA

A. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
Merencanakan cita-cita yang akan diwujudkan dimasa depan memang membutuhkan
perhitungan yang matang dalam segala hal. Untuk mencapai cita-cita, cara yang dilakukan
adalah dengan pendekatan 4D yaitu : Definition, Discovery, Dream, dan Design.
Kemudian setelah berhasil mencapai cita-cita, kita dituntut untuk menjadi seorang yang
professional. Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Dalam melakukan tugas
profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci,
sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki
profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus,
dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam
melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya

dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan
materiil duniawi
Tiga etos kerja seorang Profesional :
1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil.
2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi
yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.
3. Kerja seorang profesional — diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral — harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi Sifat – sifat pelaku profesi:
a. Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya
b. Mampu mengonversikan ilmu menjadi keterampilan
c. Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
B. STANDAR PROFESI IT DI INDONESIA

Saat ini Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat. Secara tidak langsung dinamika
industri di bidang ini juga meningkat dan menuntut para profesionalnya rutin dan
berkesinambungan mengikuti aktifitas menambah keterampilan dan pengetahuan baru.
Perkembangan industri TI ini membutuhkan suatu formalisasi yang lebih baik dan tepat

mengenai pekerjaan profesi yang berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatannya.
Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk dibentuknya suatu standar profesi di bidang tersebut. Para
profesional TI, sudah sejak lama mengharapkan adanya suatu standard kemampuan yang
kontinyu dalam profesi tersebut.
Jika dikaji lebih lanjut, standard yang tepat dan teliti untuk profesi ini hanya akan
memiliki sedikit relevansi jika tidak adanya proses yang menjamin kemutakhiran pengetahuan
profesi TI.

Secara logis dapat dikatakan, seseorang yang memenuhi persyaratan pengetahuan dan
ketrampilan beberapa tahun lalu, belum tentu dapat memenuhi persyaratan sebagai profesional
TI di masa kini. IPKIN selaku perhimpunan masyarakat komputer dan Informatika di Indonesia
telah membuat beberapa langkah untuk memasyarakatkan standardisasi profesinya.
Langkah-langkah yang telah disusun tersebut ada beberapa pentahapan :
1. Penyusunan kode etik profesional Teknologi Informasi,
2. Penyusunan klasifikasi pekerjaan (Job) Teknologi Informasi,
3. Penerapan mekanisme sertifikasi untuk profesional Teknologi Informasi,
4. Penerapan sistem akreditasi untuk pusat pelatihan dalam upaya pengembangan profesi,
5. Penerapan mekanisme re-sertifikasi.
Untuk memasyarakatkan standarisasi profesi TI, diperlukan media promosi yang dapat
berupa radio, majalah, internet atau bahkan televisi. Terlebih lagi adalah penting untuk

mempromosikan standard ini ke pada institusi pendidikan, terutama bagian kurikulum karena
pendidikan dalam bidang TI harus disesuaikan agar cocok dengan standard yang akan diterapkan
dalam industri. Promosi ini memiliki berbagai sasaran dan pada tiap-tiap sasaran mempunyai
tujuan yang ingin dicapai:
-Pemerintah, untuk memberi saran dan pembuat kebijakan sebagai usaha pengembangan
Sumber Daya Manusia khususnya di bidang TI.
- Pemberi kerja, untuk membangkitkan kesadaran diantara para pemberi kerja tentang nilai-nilai
dari standard profesional dalam meningkatkan kualitas profesional TI.
- Profesional TI, untuk mendorong agar profesional TI melihat nilai-nilai standard dalam profesi
dan karir mereka.
- Institusi dan Penyusun kebijakan pendidikan, untuk memberi saran pada pembentukan
kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard profesional TI.
- Masyarakat umum, untuk menyadarkan pada masyarakat umum bahwa standard profesional
adalah penting dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
Instansi pemerintah telah mulai melakukan pekerjaan dalam bidang TI. Bagaimanapun
juga klasifikasi pekerjaan tersebut masih belum dapat mengakomodasikannya.
Terlebih lagi, deskripsi pekerjaan setiap klasifikasi pekerjaan masih tidak jelas dalam
membedakan setiap pekerjaan.
Ada beberapa industri mempunyai klasifikasi pekerjaannya sendiri dan telah
mengembangkan klasifikasi pekerjaan sendiri. Hal ini mengesankan belum adanya standarisasi

sehingga menimbulkan kesulitan bagi para profesional TI.
Komponen pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan standard profesi adalah
kompetensi. Kompetensi di sini mencakup :
- Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya,
- Pengetahuan dan keterampilan dibidang yang bersangkutan,
- Working attitude (sikap kerja),
- Kemampuan komunikasi dan sosial serta training.
C. STANDAR PROFESIONAL TI ASING

Standard kompetensi itu diharapkan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam
dunia TI. Dengan adanya kebutuhan untuk mewujudkan dan menjaga standard profesional yang
tinggi tersebut, diharapkan standarisasi yang telah terbentuk nantinya akan memberikan banyak
manfaat yang sejalan dengan model Link and Match, serta mendukung era perdagangan
internasional.
Disamping itu, dengan menerapkan model standard yang telah diakui, tenaga TI lokal akan
diakui secara regional. Perusahaan Multinasional akan mengakui keahlian tenaga TI tersebut. Ini
akan memberikan nilai tambah bagi tenaga TI lokal. Berkaitan dengan adanya freedom of
movement dari tenaga kerja, standard nasional yang memenuhi standard regional ini diharapkan
dapat membatasi masuknya profesional TI asing, serta menjadikan lebih diakuinya kemampuan
profesional TI nasional.

Bagaimanapun juga dalam pengimplementasian model standarisasi ini, keterlibatan
pemerintah haruslah dipertimbangkan karena ini merupakan kepentingan nasional. Mungkin
melalui Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan Departemen Tenaga Kerja serta Departemen
Perdagangan & Industri, proses standarisasi ini dapat dilaksanakan.


Model dan Standar Profesi di USA dan Kanada

Kode Etik Profesional Pejabat Keuangan Pemerintah Asosiasi dari Amerika Serikat dan
Kanada adalah organisasi profesional pejabat publik bersatu untuk meningkatkan dan
mempromosikan manajemen profesional sumber daya keuangan pemerintah dengan
mengidentifikasi, mengembangkan dan memajukan strategi fiskal, kebijakan, dan praktek untuk
kepentingan publik.
Untuk lebih tujuan tersebut, aparat pemerintah membiayai semua diperintahkan untuk mematuhi
standar hukum, moral, dan profesional perilaku dalam pemenuhan tanggung jawab profesional
mereka. Standar perilaku profesional sebagaimana diatur dalam kode ini diwujudkan dalam
rangka meningkatkan kinerja semua orang yang terlibat dalam keuangan publik.
1. Pribadi Standar
Petugas pembiayaan Pemerintah harus menunjukkan dan didedikasikan untuk cita-cita
tertinggi kehormatan dan integritas dalam semua hubungan masyarakat dan pribadi untuk

mendapat rasa hormat, kepercayaan, dan keyakinan yang mengatur pejabat, pejabat publik
lainnya, karyawan, dan masyarakat. Mereka harus mematuhi praktek profesional disetujui dan
standar yang dianjurkan.
2. Tanggung jawab sebagai Pejabat Publik.
Petugas pembiayaan Pemerintah harus mengakui dan bertanggung jawab atas tanggung
jawab mereka sebagai pejabat di sektor publik. Mereka harus menjunjung tinggi baik surat dan

semangat undang-undang, konstitusi, dan peraturan yang mengatur tindakan mereka dan
melaporkan pelanggaran hukum kepada pihak yang berwenang.
3. Pengembangan Profesional
Petugas pembiayaan Pemerintah bertanggung jawab untuk menjaga kompetensi mereka
sendiri, untuk meningkatkan kompetensi kolega mereka, dan untuk memberikan dorongan untuk
mereka yang ingin memasuki bidang keuangan pemerintah. petugas Keuangan harus
meningkatkan keunggulan dalam pelayanan publik.
4. Integritas Profesional – Informasi
Petugas pembiayaan Pemerintah harus menunjukkan integritas profesional dalam
penerbitan dan pengelolaan informasi. Mereka harus sensitif dan responsif terhadap pertanyaan
dari masyarakat dan media, dalam kerangka kebijakan pemerintah negara bagian atau lokal.
5. Integritas Profesional – Hubungan.
Petugas pembiayaan Pemerintah harus bertindak dengan kehormatan, integritas, dan

kebajikan dalam semua hubungan profesional.
Mereka akan mempromosikan kesempatan kerja yang sama, dan dengan berbuat demikian,
menentang diskriminasi, pelecehan, atau praktik yang tidak adil lainnya.
6. Konflik Kepentingan.
Petugas pembiayaan Pemerintah harus secara aktif menghindari munculnya atau
kenyataan benturan kepentingan. Mereka tidak akan menggunakan milik umum atau sumber
daya untuk keuntungan pribadi atau politik.