Keterampilan Dasar Mengajar dasar (3)

Keterampilan Dasar Mengajar

9 Keterampilan Dasar Mengajar

Diadopsi dari tulisan Dr. Waqiatul Masrurah dalam bukunya Praktek Mengajar I (2014)
STAIN Pamekasan
(Editor: Abdul Aziz)

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Guru tidak dilahirkan tetapi dibentuk terlebih dahulu. Pembentukan performance guru
yang baik diperlukan keterampilan dasar.
Keterampilan dasar adalah : keterampilan standar yang harus dimilikisetiap individu yang

berprofesi sebagai guru.
Di bawah ini akan diuraikan keterampilan keterampilan dasar mengajar (teaching skills)
yang dapat diimplementasikan dalam bentuk latihan pada proses pembelajaran micro yang harus
dikuasai oleh calon guru sebelum melaksanakan praktek mengajar.
Keterampilan dasar mengajar sebagai berikut :
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan menjelaskan
Keterampilan bertanya
Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Keterampilan mengadakan evaluasi.
Sejumlah keterampilan yang akan diuraikan nanti tidaklah terikat dengan sifat dan
pembawaan pribadi seseorang, setiap orang dapat memakainya dan dapat pula diterapkan pada
semua jenis mata pelajaran ataupun mata kuliah. Semua jenis mata pelajaran membutuhkan
keterampilan-keterampilan tersebut, perlu diketahui bahwa sejumlah keterampilan merupakan
hasil terapan teori-teori dalam ilmu mengajar, suatu ilmu yang mempelajari proses yang terjadi
dalam kegiatan belajar-mengajar. Teori-teori tersebut menambahkan sesuatu pada bakat yang

memang telah dimiliki oleh seorang pengajar dalam hal mengajar.

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Pengertian membuka pelajaran
Membuka pelajaran adalah kegiatan guru dalam menciptakan kesiapan mental dan
menimbulkan perhatian siswa, agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Dalam membuka pelajaran, guru hendaknya memberi pengarahan/ pengantar mengenai
materi yang hendak diajarkan pada siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik untuk
mengikutinya. Keterampilan membuka pelajaran ini merupakan kunci dari seluruh proses
pembelajaran yang akan dilaluinya. Sebab jika awal pelajaran seorang guru tidak mampu
menarik perhatian siswa, maka proses pembelajaran yang dinamis tidak tercapai.
b. Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi :
1) Menarik perhatian siswa, banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa
antara lain dengan gaya mengajar guru, penggunaan alat bantu pelajaran, pola interaksi yang
bervariasi.

2)

Menimbulkan motivasi dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
bertentangan, memperhatikan minat siswa, dan disertai dengan kehangatan dan keantusiasan.

3) Memberi acuan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,
menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, meningkatkan masalah pokok yang akan
dibahas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
4) Membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman
dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
c.

1)
2)
3)
4)

Menutup pelajaran
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri pelajaran. Usaha
menutup pelajaran memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari,
mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru. Usaha-usaha yang dapat
dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan
dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran.
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah :
Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat

ringkasan.
Mendorong secara psikologis dan / atau sosial kepada siswa.
Memberi petunjuk untuk pelajaran atau topik berikutnya.
Mengevaluasi, bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru antara lain ialah : mendemontrasikan
keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa
sendiri, memberikan soal-soal tertulis.

2. Keterampilan mengelola kelas
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman
adalah pengelolaan kelas, pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks. Guru
menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas untuk menggapai
tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan anak didik dapat belajar, dengan demikian
pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan yang
paling sulit dilakukan guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan
yang dikatakan paling baik.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif,
dengan kata lain kegiatan, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif, yang termasuk kedalam hal ini adalah
misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian

ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik atau penetapan norma kelompok
yang produktif.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya kekondisi yang optimal jika
terjadi gangguan baik dengan can mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remidial.
a.

Penggunaan di dalam kelas
Penggunaan komponen dalam kelas yang mempunyai beberapa tujuan yang antara lain:

Bagi siswa :
1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya

2)

Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan
3) Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai
dengan aktivitas kelas.
b. Prinsip penggunaan

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan komponen keterampilan
mengelola kelas adalah:
1) Kehangatan dan keantusiasan
2) Penggunaan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa
3) Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi
4) Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajamya untuk mencegah
gangguan-gangguan yang timbul
5) Penekanan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal negatif
6) Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh
dalam perbuatan guru sehari-hari.
c. Komponen keterampilan
1) keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal
2) keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal
3. Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan adalah mendiskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta
dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu
aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menurut guru
untuk memberikan penjelasan oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar
dapat mencapai hasil yang optimal.

Ketrampilan menjelaskan merupakan salah satu ketrampilan yang amat penting. Karena
itu penguasan materi dan kemampuan menganalisis pokok persoalan yang akan dibahas harus
dikuasai oleh guru. Secara garis besar komponen ketrampilan menjelaskan terdiri dari:
a. Orientasi/ pengarahan
b. Bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami.
c. Memberikan contoh yang banyak dan sesual dengan topik yang disajikan.
d. Struktur materi yang disampaikan harus jelas dengan penekanan pada pokok-pokok materinya.
e. Penuh variasi dalam penyampaian materi
f. Melakukan latihan dan umpan balik.
a.
b.
c.
d.
e.

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan:
Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik diawal, ditengah maupun diakhir
pembelajaran
Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan
kompetensi dasar

Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi
standar yang sudah direncanakan untak membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan
pembelajaran
Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar dan bermakna bagi peserta didik
Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta
didik.

4. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah kegiatan dalam prases pembelalaran siswa berpikir dan
memperoleh pengetahuan lebih banyak. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika mengajukan
pertanyaan pada siswa, antan lain:
a. Menampakkan situasi kehangatan dan antusias.
b. Diusahakan menghindari kebiasaan yang perlu dihindari, antara lain:
1) Mengulangi pertanyaan sendiri.
2) Mengulangi jawaban siswa.
3) Menjawab pertanyaan sendiri
4) Membuat pertanyaan yang memancing jawaban serentak, misalnya : “Apakah kamu samua…. ?
jika siswa menjawab serentak, maka kelas akan gaduh.
5) Membuat pertanyaan ganda, misalnya: “Sebutkan macam-macam shalat sunnah, hikmah
shalat?”, pertanyaan semacam inimembuat siswa bingung dan berpikir kurang terarah.

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan
yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak
positif terhadap siswa yaitu:
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi
atau dibicarakan
c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dan siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya
adalah bertanya
d. Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat
menentukan jawaban yang baik
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas Keterampilan dan
kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan baik isi
pertanyaan maupun tekhnik bertanya.
5. Keterampilan mengadakan variasi
Kebosanan merupakan masalah besar dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh
karena itu, untuk mencegah timbulnya kebosanan serta mengatasi terjadinya kejenuhan, maka
mengusahakan adanya variasi adalah hal perlu dilakukan.
Adapun perincian komponen keerampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian, antara lain:
a. Variasi dalam gaya mengajar guru (teacher liveliness)

1) Verbal merupakan pengunaan suara dan kata-kata yang diucapkan guru.
a) Nada suara dan intonasi (voice variation), misalnya, dari suara keras-lemah, dari cepat-lambat,
atau hal-hal yang penting diucapkan dengan lambat sehingga mudah diikuti dan jelas ditangkap
siswa
b) Mengarahkan perhatian siswa (verbal focussing), misalnya, “perhatikan baik-baik, ini penting
sekali” dan lain-lain. Sebaiknya kata-kata pengarah diikuti dengan isyarat seperti mengangkat
tangan, dan lain-lain.
c) Mengadakan diam (pause) sebentar (pausing/ silence), misalnya, “diam sebentar”, sebelum guru
menyampaikan sesuatu yang penting merupakan siasat yang dapat membantu memikat perhatian
siswa.
d) Intonasi dan isyarat lisan lain (extra-verbal cues), misalnya guru menanggapi pekerjaan siswa
dengan kata “wah, pinter sekali”.
2) Non verbal merupakan isyarat/bahasa badan yang diantaranya:

a) Kontak mata (eye contact), sebaiknya guru menatap siswanya, tidak terus melayangkan matanya
ke arah papan tulis, ke langit-langit atau ke lantai, guru mesti melihat ke semua siswa. Dan
tatapan mata supaya memberikan kesan simpatik dan ramah.
b) Ekspresi roman muka (facial expression/ mimik). Wajah yang memberi kesan simpatik dapat
mendorong siswa mengikuti pelajaran, sedangkan wajah yang selalu serius atau bahkan serem
biasanya membuat siswa menjadi bosan atau tidak mau melibatkan diri. Expresi wajah misalnya,

tersenyum, mengerutkan dahi, dan lain-lain.
c) Gerak-gerik tangan (gestures). Variasi dalam gerak tangan, kepala dan badan dapat memperkuat
atau menggaris bawahi apa yang disampaikan guru dan menambah expresi dan arti. Misalnya,
guru dapat mengangguk, menggelengkan kepala, mengangkat kepala, dll.
d) Tempat berdirinya guru di kelas (movements). Misalnya, kalau guru menyapa kelompok kecil
dalam kelas, sebaiknya ia pelan-pelan mendekati mereka, dll. Variasi jenis ini hendaknya
diadakan dengan tepat guna dan dilakukan secara wajar tidak berlebihan.
b. Variasi dalam pola intreraksi guru-murid.
1) Variasi dalam pola inreraksi dan kegiatan siswa.
Kebanyakan guru bicara terlalu banyak dan terlalu lama dengan demikian justru
kehilangan perhatian dan minat siswa. Pola interaksi dapat divariasi dengan polapola lain seperti:
a) Guru-kelompok siswa.
b) Siswa-siswa dalam diskusi.
c) Siswa-siswa perorangan, misalnya, Buzz goups, dan lain-lain.
2) Variasi dalam media dan alat-alat pelajaran.
a) Variasi dalam apa yang dapat dilihat (visual), misalnya, benda nyata, grafik, globe, film, kliping
surat kabar, dan lain-lain.
b) Variasi dalam apa yang dapat didengar (Audio), misalnya, rekaman, suara radio, diskusi,
dramatisasi, role playing, dan lain-lain.
c) Variasi dalam apa yang dapat dipegang (motorik), misalnya, model, alat, patung, binatang, dan
lain-lain.
Jadi variasi dalam penggunaan media yang beragam dan relevan dengan tujuan
pembelajaran dapat merangsang pikiran siswa dan meningkatkan hasil belajar.
a.
b.
c.
d.
e.

Kegunaan variasi dalam kelas
Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaiatan dengan aspek
belajar
Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi
dan eksplorasi
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Kemungkinan dilayaninya siswa secara individuai sehingga memberi kemudahan belajar
Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau
pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.

6. Keterampilan memberikan penguatan
a. Pengertian penguatan
Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal atau non
verbal, yang merupakan bagian dan modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa
yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (Feed back) bagi siswa atas
perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk

mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi
belajar-mengar.
Dalam proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti penting. Penghargaan ini tidak
harus berbentuk materi, misalnya dalam bentuk kata-kata, senyuman, anggukan, sentuhan.
Misalnya guru mengajukan pertanyaann pada siswa dan siswa menjawab tepat, maka guru
sebaiknya memberikan penghargaan. OIeh karena itu ada hubungan antara memberi penguatan
dan ketrampilan bertanya. Kaitannya adalah apakah guru mengajukan pertanyaan atau meminta
siswa mengemukakan pendapat dan dijawab dengan tepat, maka guru perlu memberikan
penguatan pada siswa.
b. Jenis-jenis penguatan
1) Penguatan verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,
persetujuan.
2) Penguatan non verbal
a. Penguatan gerak isyarat
b. Penguatan pendekatan
c. Penguatan dengan sentuhan
d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
e. Penguatan berupasimbol atau benda
f. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung
menyalahkan siswa, dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya menggunakan atau memberikan
penguatan tak penuh (parcial)
c. Prinsip penggunaan penguatan
1) Kehangatan dan keantusiasan
2) Kebermaknaan
3) Menghindari penggunaan respon yang negatif
d. Cara menggunakan penguatan
1) Penguatan kepada pribadi tertentu
2) Penguatan kepada kelompok
3) Pemberian penguatan dengan segera
4) Variasi dalam penggunaan
e. Tujuan pemberian penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa
dan bertujuan sebagai berikut:
a) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
b) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
c) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
d) Mengontrol dan memodifikasi perilaku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya
perilaku yang positif.
e) Guru harus mengenal siswa secara pribadi.
7. Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan
a. Pengertian
Pengajaran kelompok kecil atau perorangan untuk melibatkan antara tiga sampai delapan
orang untuk kelompok kecil dan tentu saja hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa
saja sepanjang waktu belajar, guru menghadapi banyak kelompok dan banyak siswa yang
masing-masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka secara kelompok dan perorangan.

c.
1)
2)
3)
4)

Hubungan tatap muka antara guru dan kelompok kecil ini diwarnai oleh hakekat
pengajaran kelompok kecil yaitu:
Terjadinya hubungan yang akrab, sehat antara guru dan siswa
Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, kemampuan dan minat sendiri
Siswa mendapat bantuan guru sesuai dengan kebutuhannya
siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar akan ditempuh, materi alat yang akan
digunakan dan tujuan yang ingin dicapai. Peran guru ini lebih banyak berfungsi sebagai berikut:
Organisator kegiatan belajar mengajar
Sumber informasi bagi siswa
Pendorong siswa untuk belajar
Penyediaan materi belajar bagi siswa
Mendiagnosa kesulitan siswa dan memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya
Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan peserta lainnya.
Variasi pengorganisasian
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberi perhatian
terhadap setiap siswa, serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, maupun
antara siswa dan siswa. Dalam hal ini kelompok kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
kelompok kecil juga memungkinkan siswa lebih terlibat secara aktif dalam belajar dengan
demikian siswa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar, hal ini memungkinkan
berkembangnya kreatif dan sifat kepemimpinan kepada siswa.
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Keterampilan mengorganisasikan
Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan-kegiatan

a)
b)
c)
d)

Agar pengajaran kelompok kecil atau perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Tidak semua topik disajikan dalam format kelompok kecil dan perorangan
Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara bertahap
Pengorganisasian siswa, sumber, materi, ruangan dan waktu lurus dilakukan secara cermat
Kegiatan harus diakhiri dengan kulminasi yang memungkinkan siswa belajar

1)
2)
3)
4)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
b.

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah.
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang sering
digunakan, diskusi kelompok kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Melibatkan sekitar tiga sampai lima orang peserta dalam setiap kelompok
b. Berlangsung secara informal sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi langsung dengan
anggota lain
c. Memilih tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar anggota kelompok
d. Berlangsung secara sistematis
Melalui diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik
berbagai informasi dan pengalaman dalam pemecahan suath masalah, meningkatkan pemahaman
terhadap masalah yang penting dalam pembelajaran, meningkatkan keterlibatan dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan, mengembangkan kemampuan berfikir dan

a)
b)
c)
d)
e)
f)

a)
b)
c)
9.
1.
2.
3.
4.
5.

berkomonikasi, membina kerja sama yang sehat dalam kelompok yang kohesif dan
bertanggungjawab.
Untuk menyukseskan jalannya diskusi kelompok kecil terdapat beberapa keterampilan
yang harus dimiliki oleh pemimpin diskusi, sebagai berikut:
Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan diskusi secara
jelas, merumusakn kembali masalah, jika terjadi penyimpangan, menandai hal-hal yang tidak
relevan dengan topik diskusi, merangkum hasil pembicaraan.
Memperjelas masalah atau urutan pendapat melalui menguraikan kembali dan merangkum
pendapat peserta, mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota kelompok tentang pendapat
setiap anggota
Menguraikan setiap gagasan anggota kelompok
Meningkatkan urunan peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan kunci yang menentang,
memberi contoh secara tepat, menghangatkan suasana dengan pertanyaan yang mengundang
perbedaan pendapat, memberikan waktu berpikir, mendengarkan dengan penuh perhatian
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi melalui memancing pendapat peserta yang kurang
berpartisipasi, memberikan kesempatan pertama kepada peserta yang kurang berpartisipasi,
mencegah terjadinya monopoli pembicaraan, mendorong peserta didik ketika terjadi kebuntuan
Menutup kegiatan diskusi, dengan cara merangkum hasil dan diskusi, tindak lanjut, menilai
proses diskusi yang telah dilakukan.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat digunakan
secara efektif dalam pembelajaran adalah:
Topik yang sesuai
Pembentukan kelompok secara tepat
Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua eserta didik dapat berpartisipasi secara
aktif.
Keterampilan mengadakan evaluasi.
Memperhatikan dan mengadakan pejajakan kemajuan murid
Mengadakan diagnosa kan dan kelemahan murid dalam segi-segi tertentu
Mencari pemecahan yaig bersifat mengatasi kesulitan, kelemahan dalam segi-segi tertentu
Mengembangkan berbagai cara mengadakan evaluasi
Mendorong agar murid berani megadakan evaluasi pada dirinya