SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN PASAR TRA (1)
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL SILAEN
== SPESIFIKASI TEKNIS ==
A. PENJELASAN UMUM
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah PEMBANGUNAN PASAR
TRADISIONAL SILAEN, Pasar adalah tempat yang memiliki unsur sosial, ekonomis,
kebudayaan, dan politis, tempat pembeli dan penjual saling bertemu dan mengadakan
kegiatan tukar menukar. Pasar juga dikategorikan sebagai organisasi tempat para
penjual dan pembeli saling berhubungan. Ditinjau dari pengertian tersebut maka pasar
berfungsi sebagai sarana yang bersifat umum dalam pelayanan terhadap masyarakat.
Tingkat pelayanan terhadap masyarakat tidak akan dapat berjalan maksimal jika
sarana yang dibutuhkan dalam pelayanan tersebut tidak memadai, baik dari segi
kualitas fisik bangunan/konstruksi, kapasitas, dan kelengkapan utilitas.
Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim dipakai
yakni Syarat-syarat Umum untuk Pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan,
kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknik ini.
Peraturan Bangunan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik ini adalah :
SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia)
PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia)
PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia)
PMI-1970/NI-18 (Peraturan Muatan Indonesia)
PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia)
Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah
setempat.
B. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan.
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana mingguan yang sudah disetujui
oleh Direksi setiap akhir minggu dan minggu - minggu berikutnya. Rencana tersebut
sudah termasuk pekerjaan tanah dan pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan bahan, peralatan, dan
lain - lain yang diminta oleh Direksi. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap
rencana kerja harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi.
Jadwal rencana harus mencakup semua , namun tidak terbatas pada pekerjaan tanah,
pekerjaan pasangan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan rencana kerja bulanan dengan sistem Bar
Chart pada akhir bulan dan untuk bulan - bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir harus diserahkan kepada
Direksi selambat- lambatnya pada hari ketiga tiap bulan.
C. Rapat Bersama Membicarakan Pekerjaan.
Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
pekerjaan yang sedang dilakukan , pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya
dan permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
D. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek harus dibuat oleh penyedia jasa atau kontraktor pelaksana.
Ukuran dan bentuk papan nama proyek harus sesuai dengan petunjuk dari direksi
teknis. Papan nama proyek harus berisikan keterangan - keterangan seperti
sebagai berikut :
1. Nama instansi pemberi tugas
2. Nomor Kontarak Proyek
3. Nama proyek
4. Nilai dan harga Kontrak proyek
5. Jangka waktu pelaksanaan
6. Sumber dana proyek
7. Tahun anggaran proyek, dan
8. Nama perusahaan penyedia jasa pemboronga
2. DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, BANGSAL PEKERJA, GUDANG DAN
RUANG RAPAT LAPANGAN
a) Bangsal untuk pekerja, gudang dan ruang rapat di lapangan telah dibuat di
sekitar bangunan yang letaknya ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor
pada tahap ini diharuskan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada
bangunan yang sudah ada.
b) Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin
perlindungan terhadap bahan-bahan tersebut.
c) Pemborong wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan oleh
Direksi bersama-sama dengan Pemberi Tugas untuk membicarakan segala
sesuatu mengenai pembangunan proyek tersebut.
3. PEMBONGKARAN BANGUNAN EXISTING
Pembonkaran bangunan lama / existing harus dilakukan dengan izin dari sipemberi
kerja (owner). Apabila belum diberikan izin oleh owner maka pembongkaran belum
dapat dilaksanakan, apabila kontraktor membongkar bangunan lama tanpa seizin
owner maka segala akibat yang timbul akan dibebankan kepada kontraktor.
4. PEKERJAAN MOBILISASI DAN SEWA PERALATAN
Mobilisasi peralatan dan material atau bahan - bahan yang akan digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan harus dilakukan oleh kontraktor sampai kelokasi
pekerjaan.
Besi profil dipotong dan dibentuk sesuai gambar kerja di bengkel kerja, kemudian
setelah semua selesai dipotong dan dibentuk sesuai dengan gambar kerja dan
diangkut kelokasi pekerjaan dan dirakit dilokasi pekerjaan sampai dengan selesai,
atau dengan cara membeli dan mendatangkan material atau bahan - bahan ke
lokasi pekerjaan kemudian dipotong, dibentuk dan dirakit langsung dilokasi
pekerjaan.
5. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN BOWPLANK
a. Pengukuran rencana perletakan-perletakan bangunan harus dilakukan dengan
teliti dan seksama sehingga sesuai dengan gambar rencana.
b. Penempatan ukuran-ukuran titik duga dan titik-titik pokok lainnya harus
dibuat/dipasang dengan profil-profil atau bouwplank yang cukup kuat dari kayu
dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak
ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.
c. Titik-titik duga/patok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan
Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak ada maka harus disetujui
oleh PPK atau Pengawas Lapangan.
d. Pemasangan patok-patok maupun titik-titik duga yang telah terpasang pada
bouwplank, jika Konsultan Supervisi, PPK, atau Pengawas Lapangan meneliti/
mempertimbangkan merasa perlu merubah/ memperbaiki/ merevisi, pemborong
harus melakukan petunjuk Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak
ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.
e. Ketinggian lantai bangunan adalah setinggi minimal 20 cm diatas tanah
permukaan halaman.
f. Ketinggian muka lantai bangunan (±0,00) yang tertera dalam gambar rancangan
dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan, yang mana hal ini
kemudian ditetapkan dilapangan, yang mana akan dijelaskan pada "RAPAT
PEKERJAAN" dan dituangkan pada "RAPAT ACARA PENJELASAN
PEKERJAAN"
g. Patok-patok
titik
duga/pokok
yang
dipasang
pemborong
harus
memperhitungkan mutu bahannya sehingga patok tersebut cukup kuat sampai
selesai pekerjaan.
h. Apabila ada patok yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan
pemasangannya harus disetujui oleh Konsultan Supervisi, Jika Konsultan
Supervisi tidak ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.
i. Jika terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan keadaan lapangan yang
sebenarnya, maka pejabat pembuat komitmen (PPK) akan mengeluarkan
keputusan tentang hal tersebut diatas. Kontraktor wajib melakukan
pengambaran kembali (Construction Drawing atau Shop Drawing) dari setiap
pekerjaan yang akan dilakukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi
Lapangan. Gambar Shop Drawing harus berisikan tentang dimensi - dimensi
bangunan, elevasi tanah, dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas.
j. Semua ketepatan pengukuran pekerjaan dan sudut siku - siku harus terjamin
dan diperhatikan ketelitiannya. Untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi dapat
digunakan alat waterpass dan theodolith. Sedangkan pengukuran sudut siku siku dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk bagian - bagian
pekerjaan yang kecil saja.
E. PEKERJAAN TANAH
1) Galian Tanah dan Urugan Tanah Pondasi
a. Semua galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan tanah
kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau dibuang jauh - jauh
dari lokasi pekerjaan.
b.Galian tidak boleh dibiarkan sampai waktu yang lama, tetapi selelah disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)harus segera dimulai tahapn pekerjaan
yang berikutnya untuk menghindari dari galian longsor, tergenang air dan lain
sebagainya.Pengalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
kelancaran pekerjaan pengecoran pondasi, memasang maupun memindahkan
bekisting yang diperlukan serta pembersihannya.
c. Untuk tanah yang diragukan kekerasannya harus dipasang cerucuk dari kayu
laut dengan diameter minimal 4" atau kayu yang tahan dan tidak busuk apabila
ditanam kedalam tanah dan pemasangannya harus sipancang tegak lurus. Untuk
penambahan cerucuk tersebut apabila memang diperlukan akan dinilai sebaga
kerja tambahan.
2) Timbunan Tanah Bawa Lantai
1. Pekerjaan pengurugan / timbunan tanah adalah pematangan permukaan tanah
untuk permukaan lantai. Urugan tanah digunakan untuk menaikan elevasi muka
lantai yang sisesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana yang tertuang dalam
gambar kerja.
2. Jika tidak dijelaskan didalam gambar, maka semua permukaan tanah pada daerah
yang ditimbun harus betul - betul rata dan tidak boleh ada permukaan yang
bergelombang.
3. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.
4. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20
cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan
alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.
5. Material - material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak
memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat - alat berat, urugan dilakukan
dengan ketebalan maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin
stamper.
6. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
adalah 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
7. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman
gembur. Gumpalan - gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut
harus dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh
lapisan yang kepadatannya sama.
F. PEKERJAAN BALERONG
1. PEKERJAAN PONDASI, BATU DAN BETON Ø Pekerjaan
Pasangan Batu Belah / Padas
a. Pekerjaan Batu Belah / Padas meliputi pondasi, tembok penahan dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Pondasi Batu Belah/Kali dengan menggunakan adukan 1 PC : 4 Pasir,
setelah galian mencapai peil sesuai dengan gambar rencana dan telah
mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi.
c. Batu Belah/Kali yang digunakan adalah Batu Belah Ex. Lokal dengan
kualitas yang baik dengan ukuran pecah 10 - 15 cm atau 15 - 20 cm
sebelum dipasang harus dibersihkan dan dibasahi permukaannya dan telah
disetujui oleh Pengawas Lapangan
d. PC harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis type I.
e. Pasir pasangan harus bersih dari lumpur max.5 % kualitas baik diambil dari
daerah setempat atau sesuai petunjuk Pengawas/Direksi.
f. Pasangan berumur 24 jam harus dibasahi dengan air untuk menjamin proses
pengerasan pasangan, maka perlu dilakukan penyiraman minimum 4 (empat)
kali sehari.
g. Neat/ siar/ vori antara batu tidak boleh lebih dari 1,5 cm, bila terdapat
rongga besar maka rongga tersebut harus diisi dengan batu yang ukurannya
lebih kecil/ batu pengunci.
h. Bagian atas pondasi belah yang berhubungan dengan beton harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 40 cm, yang terlebih
dahulu ditanam pada bagian beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan
batu belah sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.
i. Tidak diperkenankan memasang Batu Belah yang patah dua melebihi 5%
(lima persen)
j. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan
adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia
(asam alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek
merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan
Beton Indonesia (NI.2 - 1971) dan uji oleh Laboratorium yang diakui sah
oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung pihak Kontraktor.
k. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
> Pekerjaan Cor Lantai Rabat Beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr , T = 5 Cm
1. Sub Lantai Beton Plat/Rabat Beton
2. Lingkup Pekerjaan
Pekejaan sub lantai beton plat/rabat beton meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas lantai finishing keramik
pada lantai dasar.
3. Persyaratan Bahan
Sub lantai beton tumbuk menggunakan campuran beton K-175.
4. Syarat-Syarat pelaksanaan
Untuk pemasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang dipasang sebagai sub
lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimum digunakan alat timbris.
> Pekerjaan Cor Beton Bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
1.1. BETON COR DI TEMPAT 1.1.1. Lingkup
Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan
jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang
dan lain-lain sesuai dengan gambar-gambar persyaratan teknis ini Dalam
hal ini Pemborong yang harus menyediakan tenaga, peralatan seperti
Lift/Crane berikut Concrete Mixer dan peralatan-peralatan lain yang harus
selalu berada di lapangan sesuai dengan standard dan kapasitas untuk
pekerjaan tersebut.
1.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton
harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera
dalam :
- SK SNI T-15-1991-03
- NI-2-PBI-1971, ..
- NI-3-1970
- NI-5-1961
- NI-8-1974
- SKTM-JLS G 3445.
1.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Untuk seluruh Pekerjaan Struktur digunakan Beton Cor adukan 1PC : 2Pasir
: 3 Kerikil dan cara pelaksanaannya harus rnenggunakan adukan beton
seperti molen (conrete mixer).
1.1.4. Bahan-bahan
a) Agregat beton
Agregat Beton berupa batu pecah/ kerikil
Agregat Beton harus sesuai spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33
Ukuran terbesar Agregat Beton adalah 2,5 cm
Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan
yang tidak diinginkan
Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5%
(lima persen)
b) Agregat Kasar
Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang
kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butirbutir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20% dari
jumlah berat keseluruhannya
Agregat Kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga
melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los
Angeles ASTM-C 131-55
Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat
reaktif alkali atau substansi yang merusak beton
Gradasi
Saringan
Ukuran
Lewat Saringan (%)
1"
/ 4"
25,00 mm
20,00 mm
100
90 - 100
3/8"
No. 4
95,00 mm
04,76 mm
20 - 55
0 - 10
3
c) Agregat Halus
Agregat Halus dapat menggunakan pasir alam yang berasal dari
Quarry yang telah disepakati pihak Pengawas
Pasir harus bersih dari zat organis, zat alkali tanah dan
substansi lain yang dapat merusak beton. Pasir tidak boleh
mengandung substansi tersebut lebih dari 5 %
Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton
Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras
Cara dan penyimpanan harus baik agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga tidak terjadi kontaminasi
yang tidak diinginkan
Gradasi
Saringan
Ukuran
Lewat Saringan (%)
3/8"
No. 4
No. 8
No. 16
9,500
4,760
2,380
1,190
mm
mm
mm
mm
100
90 - 100
80 - 100
50 - 85
No. 30
No. 50
No. 100
No. 200
0,595
0,297
0,149
0,074
mm
mm
mm
mm
25 - 65
10 - 30
5 - 10
0-5
d) PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang diisyaratkan dalam Nl8 Bab 3.2. Kontraktor harus mengusahakan agar semen yang
dipakai untuk seluruh pekerjaan beton berasal dari satu merk
saja. Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak
yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta harus dalam
jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat
air dengan lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan
pengiriman. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh
dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
e) Pembesian
- Besi tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI - 2 1971
dengan tegangan leleh (Ã = 2400 kg/cm2 ) atau Baja U-24.
- Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara
sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung
dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan harus
disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing.
Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelombang
(Deformed Bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI2 Bab 3.7, yang dinyatakan sebagai U-24 seperti dinyatakan
dalam gambar-gambar dengan persyaratan sebagai berikut :
- U-24 untuk diameter lebih keci! dari 16 mm
- Besi penulangan yang akan digunakan harus
bebas dari karat dan kotoran lain, apabila
harus dibersihkan dengan cara disikat atau
digosok tanpa mengurangi diameter
penampang besi, atau dengan bahan cairan
sejenis "Vikaoxy Off" yang disetujui
Pengawas.
- Direksi/Pengawas berhak memerintahkan
untuk menambah besi tulangan di tempat yang
dianggap perlu sampai maksimum 5% dari
tulangan yang ada di tempat tersebut, meski
tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa
biaya tambahan.
f) Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti diisyaratkan dalam Nl-2 Bab 3.7.
g) Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.6. Sebelum air
untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu disetujui Pengawas dan
biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Dan Kontraktor harus menyediakan air
atas biayanya sendiri.
h) Additive
Untuk mencapai slump yang diisyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITK 300 atau
yang setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Additive yang mengandung
chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan.
1.1.5. Pelaksanaan
Pengecoran Beton
Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin secara
tertulis dari Pengawas. Permohonan izin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai,
Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh steak-steak maupun anker-anker
dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton
untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding belah maupun pekerjaan
instalasi. Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan ankeranker dipasang dengan jarak setiap 1 (satu) meter.
Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelum pengecoran beton dilaksanakan
Persetujuan Direksi ini berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan
pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan
pengecoran tanpa gangguan.
Persetujuan di atas tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas
pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh
Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan
waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi menganggap perlu didasarkan
pada kondisi tertentu
Beton harus dicor sebagaimana mestinya sehingga menghindari terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penulangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi
Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus bersih dan
bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boieh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 (dua) meter. Selama dapat
dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan
pangkalnya terbenam dalam adukan baru yang dituang
Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "intialset"
atau yang telah mengeras dalam belah dimana akan terjadi plastis karena getaran
Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan
penyerapan air semen dengan tanah
Bila pengecoran
harus
berhenti
untuk
sementara sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus
dibersihkan dari air semen (laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai
suatu kedalaman yang cukup sampai tejadi beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
Pemadatan Beton
Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk
menyediakan peralatan untuk mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan
secukupnya agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan
Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan
(overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan betonbeton tidak akan diterima
Penggetaran tidak boleh dilakukan bila dengan maksud untuk
mengalirkan beton
Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar dengan frekwensi tinggi 0,2 cm, agar dijamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik
Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti
dan terlatih
Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug pasir padat setebal 5 atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar,
kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu beton cor adukan 1PC : 3Pasir
: 5Kerikil setebal 5 cm atau sesuai dengan gambar kerja, di bawah
konstruksi beton tersebut
1.2. CETAKAN BETON
a. Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi dibawah ini:
- Nl-2-1971 - Nl-3-1970
b.
Bahan-bahan
Bahan
pelepas acuan (Realising Agent) harus
sepenuhnya digunakan pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
Cetakan beton ditempat biasa
Bahan cetakan harus dibuat dari multiplex dengan diberi penguat secukupnya
sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh
desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta dapat menghasilkan
konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan belahs-belahs yang sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
Pada cetakan kolom, balok, harus diadakan perlengkapan dan peralatan khusus
untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kawat pengikat
dan lain-lain.
Apabila acuan harus memikul beban yang besar atau bentang-bentang yang
besar serta memerlukan bentuk
yang khusus, maka harus dibuat perhitungan-perhitungan dan gambar kerja, guna
mengetahui beban pelaksanaan, termasuk beban vertikal dan horizontal dan kegiatankegiatan serta faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi.
Sebelum beton dibuang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan sehingga
dapat terjamin kedudukan yang tepat, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dan segala benda dan kotorankotoran yang tidak diinginkan. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa
diperdagangkan (Form Oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaannya dilakukan di tempat pabrikasi bekisting.
Sebelum pengecoran dimulai, permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu
dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton yang harus dituang.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Bagian sisi balok
- Balok tanpa beban konstruksi
- Balok dengan beban konstruksi
48 jam
7 hari
21 hari
- Pelat Lantai/Atap
21 hari
Dengan persetujuan Direksi, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji
yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan
pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi sekali-kaii tidak boleh
menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari
adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan tetap menghasilkan sudut-sudut
yang tajam dan tidak pecah.
c. Hasil Pengecoran dan Finishing
a. Sernua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi, bersih tanpa cacat, lurus dan
tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana
b. Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi
tetapi langsung diberi plamur dan cat
c. Pengecatan dapat dilakukan setelah Pengawas memeriksa dan menyatakan
persetujuannya.
1.3. PERAWATAN
Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton harus dalam keadaan basah, paling sedikit 7
hari.
> Pekerjaan Pasangan Batu Bata
> Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi.
>
Persyaratan Bahan
Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata besar press dengan mutu terbaik,
dan yang disetujui Konsultan Supervisi. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam NI-10.
>
Syarat-Syarat Pelaksanaan
Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir
pasang.
Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jenuh.
Setelah bata terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan
disiram air.
Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar dibersihkan.
Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu
bata tebal 1/2 batu
dan 3/4 batu yang luasnya maksimal 9 m2
harus
ditambahkan kolom penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm dan
tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel diameter : 6 mm jarak 20 cm
untuk kolom 13 x 13, sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat
maksimal 3 (tiga) meter.
Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah sama sekali
tidak diperkenankan.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila
satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua.
Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 13 cm setelah diplseter (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan
adukan 1PC : 2 pasir.
Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester).
Ø Pekerjaan plesteran batu bata
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi.
Plesteran.
Plesteran halus/aci halus.
dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan Plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu
bata baru serta permukaan beton yang terlihat, dinyatakan
tampak ataupun yang diperlukan untuk difinish.
Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan Semen, Pasir dan Air lihat Bab Pekerjaan Beton.
Persyaratan Pelaksanaan
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 menit.
Plesteran adalah campuran 1 PC : 4 PSR.
Plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam
bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendapatkan
campuran yang homogen.
Plesteran halus ini adalah
pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
berumur 7 hari (sudah kering benar).
Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut
khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh & padat, tidak
berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda benda lain yang
membuat cacat.
Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan beton
yang akan difinish dengan cat.
Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan
lainnya,maka permukaan plesterannya harus diberi alur alur garis horizontal untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini
tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil peil yang diminta dalam Gambar
Kerja.
Tebal plesteran minimal 1 cm, maximal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu bata
atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pen cembungan bidang
tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar
tidak secara-tiba tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang kurangnya dua kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan,
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan
diterima oleh Konsultan Supervisi.
Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 minggu.
2. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI a. Pekerjaan
Lantai Keramik
1. Lingkup Pekerjaan
> Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan
termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
>
Seluruh
finishing
lantai
dikerjakan
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
sesuai
dengan
yang
2. Persyaratan Bahan
> Bahan dan jenis keramik adalah buatan dalam negeri yang bermutu baik
produksi Roman, IKAD, KIA atau produksi lain yang setara atau yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.
> Warna akan ditentukan kemudian. untuk masing-masing warna harus
seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.
> Ketebalan minimum 7 cm, finish permukaan berglazur, kekuatan lentur 250
kg/cm2.
> Bahan pengisi siar dan Grout semen berwarna/lba Grouf/Tile Grout. Bahan
perekat adukan Spesi 1 PC : 3 Pasir ditambah bahan perekat/lbafix.
> Ukuran-ukuran bahan yang dipakai sesuai dengan yang ditentukan gambar
atau petunjuk pengawas lapangan.
> Pengendalian pekenaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 Pasal 31 dan SII-0023-81
> Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982
Pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat ditentukan dalam PUBI
1982 Pasal 9.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
> Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing
dan pola keramik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
> Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 produk yang
berlainan) kepada Konsultan Pengawas.
> Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,.tidak cacat
dan tidak bernoda.
> Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir dan ditambah bahan perekat
seperti yang diisyaratkan.
> Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar-lebar
siar) harus sama lebar dengan lebar maksimunn 3 mm dan dalam
kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Konsultan Pengawas, yang membentuk garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus tegak lurus
sesamanya.
> Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan dalam persyaratan
bahan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
> Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus, sesuai dengan persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
> Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala bentuk noda
hingga benar-benar bersih Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai
pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti ditunjukkan
dalam gambar.
> Sebelum pasangan keramik, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam
air sampai jenuh.
> Diperhatikan adanya pada tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
lantai atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
> Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.
3. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA BAJA
1. Material Dan Fabrikasi
> Semua material baja harus baru dan disetujui oleh Konsultan Pengawas walaupun
kontraktor telah menggunakan bahan yangtelah disetujui, pasal berikut ini tetap
mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.
>
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan 'Hot Rolled Structural Steel' dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI83) atau ASTM A36 atau SS42 (JIS.U 3101-1970). Tegangan leleh = 2400 kg/cm2.
>
Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di work shop, kecualli hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di work shop dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan
>
>
>
>
>
>
>
>
>
disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabnkasi dimulai pelat-pelat
baja harus rata dan tidak boleh bertekuk dan bengkok.
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan
dicat.
Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki
atau diganti dengan yang baru atas biaya kontraktor.
Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana berhak meninjau bengkel dan
memeriksa pekerjaan fabrikasi kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum
2.400 kg cm2 bilamana perlu atas biaya kontraktor.
Semua bahan untuk pekerjaan baja fabrikasi di work shop, kecuali atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
Seluruh pekerjaan pengadaan, penekukan dan pengelasan listrik harus dilakukan/
difabrikasi di work shop.
Semua baut, baik yang dikerjakan di work shop maupun di lapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersendiri.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagtian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan
yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian kontraktor, harus dilakukan atas
biaya kontraktor.
2. SAMBUNGAN
> Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang
>
bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan
batang.
Hanya diperkenankan 1 sambungan dalam 1 bentang. Yang dimaksud dengan 1
bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujung ujungnya
terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.
3. BAUT PENGIKAT
> Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diametemya.
>
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa
seijin Konsultan Pengawas.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis
(maksimum 10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
mesin las sama sekali tidak diperkenankan.
> Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
> Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut
>
>
yang digunakan adalah baut HTB A-325. Khusus untuk pertemuan balok anak
dengan balok induk digunakan baut hitam, kecuali ditentukan lain pada gambar
struktur.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan buku
petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut.
> Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
>
> Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan
cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
4. PEMOTONGAN BESI
> Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las
sekali kali tidak diperkenankan.
5. Pekerjaan Las
> Pengelasan harus dilakukan sesuai dengan AWS atau AISC specification, baru
dapat dilaksanakan dengan seijin Konsultan Pengawas dan menggunakan mesin
las listrik.
> Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahil yang berpengalaman. Kontraktor
wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing tukang lasnya.
Sertifikat Grade VI untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian
konstruksi ini.
> Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan kerusakan
pada beban bajanya.
> Elektroda las yang digunakan harus disimpan pada tempat yang terjamin
komposisinya dari sifat-sifat elektroda selama masa penyimpanan.
> Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dan cairan elektroda tersebut.
> Teknik/cara pengelasan yang
dipergunakan
memperlihatkan mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan.
harus
> Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih
dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar,
besar potongan api harus digrenda dengan rata. Kerak bekas pengelasan
harus dibersihkan dan disikat.
> Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah 00
F. Pada temperatur 00 F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh
7,5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
> Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak
akan berputar atau berbengkok.
> Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan Iebih dan
satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan
terdahulu hanus dibersihkan
dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada.
Lapisan las yang benpori-pori atau retak atau rusak dibuang sama sekali
6. PENYIMPANAN MATERIALS
> Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah sehingga
tidak merusak material.
> Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
> Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman
dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan Konsultan Pengawas.
> Penempatan elemen konstruksi baja di lapangan harus di tempat yang
kering/cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut.
> Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja yang
rusak karena salah penempatan.
7. ERECTION
> Penempatan konstruksi baja di lapangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan pekerjaan erection . Kontraktor harus memberitahukan
Konsultan Pengawas sebelum pengiriman Konstruksi baja dan menjamin
bahwa di lapangan konstruksi baja tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana
temyata yang dikirim rusak dan bengkok, kontraktor harus mengganti dengan
yang baru.
> Sebelum erection dimulai, kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan
angker-angker baja dan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas metode
dan urutan pelaksanaan erection.
> Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya
diukur dengan theodolith oleh kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas.
> Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker harus tetap dan akurat
untuk mencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk itu harus dijaga agar
selama pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser.
> Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang
yang rata betul.
> Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat mekanis (crane).
> Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.
> Toleransi dan kelurusan batang ataupun komponen batang tidak boleh lebih dari
1/1000 panjang batang/komponen batang.
> Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat
perletakan maksimum 0,5 cm dari kedudukan pada gambar kerja kearah
horizontal dan 1 cm kearah vertikal.
> Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
> Untuk pekerjaan erection di lapangan, kontraktor harus menyediakan tenaga ahli.
> Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja dan Departemen
Tenaga Kerja. Untuk itu kontraktor harus menyediakan ikat pinggang
pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
> Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab kontraktor, oleh sebab itu
kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
8. PERSYARATAN PENGUJIAN
> Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual, kecuali pengelasan
dengan full penetration harus dilakukan pemeriksaan dengan radiographie test
atau test X-ray test secara random sebesar 2 % dan seluruh pengelasan yang
minimal 1 buah sambungan full penetration.
> Konsultan Pengawas berhak meminta kontraktor untuk melakukan radiographie
test/X-ray test untuk bagian-bagian tertentu pada konstruksi baja yang
biayanya ditanggung oleh kontraktor.
> Mesin las yang digunakan harus mencapai kapasitas 25-40 volt dan 200 400
amphere.
4. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
> Atap Genteng Metal / Atap Spandek Tebal 0,3 mm
Genteng Atap Metal / Atap Spandek dengan Tebal 0,3 mm adalah Jenis genteng dengan
bahan dasar lembaran metal/baja yang lapisan permukaannya mengalami pengolahan
kembali, dengan atau tanpa bahan campuraan lainnya.
Adapun Data Teknis Atap yang dipakai adalah :
1. Lapisan Terdiri dari :
Bahan Dasar Metal Baja sesuai standard JIS G. 3141
Lapisan I Zincalume Coated dengan Zincalume G 300 (
Aluminium 55 %)
Lapisan II Anti Karat (Epoxy Primer)
Lapisan III Acrylic Base Coat
Lapisan IV Batu Alam Berwarna ( Stone Chips)
2.
3.
4.
5.
Lapisan V Anti Lumut. (Acrylic Overglass )
Panjang Efektif : 770 mm
Lebar Efektif : 1000 mm
Tinggi Gelombang 2,8 cm
Berat satu ± 5 Kg/cm2
G. PEKERJAAN FINISHING
a. Pekerjaan Cat Struktur Rangka Baja
1. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua debu, kotoran, minyak gemuk
dan karat dengan cara di sand blasting sampai mencapai mutu standar SDA 2.5
2. Paling lambat 2 jam setelah disand blasting semua permukaan profil harus
dicover dengan cat dasar/primer cat.
3. Sebelum mulai pengecatan, kontraktor harus memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari
semua bahan cat.
4. Cat dasar pertama adalah cat zin chromed primer 1 kali di workshop dengan
menggunakan kuas. Cat ini setebal 50 mikron.
5. Cat finish dilakukan 2 kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua
konstruksi selesai dipasang dengan menggunakan kuas.
6. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera di cat ulang sesuai
dengan persyaratan cat yang digunakan.
H. PEKERJAAN AKHIR
> Pembersihan Akhir
Pekerjaan pembersihan akhir harus dilaksanakan oleh kontraktor sebelum serah
terima pekerjaan kepada pihak owner, semua bahan / material sisi dan peralatan
yang ada di lapangan harus sudah tidak berada di lokasi pekerjaan pada saat serah
terima pertama pekerjaan .
> Foto Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus menyerahkan foto berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan
pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 x 12 cm) pada lokasi yang telah
ditentukan oleh Direksi selama masa Kontrak. Foto diambil pada waktu
awal/sebelum dilaksanakan, sedang
dilaksanakan dan waktu selesainya pelaksanaan pekerjaan , serta pada waktu yang
ditentukan oleh Direksi.
Foto yang harus diserahkan kepada Direksi dilampirkan pada laporan kemajuan
bulanan dan masing - masing sebanyak 4 (empat) rangkap. Tanggal dan
penjelasan dari tiap foto tidak akan dibayar terpisah dan dianggap termasuk dalam
harga satuan untuk tiap pekerjaan pada biaya kuantitas pekerjaan. Negatif dari
foto ini akan merupakan milik pemberi pekerjaan dan tidak akan disediakan
cetakan dari negatif ini kepada orang seseorang tanpa seizin pemberi pekerjaan.
> Pelaporan Dan As Built Drawing
Selama masa pelaksanaan, kontraktor harus memelihara satu set gambar pelaksanaan
yang terbaru untuk setiap item pekerjaan. Dimana gambar tersebut memperlihatkan
perubahan yang dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah
dilaksanakan dengan benar kemudian dicap "SUDAH DILAKSANAKAN" untuk setiap
uraian pekerjaan sementara.
Gambar pelaksanaan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan apabila
ditemukan hal - hal yang tidak memuaskan dan dilaksanakan, pekerjaan tersebut harus
diperiksa kembali dalam waktu selambat - lambatnya 6 ( enam ) hari kerja.
Sesudah hampir seluruh pekerjaan permanen yang sesuai dengan gambar Kontrak
diselesaikan, gambar pelaksanaan yang tepat setelah mendapatkan persetujuan Direksi,
akan ditandatangani bersama - sama Direksi dan Kontraktor.
Gambar pelaksanaan harus dibuat pada kertas kualitas baik dan mudah dicetak,
sehingga dapat dibuat salinan yang dapat dibaca dengan jelas. Satu set gambar
pelaksanaan pada kertas tersebut diatas bersama dua set cetakan harus diserahkan
pada Direksi selambat - lambatnya dalam waktu 60 ( enam puluh ) hari kerja, setelah
diterbitkan Berita Acara Penyelesaian oleh Direksi.
> Laporan Harian
Kontraktor harus membuat laporan harian, yang berisi antara lain :
1. Kuantitas dan macam bahan yang didatangkan.
2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya.
3. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan.
4. Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan.
6. Catatan - catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
> Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian
dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu.
> Laporan Bulanan
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi,
Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan yang berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal - hal sebagai berikut :
1. Persentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan yang
dicapai pada bulan laporan dan persentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
2. Persentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan, disertai dengan persentase
rencana yang diprogramkan dan diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan.
3. Jadwal rencana kegiatan mendatang akan dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) bulan
berturut - turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
4. Daftar tenaga buruh setempat, serta penempatannya selama periode waktu
pembuatan laporan.
5. Daftar alat produksi, peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang datang di lokasi pekerjaan dan telah
disingkirkan dari lokasi.
6. Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan permanen.
7. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
8. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran
yang diperlukan pada bulan berikutnya.
9. Hal - hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
Dibuat Oleh :
CV.DONGAN MARSADA
WISMAN SIMANJUNTAK
DIREKTUR
PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL SILAEN
== SPESIFIKASI TEKNIS ==
A. PENJELASAN UMUM
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah PEMBANGUNAN PASAR
TRADISIONAL SILAEN, Pasar adalah tempat yang memiliki unsur sosial, ekonomis,
kebudayaan, dan politis, tempat pembeli dan penjual saling bertemu dan mengadakan
kegiatan tukar menukar. Pasar juga dikategorikan sebagai organisasi tempat para
penjual dan pembeli saling berhubungan. Ditinjau dari pengertian tersebut maka pasar
berfungsi sebagai sarana yang bersifat umum dalam pelayanan terhadap masyarakat.
Tingkat pelayanan terhadap masyarakat tidak akan dapat berjalan maksimal jika
sarana yang dibutuhkan dalam pelayanan tersebut tidak memadai, baik dari segi
kualitas fisik bangunan/konstruksi, kapasitas, dan kelengkapan utilitas.
Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim dipakai
yakni Syarat-syarat Umum untuk Pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan,
kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknik ini.
Peraturan Bangunan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik ini adalah :
SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia)
PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia)
PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia)
PMI-1970/NI-18 (Peraturan Muatan Indonesia)
PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia)
Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah
setempat.
B. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan.
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana mingguan yang sudah disetujui
oleh Direksi setiap akhir minggu dan minggu - minggu berikutnya. Rencana tersebut
sudah termasuk pekerjaan tanah dan pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan bahan, peralatan, dan
lain - lain yang diminta oleh Direksi. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap
rencana kerja harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi.
Jadwal rencana harus mencakup semua , namun tidak terbatas pada pekerjaan tanah,
pekerjaan pasangan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan rencana kerja bulanan dengan sistem Bar
Chart pada akhir bulan dan untuk bulan - bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir harus diserahkan kepada
Direksi selambat- lambatnya pada hari ketiga tiap bulan.
C. Rapat Bersama Membicarakan Pekerjaan.
Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
pekerjaan yang sedang dilakukan , pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya
dan permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
D. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek harus dibuat oleh penyedia jasa atau kontraktor pelaksana.
Ukuran dan bentuk papan nama proyek harus sesuai dengan petunjuk dari direksi
teknis. Papan nama proyek harus berisikan keterangan - keterangan seperti
sebagai berikut :
1. Nama instansi pemberi tugas
2. Nomor Kontarak Proyek
3. Nama proyek
4. Nilai dan harga Kontrak proyek
5. Jangka waktu pelaksanaan
6. Sumber dana proyek
7. Tahun anggaran proyek, dan
8. Nama perusahaan penyedia jasa pemboronga
2. DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, BANGSAL PEKERJA, GUDANG DAN
RUANG RAPAT LAPANGAN
a) Bangsal untuk pekerja, gudang dan ruang rapat di lapangan telah dibuat di
sekitar bangunan yang letaknya ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor
pada tahap ini diharuskan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada
bangunan yang sudah ada.
b) Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin
perlindungan terhadap bahan-bahan tersebut.
c) Pemborong wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan oleh
Direksi bersama-sama dengan Pemberi Tugas untuk membicarakan segala
sesuatu mengenai pembangunan proyek tersebut.
3. PEMBONGKARAN BANGUNAN EXISTING
Pembonkaran bangunan lama / existing harus dilakukan dengan izin dari sipemberi
kerja (owner). Apabila belum diberikan izin oleh owner maka pembongkaran belum
dapat dilaksanakan, apabila kontraktor membongkar bangunan lama tanpa seizin
owner maka segala akibat yang timbul akan dibebankan kepada kontraktor.
4. PEKERJAAN MOBILISASI DAN SEWA PERALATAN
Mobilisasi peralatan dan material atau bahan - bahan yang akan digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan harus dilakukan oleh kontraktor sampai kelokasi
pekerjaan.
Besi profil dipotong dan dibentuk sesuai gambar kerja di bengkel kerja, kemudian
setelah semua selesai dipotong dan dibentuk sesuai dengan gambar kerja dan
diangkut kelokasi pekerjaan dan dirakit dilokasi pekerjaan sampai dengan selesai,
atau dengan cara membeli dan mendatangkan material atau bahan - bahan ke
lokasi pekerjaan kemudian dipotong, dibentuk dan dirakit langsung dilokasi
pekerjaan.
5. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN BOWPLANK
a. Pengukuran rencana perletakan-perletakan bangunan harus dilakukan dengan
teliti dan seksama sehingga sesuai dengan gambar rencana.
b. Penempatan ukuran-ukuran titik duga dan titik-titik pokok lainnya harus
dibuat/dipasang dengan profil-profil atau bouwplank yang cukup kuat dari kayu
dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak
ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.
c. Titik-titik duga/patok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan
Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak ada maka harus disetujui
oleh PPK atau Pengawas Lapangan.
d. Pemasangan patok-patok maupun titik-titik duga yang telah terpasang pada
bouwplank, jika Konsultan Supervisi, PPK, atau Pengawas Lapangan meneliti/
mempertimbangkan merasa perlu merubah/ memperbaiki/ merevisi, pemborong
harus melakukan petunjuk Konsultan Supervisi, jika Konsultan Supervisi tidak
ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.
e. Ketinggian lantai bangunan adalah setinggi minimal 20 cm diatas tanah
permukaan halaman.
f. Ketinggian muka lantai bangunan (±0,00) yang tertera dalam gambar rancangan
dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan, yang mana hal ini
kemudian ditetapkan dilapangan, yang mana akan dijelaskan pada "RAPAT
PEKERJAAN" dan dituangkan pada "RAPAT ACARA PENJELASAN
PEKERJAAN"
g. Patok-patok
titik
duga/pokok
yang
dipasang
pemborong
harus
memperhitungkan mutu bahannya sehingga patok tersebut cukup kuat sampai
selesai pekerjaan.
h. Apabila ada patok yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan
pemasangannya harus disetujui oleh Konsultan Supervisi, Jika Konsultan
Supervisi tidak ada maka harus disetujui oleh PPK atau Pengawas Lapangan.
i. Jika terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan keadaan lapangan yang
sebenarnya, maka pejabat pembuat komitmen (PPK) akan mengeluarkan
keputusan tentang hal tersebut diatas. Kontraktor wajib melakukan
pengambaran kembali (Construction Drawing atau Shop Drawing) dari setiap
pekerjaan yang akan dilakukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi
Lapangan. Gambar Shop Drawing harus berisikan tentang dimensi - dimensi
bangunan, elevasi tanah, dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut diatas.
j. Semua ketepatan pengukuran pekerjaan dan sudut siku - siku harus terjamin
dan diperhatikan ketelitiannya. Untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi dapat
digunakan alat waterpass dan theodolith. Sedangkan pengukuran sudut siku siku dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk bagian - bagian
pekerjaan yang kecil saja.
E. PEKERJAAN TANAH
1) Galian Tanah dan Urugan Tanah Pondasi
a. Semua galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan tanah
kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau dibuang jauh - jauh
dari lokasi pekerjaan.
b.Galian tidak boleh dibiarkan sampai waktu yang lama, tetapi selelah disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)harus segera dimulai tahapn pekerjaan
yang berikutnya untuk menghindari dari galian longsor, tergenang air dan lain
sebagainya.Pengalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
kelancaran pekerjaan pengecoran pondasi, memasang maupun memindahkan
bekisting yang diperlukan serta pembersihannya.
c. Untuk tanah yang diragukan kekerasannya harus dipasang cerucuk dari kayu
laut dengan diameter minimal 4" atau kayu yang tahan dan tidak busuk apabila
ditanam kedalam tanah dan pemasangannya harus sipancang tegak lurus. Untuk
penambahan cerucuk tersebut apabila memang diperlukan akan dinilai sebaga
kerja tambahan.
2) Timbunan Tanah Bawa Lantai
1. Pekerjaan pengurugan / timbunan tanah adalah pematangan permukaan tanah
untuk permukaan lantai. Urugan tanah digunakan untuk menaikan elevasi muka
lantai yang sisesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana yang tertuang dalam
gambar kerja.
2. Jika tidak dijelaskan didalam gambar, maka semua permukaan tanah pada daerah
yang ditimbun harus betul - betul rata dan tidak boleh ada permukaan yang
bergelombang.
3. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.
4. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20
cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan
alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.
5. Material - material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak
memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat - alat berat, urugan dilakukan
dengan ketebalan maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin
stamper.
6. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
adalah 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
7. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman
gembur. Gumpalan - gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut
harus dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh
lapisan yang kepadatannya sama.
F. PEKERJAAN BALERONG
1. PEKERJAAN PONDASI, BATU DAN BETON Ø Pekerjaan
Pasangan Batu Belah / Padas
a. Pekerjaan Batu Belah / Padas meliputi pondasi, tembok penahan dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Pondasi Batu Belah/Kali dengan menggunakan adukan 1 PC : 4 Pasir,
setelah galian mencapai peil sesuai dengan gambar rencana dan telah
mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi.
c. Batu Belah/Kali yang digunakan adalah Batu Belah Ex. Lokal dengan
kualitas yang baik dengan ukuran pecah 10 - 15 cm atau 15 - 20 cm
sebelum dipasang harus dibersihkan dan dibasahi permukaannya dan telah
disetujui oleh Pengawas Lapangan
d. PC harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis type I.
e. Pasir pasangan harus bersih dari lumpur max.5 % kualitas baik diambil dari
daerah setempat atau sesuai petunjuk Pengawas/Direksi.
f. Pasangan berumur 24 jam harus dibasahi dengan air untuk menjamin proses
pengerasan pasangan, maka perlu dilakukan penyiraman minimum 4 (empat)
kali sehari.
g. Neat/ siar/ vori antara batu tidak boleh lebih dari 1,5 cm, bila terdapat
rongga besar maka rongga tersebut harus diisi dengan batu yang ukurannya
lebih kecil/ batu pengunci.
h. Bagian atas pondasi belah yang berhubungan dengan beton harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 40 cm, yang terlebih
dahulu ditanam pada bagian beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan
batu belah sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.
i. Tidak diperkenankan memasang Batu Belah yang patah dua melebihi 5%
(lima persen)
j. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan
adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia
(asam alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek
merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan
Beton Indonesia (NI.2 - 1971) dan uji oleh Laboratorium yang diakui sah
oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung pihak Kontraktor.
k. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
> Pekerjaan Cor Lantai Rabat Beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr , T = 5 Cm
1. Sub Lantai Beton Plat/Rabat Beton
2. Lingkup Pekerjaan
Pekejaan sub lantai beton plat/rabat beton meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas lantai finishing keramik
pada lantai dasar.
3. Persyaratan Bahan
Sub lantai beton tumbuk menggunakan campuran beton K-175.
4. Syarat-Syarat pelaksanaan
Untuk pemasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang dipasang sebagai sub
lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimum digunakan alat timbris.
> Pekerjaan Cor Beton Bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
1.1. BETON COR DI TEMPAT 1.1.1. Lingkup
Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan
jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang
dan lain-lain sesuai dengan gambar-gambar persyaratan teknis ini Dalam
hal ini Pemborong yang harus menyediakan tenaga, peralatan seperti
Lift/Crane berikut Concrete Mixer dan peralatan-peralatan lain yang harus
selalu berada di lapangan sesuai dengan standard dan kapasitas untuk
pekerjaan tersebut.
1.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton
harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera
dalam :
- SK SNI T-15-1991-03
- NI-2-PBI-1971, ..
- NI-3-1970
- NI-5-1961
- NI-8-1974
- SKTM-JLS G 3445.
1.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Untuk seluruh Pekerjaan Struktur digunakan Beton Cor adukan 1PC : 2Pasir
: 3 Kerikil dan cara pelaksanaannya harus rnenggunakan adukan beton
seperti molen (conrete mixer).
1.1.4. Bahan-bahan
a) Agregat beton
Agregat Beton berupa batu pecah/ kerikil
Agregat Beton harus sesuai spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33
Ukuran terbesar Agregat Beton adalah 2,5 cm
Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan
yang tidak diinginkan
Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5%
(lima persen)
b) Agregat Kasar
Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang
kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butirbutir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20% dari
jumlah berat keseluruhannya
Agregat Kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga
melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los
Angeles ASTM-C 131-55
Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat
reaktif alkali atau substansi yang merusak beton
Gradasi
Saringan
Ukuran
Lewat Saringan (%)
1"
/ 4"
25,00 mm
20,00 mm
100
90 - 100
3/8"
No. 4
95,00 mm
04,76 mm
20 - 55
0 - 10
3
c) Agregat Halus
Agregat Halus dapat menggunakan pasir alam yang berasal dari
Quarry yang telah disepakati pihak Pengawas
Pasir harus bersih dari zat organis, zat alkali tanah dan
substansi lain yang dapat merusak beton. Pasir tidak boleh
mengandung substansi tersebut lebih dari 5 %
Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton
Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras
Cara dan penyimpanan harus baik agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga tidak terjadi kontaminasi
yang tidak diinginkan
Gradasi
Saringan
Ukuran
Lewat Saringan (%)
3/8"
No. 4
No. 8
No. 16
9,500
4,760
2,380
1,190
mm
mm
mm
mm
100
90 - 100
80 - 100
50 - 85
No. 30
No. 50
No. 100
No. 200
0,595
0,297
0,149
0,074
mm
mm
mm
mm
25 - 65
10 - 30
5 - 10
0-5
d) PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang diisyaratkan dalam Nl8 Bab 3.2. Kontraktor harus mengusahakan agar semen yang
dipakai untuk seluruh pekerjaan beton berasal dari satu merk
saja. Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak
yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta harus dalam
jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat
air dengan lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan
pengiriman. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh
dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
e) Pembesian
- Besi tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI - 2 1971
dengan tegangan leleh (Ã = 2400 kg/cm2 ) atau Baja U-24.
- Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara
sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung
dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan harus
disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing.
Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelombang
(Deformed Bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI2 Bab 3.7, yang dinyatakan sebagai U-24 seperti dinyatakan
dalam gambar-gambar dengan persyaratan sebagai berikut :
- U-24 untuk diameter lebih keci! dari 16 mm
- Besi penulangan yang akan digunakan harus
bebas dari karat dan kotoran lain, apabila
harus dibersihkan dengan cara disikat atau
digosok tanpa mengurangi diameter
penampang besi, atau dengan bahan cairan
sejenis "Vikaoxy Off" yang disetujui
Pengawas.
- Direksi/Pengawas berhak memerintahkan
untuk menambah besi tulangan di tempat yang
dianggap perlu sampai maksimum 5% dari
tulangan yang ada di tempat tersebut, meski
tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa
biaya tambahan.
f) Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti diisyaratkan dalam Nl-2 Bab 3.7.
g) Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.6. Sebelum air
untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu disetujui Pengawas dan
biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Dan Kontraktor harus menyediakan air
atas biayanya sendiri.
h) Additive
Untuk mencapai slump yang diisyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITK 300 atau
yang setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Additive yang mengandung
chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan.
1.1.5. Pelaksanaan
Pengecoran Beton
Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin secara
tertulis dari Pengawas. Permohonan izin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai,
Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh steak-steak maupun anker-anker
dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton
untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding belah maupun pekerjaan
instalasi. Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan ankeranker dipasang dengan jarak setiap 1 (satu) meter.
Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelum pengecoran beton dilaksanakan
Persetujuan Direksi ini berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan
pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan
pengecoran tanpa gangguan.
Persetujuan di atas tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas
pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh
Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan
waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi menganggap perlu didasarkan
pada kondisi tertentu
Beton harus dicor sebagaimana mestinya sehingga menghindari terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penulangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya
dan harus mendapat persetujuan dari Direksi
Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus bersih dan
bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boieh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 (dua) meter. Selama dapat
dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan
pangkalnya terbenam dalam adukan baru yang dituang
Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "intialset"
atau yang telah mengeras dalam belah dimana akan terjadi plastis karena getaran
Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan
penyerapan air semen dengan tanah
Bila pengecoran
harus
berhenti
untuk
sementara sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus
dibersihkan dari air semen (laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai
suatu kedalaman yang cukup sampai tejadi beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
Pemadatan Beton
Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk
menyediakan peralatan untuk mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan
secukupnya agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan
Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan
(overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan betonbeton tidak akan diterima
Penggetaran tidak boleh dilakukan bila dengan maksud untuk
mengalirkan beton
Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar dengan frekwensi tinggi 0,2 cm, agar dijamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik
Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti
dan terlatih
Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug pasir padat setebal 5 atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar,
kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu beton cor adukan 1PC : 3Pasir
: 5Kerikil setebal 5 cm atau sesuai dengan gambar kerja, di bawah
konstruksi beton tersebut
1.2. CETAKAN BETON
a. Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi dibawah ini:
- Nl-2-1971 - Nl-3-1970
b.
Bahan-bahan
Bahan
pelepas acuan (Realising Agent) harus
sepenuhnya digunakan pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
Cetakan beton ditempat biasa
Bahan cetakan harus dibuat dari multiplex dengan diberi penguat secukupnya
sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh
desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta dapat menghasilkan
konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan belahs-belahs yang sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
Pada cetakan kolom, balok, harus diadakan perlengkapan dan peralatan khusus
untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kawat pengikat
dan lain-lain.
Apabila acuan harus memikul beban yang besar atau bentang-bentang yang
besar serta memerlukan bentuk
yang khusus, maka harus dibuat perhitungan-perhitungan dan gambar kerja, guna
mengetahui beban pelaksanaan, termasuk beban vertikal dan horizontal dan kegiatankegiatan serta faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi.
Sebelum beton dibuang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan sehingga
dapat terjamin kedudukan yang tepat, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dan segala benda dan kotorankotoran yang tidak diinginkan. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa
diperdagangkan (Form Oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaannya dilakukan di tempat pabrikasi bekisting.
Sebelum pengecoran dimulai, permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu
dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton yang harus dituang.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Bagian sisi balok
- Balok tanpa beban konstruksi
- Balok dengan beban konstruksi
48 jam
7 hari
21 hari
- Pelat Lantai/Atap
21 hari
Dengan persetujuan Direksi, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji
yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan
pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi sekali-kaii tidak boleh
menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari
adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan tetap menghasilkan sudut-sudut
yang tajam dan tidak pecah.
c. Hasil Pengecoran dan Finishing
a. Sernua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi, bersih tanpa cacat, lurus dan
tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana
b. Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi
tetapi langsung diberi plamur dan cat
c. Pengecatan dapat dilakukan setelah Pengawas memeriksa dan menyatakan
persetujuannya.
1.3. PERAWATAN
Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton harus dalam keadaan basah, paling sedikit 7
hari.
> Pekerjaan Pasangan Batu Bata
> Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi.
>
Persyaratan Bahan
Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata besar press dengan mutu terbaik,
dan yang disetujui Konsultan Supervisi. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam NI-10.
>
Syarat-Syarat Pelaksanaan
Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir
pasang.
Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jenuh.
Setelah bata terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan
disiram air.
Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar dibersihkan.
Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu
bata tebal 1/2 batu
dan 3/4 batu yang luasnya maksimal 9 m2
harus
ditambahkan kolom penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm dan
tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel diameter : 6 mm jarak 20 cm
untuk kolom 13 x 13, sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat
maksimal 3 (tiga) meter.
Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah sama sekali
tidak diperkenankan.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila
satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua.
Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 13 cm setelah diplseter (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan
adukan 1PC : 2 pasir.
Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester).
Ø Pekerjaan plesteran batu bata
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi.
Plesteran.
Plesteran halus/aci halus.
dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan Plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu
bata baru serta permukaan beton yang terlihat, dinyatakan
tampak ataupun yang diperlukan untuk difinish.
Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan Semen, Pasir dan Air lihat Bab Pekerjaan Beton.
Persyaratan Pelaksanaan
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 menit.
Plesteran adalah campuran 1 PC : 4 PSR.
Plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam
bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendapatkan
campuran yang homogen.
Plesteran halus ini adalah
pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
berumur 7 hari (sudah kering benar).
Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut
khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh & padat, tidak
berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda benda lain yang
membuat cacat.
Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan beton
yang akan difinish dengan cat.
Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan
lainnya,maka permukaan plesterannya harus diberi alur alur garis horizontal untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini
tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil peil yang diminta dalam Gambar
Kerja.
Tebal plesteran minimal 1 cm, maximal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu bata
atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pen cembungan bidang
tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar
tidak secara-tiba tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang kurangnya dua kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan,
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan
diterima oleh Konsultan Supervisi.
Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 minggu.
2. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI a. Pekerjaan
Lantai Keramik
1. Lingkup Pekerjaan
> Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan
termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
>
Seluruh
finishing
lantai
dikerjakan
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
sesuai
dengan
yang
2. Persyaratan Bahan
> Bahan dan jenis keramik adalah buatan dalam negeri yang bermutu baik
produksi Roman, IKAD, KIA atau produksi lain yang setara atau yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.
> Warna akan ditentukan kemudian. untuk masing-masing warna harus
seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.
> Ketebalan minimum 7 cm, finish permukaan berglazur, kekuatan lentur 250
kg/cm2.
> Bahan pengisi siar dan Grout semen berwarna/lba Grouf/Tile Grout. Bahan
perekat adukan Spesi 1 PC : 3 Pasir ditambah bahan perekat/lbafix.
> Ukuran-ukuran bahan yang dipakai sesuai dengan yang ditentukan gambar
atau petunjuk pengawas lapangan.
> Pengendalian pekenaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 Pasal 31 dan SII-0023-81
> Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982
Pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat ditentukan dalam PUBI
1982 Pasal 9.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
> Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing
dan pola keramik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
> Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 produk yang
berlainan) kepada Konsultan Pengawas.
> Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,.tidak cacat
dan tidak bernoda.
> Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir dan ditambah bahan perekat
seperti yang diisyaratkan.
> Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar-lebar
siar) harus sama lebar dengan lebar maksimunn 3 mm dan dalam
kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Konsultan Pengawas, yang membentuk garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus tegak lurus
sesamanya.
> Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan dalam persyaratan
bahan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
> Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus, sesuai dengan persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
> Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala bentuk noda
hingga benar-benar bersih Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai
pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti ditunjukkan
dalam gambar.
> Sebelum pasangan keramik, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam
air sampai jenuh.
> Diperhatikan adanya pada tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
lantai atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
> Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.
3. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA BAJA
1. Material Dan Fabrikasi
> Semua material baja harus baru dan disetujui oleh Konsultan Pengawas walaupun
kontraktor telah menggunakan bahan yangtelah disetujui, pasal berikut ini tetap
mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.
>
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan 'Hot Rolled Structural Steel' dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI83) atau ASTM A36 atau SS42 (JIS.U 3101-1970). Tegangan leleh = 2400 kg/cm2.
>
Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di work shop, kecualli hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di work shop dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan
>
>
>
>
>
>
>
>
>
disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabnkasi dimulai pelat-pelat
baja harus rata dan tidak boleh bertekuk dan bengkok.
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan
dicat.
Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki
atau diganti dengan yang baru atas biaya kontraktor.
Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana berhak meninjau bengkel dan
memeriksa pekerjaan fabrikasi kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum
2.400 kg cm2 bilamana perlu atas biaya kontraktor.
Semua bahan untuk pekerjaan baja fabrikasi di work shop, kecuali atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
Seluruh pekerjaan pengadaan, penekukan dan pengelasan listrik harus dilakukan/
difabrikasi di work shop.
Semua baut, baik yang dikerjakan di work shop maupun di lapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersendiri.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagtian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan
yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian kontraktor, harus dilakukan atas
biaya kontraktor.
2. SAMBUNGAN
> Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang
>
bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan
batang.
Hanya diperkenankan 1 sambungan dalam 1 bentang. Yang dimaksud dengan 1
bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujung ujungnya
terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.
3. BAUT PENGIKAT
> Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diametemya.
>
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa
seijin Konsultan Pengawas.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis
(maksimum 10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
mesin las sama sekali tidak diperkenankan.
> Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
> Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut
>
>
yang digunakan adalah baut HTB A-325. Khusus untuk pertemuan balok anak
dengan balok induk digunakan baut hitam, kecuali ditentukan lain pada gambar
struktur.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan buku
petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut.
> Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
>
> Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan
cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
4. PEMOTONGAN BESI
> Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las
sekali kali tidak diperkenankan.
5. Pekerjaan Las
> Pengelasan harus dilakukan sesuai dengan AWS atau AISC specification, baru
dapat dilaksanakan dengan seijin Konsultan Pengawas dan menggunakan mesin
las listrik.
> Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahil yang berpengalaman. Kontraktor
wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing tukang lasnya.
Sertifikat Grade VI untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian
konstruksi ini.
> Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan kerusakan
pada beban bajanya.
> Elektroda las yang digunakan harus disimpan pada tempat yang terjamin
komposisinya dari sifat-sifat elektroda selama masa penyimpanan.
> Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dan cairan elektroda tersebut.
> Teknik/cara pengelasan yang
dipergunakan
memperlihatkan mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan.
harus
> Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih
dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar,
besar potongan api harus digrenda dengan rata. Kerak bekas pengelasan
harus dibersihkan dan disikat.
> Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah 00
F. Pada temperatur 00 F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh
7,5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
> Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak
akan berputar atau berbengkok.
> Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan Iebih dan
satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan
terdahulu hanus dibersihkan
dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada.
Lapisan las yang benpori-pori atau retak atau rusak dibuang sama sekali
6. PENYIMPANAN MATERIALS
> Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah sehingga
tidak merusak material.
> Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
> Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman
dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan Konsultan Pengawas.
> Penempatan elemen konstruksi baja di lapangan harus di tempat yang
kering/cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut.
> Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja yang
rusak karena salah penempatan.
7. ERECTION
> Penempatan konstruksi baja di lapangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan pekerjaan erection . Kontraktor harus memberitahukan
Konsultan Pengawas sebelum pengiriman Konstruksi baja dan menjamin
bahwa di lapangan konstruksi baja tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana
temyata yang dikirim rusak dan bengkok, kontraktor harus mengganti dengan
yang baru.
> Sebelum erection dimulai, kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan
angker-angker baja dan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas metode
dan urutan pelaksanaan erection.
> Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya
diukur dengan theodolith oleh kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas.
> Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker harus tetap dan akurat
untuk mencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk itu harus dijaga agar
selama pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser.
> Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang
yang rata betul.
> Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat mekanis (crane).
> Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.
> Toleransi dan kelurusan batang ataupun komponen batang tidak boleh lebih dari
1/1000 panjang batang/komponen batang.
> Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat
perletakan maksimum 0,5 cm dari kedudukan pada gambar kerja kearah
horizontal dan 1 cm kearah vertikal.
> Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
> Untuk pekerjaan erection di lapangan, kontraktor harus menyediakan tenaga ahli.
> Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja dan Departemen
Tenaga Kerja. Untuk itu kontraktor harus menyediakan ikat pinggang
pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
> Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab kontraktor, oleh sebab itu
kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
8. PERSYARATAN PENGUJIAN
> Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual, kecuali pengelasan
dengan full penetration harus dilakukan pemeriksaan dengan radiographie test
atau test X-ray test secara random sebesar 2 % dan seluruh pengelasan yang
minimal 1 buah sambungan full penetration.
> Konsultan Pengawas berhak meminta kontraktor untuk melakukan radiographie
test/X-ray test untuk bagian-bagian tertentu pada konstruksi baja yang
biayanya ditanggung oleh kontraktor.
> Mesin las yang digunakan harus mencapai kapasitas 25-40 volt dan 200 400
amphere.
4. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
> Atap Genteng Metal / Atap Spandek Tebal 0,3 mm
Genteng Atap Metal / Atap Spandek dengan Tebal 0,3 mm adalah Jenis genteng dengan
bahan dasar lembaran metal/baja yang lapisan permukaannya mengalami pengolahan
kembali, dengan atau tanpa bahan campuraan lainnya.
Adapun Data Teknis Atap yang dipakai adalah :
1. Lapisan Terdiri dari :
Bahan Dasar Metal Baja sesuai standard JIS G. 3141
Lapisan I Zincalume Coated dengan Zincalume G 300 (
Aluminium 55 %)
Lapisan II Anti Karat (Epoxy Primer)
Lapisan III Acrylic Base Coat
Lapisan IV Batu Alam Berwarna ( Stone Chips)
2.
3.
4.
5.
Lapisan V Anti Lumut. (Acrylic Overglass )
Panjang Efektif : 770 mm
Lebar Efektif : 1000 mm
Tinggi Gelombang 2,8 cm
Berat satu ± 5 Kg/cm2
G. PEKERJAAN FINISHING
a. Pekerjaan Cat Struktur Rangka Baja
1. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua debu, kotoran, minyak gemuk
dan karat dengan cara di sand blasting sampai mencapai mutu standar SDA 2.5
2. Paling lambat 2 jam setelah disand blasting semua permukaan profil harus
dicover dengan cat dasar/primer cat.
3. Sebelum mulai pengecatan, kontraktor harus memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari
semua bahan cat.
4. Cat dasar pertama adalah cat zin chromed primer 1 kali di workshop dengan
menggunakan kuas. Cat ini setebal 50 mikron.
5. Cat finish dilakukan 2 kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua
konstruksi selesai dipasang dengan menggunakan kuas.
6. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera di cat ulang sesuai
dengan persyaratan cat yang digunakan.
H. PEKERJAAN AKHIR
> Pembersihan Akhir
Pekerjaan pembersihan akhir harus dilaksanakan oleh kontraktor sebelum serah
terima pekerjaan kepada pihak owner, semua bahan / material sisi dan peralatan
yang ada di lapangan harus sudah tidak berada di lokasi pekerjaan pada saat serah
terima pertama pekerjaan .
> Foto Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus menyerahkan foto berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan
pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 x 12 cm) pada lokasi yang telah
ditentukan oleh Direksi selama masa Kontrak. Foto diambil pada waktu
awal/sebelum dilaksanakan, sedang
dilaksanakan dan waktu selesainya pelaksanaan pekerjaan , serta pada waktu yang
ditentukan oleh Direksi.
Foto yang harus diserahkan kepada Direksi dilampirkan pada laporan kemajuan
bulanan dan masing - masing sebanyak 4 (empat) rangkap. Tanggal dan
penjelasan dari tiap foto tidak akan dibayar terpisah dan dianggap termasuk dalam
harga satuan untuk tiap pekerjaan pada biaya kuantitas pekerjaan. Negatif dari
foto ini akan merupakan milik pemberi pekerjaan dan tidak akan disediakan
cetakan dari negatif ini kepada orang seseorang tanpa seizin pemberi pekerjaan.
> Pelaporan Dan As Built Drawing
Selama masa pelaksanaan, kontraktor harus memelihara satu set gambar pelaksanaan
yang terbaru untuk setiap item pekerjaan. Dimana gambar tersebut memperlihatkan
perubahan yang dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah
dilaksanakan dengan benar kemudian dicap "SUDAH DILAKSANAKAN" untuk setiap
uraian pekerjaan sementara.
Gambar pelaksanaan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan apabila
ditemukan hal - hal yang tidak memuaskan dan dilaksanakan, pekerjaan tersebut harus
diperiksa kembali dalam waktu selambat - lambatnya 6 ( enam ) hari kerja.
Sesudah hampir seluruh pekerjaan permanen yang sesuai dengan gambar Kontrak
diselesaikan, gambar pelaksanaan yang tepat setelah mendapatkan persetujuan Direksi,
akan ditandatangani bersama - sama Direksi dan Kontraktor.
Gambar pelaksanaan harus dibuat pada kertas kualitas baik dan mudah dicetak,
sehingga dapat dibuat salinan yang dapat dibaca dengan jelas. Satu set gambar
pelaksanaan pada kertas tersebut diatas bersama dua set cetakan harus diserahkan
pada Direksi selambat - lambatnya dalam waktu 60 ( enam puluh ) hari kerja, setelah
diterbitkan Berita Acara Penyelesaian oleh Direksi.
> Laporan Harian
Kontraktor harus membuat laporan harian, yang berisi antara lain :
1. Kuantitas dan macam bahan yang didatangkan.
2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya.
3. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan.
4. Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan.
6. Catatan - catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
> Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian
dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu.
> Laporan Bulanan
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi,
Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan yang berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal - hal sebagai berikut :
1. Persentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan yang
dicapai pada bulan laporan dan persentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
2. Persentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan, disertai dengan persentase
rencana yang diprogramkan dan diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan.
3. Jadwal rencana kegiatan mendatang akan dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) bulan
berturut - turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
4. Daftar tenaga buruh setempat, serta penempatannya selama periode waktu
pembuatan laporan.
5. Daftar alat produksi, peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang datang di lokasi pekerjaan dan telah
disingkirkan dari lokasi.
6. Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan permanen.
7. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
8. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran
yang diperlukan pada bulan berikutnya.
9. Hal - hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
Dibuat Oleh :
CV.DONGAN MARSADA
WISMAN SIMANJUNTAK
DIREKTUR