SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN HAK ASASI

BAB 1
SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DI DUNIA
A. PENDAHULUAN
Hak asasi manusia (HAM) sebagai hak dasar yang dimiliki manusia
eksistensinya melekat pada kodrat manusia sejaka dilahirkan. Hal tersebut juga
sebagai tanda bahwa ia adalah “manusia” . Manusia yang dimaksud dalam hal ini
ialah, pertama “manusia”

seutuhnya yang merupakan ciptaan Tuhan YME

dilengkapi dan dianugerahi seperangkat hak kodrati yang bersifat sangat asasi,
karenanya tidak boleh diabaikan dan dimarjinakan oleh siapa pun. Demikian HAM
bersifat universal, artinya keberlakuannya tidak dibatasi oleh ruang atau tempat
(berlaku di mana saja), tidak terbtas hanya pada orang0orang tertentu (berlaku untuk
siapa saja), serta tidak dapat diambl, dipisahkan (berlaku untuk siapa saja, serta tidak
dapat diambil, dipisahkan dan dilanggar oleh siapapun.
Dengan demikian HAM bersifat universal, artinya keberlakuannya tidak
dibatasi oleh ruang atau tempat (berlaku dimana saja), tidak dibatasi oleh waktu
(berlaku kapan saja), tidak terbatas hanya pada orang-orang tertentu (berlaku untuk
siapa saja), serta tidak dapat diambil, dipisahkan dan dilanggar oleh siapapun.


.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM
Dirunut dengan menggunakan optic historical, sejarah HAM bermula dari
dunia Barat (Eropa) melalui kristalisasi pemikiran seorang filosuf Inggris pada abad
ke-17 bernama John Locke, Ia menyataka adanya hak kodrati (natural rights) yang
melekat pada setiap diri manusia, yaitu Hak atas hidup, hak kebebasan , dan hak
milik.
Sejarah mencatat, bahwa system pemikiran HAM muncul dalam rangka
memperjuangkan HAM untuk diakui, dihormati,dilindungi dan ditegakan demi harga
diri dan martabat manusia, serta keberlangsungannya sebagai landasan moral dalam
pergaulan kehidupan manusia, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
maupun bernegara. Pada akhirnya system pemikiran yang bersifat universal dari para
filusuf demikian itu diaplikasikan sebagai landasan pijak dalam memperjuangkan
pengakuan terhadap HAM, secara parsial di masing-masing negara maupun secara
internasional.
Konteksnya dalam skala internasioanl, system pemikiran terhadap HAM
mendapat pula pengakuan dari seluruh negara beradab di dunia, sehngga menjadi
salah satu capaian paling penting dalam sejarah peradaban manusia modern dri
bangsa-bangsa beradab di seluruh dunia yang prinsip – prinsipnya telah diakui dalam

hukum internasional (HI) sebagai prinsip – prinsip umum HI. Jadi hukum HAM
internasional berbeda dengan HI yang hanya mengakui hk- hak negara, Rezim hukum
HAM internasional mengakui hak – hak individu dan kalim individu atas hak – hak
tersebut.

1. Perkembangan Teoritis dan Konteks Sosial Kemasyarakatan
Sesungguhnya pemikiran dan wacana HAM telah muncul sejak jaman Yunani
Kuno dan Romawi ketika terjadi perdebatan kontroversial yang menggeser hak
objektif dan hak subjektif . Secara Historikal dan Filosofikal, penyusun rezim
(Hukum) HAM Internasional sangat dipengaruhi dan berakar dari pemikiran Teori
hak kodrati (Natural Rights Teory) yang dicetuskan Thomas Aquinas yag kemudian
dikembangkan oleh Hugo Grotius serta John locke dalam teori kontrak sosial
miliknya.
Menurut Locke, setiap individu oleh alam dikaruniai “hak” yang melekat atas
hidup (hak hidup), kebebasan (hak kebebasan), dan kempemilikan (hak kepemilikan)
yang tidak dapat dicabut oleh negara. Jika negara melanggar hak-hak alamiah
(kodrati) individu, maka rakayat berhak untuk mengganti secara paksa penguasa
negara.
Menurut Locke didalam “pactum subjectionis”, ketiga hak fundamental
(HAM) tersebut tidak ikut diserahkan kepada seseorang yang di beri kekuasaan untuk

memimpin Negara. Jadi menurut Locke, ketika perjanjian penyerahan (pactum
subjectionis) dilakukan, disertakan pula syarat- syarat bahwa kekuasaan yang
diserahkan tidak boleh atau dilarang melanggar hak hidup, hak kebebasan dan hak
milik. Dalam teori Locke ada dua jenis perjanjian, pertama perjanijian persatuan
(pactum unionis) dan kedua perjanjian penyerahan (pactum subjectionis), yaitu
penyerahan kekuasaan kepada negara (kecuali ketiga hak asasi berupa hak hidup, hak
kebebasan dan hak milik tidak diserahkan)
Berbeda dengan konsep Locke, J.J Rousseau bahwa keadaan alamiah atau
kodrati manusia di umpamakan sebagai keadaan sebelum manusia melakukan dosa,
suatu keadaan yang aman dan bahagia.
Menurut Rousseau dalam teori perjanjian sosialnya hanya mengenal “ pactum
unionis ” dan tidak mengenal “ pactum subjectionis “.Kontruksi perjanjian sosial
demikian itu menghasilkan bentuk negara demoktratis secara langsung, dengan ciri-

ciri rakyatlah yang berdaulat secara langsung dan penguasa negara hanya merupakan
wakil-wakil rakyat.
Pemikiran Locke dan Rousseau di atas, sampai dengan sekarang sangat
dihormati pada konteks memperkuat munculnya pemikiran HAM untuk diakui,
dihormati dan dilindungi di seluruh negara di dunia. Di dalam negara demokratis
demikian, tentu rakyatlah paling tahu bagaimana mereka seharusnya menguatkan dan

memperlakukan HAM mereka sendiri.
Thomas Hobbes oleh pemimpin-pemimpin negara tirani dalam memerintah
dalam teorinya membangun kontruksi kehidupan manusia yang diibaratkan sebagai
homo homini lupus manusia satu merupakan serigala ( binatang buas ) bagi manusia
lainnya. Terjadi di dalam kehidupan bersama seperti itu disebut dengan istilah
“bellum omnium contra omnes“ ( the war of all against all ) selalu berada dalam
keadaan perang.
Selanjutnya Hobbes mengatakan, bahwa perjanjian masyarakat hanyalah
“pactum subjectionis” (perjanjian penyerahan), di dalam perjanjian tersebut manusia
menyerahkan natural right pf selt-preservation kepada the ruler.
2.
Perkembangan Pengaruh Teori Hukum Alam (Kodrat) tentang HAM
Pada perkembangan kemudian, konsepsi teori hukum alam (hukum kodrat)
memengaruhi perkembangan sosial masyarakat Amerika Serikat pada abad ke-18
dengan menghubungkan kebebasan beragama dengan perjuangan kebebasan politik.
Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (1776) mengekspresikan gagasan locke
yang menyebut, “ Setiap laki-laki dicipitakan setara dan mereka menyebut hak yang
tidak bisa di cabut, terkait dengan hidup, kebebasan, dan kebahagiaan. Di Amerika
juga lahir The Virgin Declaration Of Rights yang mencantumkan “ kebebasan pers,
kebebasan beragama, dan hak-hak yang di turunkan dari proses hukum sebagai

kebebasan khusus yang dilindungi dari intervensi pemerintah”. Adapun pula Bill Of
Rights (1791) yang memasukkan serangkaian hak, mulai dari hak atas kebebasan
beragama, kebebasan pers, kebebasan ekspresi dan berkumpul, perlindungan dari
penangkapan tidak sah, hingga hak-hak hukum lain.
Sementara itu, dieropa, benih-benih perlindungan manusia oleh negara
menemukan momentum awalnya pada Perdamaian Westphalia (1648), yang

mengakhiri perang 30 tahun, menetapkan asas persamaan hak bagi agama khatolik
roma dan protestan di jerman (Asplund, 2008)
The Declaration of The Rights of Man and the Citizens yang merupakan
hasil penting revolusi prancis 1789 menjadi momentum (hukum) HAM sebagai
praktik sosial politik internasional (Griffin, 2008). Kebebasan egalitarianisme
(kesetaraan) menjadi nafas yang menghidupi deklarasi ini.
Revolusi perancis kemudian menandai pegeseran darisistem politik berbasis
pada status dan keistimewaan (privilege) menuju system politik mendeklarasikan
“kebebasan” dan “kesetaraan” sebagai prinsip. Namun pada zaman pencerahan, teori
hukum alam (hukum kodrat) dan kontrak sosia pada abad-19 menuai banyak kritik,
misalnya dari Edmun Burke, Jeremy Bentham, John Austin, dan Karl Marx.
Selanjutnya, terdapat Bentham, filusuf utilitarian dari Inggris yang secara
gigih menentang teori hak kodrati.


3. Tiga Generasi Hak
Pemikiran tentang HAM terus berkembang mengikuti konteks sosial dunia
yang terus berubah dari “generasi ke generasi”. Selanjutnya Vasak melakukan
klasifikasi hak ke dalam tiga kategoro atau yang dikenal jug dengan Tiga Generasi
Hak. Semangat generasi hak yang pertama, yakni kebebasan, tercemin dalam hakhak sipil dan politik (Sipol). Adapun spirit generasi hak kedua, ialah persamaa,
tercemin dalam hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya (Ekosob).

a. Generasi Pertama HAM
Hak-hak yang dilahirkan pada generasi pertama adalah hak “kebebasan” di
bidang hak sipil dan politik (hak sipol). Hal ini muncul sebagai tuntutan dari rakyat
untuk melepaskan diri dari kekuasaan absolutism negara dan kekuasaan-kekuasaan

sosial lainnya yang muncul dalam revolusi hak di Amerika Serikat dan Perancis
pada abad ke 17 dan 18.
ICCPR atau konvenan internasional tentang hak sipol disebut sebagai generasi
hak pertama. Negara-negara Asia, Afrika, dan Arab gigih memperjuangkan isu ini
dalam konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.
b. Generasi Kedua HAM
Hak-hak yang dilahirkan pada generasi kedua adalah hak “persamaan” di

bidang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (ekosob).
IC on ECOSOC atau kovenan internasional tentang hak-hak Ekosob disebut
sebagai generasi kedua. Pasalnya, hak-hak Ekosob ini merupakan kontribusi dari
negara-negara sosialis yang menomorsatukan pemenuhan kesejahteraan warganya
(Ishay, 2007).
Pada generasi hak ini, budaya merupakan objek hak yang bisa diklaim oleh
setiap individu, karena setiap individu berhak untuk memiliki dan menikmati budaya.
c. Generasi Ketiga HAM
Hak-hak yang dilahirkan pada generasi ketiga adalah hak “persaudaraan”
yang diperjuangkan sebagai tuntutan “hak solidaritas” atau “bersama”. Hak-hak ini
muncul karena tuntutan dari negara-negara berkembang atau Dunia Ketiga atas
tatanan internasional yang adil. Hak-hak kelompok, seperti imigran, masyarakat
hukum adat (indigeneous people) dan kelompok ini melahirkan teori uang atas
HAM dalam generasi ketiga.
Menurut Jimly Asshiddiqie, menyebutkan ada tiga generasi dalam
perkembangan HAM, yaitu;
1) Generasi I
Tahapan ini dimulai dari peristiwa penandatanganan naskah UDHR
berdasarkan piagam PBB pada tahun 1948 yang di tetapkan oleh Majelis Umum


(MU) dalam Resolusi 217A (III) tertanggal 10 Desember 1948. Dalam naskahnaskah bersejarah di beberapa seperti:
a) Piagam Magna Carta (1215) di Inggris
b) Penandaanganan Bill of Rigths (1689) di Inggris
c) Declaration of Independence (1787) di Amerika
d) Declaration of Rights of Man and of the Citizens (1789) diPerancis
2) Generasi II
Tahapan ini dimulai dari peristiwa penandatanganan ICCPR dan ECOSOC,
diterapkan dan dinyatakan terbuka untuk ditandatangani dan diratifikasi. Disetujui
oleh resolusi MUPBB 2200 A (XXI) pada tanggal 16 Desember 1966, Karena
akibat hukum diratifikasinya suatu perjanjian Internasional adalah menjadi bagian
dari hukum nasional yang harus ditaati. Namun kenyataannya, masih banyak
peraturan perundang-undangan .
3) Generasi III
Pada tahun 1986, muncul konsepsi baru HAM, yaiu mencakup engertian
mengenai hak untuk pembangunan atau rights to development. Hak ini mencakup
persamaan hak atau kesempatan untuk maju yang berlaku bagi segala bangsa,
termasuk hak setiap orang yang hidup sebagai bagian dari kehidupan bangsa
tersebut.
Generasi I, II dan III, pada pokonya mempunyai karakteristik dalam konteks
hubungan kekuasaan yang bersifat vertical , antara rakyat dan pemerintahan dalam

suatu negara. Setiap pelanggaran selalu melibatkan peran pemerintah yang biasa
dikategorikan sebagai crime by government, termasuk ke dalam pengertian ini
adalh political crime (kejahatan politik) .
C. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DI BEBERAPA
NEGARA
Perkembangan konsep HAM ditelusuri secara hidtoris berawal dari dunia
Barat, dimulai dari abad XVII sampai dengan abad XX . pada abad XVII, HAM
berasal dari hak kodrati

( natural law ). Pada masa ini lahir fungsi sosial dan hak-hak individu .saat itu
lahirlah Universal Declaration of

Human Rights (UDHR). Dikemukakan

sejarah perkembangan HAM di beberapa negara sebagai berikut.
1. Hak Asasi Manusia di Yunani
Filusuf Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan

Plato (428-384)


meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya HAM.
2. Hak Asasi Manusia di Inggris
Inggris sering disebut-sebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan HAM. Tonggak pertama bagi kemenangan HAM terjadi di
inggris, dapat diverifikasi melalui berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil
disusun dan disahkan. Dokumen – dokumen tersebut adalah sebagi berikut.
a. Magna Charta 1215
Magna Charta dicetuskan pada 15 juni 1215 yang prinsip dasarnya
memuat pembatasan kekuasaan raja dan HAM lebih penting daripada
kedaulatan raja. Piagam Magna Charta itu menandatakana kemenangan
telah diraih. Sebab hak-hak tertentu yang principal telah diakui dan
dijamin oleh pemerintah.
b. Petition of Rights
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pernyataan –pernyataan
mengenai hak-hak rakyat beserta jaminannya.petisi ini diajukan oleh
para bangsawan kepada raja di depan parleman pada tahun 1628.

c. Hobeas Corpus Act
Yang dibuat pada tahun 1679 adalah undang-undang yang mengatur
tentang penahanan seseorang.

d. Bill Of Rights
Merupakan undang-undang yang dicetuskn pada tahun 1689 dan diterima
oleh parlemen inggris.
3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Perjuangan HAM di Amerika Serikat diilham oleh pemikiran filusuf
John Locke yang merumuskan hak-hak kodratik, sekaligus menjadi

pengangan bagi rakyat Amerika Serikat sewaktu memberontak melawan
penguasa Inggris pada tahun1776. Revolusi Amerika melalui United States
Declaration Of Independence tanggal 4 juli 1776 ini merupakan deklarasi
kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, dan
sekaligus merupakan piagam HAM.
Declaration Of Independence di Amerika Serikat menempatkan
Amerika sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan terhadap
HAM dalam konstitusinya (kendatipun secara resmi rakyat prancis sudah
lebih dahulu memulainya sejak masa rousseau).
4. Hak Asasi Manusia di Perancis
Perjuangan HAM di Prancis di rumuskan dalam suatu naskah pada
awal revolusi di Prancis. Perjuangan itu di lakukan untuk melawan
kesewenang-wenangan

rejim

lama

naskah

tersebut

dikenal

dengan

Declaration Des Droitsde L’homme etdu Citoyin.

5. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap
tindak dalam kehidupan bermasyarakat, pada dasarnya sudah berlangsung
cukup lama. Secara garis besar, bagi remanan dalam bukunya perkembangan
pemikiran

dan

pengaturan

HAM

di

Indonesia

(2001),

membagi

perkembangan pemikiran HAM di Indonesia dalam 2 periode, menjadi
periode sebagai kemerdekaan (1908-1945)
a. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)
b. Periode Setelah Kemerdekaan (1945-sekarang)
1. Periode 1945-1950
2. Periode 1950-1959
3. Periode 1959-1966
4. Periode 1966-1998
5. Periode 1998-sekarang
D. Hak Asasi Manusia Oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Setelah PD2, mulai tahun 1946, disusun lah rancangan piagam hakhak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi PBB yang
terdiri dari 18 anggota sidang nya dimulai pada tahun 1947 di bawah
pimpinan ny. Eleanor Roosevelt. Tanggal 10 december 1948, sidang umum
atau SU PBB yg diselenggarakan di Istana Chaillot Paris, menerima baik hasil
kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UDHR.
E. Piagam Atlantik
Piagam atlantik adalah pernyataan kebijakan penting pertama yang
dikeluarkan pada agustus 1941 awal PD2 yang mendevinisikan tujuan sekutu
untuk dunia pasca perang. Di rancang oleh Inggris dan Amerika Serikat
kemudian disetujui oleh semua sekutu. Piagam ini menyatakan tujuan ideal
perang antara orang lain tidak ada kebesaran territorial, tidak ada perubahan
territorial dilakukan terhadap keinginan rakyat.

HUKUM HAK ASASI MANUSIA
Dosen: Dr. Widiada Gunakaya S.A.,S.H.,M.H.

Disusun oleh:

John Willyam
4301.15.362
C

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG
2018-2019

Dokumen yang terkait

GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN STIMULASI PERKEMBANGAN : KEMANDIRIAN DAN SOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanwangi Malang Tahun 2015

0 51 18

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA ANGGOTA PENERIMA KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA KARYA USAHA SEJAHTERA KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI

0 20 6

ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH (BUILD OPERATE AND TRANSFER) OLEH PEMERINTAH DAERAH SERTA AKIBAT HUKUM BAGI INVESTOR YANG MENGALIHKAN HAK PENGELOLAAN KEPADA INVESTOR LAIN

3 64 161

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENGHAPUSAN ATAS MEREK DAGANG "SINKO" DARI DAFTAR UMUM MEREK OLEH DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Putusan Pengadilan Niaga No. 03/Merek/2001/PN.Jkt.Pst)

0 23 75

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

KEKUATAN PEMBUKTIAN PERJANJIAN ADAT TERHADAP WANPRESTASI DALAM HAK NUMPANG KARANG (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 110

1 42 17

PERKEMBANGAN YAYASAN PERGURUAN ISLAM DARUL HIKMAH DI JATILUHUR BEKASI 1997.2010

0 50 151

MAKALAH SEJARAH BULUTANGKIS DAN TENIS

0 2 6

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102