Pengaruh Media Sosial Terhadap Penjualan
Pengaruh Media Sosial Terhadap Penjualan Suatu Barang
Disusun:
Julius Kurnia Andre Kusuma
F1117035
Jurusan Ekonomi Pembangunan Transfer
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2018
Bab 1
Pendahuluan
Latar belakang
kemajuan teknologi dan globalisasi membuat setiap elemen dalam kegiatan
ekonomi
mengalami
peningkatan
dalam
setiap
aktivitasnya.
Konsumen
menginginkan pola pemenuhan kebutuhan yang efektif dan efisien. Kemajuan
teknologi terlihat
seperti meningkatnya jumlah
smartphone,
meningkatnya
penggunaan internet dan munculnya bisnis yang selama ini tidak diperhitungkan
dan tiba-tiba merajai pasar seperti alibaba.com, Amazon.com, zalora atau e-bay.
Setiap orang memiliki notebook atau netbook, serta munculnya smartphone yang
dilengkapi oleh internet acces, layanan e-mail, facebook, twitter, instagram,
youtube, path, snapchat dan sebagainya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin memperluas
perdagangan menjadi tanpa batas ruang dan waktu. Hal ini menyebabkan semakin
tinggi pula persaingan yang harus dihadapi oleh semua pihak terutama pihak
perusahaan
selaku
produsen.
Perusahan-perusahaan
menentukan
strategi
pemasaran agar menjadi pilihan konsumen. Pemahaman akan keadaan pasar dan
perumusan strategi pasar yang tepat akan memenangkan persaingan. Salah satu
strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan
produk atau barang mereka yaitu, dengan cara menggaet artis untuk memakai
produk dari perusahaan tersebut di media sosial atau televisi.
Interactions
marketing
melakukan
penelitian
untuk
membaca
tren
kebiasaan konsumen. Survei online pun dilakukan pada sejumlah konsumen.
Diketahui, 91 persen, konsumen melakukan survei untuk mengetahui review
produk sebelum mereka berbelanja. Lalu, sebanyak 37 persen melakukan
penelitian tentang produk yang dibeli sambil berbelanja.
Review produk bisa ditemukan dimanapun, blog, Twitter, Path, Facebook,
youtube, instagram atau mungkin testimoni dari teman-teman terdekat. Hal ini bagi
konsumen ternyata sangat berpengaruh dalam hal membuat keputusan dalam
berbelanja sebuah produk.
Sebagian besar konsumen pun menyukai makin banyaknya orang menulis
secara detail review produk. Tak peduli apakah produk tersebut biasa saja, luar
biasa atau malah mengecewakan. Review dianggap sangat membantu orang lain
dalam hal product knowledge sehingga mendapatkan produk yang benar-benar
sesuai kebutuhan.
Pada dasarnya konsumen membeli suatu produk hanya dengan melihat
publik figur atau artis yang menggunakan produk tersebut. Maka dari itu penulis
akan menjelaskan seberapa besar pengaruh media sosial bagi konsumen dengan
judul “Pengaruh media sosial terhadap penjualan suatu barang”
Bab 2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
Media sosial saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat. Oleh
sebab itu para pelaku ekonomi memanfaatkan atas keberadaan media sosial yang
sedang menjadi kebutuhan di masyarakat dengan cara memperkenalkan produk
mereka lewat media sosial. Tidak bisa dipungkiri keberadaan media sosial yang
sekarang ini menjadi sebuah roda perekonomian bagi para pelaku ekonomi dilihat
dari sebuah online shop memperoleh omset yang yang tidak kurang dari 10 juta
rupiah. Namun disisi lain dari bisnis di media sosial akan berdampak buruk pada
toko-toko.
pertanyaan Penelitian
1. Pengaruh media sosial pada penjualan barang
2. Dampak positif dan negatif media sosial bagi pelaku ekonomi
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh media sosial pada penjualan barang
2. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif media sosial bagi pelaku
ekonomi
Bab 3
Kajian Literatur
Eksternalitas
1. Pengertian
Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian
eksternalitas. Pendapat oleh Rosenb (1988) menyatakan bahwa eksternalitas
terjadi ketika aktivitas suatu satu kesatuan mempengaruhi kesejahteraan kesatuan
yang lain yang terjadi di luar mekanisme pasar (non market mechanism). Tidak
seperti pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga pasar,
eksternalitas dapat mempengaruhi inefisiensi ekonomi. Dalam hal ini eksternalitas
merupakan konsekuensi dari ketidakmampuan seseorang untuk membuat suatu
property right. Hyman (1999) menyatakan bahwa eksternalitas merupakan biaya
atau manfaat dari transaksi pasar yang tidak direfleksikan dalam harga.
Ketika terjadi eksternalitas, maka pihak ketiga selain pembeli dan penjual
suatu barang dipengaruhi oleh produksi dan konsumsinya. Biaya atau manfaat dari
pihak ketiga tersebut tidak dipertimbangkan baik oleh pembeli maupun penjual
suatu barang yang berproduksi atau yang menggunakan produk sehingga
menghasilkan eksternalitas. Lebih jauh Hyman menyatakan bahwa harga pasar
yang terjadi tidak secara akurat menggambarkan baik marginal social cost (MSC)
maupun marginal socila benefit (MSB).
Jadi secara umum bisa dikatakan bahwa eksternalitas merupakan semua
dampak atau pengaruh yang muncul dari sebuah kegiatan, dimana pengaruh
tersebut akan berdampak pada pihak lain. Dampak atau pengaruh yang dimaksud
adalah bisa pengaruh positif, negatif, kecil, maupun besar. Menariknya bahwa
dampak-dampak tersebut bisa terjadi secara bersamaan meskipun dampak
tersebut bersifat antitesis atau kontradiktif.
Misalnya bagaimana dampak positif dan negatif terjadi dalam satu
memontum. kita bisa melihat pembangunan suatu kompleks pendidikan di suatu
daerah terpencil, yang secara akal sehat hal tersebut tentu akan berimplikasi positif
terhadap pengembangan wilayah, ekonomi, dan lain lain. namun pada saat yang
bersamaan akan muncul marjinalisasi yang disebabkan properti yang mahal,
sehingga berujung pada munculnya wilayah kumuh, dan implikasi lainnya yang
terjadi secara otomatis. Berbagai dampak yang ditimbulkan tersebut menjadikan
eksternalitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya
kegagalan pasar. Deskripsinya adalah bahwa dengan adanya eksternalitas,
menyebabkan pasar gagal menginternalisasikan fungsi produksi dan distribusinya
secara efisien (Kurniawansyah H 2017)
2. Ilustrasi
Ilustrasi sederhana dari penjelasan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut
; eksternalitas negatif tidak diperhitungkan kedalam perhitungan biaya akan
membuat barang produksi kian banyak, sebab biaya yang dikeluarkan terlalu
murah sehingga harga barangnya pun menjadi murah. Sebaliknya ketika
eksternalitas positif tidak terakomodir pada biaya produksi akan membuat barang
yang diproduksi terlalu sedikit sehingga menyebabkan harga barang menjadi
mahal. Itulah yang dimaksud pasar menjadi gagal karena tidak ada makna efisien
dari proses tersebut. Contoh : ketika ada dua pengusaha (produsen) memproduksi
suatu barang yang saling mempengaruhi satu sama lain (ekternalitas). Sebut saja
pengusaha A adalah pengusaha tambang lokal, dan pengusaha B adalah
pengusaha perikanan di laut.
Pengusaha A akan memproduksi barang/tembaga sekitar 1/5 ton/hari
dengan biaya sedikit lebih tinggi, sementara pengusaha B mampu memanen 1 ton
ikan dari usaha perikanan di laut dengan biaya lebih rendah. Namun pengusaha
tambang tersebut merasa bahwa biaya operasional dan produksi dari usahanya
cukup tinggi, sehingga pengusaha A memutuskan untuk memangkas salah satu
fase produksinya yaitu pembuangan tailing/limbah tambang tersebut ke laut.
Dengan begitu biaya produksi menjadi semakin berkurang dan barang yang
diproduksi menjadi lebih banyak. Sementara pengusaha B mendapat efek negatif
dari pengusaha A atas limbah industry pengusaha B. Akibatnya produksi barang
dari pengusaha B menjadi berkurang dan barang tersebut pun akan menjadi
mahal. Ilustrasi tersebut menarasikan bahwa eksternalitas negatif yang tidak
dimasukkan dalam proses produksi membuat biaya terlalu murah dengan demikian
barang yang diproduksi menjadi banyak (Retnandari, 2013).
3. Jenis-Jenis Eksternalitas
a. Produsen -- Produsen
Merupakan eksternalitas yang muncul dari produsen dan mempengaruhi
produsen lainnya. misalnya pabrik jagung yang dibangun bersebelahan dengan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Suara bising pabrik tersebut serta abu ampas
dari jagung tersebut sangat mengganggu warga binaan di Lapas tersebut. Maka
dalm hal ini produsen satu telah mempengaruhi produsen lainnya (eksternalitas
negatif). Contoh lain seperti penjual soto berdampingan dengan penjual es campur.
Pada prinsipnya konsumen akan membeli soto juga pasti akan membeli es
campur. Kondisi tersebut saling memberikan pengaruh positif terhadap usaha
mereka (eksternalitas positif).
b. Produsen -- Konsumen
Merupakan eksternalitas yang muncul dari produsen dan mempengaruhi
konsumen. Misalnya ketika pabrik tempe berada dekat dengan pemukiman, maka
masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk membeli tempe, artinya akses masyarakat
sangat mudah. Hal tersebut telah memberikan efek/eksternalitas positif bagi
masyarakat. Sementara ketika pengusaha air mineral di suatu daerah menyedot air
dalam volume yang banyak, akibatnya para petani sekitar kesulitan mendapatkan
air untuk rutinitas pertaniannya dan hal tersebut sangat berpengaruh kepada hasil
pertaniannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa produsen memberikan
eksternalitas negatifnya kepada konsumen.
c. Konsumen -- Konsumen
Merupakan eksternalitas yang muncul dari konsumen dan mempengaruhi
konsumen lainnya. mislanya ; seseorang baru saja membeli DVD baru dan senang
dengan lagu India. Kebetulan tetangganya juga sangat senang dengan lagu India,
jadi setiap seseorang tersebut menyetel lagu India, tetangganya juga ikut
menikmati eksternalitas dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Namun ternyata
ketika tetangganya menyukai lagu dangdut Dewi Persik, maka tetangga merasa
kurang nyaman dengan aktivitas yang dilakukan, dengan begitu tetangga tersebut
merasakan eksternalitas negatif dari aktivitas yang dilakukan seseorang tersebut.
d. Konsumen -- Produsen
Merupakan eksternalitas yang muncul dari konsumen dan mempengaruhi
produsen. Misalnya ; ketika limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dan
bermanfaat bagi pemelihara ikan di sungai. Kondisi tersebut telah memberikan
pengaruh positif (eksternalitas) khususnya bagi pemelihara ikan tersebut. Pada
contoh lain ketika di kebun bunga banyak orang yang sedang melakukan selfie
yang kemudian membuat kebun bunga rusak, maka kondisi tersebut telah
memberikan pengaruh negatif (eksternalitas) bagi produsen.
Social Media
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.
Perilaku Konsumen
Kotler (2008) menjelaskan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang
unit pembelian –bisa perorangan, kelompok, atau organisasi. Unit-unit tersebut
akan membentuk pasar sehingga muncul pasar individu atau pasar konsumen, unit
pembelian kelompok, dan pasar bisnis yang dibentuk
Organisasi
Faktor-faktor Perilaku Konsumen
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi keputusan pembelian,
seperti faktor-faktor yang dikemukakan menurut Kotler dan Keller (2008:173)
antara lain sebagai berikut.
1. Faktor budaya terdiri atas budaya, subbudaya, dan kelas sosial
2. Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga, peran, dan status
3. Faktor pribadi terdiri atas usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian,
dan gaya hidup
4. Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, pembelajaran, dan
memori.
Keputusan Pembelian
Menur ut Kotler dan Keller (2012:192), terdapat beberapa unsur yang
menjadi perhatian dan pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian, yaitu
1. pilihan produk,
2. pilihan merek,
3. pilihan penyalur,
4. waktu pembelian,
5. jumlah pembelian, dan
6. metode pembayaran.
Pengaruh antara Perilaku Konsumenterhadap Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan sebagai proses penting yang memengaruhi perilaku
konsumen harus dipahami oleh pemasar. Perilaku konsumen merupakan studi
yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan untuk membelanjakan
sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk
mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi (Suryani, 2013:6).
Ada dua faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan pembelian yang
selanjutnya akan menentukan respons konsumen. Pertama, konsumen itu sendiri.
Ada dua unsur dari konsumen yang berpengaruh terhadap pengambilan keput
usan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi,
sikap dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup, dan
kepribadian konsumen. Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan yang terdiri atas
nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to face group, dan
situasi lain yang menentukan (Suryani, 2013:6).
BAB 4
PEMBAHASAN
Sejarah Media Sosial di Indonesia
Media sosial di Indonesia mulai pesat mengikuti perkembangan akses
internet pada para pengguna di Inodnesia, terlebih lagi dengan perkembangan
infrastruktur internet yang ada di Indonesia seperti misalnya akses wifi, jaringan
fiber dan lain sebagainya.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada
tahun 2012, kurang lebih 63 juta masyarakat Indonesia terhubung dengan internet
dan sebanyak 95 persen aktivitas yang mereka lakukan adalah adalah membuka
media sosial. Bahkan Indonesia sampai diprediksi akan menjadi negara dengan
pengguna sosial media paling aktif dan paling banyak. Salah satu alasan yang
paling kuat mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah karena perangkat-perangkat
internet mobile semakin terjangkau harganya bagi masyarakat sehingga
memungkinkan penetrasi jaringan pada user yang lebih luas.
Perkembangan gawai turut mendukung perkembangan akses media sosial
di Indonesia. Telepon genggam pintar seperti Android, iOS, dan lain sebagainya,
beserta beragam model IoT seperti phablet, tablet, dan lain sebagainya turut
menyumbang pada semakin luasnya akses internet dan media sosial bagi
masyarakat di Indonesia.
Saat ini media sosial tidak hanya digunakan sebagai platform komunikasi
dan sosialisasi, tetapi juga digunakan untuk kepentingan ekonomi, pemerintahan,
dan lain sebagainya. Konstruksi realitas sosial terhadap suatu informasi atau
peristiwa tertentu sangat mudah dilakukan dengan media sosial. Apabila kamu
tertarik mendalaminya, kamu bisa mempelajari teori konstruksi sosial untuk
membantu memahami realitas ini. Lihat juga teori konvergensi media, teori media
komunikasi, atau teori persamaan media.
Orang-orang Indonesia semakin hari semakin aktif dalam dunia media
sosial, dengan tingkat penetrasi yang mencapai puluhan juta orang, sehingga
konten-konten apapun dapat viral dengan mudah seperti misalnya peristiwaperistiwa unik sampai pada hal-hal kecil yang mungkin sebelumnya tidak pernah
terpikirkan akan viral.
Petisi-petisi online juga semakin marak yang menunjukkan bahwa
pengguna media sosial tidak hanya menyadari fungsi media sosial untuk
berinteraksi, tetapi juga untuk melakukan gerakan-gerakan atau mendukung
gagasan-gagasan tertentu agar mereka dapat berkontribusi dalam mengatur
perkembangan masyarakat yang ada di sekitarnya, seperti misalnya petisi
penghentian siaran televisi yang tidak mendidik, pembubaran gerakan massa
tertentu dan lain sebagainya.
Penggunaan media sosial juga semakin beragam. Tidak hanya aktivitas
mencari teman, bersosialisasi, dan lain sebagainya, tetapi media sosial di
Indonesia juga digunakan untuk melakukan promosi produk tertentu atau pada
prinsipnya melakukan bisnis tertentu. Dengan demikian para pebisnis akan
memiliki kemudahan dalam melakukan aktivitas distribusi sehingga biaya produksi
akan semakin rendah. Tidak hanya berjualan, media sosial juga difungsikan untuk
aktivitas politik sebagaimana telah disinggung sebelumnya.
Melihat besarnya potensi pengguna di Indonesia tersebut sampai membuat
perusahaan media sosial mulai membuka cabang-cabang atau kantor resmi untuk
memudahkan komunikasi dengan pemerintah ataupun dengan para penggunanya
yang ada di Indonesia. Pembukaan kantor resmi ini tentu menguntungkan karena
selain memudahkan pengguna media sosial tersebut untuk menyampaikan
keluhannya, juga membuka peluang pekerjaan bagi orang-orang tertentu.
Pembahasan
1. Pengaruh media sosial pada penjualan barang
Sejumlah pelaku bisnis mengakui keberadaan sosial media dapat
mendongkrak jumlah penjualan dari bisnis yang sedang mereka kelola. Jika
menengok ke halaman-halaman jejaring sosial pun akan banyak ditemui
berbagai macam penawaran dan iklan yang dimunculkan oleh para pebisnis ini.
Tujuannya? Tak lain tak bukan, adalah demi mengejar profit yang lebih banyak.
Pendeknya, sosial media memainkan peran yang signifikan dalam proses
pemasaran sebuah usaha; yang kemudian bisa berdampak pada meningkatnya
jumlah penjualan, naiknya jumlah omzet, dan bertambahnya keuntungan.
Sosial media menjadi tempat pemasaran yang efektif karena beberapa hal,
antara lain:
•
Sarana internet yang kini manfaatnya bisa dinikmati oleh berbagai
kalangan masyarakat; termasuk menggunakannya untuk ‘bermain’
di jejaring sosial
•
Banyaknya media sosial yang dapat diakses dengan sangat mudah;
bahkan satu orang bisa menjadi anggota dari banyak socmed
•
Mudahnya prosedur penyebaran informasi di sosial media; pebisnis
hanya perlu membuat artikel, tulisan, gambar, video, atau bentuk
informasi lainnya dan menaruhnya di media sosial tertentu
•
Adanya pemberitahuan atau notifikasi kepada pengguna media
sosial, termasuk ketika ada postingan baru dari pebisnis tertentu;
sehingga informasi bisa diketahui dengan cepat
•
Jangkauan yang luas; artinya, satu pesan yang sama bisa langsung
tersampaikan ke banyak orang
Maka dari itu media sosial sangat berpengaruh terhadap penjualan suatu
produk atau barang. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
pertumbuhan ekonomi RI kuartal I-2017 sebesar 5,01%. Pertumbuhan
ekonomi pada kuartal pertama ini jika dilihat year on year, ditopang oleh
beberapa sektor, salah satunya adalah informasi dan komunikasi yang
tumbuh 9,01%. Hal itu, didorong dari banyaknya pengguna internet,
contohnya transaksi online, sehingga sektor informasi dan komunikasi
tumbuh
Bahkan Roy Mandey (Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel
Indonesia) mengatakan, dari catatannya jumlah volume transaksi secara
online telah meningkat 1,5% di atas transaksi konvensional. "Kalau
sekarang kami lihat sudah 1,5%-2% dari total penjualan ritel modern. Itu
karena ada perubahan pola belanja konsumen, jadi yang biasa mereka stok
barang, sekarang mereka membeli sesuai kebutuhan saja. Mereka lebih
nyaman mereka simpan uangnya, kemudian di investasikan ketimbang
belanja.
"Bukan dalam jumlah value, tapi dalam jumlah volume atau
transaksi. Mereka yang belanja adalah kebanyakan generasi Y atau
generasi muda. Jadi generasi itulah yang meningkatkan penjualan online
atau penjualan e-commerce. Tapi untuk yang di atas 50 tahun itu masih
menggunakan offline store,"
2. Dampak positif dan negatif media sosial bagi pelaku ekonomi
Ada dampak negatif dan dampak positif dari media sosial bagi pelaku
ekonomi.
Berikut
ini
dampak
positif
dari
pelaku
ekonomi
yang
menggunakan social media::
•
Lebih praktis karena tidak perlu melewati padatnya lalu lintas.
•
Kemungkinan harga lebih murah itu besar, karena sang pemilik
online shop tidak perlu membayar sewa ruko, toko dsb.
•
Harga bervariasi, sehingga dapat membandingkan antara online
shop satu dengan online shop lainnya.
•
Jangkauan belanja luas, tidak hanya sebatas dalam kota, luar kota
pun bisa bahkan luar negeri. terlebih lagi, banyak sekali website
yang dikhususkan untuk forum transaksi jual beli lokal, interlokal,
maupun internasional.
Media sosial bagi pelaku ekonomi juga memiliki dampak negative,
antara lain :
•
Yang marak terjadi adalah penipuan, biasanya terjadi ketika
melihat testimonial dari pembeli sebelumnya. Maka itu para
pembeli harap berhati - hati dengan modus penipuan berkedok
online shop.
•
Tidak semua harga di online shop lebih murah dibanding offline
shop, terlebih lagi barang-barang yang cukup langka yang jarang
kita lihat di toko-toko offline ataupun sebaliknya. Atau karena
merasa ramai pembeli, para pengusaha online shop menaikan
harga untuk mencari keuntungan yang lebih besar.
•
Karena jangkauan sangat luas, kita masih harus mengirimkan
ongkos kirim yang cukup mahal tergantung jenis paket pengiriman
yang kita pilih.
•
Sangat bergantung pada kondisi alam, karena biasanya para kurir
melewati jalur darat,udara atau air untuk pengiriman. Apabila cuaca
buruk seperti banjir, gelombang tinggi atau angin kencang, bukan
tidak mungkin pengiriman akan telat sampai tujuan.
•
Barang tidak sesuai pesanan, entah karena kualitas foto yang
dapat merubah hasil barang, atau mungkin kesalahan kurir seperti
terbanting, pecah, dan rusak.
Bab 5
Kesimpulan
Berdasarkan para ahli dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa media
sosial sangat mempengaruhi konsumen untuk membeli sebuah produk. Dari
melihat review, melihat artis yang menggunakan produk tersebut, media sosial
terbukti meningkatkan daya beli konsumen. Selain itu media sosial juga
meningkatkan laju ekonomi dari data badan pusat statistik sebesar 5,01%.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama ini jika dilihat year on year, ditopang
oleh beberapa sektor, salah satunya adalah informasi dan komunikasi yang
tumbuh 9,01%
Daftar Pustaka
Hayat, Cynthia dan Afrido V. Hutapea, “LEGALITAS WEBSITE KOMERSIAL”,
Jakarta, 2013.
http://www.scribd.com/doc/29547980/Analisa-Pengaruh-Facebook-TerhadapPejualan-Barang-Online
Jaya Indra P, Peran Sosial Media pada Jumlah Penjualan dalam Bisnis.
Kompasiana, 2015
Fadhly Fauzi Rachman. Marak e-Commerce, Konsumen Mulai Beralih ke Belanja
Online. Detik.com, 2017
Suryani, Tatik. (2013). Perilaku Konsumen di Era Internet: Implikasi pada Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kottler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran ( edisi 12 )
PT.Indeka, Jakarta
Retnandari, Nunuk Dwi 2014, Pengantar Ilmu Ekonomi dalam Kebijakan Publik,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Disusun:
Julius Kurnia Andre Kusuma
F1117035
Jurusan Ekonomi Pembangunan Transfer
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2018
Bab 1
Pendahuluan
Latar belakang
kemajuan teknologi dan globalisasi membuat setiap elemen dalam kegiatan
ekonomi
mengalami
peningkatan
dalam
setiap
aktivitasnya.
Konsumen
menginginkan pola pemenuhan kebutuhan yang efektif dan efisien. Kemajuan
teknologi terlihat
seperti meningkatnya jumlah
smartphone,
meningkatnya
penggunaan internet dan munculnya bisnis yang selama ini tidak diperhitungkan
dan tiba-tiba merajai pasar seperti alibaba.com, Amazon.com, zalora atau e-bay.
Setiap orang memiliki notebook atau netbook, serta munculnya smartphone yang
dilengkapi oleh internet acces, layanan e-mail, facebook, twitter, instagram,
youtube, path, snapchat dan sebagainya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin memperluas
perdagangan menjadi tanpa batas ruang dan waktu. Hal ini menyebabkan semakin
tinggi pula persaingan yang harus dihadapi oleh semua pihak terutama pihak
perusahaan
selaku
produsen.
Perusahan-perusahaan
menentukan
strategi
pemasaran agar menjadi pilihan konsumen. Pemahaman akan keadaan pasar dan
perumusan strategi pasar yang tepat akan memenangkan persaingan. Salah satu
strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan
produk atau barang mereka yaitu, dengan cara menggaet artis untuk memakai
produk dari perusahaan tersebut di media sosial atau televisi.
Interactions
marketing
melakukan
penelitian
untuk
membaca
tren
kebiasaan konsumen. Survei online pun dilakukan pada sejumlah konsumen.
Diketahui, 91 persen, konsumen melakukan survei untuk mengetahui review
produk sebelum mereka berbelanja. Lalu, sebanyak 37 persen melakukan
penelitian tentang produk yang dibeli sambil berbelanja.
Review produk bisa ditemukan dimanapun, blog, Twitter, Path, Facebook,
youtube, instagram atau mungkin testimoni dari teman-teman terdekat. Hal ini bagi
konsumen ternyata sangat berpengaruh dalam hal membuat keputusan dalam
berbelanja sebuah produk.
Sebagian besar konsumen pun menyukai makin banyaknya orang menulis
secara detail review produk. Tak peduli apakah produk tersebut biasa saja, luar
biasa atau malah mengecewakan. Review dianggap sangat membantu orang lain
dalam hal product knowledge sehingga mendapatkan produk yang benar-benar
sesuai kebutuhan.
Pada dasarnya konsumen membeli suatu produk hanya dengan melihat
publik figur atau artis yang menggunakan produk tersebut. Maka dari itu penulis
akan menjelaskan seberapa besar pengaruh media sosial bagi konsumen dengan
judul “Pengaruh media sosial terhadap penjualan suatu barang”
Bab 2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
Media sosial saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat. Oleh
sebab itu para pelaku ekonomi memanfaatkan atas keberadaan media sosial yang
sedang menjadi kebutuhan di masyarakat dengan cara memperkenalkan produk
mereka lewat media sosial. Tidak bisa dipungkiri keberadaan media sosial yang
sekarang ini menjadi sebuah roda perekonomian bagi para pelaku ekonomi dilihat
dari sebuah online shop memperoleh omset yang yang tidak kurang dari 10 juta
rupiah. Namun disisi lain dari bisnis di media sosial akan berdampak buruk pada
toko-toko.
pertanyaan Penelitian
1. Pengaruh media sosial pada penjualan barang
2. Dampak positif dan negatif media sosial bagi pelaku ekonomi
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh media sosial pada penjualan barang
2. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif media sosial bagi pelaku
ekonomi
Bab 3
Kajian Literatur
Eksternalitas
1. Pengertian
Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian
eksternalitas. Pendapat oleh Rosenb (1988) menyatakan bahwa eksternalitas
terjadi ketika aktivitas suatu satu kesatuan mempengaruhi kesejahteraan kesatuan
yang lain yang terjadi di luar mekanisme pasar (non market mechanism). Tidak
seperti pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga pasar,
eksternalitas dapat mempengaruhi inefisiensi ekonomi. Dalam hal ini eksternalitas
merupakan konsekuensi dari ketidakmampuan seseorang untuk membuat suatu
property right. Hyman (1999) menyatakan bahwa eksternalitas merupakan biaya
atau manfaat dari transaksi pasar yang tidak direfleksikan dalam harga.
Ketika terjadi eksternalitas, maka pihak ketiga selain pembeli dan penjual
suatu barang dipengaruhi oleh produksi dan konsumsinya. Biaya atau manfaat dari
pihak ketiga tersebut tidak dipertimbangkan baik oleh pembeli maupun penjual
suatu barang yang berproduksi atau yang menggunakan produk sehingga
menghasilkan eksternalitas. Lebih jauh Hyman menyatakan bahwa harga pasar
yang terjadi tidak secara akurat menggambarkan baik marginal social cost (MSC)
maupun marginal socila benefit (MSB).
Jadi secara umum bisa dikatakan bahwa eksternalitas merupakan semua
dampak atau pengaruh yang muncul dari sebuah kegiatan, dimana pengaruh
tersebut akan berdampak pada pihak lain. Dampak atau pengaruh yang dimaksud
adalah bisa pengaruh positif, negatif, kecil, maupun besar. Menariknya bahwa
dampak-dampak tersebut bisa terjadi secara bersamaan meskipun dampak
tersebut bersifat antitesis atau kontradiktif.
Misalnya bagaimana dampak positif dan negatif terjadi dalam satu
memontum. kita bisa melihat pembangunan suatu kompleks pendidikan di suatu
daerah terpencil, yang secara akal sehat hal tersebut tentu akan berimplikasi positif
terhadap pengembangan wilayah, ekonomi, dan lain lain. namun pada saat yang
bersamaan akan muncul marjinalisasi yang disebabkan properti yang mahal,
sehingga berujung pada munculnya wilayah kumuh, dan implikasi lainnya yang
terjadi secara otomatis. Berbagai dampak yang ditimbulkan tersebut menjadikan
eksternalitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya
kegagalan pasar. Deskripsinya adalah bahwa dengan adanya eksternalitas,
menyebabkan pasar gagal menginternalisasikan fungsi produksi dan distribusinya
secara efisien (Kurniawansyah H 2017)
2. Ilustrasi
Ilustrasi sederhana dari penjelasan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut
; eksternalitas negatif tidak diperhitungkan kedalam perhitungan biaya akan
membuat barang produksi kian banyak, sebab biaya yang dikeluarkan terlalu
murah sehingga harga barangnya pun menjadi murah. Sebaliknya ketika
eksternalitas positif tidak terakomodir pada biaya produksi akan membuat barang
yang diproduksi terlalu sedikit sehingga menyebabkan harga barang menjadi
mahal. Itulah yang dimaksud pasar menjadi gagal karena tidak ada makna efisien
dari proses tersebut. Contoh : ketika ada dua pengusaha (produsen) memproduksi
suatu barang yang saling mempengaruhi satu sama lain (ekternalitas). Sebut saja
pengusaha A adalah pengusaha tambang lokal, dan pengusaha B adalah
pengusaha perikanan di laut.
Pengusaha A akan memproduksi barang/tembaga sekitar 1/5 ton/hari
dengan biaya sedikit lebih tinggi, sementara pengusaha B mampu memanen 1 ton
ikan dari usaha perikanan di laut dengan biaya lebih rendah. Namun pengusaha
tambang tersebut merasa bahwa biaya operasional dan produksi dari usahanya
cukup tinggi, sehingga pengusaha A memutuskan untuk memangkas salah satu
fase produksinya yaitu pembuangan tailing/limbah tambang tersebut ke laut.
Dengan begitu biaya produksi menjadi semakin berkurang dan barang yang
diproduksi menjadi lebih banyak. Sementara pengusaha B mendapat efek negatif
dari pengusaha A atas limbah industry pengusaha B. Akibatnya produksi barang
dari pengusaha B menjadi berkurang dan barang tersebut pun akan menjadi
mahal. Ilustrasi tersebut menarasikan bahwa eksternalitas negatif yang tidak
dimasukkan dalam proses produksi membuat biaya terlalu murah dengan demikian
barang yang diproduksi menjadi banyak (Retnandari, 2013).
3. Jenis-Jenis Eksternalitas
a. Produsen -- Produsen
Merupakan eksternalitas yang muncul dari produsen dan mempengaruhi
produsen lainnya. misalnya pabrik jagung yang dibangun bersebelahan dengan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Suara bising pabrik tersebut serta abu ampas
dari jagung tersebut sangat mengganggu warga binaan di Lapas tersebut. Maka
dalm hal ini produsen satu telah mempengaruhi produsen lainnya (eksternalitas
negatif). Contoh lain seperti penjual soto berdampingan dengan penjual es campur.
Pada prinsipnya konsumen akan membeli soto juga pasti akan membeli es
campur. Kondisi tersebut saling memberikan pengaruh positif terhadap usaha
mereka (eksternalitas positif).
b. Produsen -- Konsumen
Merupakan eksternalitas yang muncul dari produsen dan mempengaruhi
konsumen. Misalnya ketika pabrik tempe berada dekat dengan pemukiman, maka
masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk membeli tempe, artinya akses masyarakat
sangat mudah. Hal tersebut telah memberikan efek/eksternalitas positif bagi
masyarakat. Sementara ketika pengusaha air mineral di suatu daerah menyedot air
dalam volume yang banyak, akibatnya para petani sekitar kesulitan mendapatkan
air untuk rutinitas pertaniannya dan hal tersebut sangat berpengaruh kepada hasil
pertaniannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa produsen memberikan
eksternalitas negatifnya kepada konsumen.
c. Konsumen -- Konsumen
Merupakan eksternalitas yang muncul dari konsumen dan mempengaruhi
konsumen lainnya. mislanya ; seseorang baru saja membeli DVD baru dan senang
dengan lagu India. Kebetulan tetangganya juga sangat senang dengan lagu India,
jadi setiap seseorang tersebut menyetel lagu India, tetangganya juga ikut
menikmati eksternalitas dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Namun ternyata
ketika tetangganya menyukai lagu dangdut Dewi Persik, maka tetangga merasa
kurang nyaman dengan aktivitas yang dilakukan, dengan begitu tetangga tersebut
merasakan eksternalitas negatif dari aktivitas yang dilakukan seseorang tersebut.
d. Konsumen -- Produsen
Merupakan eksternalitas yang muncul dari konsumen dan mempengaruhi
produsen. Misalnya ; ketika limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dan
bermanfaat bagi pemelihara ikan di sungai. Kondisi tersebut telah memberikan
pengaruh positif (eksternalitas) khususnya bagi pemelihara ikan tersebut. Pada
contoh lain ketika di kebun bunga banyak orang yang sedang melakukan selfie
yang kemudian membuat kebun bunga rusak, maka kondisi tersebut telah
memberikan pengaruh negatif (eksternalitas) bagi produsen.
Social Media
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.
Perilaku Konsumen
Kotler (2008) menjelaskan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang
unit pembelian –bisa perorangan, kelompok, atau organisasi. Unit-unit tersebut
akan membentuk pasar sehingga muncul pasar individu atau pasar konsumen, unit
pembelian kelompok, dan pasar bisnis yang dibentuk
Organisasi
Faktor-faktor Perilaku Konsumen
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi keputusan pembelian,
seperti faktor-faktor yang dikemukakan menurut Kotler dan Keller (2008:173)
antara lain sebagai berikut.
1. Faktor budaya terdiri atas budaya, subbudaya, dan kelas sosial
2. Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga, peran, dan status
3. Faktor pribadi terdiri atas usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian,
dan gaya hidup
4. Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, pembelajaran, dan
memori.
Keputusan Pembelian
Menur ut Kotler dan Keller (2012:192), terdapat beberapa unsur yang
menjadi perhatian dan pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian, yaitu
1. pilihan produk,
2. pilihan merek,
3. pilihan penyalur,
4. waktu pembelian,
5. jumlah pembelian, dan
6. metode pembayaran.
Pengaruh antara Perilaku Konsumenterhadap Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan sebagai proses penting yang memengaruhi perilaku
konsumen harus dipahami oleh pemasar. Perilaku konsumen merupakan studi
yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan untuk membelanjakan
sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk
mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi (Suryani, 2013:6).
Ada dua faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan pembelian yang
selanjutnya akan menentukan respons konsumen. Pertama, konsumen itu sendiri.
Ada dua unsur dari konsumen yang berpengaruh terhadap pengambilan keput
usan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi,
sikap dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup, dan
kepribadian konsumen. Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan yang terdiri atas
nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to face group, dan
situasi lain yang menentukan (Suryani, 2013:6).
BAB 4
PEMBAHASAN
Sejarah Media Sosial di Indonesia
Media sosial di Indonesia mulai pesat mengikuti perkembangan akses
internet pada para pengguna di Inodnesia, terlebih lagi dengan perkembangan
infrastruktur internet yang ada di Indonesia seperti misalnya akses wifi, jaringan
fiber dan lain sebagainya.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada
tahun 2012, kurang lebih 63 juta masyarakat Indonesia terhubung dengan internet
dan sebanyak 95 persen aktivitas yang mereka lakukan adalah adalah membuka
media sosial. Bahkan Indonesia sampai diprediksi akan menjadi negara dengan
pengguna sosial media paling aktif dan paling banyak. Salah satu alasan yang
paling kuat mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah karena perangkat-perangkat
internet mobile semakin terjangkau harganya bagi masyarakat sehingga
memungkinkan penetrasi jaringan pada user yang lebih luas.
Perkembangan gawai turut mendukung perkembangan akses media sosial
di Indonesia. Telepon genggam pintar seperti Android, iOS, dan lain sebagainya,
beserta beragam model IoT seperti phablet, tablet, dan lain sebagainya turut
menyumbang pada semakin luasnya akses internet dan media sosial bagi
masyarakat di Indonesia.
Saat ini media sosial tidak hanya digunakan sebagai platform komunikasi
dan sosialisasi, tetapi juga digunakan untuk kepentingan ekonomi, pemerintahan,
dan lain sebagainya. Konstruksi realitas sosial terhadap suatu informasi atau
peristiwa tertentu sangat mudah dilakukan dengan media sosial. Apabila kamu
tertarik mendalaminya, kamu bisa mempelajari teori konstruksi sosial untuk
membantu memahami realitas ini. Lihat juga teori konvergensi media, teori media
komunikasi, atau teori persamaan media.
Orang-orang Indonesia semakin hari semakin aktif dalam dunia media
sosial, dengan tingkat penetrasi yang mencapai puluhan juta orang, sehingga
konten-konten apapun dapat viral dengan mudah seperti misalnya peristiwaperistiwa unik sampai pada hal-hal kecil yang mungkin sebelumnya tidak pernah
terpikirkan akan viral.
Petisi-petisi online juga semakin marak yang menunjukkan bahwa
pengguna media sosial tidak hanya menyadari fungsi media sosial untuk
berinteraksi, tetapi juga untuk melakukan gerakan-gerakan atau mendukung
gagasan-gagasan tertentu agar mereka dapat berkontribusi dalam mengatur
perkembangan masyarakat yang ada di sekitarnya, seperti misalnya petisi
penghentian siaran televisi yang tidak mendidik, pembubaran gerakan massa
tertentu dan lain sebagainya.
Penggunaan media sosial juga semakin beragam. Tidak hanya aktivitas
mencari teman, bersosialisasi, dan lain sebagainya, tetapi media sosial di
Indonesia juga digunakan untuk melakukan promosi produk tertentu atau pada
prinsipnya melakukan bisnis tertentu. Dengan demikian para pebisnis akan
memiliki kemudahan dalam melakukan aktivitas distribusi sehingga biaya produksi
akan semakin rendah. Tidak hanya berjualan, media sosial juga difungsikan untuk
aktivitas politik sebagaimana telah disinggung sebelumnya.
Melihat besarnya potensi pengguna di Indonesia tersebut sampai membuat
perusahaan media sosial mulai membuka cabang-cabang atau kantor resmi untuk
memudahkan komunikasi dengan pemerintah ataupun dengan para penggunanya
yang ada di Indonesia. Pembukaan kantor resmi ini tentu menguntungkan karena
selain memudahkan pengguna media sosial tersebut untuk menyampaikan
keluhannya, juga membuka peluang pekerjaan bagi orang-orang tertentu.
Pembahasan
1. Pengaruh media sosial pada penjualan barang
Sejumlah pelaku bisnis mengakui keberadaan sosial media dapat
mendongkrak jumlah penjualan dari bisnis yang sedang mereka kelola. Jika
menengok ke halaman-halaman jejaring sosial pun akan banyak ditemui
berbagai macam penawaran dan iklan yang dimunculkan oleh para pebisnis ini.
Tujuannya? Tak lain tak bukan, adalah demi mengejar profit yang lebih banyak.
Pendeknya, sosial media memainkan peran yang signifikan dalam proses
pemasaran sebuah usaha; yang kemudian bisa berdampak pada meningkatnya
jumlah penjualan, naiknya jumlah omzet, dan bertambahnya keuntungan.
Sosial media menjadi tempat pemasaran yang efektif karena beberapa hal,
antara lain:
•
Sarana internet yang kini manfaatnya bisa dinikmati oleh berbagai
kalangan masyarakat; termasuk menggunakannya untuk ‘bermain’
di jejaring sosial
•
Banyaknya media sosial yang dapat diakses dengan sangat mudah;
bahkan satu orang bisa menjadi anggota dari banyak socmed
•
Mudahnya prosedur penyebaran informasi di sosial media; pebisnis
hanya perlu membuat artikel, tulisan, gambar, video, atau bentuk
informasi lainnya dan menaruhnya di media sosial tertentu
•
Adanya pemberitahuan atau notifikasi kepada pengguna media
sosial, termasuk ketika ada postingan baru dari pebisnis tertentu;
sehingga informasi bisa diketahui dengan cepat
•
Jangkauan yang luas; artinya, satu pesan yang sama bisa langsung
tersampaikan ke banyak orang
Maka dari itu media sosial sangat berpengaruh terhadap penjualan suatu
produk atau barang. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
pertumbuhan ekonomi RI kuartal I-2017 sebesar 5,01%. Pertumbuhan
ekonomi pada kuartal pertama ini jika dilihat year on year, ditopang oleh
beberapa sektor, salah satunya adalah informasi dan komunikasi yang
tumbuh 9,01%. Hal itu, didorong dari banyaknya pengguna internet,
contohnya transaksi online, sehingga sektor informasi dan komunikasi
tumbuh
Bahkan Roy Mandey (Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel
Indonesia) mengatakan, dari catatannya jumlah volume transaksi secara
online telah meningkat 1,5% di atas transaksi konvensional. "Kalau
sekarang kami lihat sudah 1,5%-2% dari total penjualan ritel modern. Itu
karena ada perubahan pola belanja konsumen, jadi yang biasa mereka stok
barang, sekarang mereka membeli sesuai kebutuhan saja. Mereka lebih
nyaman mereka simpan uangnya, kemudian di investasikan ketimbang
belanja.
"Bukan dalam jumlah value, tapi dalam jumlah volume atau
transaksi. Mereka yang belanja adalah kebanyakan generasi Y atau
generasi muda. Jadi generasi itulah yang meningkatkan penjualan online
atau penjualan e-commerce. Tapi untuk yang di atas 50 tahun itu masih
menggunakan offline store,"
2. Dampak positif dan negatif media sosial bagi pelaku ekonomi
Ada dampak negatif dan dampak positif dari media sosial bagi pelaku
ekonomi.
Berikut
ini
dampak
positif
dari
pelaku
ekonomi
yang
menggunakan social media::
•
Lebih praktis karena tidak perlu melewati padatnya lalu lintas.
•
Kemungkinan harga lebih murah itu besar, karena sang pemilik
online shop tidak perlu membayar sewa ruko, toko dsb.
•
Harga bervariasi, sehingga dapat membandingkan antara online
shop satu dengan online shop lainnya.
•
Jangkauan belanja luas, tidak hanya sebatas dalam kota, luar kota
pun bisa bahkan luar negeri. terlebih lagi, banyak sekali website
yang dikhususkan untuk forum transaksi jual beli lokal, interlokal,
maupun internasional.
Media sosial bagi pelaku ekonomi juga memiliki dampak negative,
antara lain :
•
Yang marak terjadi adalah penipuan, biasanya terjadi ketika
melihat testimonial dari pembeli sebelumnya. Maka itu para
pembeli harap berhati - hati dengan modus penipuan berkedok
online shop.
•
Tidak semua harga di online shop lebih murah dibanding offline
shop, terlebih lagi barang-barang yang cukup langka yang jarang
kita lihat di toko-toko offline ataupun sebaliknya. Atau karena
merasa ramai pembeli, para pengusaha online shop menaikan
harga untuk mencari keuntungan yang lebih besar.
•
Karena jangkauan sangat luas, kita masih harus mengirimkan
ongkos kirim yang cukup mahal tergantung jenis paket pengiriman
yang kita pilih.
•
Sangat bergantung pada kondisi alam, karena biasanya para kurir
melewati jalur darat,udara atau air untuk pengiriman. Apabila cuaca
buruk seperti banjir, gelombang tinggi atau angin kencang, bukan
tidak mungkin pengiriman akan telat sampai tujuan.
•
Barang tidak sesuai pesanan, entah karena kualitas foto yang
dapat merubah hasil barang, atau mungkin kesalahan kurir seperti
terbanting, pecah, dan rusak.
Bab 5
Kesimpulan
Berdasarkan para ahli dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa media
sosial sangat mempengaruhi konsumen untuk membeli sebuah produk. Dari
melihat review, melihat artis yang menggunakan produk tersebut, media sosial
terbukti meningkatkan daya beli konsumen. Selain itu media sosial juga
meningkatkan laju ekonomi dari data badan pusat statistik sebesar 5,01%.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama ini jika dilihat year on year, ditopang
oleh beberapa sektor, salah satunya adalah informasi dan komunikasi yang
tumbuh 9,01%
Daftar Pustaka
Hayat, Cynthia dan Afrido V. Hutapea, “LEGALITAS WEBSITE KOMERSIAL”,
Jakarta, 2013.
http://www.scribd.com/doc/29547980/Analisa-Pengaruh-Facebook-TerhadapPejualan-Barang-Online
Jaya Indra P, Peran Sosial Media pada Jumlah Penjualan dalam Bisnis.
Kompasiana, 2015
Fadhly Fauzi Rachman. Marak e-Commerce, Konsumen Mulai Beralih ke Belanja
Online. Detik.com, 2017
Suryani, Tatik. (2013). Perilaku Konsumen di Era Internet: Implikasi pada Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kottler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran ( edisi 12 )
PT.Indeka, Jakarta
Retnandari, Nunuk Dwi 2014, Pengantar Ilmu Ekonomi dalam Kebijakan Publik,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.