PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN METODE
SHARED STORAGE PADA KANTOR PENJUALAN PT. SINAR SOSRO
(Cabang Bangkalan)
Muhammad Husein Rifai [1], Sugeng Purwoko,S.T.,M.T.[2], Issa Dyah Utami, S.T.,M.T., Ph.D.[3]
Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura
huseinmrifai@gmail.com
ABSTRAK
PT.Sinar Sosro merupakan perusahaan air minum dalam kemasan yang memproduksi berbagai
macam jenis produk minuman. Kantor penjualan PT.Sinar Sosro yang berada di Bangkalan mempunyai
permasalahan tentang buruknya sistem pergudangannya. Berdasarkan kondisi lapangan pada kantor KP
Bangkalan maka metode shared storage menjadi pilihan yang paling tepat dalam usaha untuk
memperbaiki tatanan produk pada gudang. Jumlah tumpukan maksimal pada produk RGB sebanyak
10, sedangkan untuk produk non RGB sebanyak 8. Produk yang mempunyai frekuensi keluar masuk
paling banyak adalah teh botol sosro, sehingga produk tersebut ditempatkan pada slot paling depan pada
gudang RGB. Jarak perpindahan terpendek pada gudang RGB terletak pada slot C1 dengan total jarak
sebesar 2,52 m. Sedangkan untuk jarak perpindahan terpendek pada gudang non RGB terletak pada slot
5 dengan jarak 2 m. Penataan ulang produk pada layout usulan dapat dilihat pada gambar lampiran 1.
Kata Kunci : Tata Letak Gudang, Shared Storage, Penyimpanan
1. PENDAHULUAN
Penyimpanan merupakan hal yang
mempunyai peran penting dalam dunia industri.

Sebuah produk jadi membutuhkan tempat yang
digunakan untuk menyimpan hingga proses
distribusi dilakukan. PT Sinar Sosro merupakan
perusahaan teh siap minum dalam kemasan
botol yang pertama di Indonesia. PT Sinar
Sosro mempunyai pabrik yang tersebar di Pulau
Jawa, salah satu pabrik tersebut berada di
Mojokerto. PT Sinar Sosro sendiri mempunyai
kantor penjualan pada beberapa daerah yang
tersebar di seluruh Jawa Timur. Konsep kantor
penjualan ini sendiri hampir sama dengan
gudang barang jadi, dimana pabrik pusat yang
ada di Mojokerto akan melakukan pengiriman
produk pada masing-masing kantor penjualan
sesuai dengan kebutuhan tiap kantor penjualan.
Setelah itu kantor penjualan akan melakukan
distribusi produk ke seluruh otlet sesuai dengan
permintaan.
Permasalahan yang ada pada kantor
penjualan adalah sistem penataan produk yang

tidak rapi dimana pada saat produk datang akan
langsung ditempatkan pada lokasi yang kosong
tanpa memperhatikan jenis produknya. Hal
tersebut menyebabkan pada saat proses
pengambilan produk yang akan didistribusikan
banyak memakan waktu untuk memilih produk
yang dimaksud. Banyak produk yang
diletakkan dekat dengan pintu sehingga
berpotensi mengganggu lalu lintas keluar
masuk manusia maupun produk.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Tata Letak
Wignjosoebroto (2009) mengungkapkan
bahwa tata letak adalah suatu landasan utama
dalam dunia industri. Tata letak pabrik dapat
didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi. Sedangkan James
Apple

(1990)
mengungkapkan
bahwa
perancangan tata letak sebagai perencanaan dan
integrasi aliran komponen-komponen suatu
produk untuk mendapatkan interelasi yang
paling efektif dan efisien antar operator,
peralatan, dan proses transformasi material dari
bagian penerimaan sampai ke bagian
pengiriman produk.
Perancangan tata letak merupakan
persoalan penting dalam ruang lingkup
perusahaan secara luas. Suatu kesalahan dalam
analisis perancangan tata letak akan
menyebabkan proses produksi banyak
menghasilkan pemborosan dalam hal waktu,
biaya serta energi. Oleh karena itu studi tentang
perancangan tata letak sangat dibutuhkan dalam
meminimasi total cost. Elemen-elemen total
cost sendiri terdiri dari contruction cost,

material handling cost, installation cost,
production cost¸ safety cost, in-process storage
cost dll. Perusahaan harus terus melakukan
evaluasi menyeluruh jika masih ingin bertahan
dalam persaingan dengan perusahaan lain yang
semakin ketat.

2.2 Pengertian Gudang
Gudang merupakan suatu tempat untuk
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
penyimpanan barang. Terdapat dua istilah
gudang dalam dunia manufaktur. Kedua istilah
tersebut adalah storage dan warehouse.
Storage/stores
merupakan
tempat
penyimpanan bahan baku, komponen, dan

bahan-bahan pendukung lainnya. Setiap stores
memerlukan ruang dan hal ini harus dipikirkan
pada saat perhitungan luas lantai. Stores bahan
baku dan stores komponen yang sudah jadi
membutuhkan ruang yang paling besar.
Sedangkan warehouse merupakan tempat
penyimpanan produk akhir. Dalam warehouse
dilakukan kegiatan penyimpanan, order filling
dari permintaan dan persiapan sebelum
pengiriman produk.
Apple (1990) menjelaskan gudang yang
berperan sebagai media penyimpanan ini
berpengaruh pada seluruh proses yang ada pada
perusahaan, mulai dari penerimaan, proses
produksi sampai proses pengiriman produk
jadi. Persoalan penyimpanan menyeluruh bisa
di kategorikan sebagai berikut:
1) Penerimaan, berlangsung selama proses
penerimaan hingga sebelum proses
penyaluran.

2) Gudang, proses penyimpanan bahan
baku, material pendukung dan barang
jadi sampai tiba saatnya bahan-bahan
tersebut diperlukan.
3) Perlengkapan, bukan termasuk barang
utama tetapi mempunyai fungsi untuk
mendukung proses produksi.
4) Ditengah proses, barang setengah jadi
yang menunggu proses selanjutnya.
5) Komponen jadi, suatu komponen yang
sudah jadi tetapi masih menunggu proses
perakitan.
6) Sisa, bahan yang dihasilkan dari hasil
proses produksi yang nantinya akan
diolah kembali.
7) Buangan, sebuah komponen sisa yang
sudah tidak berguna lagi.
8) Macam-macam, merupakan peralatan
dan perlengkapan yang tidak berguna
untuk digunakan kembali pada masa

yang akan dating.
Produk jadi, merupakan hasil akhir dari
proses produksi yang siap untuk
didistribusikan.
2.3 Tujuan Gudang

Tujuan dari tempat penyimpanan secara
umum
adalah
untuk
memaksimalkan
penggunaan sumber yang ada dengan diiringi
dengan memaksimalkan pelayanan terhadap
pelanggan dengan sumber yang terbatas. Maka
di dalam proses perancangan sistem
pergudangan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu (Purnomo, 2004):
1) Memaksimalkan penggunaan ruang
2) Memaksimalkan
menggunakan

peralatan
3) Memaksimalkan penggunaan tenaga
kerja
4) Memaksimalkan kemudahan dalam
penerimaan dan pengambilan barang
Sedangkan jika dilihat dari fungsi, maka
gudang memiliki beberapa fungsi utama seperti
di bawah ini (Harjono & Prasetyawan, 2012):
1) Menyediakan tempat penampungan
sementara
2) Mengumpulkan permintaan konsumen
3) Sebagai fasilitas pelayanan bagi
konsumen
4) Melindungi barang
5) Memisahkan barang yang mudah
terkontaminasi dan berbahaya
2.4 Jenis Layout Gudang
Pentingnya peran gudang sebagai salah
satu bagian dari sistem perusahaan membuat
pihak perusahaan harus pintar dalam

menentukan lokasi serta luasan gudang.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan besar kapasitas gudang antara lain:
1) Besar ukuran dari masing-masing barang
yang akan disimpan.
2) Waktu tenggang (lead time) dari
pemesanan barang.
3) Jumlah atau banyaknya barang yang
harus disimpan dan frekuensi keluar
masuknya barang.
4) Faktor yang hendak diambil oleh pihak
manajemen gudang meliputi factor
kehabisan barang.
Besar ruangan bukan merupakan satusatunya hal yang harus diperhatikan dalam
penentuan kapasitas gudang. Faktor lain yang
juga perlu diperhatikan adalah cara mengatur
letak barang yang disimpan (layout ruang
gudang). Gudang dengan tata letak yang
sembarangan dan berserakan tentu tidak efisien
jika dibandingkan dengan gudang yang tata

ruangnya diatur dengan rapi. Selain kedua hal
tersebut, terdapat hal lain yang perlu

diperhatikan yaitu jenis barang yang disimpan
apakah termasuk barang :
1) Fast moving, yaitu barang yang
mempunyai sirkulasi/pergerakan cepat.
2) Slow moving, yaitu barang yang
mempunyai sirkulasi/pergerakan lambat.
2.5 Metode-metode Penyimpan Produk
Pada Gudang
Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menyimpan produk pada
gudang, antara lain adalah metode shared
storage, dedicated storage, randomized storage
dan class based storage. Berikut akan
dijelaskan mengenai metode-metode tersebut
secara singkat.
2.5.1 Metode Shared Storage
Metode shared storage merupakan salah

satu metode yang dapat digunakan untuk proses
penempatan produk pada gudang. Shared
storage sendiri memperhatikan kondisi luas
lantai gudang dimana produk yang akan segera
dikirim akan ditempatkan pada titik paling
dekat dari pintu keluar masuk I/O. Metode ini
akan lebih baik digunakan pada jenis pabrik
yang mempunyai ukuran produk yang sama
atau tidak jauh berbeda. Hal tersebut
dikarenakan area penyimpanan bisa ditempati
oleh jenis produk yang berbeda.
2.5.2 Metode Dedicated Storage
Metode dedicad storage mempunyai
prinsip yang berbeda jika dibandingkan dengan
metode shared storage. Metode ini dapat juga
disebut metode fixed slot storage. Hal tersebut
karena pada metode ini lokasi penyimpanan
barang dibagi menjadi beberapa tempat yang
berbeda sesuai karakteristik barang. Sehingga
barang tidak dapat diletakkan pada sembarang
lokasi. Kelemahan metode ini membutuhkan
space yang lebih banyak karena tidak setiap
jenis barang dapat dimasukkan dalam area
kosong yang tersedia. Sedangkan untuk
kelebihannya lokasi penyimpanan menjadi
lebih teratur dan terorganisir karena sudah
ditetapkan sebelumnya. Sehingga proses
pencarian dan penempatan produk menjadi
lebih cepat.
2.5.3 Metode Randomized Storage
Metode
ini
mampu
mengatasi
kekurangan dari metode dedicated storage
yang berhubungan dengan utilitas ruang yang
rendah. Metode randomized storage ini sendiri
menempatkan produk yang datang ke
sembarang area penyimpanan yang masih
kosong dengan memprioritaskan penempatan

pada titik terdekat dari pintu. Kekurangan dari
metode ini adalah sulitnya proses pencarian
produk karena produk diletakkan pada
sembarang area sehingga mengakibatkan
tercampurnya beberapa jenis produk pada satu
area penyimpanan. Hal tersebut semakin
dipersulit ketika jumlah produk yang ada pada
gudang sangat banyak dan mempunyai macammacam jenis yang berbeda.
2.5.4 Class Based Storage
Metode ini merupakan metode gabungan
dari metode dedicated storage dan randomized
storage. Pada metode ini produk yang ada akan
dibagi menjadi beberapa kelas. Jika dalam
proses pembagiannya sama dengan produk,
maka akan digunakan prinsip dari metode
dedicated storage. Tetapi jika produk hanya
dibagi menjadi satu kelas saja, maka akan
digunakan prinsip dari metode randomized
storage. Proses pembagian kelas itu sendiri
didasarkan nilai rasio perbandingan antara
throughput (T) dengan storage (S).
Metode ini merupakan metode dimana
penempatan produk didasarkan atas kesamaan
suatu jenis bahan kedalam suatu kelompok.
Kelompok tersebut nantinya akan ditempatkan
pada suatu lokasi khusus yang ada pada
gudang. Pada satu kelompok yang sama
terdapat kesamaan bahan atau material produk
atau jenis kemasan yang sama.
2.5.5 Perpindahan Produk
Sebuah produk yang ada pada gudang
mengalami aktifitas perpindahan pada saat
proses bongkar muat terjadi. Proses
perpindahan produk dilakukan dengan
menempatkan produk yang berasal dari luar
gudang ke tempat area penyimpanan yang telah
ditentukan. Jarak perpindahan produk tersebut
dapat dihitung dengan menggunakan beberapa
metode, antara lain:
1. Rectilinear distance
Cara ini dilakukan dengan mengukur jarak
sepanjang lintasan dengan memperhatikan
garis tegak lurus (orthogonal) satu dengan
yang lainnya. Rumus yang digunakan pada
metode ini adalah:
� = | − | + | − |…………………
5

(Xi,Yi)

4
3
2
1

(Xj,Yj)
1

2

3

4

5

Gambar 1 Metode rectilinear distance

2. Euclidean distance
Jarak
yang
akan
diukur
dengan
menggunakan metode ini menggunakan
lintasan garis lurus antara dua buah titik.
Jarak euclidean dapat diimajinasikan
sebagai conveyor lurus yang memotong dua
buah stasiun kerja. Rumus yang digunakan
pada metode ini adalah:
� = √[(



5

2

) +(

2



) ]………..

4
(Xi,Yi)
3
2
1

(Xj,Yj)
1

2

3

4

5

Gambar 2 Metode Euclidean distance
3. Square euclidean distance
Metode ini dilakukan dengan cara
mengukur sepanjang lintasan yang dilalui
oleh produk dalam menempuh dua titik
tersebut. Sehingga membuat metode ini
menghasilkan jarak lebih besar jika
dibandingkan
dengan
dua
metode
sebelumnya. Rumus yang digunakan
adalah:
2
2
� =( − ) +

…………….
Dimana :
dij : jarak produk
xi : titik koordinat horizontal dari pusat
departemen i
xj : titik koordinat horizontal dari pusat
departemen j
yi : titik koordinat vertikal dari pusat
departemen i
yj : titik koordinat vertikal dari pusat
departemen j
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah penelitian terapan karena penelitian ini
dilakukan untuk memecahkan suatu masalah
yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk
memecahkan masalah buruknya tata letak
gudang pada kantor penjualan PT. Sinar Sosro
cabang Bangkalan. Penelitian ini menggunakan
data kuantitatif dan data kualitatif yang
digunakan untuk mencari solusi terbaik dari
masalah di atas.
3.2 Variabel Penelitian dan Data yang
Diperlukan

Terdapat variabel yang akan dicari pada
penelitian ini yaitu jarak perpindahan barang
mulai dari yang terpendek hingga terpanjang.
Variabel tersebut akan digunakan untuk
patokan penempatan produk dengan melihat
karakteristik produk tersebut apakah tergolong
fast moving atau slow moving. Produk fast
moving akan ditempatkan pada titik yang
mempunyai nilai jarak perpindahan paling
pendek dan disusul dengan produk lain
setelahnya.
Selain variabel diatas, penelitian ini
membutuhkan beberapa data serta parameter
yang digunakan dalam proses analisis.
Parameter serta data yang digunakan pada
penelitian ini adalah luas gudang, macammacam jenis barang yang ada digudang,
dimensi packaging dari masing-masing produk,
jumlah permintaan, stock barang dalam gudang,
lead time, jenis material handling, jumlah
operator gudang, serta data lain yang
dibutuhkan dalam proses analisis.
3.3 Jenis atau Tipe Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Berikut akan dijelaskan penjabaran
tentang data primer dan sekunder pada
penelitian ini:
a) Data primer merupakan data yang
didapatkan secara langsung melalui proses
wawancara dan observasi lapangan. Data
primer yang akan dipakai adalah luasan
gudang, nama produk yang disimpan,
jumlah
produk,
material
handling,
operator/tenaga kerja, dimensi packaging
produk, dan tumpukan maksimal packaging
produk.
b) Data sekunder merupakan data yang
didapatkan dari catatan maupun laporan
yang ada pada perusahaan. Data sekunder
yang akan digunakan adalah data frekuensi
keluar masuk produk tiap bulan, stock
produk tiap bulan, lead time dan harga
produk.
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat penelitian ini
dilakukan pada kantor penjualan PT. Sinar
Sosro cabang Bangkalan yang berlokasi di
Jl. Soekarno Hatta No.44, Mlajah, Kec.
Bangkalan, Kab.Bangkalan pada bulan Juni
hingga Agustus.

3.5 Alat dan Teknik Pengambilan Data
Pada penelitian ini data yang akan
digunakan akan dikumpulkan dengan cara dan
menggunakan alat sebagai berikut:
a. Teknik observasi
Peneliti akan melakukan pengamatan
langsung pada gudang untuk mencari segala
macam informasi yang dibutuhkan. Informasi
yang dibutuhkan adalah waktu bongkar muat
barang pada gudang, jarak yang ditempuh
material handling pada saat bongkar muat
barang, serta luas dan layout gudang. Alat
yang akan digunakan oleh peneliti adalah
stopwatch, dan meteran.
b. Teknik wawancara
Selain observasi langsung, peneliti juga akan
melakukan wawancara kepada manager serta
operator yang ada pada gudang. Wawancara
tersebut digunakan untuk menggali lebih
dalam tentang sistem yang ada pada gudang
tersebut serta data-data sekunder yang
diperlukan. Peralatan yang diperlukan adalah
buku dan alat tulis, serta kuesioner jika
dibutuhkan.
3.6 Flowchart Penelitian
Langkah-langkah yang akan penulis
lakukan dalam penelitian ini dapat dilihat
melalui flowchart dibawah ini:

SLOT 3
SLOT 2

Ruang
Manager

Kantor

SLOT 4

SLOT 1

SLOT 6

SLOT 5

Gudang
Produk RGB

Lahan Parkir

Gambar 4 Layout gudang awal
Setelah selesai membuat layout dari
kantor penjualan PT.Sinar Sosro cabang
Bangtkalan,
maka
selanjutnya
adalah
pengumpulan data dari macam-macam produk
yang diproduksi oleh PT.Sinar Sosro.
Pengumpulan data tersebut meliputi nama
produk, jenis produk berdasarkan kemasannya,
volume produk, jumlah produk dalam satu
packaging dan harga produk tersebut.

MULAI

PERTINJAUAN AWAL

STUDI LITERATUR

STUDI LAPANGAN

Tabel 1Jenis-jenis produk PT.Sinar Sosro
Nama Produk
Happy Jus

IDENTIFIKASI MASALAH

Country Choice
PENENTUAN TUJUAN PENELITIAN

Freso Tea
PENETAPAN VARIABEL PENELITIAN

S-tee
PENGUMPULAN DATA

Pengolahan Data dengan Metode Shared Storage
1. Menghitung jumlah rata-rata permintaan produk per bulan
2. Menghitung rata-rata frekuensi pemesanan
3. Menghitung jumlah produk per pemesanan
4. Memanajemen kebutuhan ruang yang ada
5. Menghitung frekuensi keluar masuknya produk
6. Menghitung jarak tempuh produk
7. Menyusun produk ke slot pada layout usulan

Prim-A

ANALISIS dan PENGOLAHAN DATA

Tehh Botol
KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Gambar 3 Flowchart penelitian
Fruit tea

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Layout awal
Berikut adalah layout awal gudang:

Tebs

Jenis Produk Volume (mL) Isi / dus
Tetra
200
24
PET
300
24
250
24
Tetra
1000
12
PET
300
24
cup
250
24
RGB
318
24
Tetra
330
24
12
PET
350
24
cup
240
48
330
24
PET
600
24
1500
12
Galon
19 L
1
RGB
220
24
200
24
250
24
Tetra
330
24
1000
12
Pouch
230
12
12
350
24
PET
12
450
24
RGB
235
24
Tetra
200
24
Pouch
230
24
Can
318
24
350
12
PET
12
500
24
RGB
230
24
can
330
24
12
PET
500
24

Harga
Rp45.000,00
Rp94.500,00
Rp73.000,00
Rp168.600,00
Rp109.000,00
Rp185.000,00
Rp45.000,00
Rp51.000,00
Rp25.000,00
Rp50.000,00
Rp18.000,00
Rp24.000,00
Rp28.000,00
Rp27.000,00
Rp11.500,00
Rp45.000,00
Rp50.000,00
Rp54.500,00
Rp61.000,00
Rp85.000,00
Rp19.000,00
Rp39.000,00
Rp78.000,00
Rp56.500,00
Rp112.000,00
Rp45.000,00
Rp50.000,00
Rp35.000,00
Rp77.000,00
Rp39.000,00
Rp56.000,00
Rp112.000,00
Rp48.000,00
Rp82.000,00
Rp65.500,00
Rp132.000,00

Kantor penjualan melakukan pemesanan
produk ke KPW Jawa Timur yang ada di
Mojokerto
dengan
melihat

kebutuhan/permintaan pada masing-masing
jenis produk. Data pemesanan tiap produk
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Data pemesanan tiap jenis
produk
No Nama Produk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Tebs
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Country Choice
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Tebs
Fruit Tea
Fruit Tea
Teh Botol Sosro
Teh Freso

Kode Produk
TBS 220 ML
FTB AP 235 ML
FTB BC 235 ML
STB 318 ML
TSB SR 230 ML
TBK 200 ML K24
TBK 250 ML K24
TBK 250 ML K24 LESS SUGAR
TBK 330 ML K24
FTG AP 200 ML K24
FTG BC 200 ML K24
FTG GV 200 ML K24
STK 330 ML
CCK GV 250 ML K24
TBE 350 ML K12
TBE 450 ML K12
FTE AP 350 ML K12
FTE BC 350 ML K12
FTE GV 350 ML K12
FTE AP 500 ML K12
FTE BC 500 ML K12
FTE GV 500 ML K12
FTE SB 500 ML K12
FTE XT 500 ML K12
STE 350 ML K12
TSE 500 ML K24
FTO AP 230 ML K24
FTO BC 230 ML K24
TBO 230 ML K12
FSP JS 214 ML K24

Jenis Produk

RGB

Tetra

PET

Pouch
Cup

Jumlah permintaan
Mei
Juni
Juli
4000
5000
4000
100
100
100
100
100
100
25
50
50
200
200
200
600
100
100
150
100
100
300
350
400
350
350
400
350
300
300
300
50
50
50
10
5
5
400
500
400
100
400
300
200
250
200
200
250
200
100
100
100
40
20
20
40
20
20
40
20
20
40
20
20
40
20
20
200
100
50
100
100
100
400
400
400
500
500
400
400
300
300
1000
1000
1000

4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Rata-rata jumlah permintaan produk
per periode
Perhitungan untuk menentukan rata-rata
permintaan produk per periode dapat dilihat
seperti dibawah ini:
∑��
̅̅̅ =
DI

+
+
̅̅̅ =
DI
̅̅̅
DI =

̅̅̅ =
DI
,

� �� / �
Untuk perhitungan jumlah permintaan
rata-rata produk per periode pada jenis produk
yang lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3 Rata-rata jumlah permintaan produk
per periode
Jumlah permintaan
No Nama Produk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Tebs
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Country Choice
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Tebs
Fruit Tea
Fruit Tea
Teh Botol Sosro
Teh Freso

Jumlah Total Permintaan
lama
selama 3 bulan
penelitian
13000
3
300
3
300
3
125
3
600
3
800
3
350
3
100
3
300
3
1100
3
1100
3
900
3
150
3
20
3
1300
3
650
3
650
3
650
3
300
3
100
3
100
3
100
3
100
3
100
3
450
3
250
3
1200
3
1400
3
1000
3
3000
3

produk rata2 per
periode
4333
100
100
42
200
267
117
33
100
367
367
300
50
7
433
217
217
217
100
33
33
33
33
33
150
83
400
467
333
1000

4.2.2 Rata-rata frekuensi pemesanan per
bulan
Perhitungan untuk menentukan rata-rata
frekuensi pemesanan produk per bulan dapat
dilihat seperti dibawah ini:
∑���
̅̅̅̅
�� =

+ +
̅̅̅̅ =
��
̅̅̅̅
�� =
Tabel 4 Rata-rata frekuensi pemesanan produk
per bulan
i Jumlah permintaa
Nama Produk
Rata-rata
Mei Juni Juli
4
5
4
4
2
5
5
4
2
5
5
4
1
2
2
2
2
4
4
3
4
2
2
3
4
2
2
3
2
2
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
3
5
4
4
2
2
2
2
2
1
1
1
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
1
2
4
5
3
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
3
2
3

Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Tebs
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Country Choice
Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee
Tebs
Fruit Tea
Fruit Tea
Teh Botol Sosro
Teh Freso

Tabel 4.7 menunjukkan tentang hasil dari
perhitungan rata-rata frekuensi permintaan
produk per bulan pada masing-masing jenis
produk yang ada pada KP Bangkalan.
4.2.3 Kebutuhan ruang
Berikut akan diilustrasikan ruangan
tempat penyimpanan barang non RGB:

SLOT 3

Ruang
Manager

SLOT 2

Kantor
Gudang non RGB
SLOT 4

SLOT 1

frekuensi keluar masuk dari setiap jenis produk.
Jenis produk yang mempunyai frekuensi keluar
masuk yang tinggi nantinya akan ditempatkan
pada titik paling dekat dengan pintu.
Tabel 5 Frekuensi keluar masuk barang
Nama Produk

SLOT 5

SLOT 6

Gambar 5 Ruang penyimpanan pada kantor
KP Bangkalan
Berikut akan dijabarkan dimensi dari
gambar diatas:
Luas Kantor
: 144 m2
Panjang Total
: 18 m
Lebar Total
:8m
Ukuran Slot 1
: 2,4 m x 2,8 m
Ukuran Slot 2
: 2,4 m x 2,8 m
Ukuran Slot 3
: 1,6 m x 1,6 m
Ukuran Slot 4
: 2,4 m x 2 m
Ukuran Slot 5
: 3,6 m x 1,6 m
Ukuran Slot 6
: 3,6 m x 1,6 m

Berikut akan ditampilkan gudang
untuk produk RGB:

Kode Produk

Teh Botol Sosro
TBS 220 ML
Fruit Tea
FTB AP 235 ML
Fruit Tea
FTB BC 235 ML
S-Tee
STB 318 ML
Tebs
TSB SR 230 ML
Teh Botol Sosro
TBK 200 ML K24
Teh Botol Sosro
TBK 250 ML K24
Teh Botol Sosro TBK 250 ML K24 LESS SUGAR
Teh Botol Sosro
TBK 330 ML K24
Fruit Tea
FTG AP 200 ML K24
Fruit Tea
FTG BC 200 ML K24
Fruit Tea
FTG GV 200 ML K24
S-Tee
STK 330 ML
Country Choice
CCK GV 250 ML K24
Teh Botol Sosro
TBE 350 ML K12
Teh Botol Sosro
TBE 450 ML K12
Fruit Tea
FTE AP 350 ML K12
Fruit Tea
FTE BC 350 ML K12
Fruit Tea
FTE GV 350 ML K12
Fruit Tea
FTE AP 500 ML K12
Fruit Tea
FTE BC 500 ML K12
Fruit Tea
FTE GV 500 ML K12
Fruit Tea
FTE SB 500 ML K12
Fruit Tea
FTE XT 500 ML K12
S-Tee
STE 350 ML K12
Tebs
TSE 500 ML K24
Fruit Tea
FTO AP 230 ML K24
Fruit Tea
FTO BC 230 ML K24
Teh Botol Sosro
TBO 230 ML K12
Teh Freso
FSP JS 214 ML K24

Frekuensi
Total
101
52
53
18
71
44
35
12
22
69
68
65
15
7
74
63
62
53
45
14
14
13
13
13
42
32
70
77
70
81

4.2.5 Menghitung jarak perpindahan
Perhitungan jarak perpindahan tersebut
menggunakan metode rectilinear distance,
berikut akan diberikan satu contoh perhitungan
manual pada slot A1 gudang non RGB:
� =| − |+| − |
� =| , − , |+| − |
� =| , |+| |
� = ,
Tabel 6 Jarak perpindahan pada gudang non
RGB
Slot

Gambar 6 Gudang produk RGB
Untuk ukuran dari gudang tersebut
adalah:
Panjang Gudang : 14 m
Lebar Gudang : 5 m
4.2.4 Frekuensi keluar masuk produk
Proses pengolahan data selanjutnya
adalah dengan mengumpulkan data tentang

A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
D1
D2
SLOT 5
SLOT 6

koordinat (m)
x
y
1,2
4
1,2
3,2
1,6
4
1,6
3,2
1,2
2
1,2
1,2
1,6
2
1,6
1,2
4,4
4
1,2
2,8
2
2,8
4,8
2
6,8
2

titik I/O (m)
x
y
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0
4,8
0

Jarak
Perpindahan
7,6
6,8
7,2
6,4
5,6
4,8
5,2
4,4
4,4
6,4
5,6
2
4

Tabel 7 Jarak perpindahan pada gudang RGB
koordinat (m)
x
y
0,8
2,52
0,8
3,3
0,8
4,08
2,8
2,52
2,8
3,3
2,8
4,08
4
2,52
4
3,3
4
4,08
7,2
2,52
7,2
3,3
7,2
4,08
8,59
3,08
11,37
3,08

Slot
A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2

titik I/O (m)
Jarak
x
y
Perpinda
4
0
5,72
4
0
6,5
4
0
7,28
4
0
3,72
4
0
4,5
4
0
5,28
4
0
2,52
4
0
3,3
4
0
4,08
4
0
5,72
4
0
6,5
4
0
7,28
4
0
7,67
4
0
10,45

Pada tabel 4.11 dan 4.11 adalah hasil dari
perhitungan jarak perpindahan yang akan
ditempuh oleh produk. Semua hasil dari
perhitungan jarak perpindahan barang ini akan
digunakan untuk proses penempatan produk.
Produk yang bersifat fast moving nantinya akan
ditempatkan pada slot yang mempunyai jarak
terpendek.
4.3 Penataan produk pada layout usulan
Tahap terakhir pada penelitian ini adalah
dengan mengalokasikan barang ke dalam slot
sesuai
jenis
produknya
dengan
mempertimbangkan frekuensi keluar masuk
dan jarak perpindahan. Berikut akan
ditampilkan pengalokasian produk pada slot
yang tersedia pada gudang RGB dan non RGB:
Tabel 8 Usulan penataan produk pada
slot gudang RGB
Nama Produk
Teh Botol Sosro
Tebs
Fruit Tea
Fruit Tea
S-Tee

Frekuens
Jarak
i Total Perpindahan
TBS 220 ML
101
2,52
TSB SR 230 ML
71
7,28
FTB BC 235 ML
53
7,28
FTB AP 235 ML
52
7,67
STB 318 ML
18
10,45
Kode Produk

Slot
C1
D3
E1
E1
E2

Tabel 9 Usulan penataan produk pada slot
gudang non RGB
Nama Produk
Teh Freso
Fruit Tea
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Teh Botol Sosro
Fruit Tea
Teh Botol Sosro
S-Tee
Teh Botol Sosro
Tebs
Teh Botol Sosro
S-Tee
Fruit Tea
Teh Botol Sosro
Country Choice

Frekuensi
Jarak
Total
Perpindahan
FSP JS 214 ML K24
81
2
FTO BC 230 ML K24
77
4
TBE 350 ML K12
74
7
FTO AP 230 ML K24
70
7,4
TBO 230 ML K12
70
7,4
FTG 200 ML K24
69
7,4
TBE 450 ML K12
63
7,8
FTE 350 ML K12
62
8,2
TBK 200 ML K24
44
8,6
STE 350 ML K12
42
9,4
TBK 250 ML K24
35
9,8
TSE 500 ML K24
32
10,2
TBK 330 ML K24
22
10,6
STK 330 ML
15
10,6
FTE 500 ML K12
14
10,2
TBK 250 ML K24 LESS SUGAR
12
9,8
CCK GV 250 ML K24
7
7,4
Kode Produk

Slot
SLOT 5
SLOT 6
D1
SLOT 6
D2
B4
B1
B2
B3
C1
A4
A2
A3
A1
A1
A3
C1

Langkah terakhir adalah membuat layout
sesuai dengan pengalokasian masing-masing
produk pada slot yang telah ditetapkan. Layout
usulan ini nantinya akan dipisah menjadi dua
yaitu gudang produk RGB dan gudang barang
non RGB.

A3

B3

C3

D3

A2

B2

C2

D2

A1

B1

C1

D1

E1

E2

Gambar 7 Usulan penataan produk di gudang
RGB
Gambar 7 menunjukkan usulan penataan
produk pada gudang RGB. Berikut adalah
penggolongan produk berdasarkan warna slot
pada gambar:
Kuning
: Teh botol sosro
Hijau
: Tebs
Biru
: Fruit tea
Ungu
: S-tee
STK
FTE

TBK

TSE

TBK

TBE

TBK

FTE

FTG

STE +
CCK

TBE TBO

Teh Freso

Fruit Tea (pouch)

Gambar 8 Usulan penataan produk non RGB
didalam kantor KP Bangkalan
5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Hasil yang didapat pada pengolahan data
pada bab IV adalah sebuah peletakan produkproduk pada slot yang tersedia dengan melihat
jumlah frekuensi keluar masuk barang dan
jarak perpindahan pada masing-masing slot.
Penyimpanan pada kantor KP Bangkalan
dibedakan antara produk RGB dan non RGB.
Hasil penataan produk pada layout usulan dapat
dilihat pada gambar 7 dan 8.
5.2 Saran
Saran untuk penelian selanjutnya yang ingin
melanjutkan
penelitian
ini
adalah
memperhitungkan waktu yang dibutuhkan saat
bongkar muat, waktu mencari produk, waktu
peletakan produk pada slot yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. M. (1990). TATA LETAK PABRIK
DAN PEMINDAHAN BAHAN (3rd
ed.). BANDUNG: ITB.
Heragu, S. (1997). Facility Design. Publising
Company.

Santoso, P. S., Herlina, L., & Febianti, E.
(2015). Usulan Tata Letak Gudang
Produk Jadi Dengan Metode Shared
Storage Dan Pendekatan Simulasi Di
PT.Lotte Chemical Titan Nusantara.
Wignjosoebroto, S. (2009). TATA LETAK
PABRIK
DAN
PEMINDAHAN
BAHAN (3rd ed.). Surabaya: Guna
Widya.
Yohanes, A. (2012). Analisis Perbaikan Tata
Letak Fasilitas Pada Gudang Bahan
Baku dan Barang Jadi dengan Metode
Shared Storage di PT.Bitratex
Industries Semarang. DINAMIKA
TEKNIK, VI, 25-34.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

PERANCANGAN DAN ANALISIS ALAT UJI GETARAN PAKSA MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

23 212 19

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN PASIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PCC

5 68 1

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

INTERVENSI OBAT NEUROPROTEKTIF DITINJAU DARI PERBAIKAN GCS DAN CER TERHADAP PASIEN CVA Hemorrhagic DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

1 82 18

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62