STUDI KOMPARASI ANTARA PEMILIHAN KARIR DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA SISWA KELAS XII DI MA AL-FUDHOLA’ PORONG.

(1)

STUDI KOMPARASI ANTARA PEMILIHAN KARIR DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA

SISWA KELAS XII DI MA AL-FUDHOLA’ PORONG

SKRIPSI

Oleh:

Anisa Afny

D03212039

KONSENTRASI BIMBINGAN KONSELING

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN BIMBINGAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Asumsi Penelitian ... 10

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

G. Definisi Operasional... 12

H. Hipotesis Penelitian ... 15

I. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemilihan Karir ... 18

1. Pengertian Karir ... 18

2. Pengertian Pemilihan Karir ... 19

3. Faktor-faktor Pemilihan Karir ... 21

4. Langkah-langkah Dalam Pemilihan Karir ... 26


(6)

1. Pengertian Status Sosial Ekonomi keluarga ... 31

2. Klarifikasi Status Sosial Ekonomi Keluarga ... 34

3. Faktor-Faktor yang Mempengarui Status Sosial Ekonomi Keluarga ... 39

C. Tinjauan Tentang Studi Komparasi Antara Pemilihan Karir Dengan Status Sosial Ekonomi ... 47

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 53

B. Rancangan Penelitian ... 55

C. Sumber Data ... 58

D. Populasi dan Sampel ... 59

E. Metode Pengumpulan Data ... 61

F. Analisis Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 78

1. Sejarah Sekolah ... 78

2. Profil Sekolah ... 79

3. Visi, Misi Sekolah ... 80

4. Profil Bimbingan dan Konseling ... 81

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 88

6. Keadaan Guru, Karyawan dan siswa ... 90

B. Penyajian Data ... 91

1. Pemilihan Karir siswa... 91

a. Penyajihan data hasil observasi dan wawancara ... 91

b. Penyajihan data hasil angket pemilihan karir ... 93

2. Status Ekonomi keluarga Siswa ... 96

a. Penyajiphan data hasil observasi dan wawancara ... 97


(7)

xii

3. Perbedaan Antara Pemilihan Karir Dengan Status Sosial

Ekonomi Keluarga ... 108

C. Analisis Data ... 125

1. Analisis Data Pemilihan Karir Siswa ... 125

2. Analisis Data Status Sosial Ekonomi Siswa ... 128

3. Analisis Daata Perbedaan Antara Pemilihan Karir Dengan Status Sosial Ekonomi Siswa ... 129

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 144

B. Saran ... 146 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

TABEL

1. Objek Populasi ... 60

2. Rancangan Angket Pemilihan Karir... 64

3. Rancangan Data Status Sosial Ekonomi Keluarga... 65

4. Jumlah Guru dan Karyawan MA Al-Fudhola’... 90

5. Jumlah Siswa MA Al-Fudhola’ ... 91

6. Rekapitulasi Hasil Angket Pemilihan Karir Siswa Kelas XII MIA ... 93

7. Rekapitulasi Hasil Angket Pemilihan Karir Siswa Kelas XII IIS 1 ... 94

8. Rekapitulasi Hasil Angket Pemilihan Karir Siswa Kelas XII IIS 2 ... 95

9. Rekapitulasi Data Pribadi Status Sosial Ekonomi Keluarga Siswa ... 99

10. Rekapitulasi Hasil Angket Pemilihan Karir Siswa dari Keluarga Status Sosial Ekonomi Menengah Keatas... 109

11. Hasil Pemilihan Karir Siswa dariKeluarga Status Sosial Ekonomi Menengah Keatas ... 111

12. Rekapitulasi Hasil Angket Pemilihan Karir Siswa dari Keluarga Status Sosial Ekonomi Tengah ... 114

13. Hasil Pemilihan Karir Siswa dariKeluarga Status Sosial Ekonomi Tengah ... 117

14. Rekapitulasi Hasil Angket Pemilihan Karir Siswa dari Keluarga Status Sosial Ekonomi Menengah Kebawah ... 120

15. Hasil Pemilihan Karir Siswa dariKeluarga Status Sosial Ekonomi Menengah Kebawah ... 123


(9)

vi

ABSTRAK

STUDI KOMPARASI ANTARA PEMILIHAN KARIR DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA SISWA KELAS XII DI MA AL-FUDHOLA’ PORONG

Dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana pemilihan karir siswa kelas XII di MA Al-Fudhola’ Porong? Bagaimana status sosial ekonomi keluarga siswa kelas XII di MA Al-Fudhola’ Porong? serta perbandingan antara pemilihan karir dengan status sosial ekonomi keluarga menengah keatas, tengah dan menengah kebawah siswa Kelas XII di MA Al-Fudhola’ Porong?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berdesain Ex Post Facto dan sifatnya komparasi menggunakan metode pengumpulan data observasi,wawancara, dokumentasi, angket. Dan penulis mencoba menjawab rumusan masalah dengan menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui pemilihan karirnya, dapat di lihat dari hasil penilaian angket yang telah disebarkan dan hasilnya 37,5% siswa yang mendapat nilai baik, 44,3% siswa yang mendapat nilai cukup dan 18,2% siswa yang mendapat nilai jelek (dalam pemilihan karirnya). Untuk mengetahui status sosial ekonomi keluarga siswa menengah keatas, tengah dan menengah kebawah, dapat dilihat dari data pribadi siswa dan hasilnya siswa berstatus sosial ekonomi keluarga menengah keatas sebanyak 21 siswa, tengah 38 siswa dan menengah keatas 29 siswa. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pemilihan karir dengan status sosial ekonomi keluarga siswa menggunakan rumus ANOVA akan tetapi setelah melakukan uji homogenitas ternyata data yang peneliti peroleh heterogen sehingga menggunakan rumus uji “t”, dimana membandingkan satu persatu antara variabel satu dengan variabel lainnya, dengan menggunakan kesalahan 5%, maka hasil antara pemilihan karir siswa yang berstatus sosial ekonomi keluarga menengah keatas dengan tengah, memiliki perbedaan dalam pemilihan karir, karna harga >harga (2,6>2). Pemilihan karir siswa yang berstatus sosial ekonomi keluarga tengah dengan menengah kebawah, memiliki perbedaan dalam pemilihan karir, karna harga > harga (7,55>1,99). Pemilihan karir siswa yang berstatus sosial ekonomi keluarga menengah kebawah dengan menengah keatas memiliki perbedaan yang signifikan dalam pemilihan karir, karna harga > harga (-7,64>2,01). Dengan begitu dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara pemilihan karir dengan status sosial ekonomi keluarga menengah keatas, tengah dan menengah kebawah siswa kelas XII MA Al-Fudhola’ Porong.

Kata kunci : komparasi, pemilihan karir siswa, status sosial ekonomi keluarga menengah keatas, tengah dan menengah kebawah.


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini laju pertumbuhan penduduk sangatlah pesat, dimana semua orang berlomba-lomba mencari pekerjaan agar bisa menjalani aktivitas kehidupan. Oleh sebab itu agar dapat memperoleh pekerjaan yang nyaman maka setiap orang harus menempuh tahap pendidikan dengan disertai dasar keterampilan.

Salah satu dari tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.1Adapun untuk mencapai tujuan pendidikan diatas diperlukan komponen penunjang yang dapat membantunya, antara lain perekonomian orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan keperdulian orang tua terhadap anaknya. Ketiga komponen tadi sangat berperan penting dalam menciptakan generasi yang cakap sehingga dapat menentukan karir dimasa depannya nanti.

Bimbingan karir disekolah merupakan salah satu layanan yang ada pada program bimbingan dan konseling,yang mana mempunyai peran penting dalam mengarahkan siswa agar mencapai kesuksesan dalam

1


(11)

2

berbagai segi kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan atau karir, hubungan sosial dan kehidupan pribadi.2 Oleh sebab itu mentri pendidikan lebih nekakankan bahwasannya setiap sekolah harus mempunyai layanan bimbingan konseling, lebih-lebih pada jenjang SLTA.

Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan.3 Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier menjadi titik penting dalam perjalanan hidup manusia. Keputusan memilih suatu karir dimulai saat individu berada pada masa remaja. Pada usia remaja, sekolah merupakan aspek penting dalam kehidupan karena pendidikan menyiapkan mereka dalam kondisi siap untuk mengambil keputusan karir.4Karir mulai dibangun dan dikembangkan sejak masa sekolah dan karir dapat juga dikatakan sebagai suatu cita-cita yang diinginkan, baik yang berkaitan dengan suatu bidang pendidikan, pekerjaan maupun suatu profesi tertentu.

Remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan. Suatu masa yang mempengaruhi perkembangan dalam aspek sosial, emosi, dan fisik. Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada persiapan memenuhi tuntutan dan peran sebagai orang dewasa. Pada tahap ini, salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan, serta membuat keputusan karir.

2

Edy Prasetyo.Skripsi.“Pengaruh Layanan Bimbingan Karir Dalam Pemahaman Karir

Siswa”.(Surabaya: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel, 2015), hal. 2.

3

Dr. Tohirin, M.Pd, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 129.

4


(12)

Perkembangan remaja menurut Conger merupakan salah satu pemilihan dan persiapan karir. Pemilihan karir pada seorang remaja bertujuan untuk mengarahkan diri pada suatu tahapan baru dalam kehidupan mereka.5 Membuat keputusan memilih karir merupakan usaha remaja menemukan dan melakukan pilihan di antara berbagai kemungkinan yang timbul dalam proses pemilihan karir.

Setelah melakukan observasi dan wawancara di MA Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo ternyata mayoritas masalah karir yang dirasakan siswa MA Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo adalah: siswa kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat, siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup, siswa masih bingung untuk memilih pekerjaan, siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat, siswa juga merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan tertentu setelah lulus SLTA, siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan serta prospek pekerjaan untuk masa depan karirnya.

Pengambilan keputusan memegang peranan penting pada masa remaja karena akan mempengaruhi kehidupan remaja sebagaimana yang terdapat pada faktor internal dan ekternal dalam pemilihan karir. Remaja sering memandang pengambilan keputusan disertai kebingungan, ketidak

5

Marliyah, L, Dewi, FJR, Suyasa. Persepsi Terhadap Dukungan Orang Tua dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja. Jurnal Provitae, Vol 1.


(13)

4

pastian dan stress. Kebanyakan pengambilan keputusan dibuat oleh para remaja yang mengalami perubahan yang menyulitkan dan tak berguna. 6

Perkembangan karir individu di sepanjang rentang hidupnya itu terintegrasi dalam setiap peran, setting, dan kejadian dalam kehidupan dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Hal yang sama juga terjadi dalam proses perencanaan karir siswa MA sebagai salah satu bagian dari perkembangan karir sepanjang rentang kehidupan siswa, yang juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut tidak hanya ada dalam diri siswa (faktor internal) akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor di luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal yang dimaksud adalah bakat khusus, minat, motivasi, nilai yang dianut, pemahaman atau pengetahuan tentang karir atau pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam merencanakan dan memilih karir adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.7

Disamping itu juga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seorang individu dalam membuat perencanaan karir, atau pemilihan karir yaitu nilai-nilai kehidupan, keadaan jasmani, masyarakat, keadaan sosial ekonomi negara, posisi anak dalam keluarga, Pandangan keluarga tentang peranan, status sosial ekonomi keluarga, pergaulan pada teman sebaya, pendidikan, gaya hidup dan keadaan keluarga.8Beberapa faktor tersebut sangat berpengaruh ketika individu memilih serta merencanakan karirnya,

6

Santrock, J.W. Educational Psychology. (Jakarta: Kencana, 2003), hal. 53.

7

Mohamad Thayeb Manrihu. Pengantar Bimbingan Konseling Karir. (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hal. 142.

8


(14)

dimana seorang individu akan berfikir serta mempertimbangkan kembali pemilihan karirnya sesuai dengan keadaan yang ia rasa pada saat ini.

Pengaruh lingkungan keluarga ini berkenaan denganpemahaman orang tua terhadap karir dan perkembangan karir anak, nilai-nilaiyang ada dalam keluarga, harapan dan minat karir orang tua terhadap anak, pola asuh orang tua, keadaan ekonomi orang tua serta berbagai penelitian lain yang menunjukkan bahwalingkungan keluarga memiliki peranan penting dalam pembentukan pola kariranak, harapan dan cita-cita karir anak, perencanaan karir serta prosespemilihan karir. Pengaruh tersebut tidak hanya bersifat positifterhadap perkembangan karir anak, akan tetapi dapat juga bersifat negatif jikaorang tua tidak memahami hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan karir anak.9

Di dalam kehidupan masyarakat ada yang mempunyai status sosial yang tinggi, sedangdan ada pula yang mempunyai status sosial yang rendah. Sehingga kalau dilihat dari bentuknya seakan-akan status manusia dalam masyarakat itu berlapis-lapis dari atas ke bawah. Dan di dalam sekelompok masyarakat tertentu pasti di dalamnya terdapat beberapa orang yang lebih dihormati daripada orang lainnya, begitu pula dengan status ekonomi ada perbedaan pula. Dan biasanya orang yang berstatus sosial rendah itu merasa iri terhadap orang yang berstatus sosial tinggi karena orang yang berstatus sosial tinggi itu bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya dan hasratnya,karena mereka memiliki uang. Bukan hanya itu

9


(15)

6

akibat adanya perbedaan status antara yang kaya dan yang miskin itu menyebabkan adanya jarak antara kelompok yang berlatar belakang status sosial ekonomi tinggi dengan kelompok yang berstatus sosial rendah karena kelompok yang berstatus sosial tinggi itu tidak perduli dan tidak mau tau dengan keadaan kelompok yang berstatus sosial rendah. Oleh sebab itu banyak kelompok yang berstatus sosial tinggi itu bergaul dengan orang yang berstatus sosial tinggi saja dan mereka tidak dapat berbaur dengan kelompok yang berstatus sosial rendah,karena mereka menganggap,tidak sejajar dengan kelompok yang berstatus sosial rendah.

Hal seperti ini berkaitan dengan teorinya karl marx yaitu selama masyarakat itu masih terbagi atas kelas maka yang berkuasalah yang akan memiliki kekuatan.10 Artinya sampai kapanpun selama masyarakat itu di bedakan antara yang kaya dan yang miskin maka yang terjadi adalah orang yang memiliki kekayaanlah yang menguasai. Karena dengan uang kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan.

keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses perkembangan anak karena keluarga adalah lembaga sosial pertama dalam kehidupan manusia. Di dalam keluarga, orang tua memiliki tugas dan kewajiban yang sangat berat sekali terutama dalam memenuhi seluruh kebutuhan anak,baik itu pendidikan dan kebutuhan sehari-hari anak. Dan pada realitanya dalam kehidupan nyata banyak orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi tidak mengalami kesulitan apapun dalam memenuhi

10


(16)

kebutuhan pendidikan anaknya karena mereka memiliki uang,jadi seperti biaya kuliah,perlengkapan-perlengkapan kuliah(laptop,sepeda motor dll) itu bisa terpenuhi,dengan uang mereka bisa mewujudkan segalanya apalagi pada zaman yang sudah memasuki era moderenisasi dan globalisasi seperti saat ini. Dan untuk orang tua yang ekonominya tinggi dalam memenuhi kebutuhan dan perlengkapan pendidikan anaknya itu tidak ada masalah yang berarti,dengan terpenuhinya kebutuhan pendidikan seorang anak dan ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang serba mahal dan canggih,dan hasilnya adalah anak tersebut tidak akan mengalami kesulitan untuk bisa mengembangkan pengetahuannya

Berbanding terbalik, bagi orang tua yang berstatus sosial rendah akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya dan keadaan seperti ini mengakibatkan anak tersebut sulit untuk mendapatkan informasi dari luar karena mereka tidak di dukung oleh fasilitas-fasilitas yang serba modern dan mereka juga tidak di dukung oleh keuangan yang cukup untuk membeli buku dan perlengkapan kuliah lainnya, mereka bisa makan aja bersyukur apalagi bisa beli buku.Dan kebanyakan dari mereka yang berlatar belakang dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi menengah kebawah ikut bekerjauntuk mendapat tambahan uang saku serta juga dapat membantu orang tua mereka dalam perekonomian keluarga.

Pada dasarnya status sosial ekonomi keluarga merupakan bagian terpenting dalam pemilihan karir anak, setiap anak memiliki cita-cita,


(17)

8

bakat dan minat, dengan adanya itu anak akan lebih pintar memilih serta memutuskan karirnya dan ia juga dapat menyesuaikan keadaan sosial ekonomi keluarganya dalam proses pemilihan karirnya nanti.Diperkuat dengan teori yang dibawah Donald Super bahwa yang mempengarui perencanaan atau pemilihan karir salah satunya adalah status sosial ekonomi keluarga.Diatas sudah dijelaskan bahwa karir sangat berkaitan dengan status sosial ekonomi keluarga dan menjadi bagian terpenting dalam kesuksesan hidup, untuk itu karir perlu direncanaakan.

Berangkat dari pendapat Donald Super bahwa status sosial ekonomi keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi pemilihan karir serta teori yang dihasilkan oleh Aristotelesyaitu selama masyarakat itu masih terbagi atas kelas maka yang berkuasalah yang akan memiliki kekuatan, dan ia juga berpendapat bahwa status sosial ekonomi terbagi menjadi tiga bagian yaitu sangat kaya (menengah keatas), kaya (tengah) dan miskin (menengah keatas). Dari pemaparan diatas penulis hendak melakukan penelitian tentang Perbedaan Pemilihan Karir Dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga (Menengah kebawah, Tengah dan Menengah Keatas)Siswa Kelas XIIdi MA Al-Fudhola’ Porong.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan tentang perbedaan antara pemilihan karir dengan status sosial ekonomi keluarga (Menengah kebawah, Tengah dan Menengah Keatas)siswa kelas XIIMA


(18)

Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pemilihan karir siswa kelas XII MA Al-Fudhola’ Porong?

2. Bagaimana status sosial ekonomi keluarga siswa kelas XII MA Al-Fudhola’ Porong?

3. Apakah terdapat perbedaan antara pemilihan karir dengan status sosial ekonomi keluarga siswa kelas XIIMA Al-Fudhola’ Porong?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemilihan karir siswa kelas XII MA Al-Fudhola’ Porong

2. Untuk mengetahui status sosial ekonomi keluarga siswa kelas XII MA Al-Fudhola’ Porong

3. Untuk mengetahui perbedaan antara pemilihan karir dengan status sosial ekonomi keluarga siswa kelas XIIMA Al-Fudhola’ Porong

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang akan didapat dari dilakukannya penelitian ini yaitu:


(19)

10

1. Bagi penulis

Semakin mendalami teori formal yang diperoleh dari bangku kuliah. Dan mendapatkan gambaran atau analisis praktis pada kenyataan di lapangan. Mengenai teori-teori yang telah di dapatkan dalam bangku perkuliahan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan kontribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam efektifitas layanan bimbingan karir terhadap pemahaman karir siswa.

2. Bagi Akademis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan kontribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama tentang layanan bimbngan karir tehadap pemilihan karir siswa.

3. Bagi sekolah yang diteliti

Sebagai informasi yang dapat di manfaatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di MA Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo, sekaligus juga dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi atau keadaan pada saat sekarang ini.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang sesuatu hal yang dianggap benar dan dijadikan sebagai landasan bertindak dalam


(20)

penelitian. Asumsi tidak perlu dibuktikan kebenarannya, sehingga peneliti dapat langsung menggunakannya.

Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah peneliti ingin membuktikan teori yang di kemukan oleh Donald Super bahwa yang mempengarui pemilihan karir seorang individu adalah status sosial ekonomi keluarga dan dari teori tersebut peneliti juga ingin membandingkan, apakah ada perbedaan antara pemilihan karir siswa yang berstatus sosial ekonomi atas, tengah dan bawah.

F. Ruang Ringkup Penelitian

Dalam lingkup penelitian diungkapkan aspek variabel yang diteliti, yaitu variabel apa yang menjadi sasaran penelitian, terutama variabel dalam rumusan masalah.

Variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Dalam suatu penelitian terdapat dua macam variaabel yaitu variabel independent (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terikat).11

Dalam penelitian yang penulis bahas ini terdapat empat variabel yang menjadi pembahasan pokok. Adapun variabel yang di bahas adalah sebagai berikut:

1. Independent Variable (Variabel bebas) daalam penelitian ini terdapat 3 variabel bebas, diantaranya:

11

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013,) hal. 91.


(21)

12

a. Status sosial ekonomi keluarga menengah keatas b. Status sosial ekonomi keluarga tengah

c. Status sosial ekonomi keluarga menengah kebawah

2. Dependent Variable (variabel terikat) yaitu: pemilihan karir siswa kelas XII di MA Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo.

Dari variabel yang ada diatas, peneliti mengadakan penelitian disuatu pendidikan formal yang ada di kota Sidoarjo tepatnya terdapat didaerah Porong. Pendidikan ini bawah naungan yayasan islam yang mana lebih unggul di bidang agamanya, serta mengkolborasikan antara pendidikan umum dan agama secara luas. Nama lembaga tersebut adalah Madrasah Aliyah Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo.

Alasan peneliti mengadakan penelitian di Madrasah Aliyah Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo ini karena peneliti sudah kenal dengan kepala sekolah di sekolah ini, selain itu dulu pada waktu semester 5 pernah mengadakan penelitian disekolahan ini dan kebetulan penelitian yang sekarang dengan yang dulu juga sama-sama membahas mengenai karir siswa. Jadi peneliti dapat melanjutkan hasil penelitiannya yang dulu.

G. Definisi Operasional

Judul dalam penelitian ini terdiri dari beberapa istilah. Supaya tidak muncul kekeliruan dalam memahami istilah-istilah tersebut, perlu adanya penegasan dari istilah-istilah tersebut sebagai berikut:


(22)

1. Pemilihan karir

Karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan.12Sedangkan pemilihan karir adalah proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hayat bagi mereka yang mencari banyak kepuasan dari pekerjaannya.13Yang mana pemilihan karir ini merupakan bagian dari usaha individu dalam mempersiapkan dirinya untuk memasuki tahapan yang lebih tinggi.

Disamping itu karir merupakan rangkaian aktivfitas kerja yang terus berkelanjutan dan melibatkan pilihan dari berbagai macam kesempatan yang terjadi akibat interaksi individu dengan organisasi dan lingkungan sosialnya. dimana setiap individu menginginkan karir yang unggul sehingga ia dapat menikmati hasil dari karirnya dengan baik.

2. StatusSosial Ekonomi Keluarga

Status sosial ekonomi adalah suatu tingkatan yang dimiliki seseorang yang didasarkan pada kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-haridari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh sehingga memilki peranan dalam status sosial seseorang

12

Dewa Ketut Suukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 2000).hal 17

13


(23)

14

dalam struktur masyarakat, penghasilan atau pekerjaan tersebut juga dapat menentukan tinggih rendahnya status sosial seseorang.14

Adapun status sosial ekonomi dibagi menjadi beberapa golongan yaitu

a. Golongan menengah keatas adalah kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut harta kekayaan, di mana harta kekayaan yang dimiliki di atas rata-rata masyarakat pada umumnya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik, serta memiliki berbagai fasilitas yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. meliputi: mobil, rumah gedung yang bertingkat, mempunyai investasi tanah banyak, mempunyai fasilitas yang lengkap untuk keperluan kebutuhan sehari-hari dan lain sebagainya. b. Golongan tengah adalah kekedudukan seseorang dimasyarakat

yang diperoleh berdasarkan pengolongan menurut harta kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki dianggp cukup untuk memenuhi kebutuhan primer. Adapun kebutuhan primer itu meliputi: rumah yang layak ditempati, sepeda motor, tv, kulkas dan lain sebagainya. Pada tingkatan ini juga memiliki pekerjaan yaang tetap.

c. Golongan menengah kebawah adalah kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut

14

Thamrun Nasutuion dan Muhammad Nur, Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Belajar anak, (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), cet ke 5, hal. 34.


(24)

kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti mempunyai rumah yang tidaklayak ditempati, fasilitas rumah seadahnya.

H. Hipotesis Penelitian

Menurut Good dan scates, pengertian hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.15Hipotesis juga bisa dikatakan sebagai dugaan yang mungkin benar atau salah. Dugaan ini bisa ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika bukti-bukti atau fakta-fakta membenarkannya.16

Adapun hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis kerja atau alternatif (Ha)

Hipotesis kerja atau yang disebut juga dengan hipotesis alternatif (Ha), merupakan dugaan sementara yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara variable X dan Y.17

Penulis mengungkapkan bahwa hipotesis kerja atau alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan

15

Nazir, Moh, Metode Penelitian, cet. 7, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hal.151.

16

Hadi, Sutrisno, Metode Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), hal. 63.

17

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hal. 65.


(25)

16

antara pemilihan karir dengan status sosial ekonomi keluarga siswa kelas XIIMA Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo

2. Hipotesis nol atau hipotesis nihil (

Hipotesis nol merupakan dugaan sementara yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X terhadap variable Y.18

Penulis mengungkapkan bahwa hipotesis nol atau nihil ( dalam penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan pemilihan karir berdasarkan sosial ekonomi keluarga pada siswa kelas XIIMA Al-Fudhola’ Porong Sidoarjo.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan diperlukan untuk mempermudah pembaca dan penulis dalam memahami skripsi ini.Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis menyantumkan sistematika pembahasan yang sesuai dengan permasalahan yang ada.

BAB I, menjelaskan tentang Pendahuluan yang terdiri dari, latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II, menjelaskan tentang kajian pustakayang terdiri dari karir dan pemilihan karir yang membahas tentang: pengertian karir dan

18


(26)

pemilihan karir, beberapa teori tentang pemilihan karir, langkah-langkah pemilihan karir dan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih karir. Selanjutnya menjelaskan tentang status sosial ekonomi yang membahas tentang: pengertian status sosial dan ekonomi, klasifikasi status sosial ekonomi, ciri-ciri kelas sosial ekonomi, faktor-faktor yang mempengarui status sosial ekonomi.

BAB III, menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV, mejelaskan hasil penelitian yang terdiri dari laporan berisi gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, serta analisis data tentang perbedaan pemilihan karir siswa kelas XII berdasarkan status sosial ekonomi keluarga di MA Al-Fudhola’ Porong.

BAB V menjelaskan hasil kesimpulan pengertian terakhir yang diambil berdasarkan pemahaman sebelumya.


(27)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemilihaan Karir 1. Pengertian Karir

Untuk mendapatkan pengertian karir yang lebih praktis dan mudah dimengerti, maka terlebih dahulu kita mempelajari pengertian dari beberapa tokoh tentang definisi karir.

Karier merupakan istilah yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji maupun uang.19

Karier menurut Donald E. Super karir adalah serangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah kepada kehidupan dalam dunia kerja.20

Adapun menurut Kenneth B Hoyt dan Laramore, karier diartikan sebagai suatu keseluruhan dari pekerjaan atau jabatan yang ditekuninya sepanjang hidupnya.21

19

http://id.wikipedia.org/wiki/Karier. Diakses pada tanggal 24 November 2015 pukul 06.45.

20

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah Menengah, (Surabaya: Usaha Nasional,1994), hal . 25.

21

Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 2000), hal. 17.


(28)

Menurut Irianto Pengertian karir adalah meliputi elemen-elemen obyektif dan subyektif. Elemen obyektif berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan yang ditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan seseorang dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan obyektif (misalnya dengan mengubah pekerjaan / jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang suatu situasi (misalnya dengan mengubah harapan).22

Olson dan Prince menyatakan karier sebagai serangkaian langkah dalam organisasi dan melihat karir sebagai komitmen seumur hidup untuk bekerja dalam bidang tertentu di suatu organisasi.23

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karir adalah rangkaian aktivfitas kerja yang terus berkelanjutan dan melibatkan pilihan dari berbagai macam kesempatan yang terjadi akibat interaksi individu dengan organisasi dan lingkungan sosialnya.

2. Pengertian Pemilihan Karir

Pemilihan karier merupakan proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hayat bagi mereka yang mencari banyak kepuasan dari pekerjaannya. Berikut adalah teori pemilihan karir.

a. Menurut Donal E. Super memandang bahwa pemilihan karir merupakan implementasi dari konsep diri. Kematangan bekerja dan konsep diri merupakan dua proses perkembangan yang

22

http://en.wikipedia.org/wiki/bimbingankongseling. Diakses pada tanggal 24 november 2015 pukul 05.12.

23


(29)

20

berhubungan dan merupakan tulang punggung dari teori yang dikemukakannya.24

b. Holland menyatakan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orangtua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting.25 c. Menurut Peter M. Blau bahwa arah pilihan pekerjaan adalah

ciri-ciri psikis dari individu, proses motivasi, dan strata status sosial dari orangtua individu.26

d. David V. Tiedeman mengungkapkan bahwa keputusan untuk memilih pekerjaan, jabatan atau karir tertentu adalah merupakan suatu rentetan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil individu pada tahap-tahap kehidupannya di masa lampau.27

Berdasarkan beberapa teori dari beberapa tokoh di atas maka, dapat disimpulkan bahwa penentuan arah pilihan karir berasal dari sikap atau perilaku dari individu itu sendiri, yang mana sikap tersibut dipengarui oleh faktor internal dan eksternal, dengan itu individu mampu menentukan arah dan tujuan dalam kehidupan agar menjadi individu yang lebih baik dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

24

Dewi Ketut Sukardi, Bimbingan Karir Di Sekolah menengah, (Jakarta: Asdi Mahastya, 1994), hal. 36.

25

Dewi Ketut Sukardi, Bimbingan Karir Di Sekolah-Sekolah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hal. 72.

26

Ibid,. Hal. 86.

27


(30)

3. Faktor-faktor Pemilihan Karir

Dalam proses pemilihan karir terdapat faktor-faktor yang mempengarui dalam pemilihan karir, yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Ginzberg, terdapat empat faktor yang mempengarui pemilihan karir diantaranya:28

1) Realitas adalah pemilihan suatu pekerjaan akibat dari tekanan lingkungan. Yang dimaksud lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga, masyarakat dan lain sebagainya

2) Pendidikan adalah faktor yang terdapat pada bidang karir yang ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pendidikannya. Misalnya dia kuliah keguruan, maka ia dituntun untuk menjadi guru.

3) Emosi adalah salah satu faktor pemilihan karir yang tergantung pada aspek kepribadian seseorang, yang mana dalam faktor ini lebih condong pada fisik dan keahlian pada bidang studi dan mengikuti bakat minat yang telah dimilikinya.

4) Nilai pribadi adalah faktor yang menentukan karir berdasarkan pada aspek kepribadian seseorang atau sering disebut dengan sesuka-suka hati mau berkarir apa saja.

28


(31)

22

b. Menurut Donald Super konsep diri merupakan kekuatan pendorong yang mempengaruhi pemilihan karir seseorang di sepanjang hidupnya. Menurut Super, pemilihan karir adalah suatu usaha yang merealisasikan konsep diri seseorang. Super telah mengusulkan sepuluh usul untuk menjelaskan teorinya.Usul-usul itu adalah seperti berikut:29

1) Manusia berbeda dari segi minat dan kepribadian.

2) Orang layak menjabat beberapa jenis pekerjaan disebabkan kemampuan, minat dan fitur kepribadiannya yang berbeda.

3) Setiap pekerjaan membutuhkan pola kemampuan, minat dan karakteristik kepribadian tertentu. Jadi, seseorang bisa menjabat beberapa jenis pekerjaan dan beberapa individu dapat melakukan satu jenis pekerjaan.

4) Pemilihan pekerjaan situasi di mana mereka hidup dan bekerja serta konsep diri berubah dari waktu ke waktu ketika pengalaman diperoleh. Jadi, membuat pilihan dan menyesuaikan diri dengan situasi baru merupakan proses yang berkelanjutan.

5) Proses ini diuraikan dalam serangkaian tingkat hidup.

29 Dian Saputra,”Hubungan Antara Bimbingan Karir dengan pemilihan”,

(Semarang: fakultas Ilmu pendidikan, 2010), hal. 17.


(32)

6) Pemilihan karir ditentukan oleh taraf sosial ekonomi orang tua, kemampuan mental, karakteristik dan peluang-peluang pekerjaan yang ditawarkan kepada seseorang. 7) Perkembangan individu melalui tahapan hidup tertentu

bisa dibimbing dengan membantu proses kematangan, kemampuan dan minat seseorang. Individu dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya.

8) Proses perkembangan kejuruan merupakan suatu proses perkembangan dan pelaksanaan konsep diri. Setelah seseorang membangun konsep dirinya, dia akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan konsep diri itu dan menolak pekerjaan-pekerjaan lain.

9) Proses kompromi antara individu dan faktor-faktor sosial antara konsep diri dengan realitas merupakan satu proses main peranan baik secara fantasi dalam wawancara konseling atau aktivitas kehidupan nyata seperti di dalam kelas, klub atau kerja sambilan.

10)Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada sejauh mana seseorang dapat menggunakan kemampuannya, minatnya, fitur-fitur kepribadian dan nilai-nilainya.


(33)

24

c. Winkel dan Hatuti menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan karir ada dua faktor yaitu faktor Internal dan Eksternal.30

1) faktor internal adalah faktor yang timbul dari diri individu masing-masing yang mana faktor ini meliputi:

a) nilai-nilai kehidupan ( Valves) yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana-man dan kapanpun, b) minat yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang

untuk merasa tertarik pada suatu bidang,

c) sifat-sifat yaitu cirri-ciri kepribadian yang memeberikan corak khas pada seseorang,

d) pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang diri sendiri dan bidang tertentu

e) keadaan jasmani yaiatu cirri-ciri fisik yang dimilki seseorang.

2) Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar individu. Adapun faktor tersebut meliputi:

a) masyarakat yaitu lingkungan social budaya dimana orang muda dibesarkan

b) keadaaan social ekonomi negara atau daerah yaitu laju pertumbuhan ekonomi tinggi, tengah dan sedang

30


(34)

serta disertifikasi masyarakat kelompok terbuka dan tertutup bagi anggota dalam kelompok lain

c) status sosisal ekonomi keluarga yaitu setingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah, daerah tempat tinggal dan suku bangsa

d) pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan inti,

e) pendidikan sekolah yaitu pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya jabatan dan kecocokan tertentu untuk anak laki-laki atau perempuan

f) pergaulan teman-teman sebaya yaitu pandangan tentanag masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari

g) tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan progam-progam studi atau latihan dalam mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil didalamnya.

Dari pemaparan tokoh diatas penulis lebih setujuh menggunakan pendapat yaang dikemukan oleh Winkel dan Hatuti, yang mana faktor yang mempengarui pemilihan karir setiap individu berasal dari diri sendiri dan luar diri sendiri atau di sebut dengan


(35)

26

faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: nilai kehidupan, bakat dan minat, sifat-sifat atau perilaku, pengetahuan dankeadaan jasmani, sedangkan faktor internal meliputi: keadaan sosial ekonomi negara, keadaan masyarakat, status sosial ekonomi keluarga, pengaruh keluarga, dan pergaulan teman.

4. Langkah-langkah dalam Pemilihan Karir

Proses pemilihan karir bukan hal yang mudah tentukan dan menjadikan pilihan yang disesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki. Oleh karena itu membutuhkan langkah-langkah serta proses yang baik dan tepat dalam pemilihan karir. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Menurut Gellatts Ada beberapa langkah dalam proses pengambilan keputusan, di antaranya adalah sebagai berikut:31

1) Langkah pertama: dimulai apabila individu mengenal kebutuhan untuk mengambil keputusan, kemudian menentukan sasaran atau tujuan.

2) Langkah kedua: individu perlu mengumpulkan data dan mengadakan survey tentang kemungkinan bidang kegiatan.

3) Langkah ketiga: melibatkan penggunaan data dalam menentukan kemungkinan bidang kegiatan, hasil-hasil dan kemungkinan keberhasilan.

31


(36)

4) Langkah keempat: memperkirakan hasil-hasil yang dikehendaki, perhatian dipusatkan pada sistem nilai individual.

5) Langkah kelima: melibatkan evaluasi dan seleksi suatu keputusan ialah suatu keputusan terminal atau investigasi keputusan. Jika keputsan terminal dijangkau, maka individu mulai kembali menilai kemungkinan dan hasil dari keputusannya dalam kaitannya dengan sistem prediksi.

b. Menurut Donald E. Super, perkembangan pemilihan pekerjaan karier dibagi 5 tahap, yaitu:32

1) Masa Kristalisasi (Cristalization) : masa di mana individu mencari bekal pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal dan non formal, untuk persiapan masa depan hidupnya.

2) Masa Spesifikasi (Specification) : individu telah menyelesaikan pendidikan tingkat (SMU). Ia meneruskan pada jenjang pendidikan khusus yang sesuai dengan minat bakatnya. Masa ini mengarah pada jalur pendidikan yang menjurus taraf keahlian.

3) Masa Implementasi (Implementation) : individu mulai menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

32


(37)

28

pada masa sebelumnya, sesuai dengan bidang keahlian atau profesinya.

4) Masa Stabilisasi (Stabilization) : di mana individu menekuni bidang profesinya sampai benar-benar ahli di bidangnya dan dapat mencapai prestasi, misalnya sebagai dekan fakultas, direktur perusahaan dan lain-lain. Masa 5) Konsolidasi (Consolidation): setelah mencapai karir,

individu mulai memikirkan kembali sesuatu yang telah dilakukan selama ini (berhasil maupun gagal). Lebih dari itu, individu mulai mengintegrasikan seluruh pengalamannya ke dalam aspek kepribadian agar ia dapat melangkah ke masa depan yang lebih baik.

c. Hoppock, mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang terdiri dari sepuluh butir. 10 butir tersebut antara lain:33

1) Pekerjaan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan atau untuk memenuhi kebutuhan.

2) Pekerjaan, jabatan atau karir yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan itu paling baik untuk memenuhi kebutuhannya.

3) Pekerjaan, jabatan atau karir tertentu dipilih seseorang apabila untuk pertama kali dia mengetahui bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya.

33


(38)

4) Kebutuhan yang timbul, mungkin bisa diterima secara intelektual, yang diarahkan untuk tujuan tertentu.

5) Pemilihan pekerjaan, jabatan atau karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang lebih mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan yang akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya. Informasi mengenai diri sendiri mempengaruhi pilihan pekerjaan, jabatan atau karir, karena dengan demikian seseorang mengetahui apa yang ia inginkan dan ia mengetahui pekerjaan yang tepat bagi potensi dirinya

6) Informasi mengenai pekerjaan, jabatan atau karir akan membantu pemilihan jabatan karena informasi tersebut membantunya di dalam menemukan apakah pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhannya dan membantunya untuk mengantisipasi seberapa jauh kepuasaan yang dapat diharapkan dalam suatu pekerjaan bila dibandingkan dengan pekerjaan lain. Kepuasan dalam pekerjaan tergantung pada tercapai atau tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang, jadi tingkat kepuasan ditentukan oleh perbandingan antara apa yang diperoleh dan apa yang diinginkan.

7) Kepuasan pekerjaan dapat diperoleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang atau dari suatu


(39)

30

pekerjaan yang menjanjikan terpenuhinya kebutuhan di masa mendatang.

8) Pilihan pekerjaan selalu dapat berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhannya.

Jadi dalam proses pemilihan karir terdapat langkah-langkah atau prosedur agar setiap indvidu mampu mimilih karir dengar benar. Untuk dapat memahami serta menghindarkan dari kesalah fahaman, maka peneliti dapat menyimpulkan pendapat dari para tokoh mengenai langkah-langkah pemilihan karir diatas, antara lain:

1. Setiap individu mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya di pendidikan formal atau non formal.

2. Dari hasil pengetahuan yang didapat tadi, setiap individu mampu mengenali bakat dan minatnya.

3. Setiap individu mempertimbangkan kembali keadaan diri dan orang disekitarnya.

4. Setiap individu mengambil keputusan dan menentukan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, meliputi dampak positif dan negatif.

5. Setiap individu mulai menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh.

6. Setiap individu menekuni bidang profesinya hingga benar-benar ahli serta profesional di bidangnya.


(40)

B. Status Sosial Ekonomi Keluarga

1. Pengertian Status Sosial Ekonomi Keluarga

Menurut kamus umum bahasa indonesia bahwa kata status adalah keadaan, kedudukan (orang, benda, negara dan lain sebagainya.34Sedangkan secara harfiah Status berarti posisi atau keadaan dalam suatu jenjang dalam suatu wadah sebagai simbol dari hak dan kewajiban dan jumlah peranan ideal dari seseorang.35

Adapun pengertian sosial berasal dari bahasa inggris yaitu society yang berarti kawan. Selanjutnya yang dimaksud sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat dan kemasyarakatan. Pendapat lain juga berpendapat bahwa sosial adalah prestasi secara umum dari seseorang dalam masyarakat.36

Sedangkan pengertian ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu Oikonomia, kata tersebut berasala dari gabungan kata Oiko dan Nomos, Oikos berarti rumah tangga dan Nomos berarti tata laksana atau pengaturan. Jadi ekonomi berarti pengaturan terlaksana rumah tangga.37

Diatas sudah dijelaskan perkata mengenai status sosial ekonomi, oleh karna itu untuk mendapatkan pengertian status sosial yang lebih praktis dan mudah dimengerti, maka terlebih dahulu kita

34

W.J.S Poerwadarminta, Kamus UmumBahasaa Indonesia, (jakarta: Balai Pustaka, 1982), cet ke-1, hal. 918.

35

Soedjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV Rajawali, 2011), cet ke-4, hal. 347.

36

Soedjono Soekanto,.Ibid hal. 348.

37


(41)

32

mempelajari pengertian dari beberapa tokoh tentang definisi status sosial ekonomi.

a. Menurut Thamrin Nasution Status Sosial Ekonomi adalah suatu tingkatan yang dimiliki oleh seseorang yang didasarkan pada kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh sehingga mempunyai peranan pada status sosial seseorang dalam struktur masyrakat.38

b. Maftuh dan Ruyadi juga mendefinisikan status sosial ekonomi dengan bahasa yang lebih sederhana yaitu status sosial seseorang dalam masyarakat dilihat dari segi pendapatan, kekayaan dan jabatan.39

c. Menurut Sumardi kondisi sosial ekonomi adalah suatu

kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh orang yang membawa status tersebut.40

d. W.S Winke menyatakan bahwa pengertian status sosial

ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang menunjukan

38

Bunyamin Maftuh dan Ruyadi, Penunutun Belajar Sosiologi, (Bandung: Ganece Exact, 2011), cet 2, hal. 32.

39

Ibid.,hal. 35.

40

https://dinikomalasari.wordpress.com/2014/04/07/definisi-status-ekonomi , diakses Tanggal 29 September 2015, pukul 06.06.


(42)

pada kemampuan finansial keluarga dan perlengkapan material yang dimilki.41

Menurut proses perkembangannya, status sosial dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:42

a. Ascribet status atau status yang diperoleh atas dasar keturunan. Kedudukan ini diperoleh atas dasar turunan atau warisan dari orang tuanya, jadi sejak lahir seseorang telah diberi kedudukan dalam masyarakat. Kedudukan ini tidak memandang perbedaan-perbedaan ruhaniah dan kemampuan seseorang tapi benar-benar didapatkan dari ketumnan (kelahiran). Contoh seorang suami dikodratkan memiliki status berbeda dengan istri dan anaknya dalam keluarga, di masa dimana emansipasi telah berkembang di bidang pendidikan, politik, pekerjaan dan jabatan, wanita berkedudukan sama dengan laki-laki namun wanita tidak akan bisa menyamai laki-laki dalam hal fisik dan biologis.

b. Achieved status atau status yang diperoleh atas dasar usaha yang dilakukansecara sengaja. Kedudukan ini diperoleh setelah seseorang berusaha melalui usaha-usaha yang dilakukan berdasarkan kemampuannya agar dapat mencapai kedudukan yang diinginkan. Contoh seseorang bisa mendapatkan jabatan

41

Sumanto, Kumanto, Pengantar Sosiologi Edisi Kedua, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonorni Universitas Indonesia, 2012), cet ke 2, Hal. 68.

42


(43)

34

sebagai manager perusahaan asalkan bisa memenuhi syarat yang telah ditentukan dan berusaha selta bekerja keras dalam proses pencapaian tujuannya

Dari pemaparan tentang status sosial ekonomi di atas, dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah kondisi tinggi rendahnya prestise yang dimiliki seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu masyarakat berdasarkan pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya atau keadaan yang menggambarkan posisi atau kedudukan suatu keluarga dalam masyarakat berdasarkan kepemilikan materi, dan lainnya yang dapat menunjukkan status sosial ekonomi yang dimiliki individu tersebut.

2. Klasifikasi Status Sosial Ekonomi Keluarga

Klasifikasi status sosial ekonomi menurut Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 kelas (golongan), yaitu Status sosial ekonomi sangat kaya (menengah keatas), tengah (kaya) dan miskin (menengah kebawah).43

a. Status Sosial Ekonomi Menengah Keatas

1) Pengertian Status Sosial Ekonomi Menengah Keatas

adalah suatu keadaan kelas sosial ekonomi yang berada paling atas dari tingkatan sosial ekonomi yang terdiri dari orang-orang yang sangat kaya, yang sering menempati posisi teratas dari kekuasaan. Dalam tingkatan ini seseorang

43

http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-status-sosial-ekonomi.html di akses pada tanggal 28 November 2015 pukul 07.23.


(44)

dapat memenuhi kebutuhannya secara berlebihan, dimana dalam tingkatan ini seseorang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan primer secara berlebih-lebihan karna atas dasar kekayaan yang dimilikinya.44

Kebutuhan pokok itu meliputi sandang pangan dan papan. Jika dikaitkan dengan perkembangan zaman sekerang kebutuan pokok yang berlebih-lebihan meliputi: mobil, rumah gedung yang bertingkat, mempunyai banyak investasi tanah, mempunyai fasilitas yang lengkap untuk keperluan kebutuhan sehari-hari dan lain sebagainya.

2) Ciri–ciri keluarga dengan status sosial ekonomi menengah keatas:45

a) Tinggal di rumah-rumah mewah dengan pagar yang tinggi dan berbagai model yang modern dengan status hak milik.

b) Tanggungan keluarga kurang dari lima orang atau pencari nafkah masih produktif yang berusia dibawah 60 tahun dan tidak sakit

c) Kepala rumah tangga bekerja dan biasanya menduduki tingkat profesional ke atas

d) Memiliki investasi tanah e) Memiliki modal usaha

44

Ibid,. hal. 97. 45


(45)

36

f) Fasilitas rumah yang lengkap g) Gaji di atas 3 jt keatas.46

b. Status Sosial Ekonomi Tengah

1) Pengertian status sosial ekonomi tengah

adalah kelas sosial yang berada di tengah-tengah yaitu keadaan sosial ekonomi yang berada di antara menengah keatas dan menengah kebawah, yang mana didalamnya terdiri dari orang-orang yang berkecukupan yakni dapat memenuhi kebutuhan pokok dan primer.47

Menengah biasanya diidentikkan oleh kaum profesional dan para pemilik toko dan bisnis yang lebih kecil. Biasanya ditempati oleh orang-orang yang kebanyakan berada pada tingkat yang sedang-sedang saja. Kedudukan orang tua dalam masyarakat terpandang, perhatian mereka terhadap pendidikan anak-anak terpenuhi dan mereka tidak rnerasa khawatir akan kekurangan pada kelas ini, Walaupun penghasilan yang mereka peroleh tidaklah berlebihan tetapi mereka mempunyai sarana belajar yang cukup dan waktu yang banyak untuk belajar.

46

http://www.bppk.kemenkeu.go.id /publikasi/artikel/167-artikel-pajak/21014-penghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak. Diakses pada tanggal 29 Desember 2015, pukul 01.21.

47


(46)

2) Ciri-ciri keluarga dengan status sosial ekonomi tengah:

a) Tinggal di rumah yang sederhana, tidak terlalu mewah dan layak ditempati, rumah terbuat dari bahan permanen sehingga tidak dikhawatirkan rusak.

b) Tanggungan lima orang atau pencari nafkah masih produktif, kuat dalam berbagai bidang daan tidak sakit-sakitan.

c) Kepala rumah tangga bekerja tetap tapi bisa dihandalkan dan menduduki posisi tengah yakni sebagai bawahan dari atasan.

d) Penghasilan berkisar 1,5 sampai 3 jt perbulan.48

c. Status Sosial Ekonomi Menengah Kebawah

1) Pengertian status sosial ekonomi menengah kebawah

Sosial ekonomi bawah adalah kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.49

kelas bawah adalah golongan yang memperolch pendapatan atau penerimaan sebagai imbalan terhadap kerja mereka yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan

48

http://www.bppk.kemenkeu.go.id /publikasi/artikel/167-artikel-pajak/21014-penghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak. Diakses pada tanggal 29 Desember 2015, pukul 01.21.

49


(47)

38

dengan kebutuhan pokoknya. Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai orang miskin dan kehilangan amnisi dalam merengkuh keberhasilan yang lebih tinggi. Golongan ini antara lain pembantu rumah tangga, pengangkut sampah dan lain-lain. Penghargaan mereka terhadap kehidupan dan pendidikan anak sangat kecil dan sering kali diabaikan, karena ini sangat membebankan mereka.

Perhatian mereka terhadap keluarga pun tidak ada, karena mereka tidak mempunyai Waktu luang untuk berkumpul dan berhubungan antar anggota keluarga kurang akrab. Disini keinginan-keinginan yang dimiliki golongan bawah itu kurang terpenuhi karena alasan-alasan ekonomi dan sosial.

2) Ciri-ciri keluarga dengan status sosial ekonomi bawah:

a) Tinggal di rumah kontrakan atau rumah sendiri namun kondisinya masih amat sederhana seperti terbuat dari kayu atau bahan lain dan bukan dari batu.

b) Tanggungan keluarga lebih dari lima orang atau pencari nafkah sudah tidak produktif lagi, yaitu berusia di atas 60 tahun dan sakit-sakitan.

c) Kepala rumah tangga menganggur dan hidup dari bantuan sanak saudara dan bekerja sebagi buruh atau pekerja


(48)

rendahan seperti pembantu rumah tangga, tukang sampah, dan lainnya.

d) Tidak memiliki modal usaha

e) Gaji dibawah 1,5 juta kebawah perbulan.50

3. Faktor-faktor yang Mempengarui Status Sosial Ekonomi

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan walikota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh setiap individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dianggap cukup berpengaruh terhadap pemilihan karir siswa adalah faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan dalam keluarga.51

50

http://www.bppk.kemenkeu.go.id /publikasi/artikel/167-artikel-pajak/21014-penghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak. Diakses pada tanggal 29 Desember 2015, pukul 01.21.

51


(49)

40

a. Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

Dalam kaitan ini Sukanto memberikan difinisi mengenai pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak.

Selanjutnya Sumardi menjelaskan mengenai pekerjaan sebagai berikut: Dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan. Pendapatan ini memberikan kepadanya dan keluarganya untuk mengkonsumsi barang dan jasa hasil pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas. Barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalam pembangunan.52

b. Pendidikan

52


(50)

Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkannya.

Adapun pengertian pendidikan yang lebih jelas, dapat dilihat dalam pengertian-pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh beberapa pakar pendidikan sebagai berikut.

Pendidikan menurut Soekanto “Pendidikan merupakan

suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi”.53

Sedangkan menurut Kartono dalam Sardiman “Pendidikan

adalah segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan intensional dibantu oleh metode dan teknik ilmiah diarahkan pada

pencapaian tujuan pendidikan tertentu”.54

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya untuk mengarah pada tercapainya perkembangan yang dapat

53

Ibid,. hal. 70.

54


(51)

42

merangsang suatu cara berfikir yang rasional, kreatif dan sistematis. Dengan pendidikan dapat memperluas keilmuan, meningkatkan kemampuan dan potensi serta membuat seseorang lebih peka terhadap setiap gejala-gejala sosial yang muncul.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diulas beberapa fungsi dari pendidikan yang antara lain adalah sebagai berikut:

1) Membina dan membentuk sikap mental seseorang 2) Menambah pengetahuan seseorang

3) Merangsang seseorang untuk berfikir logis, praktis dan sistematis dengan menggunakan metode-metode dan teknik-teknik ilmiah.

Pendidikan merupakan proses aktualisasi diri terhadap potensi kemampuan manusia untuk diwujudkan kedalam tujuan yang diinginkannya, serta pendidikan diarahkan kepada usaha-usaha pembangunan kepribadian bangsa, modernisasi terhadap lingkungan serta peningkatan terhadap kemampuan berfikir.

Disamping itu pendidikan merupakan suatu proses pembangunan individu dan kepribadian seseorang, dilaksanakan dengan sadar dan penuh tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap serta nilai-nilai yang bersifat normatif sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, juga dapat meningkatkan kesempatan berfikir baik secara teoritis maupun praktis untuk melanjutkan hidup dan


(52)

kehidupan dalam lingkungan yang selalu berubah dan menuntut adanya perubahan pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan sedini mungkin, merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Oleh karena itu peran aktif masyarakat dalam semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan perlu didorong dan ditingkatkan.

c. Pendapatan

Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan.

Christopher dalam Sumardi mendefinisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.55

Biro Pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut: 56

a) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari:

1) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.

55

Ibid,. hal. 84.

56

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafmd0 Persada 2004),


(53)

44

2) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah.

3) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik

b) Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi.

Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu:57

1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata- rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan

2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan

3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawh antara Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000,00 per bulan.

57

https://rizkiamaliafebriani.wordpress.com/2013/01/06/pengaruh-kelas-sosial-dan-status. diakses pada tanggal 2 Desember 2015 pukul 05.00.


(54)

Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap Keluarga biasanya memiliki penghasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dan penghasilan insidentil.

e. Pemilikan

Selain pekerjaan, pendidikan dan pendapatan yang menjadi ukuran status sosial ekonomi seseorang, masih ada lagi yaitu pemilikan. Pemilikan barang- barang yang berhargapun dapat digunakan untuk ukuran tersebut. Semakin banyak seseorang itu memiliki sesuatu yang berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin dihormati oleh orang-orang disekitarnya.

Apabila seseorang memiliki tanah, rumah sendiri, sepeda motor, mobil, laptop, TV, kulkas, AC, Kipas angin, HP, telpon rumah, biasanya mereka termasuk golongan orang mampu atau kaya. Apabila seseorang belum mempunyai rumah sepeda motor, HP, kulkas, kipas angin, mereka termasuk golongan sedang. Sedang apabila seseorang memiliki rumah kontrakan, TV, HP, kipas angin, biasanya termasuk golongan biasa.


(55)

46

f. Jenis Tempat Tinggal

Menurut Kaare Svalastoga untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:58

1) Status rumah yang ditempati, bias rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain. 2) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu

dan bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumnya menempati rumah permanent, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

3) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya. Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi. Berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah.

58


(56)

Jadi yang mempengarui status sosial ekonomi keluarga adalah jenis pendidikan, pendapatan, kepemilikan, pekerjaan dan jenis tempat tinggal.

C. Tinjauan Tentang Studi Komparasi Antara Pemilihan Karir dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga.

Anak merupakan anugrah terindah serta titipan dari Allah yang wajib dijaga dengan sebaik mungkin dan akan diambil kembali ketika sudah pada waktunya. Untuk menjaga amanat tersebut maka setiap orang tua harus mampu menjaga serta mendidik agar anugrah tersebut tumbuh menjadi insan yang mulia serta berguna bagi bangsa dan agama.

Pendidikan merupakan sarana untuk anak mendapat pelajar hidup sebagai bekal di masa depannya. Pendidikan tidak harus didapatkan dari bangku sekolah tetapi pendidikan dapat diperoleh dimana saja. Lingkungan keluarga juga bisa dijadikan sebagai pedidikan, dimana setiap anak akan meniru kebiasaan orang tua atau keluarganya. Oleh sebab itu keluarga harus bisa menjadi suri tauladan atau contoh yang baik untuk anaknya, sehingga dapat membentuk pribadi anak atau seseorang untuk hidup secara tanggung jawab.

Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat dari Zakiah Darajat, jika suasana keluarga itu baik dan menyenangkan, maka akan tumbuh


(57)

48

dengan baik pula. Jika keluarga itu tidak baik dan tidak menyenangkan tentu akan terhambat pertumbuhan anak tesebut.59

Firman Allah dalam Surat Al-Furqon Ayat 74

“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.60

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga: Bab II: Bagian Ketiga Pasal 4 Ayat (2).61

bahwa Pembangunan keluarga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin”.

Dengan berlandaskan Al-qur’an serta UUD, bahwasannya peran keluarga sebagai peningkatan kualitas agar dapat timbul rasa aman, tentram dan harapan masa depan yang lebih baik pada keluarganya, karna keluarga dapat mempengarui aspek perkembangan seorang anak.

Diatas sudah dijelaskan pendidikan merupakan sarana agar setiap anak mampu menemukan karir yang baik dan benar dengan melalui

59

Zakiah Darajat, Pendidikaan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta; CV. Ruhama, 1995) hal 47

60

Departemen Agama RI, Al-Qur,an dan Terjemahnya.,hal 285

61

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga: Bab II: Bagian Ketiga Pasal 4 Ayat (2)


(58)

berbagai proses pertimbangan dalam pemilihan bidang karirnya. Disekolah anak dibekali ilmu pengetahuan sehingga setiap anak mampu memilih serta menemukan bakat dan minatnya didalam bidang tertentu.

Setiap anak pasti mempunyai cita-cita yang berkaitan langsung dengan profesi karirnya, karena karir sendiri merupakan rangkaian aktivfitas kerja yang terus berkelanjutan dan melibatkan pilihan dari berbagai macam kesempatan yang terjadi akibat interaksi individu dengan organisasi dan lingkungan sosialnya.62

Disamping itu yang merupakan bagian karir disini adalah perencanaan pendidikan dan pekerjaan, yang mana pendidikan disini suatu proses untuk menjadi orang profesional dalam bidang karir yang ditekuninya. Oleh sebab itu ia harus menempuh pendidikan yang lebih tinggi, seperti halnya anak yang ingin menjadi seorang pengusaha, maka ia harus menempuh pendidikan yang menghasilkan ilmu bisnis.

Agar setiap anak dapat memilih atau merencanakan karirnya dengan baik dibutuhkan fasilitas pendukung untuk melengkapi kebutuhan dalam proses pemilihan karir. Diantaranya, buku pelajaran, tempat yang aman dan nyaman untuk belajar, jenis sekolah yang bagus dalam bidang akademiknya serta membutuhkan tambahan belajar berupa kursus atau les. Dan semuanya itu dapat tercapai dengan adanya biaya, oleh karna itu faktor sosial ekonomi keluarga sangat berpengaruh dalam proses pemilihan karir siswa atau anak.

62

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah Menengah, (Surabaya: Usaha Nasional,1994), hal . 25


(59)

50

Seperti yang sudah dijelaskan di halaman depan bahwa faktor yang mempengarui pemilihan karir setiap individu berasal dari dalam individu dan luar individu. Adapun yang berasal dari dalam individu meliputi: bakat dan minat, sifat, sikap dan perilaku, keadaan jasmani dan pengetahuan. Sedangkan yang berasal dari luar individu meliputi: lingkungan masyarakat, status sosial ekonomi keluarga dan urutan anak dalam keluarga.63

Dari pemaparan di atas sudah jelas bahwa status sosial ekonomi keluarga juga dapat berpengaruh terhadap pemilihan karir siswa. Realitanya di sekeliling kita banyak anak-anak yang masih kecil berkeliaran di jalan, menjual koran dan ia rela tidak sekolah karna terdesaknya faktor ekonomi keluarganya. Dan hingga akhirnya ia tidak berminat untuk sekolah lagi.

Hal tersebut berbeda terbalik dengan anak yang terlahir dari keluarga yang mampu, ia dapat sekolah disekolahan yang bagus, sehingga anak tersebut mendapat bekal yang banyak untuk persiapan menghadapi zaman yang semakin berkembang ini.

Pemilihan karir disini berpengarah pada bagaimana siswa menentukan suatu karirnya, misalnya dengan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi atau cukup berpendidikan sewajarnya. Karna setiap individu juga berbeda-beda. Kadang ada anak yang semangat untuk melanjutkan ke pendidikan lebih tinggih tetapi orang tua tidak mempunyai

63


(60)

biaya untuk menyekolahkannya lagi, sehingga ia putus sekolah dan mencari pekerjaan sesuai dengan kemampun minimal yang ia miliki. Terkadang juga ada anak yang berasal dari keluarga yang mampu tapi ia tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Dari sisnilah peran keluarga atau orang tua harus diterapkan, orang tua harus bisa memberi wawasan tentang karir terhadap anaknya, serta selalu memberi semangat agar anaknya tidak ikut terbawah arus pergaulan buruk. Seperti yang saya temui di MA Al-Fudhola’, mayoritas pemilihan karir siswa disana lebih banyak yang ingin bekerja karna ia sadar orang tuanya hanyalah seorang petani dan ia juga memiliki adik, dan akhirnya ia memutuskan untuk bekerja saja, hal ini dilakukan untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga.

Adapula yang berpendapat, bahwa ia ingin sekali melanjutkan keperguruan tinggih sesuai dengan cit-citanya tapi ia sadar bahwa orang tuanya pekerjaannya tidak tetap, sehingga ia pasrah dan berharap semoga ia mendapat beasiswa.

Krisis ekonomi bukan hanya dialami para orang tua melainkan anak juga menjadi korban dari kriris ekonomi yang dialami keluarganya. Karna semuanya bisa dipenuhi dengan adanya biaya. Karna itu pula semakin tinggi tingkat pendidikannya maka semakin tinggih pula pendapatan yang ia hasilkan.


(61)

52

Pada intinnya yang mempengaruhi dalam proses pemilihan karir berasal dari konsep diri atau pemahaman diri tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap status sosial ekonomi keluarga.


(62)

53 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dibutuhkan dan digunakan dalam penelitian studi komparasi antara pemilihan karir dengan status sosial ekonomi keluarga menengah keatas, tengah dan menengah kebawah adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih banyak menggunakan logika hipotetiko verifikatif, yang mana penelitian tersebut dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian dilapangan.55 Penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta menampilkan dari hasilnya.56 Disamping itu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang kami ambil dalam bentuk angka yang akan diproses secara statistik.57 Kemudian menggambarkan objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis, oleh sebab itu dinamakan statistik deskriptif.58

Selain memakai jenis penelitian kuantitatif, penelitian ini juga menggunakan desain non eksperimen dengan alasan karena penelitian yang dilakukan sudah ada data-data yang dibutuhkan oleh peneliti dan

55

S. Margono Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta; PT. Rineka Cipta, 1997), hal 35

56

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2006) hal. 12

57

Ibid., hal. 10

58


(63)

54

peneliti tinggal mengadakan pengumpulan data-data di lapangan dan menganalisisnya.59 Karena tugas peneliti hanya mengumpulkan dan menganalisis data yang ada pada lapangan dan tidak memanipulasi data, serta peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, maka penelitian kali ini dinamakan penelitian desain ex post facto.60

Penelitian desain ex post facto ini digunakan untuk menjajagi kemungkinan adanya hubungan kausal (sebab akibat) antara variabel yang tidak dapat dimanipulasi.61 serta dimulai dengan mendeskripsikan situasi sekarang yang diasumsikan sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah terjadi atau bereaksi sebelumnya. Adapun prosedur penelitian desain ex post facto adalah sebagai berikut:62

1. Peneliti melakukan pengukuran terhadap sejumlah siswa kelas XII mengenai status sosial ekonomi keluarga menengah keatas, tengah dan menengah kebawah. Status sosial sudah ada dan peneliti tinggal mengukur dan mengklarifikasi mana siswa yang termasuk golongan status sosial ekonomi keluarga menengah keatas, tengah dan menengah kebawah. artinya mengenai status sosial ekonomi keluarga setiap siswa itu sudah ada pada data pribadi siswa dan peneliti juga menyebarkan berbagai pertanyaan mengenai status sosial ekonomi keluarga, setelah itu mengklarifikasikan mana siswa

59

Ibid., hal. 151

60

Nana Sudjana dan Ibrahim, M.A., Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung; Sinar Baru Offset, 1989), hal. 56

61

Ibnu Hadjar, Dasar-dassar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 120

62


(64)

yang termasuk golongan keluarga yang kurang mampu, mampu dan sangat mampu (menengah keatas, tengah dan menengah ke bawah).

2. Pemilihan karir siswa bisa dilihat dari penyebaran angket serta buku prestasi siswa mengenai mata pelajaran apa yang lebih menonjol pada setiap siswa.

3. Siswa dipilih sebanyak yang diperlukan dengan jumlah yang sama antara siswa yang berlatar belakang status sosial ekonomi menengah keatas, tengah dan menengah ke bawah.

4. Status sosial ekonomi keluarga dapat ditempatkan sebagai variabel bebas utama, sedangkan klarifikasi status sosial keluarga menegah keatas, tengah dan menengah kebawah berfungsi sebagai variabel control dan pemilihan karir siswa sebagai variabel terikat.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bersifat kuantitatif maka peneliti ingin mengetahui keterangan tentang perbandingan pemilihan karir siswa berdasarkan status sosial ekonomi keluarga menengah keatas, tengah dan menengah kebawah di MA Al-Fudhola’ Porong. dengan menggunakan angka-angka yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik kemudian menggambarkan melalui data sampel atau populasi.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada dasarnya rancangan penelitian merupakan


(1)

146

c. Dari hasil analisis di atas, ternyata harga (tanpa tanda -) lebih besar dari ( ), maka ditolak dan diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan secara signifikan antara pemilihan karir siswa yang berstatus sosial ekonomi keluarga tengah dengan menengah kebawah di MA Al-Fudhola’ Porong.

Jadi dalam pemilihan karir terdapat perbedaan antara status sosial ekonomi keluarga menengah keatas, tengah dan menengah kebawah.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian di MA Al-Fudhola’, maka perlu kirarnya peneliti memberikan saran atau masukan yang mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai evaluasi bersama.

1. Untuk Kepala Sekolah

a. Dalam meningkatkan pembelajaran yang lebih efesien khususnya pada bidang karir kurang adanya fasilitas yang mendukung dalam proses pengembangan karir.

b. Diharapkan kepala sekolah terus memantau kegiatan disekolah khususnya dalam bidang karir.

2. Untuk Guru Bimbingan Konseling

a. Kurang adanya tempat yang nyaman untuk melakukan kegiatan konseling, karna terbatasnya ruangan gedung sekolah.


(2)

147

b. Guru harus kreatif mengulah informasi sehingga siswa tertarik untuk mempelajari hal-hal yang dianggap penting contoh dalam karir.

3. Untuk Siswa

a. Hendaknya siswa mampu mengenali bakat dan minat diri sendiri. b. Kurang adanya pengetahuan tentang karir.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga. P. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Zaenal. 2010. Metodologi penelitian pendididkan. Surabaya : Lentera Cendekia.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Bunyamin Maftuh dan Ruyadi. 2011. Penunutun Belajar Sosiologi. Bandung:

Ganece Exact.

Darajat, Zakiah. 1995 Pendidikaan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta; CV. Ruhama.

Dariyo , Agoes. 2010. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: PT Ghalia. Daryanto dan Tasrial. 2013. Pengembangan Karir. Jakarta: Gava Media. Departemen Agama RI, Al-Qur,an dan Terjemahnya.

Dokumentasi profil Bimbingan Konseling MA Al-Fudhola’ porong, tanggal 3 Desember 2015.

Dokumentasi profil MA Al-Fudhola’ porong, tanggal 3 Desember 2015.

Dokumentasi sejarah berdirinya MA Al-Fudhola’ porong, tanggal 3 Desember 2015.

Dokumentasi Visi dan Misi MA Al-Fudhola’ porong, tanggal 3 Desember 2015. Gunawan. 2011. Ilmu Sosial dan Ekonomi Masyarakat. Jakarta: CV Rajawali Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-dassar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam

Pendidikan. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.


(4)

https://dinikomalasari.wordpress.com/2014/04/07/definisi-status-ekonomi , diakses Tanggal 29 September 2015, pukul 06.06.

http://en.wikipedia.org/wiki/bimbingankongseling. Diakses pada tanggal 24 november 2015 pukul 05.12

http://id.wikipedia.org/wiki/Karier. Diakses pada tanggal 24 November 2015 pukul 06.45.

http://www.bppk.kemenkeu.go.id

/publikasi/artikel/167-artikel-pajak/21014-penghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak. Diakses pada tanggal 29 Desember 2015, pukul 01.21.

http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-status-sosial-ekonomi.html di akses pada tanggal 28 November 2015 pukul 07.23

https://rizkiamaliafebriani.wordpress.com/2013/01/06/pengaruh-kelas-sosial-dan-status. diakses pada tanggal 2 Desember 2015 pukul 05.00.

Irianto, Agus. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kartono, Kartini. 1990. Metode Penelitian Riset Sosial. Bandung : Mandar Jaya.

Ketut Sukardi, Dewa. 1994. Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Surabaya:

Usaha Nasional.

Ketut Sukardi, Dewi. 1984. Bimbingan Karir Di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ketut Suukardi, Dewa. 2000. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di

Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional.

Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta; PT. Rineka Cipta. Marliyah, L, Dewi, FJR, Suyasa. Persepsi Terhadap Dukungan Orang Tua dan

Pembuatan Keputusan Karir Remaja. Jurnal Provitae.

Nana Sudjana dan Ibrahim, M.A. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung; Sinar Baru Offset.

Nasutuion Thamrun dan Muhammad Nur. 2007. Peranan Orang Tua Dalam

Meningkatkan Belajar anak. Jakarta: Gunung Mulia. Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.


(5)

Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus UmumBahasaa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prasetyo, Edy. Skripsi. 2015, Pengaruh Layanan Bimbingan Karir Dalam

Pemahaman Karir Siswa. Surabaya: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel. Santrock, J.W. 2003. Educational Psychology. Jakarta: Kencana.

Saputra, Dian. 2010 ”Hubungan Antara Bimbingan Karir dengan pemilihan. Semarang: fakultas Ilmu pendidikan.

Soekanto, Soedjono. 2011. Kamus Sosiologi. Jakarta: CV Rajawali

Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafmdo Persada.

Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumanto, Kumanto. 2012. Pengantar Sosiologi Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga

PenerbitFakultas Ekonorni Universitas Indonesia. Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Bandung: FEUI.

Sutrisno, Hadi. 1991. Metode Research I. Yogyakarta: Andi Offset. Suyasa, Made. 2010. Ekonomi Dan Koperasi. Bandung: Ganece Exact. Syani, Abdul. 2009. pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Thayib Manrihu, Mohamad. 1992Pengantar Bimbingan Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program S1 Fakultas Tarbiyah

IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2012. Pedoman Penulisan Proposal dan

Skripsi. Surabaya: Glorious Pers.

Tohirin. 2013. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga: Bab II: Bagian Ketiga Pasal 4 Ayat (2).

Walgito, Bimo. 1986. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Andi Offset.

Wawancara dengan siswa berstatus sosial ekonomi keluarga tengah, tanggal 18 Desember 2015, pukul 09.56.


(6)

Wawancara dengan Yuli Naharul Fitria, tanggal 1 Desember 2015, pukul 08.47.

Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Terhadap Status Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sudirejo Kecamatan Namorambe Kabupaten Deliserdang

8 210 92

Pengaruh Tingkat Status Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Partisipasi Politik Pada Pemilu Presiden 2009 (Studi deskriptif: Kelurahan Sitirejo I, Medan, Sumatera Utara)

1 29 105

Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Partisipasi Politik Masyarakat (Studi Kasus: Desa Hutauruk Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara)

19 173 88

Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara

0 36 75

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMILIHAN PELAYANAN KESEHATAN DI DESA Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Pemilihan Pelayanan Kesehatan Di Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2016.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMILIHAN PELAYANAN KESEHATAN DI DESA Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Pemilihan Pelayanan Kesehatan Di Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2016.

1 2 13

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI SD N GODOG I POLOKARTO SUKOHARJO.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa.

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA SISWI KELAS XII SMK Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perencanaan Karir Pada Siswa Siswi Kelas XII SMK Negeri 4 Surakarta.

0 4 16

Hubungan antara status sosial ekonomi keluarga dan minat baca terhadap prestasi belajar siswa.

0 0 123