Pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugetopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

(1)

i

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN METODE SUGESTOPEDIA BERBASIS MUSIK

PADA MATERI

SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

SKRIPSI Oleh: ELLI YULIANTI

NIM D34212056

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PMIPA

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA AGUSTUS 2017


(2)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN METODE SUGESTOPEDIA BERBASIS MUSIK

PADA MATERI

PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

SKRIPSI

DiajukankepadaUniversitasNegeriSunanAmpel Surabaya untukmemenuhisalahsatupersyaratan

dalammenyelesaikan Program SarjanaPendidikan (S.Pd)

Oleh: ELLI YULIANTI

NIM D34212056

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PMIPA

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA AGUSTUS 2017


(3)

(4)

(5)

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ELLI YULIANTI

NIM : D34212056

Jurusan/Program Studi : PMIPA/PendidikanMatematika

Fakultas : TarbiyahdanKeguruan UIN SunanAmpel

Surabaya

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya. Maka saya akan bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dengan ketentuan yang berlaku.

Surabaya, 26 Juli 2017

Yang Membuat Pernyataan

ELLI YULIANTI NIM. D34212056


(7)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE SUGESTOPEDIA BERBASIS MUSIK PADA MATERI

SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL Oleh:

ELLI YULIANTI ABSTRAK

Adanya sugesti-sugesti negatif tentang pembelajaran matematika tentunya akan sangat berpengaruh terhadap minat mereka mengikuti pembelajaran matematika. Sugesti-sugesti negatif tentang matematika tersebut dapat dihilangkan apabila siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran, perasaan senang tersebut dapat diperoleh dari metode pembelajaran. Salah satu metode yang dapat menghilangkan sugesti-sugesti negatif adalah metode sugestopedia berbasis musik. Metode sugestopedia berbasis musik menghilangkan sugesti negatif dengan memberikan sugesti positif dengan diiringi musik. Pada penelitian ini metode sugestopedia berbasis musik gabungkan dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT, NHT dipilih karena sistematikanya yang sederhana.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan RPP dan LKS yang menggabungakn metode sugestopedia berbasis musik dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan Plomp yang terdiri dari 5 fase, akan tetapi peneliti hanya membatasi sampai fase ke empat.

Data penelitian dianalisis hingga diperoleh data sebagai berikut: kevalidan RPP berkategori valid dengan rata-rata sebesar 3,94. Kevalidan LKS berkategori valid dengan rata-rata sebesar 3,75. Masing-masing perangkat tersebut dinilai praktis oleh para ahli dengan memperoleh rata-rata nilai B. Aktivitas siswa dinyatakan efektif dengan memperoleh rata-rata-rata-rata nilai aktivitas siswa sebesar 19,5. Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dikatakan efektif dengan memperoleh rata-rata sebesar 3,79. Respon siswa terhadap pembelajaran positif dengan prosentase sebesar 73,1%. Hasil belajar siswa dinyatakan efektif dengan tercapainya standar keberhasilan setiap siswa dilihat dari penguasaan indikator (afektif, kognitif, psikomotorik) yaitu mencapai rata-rata

70.

Kata Kunci: Sugesti positif, metode sugestopedia berbasis musik, kooperatif tipe NHT.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENHGESAHAN PENGUJI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Batasan Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika ... 11

B. Metode Sugestopedia ... 12

C. Musik ... 20

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 25

E. Perangkat Pembelajaran Matematika ... 30

F. Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian ... 37

B. Prosedur Penelitian ... 40

C. Uji Coba Produk ... 42

1. Desain Uji Coba ... 42

2. Subjek Uji Coba ... 42

3. Data dan Sumber Data ... 43


(9)

1. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Pembelajaran ... 59

B. Kevalidan Perangkat Pembelajaran ... 83

C. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 87

D. Keefektifan Perangkat Pembelajaran ... 89

E. Revisi Produk ... 101

F. Kajian Produk Akhir ... 102

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 105

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (PerangkatPembelajaran)

1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 113

1.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)... 135

1.3 Kunci Jawaban LKS ... 143

Lampiran 2 (InstrumenPenelitian) 2.1 Lembar Validasi RPP ... 153

2.2 Lembar Validasi LKS ... 157

2.3 Lembar Validasi Pengamatan Aktivitas Siswa ... 159

2.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa... 163

2.5 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran ... 165

2.6 Lembar Validasi Angket Respon Siswa ... 171

2.7 Lembar Respon Siswa ... 175

2.8 Catatan Lapangan (Field Note) ... 177

Lampiran 3 (PengisianInstrumenPenelitian) 3.1 Pengisian Lembar Validasi RPP Oleh Para Validator... 183

3.2 Pengisian Lembar Validasi LKS Oleh Para Validator ... 191

3.3 Pengisian Lembar Validasi Pengamatan Aktivitas Siswa 154

3.4 Pengisian Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 197

3.5 Pengisian Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran ... 209

3.6 Pengisian Lembar Validasi Angket Respon Siswa ... 219

3.7 Contoh Pengisian Lembar Angket Respon Siswa ... 225

3.8 Contoh Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa pada Aspek Pengetahuan ... 229

3.9 Contoh Hasil Pengerjaan Lembar Kerja Siswa ... 237

Lampiran 4 (HasilPenelitian) 4.1 Analisis Data Validasi RPP... 241

4.2 Analisis Data Validasi LKS ... 243

4.3 Analisis Data Pengamatan Aktivitas Siswa ... 245

4.4 Analisis Data Pengamatan Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran ... 247

4.5 Analisis Data Respon Siswa ... 255


(11)

DAFTAR TABEL

2.1. Jenis musik dan pengaruhnya ... 22

2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 27

2.3. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatiftipe NHT dengan Metode Sugestopedia ... 29

3.1. Hasil Validasi Perangkat ... 47

3.2. Kriteria Pengkategorian Kevalidan Perangkat ... 48

3.3. Kriteria Penilaian Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 49

3.4. Skala Penilaian Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran ... 51

3.5. Kriteria Penilaian Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran ... 52

3.6. Format Hasil Data Respon Siswa ... 53

3.7. Skor Penilaian Aspek Sikap Sosial ... 55

4. 1. Rincian Waktu dan Kegiatan Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 59

4. 2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 65

4. 3. Uraian Singkat Kegiatan Pembelajaran pada RPP ... 66

4. 4. Daftar Nama Validator Perangkat Pembelajaran ... 76

4. 5. Jadwal Kegiatan Uji Coba Prototipe II Terbatas ... 76

4. 6. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 84

4. 7. Deskripsi Data Kevalidan LKS ... 86

4. 8. Hasil Penilaian Kepraktisan Perangkat Pembelajaran 88 4. 9. Deskripsi Data Aktivitas Siswa ... 89

4. 10. Deskripsi Data Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran ... 91

4. 11. Deskripsi Data Respon Siswa ... 93

4. 12. Penilaian Aspek Afektif ... 96

4. 13. Penilaian Aspek Kognitif ... 97

4. 14. Penilaian Aspek Psikomotorik ... 98

4. 15. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 99

4. 16. Daftar Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .... 101


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah1. Apabila cara yang kita gunakan untuk belajar membuat kita lebih mudah memperoleh suatu pengetahuan, maka pengetahuan yang kita dapatkan akan semakin banyak. Baik itu pengetahuan tentang ilmu bahasa, ilmu menghitung seperti matematika serta ilmu-ilmu lain.

Menurut Heruman yang mengutip dari Rusffendi matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil2. Matematika juga merupakan subjek yang sangat penting dalam dunia pendidikan, maka dari itu pelajaran matematika sudah kita terima sejak di bangku TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Bahkan di bangku kuliah matematika juga didapat oleh seluruh mahasiswa, meskipun jurusan yang diampuh tidak terkait dengan matematika. Hal tersebut dikarenakan, implementasi ilmu matematika yang menyeluruh disegala bidang ilmu pengetahuan.

Matematika bukanlah pelajaran yang mudah dipahami. Mungkin, karena dalam matematika terdapat berbagai macam bentuk simbol, rumus, teorema, dalil, ketetapan, dan konsep yang digunakan untuk membantu perhitungan, pengukuran, penilaian, peramalan. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar matematika bisa juga karna guru itu sendiri.

Menurut pengamatan dan pengalaman, terdapat anak-anak yang menyenangi matematika hanya pada permulaan, mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana, semakin tinggi sekolah semakin sukar matematika yang dipelajari, makin kurang

1Nasution S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta :

Bumi Aksara, 1988),3.

2Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (bandung : PT


(13)

2

minat dalam belajar matematika sehingga dianggap matematika itu sebagai ilmu yang sukar dan rumit3.

Sedangkan menurut Suryabrata, minat belajar siswa dapat di tingkatkan dengan menumbuhkan stimuli terhadap elemen-elemen pembentuk minat yaitu: 1) perhatian siswa terhadap mata pelajaran, 2) perasaan senang siswa terhadap mata pelajaran, 3) motif atau dorongan siswa untuk berminat pada mata pelajaran tersebut4. Dalam hal menumbuhkan perhatian siswa pada mata pelajaran, sosok yang sangat berperan penting adalah guru.

Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu yang dijadikan sosok tauladan, dalam bahasa jawa biasanya diartikan sebagai sosok yang digugu dan ditiru. Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah5. Selain guru salah satu faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa adalah perasaan senang terhadap mata pelajaran. Perasaan senang tersebut bisa terjadi dikarenakan metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar. Sesuai dengan pendapat Trianto yang menyatakan bahwa untuk menanamkan konsep, guru harus bisa menentukan suatu metode yang tepat dan sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang aktif dan kondusif, agar proses pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan6.

Apalagi dalam proses pembelajaran matematika, guru sangat diharapkan untuk memilih metode yang tepat dan variatif agar pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan dan efektif, karena metode yang kurang tepat dapat mengakibatkan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang diberikan dan sebaliknya apabila metode yang diberikan oleh guru tepat, siswa akan aktif dan

3Lisanul Simanjuntak, “ Metode Mengajar Matematika “, ( Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 1993), h. 72

4A’am Rifaldi Khunaidi, “Penggunaan Metode Sugestopedia dengan Musik

Klasik Terhadap Minat Belajar Bahasa Inggris”, Poedagogik Jurnal Pendidikan, 10:2, ( Oktober 2015 ), 66.

5http://zonainfosemua.blogspot.com/2014/03/pengertiangurumenurutpakarpend

idikan.html?m%3D1&ei=Yi73nKIr&lc=id. Diakses pada 16 April 2016

6Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, ( Jakarta : PT.


(14)

3

tidak merasa kesulitan dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Dapat disimpulkan selain guru hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran adalah metode pembelajaran.

Metode pembelajaran adalah suatu hal yang penting dalam pembelajaran, maka dari itu guru hendaknya memilih metode yang menawarkan pembelajaran aktif, dan menciptakan lingkungan atau situasi belajar yang kondusif serta yang dapat membebaskan pikiran siswa dari asumsi-asumsi negatif yang sudah mapan bahwa matematika itu tidak mudah, matematika itu pelajaran yang rumit, dan lain sebagainya, suatu metode yang dapat membuat siswa santai saat mengikuti pelajaran dan memungkinkan mereka membuka hati untuk belajar dalam suatu pembelajaran yang tidak menekan atau membebani siswa.

Hal inilah yang membuat seorang pendidik asal Bulgaria Dr. Georgi Lozanov, membuat penelitian dan literatur tentang bagaimana belajar dengan baik menggunakan musik melalui metode sugestopedia yang ia temukan. Metode sugestopedia adalah salah satu metode yang menawarkan pembelajaran aktif, dan menciptakan lingkungan atau situasi belajar yang kondusif serta yang dapat membebaskan pikiran siswa dari asumsi-asumsi negatif7.

Pengajaran dengan metode sugestopedia adalah pembelajaran yang melibatkan pemberian sugesti positif, mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata, melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, memutar musik dan menghiasi kelas agar lebih santai atau bersemangat8. Profesor Bodner, psikiater di universitas California Amerika Serikat, mengumumkan hasil penelitiannya tentang adanya basis neurofisiologis yang berkaitan dengan pengaruh musik terhadap kejiwaan dan kesehatan. Berdasarkan penelitiannya, musik klasik diyakini sebagai sebuah karya ilmiah yang berlatar belakang produk seni, tidak sekedar berdampak menghibur, namun juga memiliki efek penunjang belajar serta efek memperkaya pikiran, dan menambah hal-hal positif

7Erna Shofia Mufidah, Skripsi Sarjana : “Pengaruh Pembelajaran

Sugestopedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Melukis Sudut Dikelas VII-A Mts VII-Al-Musthofah Canggu Mojokerto”, (Surabaya : IAIN, 2013 ) h. 2

8


(15)

4

lainnya yang menyangkut pada proses peningkatan gairah hidup dan prestasi kerja maupun mendorong semangat belajar seseorang9.

Menurut Bowen, metode sugestopedia mampu mengajarkan 25 kali lebih cepat dari pada belajar secara konvensional. Penelitian yang dilakukan oleh Lozanov pada tahun 1978, menunjukkan bahwa siswa sekolah mampu menghafal 1000 kata dalam satu jam dengan metode sugestopedia. Selain itu metode ini mampu memberikan efek yang positif dari penggunaan musik klasik sebagai upaya menghafal10.

Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan diatas tentang metode sugestopedia berbasis musik, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Pembelajaran Matematika Dengan Metode Sugestopedia Berbasis Musik Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel ?

2. Bagaimana kevalidan hasil pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel?

3. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel ?

4. Bagaimana keefektifan hasil penerapan pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel?

Keefektifan hasil penerapan pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada

9Wendi Alhimda Murliansya, Skripsi Sarjana :” Efektifitas Metode

Sugestopedia Menggunakan Musik Klasik Terhadap Minat Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa SMPN 13 Yogyakarta”, ( Semarang : UNNES 2013 ), h. 6

10A’am Rifaldi Khunaidi, “Penggunaan Metode Sugestopedia dengan Musik

Klasik Terhadap Minat Belajar Bahasa Inggris”, Poedagogik Jurnal Pendidikan, 10:2, ( Oktober 2015 ), 66.


(16)

5

materi sistem persamaan linier dua variabel dapat diketahui dari pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel?

b.Bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel?

c. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel?

d. Bagaimana hasil belajar siswa setelah pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan proses pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel

2. Untuk mendeskripsikan kevalidan hasil pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel

3. Untuk mendeskripsikan kepraktisan hasil pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel

4. Untuk mendeskripsikan keefektifan hasil penerapan pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel

Keefektifan hasil penerapan pengembangan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel dapat diketahui dari pertanyaan sebagai berikut:

a.Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia


(17)

6

berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel

b.Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel

c.Untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel

d.Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran matematika yang terdiri dari:

1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) menggunakan metode sugestopedia berbasis musik pada materi sistem persamaan linier dua variabel

2. LKS (Lembar Kerja Siswa) yang di desain agar sesuai dengan metode sugestopedia berbasis musik, dengan memberi sugesti-sugesti positif berupa kata-kata.

E. Manfaat Pengembangan

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Dapat digunakan sebagai sarana untuk menghilangkan mindset bahwa matematika itu sukar dimengerti, karena pada metode sugestopedia siswa diberikan sugesti-sugesti yang positif tentang matematika.

b. Dapat digunakan sebagai sarana yang dapat membantu siswa dalam memahami materi, khususnya bagi siswa yang menjadi subjek uji coba, mereka mendapatkan pengalaman belajar menggunakan metode sugestopedia.

c. Dapat membantu siswa untuk meningkatkan minat belajar pada materi SPLDV dengan metode sugestopedia.


(18)

7

2. Bagi Guru

a. Menjadi informasi yang penting bagi guru matematika khususnya.

b. Pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran yang ada dikelas.

c. Pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik ini dapat mengubah suasana kelas menjadi rileks, menyenangkan dan nyaman dengan adanya musik yang mengiringi pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Memberikan gambaran yang jelas bagi peneliti tentang pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.

F. Batasan Penelitian

Batasan penelitian dibuat untuk mencegah terjadinya pembahasan yang terlalu meluas. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Plomp, dimana pada model pengembangan Plomp terdapat 3 fase pengembangan yang terdiri dari 1) fase investigasi awal, 2) fase desain, 3) fase realisasi, 4) fase tes, evaluasi dan revisi, 5) implementasi, dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi sampai tahap ke 4 yaitu fase tes, evaluasi, dan revisi karena pada fase implementasi memerlukan proses dan waktu yang lama. 2. Pembahasan dalam skripsi ini terbatas pada mata pelajaran

matematika materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV).

3. Penelitian ini hanya mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP yang dibuat disesuaikan dengan tahap-tahap yang ada pada metode sugestopedia.

4. Penelitian di gabungkan dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT karena pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki tahap-tahap yang sederhana sehingga cocok apabila digabungkan


(19)

8

dengan metode sugestopedia yang memiliki tahapan yang spesifik.

5. Musik yang digunakan dalam metode sugestopedia dalam skripsi ini adalah musik klasik, karena pengaruh musik klasik menurut Bodner adalah musik yang memiliki kompleksitas tinggi, matematis, terstruktur, memiliki keseimbangan yang tinggi, dinamis, kreatif, meningkatkan kecerdasan.

6. Penelitian yang dilakukan terbatas pada kelas VIII di sekolah MTs Al-Hidayah, Wedoro, Glagah, Lamongan.

G. Definisi Operasional

1. Pengembangan Pembelajaran

Pengembangan pembelajaran adalah suatu kegiatan atau proses yang bertujuan untuk merancang suatu pembelajaran yang logis dan sistematis melalui prosedur penelitian pengembangan dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar.

2. Metode sugestopedia berbasis musik

Metode sugestopedia berbasis musik adalah suatu metode pembelajaran dimana sebelum pembelajaran berlangsung siswa diberi sugesti-sugesti positif dengan diiringi musik. Tidak hanya saat pemberian sugesti, saat pelajaran berlangsung dan saat mengerjakan soal juga diiringi musik.

3. Kevalidan perangkat pembelajaran

Dalam penelitian ini, perangkat dikatakan valid jika kriteria kevalidan perangkat pembelajaran semua rata-rata nilai yang diberikan para ahli berada pada kategori “valid” atau “sangat valid”. Apabila terdapat skor yang kurang valid atau tidak valid, akan digunakan sebagai masukan untuk merevisi/menyempurnakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

4. Kepraktisan perangkat pembelajaran

Dalam penelitian ini untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran, terdapat empat kriteria penilaian umum perangkat pembelajaran yaitu: 1.) dapat digunakan tanpa revisi, 2.) dapat digunakan dengan sedikit revisi, 3.) dapat digunakan dengan banayak revisi, 4.) tidak dapat digunakan. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis apabila pra ahli dan praktisi (validator) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran tersebut


(20)

9

dapat digunakan dilapangan dengan sedikit revisi atau tanpa revisi.

5. Keefektifan perangkat pembelajaran

Keefektifan pembelajaran adalah suatu keadaan yang menujukkan sejauh mana hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi empat indikator yaitu: 1.) aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar efektif, 2.) kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran baik, 3.) respon positif dari siswa, 4.) hasil belajar siswa tuntas.

6. Hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dan tujuan pengajaran. Jadi hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor siswa yang diperoleh dengan mengerjakan tes hasil belajar yang diberikan setelah berakhirnya proses belajar mengajar.


(21)

10


(22)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika

Kata atau istilah pembelajaran dan penggunaannnya masih tergolong baru, yang mulai populer semenjak lahirnya UU Sistem Pendidikan Nasional Nomer 20 Tahun 2003 menurut undang-undang ini, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar1. Sedangkan menurut Trianto pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapakan2. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi3. Menurut Ahmad Susanto pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika4. Dari uraian diatas dapat disimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan siswa sebagai peserta didik untuk meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis, kreatif dan mengkontruksi pengetahuan baru siswa mengenai materi matematika sehingga tercapai pembelajaran yang efektif dan efisien.

1 Ahmad Susanto, “Teori Belajar dan Pembelajaran”,(Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2013), h. 19.

2 Trianto,”Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif , (Jakarta :

Kencana Prenadamedia Group, 2010)”h.17.

3Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta :

Kencana Prenada Media Group, 2013),h. 185

4 Ahmad Susanto ”Teori Belajar dan Pembelajaran”, (Jakarta: Kencana


(23)

12

B. Metode Sugestopedia

1. Pengertian Metode Sugestopedia

Sugestopedia berasal dari kata suggestology, yaitu ilmu yang mempelajari secara sistematis tentang pengaruh-pengaruh nonrational atau pengaruh-pengaruh-pengaruh-pengaruh yang tidak disadari terhadap perilaku manusia, atau dapat juga dikatakan suatu konsep yang menyuguhkan suatu pandangan bahwa manusia bisa diarahkan untuk melakukan sesuatu dengan memberikannya sugesti5. Suggestology dalam ilmu sains menemukan bahwa faktor sugesti sangat penting bagi kehidupan manusia6. Metode ini dikembangkan oleh Georgi Lozanov, pada tahun 1975 seorang ahli fisika dan psikoterapi dari Bulgaria, oleh karena itu sugestopedia juga dikenal sebagai metode Lozanov atau belajar dan mengajar Sugesti-Akseleratif (Sugestive-Acelerative Learning And Teaching)7.

Menurut Erna yang menutip dari Richards dan Rodgers mengatakan bahwa sebagai seorang dokter, psikoterapis dan ahli fisika, Lozanov percaya bahwa teknik-teknik relaksasi (persantaian) dan konsentrasi akan menolong para pelajar membuka sumber-sumber bawah sadar mereka dan memperoleh serta menguasai jumlah kosa kata yang lebih banyak dan juga struktur-struktur yang lebih mantap dari pada yang mungkin pernah mereka pikirkan8.

Sugestopedia tidak percaya pada penggunaan laboratorium atau tidak pula percaya pada latihan-latihan struktural yang ketat, latihan yang mekanistik dipandang tidak akan menghasilkan hasil yang baik9. Sebaliknya, suasana yang rileks, latihan-latihan yang tidak struktural dan ketat akan

5 Chafidz Choirul Huda, Skripsi Sarjana :“Efektivitas Metode Sugestopedia

dalam Meningkatkan Pemahaman Vocabullary Bahasa Inggris Kelas V-A SDN Bulak Rukem II Surabaya”, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2011), h. 22.

6 Erna Shofia Mufidah, Skripsi Sarjana : “Pengaruh Pembelajaran

Sugestopedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Melukis Sudut Dikelas VII-A Mts VII-Al-Musthofah Canggu Mojokerto”, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2013 ) h. 11.

7 Takdiroatun Musfiroh, et.al., “ Adaptasi Sugestopedia untuk Rekontruksi

Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia di SMP di Kotamadya Yogyakarta”,( Yogyakarta : UNY, 2011), h. 8.

8Bambang Eko Hari Cahyono, “ Sugestopedia : Pendekatan Pengajaran Bahasa

Kedua yang Bersifat Humanistik”, Jurnal Pendidikan, 17 : 2, (2011), h. 6.

9


(24)

13

memberi kenyamanan dan rasa tidak tegang terhadap para siswa, akhirnya siswa hanya akan berfokus pada pelajaran bukan pada hal-hal lain pada saat pembelajaran.

Tugas utama sugestopedia ini ialah mengusahakan agar kapasitas mental simpanan manusia yang masih tersembunyi dapat dikerahkan untuk tujuan pembelajaran dengan cara mengorganisir satu sistem yang menyeluruh, seperti isyarat-isyarat sugesti dan emosional yang tidak disadari dapat dikoordinasi sebaik mungkin10. Metode ini menyarankan agar guru selalu berupaya menghilangkan sugesti negatif atau rasa takut yang dapat menghambat belajar seperti: perasaan tidak mampu, takut membuat kesalahan, resah akan hal baru yang tidak dikenal11.

Berdasarkan paparan dari sumber-sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa metode sugestopedia adalah suatu metode pembelajaran yang berfokus pada pemberian sugesti-sugesti positif melalui rileksasi untuk membuka sumber-sumber bawah sadar mereka sehingga mereka dapat melakukan suatu pembelajaran dengan rasa nyaman dan menyenangkan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Ciri-ciri Metode Sugestopedia

Metode sugestopedia memiliki ciri-ciri yang unik yaitu suasana sugestif di tempat penerapannya. Suasana yang akan diterapkan metode ini sedikit berbeda dengan suasana tempat pembelajaran pada umumnya. Penerapan metode sugestopedia biasanya ditandai dengan cahaya yang lemah lembut, musik yang sayup-sayup, dekorasi ruang yang ceria, tempat duduk yang menyenangkan, dan teknik-teknik dramatik yang dipergunakan oleh guru dalam penyajian bahan pembelajaran12. Setting tempat seperti ini bertujuan agar siswa santai dan merasa nyaman, sehingga memungkinkan mereka

10Chafidz Choirul Huda, Skripsi Sarjana :“Efektivitas Metode Sugestopedia

dalam Meningkatkan Pemahaman Vocabullary Bahasa Inggris Kelas V-A SDN Bulak Rukem II Surabaya”, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2011), h. 22.

11 Eti Fahriaty, Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Penerapan

Strategi Sugestopedia”, (Paper Presented at 2nd International Seminar on Quality and

Affordable Education (ISQAE), UNJ, 2013 ), h. 91.

12 Bambang Eko Hari Cahyono, “ Sugestopedia : Pendekatan Pengajaran


(25)

14

membuka hati untuk menerima pelajaran dalam suatu metode yang tidak menekan atau membebani mereka.

Sedangkan menurut Dardjowodjojo yang dikutip dari Eti Fahriaty, pada metode sugestopedia diperlukan suatu atmosfer fisik yang mendukung proses belajar mengajar, ruang belajar sugestopedia bukan ruang kelas biasa tetapi suatu ruangan dengan kursi yang enak diduduki dan diatur supaya santai13.

3. Komponen-komponen Penting dalam Metode Sugestopedia Lozanov menjelaskan tentang komponen-komponen penting yang melandasi keberlangsungan metode sugesstopedia, dan penerapan metode tersebut secara efektif adalah sebagai berikut14:

a. Authority (Kekuasaan Atau Otoritas Guru)

Yang ditekankan disini bukanlah perlakuan yang otoriter dari guru, melainkan suasana atau iklim mengajar yang secara tidak langsung dibawa oleh guru dalam membawa suasana kelas sehingga timbul kepercayaan dan keinginan siswa untuk mengikuti apa yang diinstruksikan oleh guru. Ini dimaksudkan agar mendapat penghormatan positif yang melekat pada siswa.

b. Infantilization (siswa dibuat seperti kanak-kanak)

Merupakan suatu kondisi yang mampu memunculkan karakter individu yang baru yang diakui oleh individu yang bersangkutan sebagai karakter yang mapan, terlepas dari masalah yang terbebani, dan menjadi manusia baru (sementara) sehingga diharapkan mampu menerima informasi secara optimal dan tidak terbebani. Hal ini didasarkan pada pendapat Lozanov yang mengemukakan bahwa kemampuan memori yang tinggi terjadi pada umur anak- anak, dan mulai berkurang ketika kemampuan logis mulai tumbuh pada awal remaja. Melalui proses ini diharapkan dapat mengurangi hambatan tersebut dan

13 Eti Fahriaty, “ Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Penerapan

Strategi Sugestopedia”, (Paper Presented at 2nd International Seminar on Quality and

Affordable Education (ISQAE), UNJ, 2013 ), h. 92.

14 Wendi Alhimda Murliansya, Skripsi Sarjana :” Efektifitas Metode

Sugestopedia Menggunakan Musik Klasik Terhadap Minat Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa SMPN 13 Yogyakarta”, ( Semarang : UNNES 2013 ), h. 51


(26)

15

kemampuan memori dapat ditingkatkan. Pemberian identitas baru seperti nama dan karakter baru, kemudian bermain peran, permainan dan mendengarkan musik mampu membuat siswa terlepas dari masalahnya sehari-hari, yang kemudian situasi yang rileks dan santai dapat terbentuk bagi proses pendidikan.

c. Double plane

Fase ini mengacu pada kesadaran dan ketidaksadaran yang ditimbulkan individu terhadap lainya. Menekankan seluruh pengaruh ketidaksadaran kedalam bentuk-bentuk komunikasi terutama non verbal seperti ekspresi wajah, gestur, sikap, cara berbicara, pakaian dan seluruh perilaku.

d. Intonation

Faktor ini merupakan elemen penting dalam pentransferan pengaruh dari kedua faktor diatas (Double plane dan Infantilization). Faktor ini penting karena sangat berhubungan dengan peningkatan memori. Secara khusus, intonasi ini berfungsi memperkuat otoritas sumber informasi pengajaran siswa dari pengajar atau sumber lain serta meningkatkan harapan-harapan yang menjadi esensi Suggestopedia.

e. Rhythm (irama)

Irama dalam metode ini adalah untuk mengarahkan materi-materi secara sitematis dan berkesinambungan yang ditujukan pada siswa yang berasal dari tujuan metode agar berjalan efektif. Bagian-bagian materi dari ritme ini (interval) sangatlah penting bagi keteraturan metode. Irama yang baik dalam hal ini bertanggung jawab atas hasil memori jangka panjang yang dihasilkan metode ini.

f. Pseudopassivity (Sikap Santai)

Faktor ini mengacu pada pengaruh eksternal dan pasif yang diberikan kepada murid-murid selama sesi konser menggunakan musik klasik sebagai media rileksasi. Dengan musik klasik yang dikombinasikan dengan authority infantilization, intonasi, dan rhythm dapat membuat kognisi siswa memasuki area “creative psuedopassive”. Secara fisik mungkin siswa terlihat pasif


(27)

16

dan rileks, namun didalam proses mental terjadi peningkatan yang signifikan. Dalam tahap ini siswa boleh bersikap santai tapi dalam pengawasan yang ketat dari guru. 4. Tahapan-Tahapan Dalam Metode Sugestopedia

Metode sugestopedia memiliki 4 tahapan penting, Lozanov menjelaskan 4 tahapan penting dalam metode sugestopedia ialah sebagai berikut 15:

a. Presentasi/Pengenalan

Tahap ini adalah tahap pertama dalam metode sugestopedia, dalam tahap ini guru mengorganisir kelas tidak seperti biasanya. Dalam tahap ini siswa dibuat rileks dan diberi sugesti positif (bukan hipnotis), suasana kelas ditata senyaman mungkin, bangku kelas ditata menjadi setengah lingkaran, tanaman-tanaman hias diletakkan di sudut-sudut kelas, cahaya ruangan yang sayup-sayup (tidak terlalu terang) dan musik lembut diputar.

Suasana ruang seperti ini diharapkan akan merubah persepsi siswa bahwa “belajar itu berat” menjadi “belajar itu menyenangkan”, atau “belajar itu nyaman”. Dalam tahap ini guru meminta siswa untuk mendengarkan musik klasik, sambil mendengarkan musik, para siswa diminta untuk memejamkan mata dan mengatur hembusan nafas mereka agar sesuai dengan ketukan musik. Setelah musik selesai, dan sebelum para siswa membuka mata mereka, mereka diminta membayangkan hal-hal yang membahagiakan.

b. Sesi konser

Tahap kedua ini merupakan tahap aktif antar guru dan siswa. Sesi konser merupakan bagian dari pembelajaran dimana guru membaca teks saat mendengarkan musik klasik yang dimainkan sebagai latar belakang, sesi ini terdiri dari dua tahap, yaitu16:

15 Erna Shofia Mufidah, Skripsi Sarjana : “Pengaruh Pembelajaran

Sugestopedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Melukis Sudut Dikelas VII-A Mts VII-Al-Musthofah Canggu Mojokerto”, (Surabaya : IAIN, 2013 ) h. 13

16Sekta Lonir Oscarini Wati Bhakti, “ Suggestopedia”, EKSIS, 7 : 2, (Agustus,


(28)

17

1) Konser aktif:

Pada aktif konser, ruangan diatur seperti ruang tamu, menggunakan meja dan kursi yang ditata melingkar. Kelas yang cerah dan berwarna-warni. Terdapat beberapa poster didinding, beberapa dari mereka berisi informasi. Guru aktif, dinamis, percaya diri, namun sensitif. Semua peserta didik diberi nama baru, setelah itu mereka diberi autobiografi fiksi. Peserta didik diberi lagu dan permainan, setelah itu peserta didik di buat aktif dengan memperkenalkan diri satu sama lain dan menganggap itu adalah peran baru mereka.

Tahap ini melibatkan presentasi aktif dari materi yang akan dipelajari. Guru memberikan materi baru, membaca keras-keras materi secara dramatis, berhenti sejenak untuk menjelaskan materi yang perlu. Guru membaca materi dengan kecepatan normal, kadang-kadang melantunkan beberapa kata dan siswa mengikutinya. Kemudian, hal itu diikuti dengan berbagai macam kegiatan seperti berkelompok, bermain peran, bernyanyi, atau bermain game. Dengan diiringi musik klasik. Sugestopedia menggunakan musik klasik karena musik klasik memiliki keselarasan antara warna-warni melodi, ritme dan emosi yang dapat merangsang tingkat berfikir dari waktu ke waktu.

2) Konser pasif:

Dalam konser pasif, siswa dibuat dalam keadaan rileks, siswa meletakkan materi, menutup mata mereka. Siswa diajak bersantai dengan mendengarkan beberapa musik Baroque, sambil guru membacakan materi kembali dengan sangat pelan sebagai latar belakang, musik dipilih secara khusus untuk membawa siswa kedalam kondisi mental yang optimal untuk memperoleh lebih banyak materi. Sugestopedia menggunakan musik Baroque di sesi konser kedua, dan tidak menggunakan musik Baroque yang pelan karena metode sugestopedia tidak ingin siswa tertidur di sesi konser. Pada sesi ini menggunakan musik yang lebih cepat dan lebih hidup untuk merangsang otak secara keseluruhan.


(29)

18

c. Pengulangan pasif

Pada tahap ketiga ini guru memberi waktu siswa untuk memahami apa yang dipelajari dalam sesi konser, bisa dengan memperagakan materi, bisa juga dengan bertanya kembali hal-hal yang belum dimengerti. Langkah ini dapat mengingatkan siswa tentang apa saja hal-hal yang penting dalam sesi konser, musik dapat diperdengarkan dalam tahap ini.

d. Latihan

Dapat digunakan permainan untuk mengulang dan menggabukan apa yang dipelajari. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan 3 komponen persiapan di dalam kelas agar tercipta suasana yang menggembirakan dan proses belajar mengajar yang efektif17.

1) Sugesti positif

Banyak orang mempunyai perasaan negatif tentang belajar. Kenangan tak sadar mereka mengaitkan belajar dengan rasa sakit, terhina, dan terkurung. Jika mereka tidak menggantikan sugesti negatif ini dengan yang positif, pembelajaran mereka akan terhalang18.

Kadang-kadang guru secara tidak bijaksana merusak belajar dengan memasukkan sugesti negatif ke dalam lingkungan belajar dengan mengatakan hal-hal seperti:

a) Banyak sekali materi yang harus kita bahas padahal waktunya hanya sedikit.

b) Topik ini sangat kompleks dan sulit. c) Kalian harus ingat kedelapan langkah ini.

d) Ini mungkin tidak masuk akal bagi kalian, tetapi berusahalah untuk mempelajarinya.

e) Jika kalian tidak mengerti hal-hal ini, kalian tidak akan mendapatkan pekerjaan.

f) Saya tahu ini membosankan, tetapi tetaplah tekun.

17 Erna Shofia Mufidah, Skripsi Sarjana : “Pengaruh Pembelajaran

Sugestopedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Melukis Sudut Dikelas VII-A Mts VII-Al-Musthofah Canggu Mojokerto”, (Surabaya : IAIN, 2013 ) h. 14-19.

18 Dave Meier, “The Accelerated Learning Handbook, (Bandung: Kaifa,


(30)

19

“Asumsi negatif cenderung menciptakan pengalaman negatif, asumsi positif cenderung menciptakan pengalaman positif. Bahasa sugesti positif akan dipahami oleh orang secara keseluruhan secara tidak sadar dan karenanya berpengaruh besar pada hasil belajar. Dalam penelitian ini sugesti positif yang dipakai antara lain:

a) barang siapa yang bersungguh sungguh dia akan mendapatkan”.

b) “bersandar pada diri sendiri adalah pokok

keberhasilan”.

c) “Sesungguhnya Allah akan merubah kemampuanmu

jika kamu mau berusaha”.

d) Selamat mengerjakan, semoga sukses.

e) Nanti kalian akan merasa bahwa hal-hal ini akan menyenangkan dan menarik.

f) Ini akan sangat penting bagi kalian.

g) Kalian pasti suka dengan apa yang dapat kalian kerjakan pada pembelajaran hari ini.

h) Belajar hal ini sih kecil.

i) Saya tahu kalian akan berhasil mempelajari ini, sebab kita sudah tahu ada orang-orang seperti kalian yang menguasai materi ini sebelumnya dengan sangat mudah.

2) Lingkungan fisik yang positif

Kita dapat menghiasi ruang kelas dengan memberikan bunga, grafik informasi yang besar, taplak meja yang berwarna warni, hiasan dinding, kostum pengajar dan pajangan lantai. Sehingga menimbulkan kesan gembira, positif, dan membangkitkan semangat. Dalam penelitian ini lingkungan fisik positif yang dibuat adalah dengan menghias kelas dengan bunga hias kecil dan memberi hiasan dinding yang berupa gambar tentang sudut.

3) Musik

Musik tidak harus selalu ada agar pembelajaran dapat berlangsung, namun musik dapat meningkatkan pembelajaran dengan berbagai cara.


(31)

20

Musik mempengaruhi perasaan dan perasaan mempengaruhi pembelajaran. Musik yang dimanfaatkan secara tepat dapat mengaktifkan kemampuan total mereka lebih banyak karena mereka mengerahkan pikiran sepenuhnya untuk belajar.

Musik dapat digunakan untuk:

a. Menghangatkan dan memberdayakan lingkungan belajar.

b. Membuat pikiran tenang dan terbuka untuk belajar. c. Menciptakan perasaan positif dalam diri siswa. d. Membantu proses kegiatan belajar mengajar. 5. Kelebihan Metode Sugestopedia

Metode ini dapat menumbuhkan kesenangan dalam diri siswa, dengan gaya non evaluatif guru dan dengan materi ajar yang menarik, termasuk penggunaan musik klasik. Musik yang diputar dalam metode suggestopedia dapat menyeimbangkan belahan otak kanan dan kiri, serta memberikan rasa nyaman dalam pembelajaran.

6. Kekurangan Metode Sugestopedia

Omaggio mengatakan bahwa, kelemahan metode ini terletak pada bahan masukan secara pedagogis dipersiapkan telalu eksklusif dan aspek pemahaman membaca dan menyimak terlalu terbatas19. Sedangkan Soenjono Dardjowidjojo, memberikan kritik yang realistis terhadap penerapan sugestopedia. Menurutnya apabila metode ini diterapkan di indonesia maka akan terjadi pertentangan antara prinsip dasar sugestopedia dengan realiatas yang dihadapai para guru disekolah, di Indonesia, guru harus mengikuti suatu sistem kurikulum yang berlaku20.

C. Musik

Musik adalah kumpulan unsur-unsur (melodi, tempo, ritme) yang bergabung menjadi satu tatanan yang merdu dan

19 Bambang Eko Hari Cahyono, “ Sugestopedia : Pendekatan Pengajaran

Bahasa Kedua yang Bersifat Humanistik”, Jurnal Pendidikan, 17 : 2, (2011),h. 10.

20


(32)

21

menyenangkan bagi pendengarnya21. Sedangkan menurut Bernstein Dan Picker, musik adalah suara yang diorganisir kedalam waktu yang merupakan bentuk seni tingkat tinggi yang dapat mengakomodir interpretasi dan kreativitas individu22. Setiap orang penikmat musik memiliki ekspresinya yang khas dan berbeda, artinya antara individu satu dengan individu yang lain bisa jadi memiliki ekspresi yang berbeda ketika menikmati suatu musik meskipun musik yang dinikmatinya sama.

Sedangkan menurut Campell musik adalah bahasa yang mengandung unsur universal, bahasa yang melintasi batas usia, jenis kelamin, ras, agama dan kebangsaan yang mana musik muncul disemua tingkat pendapatan, kelas sosial, dan pendidikan. Musik berbicara kepada setiap orang dan setiap spesies23.

Musik sangat mempengaruhi kehidupan suatu manusia dan musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh24. Bukti bahwa beat dapat mempengaruhi tubuh ialah pada saat kita menonton konser musik rock yang memiliki beat tinggi, bisa dipastikan seluruh penonton dan pemain yang mengikuti konser pasti tubuhnya bergerak. Contoh suatu bukti bahwa ritme (irama) itu sangat mempengaruhi jiwa manusia. Pada saat kita sedang sedih atau suasana hati sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki ritme (irama) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng dan apabila pada saat kita sedih lalu kita mendengarkan musik yang beritme sedih terkadang jiwa kita terbawa dan bahkan kita bisa meneteskan air mata, suatu bukti bahwa harmony sangat mempengaruhi roh adalah ketika kita melihat film horor, selalu terdengar harmony yang menyeramkan akhirnya bulu kuduk kita berdiri.

21Sarah Maf’ul Masyriva, Skripsi Sarjana : “ Penerapan Model Pembelajaran

Langsung dengan Strategi Pemberian Musik dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa SMP, (Surabaya : UNESA, 2015), h. 29.

22Mirna Isyatir Rodiyah, Skipsi Sarjana : “ Pengaruh Musik Klasik Terhadap

Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional” , (Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2012), h. 09.

23 Ibid, h. 10.

24Ayad wahyu Utomo, Skipsi Sarjana : “ Studi pengembangan terapi musik

islami seb.agai relaksasi untuk lansia di posyandu lansia kurnia jemurwonosari surabaya “, ( Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2013), h. 23


(33)

22

Jadi musik adalah suara yang dihasilkan dari unsur-unsur melodi, tempo dan ritme yang bergabung menjadi suatu tatanan yang merdu dan menyenangkan bagi pendengarnya sehingga menimbulkan rasa nyaman dan dapat membentuk kreativitas setiap individu. Musik dapat disediakan sebagai alat bantu belajar untuk menenangkan dan memfokuskan pikiran pada waktu pembelajaran. Ini mungkin tidak cocok untuk semua siswa (sebagian siswa tidak dapat belajar ketika ada suara musik disekitarnya), tetapi akan banyak diterima banyak siswa25.

Berbeda jenis musik, berbeda pula pengaruh yang ditimbulkan. Berikut adalah berbagai jenis musik dan pengaruhnya:

Tabel 2.1.

Jenis Musik dan Pengaruhnya26

No Jenis Pengaruh Sumber

1. Musik Rock Pemicu kecenderungan merusak diri dan keinginan bunuh diri pada kaum remaja dan dewasa muda

Merrit (2003)

2. Musik berirama anapesik (tekanan diakhir)

Merusak sistem tubuh, bertentangan dengan sistem tubuh

Merrit (2003)

3. Musik hingar bingar (sumbang)

Memisahkan tubuh dan jiwa serta pemicu sikap agresif dan menentang

Merrit (2003) 4. Musik yang

bising (berasal dari

kegelisahan)

Kegelisahan merupakan ritme yang merusak tubuh

Khan (2002)

5. Tangga nada Lydis (c’-c)

Ditolak plato karena dianggap terlalu lunak dan kurang jantan

Plato (Prier, 2002)

25 Erna Shofia Mufidah, Skripsi Sarjana : “Pengaruh Pembelajaran

Sugestopedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Melukis Sudut Dikelas VII-A Mts VII-Al-Musthofah Canggu Mojokerto”, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2013 ) h. 18.

26Sarah Maf’ul Masyriva, Skripsi Sarjana : “ Penerapan Model Pembelajaran

Langsung dengan Strategi Pemberian Musik dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa SMP, (Surabaya : UNESA, 2015), h. 36.


(34)

23

6. Musik Richard Wegner

Agresif Merrit

(2003) 7. Komposisi

klasik rite of spiring karya Stravinsky, dan la valse karya Ravel

Melemahkan otot Merrit

(2003)

8. Musik yang megumbar hawa nafsu dan syahwat, syair ratapan dan menyesali nasib (rendah moral)

Melemahkan jiwa, agresif, perilaku tidak terkendali, liar, budi pekerti rendah

Khan (2002)

9. Musik Waltz (teratur, penekanan pada irama pertama)

Melatif keteraturan sesuai dengan ritme tubuh

John Diamond (Merrit, 2003) 10. Tangga nada

Doris (e’-e) (tangga nada mulia)

Meniru keadaan jiwa mereka yang penuh kebijaksanaan bertugas memimpin negara

Plato (Prier, 2002) 11. Tangga nada

Frigis (d’-d) (tangga nada menyala berapi-api)

Penuh sifat aktif, meniru perjuangan para pahlawan

Plato (Prier, 2002)

12. Musik Klasik (Mozart)

Kompleksitas tinggi, matematis, terstruktur, memiliki keseimbangan yang tinggi, dinamis, kreatif, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan kecerdasan spasial. Bodner (2002), A.M., Merrit (2003), Madaule (2002) 13. Musik

Gregorian

Bersifat spiritual, memberikan kedamaian, kesadaran yang tenang

Madaule (2002), Prier (2002)


(35)

24

14. Musik tradisional daerah (etnis)

Musik yang mengajarkan jati diri individu secara umum

ATM, Rachma wati (1998) 15. Jenis musik

lembut

Melembutkan hati, menenangkan, melatih keanggunan, reduksi stress, meningkatkan produktifitas

ATM, Rachma wati (1998)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa musik klasik sangat berpengaruh dalam pembelajaran, sehingga penulis memilih musik klasik sebagai musik yang dipakai dalam metode sugestopedia bukan musik-musik yang lain.

Musik klasik adalah sebuah karya musik yang hadir sejak akhir abad ke 18, akan tetapi peminat musik klasik masih ada sampai saat ini. Menurut utomo, musik klasik adalah jenis musik yang menggunakan tangga nada diantonis, yakni sebuah tangga nada yang menggunakan aturan dasar teori perbandingan serta musik klasik telah mengenal harmoni yaitu hubungan nada-nada yang dibunyikan serempak dalam akord-akord serta menciptakan struktur musik yang tidak hanya berdasarkan pada pola-pola ritme dan melodi.27

Menurut Haydn dan Mozart dalam Skripsi Wendi musik klasik memiliki kejernihan, keanggunan dan kebeningan. Musik ini mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan, dan persepsi spasial28. Musik klasik yang berlatar dari seni ternyata tidak hanya berdampak menghibur, namun juga memiliki efek penunjang belajar (learning effect) serta effek memperkaya pikiran (enriching-mind), dan membangun hal-hal positif lainnya yang menyangkut pada peningkatan gairah hidup prestasi kerja maupun mendorong

27 Mirna Isyatir Rodiyah, Skipsi Sarjana : “ Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kecemasan

Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional” , (Surabaya : IAIN Sunan Ampel , 2012), h.15-16.

28Ayad wahyu Utomo, Skipsi Sarjana : “ Studi pengembangan terapi musik islami sebagai

relaksasi untuk lansia di posyandu lansia kurnia jemurwonosari surabaya“, ( Surabaya : IAIN, 2013), h.24.


(36)

25

semangat belajar siswa29. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa musik klasik cocok diterapkan untuk mengiringi suatu pembelajaran. Maka dari itu, peneliti memakai musik klasik sebagai musik dalam metode sugestopedia dalam penelitian ini.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) 1. Pengertian pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif didasari oleh teori konstruktivisme, pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individu menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri30. Rusman juga mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian pembelajaran kooperatif yaitu bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen31. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar sekaligus hubungan sosial untuk bekerjasama dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah.

2. Karakteristik pembelajaran kooperatif

Menurut Rusman, pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik yang dijelaskan sebagai berikut:32

a. Pembelajaran secara tim

29 Wendi Alhimda Murliansya, Skripsi Sarjana :” Efektifitas Metode Sugestopedia

Menggunakan Musik Klasik Terhadap Minat Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa SMPN 13 Yogyakarta”, ( Semarang : UNNES 2013 ), h. 45.

30 Suyadi, “Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter”, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013),h. 62.

31Rusman, “Model-Model Pembelajaran”, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2012), h.202

32


(37)

26

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen seperti yang telah kita pelajari memiliki tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mancapai tujuan, dan lain sebagainya; (b)Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif; (c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.

c. Kemauan untuk bekerjasama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Tanpa kerjasama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.

d. Keterampilan untuk bekerjasama

Kemampuan kerjasama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Sintaks suatu pembelajaran berisi tahap-tahap praktis yang harus dilakukan oleh siswa dan guru dalam suatu pembelajaran. Pada pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 tahap yang dilakukan guru dari menyampaikan tujuan dan diakhiri


(38)

27

dengan memberikan penghargaan. Berikut sintaks pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini33:

Tabel 2.2.

Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tahapan Pembelajaran

Kooperatif

Tindakan Guru Tahap 1 Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi peserta didik

Pendidik (guru) menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi peserta didik

Tahap 2 Menyajikan informasi

Pendidik (guru) menyajikan informasi kepada peserta didik dengan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Tahap 3 Mengorganisasi kan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar

Pendidik (guru) menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Pendidik (guru) membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Tahap 5 Evaluasi Pendidik (guru) mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

33 Suyadi, “Srategi Pembelajaran Karakter”, (Bandung: PT Remaja


(39)

28

Tahap 6 Memberikan penghargaan

Pendidik (guru) mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu atau kelompok peserta didik

4. Pembelajaran kooperatif tipe NHT

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut34.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT35: a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.

b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan pada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, pertanyaan dapat amat spesifik

dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Berapakah

jumlah gigi orang dewasa?” atau bentuk arahan, misalnya

“Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota provinsi yang terletak di pulau Sumatera”.

c. Fase 3: Berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

34 Trianto, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2010)h. 82

35


(40)

29

d. Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengembangkan pembelajaran dengan metode suggestopedia dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Tabel 2.3.

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Metode Sugestopedia

N o Pembelajar an Kooperatif Metode Sugestope dia Perilaku Guru Tipe NHT 1.

Menyampai-kan tujuan dan memotivasi

Presentasi/ pengenalan

Pendidik (guru)

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi peserta didik

2. Menyajikan informasi

Sesi konser Pendidik (guru)

menyajikan informasi kepada peserta didik dengan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan 3. Mengorganis

asikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok belajar Pendidik (guru) menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien

Peno-moran

4. Membimbin g kelompok bekerja dan Pengulang an pasif Pendidik (guru) membimbing kelompok-kelompok belajar pada

Menga jukan pertany


(41)

30

belajar saat mereka mengerjakan

tugas mereka

aan dan berfikir bersam a 5. Evaluasi Latihan Pendidik (guru)

mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Menja-wab

6 Memberi penghargaan

Pendidik (guru) mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu atau kelompok peserta didik

E. Perangkat Pembelajaran Matematika

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sebuah sistem akan terwujud bila semua unsur dalam sistem tersebut dapat berjalan dengan baik seiring dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut Keputusan Menpan No. 26/MENPAN/1989, Tanggal 2 Mei 1989 dikemukakan bahwa guru harus terlibat langsung dalam proses pendidikan, oleh karena itu guru memegang peranan yang sangat menentukan bagi tujuan pendidikan. Guru harus selalu meningkatkan kemampuan profesinya agar dapat melaksanakan tugas dengan baik36. Untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran, guru dituntut untuk merencanakan dan menyiapkan bahan ajar yang ingin diajarkan, alat peraga yang dibutuhkan, pertanyaan yang memancing siswa aktif belajar, model dan strategi pembelajaran yang digunakan dengan sebaik-baiknya guna untuk mencapai kegiatan pembelajaran secara optimal yang kesemuanya itu akan dijelaskan dalam perangkat pembelajaran.

36

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), 245


(42)

31

Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas37. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), media pembelajaran, serta buku ajar siswa. Pada penelitian ini, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dibatasi hanya pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

F. Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran

Suatu perangkat pembelajaran dikatakan layak harus memenuhi kriteria kelayakan yang meliputi validitas (validity), kepraktisan (practicaly), dan keefektifan (effectiveness). Ketiga kriteria tersebut antara lain:

1. Validitas Perangkat Pembelajaran

Menurut Khabibah bahwa perangkat pembelajaran sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran, hendaknya mempunyai status “valid”. Selanjutnya dijelaskan idealnya seorang pengembang perangkat pembelajaran perlu melakukan pemeriksaan ulang kepada para ahli (validator), khususnya mengenai; (a) ketepatan isi; (b) materi pembelajaran; (c) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran; (d) desain fisik dan lain-lain. Dengan demikian suatu perangkat pembelajaran dikatakan valid (baik/layak), apabila telah dinilai baik oleh para ahli validator38.

Sebagai pedoman, penilaian para validator terhadap perangkat pembelajaran mencakup kebenaran substansi, kesesuaian dengan tingkat berpikir siswa, kesesuaian dengan prinsip utama, karakteristik dan langkah-langkah strategi. Kebenaran substansi dan kesesuaian dengan tingkat berpikir

37Irfan Dani, “Pengertian Perangkat Pembelajaran”, diakses dari

http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-perangkat-pembelajaran.html?m=1 diakses pada tanggal 23 November 2015

38Siti Khabibah, Disertasi: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Sekolah Dasar”, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2006),h. 71


(43)

32

siswa ini mengacu pada indikator yang mencakup format, bahasa, ilustrasi dan isi yang disesuaikan dengan pemikiran siswa. Untuk setiap indikator tersebut dibagi lagi kedalam sub-sub indikator sebagai berikut39:

a. Indikator format perangkat pembelajaran, terdiri atas: 1) Kejelasan pembagian materi

2) Penomoran 3) Kemenarikan

4) Keseimbangan antara teks dan ilustrasi 5) Jenis dan ukuran huruf

6) Pengaturan ruang

7) Kesesuaian ukuran fisik dengan siswa b. Indikator bahasa, terdiri atas:

1) Kebenaran tata bahasa

2) Kesesuaian kalimat dengan tingkat perkembangan berpikir dan kemampuan membaca siswa

3) Arahan untuk membaca sumber lain 4) Kejelasan definisi

5) Kesederhanaan struktur kalimat 6) Kejelasan petunjuk dan arahan c. Indikator tentang ilustrasi, terdiri atas:

1) Dukungan ilustrasi untuk memperjelas konsep 2) Keterkaitan dengan konsep yang dibahas 3) Kejelasan

4) Mudah untuk dipahami 5) Ketidakbiasaan atas gender d. Indikator isi, terdiri atas:

1) Kebenaran isi

2) Bagian-bagiannya tersusun secara logis 3) Kesesuaian dengan kurikulum 2013

4) Memuat semua informasi penting yang terkait 5) Hubungan dengan materi sebelumnya 6) Kesesuaian dengan pola pikir siswa

7) Memuat latihan yang berhubungan dengan konsep yang ditemukan

8) Tidak terfokus pada stereotip tertentu (etnis, jenis kelamin, agama, dan kelas sosial)

39


(44)

33

Dengan mengacu pada indikator-indikator di atas dan dengan memperhatikan indikator-indikator pada lembar validasi yang telah dikembangkan oleh para peneliti sebelumnya, maka ditentukan indikator-indikator dari masing-masing perangkat pembelajaran, yang akan dijelaskan pada point selanjutnya. Dalam penelitian ini, perangkat dikatakan valid jika interval skor pada Tabel 3.2 kriteria kevalidan perangkat pembelajaran semua rata-rata nilai yang diberikan para ahli berada pada kategori “valid” atau “sangat valid”. Apabila terdapat skor yang kurang valid atau tidak valid, akan digunakan sebagai masukan untuk merevisi/menyempurnakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

2. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika secara teori, validator menyatakan bahwa perangkat pembalajaran dapat digunakan di lapangan dengan sedikit revisi atau tanpa revisi. Kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini didasarkan pada penilaian validator dengan cara mengisi lembar validasi masing-masing perangkat pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi beberapa aspek, yaitu: a) dapat digunakan tanpa revisi, b) dapat digunakan dengan sedikit revisi, c) dapat digunakan dengan banyak revisi, d) tidak dapat digunakan40.

3. Keefektifan Perangkat Pembelajaran

Keefektifan berasal dari kata efektifitas. Efektifitas menurut Sumantri adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target sudah ditentukan terlebih dahulu41. Sehingga dalam hal ini, keefektifan pembelajaran adalah suatu keadaan yang menujukkan sejauh mana hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar42.

40 Ibid, h. 75

41 Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran,(Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2015), h.1.

42Miftakhul Jannah, Skripsi: “KeefektifanPembelajaranMatematika

Menggunakan Model Cooperative Learning Untuk Materi Peluang di Kelas VII SMP Negeri 1 Driyorejo”, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2015), h. 20.


(45)

34

Menurut Suranto, sekurangnya ada 7 indikator penting yang dapat dipakai untuk menetapkan keefektifan pembelajaran43, yaitu: 1) kecermatan penguasaan perilaku, artinya makin cermat siswa menguasai perilaku yang dipelajari, makin efektif pembelajaran yang telah dijalankan. Ungkapan lain yang menyatakan sebaliknya yaitu, makin kecil tingkat kesalahan, berarti makin efektif pembelajaran; 2) kecepatan kinerja, jika kecermatan penguasaan dikaitkan dengan jumlah kesalahan, maka kecepatan kinerja dikaitkan dengan jumlah waktu yang diperlukan dalam menampilkan kinerja itu; 3) kesesuaian dengan prosedur, pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa dapat menampilkan kinerja yang sesuai dengan prosedur baku yang telah ditetapkan; 4) kuantitas kinerja, kuantitas kinerja mengacu kepada banyaknya kinerja yang mampu ditampilkan oleh siswa dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan banyaknya kinerja yang mampu diperlihatkan oleh siswa; 5) kualitas hasil akhir, kinerja sering kali lebih didasarkan pada sikap dan rasa seni daripada prosedur baku yang harus diikuti; 6) tingkat alih belajar, artinya kemampuan siswa dalam melakukan alih belajar dari apa yang telah dikuasainya ke hal lain yang serupa; 7) dan tingkat retensi, jumlah kinerja yang masih mampu ditampilkan siswa setelah selang periode waktu tetentu.

Dalam penelitian ini, peneliti mendefinisikan keefektifan pembelajaran didasarkan pada empat indikator, yaitu aktivitas siswa, kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran, respon siswa44. Adapun uraian dari masing-masing indikator di atas adalah sebagai berikut:

a. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa adalah segala sesuatu yang dilakukan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode sugestopedia berbasis musik.

43 Suranto, Teori Belajar & Pembelajaran Kontemporer, (Yogyakarta:

LaksBang PRESSindo, 2015), h. 190.

44 Ika Nurlita Hidayah, Skripsi: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika Model Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Metaphorical Thinking untuk Melatihkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa”, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016), h.54.


(46)

35

b. Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran

Menurut Hudoyo, syarat mutlak yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan materi dan cara penyampaiannya. Seorang guru yang tidak menguasai materi yang akan diajarkan tidak akan bisa mengajar dengan baik. Demikian pula bila seorang guru tidak menguasai berbagai cara penyampaian materi, maka akan dapat menimbulkan kesulitan oleh peserta didik dalam memahami materi. Selain itu, seorang guru yang baik harus memiliki kemampuan dalam menerapkan prinsip-prinsip psikologis, kemampuan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar, serta kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru45.

c. Respon siswa

Respon siswa adalah tanggapan atau reaksi siswa yang ditunjukkan selama proses belajar di kelas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui respon siswa yaitu dengan cara memberikan angket. Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis46. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode sugestopedia berbasis musik. Cara pengisian lembar angket adalah dengan memberi tanda centang ( pada kolom tanggapan di lembar angket siswa. Siswa mengisi angket sesuai dengan penilaian mereka terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Lembar angket dibagikan setelah pembelajaran berakhir.

45 Hudoyo Herman, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Depdikbud,

2014), h.7.

46Miftakhul Jannah, Skripsi: “KeefektifanPembelajaranMatematika

Menggunakan Model Cooperative Learning Untuk Materi Peluang di Kelas VII SMP Negeri 1 Driyorejo”, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2015), h.25.


(47)

36


(1)

111

Mufidah, Lailatul., Skripsi: “Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah yang Memperhatikan Metakognisi untuk Meningkatkan Literasi Matematis Siswa SMP pada Materi SPLDV”. Surabaya: UINSA, 2015.

Murliansya, Wendi Alhimda. Skripsi:” Efektifitas Metode Sugestopedia Menggunakan Musik Klasik Terhadap Minat Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa SMPN 13 Yogyakarta”. Semarang : UNNES 2013.

Musfiroh, Takdiroatun. Adaptasi Sugestopedia untuk Rekontruksi

Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia di SMP di Kotamadya Yogyakarta.

Yogyakarta : UNY, 2011.

Mungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Prabowo. Proceeding Penelitian. Surabaya: Unipress, 2013.

Rahayu, Sri., Skripsi: “Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Melatih Kemampuan Penalaran Analogi Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Kelas IX-C SMP Negeri 2 Kepohbaru

Bojonegoro”. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013.

Rahman, Muhammad., dan Sofan Amri. Strategi & Desain

Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013.

Rodiyah, Mirna Isyatir., Skipsi: “ Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional”.

Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2012.

Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2012.

Simanjuntak, Lisanul. Metode Mengajar Matematika. Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 1993.


(2)

112

Sumantri, Mohamad Syarif. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2015.

Suranto. Teori Belajar & Pembelajaran Kontemporer. Yogyakarta:

LaksBang PRESS indo, 2015.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013.

Suyadi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :

Kencana Prenadamedia Group. 2010.

Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : PT.

Prestasi Pustakarya, 2010.

Utomo, Ayad wahyu., Skipsi: “ Studi pengembangan terapi musik islami

sebagai relaksasi untuk lansia di posyandu lansia kurnia jemurwonosari surabaya “. Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2013.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek.

Jakarta: Pt Adi Mahasatya, 2006.

Bhakti, Sekta Lonir Oscarini Wati. Suggestopedia. EKSIS. Vol. 7

No. 2, Agustus 2011).1267.

Cahyono, Bambang Eko Hari. “ Sugestopedia : Pendekatan Pengajaran Bahasa Kedua yang Bersifat Humanistik”. Jurnal Pendidikan. Vol. 17 No. 2, 2011. 6.

Dani, Irfan. Pengertian Perangkat Pembelajaran. diakses dari

http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-perangkat-pembelajaran.html?m=1 diakses pada tanggal 23 November 2015

Fahriaty, Eti., “ Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui

Penerapan Strategi Sugestopedia”. Paper Presented at 2nd International Seminar on Quality and Affordable Education (ISQAE), UNJ, 2013.

Fathia, Annisa Rizki., Skripsi: “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan RMT (Rigorous Mathematical Thinking) pada Materi Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP”. Surabaya: Negeri Surabaya, 2014.

Herman, Hudoyo. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta:

Depdikbud, 2014.

Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Hidayah, Ika Nurlita., Skripsi: “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Matematika Model Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Metaphorical Thinking untuk Melatihkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa”.

Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016

Huda, Chafidz Choirul. Skripsi: “

Efektivitas Metode

Sugestopedia dalam Meningkatkan Pemahaman


(4)

Vocabullary Bahasa Inggris Kelas V-A SDN Bulak

Rukem II Surabaya”.

Surabaya : IAIN Sunan

Ampel, 2011.

http://zonainfosemua.blogspot.com/2014/03/pengertiangurumenurut pakarpendidikan.html?m%3D1&ei=Yi73nKIr&lc=id. Diakses pada 16 April 2016

Jannah, Miftakhul. Skripsi: “KeefektifanPembelajaranMatematika

Menggunakan Model Cooperative Learning Untuk Materi Peluang di Kelas VII SMP Negeri 1 Driyorejo”.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2015.

Jihan ,Asep., dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008.

Khabibah, Siti., Disertasi: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Sekolah Dasar”.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2006.

Khunaidi, A’am Rifaldi. “Penggunaan Metode Sugestopedia dengan Musik Klasik Terhadap Minat Belajar Bahasa Inggris”: Pedagogik Jurnal Pendidikan. Vol. 10 No. 5, Oktober 2015. 66.

Masriyah. Evaluasi Pembelajaran Matematika (Modul 9: Alat Ukur

Nontes). Surabaya: UNESA, 2006.

Masyriva, Sarah Maf’ul., Skripsi: “ Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Strategi Pemberian Musik dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa SMP”. Surabaya: UNESA, 2015.

Meier, Dave. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa,

2002.

Mufidah, Erna Shofia. Skripsi: “

Pengaruh Pembelajaran

Sugestopedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Sub Materi Melukis Sudut Dikelas VII-A Mts


(5)

Musthofah Canggu Mojokerto”.

Surabaya : IAIN

,

2013.

Mufidah, Lailatul., Skripsi: “Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah yang Memperhatikan Metakognisi untuk Meningkatkan Literasi Matematis Siswa SMP pada Materi SPLDV”. Surabaya: UINSA, 2015.

Murliansya, Wendi Alhimda. Skripsi:” Efektifitas Metode Sugestopedia Menggunakan Musik Klasik Terhadap Minat Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa SMPN 13 Yogyakarta”. Semarang : UNNES 2013.

Musfiroh, Takdiroatun. Adaptasi Sugestopedia untuk Rekontruksi

Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia di SMP di Kotamadya Yogyakarta.

Yogyakarta : UNY, 2011.

Mungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Prabowo. Proceeding Penelitian. Surabaya: Unipress, 2013.

Rahayu, Sri., Skripsi: “Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Melatih Kemampuan Penalaran Analogi Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Kelas IX-C SMP Negeri 2 Kepohbaru Bojonegoro”. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013.

Rahman, Muhammad., dan Sofan Amri. Strategi & Desain

Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013.

Rodiyah, Mirna Isyatir., Skipsi: “ Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional”.


(6)

Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2012.

Simanjuntak, Lisanul. Metode Mengajar Matematika. Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 1993.

S, Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.

Jakarta : Bumi Aksara, 1988.

Sumantri, Mohamad Syarif. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2015.

Suranto. Teori Belajar & Pembelajaran Kontemporer. Yogyakarta:

LaksBang PRESS indo, 2015.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah

Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013.

Suyadi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta

: Kencana Prenadamedia Group. 2010.

Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta :

PT. Prestasi Pustakarya, 2010.

Utomo, Ayad wahyu., Skipsi: “ Studi pengembangan terapi musik

islami sebagai relaksasi untuk lansia di posyandu lansia kurnia jemurwonosari surabaya “. Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2013.