Index of /ProdukHukum/kehutanan
PERATURAN
DI REKTUR JENDERAL REHABI LI TASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSI AL
NOMOR : P. 12 / V- PTH/ 2007
TENTANG
PETUNJUK TEKNI S PENI LAI AN CALON LEMBAGA SERTI FI KASI MUTU
BENI H DAN/ ATAU MUTU BI BI T TANAMAN HUTAN
DI REKTUR JENDERAL REHABI LI TASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSI AL,
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor P.07/ V-PTH/ 2007 tentang Kriteria, Standar, dan Prosedur permohonan izin untuk menjadi Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan, maka perlu menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial tentang Petunjuk Teknis Penilaian Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;
3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, I kan dan Tumbuhan;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2004;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman;
DEPARTEMEN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN
PERHUTANANSOSIAL
JAKARTA
(2)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik;
9. Keputusan Presiden Nomor 187/ M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet I ndonesia Bersatu;
10.Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik I ndonesia;
11.Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik I ndonesia;
12.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/ Kpts-I I / 2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar;
13.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/ Menhut-I I / 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah beberapa diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.71/ Menhut-I I / 2006;
14.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.10/ Menhut-I I / 2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan;
15.Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor P. 07/ V-PTH/ 2007 tentang Kriteria, Standar, dan Prosedur permohonan izin untuk menjadi Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu BibitTanaman Hutan.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial tentang Petunjuk Teknis Penilaian Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
(3)
KEDUA : Peraturan Direktur Jenderal ini menjadi dasar dalam proses penilaian calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan menjadi Lembaga Sertifikasi.
KETI GA : Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Nopember 2007
DI REKTUR JENDERAL,
I r. DARORI , MM
NI P. 080049355
Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Kehutanan;
2. Pejabat Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan; 3. Pejabat Eselon I I lingkup Direktorat Jenderal RLPS;
4. Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang Kehutanan seluruh I ndonesia;
5. Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai seluruh I ndonesia; 6. Kepala Balai Perbenihan Tanaman Hutan seluruh I ndonesia.
(4)
LAMPI RAN
PERATURAN DI REKTUR JENDERAL REHABI LI TASI LAHAN DAN
PERHUTANAN SOSI AL
NOMOR
: P. 12 / V- PTH/ 2007
TANGGAL : 27 Nopember 2007
PETUNJUK TEKNI S PENI LAI AN CALON LEMBAGA SERTI FI KASI
MUTU BENI H DAN/ ATAU MUTU BI BI T TANAMAN HUTAN
I . PENDAHULUAN
A. Latar Berlakang
Yang melatarbelakangi disusunnya petunjuk teknis penilaian calon lembaga sertifikasi mutu benih dan/ atau mutu bibit tanaman hutan sebagai berikut: 1. mutu benih tanaman hutan merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan keberhasilan pembangunan hutan tanaman;
2. untuk menentukan mutu benih dan mutu bibit sebelum beredar diperlukan sertifikasi mutu benih dan/ atau mutu bibit tanaman hutan; 3. bahwa dalam pelaksanaan sertifikasi tersebut diperlukan Lembaga
Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Bibit Tanaman Hutan;
4. sebagai tindak lanjut dari Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor P. 07/ V-PTH/ 2007 tentang Kriteria, Standar, dan Prosedur Permohonan I zin untuk menjadi Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan maka disusunlah Petunjuk Teknis Penilaian Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Petunjuk Teknis Penilaian Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan ini adalah untuk memberikan pedoman dan bimbingan mengenai teknis pelaksanaan penilaian dalam rangka penunjukan Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan. Dengan adanya Petunjuk Teknis ini diharapkan pelaksanaan penunjukan Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan akan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(5)
Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Penilaian Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan adalah :
1. Agar dalam penilaian pembentukan Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan berjalan lancer;
2. Agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengetahui prosedur penilaian pembentukan Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan.
C.
Ruang Lingkup
Petunjuk teknis ini menguraikan prosedur untuk melakukan penilaian calon lembaga sertifikasi mutu benih dan/ atau mutu bibit tanaman hutan, baik penilaian administrasi maupun teknis.
(6)
I I . PELAKSANAAN PENI LAI AN
A. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penilaian adalah terpilihnya Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan yang memenuhi kriteria dan standar yang telah ditetapkan
B. Organisasi Penilai
Penilaian dilakukan oleh Tim yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Tim Penilai terdiri dari tenaga yang meliputi unsur Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial termasuk Balai Perbenihan Tanaman Hutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan yang menangani perbenihan tanaman hutan, dan Skretariat Jenderal Departemen Kehutanan, yaitu Pusat Standarisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan.
C. Metodologi Penilaian
a. Tahapan PenilaianPenilaian permohonan untuk menjadi Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Seleksi persyaratan umum yang bersifat administratif. Tidak terpenuhinya sebagian atau seluruh persyaratan administratif permohonan dinyatakan ditolak. Pemohon dapat mengajukan kembali setelah melengkapi persyaratan yang ditentukan;
2. Seleksi persyaratan khusus berupa penilaian dan pemeriksaan lapangan yang meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana yang dimiliki;
3. Hasil penilaian dan pemeriksaan lapangan disusun dalam bentuk skoring dan dituangkan dalam Berita Acara sebagai bahan laporan kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. b. Obyek Penilaian
Penilaian meliputi administrasi dan bukti minimal kelengkapan calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan sebagaimana tercantum pada tabel 1 berikut.
(7)
Tabel 1. Matrik Kriteria dan Standar Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan
Kriteria dan Standar Bukti Minimal
Organisasi
•
Bentuk organisasi Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan dapat berupa Badan Hukum dan I nstansi PemerintahProfil I nstansi Pemerintah dan Badan Hukum yang menerangkan :
•
Struktur Organisasi I nstansi Pemerintah dan Badan Hukum beserta uraian tugas dan tanggung•
Personil pengambil keputusan berbeda dengan yang melakukan pengujian/ penilaian•
Daftar riwayat hidup : pengurus dan atau pemegang saham, staf, dan karyawan yang terlibat•
Dalam pengambilan keputusan harus transparan dan independen•
Ada prosedur dan mekanisme pengambilan keputusan untuk melakukan sertifikasi•
Ada surat pernyataan yang ditandatangani oleh pimpinan instansi pemerintah/ badan hukum yang menyatakan sanggup melaksanakan seluruh tahapan kegiatan sertifikasi sesuai Peraturan Direktur Jenderal RLPS dan bertanggung jawab atas keputusan pengeluaran sertifikasi•
Pengambil keputusan bebas dari tekanan•
Mempunyai prosedur untuk mengelola dokumen dan rekaman data selama periode tertentuAda prosedur pengelolaan dokumen dan rekaman data selama periode tertentu
•
Mempunyai kemampuan atau kelayakan keuangan dan sumber daya yang menunjang untuk proses sertifikasi (kecuali I nstansi Pemerintah)Ada neraca keuangan dalam 1 tahun terakhir
(8)
Kriteria dan Standar Bukti Minimal
Legalitas
•
Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan/ atau Mutu Bibit Tanaman Hutan kecuali instansi pemerintah harus memiliki Surat I jin Usaha Perdagangan (SI UP)•
Memiliki SK pembentukan I nstansi Pemerintah atau akte pendirian perusahaan•
Memiliki surat keterangan domisili•
Untuk I nstansi Pemerintah :- Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi
- UPTD
Copy SI UP dan NPWP yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang
Copy SK pembentukan I nstansi Pemerintah atau Copy pendirian perusahaan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang
Copy surat keterangan domisili dan dilegalisir oleh pejabat yang berwenang
Harus mempunyai disiplin ilmu di bidang perbenihan tanaman hutan
Harus mempunyai tugas pokok dan fungsi sertifikasi mutu benih dan bibit tanaman hutan
Sumberdaya Manusia
Harus memiliki tenaga yang kompeten Daftar tenaga dan pegawai yang dimiliki berkualifikasi dan berkompeten dibidangnya, dibuktikan dengan sertifikat/ surat keterangan antara lain ijazah dan sertifikat pelatihan.
Sarana/ Prasarana
Memiliki sarana prasarana pengujian/ pengukuran di bidang pengujian mutu benih atau pemeriksaan mutu bibit tanaman hutan
Daftar sarana prasarana yang dimiliki dan/ atau bukti kerjasama menggunakan sarana prasana pihak lain
(9)
Tabel 2. Kriteria dan Bobot Penilaian
No.
Kriteria
Bobot Penilaian
1.
Lembaga Sertifikasi Mutu Benih
a. Memiliki Sumberdaya Manusia (SDM) berkompeten di bidang pengujian mutu benih tanaman hutan
50 % b. Memiliki sarana prasarana pengujian mutu benih 50 % 2.
Lembaga Sertifikasi Mutu Bibit
a. Memiliki Sumberdaya Manusia (SDM)berkompeten di bidang pengujian mutu benih tanaman hutan
75 % b. Memiliki sarana prasarana pengujian mutu benih 25 %
Tabel 3. Uraian Masing-Masing Kriteria dan Skoring
No. Kriteria U r a i a n Skor
A Lembaga Sertifikasi Mutu
Benih
1. Sumberdaya Manusia Jumlah Pendidikan
(orang) Sarjana
(orang)
Non Sarjana (orang) a. Memiliki SDM
berkompe-ten (ahli, terampil, berpe-ngalaman, dan dedikasi tinggi) di bidang pengujian mutu benih tanaman hutan 4 4 4 4 4 3 2 1 - 1 2 3 100 95 90 85
4 - 4 80
b. Memiliki SDM berkompe-ten (ahli, terampil, berpe-ngalaman, dan dedikasi tinggi) di bidang pengujian mutu benih tanaman hutan 3 3 3 3 3 2 1 - - 1 2 3 90 85 80 75
c. Memiliki SDM berkompe-ten (ahli, terampil, berpe-ngalaman, dan dedikasi tinggi) di bidang pengujian mutu benih
2 2 2 2 1 - - 1 2 80 75 60
(10)
No. Kriteria U r a i a n Skor
tanaman hutan
d. Memiliki SDM berkompe-ten (ahli, terampil, berpe-ngalaman, dan dedikasi tinggi) di bidang pengujian mutu benih tanaman hutan 1 1 1 - - 1 40 25
2. Kondisi Sarana prasarana Alat/ Laboratorium
Baik Cukup a. Memiliki peralatan
peng-ambilan contoh benih, penguji kemurnian
benih* ), pengukur kadar
air (digital moisture
content/ oven, uji
kecambah* * ), timbangan
biasa (Triple Beam/
digital) dengan kapasitas min. 10 Kg, timbangan
analitis (analytic Balance)
dengan kapasitas min. 200 gram) sebanyak @ 2
(dua) unit; DCS (Dry Cool
Storage), Desikator dan
kulkas (refrigerator)
sebanyak @ 1 (satu) unit serta Buku Pedoman Pengujian mutu benih tanaman hutan. Semua Sebagian - - Sebagian Semua 100 95 90
b. Memiliki peralatan peng-ambilan contoh benih, penguji kemurnian
benih* ), pengukur kadar
air (digital moisture
content/ oven, uji
kecambah* * ), timbangan
biasa (Triple Beam/
digital) dengan kapasitas min. 10 Kg, timbangan
analitis (analytic Balance)
dengan kapasitas min. 200 gram) sebanyak @ 1
(satu) unit; DCS (Dry Cool
Semua Sebagian - - Sebagian Semua 85 80 75
(11)
No. Kriteria U r a i a n Skor
Storage), Desikator dan
kulkas (refrigerator)
sebanyak @ 1 (satu) unit serta Buku Pedoman Pengujian mutu benih tanaman hutan.
c. Memiliki peralatan peng-ambilan contoh benih, penguji kemurnian
benih* ), pengukur kadar
air (digital moisture
content/ oven, uji
kecambah* * ), timbangan
biasa (Triple Beam/
digital) dengan kapasitas min. 10 Kg, timbangan
analitis (analytic Balance)
dengan kapasitas min. 200 gram) sebanyak @ 2 (dua) unit; tempat
penyimpan benih lain* * * ),
desikator dan kulkas (refrigerator) sebanyak @ 1 (satu) unit serta Buku Pedoman Pengujian mutu benih tanaman hutan.
Semua Sebagian
-
- Sebagian
Semua
70 65 60
d. Memiliki peralatan peng-ambilan contoh benih, penguji kemurnian
benih* ), pengukur kadar
air (digital moisture
content/ oven, uji
kecambah* * ), timbangan
biasa (Triple Beam/
digital) dengan kapasitas min. 10 Kg, timbangan
analitis (analytic Balance)
dengan kapasitas min. 200 gram) sebanyak @ 2 (dua) unit; tempat
penyimpan benih lain* * * ),
desikator dan kulkas (refrigerator) sebanyak @ 1 (satu) unit serta Buku Pedoman Pengujian mutu
Semua Sebagian
-
- Sebagian
Semua
55 50 45
(12)
No. Kriteria U r a i a n Skor
benih tanaman hutan.
B. Lembaga Sertifikasi Mutu Bibit
1. Sumberdaya Manusia Jumlah Pendidikan
(orang) Sarjana
(orang)
Non Sarjana (orang) a. Memiliki SDM
berkompe-ten di bidang pengujian mutu bibit tanaman hutan
4 4 4 4 4 - 3 2 1 - 4 1 2 3 4 100 95 90 85 80 b. Memiliki SDM
berkompe-ten di bidang pengujian mutu bibit tanaman hutan
3 3 3 3 3 2 1 - - 1 2 3 90 85 80 75 c. Memiliki SDM
berkompe-ten di bidang pengujian mutu bibit tanaman hutan
2 2 2 2 1 - - 1 2 80 75 60 d. Memiliki SDM
berkom-peten di bidang pengujian mutu bibit tanaman hutan
1 1 1 - - 1 40 25 Kondisi Alat
2. Sarana Prasarana
Baik Cukup a. Memiliki alat pengukur
tinggi (pita meter),
diameter (kaliper), dan
alat hitung jumlah (hand
counters) bibit masing-masing sebanyak 5 (lima) set, serta pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan Semua Sebagian - - Sebagian Semua 100 95 90
b. Memiliki alat pengukur
tinggi (pita meter),
diameter (kaliper), dan
alat hitung jumlah (hand
counters) bibit masing-masing sebanyak 4 (empat) set, serta
Semua Sebagian - - Sebagian Semua 85 80 75
(13)
No. Kriteria U r a i a n Skor
pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan
c. Memiliki alat pengukur
tinggi (pita meter),
diameter (kaliper), dan
alat hitung jumlah bibit (hand counters) masing-masing sebanyak 3 (tiga) set, serta pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan Semua Sebagian - - Sebagian Semua 70 65 60
d. Memiliki alat pengukur
tinggi (pita meter),
diameter (kaliper), dan
alat hitung jumlah bibit (hand counters) masing-masing sebanyak 2 (dua) set, serta pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan Semua Sebagian - - Sebagian Semua 55 50 45
e. Memiliki alat pengukur
tinggi (pita meter),
diameter (kaliper), dan
alat hitung jumlah bibit (hand counters) masing-masing sebanyak 1 (satu) set, serta pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan Semua Sebagian - - Sebagian Semua 40 35 30 Keterangan :
* ). Terdiri antara lain meja kemurnian yang dilengkapi dengan scalper, loops, dll. * * ). Terdiri antara lain germinator, sprayer, pinset, cawan petri, kertas merang, dll
.
***).
Terdiri antara lain ruang dengan AC, almari/ rak penyimpan benih, dll.
(14)
I I I . PEMBAHASAN HASI L PENI LAI AN
Penilaian terdiri dari penilaian administrasi dan penilaian lapangan yang selanjutnya dilakukan pembahasan dalam rapat pleno tim untuk menetukan kelayakan calon Lembaga Sertifikasi.
A.
Perhitungan Penilaian
Perhitungan penilaian terhadap masing-masing calon Lembaga Sertifikasi adalah dengan menjumlahkan nilai standar khsusus pada masing-masing kriteria Lembaga Sertifikasi.
B.
Hasil Penilaian
Hasil penilaian merupakan penjumlahan (akumulasi) nilai SDM dengan sarana prasarana yang dimiliki calon LS pengujian mutu atau calon LS pengujian bibit tanaman hutan, menggunakan rumus umum sbb :
Y = { So X (Bo/ 100)} + { Sa X (Ba/ 100)} Dimana :
Y = Total nilai calon LS mutu benih atau bibit tanaman hutan So = nilai skor SDM
Bo = bobot penilaian SDM (% ) Sa = nilai skor sarana prasarana
Ba = bobot penilaian sarana prasarana
Pemberian sertifikat sebagai calon LS didasarkan pada besarnya total nilai minimal (
passing grade
) tertentu dan bidang/ spesialisasi yang diajukan, yaitu : a. Penguji mutu benih, apabila calon LS mendapatkan total nilai lebih besaratau sama dengan 75 (
≥
75)b. Penguji mutu bibit, apabila calon LS mendapatkan total nilai lebih besar atau sama dengan 80 (
≥
80)
C. Penetapan Hasil
Berdasarkan penilaian terhadap calon Lembaga Sertifikasi mutu benih dan mutu bibit tanaman hutan, Tim Penilai menyampaikan hasil penilaian dilengkapi dengan berita acara hasil penilaian dan usulan penunjukan Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan, selanjutnya Direktur Jenderal akan menunjuk dan menetapkan atau menolak Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan.
(15)
I V. PENUTUP
Petunjuk Teknis Penilaian Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan ini sebagai pedoman bagi tim penilai dalam menjalankan tugasnya untuk memberikan penilaian dalam rangka penunjukan Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan.
DI REKTUR JENDERAL,
I r. DARORI , MM
NI P. 080049355
(1)
No. Kriteria Skor tanaman hutan
d. Memiliki SDM berkompe-ten (ahli, terampil, berpe-ngalaman, dan dedikasi tinggi) di bidang pengujian mutu benih tanaman hutan
1 1
1 -
- 1
40 25
2. Kondisi Sarana prasarana Alat/ Laboratorium
Baik Cukup a. Memiliki peralatan
peng-ambilan contoh benih, penguji kemurnian benih* ), pengukur kadar air (digital moisture
content/ oven, uji kecambah* * ), timbangan
biasa (Triple Beam/ digital) dengan kapasitas min. 10 Kg, timbangan analitis (analytic Balance) dengan kapasitas min. 200 gram) sebanyak @ 2 (dua) unit; DCS (Dry Cool Storage), Desikator dan kulkas (refrigerator) sebanyak @ 1 (satu) unit serta Buku Pedoman Pengujian mutu benih tanaman hutan.
Semua
Sebagian
-
-
Sebagian
Semua
100
95
90
b. Memiliki peralatan peng-ambilan contoh benih, penguji kemurnian benih* ), pengukur kadar air (digital moisture
content/ oven, uji kecambah* * ), timbangan
biasa (Triple Beam/ digital) dengan kapasitas min. 10 Kg, timbangan analitis (analytic Balance) dengan kapasitas min. 200 gram) sebanyak @ 1 (satu) unit; DCS (Dry Cool
Semua
Sebagian
-
-
Sebagian
Semua
85
80
(2)
No. Kriteria U r a i a n Skor
Storage), Desikator dan kulkas (refrigerator) sebanyak @ 1 (satu) unit serta Buku Pedoman Pengujian mutu benih tanaman hutan.
c. Memiliki peralatan peng-ambilan contoh benih, penguji kemurnian benih* ), pengukur kadar air (digital moisture
content/ oven, uji kecambah* * ), timbangan
biasa (Triple Beam/ digital) dengan kapasitas min. 10 Kg, timbangan analitis (analytic Balance) dengan kapasitas min. 200 gram) sebanyak @ 2 (dua) unit; tempat penyimpan benih lain* * * ), desikator dan kulkas (refrigerator) sebanyak @ 1 (satu) unit serta Buku Pedoman Pengujian mutu benih tanaman hutan.
Semua
Sebagian
-
-
Sebagian
Semua
70
65
60
d. Memiliki peralatan peng-ambilan contoh benih, penguji kemurnian benih* ), pengukur kadar air (digital moisture
content/ oven, uji kecambah* * ), timbangan
biasa (Triple Beam/ digital) dengan kapasitas min. 10 Kg, timbangan analitis (analytic Balance) dengan kapasitas min. 200 gram) sebanyak @ 2 (dua) unit; tempat penyimpan benih lain* * * ), desikator dan kulkas (refrigerator) sebanyak @ 1 (satu) unit serta Buku Pedoman Pengujian mutu
Semua
Sebagian
-
-
Sebagian
Semua
55
50
(3)
No. Kriteria Skor benih tanaman hutan.
B. Lembaga Sertifikasi Mutu Bibit
1. Sumberdaya Manusia Jumlah Pendidikan
(orang) Sarjana (orang)
Non Sarjana (orang) a. Memiliki SDM
berkompe-ten di bidang pengujian mutu bibit tanaman hutan
4 4 4 4 4 - 3 2 1 - 4 1 2 3 4 100 95 90 85 80
b. Memiliki SDM berkompe-ten di bidang pengujian mutu bibit tanaman hutan
3 3 3 3 3 2 1 - - 1 2 3 90 85 80 75
c. Memiliki SDM berkompe-ten di bidang pengujian mutu bibit tanaman hutan
2 2 2 2 1 - - 1 2 80 75 60
d. Memiliki SDM berkom-peten di bidang pengujian mutu bibit tanaman hutan
1 1 1 - - 1 40 25 Kondisi Alat 2. Sarana Prasarana
Baik Cukup a. Memiliki alat pengukur
tinggi (pita meter), diameter (kaliper), dan alat hitung jumlah (hand counters) bibit masing-masing sebanyak 5 (lima) set, serta pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan Semua Sebagian - - Sebagian Semua 100 95 90
b. Memiliki alat pengukur tinggi (pita meter), diameter (kaliper), dan alat hitung jumlah (hand counters) bibit masing-masing sebanyak 4 (empat) set, serta
Semua Sebagian - - Sebagian Semua 85 80 75
(4)
No. Kriteria U r a i a n Skor pedoman pemeriksaan
mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan
c. Memiliki alat pengukur tinggi (pita meter), diameter (kaliper), dan alat hitung jumlah bibit (hand counters) masing-masing sebanyak 3 (tiga) set, serta pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan
Semua
Sebagian
-
-
Sebagian
Semua
70
65
60
d. Memiliki alat pengukur tinggi (pita meter), diameter (kaliper), dan alat hitung jumlah bibit (hand counters) masing-masing sebanyak 2 (dua) set, serta pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan
Semua
Sebagian
-
-
Sebagian
Semua
55
50
45
e. Memiliki alat pengukur tinggi (pita meter), diameter (kaliper), dan alat hitung jumlah bibit (hand counters) masing-masing sebanyak 1 (satu) set, serta pedoman pemeriksaan mutu fisik fisiologis dan pedoman sertifikasi mutu bibit tanaman hutan
Semua
Sebagian
-
-
Sebagian
Semua
40
35
30
Keterangan :
* ). Terdiri antara lain meja kemurnian yang dilengkapi dengan scalper, loops, dll. * * ). Terdiri antara lain germinator, sprayer, pinset, cawan petri, kertas merang, dll
.
***).
Terdiri antara lain ruang dengan AC, almari/ rak penyimpan benih, dll.
(5)
I I I . PEMBAHASAN HASI L PENI LAI AN
Penilaian terdiri dari penilaian administrasi dan penilaian lapangan yang selanjutnya dilakukan pembahasan dalam rapat pleno tim untuk menetukan kelayakan calon Lembaga Sertifikasi.
A.
Perhitungan Penilaian
Perhitungan penilaian terhadap masing-masing calon Lembaga Sertifikasi adalah dengan menjumlahkan nilai standar khsusus pada masing-masing kriteria Lembaga Sertifikasi.
B.
Hasil Penilaian
Hasil penilaian merupakan penjumlahan (akumulasi) nilai SDM dengan sarana prasarana yang dimiliki calon LS pengujian mutu atau calon LS pengujian bibit tanaman hutan, menggunakan rumus umum sbb :
Y = { So X (Bo/ 100)} + { Sa X (Ba/ 100)} Dimana :
Y = Total nilai calon LS mutu benih atau bibit tanaman hutan So = nilai skor SDM
Bo = bobot penilaian SDM (% ) Sa = nilai skor sarana prasarana
Ba = bobot penilaian sarana prasarana
Pemberian sertifikat sebagai calon LS didasarkan pada besarnya total nilai minimal (
passing grade
) tertentu dan bidang/ spesialisasi yang diajukan, yaitu : a. Penguji mutu benih, apabila calon LS mendapatkan total nilai lebih besaratau sama dengan 75 (≥ 75)
b. Penguji mutu bibit, apabila calon LS mendapatkan total nilai lebih besar atau sama dengan 80 (≥ 80)
C. Penetapan Hasil
Berdasarkan penilaian terhadap calon Lembaga Sertifikasi mutu benih dan mutu bibit tanaman hutan, Tim Penilai menyampaikan hasil penilaian dilengkapi dengan berita acara hasil penilaian dan usulan penunjukan Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan, selanjutnya Direktur Jenderal akan menunjuk dan menetapkan atau menolak Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan.
(6)
I V. PENUTUP
Petunjuk Teknis Penilaian Calon Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan ini sebagai pedoman bagi tim penilai dalam menjalankan tugasnya untuk memberikan penilaian dalam rangka penunjukan Lembaga Sertifikasi Mutu Benih dan Mutu Bibit Tanaman Hutan.