PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN TEKNIK PENDINGIN MELALUI MEDIA TRAINER AC BAGI SISWA KELAS XII TITLC SMK NEGERI 5 SURAKARTA | Sukidi | Jurnal Teknodika 6777 14409 1 SM

Peningkatan Motivasi Belajar dan
Sukidi

T

47

PENI NGKATAN M OTI VASI BELAJAR DAN KETERAM PI LAN TEKNI K
PENDI NGI N M ELALUI M EDI A TRAI NER AC BAGI SI SWA KELAS XI I TI TLC
SM K NEGERI 5 SURAKARTA

Sukidi
sukperwira@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh (1) keberhasilan dalam motivasi belajar
mata pelajaran teknik pendingin melalui penggunaan media trainer AC bagi siswa kelas XII
TITLC, (2) keberhasilan dalam keterampilan praktik mata pelajaran teknik pendingin melalui
penggunaan media trainer AC bagi siswa kelas XII TITLC. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta siswa kelasXII TITLC SMK
Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 sejumlah 29 siswa Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan media trainer AC dapat (1) dapat meningkakan motivasi belajar. Berdasarkan

sebaran angket pada siklus 2 pencapaian skor rata-rata sebesar 188.66 atau 85.75%, Sementara
indikator kinerja penelitian ini dinyatakan berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa jika
minimal 75% siswa meningkat motivasi belajar dengan skor minimal 160, (2) meningkatkan
keterampilan teknik pendingin. Hal ini terlihat dari rata-rata kelas yang meningkat setiap siklus.
Kondisi awal rata-ratanya 42.57, pada siklus 1 sebesar 72.14, dan rata-rata kelas pada siklus
2 sebesar 85.91. Pada siklus 2 atau siklus akhir ini semua siswa kompeten dalam mengikuti
pelajaran Teknik Pendingin dengan nilai minimal 75 sebagai batas kompeten.
Kata Kunci: Media Tr ainer AC, Motivasi Belajar, Keterampilan Teknik Pendingin

PENDAHULUAN
Pembelajaran diarahkan agar peserta

setelah lulus mampu menembus dunia kerja
ataupun menciptakan lapangan kerja.

didik dapat mengembangkan potensi dirinya.

K enyataan yang terj adi di lapangan

Selanjutnya hasil akhir dari semuanya adalah


menunjukkan bahwa banyak sorotan negatif

kemampuan anak yang memiliki kekuatan

yang diarahkan pada instansi pendidikan

spriritual keagamaan, pengendali an diri,

khususnya berkai tan dengan gagal nya

kepri badi an, kecerdasan, akhlak mul i a,

pendidikan dalam menyiapkan lulusannya.

serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

Pihak industri mengatakan bahwa pengelola

masyarakat, bangsa dan negara. Terutama


Sekolah Menengah Kejuruan gagal dalam

pembelaj aran pada pendi di kan kej uruan

mempersiapkan mutu lulusannya. Pernyataan

diarahkan untuk membekali peserta didik agar

negatif sering telontar mulai dari keterampilan

48

TEK N ODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015

lulusan SMK sangat rendah, kurang siap pakai,

berakibat fatal terhadap alat maupun siswa

karakternya rendah dan masih banyak lagi


itu sendiri.

komentar-komentar negatif lainnya. Sebagai

Untuk mengatasi motivasi dan keterampilan

guru tentunya merasa malu dengan pernyataan

yang rendah inilah maka perlu dilakukan

atau komentar-komentar negatif tersebut

tindakan nyata oleh guru dengan merancang

terutama yang berkaitan denga masal ah

dan membuat media trainer AC, baik AC

keterampilan siswa atau lulusan yang masih


split maupun AC window. Trainer AC ini

rendah.

selanjutnya dimanfaatkan dalam pembelajaran

Khususnyadi SMK Negeri 5 Surakartapada

untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan

kelas XII Program Keahlian Teknik Instalasi

teknik pendingin bagi siswa. Untuk mengkaji

Tenaga Listrik motivasi dan keterampilan

l ebi h dal am tentang penggunaan media

siswa masih tergolong rendah. Beberapa


trainer AC dalam meningkatkan motivasi dan

siswa kurang serius dan bahkan ada yang

keterampilan praktik, maka pada penelitian

cenderung kurang memperhatikan pelajaran

ini diajukan judul “ Peningkatan Motivasi

karena guru mengajar masih monoton dan

dan Keterampilan Praktik Teknik Pendingin

kurang memanf aatkan media yang ada.

mel al ui Penggunaan M edi a Trai ner A C

Disamping itu nilai atau keterampilan praktik


bagi Siswa kelas XII TITLC SMK Negeri 5

mata pelaj aran tersebut masih tergolong

Surakarta” .

rendah, bahkan masi h banyak yang di

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

bawah KKM yang dipersyaratkan 75. Rata-

: (1) keberhasilan dalam motivasi belajar siswa

rata siswa masih memiliki nilai di bawah

kelas XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta, (2)

75, bahkan masih ada yang memiliki nilai


keberhasilan dalam keterampilan praktik siswa

58 karena pada saat praktik tidak berhasil

kelas XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta.

dengan baik. Rendahnya motivasi diduga

Peningkatan motivasi belajar dan keterampilan

yang menyebabkan siswa kurang konsentrasi

teknik pendingin dicapai melalui penerapan

terhadap pelajaran dan akhirnya berpengaruh

media pembelajaran trainer AC.

terhadap pemahaman materi pelajaran teknik


Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya

pendingin tidak maksimal. Pemahaman siswa

(2012: 163) mengemukakan bahwa media

yang tidak maksimal atau setengah-setengah

pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan

ini selanjutnya juga diduga akan menyebabkan

yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan

proses praktik kurang sempurna, bahkan bisa

pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,

Peningkatan Motivasi Belajar dan

Sukidi

49

T

majalah, dan sebagainya.Heinich, Molenda,

dapat dilaksanakan di alam terbuka, seperti

Russell dan Smaldino (1996: 8) menyatakan

ruang aula, teras, halaman dan tempat lainnya.

bahwa media merupakan saluran komunikasi.

Gur u dapat menj el askan dengan
menunjukkan bagian dari komponen mesin

tercetak, komputer dan instruktur).


pendingin secara langsung, sedangkan siswa

Ada lagi pendapat Bretz dalam Sri Anitah

dapat melihat dan merabanya sehingga merasa

(2009: 123) yang menyatakan, bahwa media

lebih semangat untuk belajar sehingga akan

adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah,

diperoleh keterampilan yang maksimal.

jadi suatu perantara yang menghubungkan

Menurut A. Yunus dalam Heri Rahyubi

semua pihak yang membutuhkan terjadinya

(2012:v), bahwa keterampilan adalah aplikasi

suatu hubungan dan membedakan antara media

ilmu dan pengetahuan dalam praktik dan

komunikasi dan alat bantu komunikasi.

tindakan (nyata). Pembelajaran keterampilan

Berdasarkan beberapa pendapat para pakar

adalah upaya pembelajaran yang berbasis

di atas maka dapat disimpulkan bahwa media

pada dimensi motorik atau gerak. Sebenarnya

pembelajaran adalah alat dan bahan yang

hampir semua proses pembelajaran yang

berada ditengah-tengah antara guru dan siswa

dilakukan siswa melibatkan unsur gerak.

sebagai komunikasi dan dapat menggerakkan

Intensitasnya saja yang berbeda-beda, dari

keduanya dan digunakan oleg guru untuk

yang sedikit hingga yang banyak.

menyajikan, memproses dan menjelaskan

Pembelajaran keterampil an memi liki

materi pelajaran. Pada penelitian ini guru

peranan penting dalam dunia pendidikan.

telah menerakan media trainer AC dalam

Seseorang yang terampil mengaplikasikan

pembelajaran.

unsur motorik atau keterampilannya bisa

Media trainer dalam penelitian ini meliputi

menjadi pribadi yang sukses dan proesional

trainer AC window dan AC split. Kedua macam

dal am berbagai lapangan pekerj aan dan

trainer ini dirancang untuk bisa digunakan

profesi. Misalnya siswa Sekolah Menengah

kemana-mana, artinya dibuat sebagai media

Kejuruan Program Keahlia Teknik Instalasi

yang portable agar bisa dimanfaatkan tidak

Tenaga Listrik yang terampil pada bidang AC,

hanya di bengkel pendi ngi n tetapi bi sa

maka sudah barang tentu keberadaannya di

digunakan di bengkel lain, bahkan diruang

sekolah ataupun di masyarakat akan memiliki

teori juga bisa digunakan. Tidak menutup

status tersendiri. Siswa tersebut di sekolah

kemungkinan pembelajaran dengan media ini

menjadi sumber referensi teman-temannya,

50

TEK N ODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015

sedangkan di masyarakat ingkungannya sudah

perbuatan yang sama adalah karena menurut

barang tentu sering dimintai bantuan untuk

pengalaman, perbuatan itu akan mendapatkan

pekerjaan dimaksud. Siswa yang terampil

reinforcement. Paham yang lebih baru adalah

dalam bidang keahliannya dalam bahasa yang

cognitivisme. Menurut paham ini, pikiranlah

lebih umum biasanya dikatakan sebagai siswa
yang memiliki keterampilan atau kecakapan

perbuatan.

hidup (life skill). Keterampilan ini diperlukan

M ot i vasi bel aj ar adal ah k ek uatan

seseorang untuk mengadapi permasalahan

pendorong dan pengarah perbuatan belajar.

dalam bidang tertentu. Untuk menghadapi

Menurut Rukminto dalam Hamzah (2010:

AC mobil yang tidak dingin tentu diperlukan

3), yang menyatakan bahwa motif ti dak

keterampi l an tentang A C mobi l . Untuk

dapat diamati secara langsung tetapi dapat

memecahkan masalah pada AC window atau

diinterprestasikan dalam tingkah lakunya yang

AC split yang kurang dingin pasti diperlukan

berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit

keterampil an memperbai ki A C tersebut.

munculnya suatu tingkah laku tertentu.

Pembelajaran melalui trainer AC window

Ol eh karena i tu di aj ukan hi potesi s

dan AC split tersebut ternyata juga dapat

penelitian ini adalah dengan menerapkan

meningkatkan motivasi belajar siswa.

strategi pembelajaran media trainer AC secara

Motivasi merupakan dorongan baik dari

benar dapat meningkatkan (1) meningkatkan

dalam atau luar diri seseorang untuk mencapai

motivasi belajar siswa kelas XII TITLC SMK

tujuan tertentu. Asal kata motivasi adalah motif

Negeri 5 Surakarta, (2) keterampilan teknik

yang dimaksudkan sebagai kekuatan dalam

pendingin bagi siswa kelas XII TITLC SMK

diri seseorang dan akhirnya menyebabkan

Negeri 5 Surakarta.

orang tersebut bertindak atau berbuat. (Haris
Mudjiman : 2011: 39). Pendorong dalam

M ETODE

arti pemberi kekuatan yang memungkinkan

Peneli tian dilaksanakan di kelas XI I

perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam

program TITLC SMK Negeri 5 Surakarta.

arti pemberi tuntunan kepada perbuatan belajar

Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu

kearah tujuan yang ditetapkan. Menurut teori

bulan Januari dan Pebruari 2014 meliputi

Behaviorisme dalam Haris Mudjiman (2011:

uj i coba i nstrumen sampai pengambi l an

39), perbuatan merupakan respon terhadap

data. Sebagai subyek penelitian adalah kelas

pengalaman sebelumnya. Alasan melakukan

XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta yang

Peningkatan Motivasi Belajar dan
Sukidi

51

T

berjumlah 29 siswa. Jenis penelitian ini adalah

kegiatan siswa siswa dan guru dalam interaksi

penelitian tindakan kelas.

selama pembelajaran berlangsungdan (4)

M enurut K urt L ewi n dal am Wi j aya

wawancara, digunakan untuk mengetahui

Kusumah dan Dedi Dwitagama (2012: 39),

tentang kegiatan guru dalam menyampaikan

yang menyatakan bahwa penelitian tindakan

materi pelajaran.

kelas mengacu pada tahap-tahap sebagai

Teknik analisisdataadalah membandingkan:

berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,(3)

1) reduksi data, yaitu pencatatan data-data
diurakan terperi nci , dirangkum, di pi li h,
difokuskan hal-hal yang diperlukan dan sesuai
dengan rumusan masalah penelitian yang
telah ditetapkan, 2) sajian data, dilakukan
penayangan data yaitu suatu rakitan organisasi
inf ormasi yang memungkinkan penataan

membandingkan data sebelum dan sesudah
tindakan akan diperoleh laporan perkembangan
tentang peningkatan motivasi belajar dan
keterampilan teknik pendingin bagi siswa kelas
XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta tahun
pelajaran 2013/2014.Penelitian ini dinyatakan

Gambar 4. Tahap-tahap Penelitian
Tindakan Kelas

berhasil meningkatkan: (1) motivasi belajar

Metode pengumpulan data: (1) angket,

motivasi belajar dengan skor minimal 120, (2)

digunakan untuk mengetahui skor motivasi

keterampilan teknik pendingin jika 100% siswa

belajar siswa sebelum dan setelah tindakan

mencapai KKM 75.

siswa jika minimal 75% siswa meningkat

pembelajaran dilakukan, (2) tes praktik,
dilakukan untuk memperoleh data tentang

HASI L DAN PEM BAHASAN

keterampilan teknik pendingin mengenai

Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang

pengisian dan penambahan bahan pendingin,

dilaksanakan selama dua siklus dapat diringkas

(3) pengamatan, digunakan untuk mengamati

dalam tabel sebagai berikut:

52

TEK N ODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015

Tabel 7. Distribusi Frekuensi M otivasi
Belajar Teknik Pendingin

Untuk perolehan skor keterampilan teknik
pendingin juga mengalami peningkatan pada
siklus 1 terhadap kondisi awal. Peningkatan
skor keterampilan juga terjadi pada siklus 2
tehadap siklus 1. Untuk lebih jelasnya dapat
dipaparkan, bahwa rata-rata pada kondisi awal
sebesar 66.34, siklus 1 sebesar 75.24 dan pada
siklus 2 sebesar 79.57. Peningkatan rata-rata
skor keterampilan dari kondisi awal, siklus 1

di bawah ini.

keterampilan
Penggunaan medi a trainer AC untuk

peningkatan M otivasi Belajar

meningkatkan motivasi belajar dapat dijelaskan
sebagai berikut: (1)pada kondisi awal rata-rata

ada peningkatan motivasi belajar siswa dari
kondisi awal (kondisi sebel um tindakan
pembelajaran dilakukan) sampai siklus 2
(siklus akhir). Rata-rata skor motivasi kondisi
awal sebesar 70.24 atau sebesar 42.57%, ratarata skor motivasi siklus 1 sebesar 119.03 atau
72.14% dan rata-rata skor motivasi siklus 3
sebesar 141.76 atau sebesar 85.91%.

skor kelas 70.24 atau sebesar 41.02% termasuk
kategori rendah, pada siklus 1 dengan media
trainer AC window materi pengisian bahan
pendingin rata-rata kelas meningkat menjadi
119.03 atau sebesar 72.14 dengan kategori
tinggi. Pada siklus 2 menggunakan media
trainer AC split dengan materi penambahan
bahan pendingin rata-rata kelas 141.76 atau

Peningkatan Motivasi Belajar dan
Sukidi

53

T

sebesar 85.91 dengan kategori sangat tinggi.
Pada kondisi akhir atau siklus 2, 100%

bahwa setelah dilakukan tindakan melalui

meningkat skor motivasi belajarnya, (2) nilai

penggunaan media trainer, maka pada siklus

minimal motivasi belajar setiap siklus atau

1 terjadi peni ngkatan moti vasi sebesar

tahapan tindakan mengalami peningkatan.

60.03% dengan skor rata-rata 119.03. Jika

Pada kondisi awal skor minimal siswa hanya

dibandingkan terhadap siklus 1, maka pada

52 atau sebesar 31.52% dengan kategori

si kl us 2 memperol eh skor 141.76 atau

sangat rendah. Pada siklus 1 meningkat

dengan persentase peningkatan 57.79%.

menjadi 78 atau sebesar 47.27% dengan

Sementara persentase peni ngkatan skor

kategori rendah, sedangkan siklus 2 meningkat

motivasi pada siklus 2 jika dibandingkan

lagi menjadi 121 atau sebesar 73.33% dengan

terhadap kondisi sebelum dilakukan tindakan

kategori tinggi, (3) perolehan nilai maksimal

pembel aj aran sebesar 92.91%. Dengan

motivasi belajar siswa pada kondisi awal

demikian dapat dipahami bahwa penggunaan

dengan skor 86 atau sebesar 52.12% dengan

media trainer AC window maupun trainer AC

kategori rendah, setelah dilakukan tindakan

split keduanya sama-sama meningkat skor

pembelajaran pada siklus 1 meningkat menjadi

motivasinya. Disisi lain data skor motivasi

142 atau sebesar 86.06 dengan kategori sangat

pada siklus 2 menunjukkan bahwa semua

tinggi. Pada siklus 2 mengalami peningkatan

siswa meningkat motivasinya 100% dengan

lagi menjadi 154 atau sebesar 93.33% dengan

nilai minimal 121. Dengan demikian hasil

kategori sangat tinggi.

penelitian menunjukkan bahwa indikator

Selanjutnya persentase rata-rata pening-

kinerja pada peningkatan motivasi belajar

katan skor motivasi dalam tabel di atas dapat

melalui penggunaan media trainer AC telah

dipaparkan melalui gambar di bawah ini.

tercapai.
Penggunaan media trainer AC untuk
meningkatkan keterampilan teknik pendingin
belajar dapat dijelaskan bahwa pada kondisi
awal rata-rata skor kelas 66.34 termasuk
dalam kategori belum kompeten atau belum
tuntas. Setelah tindakan pada siklus 1 skornya

Gambar 7. Persentase rata-rata skor
motivasi belajar tiap siklus

meningkat menjadi 75.24 dengan kategori
kompeten atau tuntas, namun masih dalam

54

TEK N ODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015

ambang batas minimal, yaitu KKM 75. Setelah

rata skor keterampilan siklus 2 terhadap

dilakukan tindakan pada siklus 2 dengan

siklus 1 sebesar 5.44%. Pada penelitian ini
telah dilakukan tindakan hanya sampai 2

bertambah meningkat lagi menjadi 79.57

siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2. Persentase

dengan predikat atau kategori kompeten atau

peningkatan keterampilan pada siklus 2 atau

tuntas.

siklus akhir apabila dibandingkan dengan

Mengenai pencapaian dan peningkatan

kondisi awal atau kondisi sebelum dilakukan

skor keterampilan siswa pada tiap siklus dapat

tindakan pembelajaran melalui penggunaan

dilihat pada tabel di bawah ini.

media trainer A C sebesar 16.63%. Pada

Tabel 8. Persentase Peningkatan Keterampilan Teknik Pendingin

penelitian ini, skor terendah keterampilan

Persentase
Peningkatan

siswa 75 dan tertinggi 86. Bahkan dari 29
siswa yang melaksanakan praktik penambahan
bahan pendingin melalui AC split semuanya
meningkat skor keterampilannya dengan nilai
minimal 75. Dengan demikian keterampilan
tekni k pendi ngi n yang di perol eh si swa
mencapai i ndikator kinerja seperti yang
ditargetkan oleh peneliti.

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan
bahwa skor rata-rata keterampilan sebelum
dilakukan tindakan melalui media trainer
sebesar 66.34. Setelah dilakukan tindakan
pembelajaran oleh guru melalui penggunaan
medi a trai ner A C wi ndow meni ngkat
menj adi 75.25. Persentase peni ngkatan
skor keterampilan siklus 1 terhadap kondisi

Penelitian ini diperkuat oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Mohammad
Yusoof (2013: 1) yang menyatakan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan komponen
penting dari strategi untuk mengurangi dan
mencegah pekerj a anak di bawah umur
karena putus sekolah. Dalam banyak kasus,
keputusan untuk tidak mengirim anak ke
sekolah diambil oleh orang tua, mereka lebih

sikl us 1 yang di jadikan pedoman dalam
merencanakan pembelajaran pada siklus
2, maka ada peni ngkatan skor motivasi
menjadi 79.57. Persentase peningkatan rata-

suka memiliki anak-anaknya masuk tempat
kerj a karena di yaki ni duni a pendi di kan
atau sekolah tidak dapat membantu anak
dalam membangun jiwa kemandirian. Masih

Peningkatan Motivasi Belajar dan
Sukidi

55

T

menurut Muhammad Yusoof (2013: 1) yang

dalam proses belajar mengajar. Komputer

menyatakan bahwa, Berikut ini adalah tujuan

yang digunakan untuk meningkatkan kualitas

umum dari pembelajaran kejuruan : 1) untuk

pembelajaran memerlukan beaya yang lebih

memenuhi tujuan pembangunan nasional

mahal dibandingkan dengan pembelajaran

dalam pemerataan tenaga kerja, 2) pendidikan

konvensional.

yang relevan untuk memberikan kesempatan

Pada penel i ti an i ni j uga membahas

individu dalam pembangunan dalam bidang

tantangan implementasi mengintegrasikan

ekonomi, 3) untuk menyatukan keterampilan

TIK ke dalam praktik pembelajaran dan

yang dibutuhkan dengan sumber daya manusia

hambatan yang dihadapi. Oleh karena itu perlu

yang ada untuk pertumbuhan sektor ekonomi,

kebijakan dan saran untuk mengntegrasikan

4) untuk mempersiapkan lulusan yang siap

TIK ke dalam (VET). Pada penelitian ini pula

kerja, 5) untuk mengurangi ketidakseimbangan

membahas praktek belajar mengajar yang

antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.

disediakan untuk membantu para guru dalam

Penel i t i an semi sal j uga per nah

penggunaan komputer guna membantu siswa

di lakukan ol eh

memperoleh pengetahuan teoritis dan praktik.
Disini juaga disebutkan bahwa meskipun
menciptakan I CT untuk pembelajaran di
Nigeria mungkin tampak sulit, tetapi akan
meningkatkan prestasi siswa dalam pendidikan

yahoo.comdengan dengan j udul M edia

dan pelatihan kejuruan.

technol ogy and vocati onal educati on i n
Nigeria: Problems and prospects.Adapun

PENUTUP

pada penelitian ini menunjukkan tentang

Simpulan

penggunaan komputer telah menjadi kekuatan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan

pendorong dalam penyampaian pembelajaran

kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat

pada pendidikan dan pelatihan kejuruan (VET)

disimpulkan sebagai berikut:

di Nigeria. Meskipun komputer telah menjadi

1) penggunaan medi a trai ner A C pada

sumber daya yang semakin diakses untuk

mata pelajaran Teknik Pendingin dapat

pendidik yang digunakan dalam kegiatan

meningkakan motivasi belajar siswa kelas

pembelajaran, sebagian besar guru masih

XII TITLC SMK Negeri 5 Surakarta. Hal

belum bi sa tidak mengi ntegrasi kannya

ini terlihat dari temuan di kelas baik melalui

56

TEK N ODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015

angket yang disebarkan setelah kegiatan

2) Penggunaan medi a trai ner A C pada

pembelajaran maupun melalui pengamatan

mata pelajaran Teknik Pendingin dapat

proses bel aj ar mengaj ar di k el as.

meni ngkatkan keterampi l an tekni k

Berdasarkan sebaran angket pada

pendinginsiswa kelas XII TITLC SMK

siklus 2 pencapaian skor rata-rata sebesar

Negeri 5 Surakarta. Hal ini terlihat dari

188.66 atau 85.75%. Sementara indikator

rata-rata kelas yang meningkat setiap

kinerja pada penelitian ini dinyatakan

siklus. Kondisi awal rata-ratanya 42.57,

bahwaPenelitian tindakan kelas (PTK)

pada siklus 1 sebesar 72.14, dan rata-rata

ini dinyatakan berhasil meningkatkan

kelas pada siklus 2 sebesar 85.91. Pada

motivasi belajar siswa jika minimal 75%

siklus 2 atau siklus akhir ini semua siswa

siswa meningkat motivasi belajar dengan

kompeten dalam mengikuti pelajaran

skor minimal 160. Sedangkan dari temuan

Teknik Pendingin dengan nilai minimal

saat kegiatan belajar mengajar dapat

75 sebagai batas kompeten.

dijelaskan bahwa: a) siswa sangat antusias

Selanjutnya peneliti menyarankan:

mengikuti kegiatan pembelajaran melalui

bagi Siswa: 1) selama pembelajaran teori

penggunaan trainer AC seperti terlihat

maupun praktik keaktifan siswa sangat

pada lampiran foto saat mengikuti kegiatan

menentukan keberhasil an praktik, 2)

belajar mengajar di bengkel, b) siswa lebih

sebelum melakukan praktik hendakya

tekun dalam mengikuti pembelajaran

siswa memahami betul name plate dan

praktik, hal ini bisa dilihat dari data lembar

unjuk kerja dari media tainer AC, (3)

penilaian yang tediri dari beberapa item

sebelum memulai praktik siswa harus

data yang harus diisi oleh siswa sebagai

memahami job sheet dan lembar penilaian

bukti bahwa pengisian atau penambahan

agar dapat melakukan prakti k sesuai

bahan pendingin AC telah berhasil, c)

dengan tahapan-tahapan yang benar.

siswa yang pandai merasa dihargai ilmu

Bagi Guru: (1) guru hendaknya

dan keterampilannya karena sebagai

dalam kegiatan pembelajaran praktik

rujukan dan kelompoknya. Disamping

menggunakan medi a pembel aj aran

itu siswa yang kurang pandai atau kurang

yang bisa langsung didemonstrasikan

terampil merasa termotivasi karena merasa

di depan k el as/ bengk el sehi ngga

terbantu oleh teman yang pandai dan

suasana kelas/bengkel lebih hidup, (2)

terampil.

hendaknya guru menyisi pkan waktu

Peningkatan Motivasi Belajar dan
Sukidi

T

57

pada kegiatan pembukaan pembelajaran

Bagi Sekolah: (1) hendaknya sekolah

dengan memoti vasi si swa, (3) seti ap

mendorong dan memf asi l i tasi guru

guru hendaknya melakukan penel itian

untuk mel akukan penel i ti an tindakan

tindakan kelas untuk memperbaiki proses

kelas sebagai upaya untuk memperbaiki

pembelajaranya melalui media trainer

keterampilan siswa, (2) hendaknya sekolah

yang ada atau membuat trainer secara

mengadakan diklat penelitian tindakan

mandiri oleh guru dengan dibantu oleh

kelas bagi guru dengan menghadirkan nara

siswa dalam pembuatannya.

sumber yang ahli di bidang penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Haji. 2010. Teori M otivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Haris Mudjiman. 2011. Belajar M andiri (Pembekalan dan Penerapan). Surakarta, UNS: UPT
Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press).
Heinich, R., Molenda, M., Russel, D.J., & Smaldino, E. 2002. I nstructional M edia snd
Technology for Learning. Seventh Edition. New Jersey: Perntice Hall, Inc.

Heri Rahyubi. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran M otorik (Deskripsi dan
Tinjauan Kritis) . Bandung : Reerens bekerja sama dengan Nusa Media.

Sanjaya Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
http://www.ejovoc.org/june_2013.aspx : Muhammad Yusoof. Electronic Jurnal of Vocational
Colleges-June (Special I ssue). 2013. Designing Vocational Eucation (Vocational Skill)
Program

www.academicpublishingplatforms.com. 2011. Nkasiobi Silas Oguzor1, Jacinta Agbarachi
Opara2. M edia technology and vocational education. in Nigeria: Problems and prospects.