Financial Updates

PT Indofarma (Persero) Tbk. l Annual Report 2010

STRATEGIC
REALIGNMENTS

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

1

Daftar Isi | Content
2
3
4
4
5
7
8
9
10
12
14

16
20
24
30
33
35

48
49
54
57

Tema Laporan 2010
| Theme for the Year 2010 Report
Pencapaian Perusahaan 2010
| Corporate Achievement 2010
Jatidiri Perusahaan
| Corporate Identity
Visi dan Misi Perusahaan
| Corporate Vision and Mission

Sekilas Indofarma
| Indofarma, an Overview
Bagan Organisasi Indofarma
| Indofarma's Organization Chart
Ikhtisar Keuangan
| Financial Highlights
Ikhtisar Saham
| Stock Highlight
Peristiwa Penting 2010
| Important Events 2010
Laporan Dewan Komisaris
| The Board of Commissioners’ Report
Dewan Komisaris
| Board of Commissioners
Laporan Direktsi
| The Board of Directors’ Report
Direksi
| Board of Directors
Tatakelola Perusahaan
| Corporate Governance

Manajemen Risiko
| Risk Management
Tanggung Jawab Sosial Perusahan
| Corporate Social Responsibility
Pembahasan dan Analisis Manajemen
| Management’s Discussion and Analysis
36 Perspektif Umum
| General Perspective
37 Kinerja Keuangan
| Financial Performance
39 Proses Internal
| Internal Operations
41 Hubungan dengan Pelanggan
| Customer Relations
43 Pertumbuhan dan Pembelajaran
| Learning and Growth
45 Kinerja Anak Perusahaan
| Performance of Subsidiary Company
Pernyataan Komite Audit
| Statement of the Audit Committe

Laporan Auditor 2010
| Auditor’s Report for 2010
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
| Statement of the Board of Commissioners and Directors
Proil Bisnis Indofarma Global Medika
| Business Proile of Indofarma Global Medika

64 Data Perusahaan
| Corporate Information
65 Produk Kami
| Our Products
2

|

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Pencapaian Perusahaan 2010
Corporate Achievements 2010
PT INDOFARMA Tbk mencatat beberapa prestasi positif pada

2010. Di antara prestasi tersebut yang memberikan dampak
jangka panjang adalah:

PT Indofarma Tbk posted some positive achievements in 2010.
Among the achievements that give the Company long-lasting
benefits are:

• Peningkatan fasilitas produksi. Dengan rampungnya renovasi
fasilitas produksi untuk memenuhi persyaratan c-GMP, pada
2010 fasilitas produksi utama Perseroan mulai beroperasi
penuh sehingga mengurangi keharusan untuk melakukan tollout manufacturing.



Improvement of production facilities. With the completion
of production facility renovation to comply with the
requirements of c-GMP, in 2010 the Company’s main
production facility resumed its full operations, reducing the
Company’s necessity to toll-out manufacturing.


• Kerja sama R&D dengan BPPT. Perseroan menandatangani
nota kesepahaman untuk kerjasama pengembangan formulasi
sediaan topical wound healing berbahan aktif kitosan dan
ekstrak Pegagan.



Joint R&D with BPPT. The Company signed memorandum
of understanding on the development of topical wound
healing preparation containing chitosan and Pegagan
extract.

• Penyelarasan strategis. Dengan meningkatkan fungsi supplychain management, Indofarma berhasil memetakan proses
bisnis Perseroan sehingga mampu melakukan restrukturisasi
portofolio penjualan produk. Hasilnya: Perseroan berhasil
meningkatkan kinerja keuangan pada 2010.



Strategic Realignments. By improving its supply-chain

management functions, Indofarma was able to do mapping
on its business process, allowing the Company to restructure
its product sales portfolio. The result: The Company
successfully improved its financial performance in 2010.

Tema Laporan 2010
Theme of the Year 2010
PENYELARASAN STRATEGIS
Pemetaan proses bisnis yang akurat—dengan memanfaatkan
manajemen rantai pasok yang ditingkatkan—membuat Indofarma
mampu meningkatkan margin labanya melalui restrukurisasi
bertahap portofolio penjualan produk. Kami menyebut upaya
jangka panjang yang pada 2010 meningkatkan Laba Bersih
Perseroan ini Penyelarasan Strategis: Upaya berkelanjutan
penyesuaian arah dengan tren pasar masa depan.

STRATEGIC REALIGNMENTS
Accurate mapping of business process—by taking advantage of our
improved supply-chain management—enabled Indofarma to increase
its profit margin through gradual restructuring of product sales

portfolio. We called the long-term endeavor that in 2010 increased the
Company’s Net Income Strategic Realignments: Continuous efforts to
align with the future market trend.

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

3

Jatidiri Perusahaan Corporate Identity
PT Indofarma (Persero), Tbk.
Berkedudukan di Jakarta

Alamat
Kantor Pusat dan Pabrik
Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530
Telepon (021)-8832 3971
Faksimili (021)-8832 3972 – 73
http://www.indofarma.co.id
E-mail: general@indofarma.co.id
Kantor Komersial

Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis
Jakarta 13150
Telepon (021)-8590 8350
Faksimili (021)-857 4503
E-mail: general@indofarma.co.id

Pembentukan Perusahaan
11 Juli 1981, pembentukan Perum Indofarma dari Pusat Produksi Farmasi
2 Januari 1996, perubahan status menjadi PT Indofarma (Persero)
17 April 2001, menjadi perusahaan publik: PT Indofarma (Persero) Tbk.

Modal Dasar
10.000.000.000 lembar saham

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
3.099.267.500 lembar saham

Nilai Nominal

PT Indofarma (Persero), Tbk.

Headquartered in Jakarta

Address
Head Office and Manufacturing Plant
Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530
Phone (021)-8832 3971
Facsimile (021)-8832 3972 – 73
http://www.indofarma.co.id
E-mail: general@indofarma.co.id
Commercial Office
Jalan Tambak No.2, Kebon Manggis
Jakarta 13150
Phone (021)-8590 8350
Facsimile (021)-857 4503
E-mail: general@indofarma.co.id

Founded
11 July 1981, establishment of Perum Indofarma from Pusat Produksi Farmasi
2 January 1996, changing of status into PT Indofarma (Persero)
17 April 2001, became a public company: PT Indofarma (Persero) Tbk.


Authorized Capital
10,000,000,000 shares

Issued and Fully Paid Capital
3,099,267,500 shares

Nominal Price

Rp100 per lembar saham

Rp100 per share

Kepemilikan Saham

Share Ownership

Pemerintah 80,66%
Publik 19,34%

Government 80.66%
Public 19.34%

Bidang Usaha
Industri farmasi dan kesehatan

Line of Business
Pharmaceutical and Health Care Industry

Visi Perusahaan

Corporate Vision

Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada
perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi
terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

To become a company that has a significant role in improving
the quality of human life by providing solutions for public health
and welfare issues.

Misi Perusahaan

Corporate Mission

• Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga
terjangkau untuk masyarakat
• Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif
dengan prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan
tingkat prevalensi tinggi
• Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki
kepedulian, profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi.

• Providing high quality products and services in affordable
price
• Conducting innovative research and development with priority
to address the most prevalent health problems
• Improving human resources competence to raise the spirit of
compassionateness, professionalism and entrepreneurship.

4 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Sekilas Indofarma
Indofarma, an Overview
SEBAGAI salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia,
PT Indofarma (Persero) Tbk—disebut juga “Indofarma” atau
“Perseroan” — telah melayani masyarakat dengan penyediaan
obat-obatan bermutu selama hampir sembilan dasawarsa. Cikal
bakal perusahaan farmasi yang menjadi salah satu pilar penunjang
sistem kesehatan nasional ini adalah Pabrik Obat Manggarai yang
didirikan pada 1918 oleh pemerintah kolonial Belanda.

AS ONE OF the leading pharmaceutical companies in Indonesia,
PT Indofarma (Persero) Tbk—also called “Indofarma” or “the
Company”—has been serving the society for almost nine decades
by providing quality pharmaceutical products. The root of the
pharmaceutical company acknowledged as one of the pillars
supporting the national health system was Pabrik Obat Manggarai
that was established in 1918 by the Dutch colonial administration.

Pada awalnya, dengan fasilitas yang terbatas, pabrik yang masih
berada di lingkungan Rumah Sakit Pusat itu hanya memproduksi
beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama
menjadi Pabrik Obat Manggarai yang memproduksi sediaan tablet
dan injeksi dilakukan pada 1931. Pada 1942, Pabrik diambilalih
oleh Pemerintah pendudukan Jepang dan dikelola di bawah
manajemen Takeda. Pengelolaan Pabrik diserahkan kepada
Departemen Kesehatan Republik Indonesia setelah dinasionalisasi
pada 1950.

In its early years, with very limited production facilities, the Company’s
plant was located in the same area as the Central Hospital and
manufactured only ointments and bandaging gauzes. The first
development into Pabrik Obat Manggarai that produced such
pharmaceutical preparations as tablets and injections was started
in 1931. In 1942, the Company was taken over by the Japanese
occupation government and put under the management of Takeda.
Later, nationalized in 1950, the Company’s management was put
under the Department of Health, the Republic of Indonesia.

Pada 1979, mengemban tugas memproduksi obat-obat esensial
untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik Obat Manggarai
diubah jadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat nirlaba dan
masih di bawah Departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada 11
Juli 1981, dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang
diberikan, Pemerintah meningkatkan statusnya jadi Perusahaan
Umum Indonesia Farma—disingkat Perum Indofarma.

In 1979, with the special mission to produce essential drugs for public
services, Pabrik Obat Manggarai was transformed into Pusat Produksi
Farmasi, which was also non-profit in nature and still under the
Department of Health. Further development, in 11 July 1981, with
added responsibilities, the Government upgraded the Company’s
status into Perusahaan Umum Indonesia Farma—or known as
Perum Indofarma.

Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada
1988 dengan pembangunan pabrik modern berkapasitas besar
di lahan seluas 20 hektar, di kawasan Cibitung, Jawa Barat. Pada
1991, seluruh proses produksi di Manggarai, Jakarta, dipindahkan
ke satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi
persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) itu.

Another milestone in Indofarma’s history was in 1988 when the
Company started to found high capacity modern manufacturing
facilities on a-20 hectares land plot in Cibitung, West Jawa. In
1991, all production activities in Manggarai, Jakarta, were moved
to one of the first five pharmaceutical plants in Indonesia that were
awarded certification of Good Manufacturing Practices (Cara
Pembuatan Obat yang Baik, CPOB).

Untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan
meningkatkan daya saing, pada 1996 status perusahaan
ditingkatkan lagi menjadi PT Indofarma (Persero). Agar lebih
leluasa, Perseroan kemudian mengembangkan diri ke hilir hingga
merambah distribusi dan perdagangan (trading) produk farmasi
dan alat kesehatan.

To anticipate future development and enhance its competitiveness, in
1996 the Company’s status was upgraded again into PT Indofarma
(Persero). To pursue business opportunities, the Company then
expanded downstream into such businesses as distribution and
trading of pharmaceutical products and medical devices.

Selanjutnya. pada 2000, bisnis distribusi dan perdagangan
tersebut dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru
dibentuk, PT Indofarma Global Medika (IGM). Pengembangan ini
sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis
inti di bidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.

Later, in 2000, the distribution and trading businesses were
then spun-off and transferred to a newly established subsidiary
company, PT Indofarma Global Medika (IGM). This allowed
Indofarma to focus to its core business both in manufacturing and
marketing of pharmaceutical products.

Pada 2001, Indofarma melakukan penawaran umum saham kepada
masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham Perseroan (kode:
INAF) di Bursa Efek Indonesia (waktu itu Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya), sehingga resmi menjadi sebuah perusahaan
terbuka dengan nama PT Indofarma (Persero) Tbk. Dengan struktur
permodalan yang lebih kuat, Perseroan mengembangkan produksi
sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik,
melainkan juga Obat dengan Nama Dagang (OND) baik etikal
maupun OTC, obat tradisional (herbal), dan makanan kesehatan.

In 2001, Indofarma made initial public offering (IPO) and listed all
the Company’s shares (symbol: INAF) in both the Jakarta Stock
Exchange and Surabaya Stock Exchange (now merged into
the Indonesia Stock Exchange), thus officially became a public
company named PT Indofarma (Persero) Tbk. Have had stronger
capital structure, Indofarma expanded its production activities
from essential and generic drug products only to include Ownbrand Products (OND) of both ethical and OTC, traditional (herbal)
products, and even food supplements.

Memasuki pertengahan 2003, Indofarma meluncurkan program
restrukturisasi terpadu. Salah satu langkah awal yang diayun adalah
penyegaran manajemen di anak perusahaan yang paling strategis:

In the mid 2003, Indofarma launched an integrated restructuring
program. Among the first measures taken was refreshment on the
management of its most strategic subsidiary company:
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

5

PT Indofarma Global Medika (IGM) yang menangani distribusi dan
perdagangan produk Indofarma. Pada 2010, melalui restrukturisasi
lanjutan untuk mengoptimalkan seluruh fungsi bisnis Indofarma Group,
Perseroan meningkatkan portofolio penjualan produk, termasuk produk
non-Indofarma yang didistribusikan atau diperdagangkan oleh IGM.

PT Indofarma Global Medika (IGM) that handles the distribution
and trading of Indofarma's products. In 2010, through further
restructuring to optimize Indofarma Group's business functions, the
Company improved its product sales portfolio, including those of nonIndofarma products distributed or traded by IGM.

Langkah strategis ini memungkinkan IGM menurunkan proporsi
produk bermargin laba rendah yang didistribusikannya sehingga
Indofarma secara konsolidasian mampu meraih Laba Bersih
Rp12,55 miliar. Peningkatan proses bisnis yang dibukukan
Perseroan pada 2010 tercermin pula pada penurunan rasio Beban
Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih, yaitu menjadi 69,6%
dari 72,9% pada tahun sebelumnya.

The strategic measures helped IGM to reduce the proportion of
products with low profit margin it distributed, allowing Indofarma
to post Net Income of Rp12.55 billion. The Company's improved
business process in 2010 was also reflected on its lower Cost of
Goods Sold to Net Sales ratio, i.e. 69.6% compared to 72.9% in
the preceding year.

Saat ini, Indofarma memproduksi 236 item obat, 147 di antaranya
sangat aktif beredar di pasar. Dari portofolio Indofarma yang cukup
lengkap ini, 60 item adalah OND, termasuk delapan jenis obat
herbal yang telah diterima oleh masyarakat luas seperti Prolipid
dan Biovision.
Sebagai upaya memperkuat portofolio produk, selain memangkas
beberapa produk non-esensial yang menyumbang margin laba
negatif, pada 2010 Indofarma meluncurkan sembilan item produk
baru, satu di antaranya adalah OND. Dalam jangka pendek,
Indofarma akan meluncurkan lagi 21 item produk baru, termasuk
tujuh item produk branded ethical dan enam item produk OTC—
tiga di antaranya produk herbal.
Untuk memperkuat bisnis yang ada, Indofarma juga terus
berupaya menjalin aliansi strategis dengan mitra internasional
pemilik produk dan/atau teknologi, baik melalui perusahaan induk
maupun anak perusahaan. Selain itu, Perseroan juga mendorong
IGM untuk mengembangkan merek, terutama untuk produk
peralatan kesehatan (antara lain melalui sistem original equipment
manufacturer, OEM), sehingga anak perusahaan tersebut dapat
meningkatkan portofolio produknya.
Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat, Manajemen Indofarma
Group terus berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik (Good Corporate Governance, GCG). Yang tak kalah penting,
Manajemen juga senantiasa berupaya membangun kompetensi
personel yang profesional melalui program pengembangan sumber
daya manusia yang terarah, agar mampu menempatkan Indofarma
Group menjadi perusahaan farmasi terkemuka di kawasan ASEAN.

6

|

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

At present, Indofarma produces 236 items of pharmaceutical
product, among them 147 are actively distributed in the market.
Among the Company’s complete portfolio, 60 items are ONDs,
including eight widely recognize herbal products such as Prolipid
and Biovision.
To strengthen its product portfolio, aside from pruning few
non-essential products that gave negative profit margins, in
2010 Indofarma launched nine items of new products, among
them one was OND. In the short-term, Indofarma also prepared
to launch 21 items of new products, including seven items of
branded ethical and six items of OTC products—among them
three are herbal products.
To strengthen its business structure, Indofarma strives to forge
strategic alliances with international partners possessing
needed branded products and/or technologies, both through
the Holding and Subsidiary Company. In addition, the Company
also encourages IGM to develop its own brands, particularly
for medical devices (among others through original equipment
manufacturer, OEM, system), allowing the subsidiary company to
improve its product portfolio.
To develop strong business foundation, Indofarma’s Management
makes continuous efforts to consistently implement Good
Corporate Governance (GCG). More importantly, the Management
also strives to improve its personnel's professional competence
through well-planned human resources development programs,
to bring Indofarma into a leading pharmaceutical company in the
ASEAN region.

Bagan Organisasi Indofarma
Indofarma's Organization Chart

President
Director

Production
Director

General Affair &
HR Director

Marketing
Director

Finance
Director

Corporate
Secretary

Production
Unit I

Human
Resources

Group Product
Management

Information
Technology

Internal
Audit Unit

Production
Unit II

General Affair

Sales &
Marketing
Management

Accounting

Strategic
Business
Development

Engineering &
Maintenance

Finished
Product
Logistics

Marketing
Management –
OTC

Finance

Risk Management,
Compliance &
GCG

PPIC

Raw Material
Logistics

Institutional
Marketing
Management

Budgeting &
Control

Supply Chain
Management

Research &
Development

PT IGM

Marketing
Support

Quality
Assurance
Quality
Control

Procurement

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

7

Ikhtisar Keuangan

Financial Highlights
Item

Keterangan
2010

2009

2008

2007

2006
Income Statements (Rp billion)

Laporan Laba-Rugi (Rp miliar)
Penjualan bersih
Laba kotor
Laba (rugi) usaha
EBIT
EBITDA
Laba (rugi) bersih

1.047,92
318,46
56,45
45,21
57,75
12,55

1.125,05
304,64
45,91
48,01
58,07
2,12

1.478,58
333,40
63,02
40,14
49,86
5,03

1.273,16
289,95
44,71
38,19
48,37
11,08

Net sales
Gross profit
Operating income (loss)
EBIT
EBITDA
Net income (loss)

1.026,67
255,96
62,23
57,79
60,37
15,24

Balance Sheet (Rp billion)

Neraca (Rp miliar)
Jumlah Aset
Aset lancar
Aset tidak lancar
Aset tetap
Kewajiban
Kewajiban lancar
Kewajiban tidak lancar
Ekuitas

733,96
582,66
151,29
96,94
422,69
383,67
47,15
311,27

728,03
581,22
146,81
100,99
429,31
376,91
52,40
298,72

965,81
844,98
120,83
89,23
669,22
634,58
34,64
296,59

1.009,44
899,31
110,13
82,01
717,87
686,30
31,58
291,56

686,94
563,17
123,77
89,50
406,45
379,34
27,11
280,49

1,71
4,03
30,39
5,39
151,86
4,05

0,29
0,71
27,08
4,08
154,21
0,69

0,52
1,70
22,55
4,26
133,16
1,66

1,10
3,80
22,77
3,51
131,04
3,57

2,22
5,43
24,93
6,06
148,46
4,92

Financial Ratios and Other Information

Rasio Usaha dan Informasi Lain
Laba terhadap Aktiva (%)
Laba terhadap Ekuitas (%)
Margin laba kotor (%)
Margin laba usaha (%)
Rasio lancar (%)
Laba (rugi) bersih per saham (Rp)

Total Assets
Current assets
Non-current assets
Fixed assets
Liabilities
Current liabilities
Non-current liabilities
Equity

Return on Assets (%)
Return on Equity (%)
Gross profit margin (%)
Operating profit margin (%)
Current ratio (%)
Earning (loss) per share (Rp)

Capital and Stock

Modal dan Saham (Rp miliar)
Modal dasar
Modal ditempatkan

1.000,00
309,93

1.000,00
309,93

1.000,00
309,93

1.000,00
309,93

Capital stock—Authorized
1.000,00
Capital
stock—Subscribed
& Paid-up
309,93

Penjualan Bersih
Net Revenues

Laba Usaha
Operating Income

Laba Bersih
Net Income

(dalam miliar rupiah)

(dalam miliar rupiah)

(dalam miliar rupiah)

1500

100

25

80

20

60

15

40

10

20

5

1000

500

0

8

|

0

0
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10

‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10

Komposisi Kepemilikan Saham Indofarma I Indofarma’s Stock Ownership
Per 31 Desember 2010
Modal dan Saham I Capital Stock
As of 31 December 2010
Modal dasar I Authorized capital

10.000.000.000

Modal ditempatkandan disetor I Paid-up capital

3.099.267.500

Komposisi Kepemilikan I Shareholders Composition

Lembar I Shares

(%)

Pemerintah I Government

2.500.000.000

80,66

P. Sudibyo (Direktur I Director)
Masyarakat I Public

Jumlah I Total

364.000

0,02

598.903.500

19,27

3.099.267.500

100,00

Pergerakan Harga Saham Indofarma di Bursa Efek Indonesia
Indofarma’s Stock Price Fluctuation at the Indonesia Stock Exchange
120

350

2010

2011

250

Price

80
200
60
150
40
100
20

Volume of Transaction (million)

300

100

50

Mar

Feb

Jan

Dec

Nov

Oct

Sep

Aug

Jul

Jun

May

Apr

Mar

Feb

0

Jan

0

Month
Harga Penutupan I Closing Price
Volume Transaksi I Volume of Transaction

Harga Saham INAF 2009 dan 2010 I INAF Stock Price 2009 and 2010
Penutupan I Closing

Volume rata-rata I Average volume

Periode I Period

2010

2009

2010

2009

2010

2009

2010 (unit)

2009 (unit)

Semester I
Semester II

107
95

126
107

75
79

50
78

92
80

93
83

11.690.671
8.740.656

15.594.095
5.101.817

Tertinggi I Highest

Terendah I Lowest

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

9

Peristiwa Penting 2010
Significant Events 2010

10 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

20 April.
Gedung Produksi Utama Beroperasi Penuh..

20 April.
The Main Plant Resumed Its Full Operation.

Dengan rampungnya renovasi untuk memenuhi
persyaratan c-GMP, gedung produksi utama
dapat kembali beroperasi penuh. Peningkatan
ini mengurangi keharusan Perseroan untuk
melakukan toll-out manufacturing, sehingga
akan meningkatkan efisiensi proses bisnis.

With the completion of renovation to comply
with c-GMP, the Company's main plant
resumed its full operation. The improvement
reduced the Company's necessity to do tollout manufacturing, allowing higher business
process efficiency.

27 Mei.
RUPS Tahunan Indofarma

27 May.
Annual GSM of Indofarma

RUPST Indofarma menyetujui penggunaan
seluruh Laba Bersih tahun buku 2009 untuk
memperkuat struktur permodalan Perseroan.
Selain itu, RUPST juga mengangkat Dr.
Chalik Masulili, MSc sebagai Komisaris, Dr.
Nizar Yamanie, Sp.s[K] sebagai Komisaris
Independen, dan Elfiano Rizaldi sebagai
Direktur Pemasaran baru Perseroan.

Indofarma's AGSM agreed to use the Net
Income of financial year 2009 to strengthen
the Company's capital structure. In addition,
the AGSM also appointed Dr. Chalik Masulili,
MSc as the Company's Commissioner, and Dr.
Nizar Yamanie, Sp.s[K] as the Independent
Commissioners, and Elfiano Rizaldi as the
Marketing Director.

3 Agustus.
Mendapat Penghargaan SGS.

3 August.
Won a SGS Award.

Indofarma mendapat penghargaan 10 tahun
menjadi mitra PT SGS, sebuah lembaga
sertifikasi internasional. Selama jangka waktu
tersebut, Perseroan selalu lulus audit berkala
tiga tahunan, terus mempertahankan kesesuaian
sistem manajemen dan jaminan mutunya
dengan standar internasional.

Indofarma won a 10-year partnership award
from PT SGS, an international certification
institution. Throughout these years, the
Company always passes the three-yearly
audits, maintaining the compliance of its quality
management and assurance system with the
international standard.

29 September.
Nota Kesepahaman dengan BPPT.

29 September.
Memorandum of Understanding with BPPT.

Dengan penandatanganan nota kesepahaman
(MoU) untuk kerja sama Pengembangan Formulasi
Sediaan Topical Wound Healing berbahan aktif
kitosan dan ekstrak Pegagan ini diharapkan
tercipta sinergi antara lembaga riset, pemerintah
dan industri guna mendukung kemandirian dan
daya saing industri untuk kepentingan nasional.

With the signing of memorandum of
understanding (MoU) on the Development
of Topical Wound Healing Preparation
containing chitosan and Pegagan extract as
active ingredients, synergy between research
institutions, the government and industries is
expected to forge.

Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
Indofarma's BoC and BoD Reports

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

11

Laporan Dewan Komisaris
The Board of Commissioners' Report

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.
Komisaris Utama | President Commissioner

Pada 2010, Indofarma berhasil meningkatkan Laba Bersih-nya hingga mencapai 6 kali
lipat Laba Bersih tahun sebelumnya. Guna memastikan kinerja bisnis yang baik tersebut
berkelanjutan, Manajemen harus terus meningkatkan koordinasi antardepartemen sehingga
kian adaptif terhadap perubahan pasar.
In 2010, Indofarma made successful efforts in boosting its Net Income to reach six times of the
previous year's Net Income. To ensure the sustainability of the excellent business performance,
the Management should continuously improve the Company's interdepartments cordination to
make them increasingly more adaptable to market changes.
12 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Para Pemegang Saham yang Terhormat,

Dear Valued Shareholders,

PENINGKATAN berkelanjutan kondisi ekonomi makro Indonesia
selama 2010—PDB yang tumbuh 6,1%, sukubunga pinjaman Bank
Sentral yang stabil, penguatan nilai rupiah terhadap dollar AS sebesar
13%—telah memberikan harapan masa depan yang cerah. Peringkat
obligasi Indonesia BB+ yang terjaga sejak diberikan oleh Fitch Ratings
pada Januari 2010 dan peningkatan investasi asing langsung yang
mencapai 40% menjadi US$14 miliar merupakan bukti tingginya
kepercayaan dunia.

CONTINUING improvements of macroeconomic condition in
Indonesia during 2010—GDP up by 6.1%, stable Central bank lending
rate, strengthening of the rupiah against the US dollar by 13%—augur
well for the future. The Country's bond rating of BB+ that has been
maintained since it was given by Fitch Ratings in January 2010 and
the rise of foreign direct investments by some 40% to US$14 billion
were other evidences of the international conidence.

Dengan perkembangan ekonomi makro yang demikian, kinerja keuangan
Indofarma juga membaik. Kalau pada tahun sebelumnya mengalami
penurunan, Laba Usaha Perseroan meningkat 23,0%—bahkan Laba
Bersih naik hingga menjadi hampir enam kali lipatnya—dari Penjualan
Bersih yang 6,9% lebih rendah, pada 2010. Dewan Komisaris menghargai
peningkatan kinerja yang diperoleh melalui peningkatan koordinasi
lintas bidang ini. Pencapaian yang diraih tersebut menunjukkan
bahwa Direksi telah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
Selama 2010, Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan atas
kegiatan pengelolaan Perseroan yang dilaksanakan Direksi. Dalam
hal tatakelola perusahaan, kami telah memastikan ditandatanganinya
Pakta Integritas, baik oleh anggota Dewan Komisaris maupun Direksi
baru, untuk mengantisipasi adanya konlik kepentingan. Penerapan
prinsip-prinsip GCG yang bersifat dinamis dan terus ditingkatkan
oleh Perseroan antara lain tercermin pada meningkatnya skor GCG
menjadi 81,32 pada 2010 dari 77,11 pada tahun sebelumnya.
Dalam kesempatan ini, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada saudara Drs. Dwidjo
Susono dan M. Munawaroh atas sumbangsih yang diberikan selama
menjadi komisaris dan direksi. Semoga saudara berdua senantiasa
dalam lindungan Allah.
Dewan Komisaris juga menyampaikan penghargaan atas keberhasilan
Manajemen Perseroan dalam meningkatkan sistem produksi sehingga
menempatkan Indofarma menjadi satu dari sedikit perusahan farmasi
di Indonesia yang memenuhi c-GMP. Mengingat komitmen Manajemen
yang tinggi dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, kami yakin bahwa
investasi jangka panjang tersebut dilakukan secara prudent.
Akhir kata, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Direksi dan seluruh jajaran karyawan
atas dedikasi dan kerja kerasnya. Tak lupa, kami menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pemegang saham,
pelanggan, pemasok, dan seluruh mitra kerja atas dukungan dan
kerja samanya sehingga Perseroan menutup tahun 2010 dengan hasil
positif. Semoga Perseroan terus berjaya di tahun-tahun mendatang.

Under such macro-economic development, Indofarma’s inancial
performance also highly improved. Experienced decrease in the
preceding year, the Company's Operating Income rose by 23.0%—
and its Net Income even increased to almost six times—from Net
Sales that was 6.9% lower, in 2010. The Board of Commissioners
(BoC) appreciated the achievements attained through the
improvement of inter-sector coordination. The good achievement
showed that the Board of Directors (BoD) have completed their duties
diligently.
The BoC has conducted monitoring on the BoD's activities in managing
the Company throughout 2010. Regarding corporate governance, we
have ensured the signing of Integrity Pact, both by the BoC's and BoD's
new members, to prevent the conlict of interests from happening. The
implementation of GCG principles that is dynamic and continuously
improved is among others relected on the increased GCG score, i.e. to
81.32 in 2010 from 77.11 in the preceding year.
The BoC would like to take this opportunity to express our gratitude
and highest appreciation to Drs. Dwidjo Susono and Mr. M. Munawaroh
for their valued contributions during their tenure as the commissioner
and director. May Allah bless you two.
The BoC would also like to convey our appreciation to the
Management for their successful efforts in improving the Company's
production system, making Indofarma one of the few Indonesian
pharmaceutical companies complying with c-GMP. Given the
Management’s high commitment in implementing the GCG principles,
we believe that the long-term investments have been made prudently.
In closing, the BoC would like to thank the BoD and employees at all
levels for their dedication and hard works. In closing, we would like
to convey our highest appreciation to our shareholders, customers,
suppliers and all business partners for their unfailing support and
cooperation, allowing the Company to conclude the year 2010 with
a positive note. May the Company sustain such good performance in
the years to come.
Jakarta, April 2011

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.
Komisaris Utama I President Commissioner
Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 13

Laporan Dewan Komisaris
The Board of Commissioners' Report

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.
Lahir di Kotacane, 6 Juni 1945
Warga Negara Indonesia.
Komisaris Utama
| President Commissioner

Drs. Mochamad Ichsani, M.M.
Lahir di Banyuwangi, 5 Januari 1957
Warga Negara Indonesia.
Komisaris
| Commissioner

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama Indofarma sejak 2004.
Mendapatkan gelar Dokter dan ahli kesehatan masyarakat dari
Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1972 dan 1976, serta gelar
Master of Public Health dari University of Hawaii, Honolulu, pada
1977, dan gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran (dengan predikat cum
laude) dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH
meniti karir sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia,
Jakarta. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum
Pengurus Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI), Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB
IDI), Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Dokter Keluarga
Indonesia (PP PDKI), dan Ketua Umum Ikatan Lulusan Universitas
Indonesia (ILUNI). Beliau pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Direktur Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan. Saat
ini, selain menjadi Komisaris Utama Indofarma, beliau adalah Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
He has been the President Commissioner of Indofarma since 2004.
Earned Doctor in Medicine (dokter) degree and a post-graduate
degree in public health from University of Indonesia, Jakarta, in
1972 and 1976, Master of Public Health degree from University
of Hawaii, Honolulu, in 1977, and a Doctorate degree in Medicine
(graduated cum laude) from the University of Indonesia, Jakarta,
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH started his professional career as
a lecturer in his alma mater, University of Indonesia. In addition, he
had also been Chairman of National Board of Indonesian Family
Planning Association (PKBI), Chairman of Indonesian Medical
Doctor Association (PB IDI), Chairman of Indonesian Family Doctor
Association (PB PDKI), and Chairman of the University of Indonesia
Alumni Association (ILUNI). He had also been the Dean of Faculty
of Nursing University of Indonesia and Director General of Public
Health Development, Department of Health. At present, aside from
being the President Commissioner of Indofarma, he is also the
chairman of National Quarter of Scout Movement.
14 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Indofarma sejak Agustus 2006.
Meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1982, dan Magister Manajemen
bidang Manajemen Keuangan dari STIE ABI, Surabaya, pada 2003,
Drs. Mochammad Ichsani, M.M. meniti karir di bidang audit selama
26 tahun dan pernah menduduki jabatan Kepala Perwakilan BPKP
Provinsi Riau (2004–2005) dan Direktur Pengawasan Agrobisnis,
Jasa Konstruksi dan Pedagangan BPKP (2005–2006) sebelum
menduduki jabatan sebagai Inspektur Kementerian Negara BUMN
(2006–sekarang). Beliau terpilih menjadi Komisaris Perseroan pada
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPST), 31 Agustus
2006, di Jakarta.
He has been the Commissioner of Indofarma since August 2006.
Obtained a irst degree in Accounting from Gadjah Mada University,
Yogyakarta, in 1982, and Magister Manajemen specializing in
Finance Management from STIE ABI, Surabaya, in 2003.
Drs. Mochammad Ichsani, M.M. had been following career path
as an auditor for 26 years and held a position of Head of BPKP
Ofice Province of Riau (2004–2005) and Director of Agrobusiness,
Construction Industry and Trade Monitoring at BPKP (2005–2006)
before appointed as Inspector of the State Ministry of Stateowned Enterprises Affairs (2006–present). He was elected as
the Company's Commissioner at the Extraordinary General
Shareholders Meeting (E-GSM) held in 31 August 2006, in Jakarta.

Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc.
Lahir di Jakarta, 30 Januari 1951
Warga Negara Indonesia.
Komisaris
| Commissioner

Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K]
Lahir di Surabaya, 23 Desember 1951
Warga Negara Indonesia.
Komisaris Independen
| Independent Commissioner

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Indofarma sejak Mei 2010.
Meraih gelar dokter dan master di bidang Kesehatan Masyarakat
dari Universitas Indonesia, Jakarta, Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc.
meniti karir profesionalnya di Departemen Kesehatan. Beliau
pernah menduduki jabatan Direktur Rumah Sakit Koja dan Kepala
Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Sebelum menjadi Staf Ahli Menteri
Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat,
beliau pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Promosi Kesehatan
dan Kepala Pusat Jaminan dan Pembiayaan Kesehatan. Saat ini,
selain menjadi Komisaris Perseroan, beliau juga Ketua Sekretariat
Tim Pengelola Jamkesmas Pusat, Ketua Country Coordination
Mechanism (CCM) Global Fund ATM (sejak 2000) dan, di organisasi
profesional, menjadi Penasehat Asosiasi Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (Arsada, sejak 2002) dan Asosiasi Dinas Kesehatan
Seluruh Indonesia (Adinkes, sejak 2006).
He has been the Commissioner of Indofarma since May 2010.
Obtained Doctor in Medicine (dokter) and a master degrees in Public
Health from the University of Indonesia, Jakarta, Dr. H.A. Chalik
Masulili, M.Sc. started his professional career in the Department of
Health. He had been the Director of Koja Hospital and the Head of
DKI Jakarta Provincial Health Ofice. Prior to be the Expert Staff of
Minister of Health on Public Financing and Empowerment, he held
the position of the Head of the Health Promotion Center and the
Head of the Health Insurance and Financing Center. Presently, in
addition to be the Company's Commissioner, he is also the Head
of Jamkesmas Management Team Secretariat (Central Ofice), the
Country Coordination Mechanism (CCM) Head of Global Fund ATM
(since 2000) and, in the professional organization, the Advisor of
the Indonesian Hospital Association (Arsada, since 2002) and the
Indonesian Provincial Health Ofices Association (Adinkes, since
2006).

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Independen Indofarma
sejak Mei 2010. Meraih gelar dokter (pada 1982) dan spesialis
neurologi (pada 1994) dari Universitas Indonesia, Jakarta, Dr.
Nizar Yamanie, Sp.S[K] meniti karir profesionalnya sebagai dosen
di almamaternya. Beliau pernah menduduki jabatan Koordinator
Administrasi dan Keuangan Departemen Neurologi (1999–2004) dan
Kepala Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia (2005–2009). Di organisasi profesi, beliau adalah Ketua
Perhimpunan Penanggulangan Epilepsi Indonesia (PERPEI,
2002–sekarang) dan pernah menjadi Ketua I Perhimpunan Dokter
Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI, 1999 –2003). Selain menjadi
Komisaris Perseroan, beliau juga menjabat Sekretaris Tim Medis
Kementerian Indonesia (2008–sekarang).
He has been the Independent Commissioner of Indofarma since May
2010. Obtained Doctor in Medicine (dokter, in 1982) and a specialist
brevet in neurology (in 1994) from the University of Indonesia,
Jakarta, Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] started his professional career
as a lecturer in his alma mater. He had been the Administration and
Finance Coordinator of the Department of Neurology (1999–2004)
and the Head of the Department of Neurology , Faculty of Medicine,
University of Indonesia (2005–2009). In the profession organization
circles, he is the Chairman of Epilepsy Foundation of Indonesia
(PERPEI, 2002–present) and had been the Head I of the Neurologist
Association of Indonesia (PERDOSSI, 1999 –2003). Aside from the
Company's Commissioner, he also the Secretary of the Indonesian
Ministry Medical Team (2008–present).

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

15

Laporan Direksi
The Board of Directors' Report

P. Sudibyo
Direktur Utama | President Director

Peningkatan Laba Bersih yang diraih Indofarma pada 2010 terutama diperoleh melalui eisiensi proses
bisnis yang memungkinkan Perseroan menghepat biaya modal kerja. Guna memastikan kinerja bisnis
yang baik tersebut berkelanjutan, Manajemen harus terus meningkatkan manajemen rantai pasok
sehingga dapat melakukan pemantauan seluruh proses bisnis Indofarma Group secara akurat.
The extraordinary increase of Net Income reached in 2010 was largely due to the improved business process
eficiency that enabled Indofarma to highly reduce its working capital cost. To ensure the sustainability of the
excellent business performance, the Management should continuously improve the Company's supplychain management, allowing the monitoring of all Indofarma Gorup's business process.
16 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Para Pemegang Saham yang Terhormat,

Dear Valued Shareholders,

TAHUN 2010 menandai periode penting dalam sejarah Indofarma.
Pada tahun yang krusial ini, upaya penataan portofolio penjualan produk
yang dilakukan sejak tahun sebelumnya mulai memberikan hasil positif.
Minimalisasi proporsi produk yang memberikan margin laba tipis dalam
portofolio penjualan Perseroan memang menyebabkan perolehan
Penjualan Bersih 6,9% lebih rendah. Tetapi, peningkatan margin laba yang
terjadi menyebabkan Perseroan meraih Laba Bersih hampir enam kali lipat
tahun sebelumnya, yaitu menjadi Rp12,55 miliar dari Rp2,13 miliar.

YEAR 2010 marked the important period in Indofarma's history. In this
crucial year, efforts to restructure product sales portfolio made since
the previous year has begun to give positive results. Minimizing the
proportion of products that gave low proit margin in the Company's
product sales portfolio indeed resulted to a Net Sales that was 6.9%
lower. However, increased proit margin attained led the Company to
reach Net Income of almost six times of that of the preceding year, i.e.
to Rp12.55 billion from Rp2.13 billion.

Selanjutnya, mengingat sejak 2006 Laba Bersih Indofarma terus
mengalami penurunan meskipun terjadi peningkatan Penjualan
Bersih, tahun 2010 dapat dikatakan merupakan titik balik bagi
Perseroan. Koordinasi yang lebih erat antarbidang di dalam organisasi
Perseroan telah menyebabkan penurunan signiikan berbagai biaya,
terutama yang terkait modal kerja, sehingga meningkatkan margin
Perseroan laba yang, melalui penataan portofolio penjualan produk
berkelanjutan, dapat dipastikan akan terus membaik.

Furthermore, given that since 2006 Indofarma's Net Income had
been declining despite the steady increase in Net Sales, year 2010
could be said a turning point for the Company. Closer inter-sector
coordination within the Company's organization has resulted to
signiicant decrease in various expenses, particularly those related to
working capital, thereby increasing the Company's proit margin that,
through the continuous restructuring of product sales portfolio, would
certainly continue to improve.

Upaya penataan portofolio penjualan produk yang dilakukan Indofarma
dikatakan terarah karena didasarkan pada data riil yang diperoleh
melalui pemantauan lekat manajemen rantai pasok yang merupakan
integrator dalam sebuah proses bisnis yang panjang dan saling
terkait. Dengan mengupayakan peningkatan proporsi kelompok produk
yang menjanjikan margin laba dan compound annual growth rate (CAGR)
tinggi dan meminimalkan kelompok produk yang margin laba maupun
CAGR-nya rendah, Perseroan dapat melakukan Penyelarasan Strategis—
restrukturisasi portofolio penjualan produk yang sistemik dan berkelanjutan.

Indofarma’s endeavor in restructuring its products sales portfolio has
been quite well-plan for it is based on hard data obtained through close
monitoring of supply chain management which is the integrator in a long,
inter-related business processes. Through the endeavor to increase
the proportion of product groups that give both high proit margins and
compound annual growth rate (CAGR) and minimize the product group
with low proit margin and CAGR, the Company can make Strategic
Realignments—systemic, continuous restructuring of product sales
portfolio.

Pada 2010, peningkatan proporsi produk Kelompok I (menjadi sekitar
10,8% dari 7,7%) dan penurunan proporsi produk Kelompok IX
(menjadi sekitar 25,8% dari 56,4% pada tahun sebelumnya) terbukti
mempertebal Margin Laba Usaha Perseroan dari 4,08% menjadi
5,39%. Produk yang tergabung dalam Kelompok I memberikan
margin laba maupun CAGR tertinggi, sementara produk-produk
Kelompok IX memberikan margin laba dan CAGR terendah.

In 2010, the increased proportion of products belong to Group I (to
about 10.8% from 7.7%) and the reduced proportion of those belong
to Group IX (to about 25.8% from 56.4% in the previous year) proved
to fatten the Company's Operating Proit Margin to 5.39% from 4.08.
The Group I products give both the highest proit margins and CAGR,
while the Group IX products give the lowest proit margins and the
CAGR.

Selain pencapaian bottom line yang lebih baik, Indofarma juga
membukukan pencapaian lain terkait empat butir prioritas yang
menjadi fokus upaya turnaround yang dilakukan Perseroan. Secara
singkat pencapaian masing-masing prioritas tersebut adalah:

Aside from achieving a better bottom line, Indofarma also recorded
other achievements related to four points of priorities that were
the focus of turnaround efforts made by the Company. Briely, the
Company’s achievements on the four priorities are as follows:

• Portofolio Produk yang Dinamis. Pembentukan unit khusus yang
menangani manajemen rantai pasok yang ditempatkan langsung
di bawah manajemen puncak memungkinkan Indofarma untuk
terus meningkatkan dan menyesuaikan portofolio produknya
sesuai dinamika pasar. Didirikan dengan misi menjadi salah satu
pilar sistem pelayanan kesehatan nasional, Perseroan memang
tak dapat melepaskan tanggung jawabnya sebagai penyedia
obat-obat esensial. Tetapi, keberhasilan meningkatkan manajemen
rantai pasok membuat Perseroan mampu bertumbuh seraya tetap
menjalankan tanggung jawab sosialnya.

• Dynamic Product Portfolio. Establishment of a special unit
that works on supply chain management that is put directly
under the top management allowed Indofarma to continuously
improve and adjust its product portfolio, adapting with market
dynamics. Founded with the mission to become one of the pillars
of the national health care system, the Company cannot deny
its responsibility as the provider of essential drugs. However,
the Company’s successful efforts in improving its supply chain
management made the Company better able to grow while still fulill
its social responsibility.

Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk | 17

• Peningkatan Pemanfaatan Kapasitas Produksi. Telah memenuhi
persyaratan c-GMP dengan diselesaikannya renovasi fasilitas
produksi utama, Perseroan memiliki kemampuan lebih untuk
meningkatkan pemanfaatan kapasitas produksi. Sistem produksi
yang lebih baik ini bukan hanya mengurangi kebutuhan Perseroan
untuk melakukan toll-out manufacturing dan menghemat biaya.
Lebih dari itu, melalui penerapan prinsip operational excellence
secara berkelanjutan, Perseroan akan dapat mengembangkan
departemen produksi menjadi proit center di masa depan.

• Increased Production Capacity Utilization. Has been
meeting c-GMP requirements with the completion of the main
production facility renovation, the Company is better able to
increase production capacity utilization. The improved production
system does not only reduce the Company’s needs for toll-out
manufacturing and cut costs. Moreover, through continuous
implementation operational excellence principles, the Company will
be able to develop its production department a into proit center in
the future.

• Memperkuat Basis Pertumbuhan Jangka Panjang. Upaya
peningkatan eisiensi secara terpadu, termasuk di bidang keuangan
dengan memanfaatkan hasil analisis dari kegiatan manajemen
rantai pasok untuk perencanaan produksi yang lebih baik sehingga
dapat menghemat biaya modal kerja, meningkatkan kinerja bisnis
Perseroan. Peningkatan kinerja yang berkelanjutan, pada gilirannya,
akan meningkatkan basis pertumbuhan jangka panjang. Pada
2010, penyelarasan strategis yang mulai memberikan hasil positif
terhadap kinerja Perseroan memungkinkan Manajemen untuk
memperkuat Aset Perseroan yang sejak 2007 terus tergerus.
Dengan neraca keuangan yang lebih solid, basis pertumbuhan
jangka panjang diharapkan akan lebih kuat.

• Strengthening the Base of Long-term Growth. Integrated
improvement efforts, including in the inancial sector by using data
collected from the analysis on supply chain management activities
for better production planning to reduce the costs of working
capital, improve business performance. Continuous performance
improvement will in turn strengthen the base for long-term growth.
In 2010, strategic realignments that started giving positive results
on the Company’s performance enabled the Management to
strengthen the Company’s Assets that has since 2007 been
eroded. With the more solid balance sheet, the base for long-term
growth is expected to be stronger.

• Peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia (SDM), Perseroan memberikan
berbagai pendidikan dan latihan, termasuk melalui sistem training for
trainers yang mewajibkan peserta menularkan hasil pelatihan kepada
karyawan lain. Selain itu, Perseroan juga meneruskan kebijakan yang
telah diayun pada tahun sebelumnya: Memberikan beasiswa bagi

18 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

• Improving Human Resources. To improve the quality of human
resources (HR), the Company provides various education and
training, including through the training for trainers system that
requires the participants to spread the knowledge gained to
other employees. In addition, the Company also continues the
policy adopted in the previous year: Providing scholarships for



Hal yang belum tercapai hendaknya menjadi pendorong bagi insan
Indofarma untuk tetap bersemangat dan bekerja keras.

Things that have not produce results as desired should be a driving
force for Indofarma people to stay motivated and work hard.

karyawan berprestasi yang berhasil menembus program pendidikan
pascasarjana di universitas terkemuka dan merotasi karyawan
yang berpotensi dipromosikan. Program pendidikan dan pelatihan
yang terarah ini diharapkan dapat meningkatkan SDM sehingga
Perseroan mampu menghadapi tantangan yang semakin besar,
tanpa harus menambah jumlah karyawan secara signiikan.

"

outstanding employees who managed to enroll post-graduate
program at a leading university and rotating would-be promoted
employees. The well-plan education and training programs are
expected to improve human resources, enabling the Company to
weather greater challe