JAK Vol.1 No.2 Agustus 2011

ISSN: 2301-4717
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2011

Jurnal
Akuntansi
dan Keuangan
93

109

Analisis Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba
Edy Zuliar

119

Pengaruh Etika Kerja Islam dan Profesionalisme Terhadap Komitmen
Organisasi
Studi pada Internal Auditor BUMN di Kota Banda Aceh
Rahmawaty






Pengaruh Penerapan Good Governance Terhadap Penyusunan Anggaran
Berbasi Kinerja pada Pemerintah Aceh
Rita Mutia dan Nuritriana



129

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas
Masa Depan
Jen Surya

139

Belief System, Diagnostic Control System, Interactive Control System,
Organizational Learning dan Kinerja Organisasi
Tubagus Ismail


153

Inluence of Organization Commitment and Application of SFAS No. 45
to Quality of Financial Statements Non Govermental Organizations (NGOs)
in Aceh Utara District
Sri Mulyati, Darwanis dan Usman Bakar

165

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Hubungan Antara Partisipasi
Penganggaran dengan Kinerja Manajer
Studi pada Bank Syari’ah Kota Banda Aceh
Evi Mutia dan Hilmi



JURUSAN AKUNTANSI
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh


Jurnal Akuntansi
dan Keuangan
ISSN: 2301-4717
VOLUME 1, NOMOR 2, AGUSTUS 2011
HALAMAN 93 – 171
Terbit 2 kali dalam setahun pada setiap bulan Februari dan Agustus, berisi tulisan yang diangkat dari hasil-hasil penelitian maupun pemikiran bidang akuntansi dan atau keuangan
yang relevan bagi pengembangan profesi dan praktek akuntansi di Indonesia
EDITORS
M. Haykal (Chief of Editor)
Hilmi (Managing Editor)
Muammar Khaddai, Amru Usman
Hendra Raza, Mursyidah
Rita Mutia, Naz’aina
Iswadi, Yurina



REVIEWERS
Ade Fatma Lubis
Universitas Sumatera Utara


Adi Zakaria Afif
Universitas Indonesia



Erlina
Universitas Sumatera Utara

Fachruzzaman
Universitas Bengkulu



Julli Mursyida
Universitas Malikussaleh

Islahuddin
Universitas Syiah Kuala




Kamil Md. Idris
School of Accountancy UUM-Malaysia

Murhaban
Universitas Malikussaleh



Rini Indriani
Universitas Bengkulu

Syukri Abdullah
Universitas Syiah Kuala



TB. Ismail
Universitas Tirtayasa


Wahyuddin
Universitas Malikussaleh



Zaafri Husodo
Universitas Indonesia
EDITORIAL SECRETARY
Rayyan Firdaus
Harry Hassan Masyarafah
Kusnandar Zainuddin
EDITORIAL OFFICE
Gedung Jurusan Akuntansi FE-Unimal
Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe
Telp/Fax. 0645-40210/0645-40211
Email: jak@fe-unimal.org

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN diterbitkan sejak Februari 2011
Oleh Jurusan Akuntansi FE-Unimal

Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain.
Naskah diketik rapi sesuai kebijakan editorial (lihat dihalaman belakang jurnal)
di atas kertas HVS A4 spasi ganda dengan jumlah 30 – 40 halaman.
Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format.

Daftar Isi
Pengaruh Penerapan Good Governance Terhadap Penyusunan Anggaran
Berbasi Kinerja pada Pemerintah Aceh
Rita Mutia dan Nuritriana

93-107

Analisis Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba
Edy Zuliar

109-117

Pengaruh Etika Kerja Islam dan Profesionalisme Terhadap Komitmen
Organisasi
Studi pada Internal Auditor BUMN di Kota Banda Aceh

Rahmawaty

119-128

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas
Masa Depan
Jen Surya

129-137

Belief System, Diagnostic Control System, Interactive Control System,
Organizational Learning dan Kinerja Organisasi
Tubagus Ismail

`139-151

Inluence of Organization Commitment and Application of SFAS No. 45
to Quality of Financial Statements Non Govermental Organizations (NGOs)
in Aceh Utara District
Sri Mulyati, Darwanis dan Usman Bakar


153-163

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Hubungan Antara Partisipasi
Penganggaran dengan Kinerja Manajer
Studi Pada Bank Syari’ah Kota Banda Aceh
Evi Mutia dan Hilmi

165-171

JurNAl1 AKuNtANsi
dAN
KeuANgAN
Volume
Nomor 2, Agustus
2011
issN : 2301-4717

Jurnal
Akuntansi

dan2,Keuangan
93
Volume
1, Nomor
Agustus 2011

p 93-107

PENGARUH PENERAPAN GOOD GOVERNANCE
TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS
KINERJA PADA PEMERINTAH ACEH
ritA MeutiA1 dAN NurFitriANA2
1

Dosen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Dosen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan good governance yang

terdiri dari akuntabilitas, transparansi, partisipasi masyarakat, eisiensi dan efektivitas
terhadap penyusunan anggaran berbasis kinerja pada instansi Pemerintah Aceh. Penelitian ini
menggunakan seluruh populasi yang dijadikan objek penelitian (sensus) dan yang dijadikan
responden adalah para pejabat yang terlibat dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja yang
berjumlah 39 responden dari bidang program dan pelaporan di masing-masing instansi. data
yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada
para pejabat berdasarkan tingkatannya yang dianalisis dengan model regresi linear berganda
(Multiple Linier Regression). Kemudian pengujian hipotesis ini dilihat berdasarkan nilai
koefesien regresi untuk mengetahui pengaruh penerapan good governance terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja secara individu (parsial) maupun secara simultan (bersama-sama).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel akuntabilitas, transparansi,
partisipasi masyarakat, eisiensi dan efektivitas mempunyai koefesien sebesar 0.194, -0,360,
0.953, 0.115 yang tidak sama dengan beta. Hasil ini juga serupa dengan pengujian secara
parsial. Berdasarkan hasil penelitian, maka secara simultan variabel akuntabilitas, transparansi,
partisipasi masyarakat, eisiensi dan efektivitas berpengaruh terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja. Secara parsial variabel akuntabilitas, transparansi, partisipasi masyarakat,
eisiensi dan efektivitas juga berpengaruh terhadap penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Keywords: Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja, Akuntabilitas, Transparansi,
Partisipasi Masyarakat, Eisiensi dan Efektivitas.

LATAR BELAKANG
Otonomi daerah ditandai dengan adanya
reformasi dalam kebijakan keuangan negara
melalui penetapan tiga peraturan di bidang
keuangan negara. Ketiga peraturan tersebut
adalah uu Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, uu Nomor 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, dan uu
Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan tanggung Jawab Keuangan
Negara. Kebijakan keuangan negara mengubah
secara drastis sistem penganggaran di indonesia
yang salah satunya adalah perubahan proses
penyusunan anggaran yang lama yaitu sistem
anggaran line-item dan incremental menjadi
sistem anggaran berbasis kinerja (performance
based budgeting). Hal ini juga dipertegas oleh
Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagri)

Nomor 59 tahun 2007 yang mengatur tentang
pedoman pengelolaan keuangan daerah bahwa
sistem yang dianut dalam APBd adalah anggaran
yang berbasis kinerja.
sancoko,
dkk
(2008)
menyatakan
bahwa “Anggaran berbasis kinerja ini lebih
menitikberatkan pada segi manajemen anggaran,
yaitu dengan memperhatikan baik dari segi
ekonomi dan keuangan pelaksanaan anggaran,
maupun dari hasil isik yang dicapai. Untuk
mengevaluasi eisiensi pelaksanaan kegiatan,
maka prosedur anggaran ini dikaitkan secara
ketat dengan sistem akuntansinya sehingga dari
setiap pengeluaran dapat ditentukan besarnya
prestasi yang harus dicapai.”
di lain pihak, otonomi daerah juga
mengharuskan pemerintah daerah menerapkan
prinsip- prinsip good governance yang menyeluruh
dan terpadu. Good governance banyak menjadi

94 ritA MeutiA dAN NurFitriANA

sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih
demokratis dalam pemerintahan. Masyarakat
mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka
peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh
instansi pemerintah. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat.
Oleh karena itu, tuntutan itu merupakan hal
yang wajar dan sudah seharusnya direspon
oleh pemerintah dengan melakukan perubahanperubahan yang terarah pada terwujudnya
penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
yang mampu meningkatkan kualitas pelayanan
publik agar lebih eisien dan responsif terhadap
kebutuhan, potensi maupun karakteristik di
daerah masing-masing.
dalam konteks penyusunan anggaran sektor
publik, penerapan good governance merupakan
suatu hal penting yang harus diterapkan,
mengingat anggaran sektor publik merupakan
hal substansial dalam terwujudnya kualitas
pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
Permendagri No 25 tahun 2009 tentang pedoman
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
daerah (APBd) tahun anggaran 2010 menyatakan
bahwa dalam penyusunan program dan kegiatan
guna mencapai sasaran pembangunan daerah,
wajib menerapkan prinsip penyusunan anggaran
berbasis kinerja yaitu akuntabilitas, transparansi,
partisipasi masyarakat, eisiensi dan efektivitas
yang semuanya merupakan cerminan dari prinsipprinsip good governance.
Oleh karena itu, pada tahap penyusunan
anggaran berbasis kinerja yang merupakan tahap
awal dalam pengelolaan keuangan daerah harus
dilakukan dengan akuntabel, transparan, dan
memperhatikan partisipasi masyarakat tanpa
mengurangi eisiensi dan efektivitas untuk
mencapai sasaran pembangunan yang baik.
Namun,pada tahap ini aparatur pemerintah
masih memakai cara-cara lama dalam menyusun
program dan kegiatan yaitu mengajukan program
yang sebanyak-banyaknya, seindah-indahnya,
dan kadang-kadang tidak didasarkan pada
informasi ketersediaan sumber daya daerah dan
arah pembangunan nasional (Zetra, 2009).
selain itu, rahayu, dkk (2007) juga
menyatakan bahwa kebijakan akhir Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

bentuk anggaran tidak dapat diakses informasinya
oleh masyakat. Hal ini menunjukkan ruang
gerak aksesabilitas masyakat terhadap informasi
tentang program/kegiatan dan kebijakan yang
akan dilaksanakan masing-masing satuan Kerja
perangkat daerah (sKPd) tidak terbuka lebar.
terkait dengan hal tersebut semua, sudah
sewajarnya aparatur pemerintah menerapkan
good governance serta prinsip-prinsipnya
dalam menyusun anggaran berbasis kinerja
yang merupakan sistem anggaran terbaru yang
diharapkan dapat menciptakan akuntabilitas,
transparansi, eisiensi dan efektivitas dan
mendorong adanya partisipasi dari masyarakat.
tanpa melibatkan akuntabilitas, transparansi,
partisipatif, eisiensi dan efektivitas, maka akan
sangat sulit untuk mendapatkan output dan
outcome yang relevan dengan yang dibutuhkan
masyarakat.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penerapan good
governance terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja yang dilakukan pada instansi
Pemerintah Aceh.
Berdasarkan latar belakang sebelumnya,
maka yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah akuntabilitas, transparansi, partisipasi
masyarakat, eisiensi dan efektivitas
berpengaruh terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja?
2. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja?
3. Apakah transparansi berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja?
4. Apakah partisipasi masyarakat berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran berbasis
kinerja?
5. Apakah eisiensi dan efektivitas berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran berbasis
kinerja?
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai :
1. Pengaruh
akuntabilitas,
transparansi,
partisipasi
masyarakat,
eisiensi
dan
efektivitas terhadap penyusunan anggaran

Volume 1 Nomor 2, Agustus 2011

2.
3.
4.
5.

berbasis kinerja.
Pengaruh akuntabilitas terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja.
Pengaruh transparansi terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja.
Pengaruh partisipasi masyarakat terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Pengaruh eisiensi dan efektivitas terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja.
TINJAUAN TEORITIS

Good Governance
Menurut
dokumen
United
Nations
Development Program (uNdP) yang dikutip
oleh Renyowijoyo (2008: 18) mendeinisikan
governance sebagai: “the exercise of political,
economic, and administrative authority to manage
a natio’s affair at all levels”. selanjutnya menurut
Nawangsih (2002), good governance merupakan
function of governing salah satunya mengandung
prinsip untuk memberikan pelayanan masyarakat
yang baik oleh jajaran birokrasi dalam segala
aspek kehidupan. terkait dengan masalah
tersebut, maka good governance adalah masalah
mendasar yang harus secara serius dikejar oleh
jajaran birokrasi pemerintah.
Menurut Krina P (2003: 7) good governance
diartikan dengan tata pemerintahan yang baik dan
berwibawa. good governance adalah mekanisme
pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial
yang substansial dan penerapannya untuk
menunjang pembangunan yang stabil dengan
syarat utama eisien) dan (relatif) merata.
dengan berbagai pengertian yang dijelaskan
sebelumnya, maka good governance merupakan
suatu paradigma yang dituntut untuk diaplikasikan
dalam suatu pemerintahan guna mewujudkan
pemerintahan yang seimbang antara pemerintah
dan masyarakat serta pemerintahan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance sendiri.
Prinsip-Prinsip Good Governance
a. Akuntabilitas
Mardiasmo (2002: 20) mendeinisikan bahwa
akuntabilitas publik merupakan kewajiban pihak
pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, dan mengungkapkan segala

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 95

aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya kepada pihak pemberi amanah
(principal) yang memiliki hak dan kewenangan
untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
Sedangkan, Danin (2005: 7) mendeinisikan
akuntabilitas sebagai kejelasan fungsi, struktur,
sistem,
dan
pertanggungjawaban
organ
perusahaan sehingga pengeloalaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
Ahdiyana (2008) menyimpulkan jika
akuntabilitas berhubungan dengan kewajiban dari
institusi atau aparat yang bekerja di dalamnya
untuk membuat kebijakan atau melakukan
tindakan yang sesuai dengan nilai yang berlaku
maupun kebutuhan masyarakat. Akuntabilitas
publik menuntut adanya pembatasan tugas
yang jelas dan eisien dari para aparat. Krina P
(2003: 10) menyebutkan akuntabilitas bermakna
pertanggungjawaban
dengan
menciptakan
pengawasan melalui distribusi kekuasaan
pada berbagai lembaga pemerintah sehingga
mengurangi penumpukkan kekuasaan sekaligus
menciptakan kondisi saling mengawasi (checks
and balances sistem).
b. transparansi
transparansi merupakan salah satu prinsip
dari good governance. transparansi dibangun
di atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh
proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan
informasi perlu diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus
memadai agar dapat dimengerti dan dipantau
(Coryanata, 2007). Kemudian danin (2005: 7)
mendeinisikan transparansi sebagai keterbukaan
informasi, baik dalam proses pengambilan
keputusan maupun dalam mengungkapkan
informasi material dan relevan.
Krina P (2003: 15) menyatakan bahwa
transparansi adalah prinsip yang menjamin
akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasilhasil yang dicapai. selanjutnya, Krina P (2003:
15) juga menjelaskan bahwa prinsip transparansi
memiliki dua aspek, yaitu: (1) komunikasi publik
oleh pemerintah, dan (2) hak masyarakat terhadap

96 ritA MeutiA dAN NurFitriANA

akses informasi. Transparansi yakni adanya
kebijakan terbuka bagi pengawasan.
Coryanata (2007) menjelaskan bahwa
anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif
dikatakan transparansi jika memenuhi beberapa
kriteria berikut:
1. terdapat pengumuman kebijakan anggaran
2. tersedia dokumen anggaran dan mudah
diakses
3. tersedia laporan pertanggungjawaban yang
tepat waktu
4. terakomodasinya suara/usulan rakyat
5. Terdapat sistem pemberian informasi kepada
publik
c. Partisipasi Masyarakat
Krina P (2003: 20) menyebutkan partisipasi
adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak
untuk terlibat dalam pengambilan keputusan di
setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara langsung atau secara
tidak langsung. sedangkan Ahmadi (2002)
dalam Coryanata (2007) menyatakan partisipasi
masyarakat merupakan kunci sukses dari
pelaksanaan otonomi daerah karena dalam
partisipasi menyangkut aspek pengawasan dan
aspirasi. Pengawasan yang dimaksud di sini
termasuk pengawasan terhadap pihak eksekutif
melalui pihak legislatif.
Krina P (2003: 21) menjelaskan jika dalam
rangka penguatan partisipasi masyarakat,
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah :
1. Mengeluarkan informasi yang dapat diakses
oleh publik.
2. Menyelenggarakan proses konsultasi untuk
menggali dan mengumpulkan masukanmasukan dari stakeholders termasuk aktivitas
warga negara dalam kegiatan publik.
3. Mendelegasikan
otoritas
tertentu
kepada pengguna jasa layanan publik
seperti
proses
perencanaan
dan
penyediaan bagi kegiatan masyarakat.
d. Eisiensi dan Efektivitas
Pengertian eisiensi terdapat dalam Kohler’s
Dictionary of Accountants yang dikutip oleh

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Alini (2010:27) yang berarti “kemampuan relatif
untuk memproduksi pada tingkat hasil tertentu
dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan
dengan produsen lain atau memproduksi pada
tingkat biaya tertentu untuk menghasilkan
jumlah produk yang lebih tinggi”. Curristine, et.
al (2007) menyatakan eisiensi sebagai “costs
per unit of output. The measurement of eficiency
requires quantitative information on costs (or
physical inputs) and outputs of public service
provision.”
Menurut Mardiasmo (2002:132) menyatakan
bahwa pengertian eisiensi berhubungan erat
dengan konsep produktivitas. Selanjutnya
Mardiasmo (2002:134) juga menjelaskan
eisiensi merupakan perbandingan antara output
yang dihasilkan dengan input yang dikeluarkan.
Jika output yang dihasilkan lebih besar, maka
semakin tinggi tingkat eisiensi yang dicapai dan
itu berarti penggunaan dana dilakukan dengan
optimal.
Pengertian efektivitas berhubungan dengan
pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil
guna). lebih lanjut lagi (Mardiasmo, 2002:132).
selanjutnya, Mardiasmo (2002:134) menyatakan
jika efektivitas merupakan ukuran berhasil
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan, maka
organisasi tersebut dikatakan telah berjalan
dengan efektif. Efektivitas merupakan hubungan
antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang
harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan
dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely)”.
Sedangkan Bastian (2006:280) menjelaskan
efektivitas adalah keberhasilan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Efektivitas berhubungan antara output dan
tujuan, dimana efektivitas diukur berdasarkan
seberapa jauh tingkat output, kebijakan dalam
prosedur organisasi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”.
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
a. Anggaran
secara umum anggaran adalah rencana
kuantitatif yang meliputi aspek keuangan dan
non keuangan. Menurut Halim (2002: 158)
bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah

Volume 1 Nomor 2, Agustus 2011

(APBd) adalah rencana operasional pemerintah
daerah yang dituangkan dalam rupiah, yang
menunjukkan estimasi pendapatan (penerimaan)
guna memenuhi belanja (pengeluaran) tersebut
untuk suatu periode tertentu. sedangkan menurut
uu No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
pasal 1 (8) Anggaran Pendapatan dan Belanja
daerah (APBd) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh
dewan Perwakilan rakyat daerah.
b. Kinerja
Curristine (2005) menyatakan kinerja adalah
hasil dari aktivitas yang dilaksanakan yang
berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
tujuannya adalah untuk menguatkan pemerintah
dalam mencapai tujuan mereka.
Kinerja juga merupakan gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/
program/kebijakan organisasi dalam mewujudkan
tujuan organisasi, outcome hasil kerja organisasi
dalam mewujudkan tujuan strategis yang
ditetapkan organisasi, kepuasan pelanggan, serta
kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat (Suprasto, 2006).
c. Anggaran Berbasis Kinerja
secara teori, sancoko, dkk (2008) menjelaskan
jika prinsip anggaran berbasis kinerja adalah
anggaran yang menghubungkan anggaran negara
(pengeluaran negara) dengan hasil yang diinginkan
(output dan outcome) sehingga setiap rupiah
yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatannya. Performance based budgeting
dirancang untuk menciptakan eisiensi, efektivitas
dan akuntabilitas dalam pemanfaatan anggaran
belanja publik dengan output dan outcome yang
jelas sesuai dengan prioritas nasional sehingga
semua anggaran yang dikeluarkan dapat
dipertangungjawabkan secara transparan kepada
masyarakat luas. sementara Nispen dan Johan
(2006) juga menyatakan bahwa anggaran berbasis
kinerja sebagai bentuk dari penganggaran yang
berkaitan dengan dana yang dialokasikan untuk
hasil yang dapat diukur.
d. Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan anggaran berbasis kinerja,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 97

menurut direktorat Jenderal Anggaran (ditjen
Anggaran) ada empat hal yang harus dilakukan,
yaitu:
1. Menyusun rencana strategic yang mencakup:
Pernyataan visi dan misi, rumusan tentang
tujuan dan sasaran, uraian tentang cara
mencapai tujuan dan sasaran, yang terdiri dari
program dan kegiatan/subkegiatan.
2. Menentukan indicator kinerja yang dimulai
dengan masukan (Input) adalah sumber
daya yang digunakan dalam suatu proses
untuk menghasilkan keluaran yang telah
direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.
Keluaran (Output) adalah sesuatu yang terjadi
akibat proses tertentu dengan menggunakan
masukan yang telah ditetapkan. Hasil
(Outcome) adalah suatu keluaran yang dapat
langsung digunakan atau hasil nyata dari
suatu keluaran. Manfaat (Beneit) adalah nilai
tambah dari suatu hasil yang manfaatnya akan
nampak setelah beberapa waktu kemudian.
dampak (Impact) pengaruh atau akibat
yang ditimbulkan oleh manfaat dari suatu
kegiatan.
sancoko, dkk (2008: 13) menjelaskan
dalam penyusunan indikator harus jelas
(clear), relevan (relevant) atau sejalan
dengan pencapaian tujuan organisasi, dapat
tersedia dengan biaya yang ada (economic),
mempunyai dasar yang cukup untuk
ditetapkan (adequate), dan dapat dimonitor
keberhasilannya (monitorable).
3. Evaluasi dan pengambilan keputusan atas
program/kegiatan yang dianggap menjadi
prioritas. dilakukannya pemilihan dan
prioritas program/kegiatan mengingat sumber
daya yang terbatas.
4. Pada sistem anggaran berbasis kinerja, setiap
usulan program dan kegiatan serta anggarannya
perlu dinilai kewajarannya. Analisis standar
Biaya (AsB) merupakan standar biaya suatu
program/kegiatan sehingga alokasi anggaran
menjadi lebih rasional. standar satuan harga
(ssH) adalah harga satuan setiap unit
barang/jasa yang berlaku disuatu daerah yang
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

98 ritA MeutiA dAN NurFitriANA

Paradigma Penelitian
a. Pengaruh Akuntabilitas terhadap Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja
dalam konteks penyusunan anggaran
berbasis kinerja, penerapan akuntabilitas
menyajikan informasi yang jelas mengenai
tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh
masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang
dianggarkan. Hasil penelitian irawan (2009)
menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh
dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja.
dengan demikian, pemerintah daerah harus
menyelenggarakan pencatatan dan pelaporan
anggaran yang bertanggung jawab melalui
pengawasan yang ketat.
b. Pengaruh transparansi terhadap Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja
transparan dalam penyusunan anggaran
berbasis kinerja berarti setiap dokumen
Pelaksanaan Penganggaran satuan Kerja
Pemerintah daerah (dPA-sKPd) sebagai
bagian dari APBd hendaknya dapat memberikan
informasi yang jelas tentang kelompok sasaran,
capaian kinerja, masukan, keluaran, hasil dan
manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian rahayu,
dkk (2007) yang menunjukkan jika pemerintah
daerah harus membuka akses informasi bagi
masyarakat untuk mengetahui tentang anggaran
daerah yang disusun.
c. Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
Partisipasi dan peranan masyarakat dalam
menyusun anggaran sangat diperlukan dalam
memberikan masukan-masukan agar pemerintah
mempunyai pemetaan tentang kebutuhan
masyarakat. segala keputusan yang diambil harus
didasarkan pada pertimbangan yang matang
dengan selalu memperhatikan kepentingan
masyarakat banyak. Hasil penelitian rahayu,
dkk (2007) menemukan jika tingkat partisipasi
masyarakat masih rendah. Oleh sebab itu,
partisipasi masyarakat harus terus ditingkatkan
bukan hanya pada pengajuan usulan program/
kegiatan saja.
tidak berbeda dengan hasil penelitian rahayu,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

dkk (2007), hasil penelitian irawan (2009)
juga menemukan adanya pengaruh partisipasi
masyarakat dalam menyusun anggaran berbasis
kinerja. dengan demikian, partisipasi masyarakat
juga berperan dalam penyusunan anggaran daerah
untuk mencapai hasil yang lebih baik.
d. Pengaruh Eisiensi dan Efektivitas Terhadap
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
setiap kegiatan yang direncanakan harus
mempertimbangkan efektivitas dalam pencapaian
kinerjanya dan eisien dalam pengalokasian
anggarannya. Anggaran berbasis kinerja
pada dasarnya adalah sistem penyusunan dan
pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi
pada pencapaian hasil kinerja. Kinerja tersebut
harus mencerminkan eisiensi dan efektivitas
pelayanan publik, yang berarti harus berorientasi
pada kepentingan publik.
Penelitian rahayu, dkk (2007) menunjukkan
jika perilaku kurang eisien dan efektif juga
masih ditemukan dalam proses penyusunan
anggaran yang banyak ditemukan ketidaksesuaian
harga dengan standar yang telah ditetapkan
dan ketidaksesuaian kebutuhan untuk kegiatan
tersebut. selanjutnya, irawan (2009) dalam
penelitiannya
menyatakan
jika
eisiensi
berpengaruh dalam penyusunan anggaran
berbasis kinerja. dengan demikian, maka
eisiensi dan efektivitas sangat berpengaruh
dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja
untuk mencapai hasil yang baik.
e. Pengaruh
Akuntabilitas,
transparansi,
Partisipasi
Masyarakat,
Eisiensi
dan Efektivitas
Terhadap
Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan anggaran atau rencana Anggaran
satuan Kerja (rAsK) oleh setiap satuan unit
kerja masing-masing, good governance yang
terdiri dari akuntabilitas, transparansi, partisipasi
masyarakat, eisiensi dan efektivitas sangat
diperlukan guna menciptakan suatu kebijakan
yang sesuai dengan harapan masyarakat. Hal
ini sesuai dengan penelitian irawan (2009) yang
menemukan jika akuntabilitas, transparansi,
partisipasi masyarakat, eisiensi dan efektivitas
berpengaruh terhadap penyusunan anggaran

Volume 1 Nomor 2, Agustus 2011



Jurnal Akuntansi dan Keuangan 99

Akuntabilitas

transparansi


Penyusunan Anggaran
Berbasis Kinerja
Partisipasi Masyarakat
Eisiensi dan Efektivitas
Gambar 1 Skema Paradigma Penelitian

berbasis kinerja. dengan demikian, penerapan
good governance yang terbagi dalam akuntabilitas,
transparansi, partisipasi masyarakat, eisiensi
dan efektivitas sangatlah perlu diterapkan dalam
penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini
adalah:
H1: Akuntabilitas, transparansi, partisipasi
masyarakat, eisiensi dan efektivitas
berpengaruh terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja
H2: Akuntabilitas
berpengaruh
terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja
H3: transparansi
berpengaruh
terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja.
H4: Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja
H5: Eisiensi dan Efektivitas berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran berbasis
kinerja.

kabag), kepala subbagian/ kepala subbidang/
kepala seksi (kasubbag/kasubbid/ kasi), atau
para staf di bidang program dan pelaporan yang
berada di instansi Pemerintah Aceh. Jumlah
responden untuk setiap instansi adalah satu orang
dan jumlah keseluruhan adalah 39 orang dari
semua instansi Pemerintah Aceh

METODE PENELITIAN

Data dan Teknik Pengumpulan Data
data digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer, yang diperoleh dengan melakukan
penelitian lapangan (ield research), yaitu dengan
cara melakukan penelitian langsung terhadap
responden. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengedarkan kuesioner yang berisi
pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan
variabel yang diteliti. Responden diminta untuk
menentukan alternatif pilihan jawaban mereka
terhadap masing-masing pertanyaan/pernyataan
terkait. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
langsung menyerahkan kuesioner pada responden
yang dituju dengan pertanyaan-pertanyaan
terstruktur.

Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 39 sKPA
yang terdiri dari 1 sekretariat daerah, 1 sekretariat
DPRA, 17 dinas, 16 lembaga teknis daerah, dan
4 sekretariat lembaga keistimewaan Aceh. dalam
penelitian ini, seluruh populasi dijadikan objek
penelitian (sensus) dan yang menjadi responden
adalah pejabat yang terlibat langsung pada proses
penyusunan anggaran berbasis kinerja yang
terdiri dari kepala bidang/kepala bagian (kabid/

Deinisi dan Operasional Variabel
a. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah penyusunan anggaran berbasis kinerja
yang meliputi input, output, dan outcome.
elemen indikatornya dilakukan oleh deputi
Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan
daerah direktorat Pengawasan Penyelenggaraan
Keuangan Wilayah iii tahun 2005. Variabel ini
diukur menggunakan skala interval dari sangat

100 ritA MeutiA dAN NurFitriANA

tidak setuju ke sangat setuju dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 5.
b. Variabel independen (X)
Variabel independen dalam penelitian ini
adalah penerapan prinsip good governance
yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi,
partisipasi masyarakat, eisiensi dan efektivitas.
Pertimbangan diambilnya variable-variabel
ini dari karakteristik good governance adalah
karena variabel tersebut sering diungkapkan oleh
para pakar untuk dilibatkan dalam penyusunan
anggaran.
1. Akuntabilitas (X1)
Variabel akuntabilitas menyatakan bahwa
setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintah
dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka
oleh pelaku kepeda pihak-pihak yang terkena
dampak penerapan kebijakan. Pengukuran
variabel akuntabilitas ini indikatornya diukur
dengan menggunakan instrument yang
telah dikembangkan oleh Peters (2000) dan
tjokromidjojo (2001) yang dikutip oleh Krina
P (2003). Variabel ini diukur menggunakan
skala interval dari sangat tidak setuju ke
sangat setuju dengan rentang nilai antara 1
sampai dengan 5.
2. transparansi (X2)
Variabel transparansi mengungkapkan yakni
adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.
Menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi
tentang penyelenggaraan pemerintahan,
yakni informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan dan pelaksanaanya, serta hasilhasil yang dicapai. Pada indikator transparansi,
pengukuran dimensi yang digunakan pada
penelitian ini adalah pengembangan dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Fletcher,
Minoge, Levy (2001), Asian Development
Bank (1999), dey (2001) yang dikutip
oleh Krina P (2003). Variabel ini diukur
menggunakan skala interval dari sangat tidak
setuju ke sangat setuju dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 5.
3. Partisipasi Masyarakat (X3)
Variabel partisipasi masyarakat menyatakan
bahwa setiap orang memiliki hak untuk
terlibat dalam pengambilan keputusan disetiap

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

kegiatan penyelengaraan pemerintahan.
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara lansung atau secara
tidak lansung. Partisipasi dibutuhkan dalam
memperkuat
demokrasi,
meningkatkan
kualitas dan efektivitas layanan publik.
indikator atau elemen dan alat ukur pada
dimensi partisipasi masyarakat dikembangkan
oleh beberapa peneliti, diantaranya Petter
(2001), Gustmann, Sound Development
Management (1999), dan Hill &Hupe (2002)
yang dikutip oleh Krina P (2003). Variabel
ini diukur menggunakan skala interval dari
sangat tidak setuju ke sangat setuju dengan
rentang nilai antara 1 sampai dengan 5.
4. Eisiensi dan Efektivitas (X4)
Eisiensi menggambarkan hubungan antara
masukan sumber daya oleh suatu unit
organisasi (misalnya: staf, upah, biaya
administrasi) dan keluaran yang dihasilkan.
Sedangkan efektivitas menggambarkan
bahwa suatu program atau kegiatan telah
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dimensi eisiensi dan efektivitas instrument
indikatornya dari Mardiasmo (2002) dan
penelitian yang dilakukan oleh Wardhani
(2008). Variabel ini diukur menggunakan
skala interval dari sangat tidak setuju ke
sangat setuju dengan rentang nilai antara 1
sampai dengan 5.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Sumarni dan Wahyuni (2006: 65-66)
menyatakan bahwa validitas menunjukkan sejauh
mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokan suatu
alat untuk mengukur apa yang diukur. untuk
menghitung koeisien korelasi digunakan teknik
Product Moment Correlation. Suliyanto (2006:
149) mengatakan bahwa apabila nilai korelasi
hitung (r hitung) lebih besar daripada nilai
korelasi tabel (r tabel) pada tingkat keyakinan
95%, maka item-item pertanyaan tersebut valid.
Sumarni dan Wahyuni (2006: 66) menjelaskan
jika reabilitas menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur konsisten atau memiliki kemantapan
dalam penggunaannya, baik ditinjau dari waktu
ke waktu maupun dari kondisi satu dengan
kondisi yang lain. reliabilitas menunjukkan

Volume 1 Nomor 2, Agustus 2011

sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukurannya diulang dua
kali atau lebih. Pengukuran reliabilitas terhadap
instrumen penelitian ini menggunakan teknik
Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dianggap
reliabel jika nilai alphanya lebih besar dari 0.50
(Jogiyanto, 2008:142).
Metode Analisa Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan alat analisis regresi berganda.
Adapun bentuk matematis analisis regresi
berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
dimana:
Y
= Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
α
= Konstanta
β1-β4 = Koeisien regresi
X1 = Akuntabilitas
X2 = transparansi
X3 = Partisipasi masyarakat
X4 = Eisiensi dan Efektivitas
e = Error term
Rancangan Pengujian Hipotesis
untuk menguji hipotesis pertama (H1) yaitu
pengaruh variabel independen secara bersamasama (simultan) terhadap variabel dependen,
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (Ha)
H01 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 ; Akuntabilitas,
transparansi, partisipasi masyarakat, eisiensi
dan efektivitas secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja.
Ha1 : paling sedikit ada satu βi (i = 1,2,3,4)
≠ 0 ; Akuntabilitas, transparansi, partisipasi
masyarakat, eisiensi dan efektivitas secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja.
2. Menentukan kriteria penerimaan dan
penolakan hipotesis
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
adalah sebagai berikut:
Jika βi (i=1,2,3,4) = 0 : H0 diterima.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan101

Jika paling sedikit ada satu βi (i=1,2,3,4) ≠ 0 :
H0 ditolak.
H0 diterima artinya variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen, sedangkan H0 ditolak berarti
variabel independen
secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
untuk menguji hipotesis kedua, ketiga,
keempat, dan kelima(H2, H3, H4, dan H5) yaitu
pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (Ha)
Hipotesis Kedua (H2)
H02 : β1 = 0 ; Akuntabilitas tidak berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja
Ha2 : β1 ≠ 0 ; Akuntabilitas
berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja
Hipotesis Ketiga (H3)
H03 : β2 = 0 ; transparansi tidak berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja
H a3 : β2 ≠ 0 ; Transparansi
berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja
Hipotesis Keempat (H4)
H04 : β3 = 0 ; Partisipasi
masyarakat
tidak
berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja
Ha4 : β3 ≠ 0 ; Partisipasi masyarakat berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja.
Hipotesis Kelima (H5)
H05 : β4 = 0 ; Eisiensi dan efektivitas tidak
berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja
Ha5 : β4 ≠ 0 ; Eisiensi
dan
efektivitas
berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja.
2. Menentukan

kriteria

penerimaan

dan

102 ritA MeutiA dAN NurFitriANA

penolakan hipotesis
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
adalah sebagai berikut:
Jika βi (i=1,2,3,4) = 0 : H0 diterima.
Jika βi (i=1,2,3,4) ≠ 0 : H0 ditolak.
H0 diterima artinya variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel
dependen,
sedangkan H0 ditolak berarti variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Deskripsi dan Analisa Data
setelah kuesioner selesai diisi oleh
responden, peneliti mengambil kembali untuk
selanjutnya ditabulasikan dan diolah dengan
menggunakan software computer melalui
Program Statistic Package for Social Science
(SPSS) versi 17.00 dan Microsoft Excel.
Penyebaran dan pengembalian kuesioner
dilakukan dalam waktu 3 (tiga) minggu. Jumlah
kuesioner yang dibagikan kepada responden
sebanyak 39 kuesioner, dan semua kuesioner
dinyatakan kembali dan dapat diolah.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dapat dilihat pada
tabel 1.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas data dalam penelitian
ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan
menggunakan uji Pearson Correlation dengan
bantuan sPss 17.0. setiap item pertanyaan
dinyatakan valid jika nilai korelasi hitung > nilai
kritis atau mempunyai nilai signiikan untuk
semua item pertanyaan di bawah 5%. Hasil uji
validitas dapat dilihat pada Tabel 2.
untuk mengukur keandalan kuesioner
yang digunakan, maka dalam penelitian ini
digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach
Alpha dengan bantuan sPss 17.0. Hasilnya
menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini reliable (dapat diandalkan)
karena nilai alphanya lebih besar dari 0.50
(Jogiyanto, 2008:142), sebagaimana ditunjukkan
pada tabel 3.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Analisis Hubungan Akuntabilitas,
Transparansi, Partisipasi Masyarakat,
serta Eisiensi dan Efektivitas terhadap
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
pada Pemerintah Aceh
Hubungan
akuntabilitas,
transparansi,
partisipasi masyarakat, serta eisiensi dan
efektivitas terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja pada Pemerintah Aceh dapat
dilihat pada hasil pengolahan data dengan
menggunakan peralatan statistik berganda seperti
terlihat dari bagian output sPss pada tabel 4.
dari bagian output sPss pada tabel 4
keterkaitan antara akuntabilitas, transparansi,
partisipasi masyarakat, serta eisiensi dan
efektivitas terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja pada Pemerintah Aceh dapat
dituliskan dalam persamaan dibawah ini.
Y = 15,242 + 0,194X1 0,360X2+0,953X3+0,115X4
Berdasarkan persamaan tersebut
dapat
diketahui hasil penelitian sebagai berikut:
Hubungan antara akuntabilitas, transparansi,
partisipasi masyarakat, serta eisiensi dan
efektivitas terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja pada Pemerintah Aceh sangat
erat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koeisien
korelasi (R) sebesar 0,760 (lebih besar dari
0,50). Selanjutnya nilai koeisien determinasi
(r2) sebesar 0,578, mengartikan 57,8% variasi
variabel penyusunan anggaran berbasis kinerja
dapat dijelaskan oleh variabel akuntabilitas,
transparansi, partisipasi masyarakat, serta
eisiensi dan efektivitas, sedangkan sisanya
sebesar 42,2% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Nilai
Adjusted (R2) sebesar 0,528, yang mengartikan
bahwa besar atau kecilnya pengaruh terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja ditentukan
oleh akuntabilitas, transparansi, partisipasi
masyarakat, serta eisiensi dan efektivitas.
Pengujian Hipotesis
a. Pengujian secara simultan (Bersama-sama)
Pengujian secara simultan dilakukan untuk

Volume 1 Nomor 2, Agustus 2011

Jurnal Akuntansi dan Keuangan103

Tabel 1
Karakteristik Responden
No
1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan

Frekuensi

Persentase
(%)

Jenis Kelamin:
• laki-laki
• Perempuan

29
10

74,4
25,6

total

39

100

usia
• < 39 tahun
• 40-49 tahun
• 50 -59 tahun

13
19
7

33,3
48,7
17,9

total

39

100

Pendidikan terakhir:
• sMu/sMK
• s1
• s2

1
26
12

2,6
66,7
30,8

total

39

100

lama tugas:
• < 2 tahun
• 2-5 tahun
• 6-10 Tahun
• > 10 Tahun

2
4
3
30

5,1
10,3
7,7
76,9

total

39

100

Jabatan:
• Kabag
• Kepala sub Bagian
• Kabid
• Kasubbid
• Kasi
• Staf

5
14
4
2
10
4

12,8
35,9
10,3
5,1
25,6
10,3

total

39

100

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Keputusan yang diambil
berdasarkan ketentuan bahwa jika paling sedikit
ada satu di antara βi (i= 1,2,3,4) ≠ 0, maka
secara simultan (bersama-sama) akuntabilitas,
transparansi, partisipasi masyarakat, eisiensi
dan efektivitas berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja, maka (H0 ditolak).
Tabel 4 menunjukkan bahwa semua koeisien
variabel independen (akuntabilitas, transparansi,
partisipasi masyarakat, eisiensi dan efektivitas)
tidak sama dengan nol (β1=0,19, β2= -0,360,
β3=0,953 dan β4= 0,115). Hal ini menunjukkan
bahwa secara simultan variabel akuntabilitas,
transparansi, partisipasi masyarakat, eisiensi
dan efektivitas berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja, sehingga penelitian ini
menolak H01 dan menerima Ha1.

b. Pengujian secara Parsial
- Pengaruh Akuntabilitas terhadap Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai koefesien
variabel akuntabilitas (X1) sebesar 0,194. Hasil
perhitungan ini menunjukkan bahwa β1 ≠
0. Dengan demikian, secara parsial variabel
akuntabilitas berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja, sehingga penelitian
ini menolak H02 dan menerima Ha2.
- Pengaruh transparansi terhadap Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai koefesien
variabel transparansi (X2) sebesar -0,360.
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa β1
≠ 0. Dengan demikian, secara parsial variabel
transparansi berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja, sehingga penelitian
ini menolak H03 dan menerima Ha

104 ritA MeutiA dAN NurFitriANA

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 2
Hasil Uji Validitas
Item Pertanyaan
AK1
AK2
AK3
AK4
AK5
AK6
AK7
AK8
AK9
ti1
ti2
ti3
ti4
ti5
PM1
PM2
PM3
PM4
PM5
PM6
PM7
PM8
ee1
ee2
ee3
ee4
ee5
EE6
ee7
ee8
ee9
ee10
PABK1
PABK2
PABK3
PABK4
PABK5
PABK6
PABK7
PABK8
PABK9
PABK10
PABK11
PABK12

Koeisien
Korelasi
0,587
0,369
0,534
0,767
0,572
0,605
0,781
0,798
0,697
0,669
0,555
0,635
0,803
0,497
0,735
0,551
0,537
0,768
0,420
0,785
0,428
0,806
0,626
0,712
0,892
0,402
0,792
0,858
0,618
0,540
0,471
0,533
0,731
0,720
0,703
0,791
0,723
0,674
0,732
0,645
0,625
0,413
0,792
0,507

Nilai Kritis r
n=39
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Akuntabilitas (X1)
transparansi (X2)
Partisipasi Masyarakat (X3)
Eisiensi Dan Efektivitas (X4)
Penyusunan Anggaran Berbasis
Kinerja (Y)

Jumlah
Item
9
5
8
10
12

Cronbach alpha

Keterangan

0, 817
0, 626
0,755
0,844

reliabel
reliabel
reliabel
reliabel

0,892

reliabel

Volume 1 Nomor 2, Agustus 2011

Jurnal Akuntansi dan Keuangan105

Tabel 4
Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
Persamaan Regresi Linier Berganda
Y = 15,242 + 0,194X1 - 0,360X2+0,953X3+0,115X4
Nama Variabel
B
15,242

Konstanta (a)
Akuntabilitas (X1)

transparansi (X2)
Partisipasi Masyarakat (X3)
Efektivitas dan Eisiensi (X4)
Koeisien Korelasi (R)=0,760(a)
Koeisien Determinasi (R2) = 0,578
Adjusted (R2) = 0,528

0,194

standar error
13,313
0,423

-0,360
0,808
0,953
0,174
0,115
0,200
a. Predictor: (Constant):
Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi Masyarakat,
Efeisiensi dan Efektivitas
b. Dependent Variabel:
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja

-

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai koefesien
variabel partisipasi masyarakat (X3) sebesar
0,953. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa
β1 ≠ 0. Dengan demikian, secara parsial variabel
partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja, sehingga
penelitian ini menolak H04 dan menerima Ha4.
- Pengaruh Eisiensi dan Efektivitas terhadap
Penyusunan Anggaran Berbasis
Kinerja
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai koefesien
variabel eisiensi dan efektivitas (X4) sebesar
0,115. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa
β1 ≠ 0. Dengan demikian, secara parsial variabel
eisiensi dan efektivitas berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja, sehingga
penelitian ini menolak H05 dan menerima Ha5.
KESIMPULAN
1. Akuntabilitas,
transparansi,
partisipasi
masyarakat, eisiensi dan efektivitas secara
simultan berpengaruh terhadap penyusunan
anggaran berbasis kinerja.
2. Akuntabilitas secara parsial berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran berbasis
kinerja.
3. transparansi secara parsial berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran berbasis
kinerja.
4. Partisipasi masyarakat secara parsial
berpengaruh terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja.

5. Eisiensi dan efektivitas secara parsial
berpengaruh terhadap penyusunan anggaran
berbasis kinerja.
Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada
instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data yang berupa kuesioner tertutup, dan sifat dari
kuesioner yang subjektif, sehingga jawaban yang
diberikan reponden terbatas pada pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Hal
ini akan menimbulkan masalah jika jawaban
responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya
yang berakibat pada biasnya hasil dari penelitian
ini. Keadaan ini merupakan hal yang tidak dapat
dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti
REKOMENDASI
Untuk menambah referensi penelitian
selanjutnya, ada beberapa saran yang
dikemukakan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan variabel yang sama,
penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada
instansi pemerintahan yang terdapat di 33
kabupaten/kota lainnya di indonesia. Hal
ini dimaksudkan agar kesimpulan yang
dihasilkan dari peneliti sekarang memiliki
cakupan yang lebih luas dan tidak hanya pada
satu daerah saja.
2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan
menambah beberapa variabel lain, misalnya
disiplin anggaran, keadilan, rasional dan
terukur, karena berdasarkan hasil uji regresi
diketahui bahwa 57,8% variasi variabel

106 ritA MeutiA dAN NurFitriANA

penyusunan anggaran berbasis kinerja
dapat dijelaskan oleh variabel akuntabilitas,
transparansi, partisipasi masyarakat, eisiensi

REFERENSI
Adhiyana,
Marita.
(2008)
“Mekanisme
Akuntabilitas LOD Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta”. Spirit Publik. Vol 4, No.2:
169-184.
Alini. (2010) “Eisiensi dan Efektivitas
Pengelolaan
Pajak
Daerah
dalam
Peningkatan PAD di Kota Banda Aceh”.
Skripsi, Universitas Syiah Kuala.
Bastian, Indra, (2006), Akuntansi Sektor
Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit
erlangga.
Coryanata, isma. (2007) Akuntabilitas,
Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi
Kebijakan Publik sebagai Pemoderating
Hubungan Pengetahuan Dewan tentang
Anggaran dan Pengawasan Keuangan
Daerah (APBD). Makasar: simposium
Nasional Akuntansi X.
Curristine, teresa. (2005). “Government
Performance:Lessons and Challenges.”
OECD Journal on Budgeting. Volume 5
– No. 1.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

dan efektivitas, sedangkan sisanya sebesar
42,2% dipengaruhi oleh variabel yang tidak
digunakan dalam penelitian ini.

Halim, Abdul. (2002), Akuntansi Keuangan
Daerah. edisi Pertama. Jakarta: Penerbit
salemba empat.
Husin, Dasmi. (2006) “Pengaruh Penerapan
Good Governace Terhadap Kinerja
Penyusunan RAPBD Prov NAD”. tesis,
Universitas Syiah Kuala
irawan, Aidil Yudi.
(2009) “Pengaruh
Penerapan Good Governace Terhadap
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja di
Kabupaten Aceh Singkil ”. Tesis, Universitas
syiah Kuala.
Jogiyanto, H. M. 2008. Metodologi Penelitian
Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Krina P, loina lalolo, 2003, Indikator dan Alat
Ukur Prinsip Akuntabilitas Transparansi &
Partisipasi. Jakarta: sekretariat Good Public
Governance. Bappenas.
Mardiasmo. (2002), Akuntansi Sektor Publik.
Yokyakarta: Penerbit Andi.
Menteri dalam Negeri, Peraturan Menteri Nomor
59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.

Curristine, teresa, Zsuzsanna lonti dan isabelle
Joumard. (2007). “Improving Public Sector
Eficiency: Challenges and Opportunities.”
OECD Journal on Budgeting. Volume 7
– No. 1.

---------------------, Peraturan Menteri Nomor 25
tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2010.

danin, Mas Achmad, (2005), Good Corporate
Governance. Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia. Jakarta: Penerbit
ray indonesia.

Nawangsih, Ami. (2002) “Penyajian Laporan
Keuangan dan Neraca pada Sektor Publik
Sebagai Salah Satu Pendukung dalam
Mewujudkan Good Governance”. Jurnal
Indonesia Membangun

deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan
Keuangan daerah. direktorat Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan daerah Wilayah
3 (2005) Pedoman Penyusunan Anggaran
Berbasis Kinerja (Revisi).

Nispen, Frans K.M. van dan Johan J.A. Posseth
(2006) “Performance Budgeting in the
Netherlands: Beyond Arithmetic”. OECD
Journal on Budgeting. Volume 6 – No.4

direktorat Jenderal Keuangan (2009) Anggaran
Berbasis Kinerja I. Jakarta Pusat:
departemen Keuangan r