JAK Vol.3 No.1 Februari 2013

ISSN: 2301-4717
Volume 3, Nomor 1, Februari 2013

Jurnal
Akuntansi
dan Keuangan
1

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Persentase Penawaran Saham
terhadap Initial Return Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering
(IPO) di Bursa Efek Indonesia
Evi Mutia

13

Relevansi Nilai Laba Akuntansi pada Aksi Stock Split
Pendekatan Model Harga dan Return
Linda dan Endang Surasetyo Ningsih

25


Pengaruh Rasio Keuangan dan Struktur Good Corporate Governance
Terhadap Financial Distress Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Islahuddin dan Reza Malasy

37

Pengaruh Pengungkapan Lingkungan dan Kinerja Lingkungan terhadap
Kinerja Keuangan pada Perusahaaan HPH/HPHTI, Pertambangan Umum
dan Migas yang Terdaftar di BEI
Syawal Harianto dan Khairul Ikhsan

47

Analisis Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe
M. Haykal

65

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Pengendalian Intern

terhadap Slack Anggaran
Survey pada Aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah dan Pidie Jaya

Zulkarnaini

81

The Effect of Budgetary Participation and Budget Adequacy
on Individual Performance with Job Satisfaction as an Intervening Variable
Hendra Raza

93

Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Tahun 2008-2010
Aida Yulia dan Cut Darmawati

103


Pengaruh Pajak Penghasilan dan Rasio Proitabilitas terhadap Tindakan
Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011
Lilis Maryasih dan Raihan Maulinar

115

Otonomi Daerah di Indonesia
Masalah dan Penyelesaiannya
Faisal

JURUSAN AKUNTANSI
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

Jurnal Akuntansi
dan Keuangan
ISSN: 2301-4717
VOLUME 3, NOMOR 1, FEBRUARI 2013
HALAMAN 1 – 122
Terbit 2 kali dalam setahun pada setiap bulan Februari dan Agustus, berisi tulisan yang

diangkat dari hasil-hasil penelitian maupun pemikiran bidang akuntansi dan atau keuangan
yang relevan bagi pengembangan profesi dan praktek akuntansi di Indonesia

EDITORS
M. Haykal (Chief of Editor)
Hilmi (Managing Editor)
Muammar Khaddai, Amru Usman
Hendra Raza, Mursyidah
Rita Mutia, Naz’aina
Iswadi, Yurina


REVIEWERS
Ade Fatma Lubis
Universitas Sumatera Utara
Erlina
Universitas Sumatera Utara
Julli Mursyida
Universitas Malikussaleh
Kamil Md. Idris

School of Accountancy UUM-Malaysia
Rini Indriani
Universitas Bengkulu
TB. Ismail
Universitas Tirtayasa
Zaafri Husodo
Universitas Indonesia

Adi Zakaria Afif
Universitas Indonesia
Fachruzzaman
Universitas Bengkulu
Islahuddin
Universitas Syiah Kuala
Murhaban
Universitas Malikussaleh
Syukri Abdullah
Universitas Syiah Kuala
Wahyuddin
Universitas Malikussaleh


EDITORIAL SECRETARY
Rayyan Firdaus
Harry Hassan Masyarafah
Kusnandar Zainuddin
EDITORIAL OFFICE
Gedung Jurusan Akuntansi FE-Unimal
Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe
Telp/Fax. 0645-40210/0645-40211
Email: jak@fe-unimal.org

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN diterbitkan sejak Februari 2011
Oleh Jurusan Akuntansi FE-Unimal
Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain.
Naskah diketik rapi sesuai kebijakan editorial (lihat dihalaman belakang jurnal)
di atas kertas HVS A4 spasi ganda dengan jumlah 30 – 40 halaman.
Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format.

Daftar Isi
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Persentase Penawaran Saham

terhadap Initial Return Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO)
di Bursa Efek Indonesia
Evi Mutia

1-12

Relevansi Nilai Laba Akuntansi pada Aksi Stock Split
Pendekatan Model Harga dan Return
Linda dan Endang Surasetyo Ningsih

13-23

Pengaruh Rasio Keuangan dan Struktur Good Corporate Governance
Terhadap Financial Distress Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Islahuddin dan Reza Malasy

25-35

Pengaruh Pengungkapan Lingkungan dan Kinerja Lingkungan terhadap

Kinerja Keuangan pada Perusahaaan HPH/HPHTI, Pertambangan Umum
dan Migas yang Terdaftar di BEI
Syawal Harianto dan Khairul Ikhsan

37-46

Analisis Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe
M. Haykal

47-63

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Pengendalian Intern
terhadap Slack Anggaran

65-79

Survey pada Aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah dan Pidie Jaya

Zulkarnaini
The Effect of Budgetary Participation and Budget Adequacy

on Individual Performance with Job Satisfaction as an Intervening Variable
Hendra Raza

81-92

Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Pengungkapan
Modal Intelektual pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Tahun 2008-2010
Aida Yulia dan Cut Darmawati

93-102

Pengaruh Pajak Penghasilan dan Rasio Proitabilitas terhadap Tindakan
Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011
Lilis Maryasih dan Raihan Maulinar

103-114

Otonomi Daerah di Indonesia

Masalah dan Penyelesaiannya
Faisal

115-122

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Volume 3, Nomor 1, Februari 2013

JURNAL
AKUNTANSI
DAN
Volume
3, Nomor
1, Februari
2013KEUANGAN
ISSN: 2301-4717

Volume
3,Akuntansi

Nomor 1,dan
Februari
20131
Jurnal
Keuangan
p. 1-12

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE
DAN PERSENTASE PENAWARAN SAHAM
TERHADAP INITIAL RETURN PERUSAHAAN YANG
MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)
DI BURSA EFEK INDONESIA
EVI MUTIA
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Studies on stocks return predictability base on prospectus information found to be
inconsistent. The inconsistency is starting point to conduct this study. The objective of
this research is to examine and analyze the inluence or effect variables of company size,
leverage and percentage in offering initial return. Multiple Linier Regression Analysis is
used as data analysis technique in this study. Sample has been token by using purposive
sampling method with criterions companies listed in Jakarta Stock Exchange that conducted IPO (Initial Public Offerings) during period 2007-2009 outside banking and other
inancial company sectors, and also companies that underpriced. By those criterions, 41
companies were obtained as samples. The result of this research show that partially with
alpha 0, 05 only company size variable has signiicant impact and negative toward initial
return. Then leverage and percentage in offering have no has signiicant impact toward
initial return.
Keyword: Initial public offerings, size, leverage, percentage in offering, initial return

2 EVI MUTIA

LATAR BELAKANG
Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pihakpihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang
kelebihan dana (surplus fund). Pendapatan investasi saham yang berupa capital gain akan sangat
dipengaruhi oleh perkembangan harga saham, sedangkan yang berupa dividen selain dipengaruhi
oleh kinerja perusahaan juga dipengaruhi oleh
keadaan eksternal perusahaan. Informasi tentang
kinerja perusahaan (analisis fundamental) dapat
diperoleh investor melalui analisis terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan.
Pasar modal juga mempunyai peran besar
dalam perekonomian suatu negara, hal ini disebabkan karena memiliki dua fungsi utama yaitu,
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi sebagai wahana atau tempat bertemunya dua
kepentingan antara pihak yang kelebihan dana
(investor) dengan pihak yang kekurangan dana
(issuer). Fungsi keuangan yaitu adanya kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan
atau return bagi pemilik dana sesuai karakteristik
investasi yang dipilih. Investasi dapat diartikan
sebagai suatu komitmen penempatan dana pada
satu atau beberapa objek investasi dengan harapan
akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan
datang (Darmadji dan Hendy 2001: 2)
Investor sebagai pihak yang menempatkan
dana mempunyai pengharapan tertentu terhadap
investasi, yaitu return (pengembalian hasil). Semakin tinggi return maka akan semakin menguntungkan investor dan perusahaan. Ada dua keuntungan yang dijanjikan atas investasi suatu saham
yaitu capital gain dan deviden. Capital gain yaitu
keuntungan dari hasil jual atau beli saham, dan
didapat dalam jangka pendek. Sedangkan deviden
yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan
dibagikan kepada pemegang saham, diperoleh
jika perusahaan menghasilkan laba dan dibagikan
minimal dalam jangka waktu satu tahun. Kedua
keuntungan ini akan dinikmati investor jika ia sudah membeli saham dan melakukan transaksi jual
beli di pasar sekunder.
Return (pengembalian hasil / laba) merupakan
pengembalian hasil atau laba atas suatu surat berharga atau investasi modal, biayanya dinyatakan

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

dalam suatu tingkat persentase tahunan. Di pasar
perdana initial return ( return awal ) diperoleh
oleh investor jika harga penutupan (closing price)
lebih tinggi dari pada harga penawaran di pasar
perdana. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
adanya gejala underpricing di pasar perdana, baik
di bursa saham luar negeri maupun di Indonesia.
Di Indonesia pengamatan perilaku harga saham di
pasar perdana selama tahun 1990 menunjukkan
fenomena underpricing ( Husnan, 1991). Fenomena underpricing menunjukkan adanya return
positif yang diterima oleh investor pada pasar
perdana (Baluirs, et.al, 1988); Beatty, 1988; Cartor Manaster, 1990). Fenomena underpricing ini
disatu pihak menguntungkan investor tetapi di pihak lain akan merugikan emiten karena dana yang
dikumpulkan tidak maksimal ( Pratiwi dan Indra,
2003:403).
Dengan melakukan penawaran saham perdana
(Initial Public Offering / IPO), perusahaan dapat
memperoleh dana dari investor secara resmi melalui pasar modal. Dengan melakukan IPO maka
perusahaan tersebut dapat menghimpun dana dari
masyarakat dan selanjutnya dana itu digunakan
untuk membiayai kegiatan perusahaan dalam hal
pendanaan, kegiatan operasional, ekspansi serta
memperbaiki struktur modal perusahaan saat ini
(Husnan,2001). Berbeda dengan dana yang didapat dari bank sebagai pinjaman yang harus dikembalikan, dana dari investor ini tidak akan dikembalikan, kecuali perusahaan melakukan penarikan
atau pembelian kembali (repurchase) atas sahamsaham perusahaan yang sedang beredar.
Menurut Nasirwan (2000 : 74), apabila investor ingin membeli saham di pasar perdana (initial
public offering atau IPO), maka perlu melihat
informasi prospektus yang disajikan. Informasi
prospektus dapat dibagi menjadi dua informasi yaitu: informasi akuntansi dan informasi non
akuntansi. Informasi akuntansi adalah informasi
yang berasal dari laporan keuangan yang terdiri
atas neraca, perhitungan rugi/laba, laporan arus
kas dan penjelasan laporan keuangan misalnya
ukuran perusahaan, earnings per share, price earning ratio, Debt to Equity Ratio, tingkat leverage
dan lain-lain.
Informasi non akuntansi adalah informasi selain laporan keuangan seperti: underwriter (penja-

Volume 3, Nomor 1, Februari 2013

min emisi), auditor independen, konsultan hukum,
nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan dan informasi lainnya. Jadi initial return berkaitan dengan informasi.
Informasi akuntansi yang berpengaruh signiikan
secara statistik terhadap initial return adalah tingkat leverage. Ini berarti para investor menggunakan informasi akuntansi yang baik dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh perusahaan mengandung informasi akuntansi yang dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi keuangan pada saat tertentu. Dari sudut
pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut
pandang investor, informasi akuntansi diharapkan
dapat digunakan untuk mengambil keputusan
yang rasional.
TINJAUAN TEORITIS
Pasar modal (capital market) dideinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan
(sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk
modal sendiri (stock) maupun hutang (bonds) baik
yang diberikan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors) (Husnan 2006). Menurut Nasaruddin dan
Surya (2004:10-11) pasar modal (capital market)
adalah mempertemukan pemilik dana (supplier of
fund) dengan pengguna dana (user of fund) untuk
tujuan investasi jangka menengah (middle term
investment) dan panjang (long term investment),
kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek. Surat berharga (efek) berupa saham,
obligasi atau sertiikat atas saham atau dalam surat
berharga lainnya.
Pasar Modal memiliki beberapa fungsi yang
strategis yang mempunyai daya tarik bagi yang
memerlukan dana dan yang meminjamkan dana
dan juga pemerintah. Pada dasarnya ada peranan
strategis dari pasar modal bagi perkonomian suatu
negara yaitu sebagai sumber penghimpun dana,
alternatif investasi para pemodal, biaya penghimpun dana melalui pasar modal relatif rendah, bagi
negara pasar modal akan mendorong perkemban-

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 3

gan investasi.
Secara umum, pasar modal dibentuk karena
lembaga ini mampu menjalankan fungsi ekonomi
dan keuangan. Pasar Modal dalam melaksanakan
fungsinya menyediakan fasilitas untuk memindahkan dan (pemilik dan) ke penerima dana. Pemberian dana mengharapkan dapat imbalan dari penyertaan dana (saham), sedangkan bagi penerima
dana dapat mengembangkan kegiatan bisnis tanpa
harus menunggu dana dari hasil produksi perusahaan. Dengan demikian diharapkan akan terjadi
peningkatan produksi barang dan jasa, sehingga,
sehingga berdampak pada peningkatan kemakmuran masyarakat.
Saham Menurut Elton & Gruber (1995) adalah
menunjukkan hak kepemilikan pada keuntungan
dan aset dari suatu perusahaan. Secara sederhana,
saham dapat dideinisikan sebagai surat berharga
yang menjadi bukti penyertaan atau kepemilikan
individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.
Return saham adalah tingkat keuntungan
yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi
saham yang dilakukannya (Ang, 1997). Setiap
investasi baik jangka pendek maupun jangka
panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return baik langsung maupun tidak langsung. Dalam berinvestasi,
investor yang rasional akan mempertimbangkan 2
hal, yaitu expected return (tingkat kembalian yang
diharapkan) dan risk (resiko) yang terkandung
dari alternatif investasi yang dilakukan.
Expected return merupakan return yang diharapkan oleh investor atas suatu investasi yang
akan diterima pada masa yang akan datang. Faktorfaktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal dan faktor eksternal
perusahaan. Faktor internal perusahaan yaitu kualitas dan reputasi manajemen, struktur permodalan,
struktur hutang, tingkat laba yang dicapai, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal perusahaan
yaitu perkembangan sektor industri, pengaruh kebijakan moneter dan iskal, faktor ekonomi, dan
sebagainya (Ang, 1997).
Initial Public Offering (IPO) adalah melakukan penawaran perdana saham suatu perusahaan
ke publik (go public). Sebelum perusahaan go
public, awalnya saham-saham perusahaan tersebut dimiliki oleh para pemilik perusahaan, seba-

4 EVI MUTIA

gian lagi oleh pegawai-pegawai kunci dan hanya
sejumlah kecil yang dimiliki oleh investor (Jogiyanto, 2003). Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan publik (go public) merupakan suatu
keputusan yang tidak tanpa perhitungan yang
matang karena dengan go public perusahaan dihadapkan pada beberapa konsekuensi langsung baik
yang bersifat menguntungkan (beneits) maupun
yang merugikan (costs). Keuntungan dari going
public menurut Jogiyanto (2003) adalah : kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang,
meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham,
nilai pasar perusahaan diketahui.
Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan semakin dikenal masyarakat yang berarti
semakin mudah untuk mendapatkan informasi
mengenai perusahaan. Daniati dan suhairi (2006),
mengatakan bahwa ukuran perusahaan adalah salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dapat dijadikan
sebagai proxy tingkat ketidakpastian saham karena
perusahaan yang berskala besar cenderung lebih
dikenal masyarakat, sehingga informasi mengenai
prospek peru sahaan berskala besar lebih mudah
diperoleh investor daripada perusahaan berskala
kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi
oleh calon investor mengenai masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi
yang diperolehnya banyak (Ardiansyah, 2004).
Tingkat ketidakpastian perusahaan berskala
besar pada umumnya rendah karena dengan skala
yang tinggi perusahaan cenderung tidak dipengaruhi pasar, sebaliknya dapat mewarnai dan
mempengaruhi keadaan pasar secara keseluruhan.
Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai kecilnya
tingkat risiko investasi perusahaan berskala besar
dalam jangka panjang. Sedangkan pada perusahaan berskala kecil tingkat ketidakpastian di masa
yang akan datang besar, sehingga tingkat risiko
investasinya lebih besar dalam jangka panjang
(Nurhidayati & Indriantoro, 1998).
Dengan rendahnya tingkat ketidakpastian perusahaan berskala besar, maka akan menurunkan
tingkat underpricing dan kemungkinan return
yang akan diterima investor semakin rendah (Kim,
et.al.,1995). Oleh karena itu diduga semakin besar

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

ukuran perusahaan maka semakin kecil initial return dan return 7 hari setelah IPO. Menurut Kim
et.al. (1995) dan Carter, Dark & Singh (1998),
ukuran perusahaan berpengaruh signiikan terhadap underpricing. Demikian pula dengan hasil
penelitian Wahyudi (2004) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signiikan positif terhadap prakualiikasi penjamin emisi dan return awal saham.
Sedangkan hasil penelitian Ardiansyah (2004)
yang menyatakan bahwa besaran perusahaan tidak
berpengaruh signiikan terhadap initial return dan
return 15 hari setelah IPO. Sama halnya dengan
hasil penelitian Nurhidayati & Indriantoro (1998)
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat underpriced.
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya akan mempengaruhi besarnya laba yang akan dibagikan sebagai deviden
kepada para pemegang saham. Semakin tinggi
tingkat hutang yang dimiliki, maka beban bunga
yang harus ditanggung juga akan semakin besar.
Hal ini akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh semakin kecil, sehingga berpengaruh pada
rendahnya deviden yang mampu dibayarkan kepada pemegang saham. Tingkat leverage menggambarkan tingkat risiko dari perusahaan yang diukur
dengan membandingkan total kewajiban perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan, semakin tinggi pula tingkat risiko yang
dihadapi perusahaan yang berarti semakin tinggi
tingkat leverage perusahaan semakin tinggi pula
faktor ketidakpastian akan perusahaan sehingga
berpengaruh negatif terhadap initial return.
Eckbo dan Norli (2004) menyimpulkan adanya respon return saham terhadap faktor yang
berhubungan dengan leverage. Li et al. (2005)
menemukan bahwa risiko delisting perusahaan
berhubungan positif dengan inancial leverage
dan berhubungan negatif dengan biaya riset dan
pengembangan serta gross margin perusahaan.
Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, semakin berat beban keuangan yang dihadapi perusahaan ini berarti semakin tinggi risiko yang
dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat risiko perusahaan berarti semakin tinggi pula
tingkat ketidakpastian akan kelangsungan hidup
perusahaan. Tingkat risiko yang tinggi harus

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 5

Volume 3, Nomor 1, Februari 2013

diimbangi dengan memberikan kompensasi initial
return yang tinggi kepada investor agar bersedia
berivestasi dalam saham perusahaan.
Persentase penawaran saham dapat digunakan sebagai proxy terhadap faktor ketidakpastian
return saham yang akan diterima oleh investor
dan calon investor. Semakin besar persentase saham yang ditahan perusahaan maka semakin besar pula tingkat underpriced yang mengakibatkan
semakin besarnya tingkat ketidakpastian harga
saham di masa yang akan datang (Carter et.al.,
1998). Dalam rangka pengambilan keputusan
investasi, calon investor memerlukan banyak informasi guna mempertimbangkan membeli atau
tidak saham yang ditawarkan perusahaan emiten.
Perusahaan dengan skala usaha yang besar
dan tingkat pertumbuhan yang tinggi diharapkan
akan memberikan tingkat keuntungan yang tinggi,
maka akan menawarkan saham dengan nilai besar.
Demikian pula sebaliknya, perusahaan kecil yang
baru berdiri dengan tingkat pertumbuhan usaha
yang relatif lebih kecil , maka akan menawarkan
saham dengan nilai kecil. Dengan demikian semakin besar persentase penawaran saham maka
tingkat ketidakpastiannya akan semakin kecil,
yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat underpricing saham (Chishty et.al., 1996).
Hal ini berarti kemungkinan return yang akan
diterima investor juga semakin rendah. Oleh karena itu diduga semakin besar persentase penawaran
saham maka semakin kecil initial return. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Nasirwan (2000),
koeisien variabel persentase penawaran saham
secara statistis signiikan berpengaruh negatif terhadap return 15 hari setelah IPO, sehingga jika
persentase penawaran saham itu tinggi maka kinerja saham tersebut selama 15 hari setelah IPO
akan turun. Penelitian ini tidak konsisten dengan
hasil penelitian Trisnawati (1999) dan Daljono
(2000) yang menyatakan bahwa persentase penawaran saham tidak berpengaruh signiikan dengan
initial return.
Hubungan skematis pengaruh ukuran perusahaan, tingkat leverage dan persentase penawaran
saham terhadap initial return dapat dilihat pada
Gambar 1:

Ukuran Perusahaan

Leverage

Initial Return

Persentase
Penawaran Saham

Berdasarkan telaah riset sebagaimana tersebut di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah; Ukuran perusahaan, tingkat
leverage dan Persentase penawaran saham berpengaruh terhadap initial return pada perusahaan
yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering
(IPO) di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009
diluar perusahaan dari kelompok perbankan dan
lembaga keuangan sejenis (Non keuangan). Alasan dikeluarkannya perusahaan perbankan dan
lembaga keuangan sejenis karena perusahaan dari
sektor tersebut memiliki rasio keuangan yang berbeda dengan perusahaan dari sektor lain.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel dengan kriteria tertentu
(Emory & Cooper, 1999). Kriteria sampel penelitian ini adalah:
1. Melakukan IPO pada periode 2007-2009 di
Bursa Efek Indonesia diluar perusahaan dari
sektor perbankan dan lembaga keuangan.
2. Perusahaan masih terdaftar minimal satu tahun
setelah IPO, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja saham yang ditunjukkan dengan
pergerakan initial return.
3. Perusahaan yang mengalami underpriced pada
saat hari pertama di pasar sekunder.
Berdasarkan kriteria tersebut, dari populasi
awal penelitian ini ditemukan sebanyak 51 perusahaan yang melakukan IPO pada periode 20072009 di Bursa Efek Indonesia. Dari 51 perusahaan
tersebut, 7 perusahaan merupakan perusahaan
perbankan dan lembaga keuangan sejenis serta 3

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

6 EVI MUTIA

perusahaan yang initial returnnya negatif (overpriced). Dengan demikian terdapat 41 perusahaan
yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian
ini.
Penelitian ini menggunakan sumber data
sekunder berupa laporan keuangan yang meliputi
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas,
serta harga saham harian untuk perhitungan Initial
Return masing-masing perusahaan.
Teknik pengumpulan data dengan cara
dokumentasi yaitu pengumpulan data yang didasarkan pada catatan yang telah tersedia di BEI
dengan mengklasiikasikan data-data tersebut berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
dan Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) dengan
alamat Gedung Bursa Efek Jakarta lantai 1 tower
2, jalan Jendral Surdiman Kavling 52-53 Jakarta
12190, serta situs resmi di http://www.jsx.co.id.
Deinisi dan Operasional Variabel
Variabel dependen (Y) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel dependen adalah Initial Return. Variabel ini dukur berdasarkan return
harian dengan menggunakan metode sederhana
(mean) yang merupakan selisih antara harga saham pada hari pertama perdagangan dipasar sekunder dengan harga penawaran saham pada saat
IPO, dibagi dengan harga penawaran saat IPO.
Variabel ini dapat dihitung dengan formula:

IR =

Pt − Pt −1
x 100%
Pt −1

Dimana:
IR = Initial Return
Pt = Harga saham penutupan pada hari pertama di
pasar sekunder
Pt −1 = Harga saham penawaran pertama
Variabel independen (X) adalah variabel
yang berdiri sendiri dan tidak tergantung pada variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah ukuran perusahaan, tingkat
leverage dan Persentase penawaran saham.
a. Ukuran Perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva perusahaan

b. Tingkat Leverage menggambarkan tingkat
risiko dari perusahaan yang diukur dengan
membandingkan total kewajiban dengan total
aktiva yang dimiliki perusahaan.
c. Persentase Penawaran Saham merupakan hasil
yang diterima dari pengeluaran saham. Variabel ini diukur berdasarkan penawaran saham
perusahaan pada saat melakukan IPO, dengan
formula :
K = harga penawaran (offer price) x jumlah
lembar saham yang diterbitkan (shares).
Metode Analisis Data
Penelitian ini merupakan studi empiris yaitu
studi tentang data atau fakta yang nyata yang
dikumpulkan secara sistematis. Untuk menguji
hipotesis yang diajukan model regresi berganda
akan dipergunakan dengan formula berikut:

IR = α + β1 SIZE + β 2 LEV + β 3 PPS + ε

Dimana:
IR
= InitialReturn
SIZE = Ukuranperusahaan
LEV = Tingkat Leverage
PPS = ProsentasePenawaranSaham
ε
= Error Term (Variabel di luar priode penelitian ini)
α
= Konstanta
ß
= Koeisien regresi
Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi yang digunakan memenuhi asumsi linear klasik. Hal ini
penting dilakukan agar diperoleh parameter yang
valid dan andal. Uji asumsi klasik terdiri dari uji
normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas,
dan uji heteroskedastisitas.
Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengukuran variabel dalam
penelitian ini maka dilakukan pengujian untuk setiap hipotesis. Untuk menentukan menerima atau
menolak hipotesis yang diajukan maka dilakukan
pengujian secara statistik. Penelitian ini menguji
hipotesis dengan analisis regresi berganda. Hipotesis dalam penelitian ini akan menguji pengaruh
ukuran perusahaan, tingkat leverage dan persenta-

Volume 3, Nomor 1, Februari 2013

se penawaran saham terhadap initial return. Pengujian secara statistik terdiri dari uji F dan uji t.
Uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen secara bersama-sama (secara simultan).
Bila Fhit > Ftabel dengan tingkat signiikan 5% maka
dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama
variabel independen berpengaruh signiikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika Fhit < Ftabel
dengan tingkat signiikan 5% maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. ji t ini dilakukan untuk melihat signiikan
dari pengaruh variabel independen secara individu
terhadap variabel dependen (secara parsial). Dengan menganggap variabel lainnya konstan. Bila thit
> ttabel dengan signiikan 5% maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signiikan terhadap variabel dependen.
Jika thit < ttabel dengan tingkat signiikan 5% maka
dapat disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
ANALISIS DATA
Deskripsi Data Penelitian
Analisis dilakukan sesuai dengan hipotesis
yang telah dirumuskan. Data yang diuji meliputi
initial return, ukuran perusahaan, tingkat leverage
dan persentase penawaran saham. Pada Tabel 1
terlihat statistik deskriptif dari data penelitian.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Dengan menggunakan model regresi linear
berganda pada pembahasan analisis data, maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu.
Uji asumsi klasik ini untuk mengetahui apakah
model estimasi yang digunakan memenuhi asumsi
regresi linear klasik. Penelitian ini menggunakan
empat jenis asumsi klasik yaitu:
1. Uji Normalitas
Asumsi klasik yang pertama diuji adalah Normalitas. Untuk mengetahui apakah data yang
akan digunakan dalam model regresi berdistribusi
normal atau tidak, perlu dilakukan uji normalitas
data. Hasil uji normalitas dengan menggunakan
graik normal probability plot menunjukkan bahwa model regresi initial return memenuhi asumsi

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 7

normalitas. Hal ini tampak pada graik histogram
yang memberikan pola distribusi yang mendekati
normal. Demikian pula pada graik normal probability plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Hasil uji normalitas dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Graik Normal Probability Plot IR

2. Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (1999: 201) pengujian observasi yang menurut waktu atau ruang untuk
mengetahui apakah autokorelasi terdapat dalam
kejadian tertentu yaitu dengan menggunakan test
Durbin Watson (DW). Hasil pengujiannya dapat
dilihat pada Tabel 3, yang menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara data observasi.
3. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan
yang kuat antara beberapa variabel atau semua
variabel independen dalam model regresi. Untuk
mendeteksi apakah antara variabel-variabel independen mempunyai nilai kolinearitas yang tinggi
atau tidak digunakan nilai tolerance dan Variance
Inlation Faktor (VIF). Dalam pendekatan ini, antara variabel terjadi multikolinearitas apabila nilai
tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10.
Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2,
yang menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel-variabel independen
dengan melihat nilai tolerance < 0,10 dan nilai
VIF > 10 dari semua varibel independen tersebut.
4. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dengan meng-

8 EVI MUTIA

gunakan graik scatterplot menunjukkan tidak
adanya pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian tidak terjadi heteroskedastisitas
dan model regresi layak dipakai. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 3 :

Gambar 3 Graik Scatterplot IR

Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,
tingkat leverage dan persentase penawaran saham
terhadap initial return maka dapat digunakan regresi linear berganda (multiple regression).
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji F
statistik)
Untuk menguji apakah ada pengaruh ukuran
perusahaan, tingkat leverage dan persentase penawaran saham secara simultan terhadap initial
return pada perusahaan yang melakukan Initial
Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia digunakan uji F statistik seperti tampak pada Tabel 4
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa
secara simultan variabel independen (SIZE, LEV,
PPS) mempunyai signiikansi F hitung sebesar
4.211 dan tingkat signiikannya sebesar 0.001
lebih kecil dari tingkat signiikansi 5 %. Dengan demikian, maka hipotesis alternatif yang
diajukan dapat diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signiikan dari ukuran
perusahaan(SIZE), tingkat leverage (LEV) dan
persentase penawaran saham (PPS) secara simultan terhadap initial return pada perusahaan yang
melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa
Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan ketiga variabel independen tersebut secara bersamaan mempengaruhi initial return.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Pengujian Hipotesisi secara Parsial (Uji t
Statisitik)
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh masing-masing variabel SIZE, LEV dan PPS terhadap
initial return pada perusahaan yang melakukan
Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, dilakukan uji secara parsial. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5
Dari hasil analisis regresi yang tampak pada
Tabel 5, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan alpha 0,05 maka hanya menghasilkan satu
variabel yang berpengaruh signiikan terhadap initial return, yaitu variabel ukuran perusahaan. Berdasarkan Tabel5, maka uji koeisien regresi secara
parsial dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengujian terhadap ukuran perusahaan (SIZE)
Hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel SIZE mempunyai koeisien regresi sebesar
-0.615 dengan probabilitas 0.002 lebih kecil dari
tingkat signiikansi 0,05, maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian hasil perhitungan
statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel SIZE mempunyai pengaruh yang signiikan
terhadap initial return perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO).
Nilai koeisien regresi menunjukkan arah
negatif (-0.615) yang berarti setiap kenaikan ukuran perusahaan satu satuan, akan menurunkan
initial return sebesar 0,615 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar total aktiva perusahaan, semakin banyak informasi yang tersedia
mengenai perusahaan tersebut sehingga tingkat
ketidakpastian yang akan dihadapi investor mengenai masa depan perusahaan akan menurun yang
pada akhirnya akan menurunkan initial return.
Oleh karena itu investor menggunakan informasi
total aktiva dalam prospektus sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa
penelitian terdahulu antara lain Kim et.al. (1995),
Carter et.al. (1998), dan Wahyudi (2004) mengenai ukuran perusahaan berpengaruh signiikan
terhadap initial return. Akan tetapi hasil ini tidak
mendukung penelitian Nurhidayati & Indriantoro
(1998), Nasirwan (2000), dan Ardiansyah (2004)
yang menyatakn bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap initial return.
2. Pengujian terhadap Tingkat Leverage (LEV)

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 9

Volume 3, Nomor 1, Februari 2013

Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel Perusahaan
Descriptive Statistics
N
IR
SIZE
LEV
PPS
Valid N (listwise)

Minimum
41
41
41
41
41

Maximum

.02
16.21
-3.40
1.94

.79
25.27
4.21
3.91

Mean

Std. Deviation

.3802
20.8349
-.6202
3.0688

.26687
1.77521
1.19577
.54298

Tabel 2
Nilai Durbin-Watson IR
Model Summaryb
Model

R

Adjusted R
Square

R Square

Std. Error of the
Estimate

a

1
.240
.058
.377
a. Predictors: (Constant), PPS, EPS, LEV, SIZE, PER
b. Dependent Variable: IR

Durbin-Watson

.27695

2.146

Tabel 3
Ikhtisar Uji Multikolinearitas
Variabel

VIF

Kesimpulan

SIZE

1.073

VIF < 10 tidak terdapat adanya gejala multikolinearitas

LEV

1.059

VIF < 10 tidak terdapat adanya gejala multikolinearitas

PPS

1.073

VIF < 10 tidak terdapat adanya gejala multikolinearitas

Tabel 4
Hasil Pengujian Hipotesis secara simultan
ANOVAb
Model

Sum of Squares

df

1

Regression
32.432
Residual
34.654
Total
67.086
a. Predictors: (Constant), PPS, LEV, SIZE
b. Dependent Variable: IR

Mean Square
3
37
40

F

4.054
.963

Sig.
4.211

.001a

Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Coeficientsa
Unstandardized Coeficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error

Standardized
Coeficients
Beta

t

Sig.

11.719

.622

SIZE

-.615

.026

-.097

-.568

.002

LEV

.000

.038

-.002

-.010

.992

.106

.084

.216

1.269

.213

PPS
a. Dependent Variable: IR

6.156

.000

10 EVI MUTIA

Hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel LEV mempunyai koeisien regresi sebesar
0.000 dengan probabilitas 0.992 lebih besar dari
tingkat signiikansi 0,05, maka H0 diterima dan
Ha ditolak. Dengan demikian, hasil perhitungan
statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel LEV tidak mempunyai pengaruh yang signiikan terhadap initial return perusahaan yang
melakukan Initial Public Offering (IPO).
Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya
leverage perusahaan bukan sematamata disebabkan oleh kinerja manajemen tetapi juga sangat
dipengaruhi faktor lain di luar perusahaan, sehingga nilai leverage kurang diperhatikan investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar
modal.
Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa
penelitian terdahulu antara lain Ardiansyah (2004)
mengenai variabel leverage tidak berpengaruh
signiikan terhadap initial return saham. Akan
tetapi hasil ini tidak mendukung penelitian Daljono (2000), Natarsyah (2000), dan Sulistio (2005)
yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
signiikan terhadap initial return saham..
3. Pengujian terhadap Persentase Penawaran Saham (PPS)
Hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel PPS mempunyai koeisien regresi sebesar
0.106 dengan probabilitas 0.213 lebih besar dari
tingkat signiikansi 0,05, maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel
PPS tidak mempunyai pengaruh yang signiikan
terhadap initial return perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO).
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
persentase penawaran saham tidak berpengaruh
signiikan terhadap initial return. Hal ini menunjukkan bahwa informasi prosentase saham yang
ditawarkan kepada publik kurang diperhatikan investor dalam berinvestasi di pasar modal, karena
belum tentu perusahaan yang menawarkan lebih
banyak saham kepada publik akan memberikan
nilai return yang kecil.
Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa
penelitian terdahulu antara lain Trisnawati (1999)
dan Daljono (2000) mengenai prosentase penawaran saham tidak berpengaruh signiikan ter-

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

hadap initial return saham. Akan tetapi hasil ini
tidak mendukung penelitian Beatty (1989), Carter
& Manaster (1990), dan Kim et.al. (1995) yang
menyatakan bahwa prosentase penawaran saham
berpengaruh terhadap initial return saham.
KESIMPULAN
1. Hasil analisis regresi secara simultan menunjukkan bahwa seluruh variabel independen
secara simultan berpengaruh terhadap initial
return pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia.
2. Hasil analisis regresi secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan
yang berpengaruh signiikan terhadap initial
return sedangkan variabel-variabel lain yaitu
Leverage dan Persentase penawaran saham tidak berpengaruh signiikan terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan Initial
Public Offering di Bursa Efek Indonesia.
KETERBATASAN
1. Referensi yang dimiliki penulis belum begitu
lengkap untuk menunjang proses penulisan tesis ini, sehingga terdapat banyak kekurangan
dalam mendukung teori ataupun justiikasi
masalah yang diajukan.
2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan periode pengamatan yang relatif masih pendek,
yaitu tahun 2007 – 2009 sehingga jumlah sampel yang digunakan masih sangat terbatas.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini masih terbatas, sedangkan masih banyak
variabel lain yang mungkin juga berpengaruh
terhadap return saham baik di pasar perdana
maupun pasar sekunder belum digunakan.
SARAN
1. Periode penelitian sebaiknya diperpanjang untuk menambah jumlah sampel, sehingga dapat
diperoleh distribusi data yang lebih baik.
2. Variabel independen yang akan diteliti dapat
ditambah dengan faktor-faktor makro di luar
perusahaan, seperti inlasi, kondisi pasar, nilai
tukar rupiah, dan sebagainya

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 11

Volume 3, Nomor 1, Februari 2013

REFERENSI
Abdullah, Syukri (2001). Fenomena Underpricing dalam Penawaran saham Perdana (IPO) dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Manajemen dan Bisnis,Vol 3, No 1.
Ardiansyah, Misnen (2003). Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Return Awal Dan Return 15
Hari Setelah IPO di BEJ. SNA III : 360-380.
Arief, Sritua. (1993). Metode Penelitian Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Barizwan, Zaki (1994). Sistem Informasi Akuntansi.Yogyakarta: BPFE
Basking, Tery (1993). Perfect Financial Ratio. PT Alex Media Komputindo
Beatty, Randolph P., (1989). “Auditor Reputation and the Pricing of Initial Public Offerings”,
Accounting Review , Vol. LXIV, No.4, October.
Carter, Richard & Steven Manaster (1990). “Initial Public Offerings and Underwriter Reputation”,
Journal of Finance, Vol. XLV, No. 4 , September.
Carter, Richard B., Frederick H. Dark & Ajaj K. Singh (1998). “Underwriter Reputation, Initial
Return, and the Long-Run Performance of IPO Stocks”, Journal of Finance, Vol. LIII, No.1,
Februari.
Daljono (2001). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return Saham Yang Listing di
BEJ tahun 1990 – 1997. SNA III : 556-572
Darliefa (2004). Laba dan January Effect (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi Unsyiah.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy Fakhruddin (2001). Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya
jawab. Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat.
Downes, John & Boodman Jordan Elliot (1999). Kamus Istilah Keuangan dan Investasi. Edisi Ketiga, Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Eckbo dan Norli (2000). Liquidity risk, laverage dan long – run IPO Return, http://www.ssrn.com.
Hendriksen, Eldon S.dan Nugroho W (1997). Teori Akuntansi. Edisi Empat Jilid Satu, Erlangga.
Horngren, Harisson, Robinson & Secokusumo (2002). Akuntansi di Indonesia. Jilid 1, Salemba Empt.
Husnan, Suad (2003) Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : BPFE.
Ikatan Akuntansi Indonesia.(2004). Sandar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.
Jogiyanto (1998). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.

12 EVI MUTIA

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Johar dan Fakhruddin (2001) Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan.
Edisi 2. PT. Elex Media Komputindo
Kim, Moonchul dan Jay R. Ritter, (1997). Valuing IPOs. Journal of Financial Economics 53 (1999)
409-437.
Masri Singarimbun, Soian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survai, LP3ES.
Nasirwan (2000) Reputasi Penjamin Emisi, Return Awal, Return 15 Hari Sesudah dan Kinerja
Perusahaan 1 Tahun Setelah IPO di BEJ. SNA III.
Niswonger, Press (2002) Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jilid 1.Erlangga.
Pratiwi, Arum dan Indra Wijaya Kusuma (2002) “Analisis Surat Berharga Setelah Penawaran Perdana (IPO) di Indonesia”. Bunga Rampai Kajian Teori keuangan, Yogyakarta : BPFE
Simamora, Henry (2000) Akuntansi Berbasis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat.
Skousen, K.Fred; Stice, Earl K. Stice dan James D. Stice (2001) Akuntansi Keuangan Menengah.
Jakarta : Salemba Empat.
Soemarso S.R, (2004) Akuntansi suatu Pengantar. Edisi Lima, Jilid 1. Salemba Empat. Jakarta
Sulistio Helen, (2005). Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Initial Return: Studi pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Jakarta.
SNA VIII, Solo.
Sumantoro (1999) Pengantar Tentang Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta : Dahlia Indonesia
Yulisnawati (2005) Analisis Kinierja Saham Setelah IPO (studi empiris pada Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Skripsi Fakultas Ekonomi Unsyiah

JURNAL
AKUNTANSI
DAN
Volume
3, Nomor
1, Februari
2013KEUANGAN
ISSN: 2301-4717

Volume
Nomor 1,
2013
Jurnal3,
Akuntansi
danFebruari
Keuangan
13
p. 13-23

RELEVANSI NILAI LABA AKUNTANSI
PADA AKSI STOCK SPLIT :
PENDEKATAN MODEL HARGA DAN RETURN
LINDA DAN ENDANG SURASETYO NINGSIH
Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

This study is aimed to prove value-relevance of earning per share that used by investors in decision making around stock split announcements. Both price and return models
as a valuation models are commonly used in value-relevance studies. The Price model
shows that value-relevance of earning per share has a positive correlation and statistically
signiicant association with stock price, it would explain that earning information relates
with stocks price due to the anticipate components of future expectation net cash low.
While, return model shows that value-relevance of earning per share has no correlation
with stock return, because of the accounting recognition lag. The actual return-earning
relation is considered to be more forward looking, furthermore this model is free from
scale effect problem.
Keywords: value-relevance, earning, price, return

14 LINDA DAN ENDANG SURASETYO NINGSIH

LATAR BELAKANG
Stock split adalah aksi yang dilakukan perusahaan untuk memecahkan nilai nominal saham
menjadi nominal yang lebih kecil. Aksi stock split
menjelaskan informasi private pihak manager
perusahaan yang bersifat fundamental yang disampaikan pada pasar dan berkaitan erat dengan
likuiditas yang dicapai melalui stock split (Kalay
et al, 2009). Turunnya tingkat harga dapat meningkatkan likuiditas, yang membawa harga saham
pada tingkat perdagangan yang optimal. Investor
akan memilih untuk membeli saham pada harga
rendah, oleh karena itu manager akan berkeinginan untuk memecahkan sahamnya agar nilai
nominal sahamnya konstan (Benartzi et al. 2005).
Namun, disatu sisi aksi ini masih dinilai sebagai
suatu “kosmetika saham” saja (Sutrisno, et al,
2000; Francis et al 2008).
Berdasarkan signaling theory, para emiten
melakukan pemecahan saham untuk memberikan
sinyal positif kepada publik bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang baik ke depan. Karena
hanya perusahaan yang berkinerjabaiklah yang
mampu melakukan pemecahan saham yang dapat dinilai dengan munculnya abnormal return
di seputaran tanggal pengumuman tersebut (Ika
dan Purwaningsih, 2008). Pada studi-studi sebelumnya juga menganalisis abnormal return di pada
even stock splits, karena stock split merupakan
perubahan superisi untuk suatu alasan keamanan,
dan adanya abnormal return disekitar pengumuman stock split (Grinblatt et al., 1984; Lamoureux
and Poon, 1987; Kadapakkam, Krishnamurthy,
and Tse, 2005) serta meningkatnya volatilitas
setelah pengumuman stock split (Ohlson and Penman, 1985), dan sahamnya lebih tersebar karena
meningkatnya transaksi perdagangan (Copeland,
1979; and Easley et al., 2001).
Menurut Brigham & Houston (2004), rata-rata
harga saham sebuah perusahaan akan naik tidak
lama setelah perusahaan mengumumkan pemecahan saham. Kenaikan harga ini timbul karena
penilaian investor terhadap informasi akuntansi
yang dibawa oleh pemecahan saham, dimana investor akan menilai pemecahan saham tersebut sebagai suatu pertanda akan adanya laba masa depan
yang tinggi. Laba tersebut mengandung informasi

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

aliran kas bersih yang diharapkan dimasa depan.
Karena ekspekatasi dari aliran kas masa depan
tidak dapat diobservasi secara empiris dan spesiik maka hubungan harga-laba sering digunakan
sebagai proksi ekspektasi pasar (Kothari dan Zimmerman, 1995).
Dalam riset akuntansi, model return menganalisis variable return terhadap variable EPS (laba
perlembar saham) dan model harga menganalisis variable harga terhadap variable EPS. Pada
pendekatan ekonomi intuitif yang rasional berpendapat bahwa model harga lebih baik dibandingkan model return, karena lebih spesiik dalam
mengestimasi slope koeisien dan bias slope koeisien EPS juga kurang. Akan tetapi model return kurang memiliki permasalahan ekonometrik
dibandingkan model harga. Oleh karenanya, untuk riset-riset tertentu mengkombinasikan model
harga dan return dapat akan lebih bermanfaat (Kothari dan Zimmerman, 1995).
Studi ini bertujuan untuk menguji kembali
hubungan variable harga dengan EPS (model return) dan hubungan variable return dengan EPS
(model return). Studi ini berbeda dengan Kothari
dan Zimmerman (1995), untuk sample pada penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan aksi
pemecahan saham. Pada studi ini juga membahas
permasalahan model harga yang berhubungan erat
dengan pengaruh skala dan permasalahan prinsip
akuntansi konservatisme pada model return.
TINJAIAN TEORITIS
Relevansi Nilai
Informasi laba akan berguna jika dapat mengakibatkan investor mengubah keyakinan dan tindakan mereka sebelumnya dan tingkat kegunaan
tersebut dapat diukur dari sejauh mana perubahan
harga mengikuti publikasi informasi laba (Scott,
2000). Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
kandungan informasi dari suatu pengumuman
informasi perusahaan. Pertama, ekspektasi pasar
terhadap kandungan dan timing dari pengumuman informasi perusahaan. Semakin besar tingkat
ketidakpastian, maka semakin besar pula potensi
terjadinya revisi terhadap harga-harga sekuritas.
Kedua, implikasi dari pengumuman laba terhadap
distribusi return sekuritas di masa depan. Semakin

Volume 3, Nomor 1, Februari 2013

besar revisi yang berhubungan dengan aliran kas
yang diharapkan, semakin besar pula implikasi
revaluasi harga sekuritas terhadap pengumuman
tersebut. Ketiga, kredibilitas sumber informasi.
Semakin kredibel suatu sumber pengumuman
informasi, semakin besar pula implikasi revaluasi terhadap pengumuman informasi itu (Foster,
1986).
Derajat kebermanfaatan informasi akuntansi
dapat diukur dengan adanya perubahan harga dan
volume perdagangan saham yang mengikut pengumuman informasi akuntansi oleh perusahaan.
Istilah relevansi nilai informasi akuntansi diturunkan dari teori surplus bersih (clean surplus
theory) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan
tercermin pada data-data akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan (Feltham & Ohlson,
1995; Ohlson, 1995). Teori ini mengasumsikan
bahwa investor memiliki keyakinan dan preferensi yang homogen.
Model penilaian yang biasanya digunakan
dalam studi relevansi-nilai akuntansi adalah
model harga dan model return. Kedua model ini
diangkat dari konseptual teori yang sama, akan
tetapi kadang-kadang memberikan hasil yang
tidak konsisten. Menurut Ota (2001), model harga
bermasalah dengan problem “efek skala”. Efek
skala mengimplikasikan hubungan palsu dalam
model regresi, seperti perusahaan besar (kecil)
memiliki kapitalisasi pasar yang besar (kecil),
nilai buku yang besar (kecil) dan laba yang besar
(kecil), oleh karena itu perlu adanya control terhadap perbedaan dalam ukuran perusahaan. Regresi model return menganalisis hubungan return
dengan laba pada waktu yang sama. Namun, nilai
relevansi yang diobservasi o