JAK Vol.1 No.1 Februari 2011

(1)

Jurnal

Akuntansi

dan Keuangan

1

Over Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pengumuman Penerbitan Saham dan Obligasi Syariah di Bursa Efek Indonesia

Nita Erika Arianidan Nani Suryantina

9

Analisis Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap Konlik Peran dengan Variabel Moderating: Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Orientasi Tujuan Sistem Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh

Rayyan Firdaus

25

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Non Performing Loan, dan Tingkat Likuiditas terhadap Proitabilitas Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Riha Dedi Priantana dan Zulia

37

Pengaruh Arus Kas Terhadap Return Saham

Studi Kasus pada PT. Semen Gresik, TBK

Wahyuddin dan Santi Setiawaty

47

Pengaruh Arus Kas Bebas dan Pembayaran Dividen Kas Sebelumnya terhadap Dividen Kas yang Diterima oleh Pemegang Saham

Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jen Surya

63

Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Pengujian Pecking Order Theory dan Static Trade-Off

Eddy Suranta, Pratana Puspa Midiastuty dan Minarti Megasari Tampubolon

79

Pengaruh Profesionalisme Aparatur Terhadap Keefektifan Pelaksanaan Anggaran dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Instansi pada

Universitas Malikussaleh Kamariah

Jurnal

Akuntansi

dan Keuangan

JURUSAN AKUNTANSI


(2)

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

ISSN: 2301-4717

VOLUME 1, NOMOR 1, FEBRUARI 2011 HALAMAN 1 – 92

Terbit 2 kali dalam setahun pada setiap bulan Februari dan Agustus, berisi tulisan yang di-angkat dari hasil-hasil penelitian maupun pemikiran bidang akuntansi dan atau keuangan yang relevan bagi pengembangan profesi dan praktek akuntansi di Indonesia

EDITORS

M. Haykal (Chief of Editor) Hilmi (Managing Editor) Muammar Khaddai, Amru Usman

Hendra Raza, Mursyidah Rita Mutia, Naz’aina

Iswadi, Yurina REVIEWERS

Ade Fatma Lubis Adi Zakaria Afif

Universitas Sumatera Utara Universitas Indonesia

Erlina Fachruzzaman

Universitas Sumatera Utara Universitas Bengkulu

Julli Mursyida Islahuddin

Universitas Malikussaleh Universitas Syiah Kuala

Kamil Md. Idris Murhaban

School of Accountancy UUM-Malaysia Universitas Malikussaleh

Rini Indriani Syukri Abdullah

Universitas Bengkulu Universitas Syiah Kuala

TB. Ismail Wahyuddin

Universitas Tirtayasa Universitas Malikussaleh

Zaafri Husodo

Universitas Indonesia

EDITORIAL SECRETARY Rayyan Firdaus Harry Hassan Masyarafah

Kusnandar Zainuddin EDITORIAL OFFICE

Gedung Jurusan Akuntansi FE-Unimal Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe

Telp/Fax. 0645-40210/0645-40211 Email: jak@fe-unimal.org

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN diterbitkan sejak Februari 2011 Oleh Jurusan Akuntansi FE-Unimal

Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik rapi sesuai kebijakan editorial (lihat dihalaman belakang jurnal)

di atas kertas HVS A4 spasi ganda dengan jumlah 30 – 40 halaman. Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format.


(3)

Over Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pengumuman Penerbitan 1 - 8 Saham dan Obligasi Syariah di Bursa Efek Indonesia

Nita Erika Arianidan Nani Suryantina

Analisis Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap Konlik Peran dengan 9-23 Variabel Moderating: Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Orientasi

Tujuan Sistem Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh Rayyan Firdaus

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Non Performing Loan, dan Tingkat 25-36 Likuiditas terhadap Proitabilitas Perbankan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Riha Dedi Priantana dan Zulia

Pengaruh Arus Kas Terhadap Return Saham 37-45

Studi Kasus pada PT. Semen Gresik, TBK

Wahyuddin dan Santi Setiawaty

Pengaruh Arus Kas Bebas dan Pembayaran Dividen Kas Sebelumnya 47-62 terhadap Dividen Kas yang Diterima oleh Pemegang Saham

Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jen Surya

Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal pada Perusahaan 63-78 Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Pengujian Pecking Order Theory dan Static Trade-Off

Eddy Suranta, Pratana Puspa Midiastuty dan Minarti Megasari Tampubolon

Pengaruh Profesionalisme Aparatur Terhadap Keefektifan Pelaksanaan 79-92 Anggaran dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Instansi pada

Universitas Malikussaleh Kamariah


(4)

(5)

OVER REAKSI PASAR MODAL INDONESIA

TERHADAP PENGUMUMAN PENERBITAN SAHAM

DAN OBLIGASI SYARIAH

DI BURSA EFEK INDONESIA

NitA EriKA AriANi1 & NANi SuryANtiNA2

1Dosen pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala 2Alumni pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

the aim of this research was to know over the reaction of the stock market at the time of before and after the announcement of the publication of the islamic share and obligation in the indonesian Stock Exchange . this analysis was based on the data 37 companies that published the islamic share and obligation. the data that was used in this research was the secondary data took the form of the price data of the share of the company that published the islamic share and obligation from 2007 to 2009. Further the analysis of the data in this research used the difference test of two in general that was processed with the computer program statistical package for social science (SPSS) the version 15. results of this research showed that happening over the reaction of the market at the time of before and after the announcement of the publication of the islamic share and obligation that were marked by the occurrence of the abnormal change return at the time of before and after the announcement of the publication of the islamic share and obligation. this indicated that the announcement of the publication of the islamic share and obligation contained information that was signiicant for the investor that could inluence return the share.

Keywords: abnormal return, islamic share, islamic obligation

Pasar modal adalah pasar dimana instrumen keuangan jangka panjang, seperti saham, obligasi, reksadana dan instrumen turunan diperjualbelikan. Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan inancial asset (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalui pasar sekunder) (Anoraga dan Pakarti, 2001:5). undang-undang Nomor 8 tahun 1995 mendeinisikan pasar modal sebagai “kegiatan perdagangan yang menawarkan sekuritas kepada masyarakat, kegiatan umum sehubungan dengan perusahaan sekuritas yang telah dikeluarkan, dan kegiatan yang berhubungan dengan sekuritas dan lembaga profesi.”

Pasar modal memainkan peran penting dalam perekonomian suatu negara karena melayani dua fungsi sekaligus. Pertama, pasar modal sebagai alternatif bagi perusahaan dari sumber daya modal. Kedua, pasar modal sebagai alternatif investasi untuk umum (iDX, 2009). Pasar

modal tidak hanya menerbitkan instrumen untuk investasi konvensional, namun juga instrumen investasi yang berbasis syariah seperti saham syariah, reksadana syariah dan obligasi syariah. instrumen syariah yang diperjualbelikan di pasar modal adalah surat berharga yang akad maupun cara penerbitannya tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Pasar modal yang dijalankan dalam konsep syariah adalah setiap perdagangan surat berharga yang mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan syariah. BAPEPAM meluncurkan pasar modal syariah pada tanggal 14-15 maret 2003 sekaligus melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan (Memorandum of under Standing) dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis ulama indonesia (DSN-Mui).

Perkembangan pasar modal syariah sejauh ini cukup menjanjikan (Setiawan, 2005 dalam Susanto dan Cahyadin, 2008). Hal ini setidaknya tampak dari terus bertambahnya jumlah perusahaan yang listing dalam Daftar Efek Syariah (DES), melakukan penawaran umum obligasi syariah, atau menerbitkan reksadana


(6)

2 NitA EriKA AriANi& NANi SuryANtiNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

syariah (Susanto dan Cahyadin, 2008).

Pada tahun 2007 tercatat sebanyak 192 perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) yang terdiri dari 20 perusahaan yang mengeluarkan obligasi syariah dan 172 perusahaan yang mengeluarkan saham syariah (bapepam, 2007). Kemudian pada tahun 2008 jumlah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) bertambah sebanyak 24 perusahaan menjadi 216 perusahaan yang terdiri dari 21 perusahaan yang mengeluarkan obligasi syariah, 193 perusahaan yang mengeluarkan saham syariah dan selebihnya adalah 2 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) (bapepam, 2008). Kemudian pada akhir tahun 2009 yaitu 28 desember 2009 tercatat 217 perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) yaitu sebanyak 21 perusahaan yang mengeluarkan obligasi syariah, 192 perusahaan yang mengeluarkan saham syariah dan selebihnya adalah 4 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) (bapepam, 2009). Dari Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh BAPEPAM maka dapat dilihat perkembangan surat berharga yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Pada saat adanya pernyataan bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang mempunyai komponen bunga (interest-bearing instrument) dikeluarkan dari daftar investasi halal dan ini merupakan berita baik (good news) untuk investor akan kinerja perusahaan. Hal ini dikemukakan oleh Ghoniyah et.al. (2008) dalam penelitiannya mengenai reaksi pasar modal indonesia terhadap pengumuman penerbitan obligasi syariah. Dalam penelitian lain juga dibuktikan bahwa perdagangan surat berharga syariah seperti saham dan obligasi syariah mempunyai pangsa pasar yang konservatif. Hal ini dinyatakan oleh Wanalita (2007) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa investor menyambut baik terhadap penetapan perusahaan yang tergabung dalam Jakarta islamic index yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan abnormal return pada tanggal penetapan dengan hari-hari sebelum tanggal penetapan perusahaan yang tergabung dalam Jakarta islamic index di Bursa Efek indonesia.

Dari hasil penelitian-penelitian tersebut yaitu

Ghoniyah et.al (2008) dan Wanalita (2007) maka dapat disimpulkan bahwa betapa surat berharga yang memenuhi kriteria syariah lebih mendapat simpati dan diinginkan oleh investor karena relatif jauh dari resiko. indeks saham berbasis syariah lebih potensial berkembang daripada indeks saham konvensional. Sebab, instrumen berbasis syariah lebih digemari investor sebagai alternatif investasi (okezone, 2008).

Menurut berbagai penelitian yang telah dilakukan dalam pasar modal (rahmawati dan Suryani (2005), Subekti (2005) dan Lestari dan Subekti (2002)) menyatakan bahwa terdapat beberapa penyimpangan yang membuat pasar modal bereaksi secara berlebihan (overriaction). Pasar modal bereaksi secara berlebihan (overiacction) diakibatkan karena pasar tidak eisien yang diakibatkan para pelaku pasar bersifat irrasional terhadap informasi dalam pasar modal (rahmawati dan Suryani, 2005).

Pasar lebih sering overriaction daripada underreaction terhadap informasi. Hal ini salah satunya diakibatkan dengan bias overconidence yaitu pasar terlalu percaya diri (Fama, 1997 dalam rahmawati dan Suryani, 2005). Pada tahun 2002 kondisi pasar modal Indonesia tidak eisien setengah kuat dari keputusan. Akan tetapi, pada tahun tersebut kondisi pasar modal indonesia telah memenuhi persyaratan eisiensi pasar dalam bentuk setengah secara informasi karena pasar modal bereaksi atas publikasi laporan laba perusahaan dalam nilai signiikan (Subekti, 2005). Pasar dikatakan eisien apabila jika tidak seorang pun investor baik secara individu maupun institusi akan mampu memperoleh abnormal return dalam waktu yang lama. Hal ini dinyatakan bahwa jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang ada maka kondisi pasar yang seperti ini dikatakan sebagai pasar eisien (eficient market) (Lestari dan Subekti, 2002).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ghoniyah et.al. (2008). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Ghoniyah et.al (2008) adalah bahwa pada penelitian Ghoniyah et.al. (2008) menggunakan variabel obligasi syariah, sedangkan penelitian


(7)

yang peneliti lakukan dengan menambahkan satu variabel yaitu saham syariah, hal ini dikarenakan saham syariah juga sedang berkembang dan mendapat respon baik oleh investor di pasar modal. Kemudian hal lain yang membedakan penelitian Ghoniyah et.al. (2008) dengan penelitian ini adalah bahwa Ghoniyah et.al. (2008) menggunakan data pada tahun 2006, sedangkan penelitian ini menggunakan data pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Hal ini dikarenakan saham dan obligasi syariah pada tahun 2007 sangat pesat perkembangannya di pasar modal (infobanknews, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk melihat over reaksi pasar pada pasar modal terhadap pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah yang ditandai dengan adanya perubahan abnormal return.

ruang lingkup penelitian ini hanya menitikberatkan pada perubahan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia yang mengeluarkan saham dan obligasi syariah pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: ” terdapat perbedaan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah di Bursa Efek indonesia.”

METODE PENELITIAN Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia yang menerbitkan saham dan obligasi syariah pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, serta saham dan obligasi syariah tersebut masih aktif dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Alasan peneliti mengambil perusahaan-perusahaan yang menerbitkan saham dan obligasi syariah dari tahun 2007 adalah karena saham dan obligasi syariah pada tahun 2007 sangat pesat perkembangannya di pasar modal indonesia (infobanknews, 2007).

Adapun perusahaan yang mengeluarkan

saham dan obligasi syariah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, serta saham dan obligasi syariah tersebut masih aktif dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 adalah sebanyak 37 perusahaan yang terdiri dari 30 perusahaan yang mengeluarkaan saham syariah dan 7 perusahaan yang mengeluarkaan obligasi syariah. Daftar dapat dilihat pada lampiran 18 dan lampiran 19. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, karena semua populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel maka penelitian ini bersifat sensus.

Data dan teknik pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data-data harga saham dan index Harga Saham Gabungan (iHSG) perusahaan yang mengeluarkan saham dan obligasi syariah tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Data diperoleh dari Pusat referensi Pasar Modal dengan alamat Gedung BEi, lantai 1 tower 2 Jalan Jendral Sudirman, Kavling 52-53 Jakarta 12190 yang dikirim via pos, dan juga dari media komunikasi berupa internet.

Periode Pengamatan

Periode pengamatan disebut juga periode jendela (windows period). Periode pengamatan (windows period) dalam penelitian ini diambil 10 hari sekitar tanggal pengumuman, yaitu 5 hari sebelum tanggal pengumuman saham dan obligasi syariah (prevent windows) dan 5 hari setelah tanggal pengumuman saham dan obligasi syariah (post event period). Pengambilan periode ini dilakukan untuk menghindari counfounding effect yaitu pengukuran reaksi pasar yang seharusnya karena pengaruh suatu event saja (Karyani dan Manurung, 2006). Pengambilan periode yang terlalu panjang (lebih dari 5 hari) ataupun terlalu pendek (kurang dari 5 hari) akan menyebabkan pengaruh yang bias.

sebelum saat setelah penerbitan penerbitan penerbitan

t-5 t0 t+5


(8)

4 NitA EriKA AriANi& NANi SuryANtiNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Deinisi dan operasional variabel

Deinisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Variabel over reaksi pasar yaitu yang

menyatakan bahwa pasar telah bereaksi berlebihan terhadap suatu informasi. Variabel over reaksi pasar ini dapat diukur dengan rumus abnormal return.

Abnormal Return

Abnormal return adalah selisih antara tingkat return yang teralisir (realized return) dengan tingkat return yang diharapkan (expected return) (Karyani dan Manurung, 2006).

Art = rit - rmt Dimana:

Art = Return tidak normal (abnormal return) saham pada bulan ke t

rit = Return sesungguhnya (realized return)

rmt = Return pasar (market return)

yang kemudian dikumulatifkan kedalam cumulative abnormal return (CAr) yaitu:

n CARi-t = ∑ ARi,t

i=1 Dimana:

CAri,t = Cumulative Abnormal Return saham i pd waktu t

Ari,t = Abnormal Return i pada waktu t

Return sesungguhnya (return realisasi) return sesungguhnya (return realisasi) adalah selisih antara harga penutupan saham i pada hari t dengan harga penutupan saham i pada hari t-1 dan dibagi dengan harga penutupan saham i pada hari t-1.

Dimana:

rit = return sesungguhnya (return realisasi untuk saham pada hari t)

Pit = harga penutupan (closing price) saham i pada waktu t

Pit-1 = harga penutupan (closing price) saham

i pada waktu t-1

Return pasar (market return)

return pasar (market return) adalah selisih harga penutupan iHSG saham pada waktu t dengan harga penutupan iHSG saham pada waktu t-1 dibagi dengan harga penutupan iHSG saham pada waktu t-1.

Dimana:

rmt = return pasar (market return) iHSG = iHSG (closing price) saham pada

waktu t

iHSGt-1= iHSG (closing price) saham pada waktu t-1

2. Variabel saham syariah digunakan untuk mengukur kinerja saham perusahaan yang mengeluarkan saham syariah tersebut yang di uji pengaruhnya terhadap reaksi pasar modal yang dapat dilihat pada perubahan return saham perusahaan tersebut. Variabel ini dihitung dengan menggunakan return saham harian, dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

rit = return sesungguhnya (return realisasi untuk saham pada hari t)

Pit = harga penutupan (closing price) saham i pada waktu t

Pit-1 = harga penutupan (closing price) saham i

pada waktu t-1 3. Variabel Obligasi Syariah

Variabel obligasi syariah adalah variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja saham perusahaan yang mengeluarkan obligasi syariah tersebut. Variabel obligasi syariah ini dapat dilihat dari perubahan return saham iHSGt – iHSGt-1

iHSGt-1 rmt =

Pit – Pit-1 Pit-1 rit=

Pit – Pit-1 Pit-1 rit=


(9)

(Ghoniyah et.al, 2008). Variabel ini dihitung dengan menggunakan return saham harian, dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

rit = return sesungguhnya (return realisasi untuk saham pada hari t)

Pit = harga penutupan (closing price) saham i pada waktu t

Pit-1 = harga penutupan (closing price) saham i

pada waktu t-1 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengujian beda dua rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah di Bursa Efek indonesia (BEi) dan diolah dengan program statistical package for science (SPSS).

Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengukuran variabel dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis. untuk melakukan keputusan menerima atau menolak hipotesis yang diajukan, maka perlu dilakukan pengujian secara statistik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah yang diolah dengan program komputer statistical package for social science (SPSS). Pengujian hipotesis diukur dengan menggunakan pengukuran parameter yaitu merupakan usuran yang digunakan untuk menggambarkan status populasi, misalnya rata-rata populasi, varians populasi, dan koeisien korelasi populasi ( triyuliana, 2007:15).

untuk melihat perbedaan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah digunakan uji beda dua rata dengan melihat nilai rata-rata (mean) pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi

syariah di Bursa Efek indonesia. Apabila terjadi perbedaan pada nilai rata-rata (mean) maka hipotesis ditolak yaitu terjadi perbedaan Abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah, tetapi apabila nilai rata-rata (mean) tidak berbeda maka hipotesis diterima yang berarti tidak terjadi perbedaan Abnormal return pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah. Karena penelitian ini bersifat sensus maka tidak perlu dilihat lagi tingkat signiikansinya, karena nilai rata-rata (mean) yang diperoleh adalah nilai rata-rata (mean) dari populasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa informasi reaksi pasar modal yang diperoleh dari harga saham harian dari perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan saham dan obligasi syariah dari tahun 2007 sampai dengan 2009. Selanjutnya informasi mengenai harga saham tersebut adalah harga penutupan dan indeks harga saham gabungan (iHSG). Data yang diuji dalam penelitian ini meliputi reaksi pasar modal terhadap pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah yang diukur dengan menggunakan abnormal return (Ar) dan kemudian dikumulatifkan dalam cummulative abnormal return (CAr).

Populasi target yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 perusahaan yaitu 30 perusahaan yang mengeluarkan saham syariah dan 7 perusahaan yang mengeluarkan obligasi syariah. Karena populasi target dalam penelitian ini hanya sedikit yaitu 37 perusahaan, maka semua elemen diteliti. Dengan kata lain, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Penelitian ini akan membahas mengenai perubahan abnormal return (Ar) pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah.

Saham Syariah

Saham syariah adalah suatu variabel yang Pit – Pit-1

Pit-1 rit=


(10)

NitA EriKA AriANi& NANi SuryANtiNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

memperlihatkan kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut yang diukur dengan menggunakan abnormal return (Ar) dan kemudian dikumulatifkan kedalam cummulative abnormal return (CAr). Dari perhitungan statistik yang menggunakan program microsoft excel dan statistical package for social science (SPSS) maka dapat diperbandingkan rata-rata cummulative abnormal return (CAr) sebelum pengumuman penerbitan saham syariah adalah 33,78456, sedangkan rata-rata cummulative abnormal return (CAr) sesudah pengumuman penerbitan saham syariah adalah -0,04006. Obligasi Syariah

Obligasi syariah adalah suatu variabel yang menperlihatkan kinerja perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut yang juga diukur dengan menggunakan abnormal return (Ar) dan kemudian dikumulatifkan kedalam cummulative abnormal return (CAr). Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan microsoft excel dan statistical package for social science (SPSS) maka dapat dilihat perbandingan rata-rata cummulative abnormal return (CAr) sebelum pengumuman penerbitan obligasi syariah sebesar -0,12331, sedangkan rata-rata cummulative abnormal return (CAr) sesudah pengumuman penerbitan obligasi syariah adalah 0,05063.

Hasil Pengujian Hipotesis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Penerbitan Saham Dan Obligasi Syariah

Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan statistical package for social science (SPSS). Penelitian ini menggunakan uji beda dua rata-rata. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui

apakah diantara data yang akan diuji terdapat perbedaan abnormal return atau tidak. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 1.

Berdasarkan tabel 1 tersebut maka dapat dilihat nilai rata-rata (mean) sebelum pengumuman penerbitan saham syariah adalah 33,78456 dan nilai rata-rata (mean) sesudah pengumuman penerbitam saham syariah adalah -0,04006. Dengan demikian dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan saham syariah. Sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) sebelum pengumuman penerbitan obligasi syariah adalah -0,12331 dan nilai rata-rata (mean) sesudah pengumuman penerbitan obligasi syariah adalah 0,05063. Dengan demikian maka terjadi perbedaan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan obligasi syariah. Dari hasil pengujian tersebut maka diperoleh rata-rata abnormal return sebelum pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah berbeda dengan rata-rata abnormal return sesudah pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan abnormal return terhadap pengumuman penerbitan saham maupun obligasi syariah di Bursa Efek indonesia. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghoniyah et.al (2008) yang dimana dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pasar bereaksi atau terjadi perubahan abnormal return tetapi tidak signiikan terhadap pengumuman penerbitan obligasi syariah.

Tabel 1

Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Penerbitan Saham Dan Obligasi Syariah

Keterangan Hasil

Mean Over reaksi Pasar Modal sebelum pengumuman penerbitan: - saham syariah

- obligasi Syariah

33,78456 -0,12331 Mean Over reaksi Pasar Modal sesudah pengumuman penerbitan:

- saham syariah - obligasi syariah

-0.04006 0,05063


(11)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wanalita (2007) yang dimana hasil penelitiannya menunjukkan adanya perubahan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah penerbitan atau penetapan saham-saham yang tergabung dalam Jakarta islamic index di Bursa Efek indonesia.

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa peristiwa pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah di Bursa Efek indonesia memuat kandungan informasi (information content) yang bermakna (good news) bagi investor. Hal ini disebabkan karena investor lebih memilih investasi berbasis syariah daripada investasi konvensional karena investasi berbasis syariah relatif jauh dari resiko.

Penelitian ini mempunyai

keterbatasan-keterbatasan antara lain adalah masa penelitian yang peneliti lakukan hanya dalam jangka waktu tiga tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Hal ini menyebabkan kemungkinan tidak terjadinya perbedaan abnormal return diluar tahun 2007 dan 2009. Berdasarkan keterbatasan peneliti yang telah dipaparkan diatas maka peneliti memberikan saran untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan rentang waktu lebih dari tiga tahun. Hal ini diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat menghasilkan hasil penelitian yang lebih baik dan mengganti variabel misalnya dampak pengumuman penerbitan saham dan obligasi syariah di Bursa Efek indonesia atau resiko investasi pada saham dan obligasi syariah di Bursa Efek indonesia sehingga lebih dapat memperkuat penelitian ini.

REFERENSI

Aliamin (2007), Merekontruksi Akuntansi Syariah, Syiah Kuala university Press, Banda Aceh.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti (2001), Pengantar Pasar Modal, rineka Cipta, Semarang. Al-Ghazaly, Hasbulloh (2008) ”Perkembangan

Saham Syariah di Dunia”, Artikel internet. Senin, 1 Juni 2009.

Ghoniyah, Nunung, Mutamimah, dan Jenar Widayati (2008), ”reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Penerbitan Obligasi Syariah” Simposium Nasional Akuntansi 11, hal:1-23.

Halim, Abdul(2003), Analisis investasi, Salemba Empat, Jakarta.

ikatan Akuntansi indonesia (2004), Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 Oktober 2004, Salemba Empat, Jakarta.

Jandiar, M.Denny (2008) ”Jual Beli Saham Dalam islam”, Artikel internet. Jumat, 5 Juni 2009.

J. Fabozzi, Frank (2000), Manajemen investasi, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto (2007), Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman,

BPFE, yogyakarta.

Jogiyanto (2003), teori Fortofolio Dan Analisis investasi, Edisi ketiga, BPFE, yogyakarta. Karyani, Etikah dan Adler H. Manurung (2006),

”Pengaruh Pengumuman Perubahan Bond rating terhadap return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta” Jurnal riset Akuntansi indonesia, Vol. 9, No.3: 282-306.

Lestari, Sri dan imam Subekti (2002), ”Asosiasi Antara Pengumuman Kabinet Baru tanggal 23 Agustus 2000 Dengan Stock Price Dan trading Volume Activity Di Pt Bursa Efek Jakarta” tema, Vol. iii No.1.

Nasarudin, M. irsan, dan indra Surya (2004), Aspek Hukum Pasar Modal indonesia, Kencana, Jakarta.

Puspopranoto, Sawaldjo (2004), Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan, Pustaka LP3ES indonesia, Jakarta.

Putra, Joni Eka (2008) ”Obligasi Syariah”, Artikel internet. Jumat, 5 Juni 2009.

rahmawati, dan tri Suryani (2005), ”Over reaksi Pasar terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta” Simposium Nasional Akuntansi 8, hal:64-73.


(12)

NitA EriKA AriANi& NANi SuryANtiNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Analisis investasi Dan teori Portofolio, raja Graindo Persada, Jakarta.

Share, William F, Gordon J. Alexander, dan Jeffery V. Bailey (2005), investasi, Edisi Keenam, indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Subekti, imam (2005), ”Asosiasi Antara Praktik Perataan Laba Dan reaksi Pasar Modal Di indonesia” Simposium Nasional Akuntansi 8, hal:223-237.

Sukadji, Soetarlinah (2000), Menyusun Dan Mengevaluasi Laporan Penelitian, ui-Press, Jakarta.

Susanto, Akhmad Akbar dan Malik Cahyadin

(2008), ”Praktik Ekonomi islam di indonesia Dan implikasinya terhadap Perekonomian”. Dalam proses untuk dipublikasikan dalam Jurnal Ekonomi Syariah MuAMALAH, Vol.5.

tambuan, Andy Porman (2007), Menilai Harga Wajar Saham, Gramedia, Jakarta.

Wirdyaningsih (2005), Bank Dan Asuransi islam Di indonesia, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta.

www.bapepam.go.id www.mui.or.id www.idx.co.id


(13)

ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PROFESIONAL

TERHADAP KONFLIK PERAN DENGAN VARIABEL

MODERATING: PARTISIPASI PENYUSUNAN

ANGGARAN DAN ORIENTASI TUJUAN SISTEM PADA

PERGURUAN TINGGI NEGERI DI BANDA AcEH

rAyyAN FirDAuS

Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

The aim of this research is to know the inluences of professional orientation variable and moderating variable that is participant in budget compilation, system purpose orientation toward the role conlict in the state universities in Banda Aceh. This research was conducted in some state universities. the method of taking sampling was done to 47 respondents by using census. All of the respondents were being samples due to the limited number of respondents. they were the vice rectors and vice deans of the universities. the result of this research showed that the professional orientation variable inluenced the rule conlict variable. Furthermore the interaction of participation in budget compilation showed that the professional orientation and participation in budget compilation also inluenced the role conlict variable.

Keywords: inluences, professional orientation, participation

Kondisi persaingan usaha yang semakin kompetitif memberikan dorongan yang sangat besar pada Perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas output yang dihasilkan, agar lulus yang dihasilkan bisa memenuhi kebutuhan pasar kerja. Berbagai Perguruan tinggi melakukan pembenahan di segala bidang dan salah satunya peningkatan efesiensi dan efektivitas manajemen, untuk itu para pengelola Perguruan tinggi sebagian besar menetapkan bahwa manajer puncak hingga manajer tingkat menengah di pegang oleh para profesional pendidikan.

Jika seorang dosen menduduki jabatan struktural mempunyai peran ganda yaitu sebagai manajer dan peran sebagai staf pengajar, maka manajer harus melaksanakan tugas secara efesien dan mencapai tujuan organisasi dalam menjalankan aktivitasnya. Keberhasilan sebagai manajer akan diukur antara lain dengan pengendalian administratif yang salah satunya dilakukan melalui proses penganggaran.

Adanya potensi terjadinya konlik peran atas penerapan proses penganggaran pada organisasi yang didominasi profesional, perlu mendapat perhatian yang seksama. Karena konlik peran yang terjadi dalam satu organisasi tidak hanya membawa dampak yang merugikan

bagi karyawan seperti menurunnya kepuasan kerja dan meningkatkannya ketegangan kerja, tetapi hal tersebut berpotensi untuk menurunkan kinerja organisasi serta bisa menyebabkan tingkat perputaran karyawan yang tinggi dan menurunkan komitmen organisasi (Senatra, 1980; Collins et. al. 1995 serta Abernethy dan Stoellinder, 1995). Sementara menurut Comerfond dan Abernethy (1999) menyatakan bahwa konlik peran dapat dihindari pada bentuk pengendalian administratif. Mereka memandang bahwa konlik peran yang muncul ketika profesional terlibat dalam penganggaran, dapat diatasi dengan tujuan sistem. Hasil penelitian mereka mendukung proposisi bahwa individu yang memiliki orientasi profesional yang tinggi tidak perlu mengalami konlik peran ketika terlibat dalam penganggaran, asalkan komitmen pada tujuan sistem.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti kembali penelitian yang dilakukan oleh Balianus Patria Latuheru dan Ariin Sabeni (2004) guna melihat apakah fenomena yang telah diperoleh pada penelitian terdahulu dengan tempat dan waktu yang berbeda juga akan terjadi pada Perguruan tinggi Negeri di kota Banda Aceh. sehingga penulis mencoba mengangkat permasalahan diatas dengan judul “Analisis


(14)

0 rAyyAN FirDAuS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap Konlik Peran Dengan Variabel Moderating: Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Orientasi Tujuan Sistem Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu berapa besar pengaruh variabel orientasi profesional dan variabel moderating yaitu partisipasi penyusunan anggaran, orientasi tujuan sistem terhadap konlik peran pada perguruan tinggi negeri di Banda Aceh ?

Tujuan Penelitian

tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel orientasi profesional dan variabel moderating yaitu partisipasi penyusunan anggaran, orientasi tujuan sistem terhadap konlik peran pada perguruan tinggi negeri di Banda Aceh.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan Dapat menambah wawasan bagi penulis mengenai pengaruh orientasi profesional terhadap konlik peran dengan variabel moderating partisipasi penyusunan anggaran dan orientasi tujuan sistem, dan juga dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh orientasi profesional terhadap konlik peran terhadap pihak yang berkepentingan.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membatasi pada pembahasan tentang orientasi profesional yang mencakup tingkat pendidikan dan tingkat keahlian yang dimiliki oleh seorang profesinal dengan menggunakan dua faktor kontijensi sebagai variabel moderating yaitu partisipasi penyusunan anggaran dan orientasi tujuan sistem yang berpengaruh terhadap konlik peran pada Perguruan tinggi Negeri di Banda Aceh.

LANDASAN TEORITIS Pengertian Orientasi Profesional

Salim & Salim dalam Balianus & Ariin Sabeni (2004 : 676) menyebutkan bahwa orientasi profesional adalah dasar pemikiran untuk menentukan sikap dan arah secara tepat dan benar yang dimiliki oleh seorang profesional.

Comeford & Abernethy dalam rudi Fahruddin (2004 : 462) mengemukakan bahwa orientasi profesional menunjukan sistem yang memfokuskan pada indikasi tingginya profesional komitmen.

Orientasi profesional yang tinggi dapat menunjukkan keinginan untuk mencapai atau menjaga otonomi dalam lingkungan kerja. Adapun konsekuensi bahwa individu yang menunjukan orientasi profesional yang tinggi akan mengalami konlik karena dipandang nilai manajerial akan mengancam otonominya. Pengertian Konlik

Veitzhal rivai (2004 :507) mendefenisikan konlik adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota – anggota atau kelompok dalam suatu organisasi / perusahaan yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai, atau persepsi. Konlik dapat juga diartikan sebagai perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota lain.

Patricia Buhler (2004 : 602) menyatakan konlik adalah permasalahan yang terjadi antara dua organisasi atau lebih dari sejumlah konlik tertentu sebagai akibat dari persaingan sehat.

Kenneth Boulding dalam Suranta (1998 : 671) telah memberikan batasan konlik sebagai suatu keadaan persaingan yang terjadi pada kelompok dimana adanya ketidaksesuaian harapan-harapan yang satu dengan yang lain.

Veithzal rivai (2004 : 508) mengkategorikan bentuk-bentuk konlik menjadi tiga kelompok yaitu:

Berdasarkan pelakunya, konlik bisa bersifat internal / eksternal bagi individu yang mengalaminya.

Berdasarkan penyebabnya, konlik yang 1.


(15)

di sebabkan karena mereka yang bertikai ingin memperoleh keuntungan sendiri atau timbulnya perbedaan pendapat, penilaian dan norma.

Berdasarkan akibatnya, konlik dapat bersifat baik atau buruk.

Jenis – jenis konlik, menurut Veithzal Rivai (2004 : 509) adalah

Konlik dalam diri seseorang

Seorang dapat mengalami konlik internal dalam dirinya karena harus memilih tujuan yang saling bertentangan karena bimbang dalam memilih atau melakukan. Konlik ini juga dapat terjadi karena tuntutan tugas yang melebihi kemampuannya.

b. Konlik antara individu

Konlik yang terjadi sering kali disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu tertentu, tindakan, dan tujuan dimana hasil bersama sangat menentukan.

c. Konlik antar anggota kelompok

Suatu konlik dapat mengalami konlik substantif atau konlik afektif, dimana konlik substantif adalah konlik yang terjadi karena latar belakang keahlian yang berbeda jika anggota dari suatu komite menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas dasar yang sama. Sedangkan konlik afektif adalah konlik yang terjadi berdasarkan atas tanggapan emosional terhadap suatu situasi tertentu

d. Konlik antar kelompok

terjadi karena masing–masing kelompok ingin mengejar kepentingan atau tujuan kelompok.

e. Konlik intra perusahaan

Yang meliputi konlik vertikal, terjadi antara manajer dan bawahan yang tidak sependapat tentang cara terbaik untuk menyelesaikan tugas. Konlik horizontal terjadi antara karyawan atau departemen yang memiliki hirarki yang sama dalam organisasi. Konlik lini – staff, yang sering terjadi karena adanya perbedaan persepsi tentang keterlibatan staff dalam proses pengambilan keputusan oleh manajer. Konlik peran dapat terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran yang saling bertentangan.

3.

a.

f. Konlik antar perusahaan

Dapat terjadi karena memiliki saling ketergantungan satu sama lain terhadap satu tugas/ pekerjaan yang menyebabkan adanya dampak negatif terhadap perusahaan.

Pengertian Peran (Role)

Peran (role) yang dinyatakan oleh Van Sell et al. dalam collins et al.(1995:671) yaitu seperangkat penghargaan yang ditujukan kepada pemegang jabatan pada posisi tertentu.

teori peran meyatakan bahwa individu akan mengalami konlik peran apabila ada dua tekanan atau lebih yang terjadi secara bersamaan yang ditujukan kepada seseorang, sehingga apabila individu tersebut mematuhi satu diantaranya akan mengalami kesulitan / tidak mungkin mematuhi yang lainnya ( Gregson, 1994 : 257 ).

teori peran menyatakan bahwa individu akan mengalami konlik peran apabila ada dua tekanan atau lebih yang terjadi secara bersamaan yang ditujukan pada seseorang, sehingga apabila individu tersebut mematuhi satu diantaranya akan mengalami kesulitan atau tidak mungkin mematuhi yang lainnya (Wolfe dan Snoke, 1995: 671).

raelin J.A dalam Abernethy Stoelwinde (1995 : 671) melihat ada tiga sumber yang menyebabkan adanya ketidaksesuaian peran yang dialami profesional yang bekerja dalam organisasi yaitu:

Profesional terus menerus menuntut otonomi terhadap pekerjaan itu sendiri dan kondisi kerja mereka.Mereka membawa keahlian khusus kedalam organisasi dan menginginkan mereka sendiri yang memutuskan bagaimana akan menggunakan keahlian tersebut.

Profesional cenderung bertanggungjawab terhadap profesi yang sudah dipilihnya dan memihak kepada profesi tersebut kepada organisasi tempat mereka bekerja.

Profesional setia kepada norma dan standar yang ditetapkan oleh organisasi profesionalnya dibandingkan dengan norma dan standar yang ditetapkan oleh atasan mereka dalam organisasi tempat mereka bekerja.

1.

2.


(16)

2 rAyyAN FirDAuS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Pengertian Konlik Peran

Ataina Hudayati (2004 : 562) menyatakan bahwa konlik peran timbul akibat seseorang mempunyai peran sebagai anggota yang dalam profesinya bertindak sebagai akademisi / staff pengajar dan perannya sebagai jajaran birokrat manajer pada perguruan tinggi tempat dia bekerja.

Jika suatu individu mempunyai peran ganda yang bertentangan atau menerima berbagai pengharapan atas peran yang bertentangan atas jabatan tertentu (Collins et al. 1995 : 297).

Copur dalam Abernethy & Stoelwinder (1995 : 297) menjelaskan dua hal yang dipandang sebagai penyebab timbulnya konlik peran pada para profesional / birokrat yaitu:

tugas birokratis bersifat parsial dan pelatihan berlangsung singkat yang dilakukan dalam organisasi.

tugas profesional bersifat keseluruhan (general), pelatihan membutuhkan waktu yang relatif lama di luar organisasi.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan konlik peran adalah dapat terjadi antara berbagai peran yang di emban oleh satu orang atau lebih sebagai akibat dari persaingna yang wajar yang mempunyai batasan-batasan tertentu .

Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama dua pihak atau lebih yang membawa efek dimasa yang akan datang bagi mereka yang membuat keputusan (Backer et al. 1978 : 401)

Siegel & Marconi (1985:53) menyatakan bahwa dengan partisipasi karyawan akan dilibatkan egonya dan bukan sekedar terlibat dalam tugas yang mereka kerjakan. Hal ini akan tentu meningkatkan moral dan inisiatif yang besar diseluruh level manajemen.

Schriff & Lewin (1974:144) mengemukakan ada beberapa aspek fungsional dari sistem partisipasi:

Partisipasi akan meningkatkan moral, menimbulkan minat, semangat dan inisiatif pelaksananya.

Perencanaan menjadi lebih baik sebagai akibat banyaknya orang yang berpartisipasi, 1.

2.

1.

2.

sehingga pengetahuan mereka akan bermanfaat dalam proses anggaran.

Partisipasi akan merangsang kerja sama antara bagian dalam perusahaan.

Partisipasi langsung dalam penyusunan anggaran membuat para bawahan akan lebih memahami tujuan yang ingin dicapai dan mereka akan lebih tanggapan terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul pada saat anggaran dilaksanakan.

Menurut Milani (1975:464) menyatakan partisipasi anggaran yaitu tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan oleh individu dalam proses perancangan anggaran.

Kenis (1979:676) menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran adalah luasnya manajer terlibat dalam penyiapan anggaran dan besarnya pengaruh manajer kepada sasaran anggaran unit organisasi yang menjadi tanggung jawabnya.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan partisipasi penyusunan anggaran adalah merupakan jumlah pengaruh yang dimiliki oleh seorang individu dalam menyusun anggaran secara bersama-sama, dan turut mempengaruhi keputusan-keputusan yang di ambil secara langsung terhadap individu.

Orientasi Tujuan Sistem

Salim & Salim (1991:677) mendeinisikan orientasi adalah sebagai dasar pemikiran untuk menentukan sikap, arah dan sebagainya secara tepat dan benar. Sedangkan tujuan sistem adalah tujuan yang menyinggung berbagai kondisi yang di inginkan dari suatu organisasi. Hal ini meliputi tujuan-tujuan manajerial seperti efesiensi, adaptasi, integrasi, pertumbuhan, stabilitas, satuan dan akuntabilitas inansial (Abernethy & Stoelwinder, 1991).

Orientasi tujuan sistem mencakup komitmen individu pada tujuan dan nilai-nilai manajerial (Comerford & Abernethy, 1999). Hal ini direleksikan dalam perilaku yang di arahkan pada pencapaian tujuan yang berkaitan dengan manajemen yang mencakup efesien dan pertanggungjawaban (Perrow dalam Mutmainah, 2000).

3. 4.


(17)

Orientasi Profesional dan Konlik Peran Keterlibatan profesional dalam birokrat menjadi problematik tersendiri karena keinginan profesional tidak hanya terlibat dalam pengendalian proses pekerjaan, tetapi juga pengendalian tujuan (Barley& tolbert, 1991: 672). Sementara itu organisasi tidak memberikan hak-hak istimewa pada profesional bila bertentangan dengan tujuan Manajemen dan prinsip-prinsip Manajemen birokrat. Dimana tujuan implisit kebijakan Manajemen birokrat adalah untuk mengendalikan perilaku profesional yang sering berseberangan dengan upaya eisien dan efektivitas dalam manajemen birokratik, yang sering menyentuh masalah krusial pada jasa profesional yaitu penekanan pada efesiensi biaya.

Dilain pihak perhatian Manajemen terhadap kebutuhan anggota organisasinya akan berpengaruh pada komitmen manajerial. Keadaan ini didukung oleh studi Aranya & Ferris (1984) yang berkesimpulan bahwa organisasi untuk memfasilitasi pemenuhan harapan profesional akan berpengaruh pada komitmen profesional pada tujuan-tujuan manajerial organisasi. Jika organisasi dipandang memiliki komitmen pada tujuan profesional individu, maka individu cendrung untuk mengembangkan komitmennya pada tujuan-tujuan organisasi. Keadaan ini menghendaki adanya harmonisasi antara tujuan Manajemen dan tujuan profesional yang saling mendukung. Kondisi ini akan terjadi bila manajemen mendapatkan kepercayaan para profesional (Korsgaard dkk,1995).

Aranya & Feris (1984:672) menyatakan bahwa luasnya konlik yang di alami para profesional tergantung seberapa tingginya mereka menjaga orientasi profesionalnya atau tergantung pada beralihnya orientasi menuju nilai dan norma organisasi.

Menurut Wallace (1995: 672) menyatakan bahwa komitmen yang tinggi pada profesi tidak berarti bahwa komitmen pada organisasi rendah, dengan demikian antara keduanya tidak bersifat saling menggantikan. Jika organisasi bisa mengusahakan agar komitmen yang tinggi pada profesi tersebut diikuti dengan usaha untuk membuat profesional tersebut setia dengan tujuan

organisasi. Kenyataannya organisasi memilih para profesional yang bisa sukses menerima tujuan profesinya dan tujuan organisasinya. uraian diatas memberi kesimpulan bahwa orientasi profesional yang tinggi yang dimiliki seorang manajer (birokrat) dapat menimbulkan konlik peran dan bisa pula tidak, tergantung dari berbagai variabel lain.

Menurut Davis & Newstrom (1996: 673) karena para manajer melakukan banyak peran yang berbeda, mereka harus sangat adaptif untuk berubah dari satu peran keperan laiannya dengan cepat. Aktivitas para manajer dan karyawan diarahkan oleh persepsi peran (role perception) mereka, yaitu apa yang harus dilakukan menurut pandangan mereka dalam peran mereka sendiri dan bagaimana seyogyanya orang lain bertindak dalam peran mereka.

Orientasi Tujuan Sistem dan Konlik Peran Konlik peran berimplikasi pada sikap dan perilaku profesional yang berimbas pada lingkungan kerja organisasi, maka manajemen berkepentingan untuk mengatasinya. Penelitian Abernethy (1999: 673) dianggap memberikan alternatif solusi yang berarti untuk mengatasi konlik peran profesional-manajerial. Mereka mengedepankan orientasi tujuan sistem individu yang dapat ditumbuhkan melalui media partisipasi dalam penganggaran meskipun mereka dan beberapa peneliti lain menyatakan bahwa poartisipasi dalam penganggaran juga merupakan salah satu pemicu munculnya konlik peran profesional manajerial. Beberapa riset sebelumnya seputar konlik peran menyarankan hal-hal yang tampaknya belum menjawab permasalahan sesuai kondisi dan tuntutan yang berkembang.

Prototipikal Profesional sering kali digambarkan sebagai seseorang yang menolak nilai-nilai yang berhubungan dengan orientasi tujuan sistem atau orientasi manajerial (Comerford dan Abernethy, 1999: 673). Hal ini disebabkan para profesional sejak awal diarahkan dan disosialisasikan sesuai dengan model pengendalian profesional, serta membentuk orientasi nilai-nilai dan norma- norma profesional yang kuat, yang dianggap sebagai antitesis


(18)

4 rAyyAN FirDAuS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

orientasi tujuan sistem.

Organisasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang mendorong profesional untuk menerima orientasi tujuan sistem, tanpa melepaskan komitmen mereka pada nilai-nilai profesional (Comerford & Abernethy, 1999: 673). integrasi ini mensyaratkan profesional untuk berpartisipasi dalam mengendalikan administrasi formal seperti anggaran. Hal ini disebabkan anggaran tidak hanya merupakan alat pengendalian, namun juga berguna sebagai perencanaan inansial, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja dan memotivasi (Kennis,1970: 673). ini berarti bahwa anggaran dapat digunakan sebagai alat formal untuk mengkomunikasikan aturan-aturan organisasi tentang perilaku yang diharapkan, norma dan nilai-nilai organisasi (Collins, 1978: 673).

Penanaman orientasi nilai-nilai manajerial pada seluruh pihak yang berpartisipasi merupakan salah satu alternatif solusi yang paling menjanjikan untuk mengantisipasi konlik peran profesesional-manajerial. untuk mendukung hal ini diperlukan media partisipasi para profesional pada proses penganggaran dalam arti sebenarnya yang akan memungkinkan upaya untuk mendorong profesional meningkatkan orientasi sistem tujuan secara wajar. Sementara itu profesional tidak harus mengorbankan orientasi profesional mereka untuk berpartisipasi secara efektif pada proses penganggaran.

Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Konlik Peran

Siegel & Marconi (1989: 674) menyatakan penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan banyak manfaat, yaitu : a. Partisipan (orang yang terlibat dalam proses

penyusunan anggaran ) menjadi egoinvolved tidak hanya task-involved dalam kerja mereka.

b. Partisipasi akan menaikan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang akibatnya akan menaikan kerjasama anggota kelompok dalam penetapan sasaran.

c. Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan akibat adanya anggaran.

d. Partisipasi dapat mengurangi rasa

ketidaksamaan didalam alokasi sumber daya diantara bagian-bagian organisasi.

Meskipun partisipasi mempunyai banyak manfaat bukan berarti partisipasi tidak mempunyai keterbatasan dan masalah yang berkaitan dengan partisipasi. Partisipasi dapat merusak motivasi dan menurunkan kemampuan untuk mencapai sasaran organisasi, jika diterapkan secara tidak benar (Siegel & Marconi, 1989: 674).

Comerfort & Abernethy (1999: 674) menyatakan interaksi para profesional dalam proses penyusunan anggaran bisa menimbulkan konlik. Hal ini disebabkan para profesional cenderung mempunyai komitmen rendah pada nilai manajerial, dia bisa menyusun anggaran semata-mata untuk memenuhi kepentingan profesinya dan bukan untuk kepentingan organisasinya sehingga melibatkan mereka secara langsung dalam pengendalian keuangan seperti dalam penganggaran akan menimbulkan konlik peran. Penelitian lain yang menemukan bukti adanya dampak negatif partisipasi dilakukan oleh lowe, E.A. (1968) young, S.M. (1985) dan Lukha, K. (1988) dalam Hudayati (2001). Hasil penelitian mereka menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berhubungan positif dengan timbulnya senjangan anggaran. Senjangan anggaran dideinisikan sebagai jumlah yang oleh manajer dengan sengaja dibuat melebihi kebutuhan bagi sumber-sumber yang dibutuhkan dalam angggaran atau dengan sengaja merendahkan kemampuan produktivitas perusahaan.

Puspa & rianto (1999: 675) telah melakukan penelitian dengan model yang sama dengan Abernethy Stoelwinder (1995: 675), dengan responden dokter dan dosen, hasilnya menunjukan bahwa untuk kelompok profesional dosen, interaksi antara orientasi profesional dan dominasi pengendalian output dapat menimbulkan konlik. Sedangkan untuk kelompok profesional dokter, pengendalian output tidak menimbulkan konlik peran.

Sementara Ataina Hudayati (2001) yang meneliti pengaruh aspek-aspek penganggaran terhadap konlik peran pada perguruan tinggi, menyatakan bahwa interaksi antara orientasi


(19)

profesional dan penggunaan anggaran sebagai evaluasi kinerja tidak berpengaruh terhadap konlik peran.

Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah variabel orientasi profesional dan variabel moderating yaitu partisipasi penyusunan anggaran, orientasi tujuan sistem berpengaruh signiikan terhadap konlik peran pada perguruan tinggi negeri di Banda Aceh.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah survey. Data penelitian yang di butuhkan adalah data primer dalam bentuk persepsi responden (subjek) penelitian. Pengambilan data menggunakan survey langsung dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala likert dengan 5 (lima) poin dan wawancara ( tanya jawab langsung dengan responden). Kuesioner yang di gunakan diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu Ariin Sabeni (2004).

Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Peguruan tinggi Negeri di kota Banda Aceh. Penarikan sampel dilakukan dengan metode ”Sensus” terhadap 47 responden yaitu semua responden dijadikan sampel mengingat jumlah yang terbatas dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah Pembantu rektor dan Pembantu Dekan pada PtN di kota Banda Aceh yang berjumlah 47 orang, dengan alasan bahwa pada level ini pembantu rektor dan Pembantu Dekan yang membidangi tugas-tugas administrasi dan keuangan, lebih memahami proses persiapan dan penyusunan anggaran karena mereka terlibat secara langsung dan dapat merasakan pengaruhnya terhadap peran gandanya.

Tabel jumlah responden

Nama

Universitas Responden Sampel unsyiah Pembantu rektor 3 orang Pembantu Dekan 25 orang

iAiN Pembantu rektor 3 orang Pembantu Dekan 16 orang Jumlah 47 orang Sumber : iAiN dan unsyiah, tahun 2011.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian Lapangan (Field Research) dilakukan untuk memperoleh data-data primer dimana data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian. untuk memperoleh data primer, penelitian melakukannya melalui observasi (pengamatan langsung) dan wawancara (tanya jawab langsung dengan responden). Dan mengedarkan angket pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada responden.

Operasional dan Pengukuran Variabel Indentiikasi variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konlik peran (Y). Dalam penelitian ini konlik peran yang dimaksud adalah konlik peran yang dialami oleh Pembantu rektor dan Pembantu Dekan yang memiliki peran ganda baik secara staf pengajar maupan sebagai manajer. Variabel ini di ukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh rizzo et al. (1970) dengan lima poin skala likert.

2. Variabel Bebas (independent Variabel) yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah orientasi profesional (X1). Orientasi profesional dalam hal ini berarti dasar pemikiran untuk menentukan sikap dan arah secara tepat dan benar yang harus dimiliki seorang profesional. Variabel ini di ukur berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh Miller & Wager (1971).

3. Variabel Moderating (Moderating Variabel) Sedangkan variabel moderating dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran (X2) dan orientasi tujuan sistem (X3).Adapun yang dimaksud dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah luasnya manajer terlibat dalam penyiapan anggaran dan besarnya pengaruh manajer


(20)

rAyyAN FirDAuS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

terhadap sasaran anggaran unit organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. Variabel ini di ukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975). Sedangkan orientasi dapat dideinisikan sebagai dasar pemikiran untuk menentukan sikap,arah, dan sebagainya secara tepat dan benar. Sedangkan tujuan sistem adalah tujuan yang menyinggung berbagai kondisi yang diinginkan dari suatu organisasi yang meliputi tujuan-tujuan seperti eisien, adaptasi, intetegrasi, pertumbuhan, stabilitas, kesatuan dan akuntabilitas inansial (Abernethy & Stoelwinder, 1991). Variabel ini terdiri dari empat item pengukuran yang dikembangkan oleh Abernethy & Stoelwinder (1991).

Metode Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan regresi berganda (multiple regression). Pendekatan ini di adopsi dari Comerfod dan Abernethy (1999). yang menggunakan persamaan regresi sebagai berikut :

y = a + b1X1 + e

y = a + b1X1 + b2X2 + b4X1X2 + e y = a + b1X1 + b3X3 + b5X1X3 + e Dimana :

y = Konlik Peran

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5 = koeisien Regresi

X1 = Orientasi Profesional

X2 = Partisipasi Penyusunan Anggaran X3 = Orientasi tujuan Sistem

X1, X2 = interaksi antara orientasi profesional dengan partisipasi penyusunan anggaran X1, X3 = interaksi antara orientasi profesional

dengan orientasi tujuan sistem e = error

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Variabel Orientasi Profesional Orientasi profesional merupakan dasar pemikiran untuk menentukan sikap dan arah secara tepat dan benar yang dimiliki oleh seorang profesional. Orientasi profesional yang tinggi dapat menunjukkan keinginan untuk mencapai atau menjaga otonomi dalam lingkungan kerja. Adapun konsekuensi bahwa individu yang menunjukan orientasi profesional yang tinggi akan mengalami konlik karena dipandang nilai manajerial akan mengancam otonominya.

Dari tabel 1 menunjukkan bahwa variabel orientasi profesional yang merupakan dasar pemikiran untuk menentukan sikap dan arah secara tepat dan benar yang dimiliki oleh seorang profesional pada Perguruan tinggi Negeri di Kota Banda Aceh doperoleh nilai rata-rata dari tanggapan responden sebesar 4,1854,

Tabel 1

Rata-Rata Tanggapan Responden Terhadap Variabel Orientasi Profesional

No. Variabel Rata-Rata

1. Bagi saya dapat mewujudkan dan melaksanakan riset dari ide saya sendiri itu penting 3,5745 2. Dapat melakukan jenis penelitian yang akan memberikan kontribusi pada profesi saya itu penting artinya bagi saya 3,9149 3. Dapat menerbitkan hasil kerja saya dalam jurnal atau majalah profesional itu penting 3,5106 4. Bagi saya masuk mengajar tepat pada waktunya adalah suatu hal yang penting 4,5319

5.

Saya sangat menginginkan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, walaupun kegiatan tersebut kurang manfaatnya bagi organisasi tempat saya bekerja

4,5106

6. Dalam jangka panjang saya menginginkan dihargai atas keberadaan saya sebagai dosen yang

profesional dan bukan sebagai pejabat pada perguruan tinggi tempat saya bekerja 4,6809 7. Dalam waktu dekat ini saya ingin menerbitkan tulisan saya dalam jurnal profesi, meskipun

topik yang saya buat tersebut mungin memliki kontribusi sedikit bagi perguruan tinggi saya 4,5745

Rata-rata 4.4


(21)

hal ini menunjukkan bahwa variabel orientasi profesional pada Perguruan tinggi Negeri Di Kota Banda Aceh dijalankan dengan baik. Analisis Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran

Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama dua pihak atau lebih yang membawa efek dimasa yang akan datang bagi mereka yang membuat keputusan, dengan adanya partisipasi karyawan akan dilibatkan egonya dan bukan sekedar terlibat dalam tugas yang mereka kerjakan. Hal ini akan tentu meningkatkan moral dan inisiatif yang besar diseluruh level manajemen.

Meskipun partisipasi mempunyai banyak manfaat bukan berarti partisipasi tidak mempunyai keterbatasan dan masalah yang berkaitan dengan partisipasi. Partisipasi dapat merusak motivasi dan menurunkan kemampuan untuk mencapai sasaran organisasi, jika diterapkan secara tidak benar. interaksi para profesional dalam proses penyusunan anggaran bisa menimbulkan konlik. Hal ini disebabkan para profesional cenderung mempunyai komitmen rendah pada nilai manajerial, dia bisa menyusun anggaran semata-mata untuk memenuhi kepentingan profesinya dan bukan untuk kepentingan organisasinya sehingga melibatkan mereka secara langsung dalam pengendalian keuangan seperti dalam penganggaran akan menimbulkan konlik peran.

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran pada Perguruan tinggi Negeri Di Kota Banda Aceh doperoleh nilai rata-rata dari tanggapan responden sebesar 4,4645, hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran pada Perguruan tinggi Negeri Di Kota Banda Aceh berlangsung dengan baik dan bagus.

Analisis Variabel Orientasi Tujuan Sistem Orientasi adalah sebagai dasar pemikiran untuk menentukan sikap, arah dan sebagainya secara tepat dan benar. Sedangkan tujuan sistem adalah tujuan yang menyinggung berbagai kondisi yang di inginkan dari suatu organisasi. Hal ini meliputi tujuan-tujuan manajerial seperti efesiensi, adaptasi, integrasi, pertumbuhan, stabilitas, satuan dan akuntabilitas inansial.

Orientasi tujuan sistem mencakup komitmen individu pada tujuan dan nilai-nilai manajerial. Hal ini direleksikan dalam perilaku yang di arahkan pada pencapaian tujuan yang berkaitan dengan manajemen yang mencakup efesien dan pertanggungjawaban.

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa variabel orientasi tujuan sistem pada Perguruan tinggi Negeri Di Kota Banda Aceh doperoleh nilai rata-rata dari tanggapan responden sebesar 4,5404, hal ini menunjukkan bahwa variabel orientasi tujuan sistem pada Perguruan tinggi Negeri Di Kota Banda Aceh juga relatif baik dan bagus dalam artian perguruan tinggi di Kota Banda Aceh tetap memiliki komitmen yang kuat dalam menetukan orientasi tujuan sistem.

Analisis Variabel Konlik Peran

untuk melihat bagaimana tanggapan responden terhadap variabel konlik peran pada Perguruan tinggi Negeri di Banda Aceh dari tabel 4 menunjukkan bahwa variabel konlik peran pada Perguruan tinggi Negeri Di Kota Banda Aceh doperoleh nilai rata-rata dari tanggapan responden sebesar 4,5851, hal ini menunjukkan bahwa variabel konlik peran pada Perguruan tinggi Negeri Di Kota Banda Aceh juga terjadi wlaupun masih dalam taraf normal.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda untuk melihat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, orientasi tujuan sistem dan orientasi profesional terhadap konlik peran pada Perguruan tinggi Negeri Di Banda Aceh dimana hasil perhitungan akhir estimator dapat dilihat pada tabel 5.

Dari tabel 5 menggambarkan bahwa nilai koeisien determinan (R2) bernilai 0,952 atau

95,2 % menunjukkan bahwa determinan variabel orientasi profesional berpengaruh terhadap variabel konlik peran sebesar 95,2 %, dengan nilai koeisien korelasi (R) sebesar 0,976 atau 97,6 % menggambarkan bahwa variabel orientasi profesional sangat erat hubungannya terhadap variabel konlik peran yaitu sebesar 97,6 %.

Dari tabel diatas diperoleh persamaan akhir estimasi yaitu : Y= 3,92 + ,2 X, yang artinya


(22)

rAyyAN FirDAuS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 2

Rata-Rata Tanggapan Responden Terhadap Variabel Penyusunan Anggaran

No. Variabel Rata-Rata

1. Saya terlibat dalam penyusunan anggaran 4,3617 2. Penyusunan anggaran belum dinyatakan selesai sampai saya menyetujinya 4,3830 3. Pendapat saya menjadi faktor penting di dalam penyusunan anggaran 4,4681 4. Saya merasa puas dalam setiap penyusunan anggaran yang saya buat 4,5106 5. Saya rela memberikan pendapat saya apabila diperlukan 4,5957 6. Atasan sering meminta pendapat saya saat anggaran sedang disusun 4,4681

Rata-rata 4.4645

Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)

Tabel 3

Rata-Rata Tanggapan Responden Variabel Orientasi Tujuan Sistem

No. Variabel Rata-Rata

1. Saya memiliki komitmen yang kuat dalam pencapaian tujuan sistem dalam lingkungan tempat saya

bekerja 4,5106

2. Pengendalian administrasi yang saya lakukan selalu terkoordinasi dan terkendali sesuai dengan

orientasi pencapaian tujuan sistem budaya organisasi tempat saya bekerja 4,4255 3. Sikap dan perilaku saya selalu berorientasi pada pencapaian tujuan sisem organisasi sesuai nilai dan

etika profesi yang saya tekuni saat ini 4,6809 4. Perencanaan inancial, koordinasi evaluasi kinerja dan motivasi kerja sesuai orientasi tujuan sistem

organisasi 4,5745

5. Saya mengedepankan orientasi tujuan sistem dalam eisiensi, adaptasi, integrasi, pertumbuhan,

stabilitas. kesatuan dan akuntabilitas dalam prtisipasi anggaran dan konlik peran 4,5106

Rata-rata 4.404

Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)

Tabel 4

Rata-Rata Tanggapan Responden Terhadap Variabel Konlik Peran

No. Variabel Rata-Rata

1.

Saya bekerja dengan dua kelompok pekerja atau lebih yang cara melakukan pekerjaannnya tidak sama (misalnya di satu sisi harus mematuhi intruksi dari pimpinan tentang hal tertu, namun disisi lain etika profesional saya sebagai dosen tidak menghendaki

4,5532

2. Saya menerima penugasan manjerial dari pimpinan tanpa didukung oleh kemampuan saya yang

cukup untuk melakukannya 4,6383

3. Saya melakukan hal-hal yang mungkin dapat diterima oleh seseorang tetapi ditolak oleh orang lain 4,4255 4. Saya harus melanggar peraturan atau kebijakan tertentu untuk bisa melaksanakan suatu penugasan 4,4681 5. Saya mengerjakan pekerjaan yang menurut saya tidak perlu 4,5106 6. Saya diminta untuk melakukan suatu pekerjaan yang saling tidak bersesuaian satu sama lain (sebagai

dosen dan sebagai manjerial pada perguruan tinggi) 4,6809 7. Saya melakukan hal-hal yang harus dilakukan secara berbeda 4,7660

8.

Saya menerima penugasan tanpa fasilitas yang cukup untuk melaksanakannnya (misalnya seseorang dosen diharuskan melaksanakan tridharma perguruan tinggi, namun tidak ditunjang oleh fasilitas yang mencukupi dari manajemen kampus)

4,6383

Rata-rata 4,


(23)

Tabel 5

Analisis Regresi Linier Sederhana Dengan Variabel Bebas Orientasi Profesional Variabel

Penelitian Label

Koeisien

Regresi t Hitung sig X1 Orientasi Profesional 1,125 30,028 0,000

r squared : r korelasi :

0,952 0,976

F ratio : Probabilitas:

901,671 0,000

Konstanta : 3,692

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 6

Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel

Penelitian Label Koeisien Regresi t Hitung Prob. X1 Orientasi Profesional 1,738 3,879 0,000

X2 Partisipasi Penyusunan Anggaran, 1,263 2,850 0,007 X1X2 interaksi Antara Orientasi Profesional

dengan Partisipasi Penyusunan Anggaran

0,932 2,235 0,031

r squared : r korelasi :

0,962 0,981

F ratio : Probabilitas:

361,167 0,000

Konstanta : 4,11

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 7

Analisis Regresi Linier Berganda dengan Variabel Bebas Orientasi Profesional, Orientasi Tujuan Sistem dan

Interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi Tujuan Sistem

Variabel

Penelitian

Label Koeisien Regresi t Hitung Sig X1 Orientasi Profesional 2,020 4,499 0,000

X3 Orientasi tujuan Sistem 1,347 2,480 0,017

X1X3 interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi tujuan Sistem

1,090 2,385 0,022

r squared : r korelasi :

0,958 0,979

F ratio : Probabilitas:

330,432 0,000

Konstanta : 3,495


(24)

20 rAyyAN FirDAuS Jurnal Akuntansi dan Keuangan

constanta sebesar 3,692 menggambarkan bahwa apabila variabel orintasi profesional diabaikan maka konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh hanya sebesar 3,962.

Apabila variabel orientasi profesional (X1) mengalami kenaikan satu persen akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh sebesar 1,125 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi konlik peran dianggap tetap.

Dari tabel 5 menggambarkan bahwa nilai koeisien determinan (R2) bernilai 0,962 atau

96,2 % menunjukkan bahwa determinan variabel orientasi profesional, partisipasi penyusunan anggaran dan interaksi antara orientasi profesional dengan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap variabel konlik peran sebesar 96,2 %, dengan nilai koeisien korelasi (r) sebesar 0,981 atau 98,1 % yang menggambarkan bahwa variabel orientasi profesional, partisipasi penyusunan anggaran dan interaksi antara orientasi profesional dengan partisipasi penyusunan anggaran sangat erat hubungannya terhadap variabel konlik peran yaitu sebesar 97,6 %.

Dari tabel 6 diperoleh persamaan akhir estimasi yaitu : Y= 4, + ,73 X + ,23 X2 + 0,93 XX2, yang artinya konstanta sebesar 4,11 menggambarkan bahwa apabila variabel orientasi profesional, partisipasi penyusunan anggaran dan interaksi antara orientasi profesional dengan partisipasi penyusunan anggaran diabaikan maka konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh hanya sebesar 4,11.

Apabila variabel orientasi profesional (X1) mengalami kenaikan satu persen akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh sebesar 1,738 dengan asumsi variabel partisipasi penyusunan anggaran dan interaksi antara orientasi profesional dengan partisipasi penyusunan anggaran dianggap tetap.

Apabila variabel partisipasi penyusunan anggaran (X2) mengalami kenaikan satu persen akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh sebesar 1,263 dengan asumsi

variabel orientasi profesional dan interaksi antara orientasi profesional dengan partisipasi penyusunan anggaran dianggap tetap.

Apabila variabel interaksi antara orientasi profesional dengan partisipasi penyusunan anggaran (X1X2) mengalami kenaikan satu persen akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh sebesar 0,936 dengan asumsi variabel orientasi profesional dan partisipasi penyusunan anggaran dianggap tetap.

Dari tabel 7 menggambarkan bahwa nilai koeisien determinan (R2) bernilai 0,958 atau

95,8 % menunjukkan bahwa determinan variabel orientasi profesional, Orientasi tujuan Sistem dan interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi tujuan Sistem berpengaruh terhadap variabel konlik peran sebesar 95,8 %, dengan nilai koeisien korelasi (R) sebesar 0,979 atau 97,9 % yang menggambarkan bahwa variabel orientasi profesional, Orientasi tujuan Sistem dan interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi tujuan Sistem sangat erat hubungannya terhadap variabel konlik peran yaitu sebesar 97,9 %.

Dari tabel diatas diperoleh persamaan akhir estimasi yaitu : y= 3,495 + 2,020X1 + 1,347 X3 + 1,090 X1X3, yang artinya konstanta sebesar 3,495 menggambarkan bahwa apabila variabel orientasi profesional, Orientasi tujuan Sistem dan interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi Tujuan Sistem diabaikan maka konlik peran pada Perguruan tinggi Negeri Di Banda Aceh hanya sebesar 3,495.

Apabila variabel orientasi profesional (X1) mengalami kenaikan satu persen akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh sebesar 2,020 dengan asumsi variabel Orientasi tujuan Sistem dan interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi tujuan Sistem anggaran dianggap tetap.

Apabila variabel Orientasi tujuan Sistem (X3) mengalami kenaikan satu persen akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh sebesar 2,020 dengan asumsi variabel variabel orientasi profesional, dan


(25)

interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi tujuan Sistem dianggap tetap.

Apabila variabel interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi tujuan Sistem (X1X3) mengalami kenaikan satu persen akan menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap konlik peran pada Perguruan Tinggi Negeri Di Banda Aceh sebesar 1,090 dengan asumsi variabel orientasi profesional dan Orientasi tujuan Sistem dianggap tetap.

Hasil Uji-F dan Uji-t

uji F dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, uji F memperlihatkan signiikansi pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. F-hit dalam persamaan ini untuk semua model regresi diperoleh lebih besar dari F- hitung, hal ini menggambarkan bahwa semua variabel bebas secara universal mempengaruhi variabel terikat pada Perguruan tinggi Negeri Di Banda Aceh.

Uji t (t-tes)

uji t dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara partial, uji t memperlihatkan signiikan pengaruh variabel bebas secara partial terhadap variabel terikat.

- Variabel orientasi profesional diperoleh t-hit sebesar 30,028 lebih besar dari t- tebel yaitu 2,0129 maka variabel orientasi profesional secara partial mempengaruhi variabel konlik peran.

- Variabel partisipasi penyusunan anggaran diperoleh t-hit sebesar 2,850 lebih besar dari t-

tebel yaitu 2,0129. Hal ini menunjukkan bahwa

secara partial variabel partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap variabel konlik peran.

- Variabel interaksi antara orientasi profesional dengan partisipasi penyusunan anggaran diperoleh t-hit sebesar 2,850 lebih besar dari t-

tebel yaitu 2,0129. Hal ini menunjukkan bahwa

secara partial variabel partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap variabel konlik peran.

- Variabel Orientasi tujuan Sistem diperoleh

t-hit sebesar 2,480 lebih besar dari t- tebel yaitu 2,0129. Hal ini menunjukkan bahwa secara partial variabel Orientasi tujuan Sistem berpengaruh terhadap variabel konlik peran. - Variabel interaksi Antara Orientasi Profesional

dengan Orientasi tujuan Sistem diperoleh

t-hit sebesar 2,385 lebih besar dari t- tebel yaitu

2,0129. Hal ini menunjukkan bahwa secara partial variabel interaksi Antara Orientasi Profesional dengan Orientasi tujuan Sistem berpengaruh terhadap variabel konlik peran. Keterbatasan

Ada beberapa keterbatsan yang terdapat dalam penelitian ini :

responden dalam penelitian ini terbatas pada level menengah dan level atas hal ini membawa implikasi hasil penelitian ini tidak dapat di generalisir untuk level yang lebih rendah.

responden dalam penelitian ini terbatas pada perguruan tinggi universitas sedangkan bentuk perguruan tinggi lainnya seperti politeknik, akademi dan sekolah tinggi belum dijadikan responden.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara yang disesuaikan dengan kriteria atau pertimbangan tertentu akan memberikan kemampuan generalisasinya yang rendah.

Perbedaan yang cukup signiikan antara responden perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri tidak dikelompokkan jawaban responden sehingga sukar untuk digeneralisasi apakah jawaban antara dosen PtS dan PtN adalah sama

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan yaitu

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel orientasi profesional berpengaruh terhadap variabel konlik peran dapat dilihat dari nilai koeisien determinan (R2) bernilai

0,952 atau 95,2% yang menunjukkan bahwa determinan variabel orientasi profesional berpengaruh terhadap variabel konlik peran 1.

2.

3.


(1)

Volume 1 Nomor 1, Februari 2011 Jurnal Akuntansi dan Keuangan 9

Baltol, Kathryn M, dan David Martin C (1994), Management, uSA MC Graw Hill.inc Christiawan (2003), Profesionalisme dalam Era

industrialisasi. Majalah Manajemen dan Usahawan Indonesia, Lembaga Manajemen

FE-UI, No. 03TH. XXIII, Jakarta.

Darwanis (2005), Analisis Kausalitas Antara Budaya Perusahaan, Anggaran Partisipatif, Senjangan Anggaran, Kinerja Manajerial Dan Kinerja Perusahaan, Disertasi Program Pascasarjana universitas Padjadjaran Bandung.

Gibson, James. L, ivancevich and James H Dinelly Jr. (1989), Organisasi : Perilaku Struktur dan Proses, Penerjemah : Nunuk Andriani, Pt. Erlangga, Jakarta. Hall, richard (1968), Profesionalisme and

Bureaucratization, American Sosiological Review, 33: 92-103

Hasil Evaluasi Sistem Tata Kelola Universitas

Malikussaleh, (2009), Lhokseumawe

Bastian, indra (2006), Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Komite Penyempurnaan Manajemen Keuangan

(2006), Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja, Penerbit Departemen Keuangan republik indonesia, Jakarta.

Kusnendi, Drs.M.S (2004),” Konsep dan aplikasi Model persamaan struktural (SEM) Dengan

program LISREL 8 “, Jurusan Pendidikan Ekonomi universitas pendidikan indonesia, Bandung.

Keniss, izzetin (1979) Effect of Budgetary oal Characteristissc on Managerial Attitudes and Performance. The Accounting Review, Vol LVi, No 4

rakhmat, Jalaluddin (1999), Metode Penelitian Komunikasi, remaja rosdakarya, Bandung. Karbers, Lawrence P. dan Forgarty, timothi J.

(1995), Profesionalism and its Consequences: A Study of internal Auditors, Auditing: A

Journal of Practice and Theory, 14: 64-86.

LAN ri (2003), Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta.

Machfoedz, Mas’ud. (1999), Studi Persepsi Mahasiswa terhadap Profesionalisme Dosen

Akuntansi Perguruan tinggi, JAAI, Vol.3, No.1.

Mulyadi dan Johny S. (1999), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Aditya Media, yogyakarta.

Munawar (2006), Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran terhadap Prilaku, Sikap dan Kinerja Aparatur Pemerintah daerah Kabupaten Kupang. tesis Magister ilmu Akuntansi Program Pasca Sarjana unsyiah, Banda Aceh.

Munandar (2001), Budgeting, BPFE, Jogjakarta. Muliati (2007), Pengaruh Manajemen Mutu

Terpadu terhadap Kinerja Karyawan KPA Unsyiah, Banda Aceh.

Mulyadi (2001), Balance Scorecard, Jakarta Salemba Empat

Mulyadi (1993), Akuntansi Manajemen, StiE-yKPN, yogyakarta.

Nelly Dikkiiana (2006), Korelasi Antara Aspek Motivasi Dalam Penyusunan Anggaran

dengan Efektiitas Pelaksanaan program

Kegiatan pada pemerintahan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, tesis Magister ilmu Akuntansi Program Pasca Sarjana unsyiah, Banda Aceh.

Henry, Nicholas (1988), Administrasi Negara dan Masalah-masalah Kenegaraan, rajawali Pers, Jakarta.

Novisiya rizal (2008), Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri, Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kesenjangan Anggaran, tesis Magister ilmu Akuntansi Program Pasca Sarjana unsyiah, Banda Aceh.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006, Tentang Pengukuran Kinerja Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000,

Tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah.

rahmawati (1997), Hubungan antara profesionalisme Internal Auditor dengan Kinerja, Kepuasan kerja, Komitmen dan keinginan untuk Pindah, tesis Magister ilmu Akuntansi Program Pasca Sarjana uGM, Jogjakarta.

rinusu dan Sri Mastuti (2003), Panduan Praktis Mengontrol APBD, Civic Education and


(2)

92 KAMAriAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Budget transperency Advocation (CiBa) & Friedrich Ebert Shifting (FES), Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000,

Tentang Prinsip Penyusunan Anggaran. robbins, P. Stephen (2003), Organization

Behavior, Pearson Custom Publishng. Santoso Pramudji, (2009), Pengaruh Parsitipasi

dan Profesionalisme Aparat terhadap Efektivitas Penggunaan Anggaran dengan Struktur Organisasi Desentralisasi sebagai Variabel Pemoderasi, tesis Magister ilmu Akuntansi Program Pasca Sarjana uNDiP, Semarang.

Sedarmayanti (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Reika Aditama, Bandung. Simon, r. (2000), Performance Measurement &

Control System for Implementing Strategy: Text & Cases, Prentice Hall, upper Sadle river.

Suhartini (2008), Pengaruh Profesionalisme Audit Terhadap Keefektifan Pelaksanaan Anggaran, Skipsi ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi unsyiah, Banda Aceh.

Suit, y. dan Almasdi (2000),Aspek Sikap Mental dalam Sumber Daya Manusia, Ghalia indonesia, Jakarta.

thoha, Miftah (2000), Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, CV. rajawali, Jakarta.

Siegel, Gary dan Helene ramanauskas, Marcni, (1989), Behavioural Accounting, Fransisco : Siouth Western Publishing Company.

tika H. Moh. Pabundu, 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetakan Pertama, Pt. Bhumi Aksara, Jakarta.

thoyib Armanu, 2005. Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi dan Kinerja: Pendekatan Konsep,Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.

uma Sekaran (2006), Research Methods For Business A Skill Building Approach, John Wiley & Sons, inc.

undang-undang No. 43 tahun 1999, Tentang Kelancaran Penyelenggaraan Tugas Pemerintah Dengan Pengembangan Nasional.

undang-undang No.20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Dikti

universitas Malikussaleh (2009), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) 2009 Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe.

Widiarsi, tabita (2006), Pengaruh Komitmen Organisasional dan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating

terhadap Hubungan antara Partisipasi

Anggaran dengan Senjangan Anggaran (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Semarang), tesis Magister ilmu Akuntansi Program Pasca Sarjana universitas Soegijapranata, Semarang

yohanes Harimurti (2004), Problematika Suatu instansi Pemerintah Dalam Menyusun indikator Kinerja tinjauan dari Dimensi Value For Money, JAKSP, Vol. 05 No.02, Agustus 2004


(3)

(4)

KEBIJAKAN EDITORIAL JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN (JAK)

FAKULTAS EKONOMI UNIMAL


(5)

(6)