20623 24653 1 PB

MATHEdunesa

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017

ISSN :2301-9085

PENGEMBANGAN SOAL SETARA TIMSS UNTUK SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA PADA DOMAIN KONTEN GEOMETRI
Affiliatissalafiyah Riabqo
Program Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: affiliasr@gmail.com

Prof. Dr. Siti Maghfirotun Amin, M.Pd
Program Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
e-mail:

Abstrak
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau strukturstruktur yang abstrak dan pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi. Pentingnya penalaran
dalam matematika tercantum dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika
kelas VII. Untuk mencapai kompetensi tersebut dibutuhkan suatu pengukuran yang dapat dilakukan
dengan memberikan soal latihan atau soal ujian yang memenuhi kriteria penalaran yang diberikan kepada

siswa. Pada kenyataannya, guru jarang memberikan soal penalaran sehingga kemampuan bernalar siswa
rendah. Rendahnya kemampuan siswa dapat dilihat pada hasil uji TIMSS.
Berdasarkan analisis hasil TIMSSS siswa Indonesia tahun 1999 – 2011, didapatkan bahwa pencapaian
terendah berada pada domain konten geometri. Hal ini dapat dikarenaka soal penalaran yang tersedia
masih terbatas sehingga dibutuhkan pengembangan soal-soal penalaran setara TIMSS untuk siswa kelas
VIII. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengembangan
soal setara TIMSS untuk siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama pada domain konten geometri dan
mendeskripsikan hasil pengembangan soal setara TIMSS untuk siswa kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama pada domain konten geometri yang valid dan reliabel.
Metode penelitian pengembangan soal setara TIMSS dilakukan dengan menggunakan metode
pengembangan Tessmer. Metode penelitian pengembangan Tessmer memiliki dua tahapan yaitu tahap
preliminary dan dan tahap formative assessment. Tahap formative assessment terdiri dari self evaluation,
prototyping ( expert review, one-to-one evaluation, small group evaluation) dan field test evaluation.
Penelitian ini berfokus pada pengembangan soal-soal setara TIMSS untuk siswa kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama pada domain konten geometri.Pada penelitian ini dilakukan pengembangan soal
setara TIMSS sebanyak 12 soal yang terdiri dari 7 soal pilihan ganda dan 5 soal dengan jawaban
terkonstruk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, enam soal dari tujuh soal setara TIMSS tipe pilihan ganda yang
dikembangkan berada pada kategori valid, dan empat soal dari lima soal setara TIMSS tipe jawaban
terkonstruk berada pada kategori valid. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa soal setara TIMSS baik tipe

pilihan ganda maupun tipe jawaban terkonstruk belum reliabel.
Kata Kunci: Pengembangan, Soal Setara TIMSS, Metode penelitian pengembangan Tessmer.

Abstract
Mathematics is a subject that deals with something abstract. Reasoning ability is very needed to
understand mathematics. The needs of mathematical reasoning was mentioned in the basic competense of
mathematics teached in eighth grade of junior high school. To achieve such competence, teacher needs to
give questions for excercises or tests that suitable to measure students’ mathematical reasoning ability. In
fact, teachers are rarely give such kind of questions, and it makes students’ mathematical reasoning ability
low, as it shown in TIMSS’ result of Indonesian eight grader students.
The analysis of TIMSS result in 1999 – 2011 of Indonesian students shown that the lowest
achievement of Indonesian students was in geometry. It might be caused by the limited existence of
questions that measure students mathematical reasoning. The aims of this study is to describe the process
305

Volume 2 No.6 Tahun 2017
of develompent of TIMSS like questions for eight grader students of junior high school in content domain
geometry and to describe the result of develompent of TIMSS like questions for eight grader students of
junior high school in content domain geometry which are valid and reliable.
Method used in this study is Tessmer’s method of development study that contains two phases,

preliminary phase and formative assessment phase. The formative assessment consisted of selfevaluation, prototyping (expert review, one-to-one evaluation, small group evaluation) and field test
evaluation. This study focused on the develompent of TIMSS like questions for eight grader students of
junior high school in content domain geometry. In this study 12 TIMSS like questions were constructed.
The questions consisted of 7 multiple choice questions and 5 constructed response questions.
The result of the study showed that 6 of 7 multiple choice questions are valid and 4 of 5 constructed
response questions are valid. Reliability test showed that both multiple choice and constructed response
questions were not reliable.
Keywords: Development, TIMSS like questions, Tessmer’s method of development study.

PENDAHULUAN

sendiri soal-soal yang sesuai dengan indikator penalaran.
Selain itu, belum banyaknya referensi soal-soal penalaran
yang dikembangkan yang dapat digunakan secara
langsung dalam proses pembelajaran (Rizta dkk., 2013).
Berdasarkan permasalahan-permasalahan dan faktorfaktor diperlukan adanya suatu penelitian mengenai
pengembangan soal-soal setara TIMSS untuk siswa
sekolah menengah pertama kelas VIII pada domain
konten geometri guna menghasilkan soal-soal setara
TIMSS yang valid dan reliabel.


TIMSS merupakan studi Internasional mengenai
kecenderungan atau perkembangan matematika dan sains
yang diadakan oleh International Association for the
Evaluation of Education Achievement setiap 4 tahun
sekali (Rizta, 2013). Studi ini menilai siswa melalui 2
dimensi, yaitu dimensi konten yang sejalan dengan
materi (konten) pada standar isi mata pelajaran
Matematika SMP, yang terdiri dari bilangan, aljabar,
geometri dan data dan peluang, serta dimensi kognitif
yang menunjukkan tingkatan berfikir siswa yaitu
knowing (pengetahuan), applying (penerapan) dan
reasoning (penalaran).
Pada domain konten geometri, topik yang diujikan
antara lain bangun geometri, pengukuran geometri dan
lokasi dan perpindahan. Domain reasoning (penalaran)
fokus pada kemampuan siswa untuk menyelesaikan
masalah-masalah
tidak
rutin,

kompleks,
dan
membutuhkan multi-step solution (Mullis dan Martin,
2013).
Pada domain reasoning (penalaran), kemampuan
siswa yang dinilai antara lain analyze (menganalisis),
integrate/synthesize
(mengintegrasi),
evaluate
(mengevaluasi),
draw
conclusions
(membuat
kesimpulan), generalize (menggeneralisasi), dan justify
(memberikan alasan) (Mullis dan Martin, 2013).
Dalam dimensi kognitif, pemecahan masalah
merupakan fokus utama dan muncul dalam soal-soal tes
yang terkait dengan hampir semua topik. Soal-soal
TIMSS dirancang sedemikian rupa sehingga kedua
dimensi penilaian, yaitu dimensi konten dan dimensi

kognitif dapat teramati.
Berdasarkan analisis hasil TIMSS siswa Indonesia
tahun 1999 – 2011, didapatkan bahwa kemampuan
bernalar siswa Indonesia masih sangat rendah, yaitu
dibawah rata-rata Internasional, khususnya pada dimensi
konten geometri. Beberapa faktor yang dapat menjadi
penyebab guru jarang melatihkan soal-soal penalaran,
sehingga berdampak pada rendahnya pencapaian TIMSS
siswa Indonesia, antara lain guru belum mampu membuat

METODE
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode penelitian pengembangan Tessmer.
(1993). Penelitian ini
terdiri dari 2 tahap yaitu
preliminary dan tahap formative assessment . Tahap
formative assessment
meliputi self evaluation,
prototyping (expert reviews, one-to-one evaluation, dan
small group evaluation) serta field test.

Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan
April – Mei 2017 dengan subyek penelitian adalah siswa
kelas VIII-J Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Lamongan.
Instrumen penelitian yang digunakan antara lain Kisikisi dan soal setara TIMSS untuk siswa kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama, lembar validasi soal, lembar
validitas butir soal setara TIMSS dan pedoman
wawancara.
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini
berupa data perhitungan kevalidan soal setara TIMSS
berdasarkan penilaian dari validator, data perhitungan
validitas butir soal dan data perhitungan reliabilitas butir
soal. Perhitungan validitas butir soal pilihan ganda
dilakukan menggunakan rumus korelasi poin biserial,
sedangkan perhitungan validitas butir soal dengan
jawaban terkonstruk dilakkukan menggunakan rumus
korelasi Pearson product moment. Perhitungan
reliabilitas butir soal pilihan ganda dilakukan
menggunakan rumus Kuder Richardson 20, sedangkan


306

Volume 2 No.6 Tahun 2017
perhitungan reliabilitas butir soal dengan jawaban
terkonstruk dilakkukan menggunakan rumus Cronbach’
Alpha. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa
deskribsi proses dan hasil pengembangan soal setara
TIMSS.

sudut, teorema Phytagoras dan bangun
datar yang meliputi segitiga, poligon dan
lingkaran
2) Desain
Pada tahap desain dilakukan pembuatan
kisi-kisi soal yang mendeskribsikan
gambaran soal setara TIMSS yang akan
dibuat seperti banyaknya soal, indikator
soal, jenis soal, dan distribusi soal
berdasarkan ranah kognitif reasoning

(penalaran) TIMSS.
Soal TIMSS yang akan dibuat sebanyak
12 soal, terdiri dari 7 soal pilihan ganda
dan 5 soal dengan jawaban terkonstruk.
Soal pilihan ganda terdiri dari 2 soal pada
ranah analyzing (menganalisis), 2 soal
ranah integrate (mengintegrasi), 2 soal
ranah evaluate (mengevaluasi), dan 1 soal
ranah
draw
conclusion
(membuat
kesimpulan). 5 soal dengan jawaban
terkonstruk terdiri dari 1 soal ranah draw
conclusion (membuat kesimpulan), 2 soal
ranah generalize (menggeneralisasi), dan 2
soal ranah justify (memberikan alasan).
Berikut adalah contoh soal setara TIMSS
yang dikembangkan.


HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses Pengembangan Soal Setara TIMSS
Pengembangan soal setara TIMSS untuk siswa
Sekolah Menengah Pertama kelas VIII pada domain
konten
geometri
ini
menggunakan
model
pengembangan Tessmer. Model pengembangan
Tessmer terdiri dari dua tahap yaitu tahap preliminary
dan
tahap
formative
assessment.
Proses
pengembangan soal setara TIMSS dijelaskan dalam
tahapan sebagai berikut.
1. Tahap Prelliminary
Pada

tahap
preliminary
dilakukan
pengumpulan
literatur
mengenai
TIMSS,
kurikulum 2013, serta materi yang telah diajarkan
oleh guru sampai dengan bulan Februari 2017.
Selain itu, dilakukan beberapa kegiatan lain
seperti penentuan lokasi penelitian, menghubungi
kepala sekolah dan guru pembimbing di sekolah
tersebut.
Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
menentukan jadwal pengambilan data penelitian
serta menentukan kelas yang akan menjadi subyek
penelitian. Dalam penelitian ini, pegambilan data
penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2017
dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIJ Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lamongan.
2. Tahap Formative Assessment
a) Self Evaluation
1) Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis
mengenai kurikulum dan analisis TIMSS.
Analisis kurikulum terdiri dari kompetensi
inti dan kompetensi dasar pembelajaran
matematika kelas VII dan VIII dalam
kurikulum 2013 sesuai dengan peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
24 tahun 2016 serta kompetensi siswa dan
materi domain konten geometri yang telah
diajarkan oleh guru pada siswa kelas VIII
sampai dengan bulan Februari 2017.
Analisis TIMSS analisis mengenai
kompetensi siswa yang diuji dalam TIMSS
pada domain konten geometri sesuai
pedoman TIMSS 2015 menurut pedoman
TIMSS 2015.
Berdasarkan hasil analisis, maka
ditentukan bahwa materi pada domain
konten geometri yang akan digunakan
dalam pengembangan soal TIMSS antara
lain lokasi titik pada bidang kartesius,

Perhatikan gambar berikut!

Jika diketahui bahwa garis AB sejajar garis CD, maka
berapakah besar sudut y? Tuliskan langkah pengerjaanmu
beserta alasannya!

Gambar 1. Contoh Soal setara TIMSS (Soal 12)
b) Prototyping
1) Expert review
Setelah dilakukan pembuatan soal setara
TIMSS seperti yang telah dideskribsikan
diatas, soal kemudian disebut sebagai draft 1.
Tahap selanjutnya adalah uji validasi ahli draft
1. Draft 1 yang telah dibuat kemudian
diserahkan kepada validator untuk dilakukan
penilaian. Berdasarkan hasil penilaian ahli,
didapatkan skor validasi adalah 3,95 yang
berarti bahwa draft 1 yang telah dibuat valid
tetapi membutuhkan revisi pada beberapa
bagian. Contoh saran ahli dan keputusan revisi
tersaji pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Saran dan Keputusan Revisi

307

Volume 2 No.6 Tahun 2017
nama sudut dengan huruf yang berbeda agar
tidak terdapat kesalahan dalam memahami
soal.
c) Field Test
Tahap selanjutnya setelah dilakukan small
group evaluation adalah melakukan revisi atau
perbaikan draft 2. Selanjutnya hasil revisi draft 2
Siswa diminta untuk Jika diketahui bahwa garis
membuktikan
bahwa Ab sejajar garis CD,
disebut sebagai draft 3 (pada lampiran). Draft 3
bahwa
sudut a, b dan c sama buktikan
yang telah dibuat diuji coba di lapangan (field
besar
m∠ a=m ∠ b=m∠ c
test). Field test dilakukan di kelas VIII-J Sekolah
! Berikan alasanmu!
Menengah Negeri 1 Lamongan dengan jumlah
peserta 36 siswa. Uji coba ini dilakukan pada
2) One-to-one evaluation
tanggal 15 Mei 2017. Hasil uji coba draft 3
Tahap one-to-one evaluation dilakukan
kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya.
untuk mengetahui keterbacaan soal. Pada tahap
B. Hasil Pengembangan Soal Setara TIMSS
ini, soal diujikan pada satu siswa non subyek.
Skor hasil uji coba pada tahap field test kemudian
Siswa diminta untuk mengerjakan soal
dihitung
validitas dan reliabilitasnya. Validitas soal
kemudian dilakukan wawancara terhadap
pilihan
ganda
dihitung dengan menggunakan rumus
siswa tersebut untuk mendapatkan saran dari
korelasi Poin Biserial (rbis), sedangkan validitas soal
siswa terhadap soal setara TIMSS yang sedang
dengan jawaban terkonstruk dihitung dengan
dikembangkan. Berdasarkan hasil perkerjaan
menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson
dan saran dari siswa tersebut, maka dilakukan
product moment (rxy). Soal setara TIMSS dikatakan
perubahan pada beberapa soal. Perubahan
valid apabila koefisien korelasi lebih dari 0,3
(Arikunto, 2008). Reliabilitas soal pilihan ganda
yang dilakukan pada tahap ini hanya berupa
dihitung dengan menggunakan rumus Kuder
perubahan kalimat yang dirasa kurang jelas
Richardson 20 (rKR-20), sedangkan reliabilitas soal
atau memiliki makna ganda sehingga
dengan jawaban terkonstruk dihitung dengan
mempengaruhi pemahaman siswa dalam
menggunakan rumus Crobach’ Alpha (r11). Soal
mengerjakan soal.
dianggap reliabel jika nilai reliabilitasnya lebih dari
3) Small-group evaluation
atau sama dengan 0,6 (Arikunto, 2008). Hasil
Setelah dilakukan expert review dan one-to
perhitungan validitas dan reliabilitas butir soal setara
one evaluation, maka draft 1 dari soal setara
TIMSS tersaji sebagai berikut.
TIMSS diperbaiki sesuai dengan saran
Tabel 2. Hasil Perhitungan validitas dan reliabilitas
validator dan masukan dari siswa. Hasil
butor soal setara TIMSS
perbaikan draft 1 disebut sebagai draft 2.
No Soal
Validitas
Reliabilitas
Draft 2 kemudian diujikan kepada 5 siswa non
1
0,20
2
0,34
subyek. Tahap small group evaluation
3
0,67
dilakukan pada tanggal 9-10 mei 2017 dengan
4
0,51
0,09
rincian kegiatan tanggal pada tanggal 9 Mei
5
0,39
6
0,40
dilakukan uji coba draft 2 dan pada tanggal 10
7
0,54
Mei dilakukan wawancara. Contoh jawaban
8
0,38
siswa pada soal 12 tersaji sebagai berikut.
9
0,61

No soal

12

Saran Perbaikan
Tingkat kesulitan soal
masih kurang. Saran
perbaikan dari pakar
sebagai berikut:

Keputusan Revisi
Soal diganti sesuai dengan
saran
pakar,
sebagai
berikut:
Perhatikan gambar berikut!

10
11
12

0,57
0
0,60

0,26

C. Pembahasan
Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran
validitas soal setara TIMSS yang telah dibuat.
Validitas soal pilihan ganda akan dihitung
menggunakan rumus koefisien korelasi biserial,
sedangkan validitas soal dengan jawaban terkonstruk
akan dihitung dengan menggunakan rumus koefisien
korelasi Pearson product moment. Pemilihan
penggunaan rumus ini sesuai dengan pernyataan
Brown (2001), bahwa koefisien korelasi poin biserial

Gambar 1. Contoh jawaban siswa pada soal 12.
Pada hasil wawancara, ditemukan bahwa
beberapa siswa merasa bingung dengan
penamaan sudut pada soal nomor 12, karena
beberapa siswa menganggap sudut a, b, dan
sudut c sama dengan sudut A, B dan sudut C
yang dimaksud dalam soal. Dengan demikian,
soal 12 perlu diperbaiki dengan memberikan

308

Volume 2 No.6 Tahun 2017
(rbis) digunakan untuk mengestimasi derajat korelasi
antara suatu data nominal yang dikotom dengan data
interval, sedangkan korelasi Pearson product moment
digunakan untuk mencari koefisien korelasi dari dua
data yang memiliki interval.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas soal setara
TIMSS dengan dengan rumus koefisien korelasi poin
biserial, didapatkan terdapat satu soal yang berada
pada kategori tidak valid dan enam soal lainnya
berada pada kategori valid. Soal yang berada pada
kategori tidak valid yaitu soal 1 dan soal yang berada
pada kategori valid yaitu soal 2, soal 3, soal 4, soal 5,
soal 6, dan soal 7.
Pada uji validitas soal dengan jawaban terkonstruk
jawaban terkonstruk menggunakan rumus Pearson
product moment, didapatkan hasil bahwa Soal 11
tidak valid, sedangkan soal 8, soal 9, soal 10 dan soal
12 valid. Soal 11 tidak valid karena tidak ada siswa
yang menjawab benar pada soal tersebut sehingga
skor dari smua siswa adalah nol (0).
Menurut Varma (2004), nilai koefisien korelasi
berada diantara -1 dan 1. Koefisien korelasi positif
yang tinggi dari suatu item soal menunjukkan bahwa
siswa dengan skor total yang tinggi menjawab benar
pada item soal tersebut, dan siswa dengan skor total
rendah menjawab salah pada soal tersebut. Koefisien
korelasi yang rendah menunjukkan bahwa siswa yang
menjawab benar pada soal tersebut memiliki skor
total yang rendah, dan siswa yang menjawab salah
pada soal tersebut justru memiliki skor total yang
tinggi.
Soal dengan koefisien korelasi yang rendah harus
dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab
rendahnya koefisien korelasi tersebut, seperti
pemilihan kalimat dalam soal, presentasi soal, dan
konten soal. Jika hasil analisis menunjukkan hasil
bahwa tidak ada kesalahan ada soal, maka soal ini
direkomendasikan untuk dieliminasi pada tes
berikutnya (Varma, 2004).
Selain dilakukan uji validitas butir soal, dalam
penelitian ini juga dilakukan uji reliabilitas soal.
Reliabilitas menunjukkan kekonsistenan dari suatu
instrumen di mana instrumen tersebut memiliki hasil
yang sama dalam pengujian yang dilakukan berulang
kali. Suatu instrument dikatakan reliable jika suatu
instrumen memiliki hasil yang sama setiap kali
digunakan untuk melakukan suatu pengukuran yang
sejenis. Pada penelitian ini, pegukuran reliabilitas soal
pilihan ganda dilakukan dengan rumus Kuder
Richardson 20 (KR20), sedangkan reliabilitas soal
dengan
jawban
terkonstruk
diuji
dengan
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Shanon,

(2007) mengatakan bahwa rumus KR20 biasa
digunakan untuk mengukur reliabilitas tes dengan
jawaban yang dikotom (benar atau salah), sedangkan
Cronbach’s Alpha biasa digunakan pada soal dengan
jawaban yang tidak dikotom.
Pada perhitungan reliabilitas soal pilihan ganda,
didapatkan hasil bahwa koefisien korelasi KR20
hanya mencapai 0,093, sedangkan perhitungan
reliabilitas soal jawaban terkonstruk dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi Cronbach’s
Alpha hanya mencapai 0,26. Berdasarkan hasil
tersebut, maka soal pilihan ganda maupun soal
dengan jawaban terkonstruk yang telah dibuat tidak
reliabel.
PENUTUP
Simpulan
Pengembangan soal setara TIMSS untuk siswa kelas
VIII Sekolah Menengah Pertama pada domain konten
geometri dilakukan berdasarkan model pengebangan
Tessmer meliputi tahap preliminary dan tahap formative
assessment. Tahap formative assessment terdiri dari tahap
self evaluation, prototyping (expert review, one-to-one
evaluation, small-group evaluation) dan tahap field test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, enam soal dari
tujuh soal setara TIMSS tipe pilihan ganda yang
dikembangkan berada pada kategori valid, dan empat
soal dari lima soal setara TIMSS tipe jawaban
terkonstruk berada pada kategori valid. Uji reliabilitas
menunjukkan bahwa soal setara TIMSS baik tipe pilihan
ganda maupun tipe jawaban terkonstruk belum reliabel.
Saran
Saran disusun berdasarkan temuan penelitian yang telah
dibahas. Saran dapat mengacu pada tindakan praktis,
pengembangan teori baru, dan/atau penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Evaluasi

Brown, JD. 2001. Point-biserial correlation
coefficients. Shiken: JLT Testing & Evlution
SIG Newsletter. 5 (3) : 13 – 17.
Mullis dan Martin. 2013. TIMSS 2015 Assessment
Framework. Boston College, US: TIMSS & PIRLS
International Study Center.
Rizta A dkk.2013. Pengembangan Soal Penalaran Model
TIMSS Matematika SMP. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan. Vol: 17 (2).

309

Volume 2 No.6 Tahun 2017
Shanon,
Tucker.
2007.
Using Remark
Statistics for Test Reliability and Item
Analysis. US: University of Maryland.
Tessmer, M. 1993. Planning and conducting formative
evaluations: Improving the Quality of Education and
Training. London: Kogan Page.
Varma. 2004. Preliminary item statistics using
point biserial correlation and P-values.
Diakses dari www.eddata.com pada 22 Mei
2017 pukul 12.38 WIB.

310