1. MODEL PEMBELAJARAN

(1)

ANALISIS PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMP


(2)

TUJUAN

1. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik

2. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran Problem-based Learning

3. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran Project-based Learning

4. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah

Inquiry

5. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah

Discovery Learning

6. Menerapkan pendekatan dan model-model pembelajaran yang sesuai dengan KD


(3)

CAKUPAN MATERI

Materi sesi ini mencakup:

1. Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik

2.  Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran Problem-based Learning

3.  Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran Project-based Learning 

4. Pengertian dan langkah-langkah Inquiry   5. Pengertian dan langkah-langkah Discovery


(4)

Pembelajaran pada Kurikulum 2013

Menggunakan pendekatan saintifik atau

pendekatan berbasis proses keilmuan dan model-model pembelajaran antara lain:

project-based learningproblem-based learninginquiry learning


(5)

PENDEKATAN dalam PEMBELAJARAN

Istilah pendekatan sering diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang (perspektif) terhadap proses pembelajaran (Sanjaya, 2007: 127) atau seperangkat asumsi atau prinsip pembelajaran (bahasa) (Brown, 2001: 14)

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran

merujuk pada langkah-langkah metode ilmiah


(6)

Langkah-langkah dalam Metode

Saintifik

1. Merumuskan masalah 2. Merumuskan hipotesis 3. Mengumpulkan data 4. Menganalisis data

5. Menarik simpulan

Menurut L.R. Gay, Geoffrey E. Mills; dan Peter Airasian (2012: 6)*:

* Gay, L.R., Mills G., & Airasian P., (2012), Educational

Research: Competencies for Analysis and Applications, 10th


(7)

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

• Mengamati

• Menanya

• Mengumpulkan informasi/mencoba

• Menalar/mengasosiasi

• Mengomunikasikan

Menurut buku Panduan Penguatan Pembelajaran yang diterbitkan Dir. PSMP, 5 kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan Mengomunikasikan.

*) (Kegiatan pembelajaran pada setiap langkah)

dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran.

Menurut Permendikbud No. 103 tahun 2014, langkah-langkah pembelajaran dengan


(8)

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik

1. Mengamati:

SISWA mengamati fenomena dengan indera (mendengarkan, melihat, membau, meraba,

mengecap) dengan atau tanpa alat (untuk menemukan masalah).

Fenomena: kejadian/keadaan alam (IPA), peristiwa/ situasi sosial (IPS),

interaksi/komunikasi verbal (Bahasa), yang sesuai dengan kekhasan mata pelajaran dan


(9)

Contoh Fenomena:

IPA: lampu menyala, orbit bulan, benda jatuh, gerak pendulum

IPS: keramaian lalu lintas, transmigrasi, tawuran pelajar, pasar, jalur pelayaran

BAHASA INGGRIS: (teks) memberi dan merespon salam secara lisan

BAHASA INDONESIA: (teks) laporan hasil pandangan mata

PRAKARYA: minuman olahan PJOK: …?

SENI BUDAYA: …? MATEMATIKA: …?

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik


(10)

Fenomena di atas dapat merupakan benda, peristiwa, atau keadaan yang sebenarnya, dapat juga yang dikemas dalam bentuk gambar, foto, teks (berita, iklan, puisi, cerpen), film, video klip, audio cd, dan sebagainya (maka, siswa tidak mengamati video klip, melainkan mengamati fenomena melalui video klip)

Hasil mengamati  Masalah atau serangkaian pengetahuan dan/atau ketrampilan yang belum diketahui oleh peserta didik (gap of knowledge).

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik


(11)

CONTOH:

Bahasa Inggris: makna kosakata, tatabahasa, struktur teks, fungsi sosial teks

Matematika: cara menghitung luas segitiga

IPA: mengapa larutan X menghantarkan listrik ;

mengapa lampu X lebih hemat dibandingkan Y

IPS: apa penyebab banyaknya begal…

Pengetahuan yang belum dimiliki dapat mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik


(12)

Bantuan Guru dalam tahap mengamati

Guru juga merancang, mempersiapkan,

menunjukkan, atau menyediakan

sumber-sumber belajar yang relevan dengan KD atau materi pembelajaran yang nantinya akan

diamati oleh peserta didik.

Guru memberikan pengantar yang dapat

menarik minat peserta didik untuk

mengamati sumber belajar yang disediakan guru.

Membantu peserta didik

menemukan/mendaftar/ menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/mencipta-kan sesuatu.


(13)

2. Menanya:

SISWA merumuskan pertanyaan berangkat dari masalah yang diperoleh dari pengamatan.

CONTOH:

Bahasa Inggris: Apa makna kata-kata yang dicetak tebal pada bacaan?

IPS/PPKn: Mengapa saat ini banyak pencurian motor?

IPA: Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik?

PPKn: Bagaimana mengamandemen UUD? …

Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan jawabannya akan berupa pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan/atau metakognitif – yang merupakan indikator pencapaian kompetensi.

Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


(14)

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik

Contoh Pertanyaan faktual

Pertanyaan faktual adalah semua pertanyaan yang mengandung kata tanya “siapa”, “di mana” dan “kapan”, “berapa”.dan “apa”. Dilihat dari segi KKO, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikategorikan dalam pertanyaan “mengingat”.

Tetapi untuk pertanyaan “berapa” dan “apa” dapat juga menjadi pertanyaan konseptual ketika

menyatakan penerapan rumus atau menanyakan definisi.


(15)

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Contoh pertanyaan konseptual (yang paralel dengan memahami):

Pertanyaan atau perintah yang menuntut jawaban yang berisi informasi tentang klasifikasi,

kategori, prinsip-prinsip, rumus, struktur, model, atau teori.

Misalnya:

Mengapa benda ini bergerak semakin cepat?

Apa beda teks ini dengan teks yang kita pelajari kemarin?

Apa perbedaan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi?


(16)

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik

Contoh pertanyaan prosedural (yang paralel dengan menerapkan):

Pertanyaan atau perintah yang menuntut

jawaban /tanggapan yang berisi informasi

tentang cara melakukan sesuatu. Dalam mapel matematika misalnya algoritma.

Misalnya :

Bagaimana langkah-langkah untuk memperoleh SIM? Bagaiamana cara menggunakan

mikroskop; bagaimana cara melakukan serve yang benar?


(17)

Bantuan Guru dalam tahap menanya

Guru memberikan bantuan berupa pertanyaan

pancingan terkait dengan apa yang sudah diamati.

Guru meminta siswa merumuskan pertanyaan

dengan bantuan kata “bagaimana” atau “mengapa”.

Guru melatih agar peserta didik dapat

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan cara memberikan serangkaian daftar

pertanyaan berdasarkan konteks yang diamati kemudian siswa diminta memilih (dengan cara mencontreng, misalnya) pertanyaan apa atau mana yang perlu dibahas. Namun guru perlu mengarahkan pertanyaan siswa agar mengacu pada indikator.


(18)

3. Mengumpulkan informasi/mencoba:

SISWA mengumpulkan informasi/data dengan (berbagai) teknik yang sesuai, misalnya

eksperimen, pengamatan, wawancara,

survey, dan membaca dokumen-dokumen.

CONTOH

IPS/PPKn: wawancara, membaca sumber-sumber

IPA : eksperimen, pengamatan (observasi)

PPKn: wawancara, membaca sumber-sumber

PJOK: observasi, mencoba

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik

Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data atau informasi yang relevan dengan


(19)

Bantuan Guru dalam tahap

mengumpulkan informasi/mencoba

Guru merancang, mempersiapkan,

menentukan, dan menyediakan

sumber-sumber belajar lanjutan. Sumber belajar ini harus merupakan pendalaman atau

pelengkap dari sumber belajar yang diamati pada langkah pertama. Sumber belajar ini harus merupakan pendalaman atau

pelengkap dari sumber belajar yang diamati pada langkah pertama.


(20)

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik

4. Mengasosiasi/Menalar:SISWA mengolah

informasi/data yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan.

5. Mengomunikasikan: SISWA menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan) berdasarkan hasil

penalaran/asosiasi informasi/data secara lisan dan/atau tertulis.

CATATAN: Sampai langkah 5 (mengomunikasikan) peserta didik memperoleh pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan/atau metakognitif.


(21)

Bantuan Guru dalam tahap menalar/mengasosiasi

Guru mengarahkan agar peserta didik agar

dapat mengidentifikasi, mengklasifikasi, atau menghubung-hubungkan data/informasi yang diperoleh. Dalam hal ini menghubungkan, guru memberikan penjelasan mengenai

bentuk-bentuk hubungan logis yang mungkin terjadi.

Guru memancing dan mengarahkan agar

bentuk-bentuk hubungan yang dibangun peserta didik menghasilkan simpulan yang mengarah pada pencapaian tujuan


(22)

Bantuan Guru dalam tahap menalar/mengasosiasi

Guru sebagai manager, pemberi umpan balik,

pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas.

Guru diharapkan ikut membantu peserta didik

untuk menentukan butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi informasi.


(23)

6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta:

SISWA mencipta dan/atau menginovasi produk, model, gagasan dengan pengetahuan yang telah diperoleh. CIPTAAN/KREASI:

merupakan aplikasi dari pengetahuan yang diperoleh merupakan sesuatu yang tangible maupun

non-tangible CONTOH:

Bahasa: teks lisan dan tulis IPA: …

IPS: …

Seni Budaya: …

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik


(24)

Kelima atau keenam langkah pembelajaran di atas

TIDAK HARUS tercakup dalam setiap atau satu pertemuan.

CONTOH:

Pertemuan 1: mengamati, menanya,

mengumpulkan data/informasi/mencoba

Pertemuan 2: menalar/mengasosiasi data/informasi dan mengomunikasikan

Pertemuan 3: mencipta

Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik


(25)

1. Bertindak sebagai narasumber/fasilitator.

2. Menyusun kembali butir-butir pertanyaan siswa sesuai dengan urutan indikator yang akan dieksekusi dalam pembelajaran

3. Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar.

4. Memberi umpan balik. 5. Memberikan penjelasan.

6. Memberikan penguatan/afirmasi/konfirmasi

Guru TIDAK membiarkan peserta didik memperoleh/ mengkonstruksi pengetahuan sendiri..

Guru selalu memberi bantuan kepada setiap anak didik

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK


(26)

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Dalam Permendikbud No. 103 tahun 2014 disebutkan

bahwa:

“Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak,

pengaturan, dan budaya”, misalnya discovery learning, problem-based learning, project-based learning


(27)

Pembelajaran berbasis Masalah (PBM)

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka ( open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.


(28)

Langkah-langkah PBM

1. Orientasi terhadap masalah:

Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik . Dalam tahap ini guru dapat langsung

menyodorkan sebuah masalah, tetapi dapat juga menyajikan “situasi masalah”. Caranya dengan mengajak siswa mengamati suatu fenomena baik langsung maupun tidak

langsung (lewat video, gambar, teks). Dari kegiatan ini siswa diminta untuk menetapkan masalah atau pengetahuan yang belum dan ingin diketahui (gap of knowledge)


(29)

Langkah-langkah PBM

2. Organisasi belajar:

Tahap ini guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu dengan mengidentifikasi apa yang perlu mereka ketahui dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang sudah diidentifikasi. Peserta didik berbagi

peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.


(30)

Langkah-langkah PBM

3. Penyelidikan individual maupun kelompok : Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data/informasi (dapat berupa pengetahuan, konsep, teori) melalui berbagai macam cara , misalnya dengan observasi

mendalam, membaca, survey, wawancara, dan sebagainya untuk menemukan berbagai

alternatif penyelesaian masalah. Langkah ini dapat dilakukan secara individual maupun

kelompok


(31)

4. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah:

Pada tahap ini guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang dipandang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik

temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, secara tertulis maupun dalam bentuk power point slides untuk

dipresentasikan.


(32)

Langkah-langkah PBM

5. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah:

Lewat presentasi laporan penyelesaian masasah, guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.


(33)

Pembelajaran berbasis Proyek (PBP)

Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah

pembelajaran yang menekankan aktivitas-aktivias menghasilkan produk dengan menerapkan

keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk nyata. Produk yang dimaksud dapat berupa desain,

skema, karya tulis, karya seni, karya

teknologi/prakarya, dan lain-lain. Proyek dapat dilakukan secara mandiri maupun kelompok. Biasanya PBP dirancang untuk diterapkan pada permasalahan komplek.


(34)

Contoh-contoh Proyek

1. Membuat model pemanas tenaga surya(IPA) 2. Mendesain brosur untuk biro perjalanan/

pariwisata atau brosur untuk museum (IPS dan Bhs. Indonesia)

3. Sikap masyarakat terhadap program kantong plastik berbayar (IPS)

4. Menyusun laporan kunjungan ke rapat warga tingkat desa (PPKn)

5. Wall magazine mengenai profil tokoh-tokoh

novel/film “The Maze Runner” (Bahasa Inggris) 6. Mengukur tingkat kederasan aliran sungai/parit

(Matematika)

7. Membuat resep kudapan berbahan baku potensi lokal (Prakarya)


(35)

Langkah-langkah PBP

1. Penentuan projek:

Guru bersama dengan peserta didik

menentukan tema/topik projek. Hal ini dapat diawali dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) yang

mengarahkan peserta didik menentukan sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan

serangkaian kompetensi dasar (KD) dalam satu mapel atau lintas mapel.


(36)

Langkah-langkah PBP

2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek:Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan


(37)

Langkah-langkah PBP

3. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek:

Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancang.


(38)

Langkah-langkah PBP

4. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru: Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan projek yang telah dibuat


(39)

Langkah-langkah PBP

5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek:

Guru memfasilitasi peserta didik untuk

mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karyanya


(40)

Langkah-langkah PBP

6. Evaluasi proses dan hasil projek:

Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek


(41)

Pembelajaran Inkuiri

Pengetahuaan bukanlah tumpukan sejumlah fakta hasil dari mengingat, melainkan hasil dari proses menemukan atau mengkonstruksi.

Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang

didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir sistematis.

Maka tugas pokok guru adalah memfasilitasi

kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan

melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).


(42)

Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

1. Merumuskan masalah: Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk

merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan.

2. Merumuskan hipotesis:

Guru membimbing peserta didik merumuskan hipotesis dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan untuk memancing jawaban

sementara peserta didik atau dapat

merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.


(43)

Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

3. Mengumpulkan data:

Guru mengarahkan peserta didik untuk

menemukan fakta atau data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan sementara

(hipotesis) yang sudah dirumuskan sebelumnya. Caranya dapat dengan wawancara mendalam, membaca, atau survey


(44)

4. Menguji hipotesis:

Guru mengarahkan peserta didik untuk mencocokkan jawaban sementara dengan jawaban yang dibangun dari data yang telah dikumpulkan lewat berbagai cara. Hasil akhir yang diharapkan adalah menerima jawaban yang berdasarkan data.


(45)

Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

5. Merumuskan simpulan

Guru membimbing peserta didik mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil

pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan.


(46)

DISCOVERY LEARNING

Pembelajaran menemukan (Discovery Learning), adalah Pembelajaran untuk menemukan

konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.


(47)

Langkah-Langkah Discovery Learning

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Guru memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, meminta siswa membaca buku, mengamati fenomena lewat video klip atau gambar, dan aktivitas belajar lainnya yang

mengarah pada suatu masalah . Dengan kata lain siswa dihadapkan pada suatu masalah atau

pertanyaan (gap of knowledge) agar timbul keinginan untuk menyelidiki.

Contoh: Berita atau tayangan video/tv tentang

banyaknya kelompok masyarakat yang menentang pendirian atau pembukaan minimarket


(48)

2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah

yang relevan dengan kompetensi dasar/indikator, kemudian dipilih satu atau beberapa dan

dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

Contoh: IPS/PPKn:

Keberadaan mini market di dekat pasar tradisional akanmendesak atau mengalahkan pedagang atau toko tradisional.


(49)

3. Data collection (Pengumpulan Data)

Guru meminta para siswa mengumpulkan informasi atau data yang relevan sebanyak-banyaknya untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Misalnya dengan cara

membaca mewawancarai nara sumber

(IPS/PPKn., Agama, bahasa Indonesia) , melakukan eksperimen (IPA), observasi (PJOK), dan

sebagainya.


(50)

4. Data Processing (Pengolahan Data)

Semua informasi yang berasal hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, diolah, dipilih, dipilah, diklasifikasikan, ditabulasikan, bila perlu dihitung dengan cara tertentu, serta

ditafsirkan atau dimaknai.


(51)

5. Verification (Pembuktian)

Hasil pengolahan data di atas dihubungkan dengan pertanyaan yang sudah dirumuskan sebelumnya atau melakukan pemeriksaan secara cermat terhadap hasil olah data untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis

yang ditetapkan sebelumnya (Syah, 2004:244).


(52)

(1)

Langkah-Langkah Discovery Learning

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Guru memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, meminta siswa membaca buku, mengamati fenomena lewat video klip atau gambar, dan aktivitas belajar lainnya yang

mengarah pada suatu masalah . Dengan kata lain siswa dihadapkan pada suatu masalah atau

pertanyaan (gap of knowledge) agar timbul keinginan untuk menyelidiki.

Contoh: Berita atau tayangan video/tv tentang

banyaknya kelompok masyarakat yang menentang pendirian atau pembukaan minimarket


(2)

2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah

yang relevan dengan kompetensi dasar/indikator, kemudian dipilih satu atau beberapa dan

dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

Contoh: IPS/PPKn:

Keberadaan mini market di dekat pasar tradisional akanmendesak atau mengalahkan pedagang atau toko tradisional.


(3)

3. Data collection (Pengumpulan Data)

Guru meminta para siswa mengumpulkan informasi atau data yang relevan sebanyak-banyaknya untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Misalnya dengan cara

membaca mewawancarai nara sumber

(IPS/PPKn., Agama, bahasa Indonesia) , melakukan eksperimen (IPA), observasi (PJOK), dan

sebagainya.


(4)

4. Data Processing (Pengolahan Data)

Semua informasi yang berasal hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, diolah, dipilih, dipilah, diklasifikasikan, ditabulasikan, bila perlu dihitung dengan cara tertentu, serta

ditafsirkan atau dimaknai.


(5)

5. Verification (Pembuktian)

Hasil pengolahan data di atas dihubungkan dengan pertanyaan yang sudah dirumuskan sebelumnya atau melakukan pemeriksaan secara cermat terhadap hasil olah data untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis

yang ditetapkan sebelumnya (Syah, 2004:244).


(6)