Materi 4 8 Model Model Pembelajaran

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Model pembelajaran Berbasis masalah
1. Pengertian Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Suherman (2003: 7),Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa
dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) bertujuan untuk:
1. membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah,
2. belajar peranan orang dewasa yang otentik,
3. menjadi siswa yang mandiri,
4. untuk bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat kemungkinan transfers
pengetahuan baru,
5. mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
6. meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
7. meningkatkan motivasi belajar siswa
8. membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
B. Model Pembelajaran Problem Solving
1. Pengertian model pembelajaran problem solving
Menurut Hamalik (2009), Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam
menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat

diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Problem solving juga dapat diartikan suatu pendekatan
dengan cara problem identification untuk ketahap sintesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan
seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan
solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar
tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan
metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
2. Manfaat dan Tujuan dari Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk
mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. metode problem solving memberikan beberapa
manfaat antara lain :
a) Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam
mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiri

b) Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa
kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah
c) Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau
keadaan yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam
altenatif
d) Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif –

mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok
Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.
1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan
akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
3) Potensi intelektual siswa meningkat.
4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan
C. Model pembelajaran problem terbuka
Problem Open Ended adalah pembelajaran pendekatan terbuka yang memberikan kebebasan
individu untuk mengembangkan berbagai cara dan strategi pemecahan masalah sesuai dengan
kemampuan masing-masing
peserta didik (dalam Suherman, 2003:124).
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi
jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif
tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk
berimprovisasi mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai
jawaban tersebut. Dengan demikian, model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada
produk yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir. (Ngalimun,

2012)
Tujuan dari pembelajaran open ended menurut Nohda (dalam Suherman, 2003:124) ialah
untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik peserta didik melalui
problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir matematis peserta
didik harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik agar
aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta
didik.
D. Pembelajaran Probing Prompting
Pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang

mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari (Suherman, 2008:6). Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi
pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara
acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari
proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan
terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru
hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut.
Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria.

Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang
belajar, ia telah berpartisipasi.
Pembelajaran probing prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaanpertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut probing question. Probing question
adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari siswa yang
bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat
serta beralasan (Suherman dkk, 2001:160). Probing question ini dapat memotivasi siswa untuk
memahami lebih mendalam suatu masalah hingga mencapai suatu jawaban yang dituju. Proses
pencarian dan penemuan jawaban atas masalah tersebut peserta didik berusaha menghubungkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dengan pertanyaan yang akan dijawabnya.
E. Model Pembelajaran bersiklus(Learning Cycle)
Menurut Renner pembeajaran bersiklus atau Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered). Ciri khas model pembelajaran Learning Cycle ini adalah
setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang
kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan oleh anggota
kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai
tanggung jawab bersama.
Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivis
yaitu:
a) Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna
b) dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari

c) pengalaman siswa.
d) Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa.
e) Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu.
f) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang
g) merupakan pemecahan masalah.
F. Model pembelajaran reciplocal learning

Model pembelajaran berbalik (Reciprocal learning) adalah kegiatan pembelajaran mandiri yang
mencangkup empat aspek yaitu merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan
memprediksi.
Karakteristik model Reciprocal Learning
Model Reciprocal Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :
1) Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam
memimpin diskusi.
2) Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain.
3) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.
G. Model Pembelajaran SAVI (Somatic-Auditory-Visualization-Intellectualy)
SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Teori yang mendukung
pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan

modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic)
menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut
aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi,
seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya
belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda.
Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.