Materi 4 8 Model Model Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi
mengajar merupakan suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Oleh sebab itu, dalam proses mengajar terdapat kegiatan
membimbing

siswa

agar

siswa

berkembang

sesuai

dengan

tugas-tugas


perkembangannya, melatih keterampilan baik keterampilan intelektual maupun
keterampilan motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup di masyarakat yang
cepat berubah dan penuh persaingan, memotivasi siswa agar mereka dapat
memecahkan berbagai persoalan hidup dalam masyarakat yang penuh tantangan
dan rintangan, membentuk siswa yang memiliki kemampuan inovatif dan kreatif,
dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok
dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Guru
merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan khusus hasil
proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan.
Berdasarkan uraian di atas, berarti pembelajaran merupakan suatu proses
yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena
itu, untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan (PAIKEM) diperlukan berbagai keterampilan. Keterampilan
tersebut, di antaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan

mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup
kompleks.


B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Model Pembelajaran?
2. Apa fungsi dan ruang lingkup Model Pembelajaran?
3. Bagaimana Perbedaan istilah Pendekatan, Strategi, Metode dan Model
Pembelajaran?
4. Apa saja dasar yang menjadi pertimbangan untik memilih Model
Pembelajaran?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas akhir mata
kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. Di samping itu, tujuan dari penulisan
makalah ini adalah agar mendapatkan wawasan mengenai Model Pembelajaran
PAIKEM dan materi tentang membiasakan hidup bergotong royong, pentingnya
hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong. Serta dapat dijadikan sumber
bacaan untuk menunjang proses pembelajaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Model PAIKEM
1. Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran
dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah
model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi,
metode, dan teknik.Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan
pada diri siswa. Proses model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar
psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep
model pembelajaran pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce.
Ismail dalam menyatakan istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus
yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:
a. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya.
b. Tujuan pembelajaran akan dicapai.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Berdasarkan para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah sebagai suatu rancangan yang menggambarkan proses pembelajaran yang

memungkinkan siswa berinteraksi dan terjadi perubahan atau perkembangan pada
diri siswa. Model pembelajaran berbeda dengan teknik, strategi, dan metode tetapi
sangat erat hubungannya dengan teknik, strategi, maupun metode. Karena
pengertian model dikembangkan dari teknik, strategi dan metode pembelajaran.
2. Model PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Sebelum PAIKEM istilah yang sering digunakan
adalah Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Selain
metode pembelajaran dengan sebutan PAKEM, muncul pula sebutan PAIKEM
GEMBROT yang mempunyai kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot di Jawa Tengah. Namun demikian
PAIKEM adalah istilah yang paling familiar dalam dunia pendidikan di Indonesia
saat ini.Menurut Syah dan Kariadinata , PAIKEM dapat digunakan bersama
metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan
sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah
menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga
memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan

sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata
“disuapi” guru. PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa perubahan/
peralihan:
a. Peralihan dari belajar perorangan (individual learning) ke belajar bersama
(cooperative learning).
b. Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote learning) ke belajar
untuk memahami (learning for understanding).

c. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledgetransmitted) ke
bentuk interaktif, keterampilan proses dan pemecahan masalah.
d. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar.
e. Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment
seperti portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa (Shadiq
dalam Syah dan Kariadinata) , Pengertian model pembelajaran dan PAIKEM
pada uraian di atas
jika digabungkan, maka didapat pengertian bahwa model PAIKEM ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dari persiapan,
pelaksanaan, hingga akhir kegiatan agar siswa aktif, kreatif, dan memiliki motivasi
di dalam dirinya sebagai dampak dari situasi belajar yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3. Karakteristik PAIKEM
Syah dan Kariadinata , PAIKEM memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Berpusat pada siswa (student-centered ).
b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning).
c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu
(competency-based learning).
d. Belajar secara tuntas (mastery learning).
e. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning). 11
f. Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual learning).
Basir menyebutkan bahwa PAIKEM, memiliki 4 ciri yaitu mengalami,
komunikasi, interaksi dan refleksi. Jadi berdasarkan pendapat ini dalam
pelaksanaan PAIKEM keempat aktivitas tersebut harus muncul dan berjalan
dengan baik. Pendapat tersebut dipertegas oleh Rusman , apabila dalam

pembelajaran terdapat empat aspek yaitu komunikasi, interaksi, pengalaman, dan
refleksi, maka kreteria PAIKEM terpenuhi.

4. PAIKEM sebagai Model Alternatif Pembelajaran yang Sesuai dengan
Standar Proses


Sebuah pendekatan pembelajaran yang ideal haruslah dapat lebih
memberdayakan peserta didik, tidak gurusenris, dan menyenangkan. Salah satunya
kita kenal dengan nama PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inspiratif, Inovatif, Kreatif,
Efektif,

dan

Menyenangkan).

PAIKEM

menggunakan

prinsip-prinsip

pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta
didik. Muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta
didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
PAIKEM membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir

tahap tinggi, berpikir kritis, dan berpikir kreatif (Pusbang Tendik, 2011:5).
Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis
dalam menilai, memecahkan masalah, manarik keputusan, memberi keyakinan,
menganalisis asumsi, dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan
mental

untuk

meningkatkan

kemurnian (originality),

ketajaman

pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan
memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran pemecahan masalah, peserta didik secara individual
atau

kelompok


diberi

tugas

untuk

memecahkan

suatu

masalah.

Jika

memungkinkan, masalah diidentifikasi dan dipilih oleh peserta didik sendiri.
Masalah yang diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk

diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh peserta didik sendiri, sesuai
dengan KD pada tiap-tiap mata pelajaran.

Prinsip PAIKEM merujuk pada pembelajaran dengan basis kompetensi,
yaitu:
1.Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan.
Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya
dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran
agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam
mencapai kompetensinya.
2.Integral agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara
utuh. Aspek kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan
terintegrasi menjadi satu kesatuan.
3.Pembelajaran

dilakukan

dengan sudut pandang

adanya

keunikan


individualsetiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan
kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu, dalam kelas dengan jumlah
tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan
mengembangkan peserta didiknya.
4.Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus-menerus menerapkan
prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang
ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberi layanan remedial, sedangkan
yang sudah tuntas diberi layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi
berikutnya.
5.Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah sehingga peserta
didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah
yang dihadapi. Oleh karena itu, guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan

dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan
lingkungan.
6.Pembelajaran

dilakukan

dengan multistrategi

dan

multimedia sehingga

memberikan pengalaman belajar yang beragam bagi peserta didik.
Selanjutnya dikatakan bahwa PAIKEM memiliki 4 ciri: mengalami,
komunikasi, interaksi, dan refleksi. Keempat ciri tersebut dapat dirinci sebagai
berikut.
1.Mengalami

(pengalaman

belajar):

melakukan

pengamatan,

melakukan

percobaan, malakukan penyelidikan, melakukan wawancara, peserta didik belajar
banyak melalui berbuat, pengalaman langsung yang mengaktifkan banyak indera.
2.Komunikasi: mengemukakan pendapat, presentasi laporan, memajangkan hasil
karya, mengungkap gagasan.
3.Interaksi: diskusi, tanya jawab, lempar lagi pertanyaan, kesalahan makna
berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap, kualitas hasil
belajar meningkat.
4.Kegiatan refleksi, yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat: “Mengapa
demikian?”, “Apakah hal itu berlaku untuk ...?”, untuk perbaikan gagasan/makna,
untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang lahirkan gagasan baru.
Dari karakteristik PAIKEM, maka guru perlu memberikan dorongan kepada
peserta didik untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun
gagasan. Tanggung jawab belajar memang berada pada diri peserta didik, tetapi
guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa,
motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk
tanggung jawab peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.

5. Implementasi PAIKEM pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sebelum dikemukakan implementasi PAIKEM pada pembelajaran bahasa
Indonesia, perlu dikemukakan secara umum implementasi PAIKEM di sekolah.
Implementasi PAIKEM di sekolah adalah merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan amanat yang terdapat dalam PP nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses. Pada pasal 19 ayat 3 PP 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa
setiap

satuan

pendidikan

melakukan

perencanaan

proses

pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Dengan demikian, sebelum melakukan pelaksanaan pembelajaran terlebih
dahulu dilakukan perencanaan pembelajaran.
Pada Standar

Proses

dinyatakan

bahwa pelaksanaan

pembelajaran

merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, inti, penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan
kegiatan:
1.Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2.Mengajukan pertanyaa-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
3.Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
4.Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan
silabus.
Adapun kegiatan inti dilaksanakan dengan menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi

proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Maksud dari ketiga kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut.
1.Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
c. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
e. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
2. Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru:
a.membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna;
b.memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c.memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
d.memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

e.memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
f.rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g.memfasilitasi peserta didik untuk presentasi; kerja individual maupun kelompok;
h.memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival produk yang
dihasilkan
i.memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
b.

memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,

c.

memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan,

d.

memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:

1)

berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, denganmenggunakan bahasa yang
baku dan benar;

2)

membantu menyelesaikan masalah;

3)

memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;

4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
5)

memberikan

motivasi

kepada

peserta

didik yang

kurang

atau

belum

berpartisipasi aktif.
Dalam kegiatan penutup, guru:
1.

bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/
simpulan pelajaran;

2.

melakukan

penilaian

dan/atau

refleksi

terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3.

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

4.

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

5.

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Implementasi
PAIKEM

pada

pembelajaran

bahasa

Indonesia

adalah

merancang

dan

melaksanakan pembelajaran dengan mendasarkan pada prinsip pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Contoh skenario pembelajaran
bernuansa PAIKEM untuk pembelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XII pada
KD4.1 Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan
strukturadalah sebagai berikut.
1.

Kegiatan pendahuluan

a. Guru memimpin doa, mengecek kehadiran peserta didik, dan menanyakan kabar
peserta didik,

b. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan pada peserta didik
tentang pengalaman peserta didik menulis surat, manfaat surat, dan sebagainya.
c. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran dan KKM KD.
d. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan yang akan
dilakukan.
2.

Kegiatan Inti

a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas
4 atau 5 orang.
b.

Guru memotivasi peserta didik untuk bekerja dan berdiskusi dengan baik dan
akan menilai proses diskusi serta memilih kelompok terbaik.

c. Guru membagikan beberapa contoh surat lamaran kepada tiap kelompok.
d.

Peserta didik mencermati surat dan berdiskusi untuk menentukan unsur-unsur
surat lamaran pekerjaan.

e. Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang hasil pekerjaannya menentukan
unsur-unsur surat lamaran.
f.

Guru melakukan konfirmasi terhadap jawaban peserta didik.

g.

Guru membagikan LKS yang berisi iklan lowongan pekerjaan dan langkahlangkah kerja, kertas lebar, spidol dan selotip pada tiap kelompok.

h.

Tiap kelompok menulis surat lamaran pekerjaan pada kertas lebar dengan
menggunakan spidol.

i.

Tiap kelompok menempel hasil pekerjaan pada dinding kelas.

j.

Guru memberi tugas pada tiap kelompok untuk mengoreksi dan memberikan nilai
pada pekerjaan kelompok lain berdasarkan kelengkapan unsur, sistematika, dan
penggunaan bahasa.

k.

Guru memberikan konfirmasi pada hasil pekerjaan tiap kelompok, memberi
pujian, saran, dan koreksi.

l.

Guru menetapkan kelompok paling berprestasi dan memberikan hadiah.

3.

Kegiatan penutup

a.

Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi surat lamaran pekerjaan.

b.

Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi dengan menanyakan kesan dan
manfaat yang diperoleh peserta didik setelah belajar menulis surat lamaran.

c.

Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk menulis surat lamaran
pekerjaan berdasarkan iklan dari surat kabar pada kertas folio sebagaimana surat
lamaran sesungguhnya.

d.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pada rancangan pembelajaran di atas, guru sudah menggunakan beberapa
metode dan media. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran. Guru juga telah memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik,
peserta didik dengan guru, dan sumber belajar. Guru juga telah memfasilitasi
peserta didik untuk berkompetisi secara sehat, melaporkan hasil eksplorasi, dan
memamerkan produk belajarnya. Jelasnya, PAIKEM sudah tampak pada skenario
pembelajaran tersebut.
Setelah mempelajari konsep, prinsip, karekteristik, dan implementasi
PAIKEM, ada sebuah pernyataan yang ditemukan sebagai hasil perenungan, yakni
“MEMANG MENJADI GURU HARUSLAH KREATIF”. Ada beberapa saran
berdasarkan kajian teori pembelajaran atau hasil pengalaman pembelajaran yang
perlu disampaikan sebagai bahan renungan:

1. Sebelum membantu peserta didik untuk menjadi pribadi yang kreatif, jadilah guru
yang kreatif terlebih dahulu. Mengapa guru harus kreatif? Hernowo (2007:7)
menulis:
Apabila seorang guru tidak kreatif, kehidupan itu akan ”mati” - tidak ada lagi
yang baru. Bayangkan jika kehidupan yang mati itu menular ke kehidupan yang
lain yang mengglobal? Guru harus kreatif karena guru yang kreatif akan
menjadikan kehidupan itu sangat kaya dan bervariasi. Guru yang tidak kreatif
akan menjadikan kehidupan ini membosankan, monoton, dan tidak bermakna.
Dalam ungkapan Hernowo tersirat makna bahwa guru yang kreatif akan
membangkitkan kehidupan atau secara lebih khusus iklim pembelajaran di kelas
yang kondusif. Sebaliknya, jika kelas menjadi mati, peserta didik menjadi bosan,
itu adalah karena gurunya kurang kreatif. Guru kreatif akan selalu mengubah-ubah
”penampilannya” di kelas. Jika hari ini, jam ini, materi ini, dia menggunakan
teknikcooperative learning misalnya, dia akan menggunakan teknik lain pada hari
lain dengan materi lain. Guru kreatif bukan guru biasa yang tiap masuk kelas
hanya membawa buku pelajaran, buku kerja guru, dan seperangkat alat tulis. Dia
akan memanfaatkan berbagai media, bahkan barang-barang bekas, seperti tali rafia,
kardus, atau lainnya, apa pun pelajarannya. Lihatlah ekspresi peserta didik ketika
guru masuk kelas dengan ”tampilan dan benda” yang berbeda dengan biasanya.
Pasti semua mata akan tertuju kepada sang guru layaknya artis panggung yang
menjadi idola.
2. Guru adalah kreator proses pembelajaran (Zamroni, 2003: 74). Artinya, akan
menjadi pertunjukan apa pun sebuah proses pembelajaran di kelas, tergantung pada

guru. Guru kreatif akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.Bobbi
DePorter dan Mike Hernacki (1999:24) mengemukakan teori Quantum Learning.
Mulanya, quantum

learning berakar

dari

upaya

Georgi

Lozanov

yang

bereksperimen tentang ”suggestology”. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi belajar. Berbagai teknik dapat digunakan untuk
memberikan sugesti positif seperti mendudukkan peserta didik secara nyaman,
pemberian penghargaan, atau pemunculan suasana kegembiraan.
3. Dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, guru juga dapat
memanfaatkan berbagai potensi yang dimilikinya dan dimiliki sekolah. Guru yang
memiliki

kelebihan

dalam

bercerita

secara

menarik

misalnya,

dapat

menggunakannya untuk mendorong motivasi peserta didik atau membantu
pencapaian kompetensi, dengan cerita-cerita yang relevan tentunya. Manfaatkan
juga fasilitas yang dimiliki sekolah, seperti fasilitas TIK, laboratorium, alat peraga,
dan sebagainya. Banyak sekolah yang kini dilengkapi dengan fasilitas TIK, IPTEK
baik yang berasal dari dana block grant maupun dari dana yang dihimpun sekolah
itu sendiri. Namun, belum banyak guru yang mau dan mampu memanfaatkannya
untuk pembelajaran.
4. Guru kreatif juga peduli dengan hal-hal yang disukai peserta didik. Dia peka
terhadap perubahan yang dialami peserta didik, juga mengetahui hal-hal yang
sedang menjadi ”tren” bagi peserta didik. Jika ingin menjadi guru yang disukai
peserta didik, jangan paksakan peserta didik untuk memasuki dunia guru, tetapi
masuklah kita ke dunia mereka. Pada era global seperti sekarang, peserta didik
sangat akrab dengan berbagai fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang
canggih. Para peserta didik di sekolah pedesaan pun kini memiliki alat
komunikasihand phone. Bagaimanakah sikap guru sebaiknya? Guru tidak perlu

ketakutan dengan kekhawatiran-kekhawatiran yang belum tentu terjadi. Memang,
fasilitas tersebut dapat saja menimbulkan dampak negatif. Namun, jika guru
mampu mengarahkan, mengelola, atau memanfaatkannya dengan baik, jadilah
fasilitas tersebut sebagai media belajar yang menyenangkan. Penulis pernah
mencoba memanfaatkan HP yang dimiliki peserta didik untuk menulis dan
mengirimkan tugas menulis pantun lebaran melalui SMS pada liburan Idul Fitri.
Hasilnya sungguh menggembirakan. Peserta didik tidak hanya memenuhi tugas
dan perintah guru demi nilai, tetapi mereka menikmati tugas itu sebagai alat
bersilaturahmi, bercanda, sekaligus berkreasi.

BAB III
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam
menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan.
Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang
efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Proses belajarmengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode
pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain.
Berikut ini akan kami bagikan model dan strategi pembelajaran aktif (Active
learning) atau yang sring kita kenal dengan sebutan Strategi PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Metode
PAIKEM sebagai alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat
mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.

Guru diharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improvisasi atau
mencari strategi atau metode lain yang dipandang lebih tepat. Karena pada
dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal/baik. Masing-masing strategi
memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat tergantung pada
beberapa faktor, seperti tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru),
ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan kondisi lainnya.

Aplikasi strategi PAIKEM harus bersifat variatif. Sekian banyak model strategi
PAIKEM seharusnya tidak diterapkan secara tunggal, melainkan harus
dikombinasi antara satu strategi dengan strategi lainnya. Kombinasi dua strategi
atau lebih ini sangat menopang ketuntasan pencapaian tujuan optimal. Pemilihan
dua atau lebih strategi dalam satu proses pembelajaran harus melihat dan
mencermati Kompetensi Dasar disampaikan. Disamping itu, kombinasi dua
strategi atau lebih ini sangat sesuai dengan prinsip dasar PAIKEM, yakni,
pembelajaran serba variasi. Proses pembelajaran harus menggunakan variasi
metode, variasi strategi, variasi media, dan variasi sumber belajar.

Berikut ini macam-macam metode pembelajatan PAIKEM dan langkah-langkah
penerapanya :
1. EVERYONE IS A TEACHER HERE (Setiap murid sebagai guru)

Langkah-langkah Penerapan :
1.

Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk
menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang
dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.

2.

Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara
acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak
kembali kepada yang bersangkutan.

3.

Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masingmasing, sambil memikirkan jawabannya.

4.

Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di
tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa
untuk angkat tangan bagi yang siap membaca--tanpa langsung menunjuknya).

5.

Mintalah dia memberikan respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau
permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk
memberi pendapat atau melengkapi jawabannya.

6.

Berikan

apresiasi

(pujian/tidak

menyepelekan)

terhadap

setiap

jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah.
7.

Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian
membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.

8.

Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

Tujuan penerapan metode ini adalah: membiasakan peserta didik untuk belajar
aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan
tidak takut salah.
11. ROLE PLAY (Bermain Peran)

Langkah-langkah Penerapan :
1.

Menetapkan

topik

:

(Konflik

interpersonal, Konflik

antar

golongan, Perbedaan pendapat/perspektif, dll.
2.

Tunjuk dua orang siswa/peserta didik maju ke depan untuk memerankan
karakter tertentu: 10 -15 menit.

3.

Mintalah keduanya untuk bertukar peran.

4.

Hentikan role play apabila telah mencapai puncak tinggi/dirasa sudah cukup.

5.

Pada saat kedua siswa/peserta didik memerankan karakter tertentu di muka
kelas, siswa/peserta didik lainya diminta untuk mengamati dan menuliskan
tanggapan mereka.

6.

Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

Tujuan penerapan metode ini adalah :
 Memberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah dipelajari.
 Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
 Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
 Menyiapkan/menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit.
 Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa/peserta didik.
 Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi di
balik suatu keinginan.
14. TEAM QUIZ (Pertanyaan Kelompok)
Prosedur metode ini adalah sebagai berikut :
1.

Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian, misalnya
tentang pernikahan dan perceraian dalam Islam.

2.

Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok.

3.

Guru menjelaskan bentuk sesinya dan memulai presentasi. Guru membatasi
presentasi sampai 10 menit atau kurang.

4.

Guru meminta tim A menyiapkan quiz yang berjawaban singkat. Quiz ini
tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C
memanfaatkan waktu untuk meninjau lagi catatan mereka.

5.

Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C
diberi kesempatan untuk menjawabnya.

6.

Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota Tim C, dan
mengulangi proses yang sarna.

7.

Ketika quiz selesai, guru melanjutkan pada bagian kedua pelajaran, dan
menunjuk Tim B sebagai pemimpin quiz.

8.

Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, guru melanjutkan pada bagian
ketiga dan menentukan tim C sebagai pemimpin quiz.

Tujuan penerapan metode Teknik tim ini dapat meningkatkan kemampuan
tanggungjawab peserta didik tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang
menyenangkan dan tidak menakutkan.
23. POSTER COMMENT

Metode ini bertujuan untuk menstumulasi dan meningkatkan kreatifitas dan
mendorong penghayatan siswa terhadap suatu permasalahan. Dalam metode ini
siswa didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang
gambar atau poster. Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut :
1.

Pilihlah sebuah gambar atau poster yang ada kaitannya dengan topik
bahasan yang akan dibahas.

2.

Mintalah siswa untuk mengamati terlebih dahulu gambar atau poster
tersebut.

3.

Mintalah mereka untuk berdiskusi secara berkelompok, kemudian mereka
diminta memberikan komentar atau pendapat tentang gambar atau poster
tersebut.

4.

Siswa diminta untuk memberikan solusi atau rekomendasi berkaitan dengan
gambar atau poster tersebut.

Gambar

yang

dipilih

hendaknya

juga

memiliki

prinsip

kesederhanaan,

keterpaduan, dan yang paling penting terkait dengan materi yang dipelajari.

Perlengkapan :
 Sebuah poster atau sejumlah kelompok.
 Poster-poster tersebut sesuai dengan topik yang akan dibahas.
 Solasi/lakban plastic

BAB IV
A.PENUTUP
PAIKEM merupakan alternatif pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
Standar Proses. PAIKEM dapat diwujudkan dalam berbagai metode, teknik, dan
model pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, KD, dan peserta
didik.
Kunci keberhasilan sebuah pembelajaran ada pada guru. Sebelum menjadikan
peserta didik menjadi kreatif, guru harus kreatif terlebih dahulu. Sebaik-baiknya
kurikulum yang dipegang oleh guru yang kurang baik, tidak lebih baik daripada
kurikulum yang jelek di tangan guru yang baik. Guru yang baik adalah guru
yang selalu ingin tahu, mau tahu terhadap segala sesuatu yang baru, dan mau
melaksanakan

apa

yang

inovatif. Selamat berinovasi!

telah

diketahuinya

secara

kreatif

dan

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, James M. 1990. Classroom Teaching Skill. Lexington, Massachusetts
Toronto: D.C. Heath and Company.
DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. (1999). Quantum Learning. Diterjemahkan
oleh Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa.
Hernowo. 2007. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secaraKreatif.
Bandung: LMC
Kemendiknas, Pusbang Tendik. 2011. PAIKEM – Suplemen Materi Pelatihan
Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah. Jakarta
Rooijakkers, Ad. 2003. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Sanjaya, Wina Dr., M.Pd. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: BIGRAF
Publishing.
_____Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
_____PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan