Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) Di Klinik PKBI Kota Semarang Tahun 2010.

(1)

Universitas Kristen Maranatha GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU YANG

MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI METODE OPERATIF PRIA ( MOP ) DI KLINIK PKBI KOTA SEMARANG TAHUN 2010

Dita Eka Sartika Putri Dewi, 2010; Pembimbing: Dr. Felix Kasim, dr.,M.Kes

ABSTRAK

Laju pertumbuhan penduduk tidak dapat diatasi tanpa adanya program Keluarga Berencana yang telah dicanangkan oleh pemerintah semenjak tahun 1970. Salah satu metode kontrasepsi yang masih jarang dipergunakan oleh masyarakat adalah Metode Operatif Pria ( MOP ).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku para akseptor KB pria terhadap pemilihan kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional dan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Sampel adalah 50 orang akseptor vasektomi di Klinik PKBI kota Semarang selama tahun 2010. Analisis dilakukan secara univariat, dengan variable penelitian adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku responden.

Dari hasil penelitian, didapatkan 44% akseptor berusia 41-50 tahun, 36% berpendidikan SMA, 40% bekerja sebagai wiraswasta, 80% berpenghasilan di atas pendapatan per kapita, 56% telah memiliki anak sebanyak 3-5 orang.

Kesimpulan pengetahuan, sikap, dan perilaku baik. Disarankan kepada pemerintah setempat untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan KB dan lebih mensosialisasikan vasektomi melalui angka keberhasilan yang telah dicapai kepada Puskesmas lain.


(2)

Universitas Kristen Maranatha DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, BEHAVIOR THAT INFLUENCE THE SELECTION OF OPERATIF METHODS OF MALE

CONTRACEPTION IN PKBI CLINIC SEMARANG CITY ON 2010

Dita Eka Sartika Putri Dewi, 2010; Advisor : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes

Abstract

Population growth rate cannot be solved without family planning program which has been proclaimed by government in 1970. One of contraception method that is rarely used by the society is man surgery method.

This research is intended to know the level of knowledge, attitudes, and behavior of family planning acceptors against the selection of operative methods of male contraception.

This research uses descriptive method with cross sectional and questionnaire as a data collection tool. The sample was 50 people vasectomy acceptors in PKBI Clinic Semarang city on 2010. Univariate analysis was performed; with variable research is knowledge, attitudes, and behaviors of respondents.

The obtained data, shows 44% of acceptors aged 41-50 years, 36% had high school, 40% worked as self-employed, 80% of income above the income per capita, 56% have had children of 3-5 persons.

The result of this research shows that the knowledge, attitude, and behavior were good. It is recommended to local government to maintain and improve the quality of family planning services and more socializing vasectomy success rate which has been achieved to other health centers.

Keywords : Knowledge, attitude and behaviour; contraceptions; Man Surgery Methods.


(3)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan ... 3

1.4. Kegunaan Penelitian ... 4

1.5. Kerangka Pemikiran ... 4

1.6. Metodologi Penelitian... 5

1.7. Lokasi dan Waktu ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengetahuan, sikap, dan perilaku ... 6

2.1.1.Pengetahuan ... 6

2.1.1.1.Tingkatan Pengetahuan ... 6

2.1.1.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8

2.1.2. Sikap ... 9

2.1.2.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap ... 10

2.1.3. Perilaku atau Tindakan( Practice ) ... 12

2.1.3.1.Klasifikasi Perilaku Kesehatan ... 13

2.1.3.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan 14 2.1.3.3.Perubahan Perilaku Kesehatan ... 14


(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.4.Cara-cara Perubahan Perilaku Kesehatan ... 15

2.1.3.5.Tahap-tahap Perubahan Perilaku Kesehatan ... 16

2.2. Keluarga Berencana ... 16

2.2.1.Pengertian Keluarga Berencana ... 17

2.2.2.Tujuan Keluarga Berencana ... 17

2.2.3.Visi dan Misi BKKBN ... 17

2.2.4.Kegiatan Pelayanan KB ... 17

2.3.Kontrasepsi ... 20

2.3.1.Pengertian Kontrasepsi ... 20

2.3.2.Cara Kerja Kontrasepsi ... 20

2.3.3.Efektivitas Kontrasepsi ... 20

2.3.4.Pemilihan Metode Kontrasepsi ... 21

2.3.5.Macam-macam Metode Kontrasepsi ... 21

2.4.Metode atau Alat Kontrasepsi Pria ... 24

2.4.1.Pengertian Vasektomi ... 24

2.4.2.Sejarah Vasektomi ... 25

2.4.3.Sistem Reproduksi Pria ... 26

2.4.4.Syarat-syarat Menjadi Akseptor Vasektomi ... 29

2.4.5.Keuntungan Vasektomi ... 29

2.4.6.Kerugian Vasektomi ... 29

2.4.7.Efektivitas Vasektomi... 30

2.4.8.Efek samping Vasektomi ... 30

2.4.9.Hal-hal yang perlu diinstruksikan kepada pasien ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian... 32

3.2.Rancangan Penelitian ... 32

3.3.Instrumen Penelitian... 32

3.4.Pengumpulan Data ... 33

3.4.1.Sumber data ... 33

3.4.2.Populasi ... 33

3.4.3.Tempat dan Waktu Peneltian ... 34

3.5.Variabel Penelitian ... 34

3.5.1.Definisi Operasional... 34

3.6.Teknis Analisis Data ... 35


(5)

Universitas Kristen Maranatha

3.6.2.Analisis Univariat... 35

3.7.Prosedur Kerja ... 37

3.8.Metode Analisis ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Analisis Univariat... 42

4.1.1.Identitas Responden ... 42

4.1.2.Pengetahuan ... 46

4.1.3.Sikap ... 53

4.1.4.Perilaku ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 59

5.2.Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 64


(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Usia Responden ... 39

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden ... 40

Tabel 4.3. Distribusi Pekerjaan Responden ... 41

Tabel 4.4. Distribusi Responden menurut Penghasilan per kapita ... 42

Tabel 4.5. Distribusi Responden menurut Jumlah Anak yang dimiliki ... 43

Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden terhadap Definisi KB... 43

Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan Responden terhadap Definisi Vasektomi ... 45

Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden menurut Prinsip Kerja Vasektomi ... 46

Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Responden menurut Hal-hal yang Dilakukan sebelum Vasektomi ... 47

Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Responden menurut Kapan Diperbolehkan melakukan Hubungan Seks setelah Vasektomi ... 48

Tabel 4.11. Distribusi Pengetahuan Responden menurut Siapa Saja yang Berhak Menjadi Akseptor Vasektomi ... 48

Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Keuntungan yang Didapat bagi Akseptor Vasektomi ... 49

Tabel 4.13. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Kerugian yang Didapat bagi Akseptor Vasektomi ... 50

Tabel 4.14. Distribusi Sikap Responden terhadap Setuju Tidaknya Responden dengan Diadakannya Program KB ... 51

Tabel 4.15. Distribusi Sikap Responden terhadap Setuju Tidaknya MOP merupakan Salah Satu Cara Efektif dalam Program KB ... 51

Tabel 4.16. Distribusi Sikap Responden terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan MOP ... 52

Tabel 4.17. Distribusi Sikap Responden Menurut Ketakutan Terhadap Pemilihan KB MOP ... 52

Tabel 4.18. Distribusi Sikap Responden Terhadap Bentuk Ketakutan Dalam Memilih kontrasepsi MOP ... 53

Tabel 4.19. Distribusi Perilaku Responden Menurut Darimana Pertama Kali Responden Mendengar Tentang Vasektomi ... 54


(7)

Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.20. Distribusi Perilaku Responden Menurut Tempat

Dimana Melakukan Vasektomi ... 54 Tabel 4.21. Distribusi Perilaku Responden Menurut Penggunaan

Obat-obatan Dalam Melakukan Hubungan Seksual Ketika

Melakukan Vasektomi ... 55 Tabel 4.22. Distribusi Perilaku Responden Menurut Tindakan

Pencegahan Kehamilan Sebelum Melakukan Tindakan

Vasektomi ... 56 Tabel 4.23. Distribusi Perilaku Responden Terhadap Ada Tidaknya

Keluhan Setelah Menjalani Vasektomi ... 56 Tabel 4.24. Distribusi Perilaku Responden Terhadap Pola

Makanan yang Dikonsumsi ... 57 Tabel 4.25. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Mengenai Program MOP ... 57 Tabel 4.26. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Responden

Terhadap Program MOP ... 57 Tabel 4.27. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Responden


(8)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Diagram Organ Reproduksi Lelaki Dewasa... 28 Gambar 2.2.Bermacam-macam Teknik Oklusi Vas Deferens ... 29


(9)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 64

Lampiran 2 Data Hasil Kuesioner ... 70

Lampiran 3 Surat Izin PenelitianUniversitas Kristen Maranatha ... 72

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian PKBI kota Semarang... 73


(10)

Universitas Kristen Maranatha

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE OPERATIF PRIA ( MOP ) DI

KLINIK PKBI KOTA SEMARANG TAHUN 2010

I. Petunjuk Pengisian

Isilah identitas anda pada tempat yang telah disediakan dibawah ini

II. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Baca dan pahamilah dengan baik setiap pertanyaan di bawah ini 2. Lingkarilah pada salah satu jawaban yang menurut

saudari benar atau lebih dari satu sesuai petunjuk.

3. Diharapkan anda menjawab dengan jujur setiap butir pertanyaan 4. Kuesioner ini hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian 5. Seluruh jawaban dalam kuesioner ini dijamin kerahasiaannya Identitas

IDENTITAS RESPONDEN : 1. Nama Responden :

...

2. Alamat :

... 3. Umur : a. < 20 tahun

b. 20 – 30 tahun c. 31-40 tahun d. 41-50 tahun e. > 50 tahun


(11)

Universitas Kristen Maranatha

a. Tidak sekolah atau tidak tamat SD b. SD

c. SMP d. SMA

e. Akademi / Perguruan Tinggi 5. Pekerjaan a. Pegawai Negeri/TNI/Polri

b. Pegawai swasta c. Wiraswasta d. Petani e. Buruh

f. Tidak bekerja 6. Penghasilan perbulan

a. Lebih tinggi dari atau sama dengan UMR Kota Semarang ( Rp715.700)

b. Lebih rendah dari UMR Kota Semarang (<Rp 715.700)

7. Jumlah anak yang dimiliki a. 1-2 anak b. 3-5 anak c. > 5 anak

PENGETAHUAN

1. Apakah yang bapak ketahui tentang Keluarga Berencana (KB) ? (pilih salah satu jawaban yang menurut bapak benar )

a. Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (10)


(12)

Universitas Kristen Maranatha

c. Merupakan suatu metode untuk mengurangi jumlah kelahiran dengan alat-alat modern dan obat-obatan yang mahal. (1)

2. Menurut Bapak apakah vasektomi itu ( pilih salah satu jawaban yang menurut bapak benar) :

a. Vasektomi adalah tindakan operasi kecil, lebih ringan dari pada

sunnat/khitan.,sebagai salah satu tindakan KB pria menegluarkan air mani tanpa mengandung spermatozoa. (10)

b. Tindakan pengebirian. (1)

c. KB pria yang efeknya tidak lagi dapat mengeluarkan air mani lagi dan sperma pada saat ejakulasi. (1)

Untuk pertanyaan dibawah lingkari yang menurut Bapak benar ( jawaban boleh lebih dari 1 ( satu )

3. Bagaimana cara kerja vasektomi :

1. Vasektomi dapat menyebabkan sperma tidak lagi dapat keluar.(1) 2. Pada saat senggama, air mani akan tetap keluar namun tidak lagi

mengandung sel sperma sehingga tidak menimbulkan kehamilan. (10) 3. Setelah vasektomi tidak dapat ereksi atau ejakulasi kembali. (1)

4. Hal-hal yang dilakukan sebelum vasektomi:

1. Melakukan konseling dan menandatangani surat persetujuan.(10) 2. Melakukan hubungan seks sepuasnya dengan pasangan. (1) 3. Tidak boleh melakukan hubungan seks lebih dari seminggu. (1)

5. Kapan boleh melakukan hubungan seks setelah vasektomi:

1. Langsung bisa melakukan hubungan seks tanpa kondom. (1)

2. Bisa melakukan seks dengan kondom antara 15-20 x senggama. (10) 3. Tidak boleh melakukan seks lagi selama-lamanya. (1)


(13)

Universitas Kristen Maranatha

1. Pasangan yang sudah tidak ingin punya anak lagi. (10) 2. Pasangan yang jumlah anaknya sudah cukup. (10)

3. Laki-laki yang pasangannya sudah sering melahirkan. (10)

4. Laki-laki yang menginginkan seks bebas agar pasangan tidak hamil. (1)

7. Keuntungan apa yang didapat bagi pasangan yang melakukan vasektomi? ( jawaban boleh lebih dari satu )

1. Murah (artinya memang lebih murah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya apalagi metode ini berjangka panjang). (10) 2. Efektif (artinya kegagalan untuk kehamilan kecil). (10)

3. Sederhana (artinya angka kematian akibat tindakan ini hampir tidak ada). (10)

4. Resiko rendah (artinya peralatan yang dipergunakan sederhana) dan Aman (artinya tidak memberikan gejala efek samping yang berarti dan tidak menurunkan gairah seksual ). (10)

8. Kekurangan apa yang didapat bagi pasangan yang melakukan vasektomi? (kekurangan boleh lebih dari satu )

1. Senggama baru bisa dilakukan seminggu setelah operasi. (10) 2. Penderita penyakit tertentu tidak dapat memilih metode ini, misalnya

penderita hernia, kelainan pembekuan darah, penyakit kulit, jamur atau peradangan di daerah buah zakar. (10)

3. Pasangan harus menggunakan kondom selama 20 kali senggama setelah operasi untuk memastikan tidak ada lagisel sprerma dalam cairan air mani. (10)

SIKAP

1. Apakah bapak setuju dengan adanya Program Keluarga Berencana : a. Ya (10)


(14)

Universitas Kristen Maranatha

2. Apakah bapak setuju Metode Operatif Pria (MOP) / vasektomi merupakan salah satu cara yang efektif dalam program KB :

a. Ya (10) b. Tidak (1)

3. Apakah motivasi bapak dalam memilih kontasepsi Metode Operatif Pria (MOP)/vasektomi:

a. Anak sudah terlalu banyak (10) b. Tidak ingin memiliki anak lagi (10)

c. Istri tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi (10 ) d. Harganya mahal sudah pasti efektif (1)

4. Apakah ada ketakutan bapak dalam memilih kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP):

a. Ada(1) b. Tidak (10)

5. Bila ada, ketakutan dalam bentuk apa ? ( jawaban boleh lebih dari satu) a. Operasi gagal / sperma masih dapat membuahi / istri hamil. (1) b. Istri tidak terpuaskan / libido menurun. (1)

c. Tidak dapat ejakulasi lagi bahkan tidak dapat ereksi. (1)

PERILAKU

1. Dari mana pertama kali bapak mendengar tentang vasektomi ? (jawaban boleh lebih dari satu )

a. Teman/tetangga. (10) b. Istri. (10)

c. Puskesmas, Klinik KB, PKBI. (10) 2. Kemanakah bapak pergi untuk vasektomi ?

a. Puskesmas. (10) b. Rumah sakit. (10)


(15)

Universitas Kristen Maranatha

3. Apakah sebelum vasektomi, bapak menggunakan obat-obatan dalam melakukan hubungan seksual ?

a. Ya (1) b. Tidak (10)

4. Sebelum melakukan vasektomi, cara apa yang bapak lakukan untuk mencegah kehamilan istri :

a. Menggunakan kondom. (10)

b. Hanya mengikuti KB kalender (mengukur masa subur istri). (1) 5. Apakah ada keluhan setelah vasektomi ?

a. Tidak (10) b. Ya (1)

6. Jika Ya, apakah itu ? a. Libido menurun. (1)

b. Tidak dapat ereksi atau ejakulasi. (1) 7. Pola makanan apa yang bapak konsumsi?

a. Makanan seimbang. (10)

b. Memakan makanan cepat saji. (1) c. Memakan makanan yang diawetkan. (1)


(16)

(17)

(18)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan angka kelahiran 5.000.000 orang pertahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan Keluarga Berencana (KB). Bila gerakan KB tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti. Pada pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 menyatakan bahwa program KB merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan berkaitan dengan pelayanan dasar yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Selama ini akseptor KB pria lebih sedikit dibandingkan akseptor KB wanita. Itu terbukti dengan rendahnya jumlah akseptor KB pria dalam propenas tahun 2000 – 2004. Target adalah 8% tetapi hanya tercapai 1,3%. Rinciannya, pemakaian kondom 0,9% dan vasektomi 0,4%. Maka dari itu, tahun 2005, peran serta pria ditargetkan kembali menjadi 2,5%. Tidak hanya itu, dalam rancangan sasaran program KB pada 2010 dan 2015 telah ditetapkan pencapaian peran serta pria dalam ber KB sekitar 4,5% hingga 7,5% (Fandizal, 2008). Di level nasional, keikutsertaan KB Pria baru 1,5% dengan rincian kondom 1,3% dan MOP hanya 0,2 % (Arianti, 2006). Artinya, tidak berbeda secara signifikan dengan hasil SDKI 2002 yang berada dalam kisaran 1,3% dengan rincian pengguna Kondom 0,9 % dan MOP 0,4%. Sedangkan tingkat dunia pengguna kondom mencapai 4,8% dan MOP 3,4 % (Mardiyo, 2009). Pengembangan metode kontrasepsi pria masih jauh tertinggal karena adanya hambatan-hambatan yang ditemukan antara lain kesulitan dalam memperoleh informasi tentang alat kontrasepsi, hambatan medis yang berupa ketersediaan alat maupun ketersediaan tenaga kesehatan, selain itu juga adanya


(19)

Universitas Kristen Maranatha rumor yang beredar di masyarakat mengenai alat kontrasepsi sehingga hal ini menjadi faktor penghambat dalam pengembangan metode kontrasepsi (Cendikia, 2010).

Laju pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah semakin lama semakin mengkhawatirkan, karena pada tahun 1990 hanya 28 juta jiwa, tahun 2000 bertambah menjadi 31 juta jiwa dan pada 2010 diperkirakan mencapai 34,6 juta jiwa. Kenaikan jumlah penduduk tersebut, salah satunya disebabkan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap pentingnya program KB. Saat ini Total Fertility Rate (TFR) Jawa Tengah pada tahun 2003 sebesar 2,10%, pada tahun 2005 naik menjadi 2,18% dan mulai tahun 2007-2009 kembali meningkat menjadi sebesar 2,3% (Soejatno, 2009). Terbatasnya kontrasepsi pria yang hanya menggunakan kondom dan MOP juga menjadi salah satu penyebab kaum pria enggan menjadi peserta aktif KB. Peserta KB pria yang menggunakan kondom ada 45.418 orang dan 1.980 orang lainnya menjalani MOP atau yang dikenal dengan vasektomi (Murtiningsih, 2010).

Rendahnya kesertaan KB Pria di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh empat hal yaitu: (1) Kurangnya promosi, sosialisasi dan KIE KB Pria, (2) Terbatasnya sarana prasarana, dana dan sumber daya manusia untuk pelayanan KB pria khususnya MOP, (3) Kurang optimalnya dukungan

stakeholder dan shareholder (kemitraan) untuk program KB Pria, (4) Hambatan pemasyarakatan kondom dan MOP di kalangan para suami sekarang ini lebih disebabkan oleh stigma negatif dan adanya keberatan sebagian ulama terhadap penggunaan alat kontrasepsi tertentu yang bersifat jangka panjang dan permanen, khususnya sterilisasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010.


(20)

Universitas Kristen Maranatha

1.2. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana gambaran pengetahuan akseptor KB pria dalam memilih kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010

2. Bagaimana gambaran sikap akseptor KB pria dalam memilih kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010

3. Bagaimana gambaran perilaku akseptor KB pria dalam memilih kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh pengetahuan akseptor KB pria terhadap pemilihan kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010.

2. Mengetahui pengaruh sikap akseptor KB pria terhadap pemilihan kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010.

3. Mengetahui pengaruh perilaku akseptor KB pria terhadap pemilihan kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) di Klinik PKBI kota Semarang tahun 2010.


(21)

Universitas Kristen Maranatha

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Untuk instansi terkait, penelitian ini berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi para akseptor KB pria dalam memilih kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP) dan meningkatkan promosi kesehatan dibidang KB kepada para suami.

Serta dapat memberikan masukan guna peningkatan mutu pelayanan kontrasepsi vasektomi demi terwujudnya kelangsungan pemakai kontrasepsi vasektomi yang panjang dan permanen.

2. Untuk masyarakat, khususnya masyarakat di Kota Semarang, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi suami dalam memilih kontrasepsi Metode Operatif Pria (MOP).

3. Dari segi akademik khususnya bagi mahasiswa fakultas kedokteran, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pengetahuan tentang pentingnya memilih kontrasepsi aman dan kegunaan Metode Operatif Pria (MOP) dan memberikan gambaran serta informasi bagi penelitiannya selanjutnya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Masalah kepadatan penduduk dunia seakan menjadi bom yang sewaktu-waktu akan meledak jika tidak ditangani dengan baik. Masalah ini dapat diatasi dengan adanya program Keluarga Berencana (KB). Maka dari itu, diharapkan laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan dengan adanya gerakan dan kerjasama yang aktif antara penyuluh kesehatan dan tokoh masyarakat untuk memotivasi para akseptor dalam memilih alat kontrasepsi yang aman.

Pada dasarnya pengetahuan merupakan syarat dasar dari seseorang untuk berperilaku. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan “predisposisi” tindakan atau perilaku (Soekidjo Notoatmodjo, 2007).

Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya


(22)

Universitas Kristen Maranatha adalah suatu aktivitas manusia. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka dapat dibedakan menjadi dua bentuk, adalah : a) Perilaku Tertutup (Covert Behaviour) berupa reaksi atau respons terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Perilaku jenis ini terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus ini belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain, misalnya seorang pria tahu akan peranannya dalam KB. Jadi yang dimaksud covert behaviour ini, suami baru tahu secara pengetahuan tentang pentingnya kontrasepsi dilihat dari pengetahuan kesehatan. b) Perilaku Terbuka (Overt Behaviour) yaitu respons seseorang terhadap stimulus tersebut sudah jelas atau nyata dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat misalnya seorang suami melakukan kontrasepsi MOP di klinik.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

1.6. Metode Penelitian

Metode : deskriptif

Instrumen : kuesioner

Teknik pengambilan data : survei

Sampel Penelitian : berjumlah 50 orang Responden : akseptor MOP

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.7.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik PKBI Semarang 1.7.2. Waktu Penelitian


(23)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja Klini PKBI Kota Semarang periode Maret 2010-September 2010 didapatkan kesimpulan;

• Pengetahuan tentang MOP pada akseptor KB pria di Klinik PKBI kota

Semarang adalah baik.

• Sikap tentang MOP pada akseptor KB pria di Klinik PKBI kota Semarang

adalah baik.

• Perilaku tentang MOP akseptor KB pria di Klinik PKBI kota Semarang

adalah baik 5.2 Saran

1. Menjaga dan meningkatkan program KB ke seluruh lapisan masyarakat. 2. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dari Klinik PKBI kota Semarang. 3. Mensosialisasikan program MOP di Puskesmas lainnya secara jelas dan benar

kepada masyarakat baik yang sudah maupun yang akan menikah.

4. Memberikan penyuluhan tentang MOP dalam upaya menghimbau masyarakat agar dapat berperan aktif mengikuti MOP dan mengubah persepsi masyarakat tentang efek MOP antara lain libido menurun dan tidak dapat ejakulasi.

5. Melakukan pelatihan dan meningkatkan pengetahuan kepada para pegawai Klinik dan Kader kesehatan mengenai MOP agar dapat menjelaskan dengan lebih jelas, benar, dan terarah kepada masyarakat.


(24)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman U1 – U6, MK1 – MK 84, PK 59 – PK 77.

Arianti.2006.Partisipasi Suami Wujudkan Keluarga Sejahtera.

http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/gender/artikel.php?aid=9815.6 Juni 2010

Arwen, B. 2007. Factors Affecting Vasectomy in Tanzania. NC, USA.

Azwar. 1995. Sikap Manusia. Liberty. Yogyakarta.

BPS, 2010. Data Statistik Indonesia 2009/2010. http://demografi.bps.go.id.

Cendikia, Graha.2010. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keengganan

Suami Dalam Pemakaian Kontrasepsi Metode Operative Pria (MOP).

http://grahacendikia.wordpress.com/2010/05/15/faktor-faktor-yang-berpengaruh- terhadap-keengganan-suami-dalam-pemakaian-kontrasepsi-metode-operative-pria-mop. 21 Oktober 2010.

Eny Prihtiyani. 2008. Peminat KB Jenis Vasektomi dan Tubektomi di Bantul

Terus Meningkat. http://www.bantul.go.id. 6 Juni 2010.

Farley T,. The Male Condom. http://www.who.int/reproductive-health/stis/male_ condom.html. 6 Juli 2010.

Feni Indriati. 2010. Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Bersalin yang Dibantu oleh Paraji di Kecamatan Tipar Kota Sukabumi Periode 2009-2010


(25)

Universitas Kristen Maranatha

Gunawan Hadi. 2005. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Kerja

Karyawan.http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=4&ved=0CCoQFj

AD&url=http%3A%2F%. 6 Maret 2010

Hanafi Hartanto. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal 27 – 33, 36 – 325.

http://k4-plasawacana.blogspot.com/2008/01/mengenal-lebih-dekat-2.html

http://www.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid=472. 24 Juni 2010

Iswara. 2006. Pemantauan Peserta KB Aktif melalui Mini Survei tahun 2005.

http://www.bkkbn.go.id/ditfor/research_detail.php?rchid=19. 24 Juni 2010

Lukman Ali, Hasan Alwi, Harimurti Kridalaksana, Sri Sukesi Adiwimarta, Adi Sunaryo, Sri Timur Suratman, dkk. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Mardiyo. 2009. Mendongkrak Kesertaan KB Pria, Mungkinkah? .

http://mardiya.wordpress.com/2009/08/07/membangkitkan-kembali-pembangunan-kependudukan-dan-kb/. 3 Maret 2010

Muhammad Fandizal. 2008. KB Nasional dan Peran Pria Dalam Ber-KB (Bidan

dengan Keluarga).

http://fandizal.blogspot.com/2008/10/hanya-untuk-rita-abid-urindo.html. 3 Maret 2010

Murtiningsih.2010. Kesertaan KB Pria Masih Rendah. http://www.jatengprov.go.id/?document_srl=4545&mid=wartadaera&sort_index= readed_count&order_type=desc. 3 Maret 2010.


(26)

Universitas Kristen Maranatha

Norma Novianita. 2008. Faktor yang Mendorong Pengambilan Keputusan pada Akseptor KB Vasektomi : Studi di Kecamatan Tulungagung Kabupaten

Tulungagung. http://adln.fkm.unair.ac.id/gdl.php?mod=browse&op. 6 Juni 2010.

PKBI, 2010. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

http://www.pilar.pkbi.20m.com/http://www.pkbi.or.id/

Rivera R,. 2004. Contraception in Adolescence. http://www.who.int/child-adolescenthealth/. New_Publications/ADH/ISBN_92_4_159144_7.pdf. 28 Oktober 2010.

Saifudin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Soekidjo Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmojo. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmojo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soejatno. 2009. Penduduk Jateng 34,6 Juta Jiwa.

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=3&ved=0CCEQFjAC&url=ht tp%3A%2F%2Fsuaramerdeka.com%2F2010-Penduduk-Jateng-346-Jjuta-Jiwa-. 3 Maret 2010.

Speroff L., Darney P. 2005. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta: EGC. Hal 24 – 274, 285 – 307, 339 – 368.


(27)

Universitas Kristen Maranatha

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas. 2007

Sulaiman Sastrawinata. 1980. Teknik Keluarga Berencana. Bandung: Elstar Offset.Hal 23 – 89.

Suryadi Kurniawan. 2007. Analisis Sperma. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Hal 1 - 2 .

Trismiati. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pria dan Wanita Akseptor Kontrasepsi Mantap Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

http://www.scribd.com/doc/38672035/jurnal-trismiati. 23 Oktober 2010.

Widjaya Paryana. 2001. Pelvis. Bandung : Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Hal 19-21.

Wike Ayu Ruthanti,. 2008. Studi Deskriptif Tentang Makna dan Alasan Penggunaan Kontrasepsi Vasektomi Bagi Suami Sebagai Akseptor di Surabaya.

http://www.library@lib.unair.ac.id. 6 Juni 2010.

Winaning, 2005. Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Akseptor KB di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali, 2005.

Yuni Rahayuningtyas,. 2009. Penerimaan Vasektomi serta Kondisi Akseptor Post Vasektomi dan Hubungannya dengan Karakteristik Akseptor di Desa Kaligentong

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali (1993 Skripsi).


(1)

adalah suatu aktivitas manusia. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka dapat dibedakan menjadi dua bentuk, adalah : a) Perilaku Tertutup (Covert Behaviour) berupa reaksi atau respons terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Perilaku jenis ini terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus ini belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain, misalnya seorang pria tahu akan peranannya dalam KB. Jadi yang dimaksud covert behaviour ini, suami baru tahu secara pengetahuan tentang pentingnya kontrasepsi dilihat dari pengetahuan kesehatan. b) Perilaku Terbuka (Overt Behaviour) yaitu respons seseorang terhadap stimulus tersebut sudah jelas atau nyata dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat misalnya seorang suami melakukan kontrasepsi MOP di klinik.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

1.6. Metode Penelitian

Metode : deskriptif

Instrumen : kuesioner

Teknik pengambilan data : survei

Sampel Penelitian : berjumlah 50 orang

Responden : akseptor MOP

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik PKBI Semarang 1.7.2. Waktu Penelitian


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja Klini PKBI Kota Semarang periode Maret 2010-September 2010 didapatkan kesimpulan;

• Pengetahuan tentang MOP pada akseptor KB pria di Klinik PKBI kota Semarang adalah baik.

• Sikap tentang MOP pada akseptor KB pria di Klinik PKBI kota Semarang adalah baik.

• Perilaku tentang MOP akseptor KB pria di Klinik PKBI kota Semarang adalah baik

5.2 Saran

1. Menjaga dan meningkatkan program KB ke seluruh lapisan masyarakat. 2. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dari Klinik PKBI kota Semarang. 3. Mensosialisasikan program MOP di Puskesmas lainnya secara jelas dan benar

kepada masyarakat baik yang sudah maupun yang akan menikah.

4. Memberikan penyuluhan tentang MOP dalam upaya menghimbau masyarakat agar dapat berperan aktif mengikuti MOP dan mengubah persepsi masyarakat tentang efek MOP antara lain libido menurun dan tidak dapat ejakulasi.

5. Melakukan pelatihan dan meningkatkan pengetahuan kepada para pegawai Klinik dan Kader kesehatan mengenai MOP agar dapat menjelaskan dengan lebih jelas, benar, dan terarah kepada masyarakat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman U1 – U6, MK1 – MK 84, PK 59 – PK 77.

Arianti.2006.Partisipasi Suami Wujudkan Keluarga Sejahtera.

http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/gender/artikel.php?aid=9815.6 Juni 2010

Arwen, B. 2007. Factors Affecting Vasectomy in Tanzania. NC, USA.

Azwar. 1995. Sikap Manusia. Liberty. Yogyakarta.

BPS, 2010. Data Statistik Indonesia 2009/2010. http://demografi.bps.go.id.

Cendikia, Graha.2010. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keengganan Suami Dalam Pemakaian Kontrasepsi Metode Operative Pria (MOP). http://grahacendikia.wordpress.com/2010/05/15/faktor-faktor-yang-berpengaruh- terhadap-keengganan-suami-dalam-pemakaian-kontrasepsi-metode-operative-pria-mop. 21 Oktober 2010.

Eny Prihtiyani. 2008. Peminat KB Jenis Vasektomi dan Tubektomi di Bantul Terus Meningkat. http://www.bantul.go.id. 6 Juni 2010.

Farley T,. The Male Condom. http://www.who.int/reproductive-health/stis/male_ condom.html. 6 Juli 2010.

Feni Indriati. 2010. Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Bersalin yang Dibantu oleh Paraji di Kecamatan Tipar Kota Sukabumi Periode 2009-2010


(4)

Gunawan Hadi. 2005. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Kerja Karyawan.http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=4&ved=0CCoQFj AD&url=http%3A%2F%. 6 Maret 2010

Hanafi Hartanto. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal 27 – 33, 36 – 325.

http://k4-plasawacana.blogspot.com/2008/01/mengenal-lebih-dekat-2.html

http://www.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid=472. 24 Juni 2010

Iswara. 2006. Pemantauan Peserta KB Aktif melalui Mini Survei tahun 2005.

http://www.bkkbn.go.id/ditfor/research_detail.php?rchid=19. 24 Juni 2010

Lukman Ali, Hasan Alwi, Harimurti Kridalaksana, Sri Sukesi Adiwimarta, Adi Sunaryo, Sri Timur Suratman, dkk. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Mardiyo. 2009. Mendongkrak Kesertaan KB Pria, Mungkinkah? .

http://mardiya.wordpress.com/2009/08/07/membangkitkan-kembali-pembangunan-kependudukan-dan-kb/. 3 Maret 2010

Muhammad Fandizal. 2008. KB Nasional dan Peran Pria Dalam Ber-KB (Bidan dengan Keluarga). http://fandizal.blogspot.com/2008/10/hanya-untuk-rita-abid-urindo.html. 3 Maret 2010

Murtiningsih.2010. Kesertaan KB Pria Masih Rendah.

http://www.jatengprov.go.id/?document_srl=4545&mid=wartadaera&sort_index= readed_count&order_type=desc. 3 Maret 2010.


(5)

Norma Novianita. 2008. Faktor yang Mendorong Pengambilan Keputusan pada Akseptor KB Vasektomi : Studi di Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung. http://adln.fkm.unair.ac.id/gdl.php?mod=browse&op. 6 Juni 2010.

PKBI, 2010. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

http://www.pilar.pkbi.20m.com/http://www.pkbi.or.id/

Rivera R,. 2004. Contraception in Adolescence. http://www.who.int/child-adolescenthealth/. New_Publications/ADH/ISBN_92_4_159144_7.pdf. 28 Oktober 2010.

Saifudin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Soekidjo Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmojo. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmojo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soejatno. 2009. Penduduk Jateng 34,6 Juta Jiwa.

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=3&ved=0CCEQFjAC&url=ht tp%3A%2F%2Fsuaramerdeka.com%2F2010-Penduduk-Jateng-346-Jjuta-Jiwa-. 3 Maret 2010.


(6)

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas. 2007

Sulaiman Sastrawinata. 1980. Teknik Keluarga Berencana. Bandung: Elstar Offset.Hal 23 – 89.

Suryadi Kurniawan. 2007. Analisis Sperma. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Hal 1 - 2 .

Trismiati. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pria dan Wanita

Akseptor Kontrasepsi Mantap Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

http://www.scribd.com/doc/38672035/jurnal-trismiati. 23 Oktober 2010.

Widjaya Paryana. 2001. Pelvis. Bandung : Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha. Hal 19-21.

Wike Ayu Ruthanti,. 2008. Studi Deskriptif Tentang Makna dan Alasan

Penggunaan Kontrasepsi Vasektomi Bagi Suami Sebagai Akseptor di Surabaya.

http://www.library@lib.unair.ac.id. 6 Juni 2010.

Winaning, 2005. Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Akseptor KB di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali, 2005.

Yuni Rahayuningtyas,. 2009. Penerimaan Vasektomi serta Kondisi Akseptor Post Vasektomi dan Hubungannya dengan Karakteristik Akseptor di Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali (1993 Skripsi).


Dokumen yang terkait

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Jakarta

9 130 51

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentang Alat Kontrasepsi Pria Di Desa Juhar Perangin-Angin Kecamatan Juhar Kabupaten Karo Tahun 2012

3 38 80

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mengenai Kejang Demam pada Anak di Kelurahan Tembung Tahun 2010.

13 61 72

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM KB PRIA DI KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS PROGRAM MOP (MEDIS OPERATIF PRIA)/VASEKTOMI DI KECAMATAN BANYUPUTIH)

2 32 52

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 5 21

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 7 21

Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Pasangan Usia Subur Terhadap Pemilihan Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Sukawarna Tahun 2010.

0 0 31

PERILAKU PEMILIHAN KONTRASEPSI VASEKTOMI PADA AKSEPTOR KB PRIA DI KLINIK PKBI CABANG PEMALANG TAHUN 2008 - UDiNus Repository

0 0 3

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode055

0 0 3

HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI DENGAN MINAT SUAMI MENJADI AKSEPTOR KONTRASEPSI MOP (METODE OPERATIF PRIA) DI DUSUN KRODAN DEPOK SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Persepsi Suami dengan Minat Suami menjadi Akseptor Kontrasepsi MOP (Metode Operatif Pria) di Dusun

0 0 11