PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR SHARE NEGERI 2 BERASTAGI T.P. 2012/2013.

1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR
SHAREDI KELAS VII SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 2 BERASTAGI
T.P. 2012/2013

Oleh:
Emilia Manalu
NIM 409141022
Program StudiPendidikanBiologi

SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperolehGelar
SarjanaPendidikan

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

2

4

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE THINK PAIR
SHARE DI KELAS VII SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 2 BERASTAGIT.P. 2012/2013
Emilia Manalu (NIM 409141022)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan model Jigsaw dengan TPS pada materi pokok Ekosistem di
kelas VII SMP N 2 Berastagi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
dimana populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Berastagi yang terdiri
dari tujuh kelas dengan jumlah siswa 210 orang. Pengambilan sampel secara random

(random sampling) dan didapat dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VII-3 dan VII-4
yang berjumlah 76 orang. Kelas VII-3 diajarkan dengan model Jigsaw dan VII-4
dengan model TPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal
pilihan berganda yang berjumlah 25 buah yang digunakan sebagai soal pre-test dan
post-test.
Rata-rata hasil belajar yang didapatkan untuk kelas Jigsaw sebasar 76,86 lebih
tinggi dibanding kelas TPS yaitu sebesar 70,66 sehingga terdapat perbedaan nilai
sebesar 6,2%. Ketuntasan yang didapatkan siswa untuk kelas Jigsaw sebesar 62,%
dan untuk kelas TPS sebesar 35,8%.
Uji prasyarat analisis data menunjukkan bahwa data hasil penelitian
berdistribusi normal dan kedua kelas sampel memiliki kesamaan varians (homogen).
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t menghasilkan t hitung = 2,60 dan
ttabel=1,993 dengan dk=74 dan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan kriteria Ho
diterima jika – t1 – ½  < t < t1 - ½  , maka penelitian ini menolak Ho dan menerima
Ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
diajar dengan model kooperatif tipe Jigsaw dengan TPS pada materi pokok
Ekosistem di Kelas VII SMP N 2 Berastagi.

Kata kunci : model Jigsaw, model TPS, hasil belajar siswa


5

THE COMPARISON OF STUDENT’S LEARNING RESULT ON ECOSYSTEM
MAIN USING THE COOPERATIVE MODEL JIGSAW TYPE AND THINK
PAIR SHARE (TPS) TYPESUBJECT IN VII GRADE OF SMP N 2 BERASTAGI
ACADEMIC YEAR 2012/2013
Emilia Manalu (NIM 409141022)
ABSTRACT

The aim of this research was to know the comparison of student’s learning result
taught by Jigsaw and TPS model on Ecosystem main subject in VII Grade of SMP N 2
Berastagi. This research was an experiment research where the population was all the
students of VII grade that consist of four class that have 210 students. Taking sample
method is done by using random sampling and two class has been made as the sample is
VII-3 class and VII-4 class that have 76 students that cover 37 students in VII-3 and 39
students in VII-4. VII-3 as the first experiment class taught by Jigsaw type and VII-4 as
the second class taught by TPS type. The instrument in this research is made in multiple
choice test which have 25 numbers using as pre-test and post-test.
The learning result have mean 76,86 for Jigsaw class is higher than TPS class that
have mean 70,66, so there was difference about 6,2% In Jigsaw class there is 62,%

students can reach the minimum passed value is lower than TPS class that have 35,8%
can reach the minimum passed value.
Prerequisite test of analysis consisted of normality test and homogeneity test. The
result was showed that all groups were in normal distribution and the sample have same
of varians value (homogeneous data). The analysis data or hypothesis test used t test that
showed tcount=2,60 and ttable=1,993 with significance level 0,05. Based on the criteria that
Ho accepted if – t1 – ½  < t < t1 - ½  , so that this research rejected Ho and accepted Ha.

The conclusion of this research is there is difference of student’s learning result taught by
Jigsaw model and TPS model on Ecosystem main subject in VII Grade of SMP N 2
Berastagi academic year 2012/2013.

Keywords: Jigsaw model, TPS model, student’s learning result

8

DAFTAR ISI

Lembaran Pengesahan
Riwayat Hidup

Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah

1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
1
4
5
5
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Teori belajar
2.1.2. Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil balajar
2.1.3. Teori belajar bermakna
2.1.4. Model Belajar
2.2. Pembelajaran kooperatif

2.2.1. Pengertian pembelajaran kooperatif
2.2.2. Ciri-ciri dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif
2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
2.4.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
2.4.2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran kooperatif Tipe TPS
2.5. Pokok bahasan Ekosistem, Peran dan Interkasinya
2.6. Kerangka Konseptual
2.7. Hipotesis Penelitian

7
7
8
9
11
13
14
14
15
16

19
19
20
21
28
28

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian

29
29
29
29

9

3.4. Instrumen Penelitian

3.5. Desain Penelitian
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Uji Coba Instrumen penelitian
3.8. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Pembelajaran Jigsaw dan TPS
4.1.2 Deskripsi Data Penelitian
4.1.2.1 Analisis Instrumen Penelitian
4.1.2.2 Validitas Soal
4.1.2.3 Reliabilitas Soal
4.1.2.4 Tingkat Kesukaran Soal
4.1.2.5 Tingkat Daya Beda Soal
4.1.3 Data Hasil Penelitian
4.1.3.1 Data Nilai Pre-test
4.1.3.2 Data Nilai Post-test
4.2 Uji Prasyarat Analisis Data
4.2.1 Uji Normalitas
4.2.2 Uji Homogenitas
4.3 Pengujian Hipotesis

4.4 Pembahasan

29
32
32
32
35
37
38
38
38
38
38
38
38
39
39
39
41
43

43
44
45
45

BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

49
49
49

DAFTAR PUSTAKA

50

11

DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1. Konversi Skor Perkembangan
Tabel 2.2. Tingkat Penghargaan Kelompok
Tabel 3.1. Kisi-kisi tes penilaian pada sub pokok bahasan ekosistem
Tabel 3.2. Desain Penelitian
Tabel 4.1 Nilai pre-test kelas Jigsaw dengan TPS
Tabel 4.2 Nilai post-test kelas Jigsaw dengan kelas TPS
Tabel 4.3 Data hasil uji normalitas data pre-test dan post-tes
Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data

18
18
31
32
40
42
44
44

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Gambar 2.2. Individu Hewan
Gambar 2.3. Populasi Hewan
Gambar 2.4. Ekosistem Pantai lampuuk
Gambar 2.5. Ekosistem Danau Laut Tawar
Gambar 2.6. Ekosistem ladang
Gambar 2.7. Ekosistem waduk
Gambar 2.8. Produsen
Gambar 2.9. Konsumen tingkat I
Gambar 2.10. Konsumen tingkat II
Gambar 2.11. Konsumen tingkat III
Gambar 2.12. Konsumen tingkat IV
Gambar 4.1. Digram batang perbandingan nilai
fre-test Jigsaw dan TPS
Gambar 4.2. diagram batang perbandingan nilai
post-test Jigsaw dan TPS

halaman
17
22
22
22
22
23
23
24
24
24
25
25
41
43

12

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. RPP kelas Jigsaw
Lampiran 3. RPP kelas TPS
Lampiran 4. Instrumen penelitian
Lampiran 5. Kunci jawaban
Lampiran 6. LKS kelas TPS
Lampiran 7. Perhitungan validitas butir soal
Lampiran 8. Perhitungan reliabilitas butir soal
Lampiran 9. Perhitungan daya beda soal
Lampiran 10. Tingkat kesukaran butir soal
Lampiran 11. Keterangan uji instrumen penelitian
Lampiran 12. Data hasil pre-test dan post-test
Lampiran 13. Data hasil belajar
Lampiran 14. Perhitungan rata-rata,standart deviasi dan varians
Lampiran 15. Uji normalitas data
Lampiran 16. Uji homogenitas data
Lampiran 17. Uji hipotesis
Lampiran 18. Tabel Uji Validitas, Realibilitas dam Tingkat Kesukaran
Lampiran 19. Tabel Uji Daya Beda
Lampiran 20. Dokumentasi penelitian

52
54
63
71
77
78
79
81
82
84
86
88
90
94
98
102
106
108
109
111

13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai tugas penting dalam menyiapkan sumber daya
manusia untuk pembangunan nasional. Karena pendidikan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembangunan maka pendidikan harus diselenggarakan
dengan baik agar menghasilkan manusia yang tangguh bagi pembangunan
nasional. Namun yang menjadi masalah yaitu mengenai kualitas pendidikan yang
msih rendah. Kualitas pendidikan yang rendah di sebabkan karena kurangnya
efektifitas dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat
tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik
(dosen, guru, instruktur, dan trainer) khususnya guru dituntut untuk dapat
meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat
berguna. Dalam proses pembelajaran akan jauh lebih baik jika kita
memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses
yang baik pula. Adanya metode yang kurang tepat akan menimbulkan kejenuhan
anak terhadap materi yang diajarkan. Hal ini berakibat motivasi belajar siswa,
karena pembelajaran dirasakan tidak menarik, sehingga pembelajaran itu tidak
efektif.
Efektivitas dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung
kepada peran guru. Salah satu peran yang harus dilakukan seorang guru adalah
mempersiapkan apa yang akan dilakukan didalam proses belajar mengajar.
Menurut Rohani dalam bukunya yang berjudul “ Pengelolaan Pengajaran “ Suatu
pengajaran yang baik adalah apabila proses pengajaran itu menggunakan waktu
yang cukup sekaligus membuahkan hasil (pencapaian tujuan instruksional) secara

14

lebih tepat dan cermat secara optimal. Waktu pengajaran yang sudah ditentukan
sesuai dengan bobot materi pembelajaran maupun capaian tujuan instruksionalnya
diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berharga dan berhasil guna bagi
peserta didik.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Menurut Ruseffendi (dalam Shintia Mayasari) faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar terdiri dari faktor dalam dan faktor luar. Faktor
dalam diantaranya, kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar,
dan minat anak. Sedangkan faktor luar meliputi: model penyajian materi , pribadi
dan sikap guru, suasana pengajaran, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat
luas.hal ini sesuai dengan pendapat Mo Morse (dalam Ketut Suma, 2010: 47)
menyatakan Kualitas pendidikan pada umumnya sangat ditentukan oleh kualitas
proses pembelajaran disekolah, pilihan-pilihan pedagogis guru dalam pemilihan
metode pembelajaran mempengaruhi belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi biologi di
SMP Negeri 2 Berastagi menyatakan bahwa hasil belajar biologi siswa masih
renda. Dilihat berdasarkan Daftar Kumpulan Nnilai (DKN), Bahwa dari 40 orang
siswa kelas VII 60 % yang nilainya dibawah 75. Sedangkaan kriteria ketuntasan
minimal di sekolah tersebut adalah 75.

Metode pembelajaran biologi yang

diterapkan oleh guru seringkali adalah metode etode konvensional.

Dalam

wawancara tersebut guru juga menyimpulkan bahwa masih rendahnya minat
blajar siswa ini ditandai dengan kurang nya partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar (PBM) dan timbulnya suasana belajar yang tidak kondusif, karena
pelajaran biologi dianggap suatu pelaaran yang membosankan.
Banyak hal yang mungkin dilakukan dalam meningkatkan efektifitas
pembelajaran antara lain mendesain pembelajaran semenarik mungkin dengan
menggunakan model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif, menciptakan
suasana ruangan kelas yang dapat menumbuhkan minat belajar bagi siswa, juga
mengatur jam pelajaran sebaik mungkin artinya pelajaran yang dianggap susah
dan butuh konsentrasi tinggi seperti matematika,fisika,IPA, kimia, tidak
diletakkan di jam-jam pelajaran terakhir.

15

Salah satu dari solusi diatas yang akan akan di gunakan oleh peneliti
adalah mendesain pembelajaran semenarik mungkin dengan menerapkan modelmodel pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Menerapkan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif dapat membuat siswa lebih aktif karena dengan cara diskusi,
materi pelajaran dapat dibangun bersama. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin
(dalam Komang Wihatyane, 2012: 140) menyatakan siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep - konsep yang sulit apabila mereka dapat
mendiskusikan dengan temannya. Pengetahuan dibentuk bersama berdasar-kan
pengalaman serta interaksinya dengan lingkungan di dalam kelompok belajar,
sehingga terjadi saling memperkaya diantara anggota kelompok. Hal diatas juga
sesuai dengan pendapat Lie (dalam Komang Wihatyane2002: 40), bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk berbagi informasi dengan ke-lompok lain,
memberikan kesem-patan kepada siswa untuk bertukar pikiran,
Dalam penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe
TPS dan tipe Jigsaw. Model pembelajarankooperatif tipe

TPS pertama kali

dikembangkan oleh Profesor Frank Lyman pada tahun 1981. Sejak saat itu, model
pem-belajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas . Model pembelajaran kooperatif tipe
TPS ini dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa daya imajinasi
siswa dan daya analisis terhadap suatu permasalahan.Selain itu pada model
pembelajaran tipe TPS ini dapat meningkatkan kerja sama antar siswa ,
membangun rasa percaya diri siswa untuk menyampaikan pendapatnya dan,
menurut Slavin (2005: 32) teori, riset dan praktik model pembelajaran koo-peratif
tipe TPS dapat menghemat waktu, sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan
dititikberatkan pada hasil belajar siswa. Hasil belajar inilah yang akan menjadi
ukuran tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah Salah satu
pendekatan yang menekankan efektivitas dari peserta didik . Para siswa dituntut
untuk saling bekerja sama dalam menguasai materi yang diajarkan. Model

16

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan akademik,
melatih keterampilan berbicara, sekaligus menanamkan moralitas siswa. Selain itu
juga model kooperatif tipe jigsaw ini mendorong siswa untuk lebih percaya pada
kemampuan sendiri hingga menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi juga
mendorong siswa Untuk saling menghormati hingga dapat meningkatkan
pencapaian akademik dan social termasuk meningkatkan prestasi belajar.
Kedua model diatas sangat menekankan kepada pembentukan kelompok
baik berupa tim maupun berpasangan. Yang pada dasarnya dapat meningkatkan
efektifitas

pembelajaran

karena

melibatkan

siswa

secara

aktif

dalam

pembelajaran.
Sastri (2011) menyatakan bahwa tingkat penguasaan siswa yang diajar
menggunakan model jigsaw lebih tinggi di banding dengan penguasaan siswa
yang diaajar degan TPS yang di tunjukkan dari nilai rata-rata siswa kelas jigsaw
yaitu 82,3, sedangkan kelas TPS nilai rata-ratanya 78. Sehubungan dengan itu,
Andi (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang
di ajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw jauh lebih tinggi di
banding dengan kelas yang di ajar dengan metode konvensional. Pada kelas
jigsaw nilai rata-ratanya 81,75, sedangkan kelas konvensional hanya mendapat
nilai rata-rata 68,3.
Materi yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah Ekosistem. Salah
satu kompetensi dasar pada materi ini adalah menentukan ekosistem dan saling
hubungan antara komponen ekosistem. penulis memilih materi ini karena materi
ini sangat cocok untuk di ajarkan dengan metode diskusi. Model kooperatif tipe
TPS dan tipe Jigsaw sangat membantu ketercapaian kompetensi dan hasil belajar
yang diharapkan karena menekankan pada pembelajaran berdasarkan kelompok
hingga membantu dalam mengefektifkan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di muka maka perlu dilakukan pengujian
terhadap TPS dan Jigsaw untuk menemukan tipe kooperatif yang paling baik
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

1.2.Identifikasi Masalah

17

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Rendahnya efektivitas pembelajaran hingga mempengaruhi prestasi dan hasil
belajar siswa

2.

Pemilihan model pembelajaran masih kurang tepat sehingga membuat siswa
kurang aaktif dalam pembelajaran.

3.

Siswa masih kurang aktif dan kurang motivasi dalam kegiatan belajar
mengajar hingga pembelajaran tidak efektif.

4.

Siswa sering merasa bosan bila belajar dengan metode itu-itu saja

5.

Rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru hal
ini ditandai dengan masih minimnya siswa yang mendapat nilai sesuai dengan
KKM yang telah ditentukan yaitu 75.

1.3.Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah model Think Pair
Share dan model Jigsaw.
2.

Materi yang digunakan adalah materi pokok Ekosistem

3.

Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 2 Berastagi kelas VII-3 dan VII-4
Tahun Pembelajaran 2012/2013.

4.

Hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah maka yang menjadi
rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1.

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem
di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2012/2013?

2.

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem di SMP
Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2012/2013?

18

3.

Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model kooperatif tipe Think Pair
Share pada materi pokok Ekosistem di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran
2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.

Peningkatan

hasil

belajar

siswa

yang

diajar

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Ekosistem di SMP
Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2011/2012?
2.

Peningkatan

hasil

belajar

siswa

yang

diajar

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share pada materi pokok Ekosistem
di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2012/2013?
3.

Perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model Think Pair
Share dengan model Jigsaw pada materi pokok Ekosistem di SMP Negeri 2
Berastagi Tahun Ajaran 2012/2013?

1.6. Manfaat Penelitian
1.

Bagi ilmu pengetahuan
Dapat memberikan masukan dalam pengembangan dunia pendidikan tentang
penggunaan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

2.

Guru
Memberikan

masukan

dan

pertimbangan

untuk

menerapkan

model

pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa
3. siswa
a. meningkatkan hasil belajar biologi siswa dalam materi pokok Ekosistem
b. melatih siswa berperan aktif selama proses pembelajaran biologi pada
materi pokok Ekosistem

61

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hasil belajar siswa

untuk kelas yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Ekosistem di kelas VII SMP N 2
Berastagi adalah 76,86,
2. Hasil belajar siswa

untuk kelas yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS pada materi pokok Ekosistem SMP N 2 Berastagi adalah
70,66
3. Perbedaan hasil belajar untuk kelas Jigsaw dengan TPS adalah sebesar 6,2% ,
sehingga model pembelajaran Jigsaw lebih baik dibandingkan model

Think

Pair Share (TPS) pada materi pokok Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 2
Berastagi.

5.2. Saran
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan TPS perlu ditindaklanjuti
dalam pelaksanaannya disekolah. hal ini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan juga dapat meningkatkan kerja sama, rasa tanggung jawab dan juga
komunikasi yang baik antarsiswa.
2. Dalam pelaksanaannya guru juga harus memilih materi yang sesuai dengan
model yang akan digunakan dalam pembelajaran supaya tujuan pembelajaran
yang diinginkan dapat tercapai.

62

DAFTAR PUSTAKA

Agnesia.,( 2010), Makalah Tentang Permasalahan Pendidikan di Indonesia,
http://agnesiachubie.student.umm.ac.id/2010/01/26/hello-world/, Diakses
7 Februari 2013
Arikunto, S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta
Djamarah, S., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Mayasari,shintia dkk, (2012), Jurnal pendidikan matematika: Efektifitas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika,Vol.1,No.4, Diakses 7 Februari
2013
Sagala, S, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung
Sahputra, Andi, (2011), penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia dikelas XI SMA Negeri
14 Medan , Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan
Sanjaya, W, (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta
Sastri, Hilda, (2011), perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan tipe TPS terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok
sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 4 pematang
siantar T.P. 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,
Medan
Slameto, (2011), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Slavin , Robert E, (2005), Cooperative Learning. Nusa Media,Bandung
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandunng
Suma , ketut, (2010), jurnal pendidikan dan pengajaran : fektivitas pembelajaran
berbasis inkuiri dalam peningkatan penguasaan keonten dan penalaran
ilmiah calon guru fisika. No. 6. Hal.47-55, Diakses 7 Februari 2013
Trianto,( 2009), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrukvistik.
Prestasi Pustaka, Jakarta

63

Wihatyane, komang dkk,( 2012), Jurnal Pendidikan Matematika : efektivitas
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ditinjau dari
pemahaman konsep matematis siswa. Vol. 1, No. 4, Diakses 7 Februari
2013
winarsih, anni dkk,( 2008), Ipa Terpadu. Grasindo : Indonesia
Yusuf , Ali, (2006), perbedaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan STAD
terhadap hasil belajar siswa padasub materi pokok sistem reproduksi
pada manusia di kelas XI IPA SMA N 5 Medan T.P. 2006/2007, Skripsi,
FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 15 87

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP

0 5 93

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RUKTI HARJO

1 12 61

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA KOOPERATIF LEARNING TIPE TIPE THINK PAIR DAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

0 0 10

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

3 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA

0 0 22

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

0 0 16