PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD BHARLIND SCHOOL.

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SD BHARLIND SCHOOL MEDAN

TESIS

Oleh :

MIKA ROMAULI PASARIBU NIM: 071188810012

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SD BHARLIND SCHOOL MEDAN

TESIS

Oleh :

MIKA ROMAULI PASARIBU NIM: 071188810012

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

Mika Romauli, Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan Kemampuan Berfikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Bharlind School Medan. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan pembelajran matematika realistik kelompok dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik individu, (2) Perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis tinggi dan memiliki kemampuan berfikir logis rendah, (3) Interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan kemampuan berfikir logis terhadap hasil belajar matematika siswa SD Bharlind School Medan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Bharlind school Medan, berjumlah 74 orang yang berasal dari 2 kelas. Jumlah sampel penelitian untuk pembelajaran matematika realistik kelompok terdiri 38 siswa dan 36 siswa untuk pembelajaran matematika realistik individu. Instrumen pengukuran untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk essay tes yang terdiri dari 8 soal yang meiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,75. Metode penelitian menggunakkan metode quasi eksperimen dengan desain penelitan factorial 2x2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik kelompok ( = 23,97) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik individu ( = 22,88) dengan Fhitung = 4,50 > Ftabel = 3,97 , (2) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis tinggi ( = 24,41) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis rendah ( = 22,00), dengan Fhitung=15,22 > Ftabel = 3,97, (3) Terdapat interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan kemampuan berfikir logis terhadap hasil belajar matematika siswa, dengan Fhitung = 28,50 > Ftabel = 3,97. Perhitungan uji lanjut dengna uji Scheffe menunjukkan perbedaan yang signifikan pada hasil belajar matematika antara pembelajaran matematika realistik kelompok dan pembelajaran matematika realistik individu, begitu pula antara kemampuan berfikir logis tinggi dan kemampuan berfikir logis rendah.


(7)

ii ABSTRACT

Mika Romauli, The Effect of Realistic Mathematics Education and Ability Think Logical at SD Bharlind School Medan Thesis: Educational Technology Graduate Program of UNIMED.2012.

This research was animed to find out : (1)The difference of achievement in mathematics between Group RME and RME Individual (2) The defference

achievement of mathematics between students’ who had High Ability thingk Logical and Low on the students’ achievement in mathematics.

The population of this research was all class IV of students SD Bharlind School Medan, which had 74 students, that consisted of twq class. The sample was taken by using cluster random sampling method. The total sample of the

research for learning model’s wich 38 students’ taught by Group RME and 36

students’ done by Individual RME. instrument scale fo mathematics achievement used the measure the achievement was essayntest with 8 item test with reliability coefficient 0.80. The research method used quasi experiment with factorial design 2x2. Technique of analyzing data used ANOVA of two directions at significant α = 0.05.

The finding of research showed that : (1) The students’ achievement in mathematics that taught by group RME ( = 23.97) is higher than the students’ achievement tha taught by Individual RME ( = 22.88) with Fratio = 4.50 > Ftable = 3.97 , (2) The students’ achievement in Ability think high logical ( = 24.41) is higher than Ability think low logical ( = 22.00), with Fratio = 15.22 > Ftable = 3.97, (3) Be found interaction between RME and the Ability think logical on the

students’ achievement in mathematics, with Fratio = 28.50 > Ftable = 3.97. The multiple comparation by scheffe teste also showed significant difference of achievement in mathematics between Group RME and RME Individual similar with achievement in mathematics between Ability think high logical and ability think low logical.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis

ini berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan Berfikir Logis

Terhadap Hasil Belajar Matematika SD Bharlind School Medan”. Penulisan tesis ini diajukan untuk memenuhi persysratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Terima kasih penulis sampaikan terutama kepada Bapak Dr.Dian Armanto, M.Pd.,MA.,M.Sc.,Ph.D. selaku dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah mengorbankan pikiran dan waktu dalam memberikan bimbingan penulisan tesis ini. Terima kasih juga kepada Bapak Bapak Dr Mukhtar, M. Pd, Bapak Dr Asmin, M.Pd, dan Dr Hasratuddin,M.Pd selaku dosen nara sumber sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam kesempurnaan tesis ini.

Demikian juga penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak prof. Dr H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

3. Bapak Prof. Dr. Dian Armanto, M.Pd.,MA.,M.Sc.,Ph.D selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(9)

iv

4. Para Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Roslinda Ginting selaku Pimpinan sekolah SD Bharlind School Medan sebagai tempat penelitian dalam penulisan tesis ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan Program Studi Pendidikan Dasar Angkatan I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan dukungan moral dalam penyusunan tesis ini.

7. Suami dan Anak saya tercinta Ignasius Anka Uli Situmeang yang memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaiakn tesis ini.

Rasa haru dan hormat yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada orang tua, terkhusus bagi Ibunda tercinta Op.Marice Boru Sibarani yang telah banyak memberi dukungan dan bantuan dalam membantu penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Terima kasih juga kepada Abang-abang, Kakak-kakak, dan adik saya dan semua yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, terdapat kelemahan dan kekurangan oleh sebab keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang membangun guna perbaikan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan Bangsa Indonesia.

Medan, Oktober 2012

Penulis,


(10)

v

DAFTAR ISI

Hal

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Ganbar ... viii

DaftarLampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 11

1. Pembelajaran Matematika ... 11

2. Pembelajaran Matematika Realistik ... 19

3. Teori Belajar Yang Melandasi PMR ... 29

4. Hasil Belajar Matematika ... 35

5. Pembelajaran Secara Kelompok ... 39

6. Pembelajaran Secara Individu ... 41

7. Hakekat Kemampuan Berfikir Logis ... 43

B. Kerangka Berfikir ... 58

C. Hipotesis Penelitian ... 63

BAB III METODE PENELITIAN A.Disain dan Jenis Penelitian ... 64

B. Defenisi Operasional ... 65


(11)

vi

D. Instrumen Penelitian ... 67

E. Uji Coba Instrumen ... 70

F. Teknik Analisis Data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 77

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 91

C. Pengujian Hipotesis ... 96

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

E. Keterbatasan Penelitian ... 124

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 126

B.Implikasi ... 127

C.Saran ... 132


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1. Perbedaan Efek Pembelajaran Kelompok dan Individu ... 38

3.1. Weiner Tentang Keterkaitan Variabel ... 65

3.2. Pedoman Penskoran Langkah-langkah Penyelesaian Soal ... 67

3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berfikir Logis ... 69

4.1. Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan PMR Kelompok ... 77

4.2. Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan PMR Individu ... 79

4.3. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk KBLT ... 81

4.4. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk KBLR ... 82

4.5. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok dan KBLT ... 84

4.6. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok dan KBLR ... 85

4.7. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu dan KBLT ... 87

4.8. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu dan KBLR ... 90

4.9. Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa dengan PMR Kelompok dan PMR Individu ... 92

4.10. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Berfikir Logis Tinggi dan Berfikir Logis Rendah ... 92

4.11. Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Untuk PMR Kelompok dan PMR Individu dengan KBLT dan KBLR ... 93

4.12. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians PMR Kelompok dan PMR Individu ... 94

4.13. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians KBLT dan KBLR ... 95

4.14. Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Varians Populasi Uji Bartlet ... 96

4.15. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ... 97

4.16. Ringkasan Perhitungan ANAVA Faktorial 2x2 ... 98


(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

4.1. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok .. 78

4.2. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu ... 80

4.3. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan KBLT ... 81

4.4. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan KBLR ... 83

4.5. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok dengan KBLT ... 84

4.6. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok dengan KBLR ... 86

4.7. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu dengan KBLT ... 89

4.8. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu dengan KBLR ... 91

4.9. Interaksi Pembelajaran Matematika Realistik dan Berfikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa ... 102

4.10. Ragam Jawaban butir no 1 ... 116

4.11. Ragam Jawaban butir no 2 ... 117

4.12. Ragam Jawaban butir no 3 ... 118

4.13. Ragam Jawaban butir no 4 ... 119

4.14. Ragam Jawaban butir no 5 ... 120

4.15. Ragam Jawaban butir no 6 ... 121

4.16. Ragam Jawaban butir no 7 ... 122


(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (PERANGKAT PEMBELAJARAN) 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Lembar Aktivitas Siswa 3. Buku Petunjuk Guru

LAMPIRAN B (INSTRUMEN PENELITIAN) 1. Tes Hasil Belajar

2. Tes Kemampuan Berfikir Logis 3. Lembar Aktivitas Siswa

4. Lembar Kemampuan Guru Mengelola PMR 5. Angket Respon Siswa

LAMPIRAN C (HASIL UJI COBA INSTRUMEN) 1. Tabel Skor Tes Kemampuan Berfikir Logis 2. Tabel Skor Tes Hasil Belajar

3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas LAMPIRAN D (HASIL PENELITIAN)

1. Uji Normalitas Data 2. Analisis Varians Data 3. Uji Lanjut

4. Perhitungan Dengan SPSS LAMPIRAN E (SURAT-SURAT)


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Materi matematika sampai sekarang masih dirasakan sulit dalam memahaminya oleh banyak siswa, bahkan cukup mengkhawatirkan (menakutkan) bagi beberapa siswa mulai dari siswa tingkat sekolah dasar (SD) sampai siswa tingkat sekolah menengah. Hal ini mungkin karena matematika mamiliki sifat abstrak. Sujono (1988:81) mengatakan “….. ternyata banyak orang takut terhadap matematika dan sejauh mungkin berusaha menghindari bilangan dan operasi-operasi bilangan”.

Rusefendi (1989: 15) mengemukakan bahwa:”Pelajaran matematika dan ilmu pasti tersebut bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi kalau bukan yang paling dibenci”. Mereka menganggap matematika sebagai pelajaran sulit,tidak menyenangkan, dan menakutkan.

Soedjadi (2001:1) berpendapat bahwa penyebab kesulitan tersebut biasa bersumber dari dalam diri siswa juga dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian materi pelajaran atau suasana pembelajaran yang dilaksanakan. Hudojo (1988 :7) berpendapat bahwa penguasaan materi matematika dan cara penyampaiannya syarat yang tidak dapat ditawar lagi bagi pengajar matematika. Ini berarti penguasaaan materi dan cara penyampaiannya merupakan syarat yang mutlak yang harus dikuasai oleh pengajar.

Upaya peningkatan mutu proses pembelajaran matematika saat ini masih terus dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan matematika. Pada kurikulum


(16)

2

SD (2006) dinyatakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan multi strategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru ( semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar).

Namun belum menampakkan hasil yang menggembirakan, baik ditinjau dari hasil proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajarnya. Dari proses pembelajarannya , kabanyakan guru masih melakukan pembelajaran konvensional, siswa kurang aktif dalam menyampaikan pendapatnya. Merujuk dari hasil penelitian Schoenfeld (dalam Fauzi, 2002 : 2) menyebutkan pengajaran matematika secara konvensional mengakibatkan siswa bekerja secara prosedural dan memahami matematika tanpa penalaran.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2006) antara lain dinyatakan tujuan mata pelajaran matematika diajarkan di SD bertujuan agar peserta didik memiliki, kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisian, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan


(17)

3

gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, meyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka perlu dipikirkan strategi atau cara penyajian dan suasana pembelajaran matematika yang membuat siswa terlibat aktif dan merasa senang dalam belajar matematika. Soedjadi (1992) menyarankan untuk memilih suatu strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Strategi tersebut bertumpu pada dua hal, yakni optimalisasi interaksi antar semua elemen pembelajaran dan optimalisasi keikutsertaan seluruh indera, emosi, karya dan nalar. Seiring dengan pendapat di atas, guru pun diingatkan bahwa pendidikan bukanlah proses mengisi botol kosong, artinya guru perlu memperhatikan keterkaitan materi pelajaran dengan konteks kehidupan peserta didik (kompas, 26 April 2002).

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada penerepan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan realistik. Pendekatan “realistik” yang dikembangkan dan telah diteliti di Belanda selama kurang lebih 32 tahun (dimulai tahun 1970) dikenal sebagai Realistic Mathematics Education (RME) atau Pendidikan Matematika Realistik (PMR) menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan Laporan dari TIMMS (Third International


(18)

4

Mathematics and Science Study) menyebutkan bahwa berdasarkan penilaian TIMMS, siswa di Belanda memperoleh hasil yang memuaskan baik dalam keterampilan komputasi maupun kemampuan pemecahan masalah (dalam Fauzi 2002 :3) Pendekatan pembelajaran matematika realistik diharapkan dapat memberikan inspirasi siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dan termotivasi.

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran matematika perlu diarahkan pada aktivitas-aktivitas yang mendorong siswa belajar aktif baik secara mental, fisik maupun sosial. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah lebih mengakrabkan matematika dengan lingkungan anak. Oleh karena itu dalam pemelajaran matematika, keterkaitan konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan.

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Matematika SD antara lain : (1) Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari. (2) Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsure-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkan dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. (3) Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. (4) Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. (5) Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan table, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentang data, rerataan hitung, modus, serta menerapkannya


(19)

5

dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. (6) Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. (7) Memiliki kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif

Piaget dituliskan ulang dalam Suparno (2001) menyarankan agar dalam pengajaran matematika untuk murid, terlebih sebelum tahap operasional formal, lebih ditekankan kepada aktivitas pengalaman dan penggunaan metode aktif. Penekanan aktivitas pengalaman dan penggunaan metode aktif ini dinilai Piaget sangat cocok untuk siswa pada tahap operasi konkrit (umur 7-11 tahun) di mana pada usia ini siswa masih berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD).

Aktivitas pengalaman dan penggunaan metode aktif ini dapat dilakukan dengan metode pembelajaran matematika realistik di mana siswa Sekolah Dasar berada pada tahap operasi konkrit (7-11 tahun). Pengetahuan dan aneka informasi mengenai sumber belajar yang dapat dikembangkan menjadi Aktivitas Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dapat menjadi jembatan yang menghubungkan anak dengan dunianya dalam wilayah belajarnya.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : Faktor guru yang tidak mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan, mengingat proses pembelajaran selama ini lebih bersifat ekspositorik sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan guru juga tidak menunjukkan contoh-contoh yang nyata yang terdapat di alam sekitar. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh (Budimansyah : 2003) bahwa proses pembelajaran saat ini masih didominasi oleh pendekatan ekspositori, sehingga siswa hanya dianggap sebagai botol kosong yang selalu di


(20)

6

isi dengan ilmu pengetahuan. Kondisi ini tidak memperdaya siswa untuk mau dan berbuat serta memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan, sehingga tidak akan membangun pemahaman dan pengetahuan tentang dunia sekitar (learning to know). Lebih lanjut lagi mereka pun tidak memiliki kesempatan untuk membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya (learning to be), maupun kemampuan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang beragam (learning to live together) di masyarakat.

Selanjutnya terdapat juga faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor fisiologis dan psikologis (Suryabrata : 2002). Faktor tersebut antara lain adalah kemampuan berfikir logis siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Berfikir logis adalah kegiatan berfikir yang didasarkan atas kaidah-kaidah, aturan-aturan sistematika dan teknik berfikir yang tepat dan benar, sehingga tidak mengandung kesalahan dan dapat menghasilkan kesimpulan yang benar. Kemampuan berfikir logis merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki siswa , sebagi potensi turut mempengaruhi efektifitas proses belajar, karena itu aspek ini juga perlu mendapat perhatian guru dalam pembelajaran. Dilihat dari segi kemampuan berfikir siswa dalam menanggapi pelajaran yang diberikan juga bervariasi (ada yang rendah, sedang dan tinggi). Hal ini disebabkan oleh kemampuan dalam menerima dan mentransfer informasi yang diperoleh mempunyai tingkatan yang berbeda-beda.


(21)

7 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada sebagai berikut : : (1) Siswa mengalami kesulitan belajar matematika karena rendahnya kualitas pengajaran. (2) Metode pembelajaran anak di sekolah yang diterapkan masih tradisional (3). Standar kompetensi kelulusan siswa yang ditetapkan oleh pemerintah dengan kondisi guru mengajar yang masih tradisional. (4) Pembelajaran realistik penting di gunakan pada anak SD dan diterapkan di sekolah (5) Kemampuan siswa belajar matematika masih sangat rendah (6) Guru tidak mengembangkan kemampuan berfikir logis anak terhadap pembelajaran matematika

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada bagaimana pengaruh pembelajaran matematika realistik dan berfikir logisterhadap hasil belajar siswa. 1. Pembelajaran Matematika Realistik

Pembelajaran matematika realistik adalah proses pembelajaran yang menggunakan masalah kontekstual (contextual problem) sebagai langkah awal dalam belajar matematika. Pada pembelajaran ini siswa mengorganisasikan masalah dan mencoba mengidentifikasi aspek matematika yang ada pada masalah tersebut, siswa juga diberi kebebasan penuh mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyelesaikan masalah kontekstual dengan caranya sendiri berdasarkan pengalaman/pengetahuan awal yang dimiliki. Setelah pembentukan konsep dicapai, diharapkan siswa dapat mengaplikasikan kembali konsep-konsep matematika tersebut pada masalah kontekstual.


(22)

8

Masalah kontekstual yang dimaksud adalah masalah-masalah nyata yang dapat diamati atau dapat dipahami oleh siswa lewat membayangkan. pada pembelajaran ini siswa dibagi dua yaitu realistik kelompok dan individu 2. Kemampuan Berfikir Logis

Kemampuan berfikir logis adalah karakteristik siswa yang berpengaruh terhadap proses belajar, sehingga karakteristik siswa ini perlu mendapat perhatian di dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang efektif. Kemampuan berfikir logis tinggi akan lebih mudah menyesuaikan diri sehingga pada gilirannya akan lebih mampu memecahkan masalah-masalah dalam pelajaran matematika baik yang akan maupun yang belum dipelajari di kelas.

3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan penguasaan siswa terhadap materi pembagian di kelas IV SD semester 2. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan instrument tes hasil belajar, yaitu tes penguasan siswa terhadap materi pembagian. Pencapaian hasil belajar dari beberapa aspek, diantaranya tingkat penguasaan siswa dan ketuntasan belajar siswa.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Dari identifikasi dan pembatasan masalah dapat dirumuskan masalah-masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik kelompok dengan individu dalam pembelajaran pembagian di kelas IV SD?


(23)

9

2. Apakah terdapat perbedaaan hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis rendah pada pokok bahasan Pembagian pada murid SD? 3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan

kemampuan berfikir logis terhadap pencapaian hasil belajar matematika pada pokok bahasan pembagian pada murid SD?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika murid yang mengikuti pembelajaran matematika realistik kelompok dengan individu. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika murid yang

memiliki kemampuan berfikir logis tinggi dengan kemampuan berfikir logis rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan kemampuan berfikir logis dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian,maka diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembalajaran Matematika dan kreativitas siswa.


(24)

10

2. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam tentang hasil penerapan strategi pembelajaran serta pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika.

3. Jika dalam penelitian ini nanti hasil pembelajaran matematika realistik lebih baik dari pembelajaran matematika secara konvensional maka diharapkan pengembangan perangkat pembelajaran matematika dan intrumen penelitian yang berbasis pada pembelajaran matematika realistik diharapkan dapat dijadikan masukan dan dimanfaatkan oleh guru, praktisi pendidikan dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.


(25)

123 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan PMR kelompok dengan individu, dimana hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan PMR kelompok lebih tinggi dibadingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan PMR individu.

2. Terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang memiliki KBLT dengan siswa yang memiliki KBLR, dimana hasil belajar matematika siswa yang memiliki KBLT lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki KBLR.

3. Terdapat interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan kemampuan berfikir logis yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa . Perbedaan tersebut pengaruh tersebut adalah :

a. Rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan KBLT yang diajar dengan PMR kelompok lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa dengan PMR ndividu.

b. Rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan KBLR yang diajar dengan PMR individu lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa dengan PMR kelompok.


(26)

124 B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini, hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran relaistik kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematikas siswa yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik individu. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru-guru matematika untuk menggunakan model pembalajaran matematika realistik dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika pada tingkat Sekolah Dasar.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok menitik beratkan kerjasama antara sesama siswa dalam pembelajran matematika dengan melakukan serangkaian kegiatan penemuan. Pada pembelajaran ini siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis tingggi dalam materi pembelajaran dapat berbagi informasi kepada temannya yang belum mendapat gagasan atau ide dalam kegiatan penemuan yang dilakukan. Melalui kegiatan yang demikian akan terjadi interaksi yang meliputi penyampaian ide, konsep, gagasan atau prosedur kerja dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Kesempatan ini dapat diperoleh dari siswa pada saat pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok. Demikian juga dengan berfikir logis, rasional, kritis, kreatif, cermat, jujur dan efektif juga dapat dengan sendirinya terlatih melalui pembelajaran matematika realistik. Hasil belajar (kemampuan intelektual) matematika meningkat dengan penggunaan pembelajaran matematika realistik ini juga dapat meningkatkan kemampuan lain berupa keterampilan dan sikap seorang ilmuan.


(27)

125

Dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok ini siswa diberi kesempatan memeperbaiki gagasan yang keliru yang dimilikinya. Kesalahan yang dilakukan siswa dapat digunakan sebagai bagian dari proses pengalaman mereka akan kelemahan-kelemahan yang telah dilakukan para siswa. Dari pengalaman- pengalaman yang diperoleh akan berkeinginan menemukan hal yang baru dalam memecahkan masalah atau ide yang timbul. Hasil belajar matematika yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik kelompok terbukti lebih tinggi dari dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik individu. Hasil temuan penelitian ini perlu disosialisasi temuan peneliti ini dapat dilakukan lewat pendidikan dan latihan. Memperkenalkan model pembelajaran matematika realistik melalui pendidikan dan latihan kepada guru-guru sebagai salah satu alternative pembelajaran matematika. Termasuk memperkenalkan pembelajaran matematika, dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika realistik kelompok terbukti lebih memberikan hasil lebih tinggi dibanding dengan pembelajaran matematika realistik individu.

Usaha memperkenalkan model pembelajaran matematika realistic kelompok dilakukan lewat simulasi mengajar dengan pembelajaran matematika realistik kelompok atau praktek langsung di laboratorium dan guru-guru yang lain sebagai observernya. Dengan cara seperti ini guru-guru dapat mengamati langsung dan dapat melihat langkah-langkah dan kegiatan yang dilakukan dengan pembelajaran matematikar realistik kelompok ini, sehingga dapat menerapkannya dikelas yang di asuhnya.


(28)

126

Berdasarkan kesimpulan kedua, bahwa kateristik siswa berupa kecenderungan dalam gaya berfikir dengan terbukti member pengaruh dalam memperoleh hasil belajar siswa. Hasil belajar matematika siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi, lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang memilki kemampuan berfikir logis rendah. Hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk memahami kondisi siswa agar memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memiliki hasil belajar matematika minimal sama dengan cara mengupayakan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan cocok untuk siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi dalam pembelajaran matematika.

Kemampuan berfikir logis tinggi dan kemmapuan berfikir logis rendah memilki keunggulan masing-masing. Dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi siswa akan terlatih mencari sumber bacaan, sumber informasi lainnya sehingga lebih mudah untuk mengaitkan pelajaran yang lama untuk menemukan ide baru. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa kateristik siswa turut serta mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Untik itu, bagi pengelola sekolah perlu memperhatikan kateristik siswa khususnya kemampuan berfikir logis siswa pada saat penerimaan siswa baru. Sehingga guru sendiri mungkin dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kateriksitik siswa tersebut.

Para guru perlu dibekali seperangkat pengetahuan tentang kateristik siswa yang salah satunya kecenderungan siswa memperoleh materi dengan sesamanya dalam pembelajaran di dalam kelas. Dengan dibelakinya guru tentang pengetahuan karakteristik siswa guru dapat menyadari dan memahami karakter


(29)

127

siswa tersebut. Bagi sekolah-sekolah yang mampu dapat menyediakan para ahli sebagai mitra guru terutama untuk memahami karakteristik siswa. Untuk itu guru, kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan perlu dibekali pengetahuan mengidentifikasi pembelajaran matematika yang cocok dengan model pembelajaran tertentu.

Hasil simpulan ketiga menunjukkan bahwa siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi, lebih tinggi hasil belajarnya apabila diajarka dengan PMR Kelompok dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik individu. Demikan hasil belajar matematika siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik kelompok lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis rendah yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik individu.

Dengan penggunaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih efektif, efisien dan memilki daya tarik. Namun perlu disadari bahwa tidak ada suatu pembelajaran yang sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik materi pembelajaran. Tetapi hasil penelitian ini biasa menjadi masukan bagi guru mata pelajaran matematika untuk memilih pembelajaran matematika yang sesuai dalam mengajarkan siswanya. Sesuai dengan hasil penelitian, dapat diaplikasikan dalam merancang pembelajaran disesuaikan dengan memperhatikan karakteristik siswa dimana siswa yang


(30)

128

memilki kemampuan berfikir logis tinggi akan lebih tinggi hasil belajarnya jika diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik kelompok.

Dalam merancang pembelajaran dengan pembelajaran matematika realistik kelompok diperlukan penataan yang tepat agar terjadi kerja sama yang efektif, siswa terlibat aktif, dan suasana pembelajaran tenang sehingga kelas yang lain tidak terganggu. Guru sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran dikelas harus dapat menciptakan stimulus agar siswa dapat bekerja sama dan terlihat aktif dalam setiap langkah pembelajaran yang direncanakan .

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut :

1. Pembelajaran matematika realistik mampu meningkatkan kemampuan berfikir logis yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

2. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik kelompok memerlukan guru yang lebih dari satu orang guru.

3. Dalam pembelajaran matematika realistik hendaknya jumlah siswa tidak banyak supaya dapat terkontrol keseluruhan

4. Bagi guru yang hendak melaksanakan PMR dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar memahami kajian teori tentang prinsip utama PMR, melibatkan semua siswa agar berinteraksi secara positif, menuangkan masalah masalah kontekstual, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan model dan mengaitkannya dengan konsep lain.


(31)

129

5. Subjek pada penelitian ini terbatas, untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika realistik dalam meningkatkan kemampuan berfikir logis dan hasil belajar siswa.

Materi pelajaran matematika bersifat realistik, logis dan memerlukan tahapan-tahapan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, disarankan bagi guru untuk menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok ini agar hasil belajar matematika siswa tersebut lebih tinggi, karena pembelajaran matematika realistik kelompok sangat sesuai dengan matematika.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realisti kelompok pada pembahasan pembagian lebih tinggi daripada pembelajaran matematika realistik individu, meskipun perbedaan itu tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu disarankan pada guru matematika untuk dapat menerapakan kedua pembelajaran dalam menyampaikan materi matematika dengan catatan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi, pembelajaran matematika realistik ini sebagai


(32)

130

salah satu alternative yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut, disamping itu dengan pembelajaran matematika realistik ini siswa akan lebih terlatih dan terbiasa bekerja sama untuk menyelesaikan permasahannya demikan juga disarankan bagi guru untuk menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok untuk membelajarkan siswa yang memilki kemampuan berfikir logis rendah agar hasil belajarnya lebih tinggi.

Penggunaan pembelajaran matematika realistik yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajar memberi pengaruh pada hasil belajar siswa. Oleh sebab itu disarankan bagi kepada sekolah untuk melatih guru-guru dalam pemilihan pembelajaran matematika dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan pembelajaran siswa dikelas. Dalam hal ini salah satu hasil penelitian yang mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam penggunaan pembelajaran matematika realistik kelompok bagi siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi.

Populasi dan sampel yang dilibatkan pada penelitian jumlahnya kecil, untuk disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjut yang jumlah populasi dan sampelnya lebih besar .

Guna penelitian lanjutan pada penerapan pembelajaran matematika realistik disamping kepada guru yang menjadi mitra peneliti, perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme pembelajaran matematika realistik kelompok ini dan apa yang perlu dan yang tidak perlu dilakukan agar saat pembelajaran berlangsung kejanggalan dan kekakuan dalam proses pembelajaran dapat diminimalkan


(33)

133

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinneke Cipta.

Ardhana,IW.1983. Kesanggupan Berfikir Formal Ala Piaget dan Kemajuan Belajar di Sekolah. Desertasi. Malang:FBS IKIP Malang.

Azhari.A.1996.Psikologi. Semarang: Dina Utama.

Departemen Pendidikan Nasional,(2006). Kurikulum Pendidikan Matematika SD Jakarta.

Debono.E.1971. Practical Thingking. London: Penguin Books.

Fauzi Amin (2002). Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Pembagian di SD. Surabaya 2002.

Gravemeijer, K.P.E. 1994. Depeloping Realistic Mathematiccs Education. Untrecht : CD B Press.

Hendra Gunawan (Pikiran Rakyat, 1998, yang dimuat dalam

www.geocities.com/ratuilma/linkframeset_indo.htm1 )

Ibrahim.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA- University Press Kastono, ST. Mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompas, 26

April 2002. Hal. 1-5.

Naution, S. 1997. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Oloan. 2007. Pengaryh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Berfikir Logis Terhadap Hasil Belajar. Binjai: Tesis.

Ruseffendi, E.T.1988 Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Treffer, A 1991. Didactical Background of a Mathematics program for Primary Education. Dalam Streefland, L. (Ed). Realistic Mathematics Education in Primary School. Utrecht :B Press.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat SAtuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Prenada Media Group.


(34)

134

Sanjana.2006. strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Prenada Media Group.

Sardiman,A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo.

Sunarto.H. dan Hartono.A. 2002.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: Rineke Cipta

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suwarsono,St. 2001.Beberapa Permasalahan yang Terkait dengan Upaya Implementasi Pendekatan Matetika Realistik di Indonesia. Sanata Dharma. Makalah.

Semiawan, Conny, 1996. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang abad XXXI. Jakarta : Grasindo

Sudjana, (198). Metode Statistik, Bandung: Tarsito.

Soedjadi, (1992). Ruang Matematika Pendidikan Dasar. Majalah Pendidikan Matematika. No 2 tahun 1, Pascasarjana IKIP Surabaya.

Soedjadi, 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjendikti Deppennas.

Soedjadi, 2001.Pembelajaran Matematika Realistik Pengenalan Awal dan Praktis. Makalah yang disampaikan kepada guru SD/MI terpilih..

Suparno Paul, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogjakarta : Karnisius

Winkel, W.S. (1991). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.

---, (2007), Menumbuh kembangkan Berfikir Logis dan Sikap Positif Siswa Terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik,


(1)

127

siswa tersebut. Bagi sekolah-sekolah yang mampu dapat menyediakan para ahli sebagai mitra guru terutama untuk memahami karakteristik siswa. Untuk itu guru, kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan perlu dibekali pengetahuan mengidentifikasi pembelajaran matematika yang cocok dengan model pembelajaran tertentu.

Hasil simpulan ketiga menunjukkan bahwa siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi, lebih tinggi hasil belajarnya apabila diajarka dengan PMR Kelompok dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik individu. Demikan hasil belajar matematika siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik kelompok lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis rendah yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik individu.

Dengan penggunaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih efektif, efisien dan memilki daya tarik. Namun perlu disadari bahwa tidak ada suatu pembelajaran yang sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik materi pembelajaran. Tetapi hasil penelitian ini biasa menjadi masukan bagi guru mata pelajaran matematika untuk memilih pembelajaran matematika yang sesuai dalam mengajarkan siswanya. Sesuai dengan hasil penelitian, dapat diaplikasikan dalam merancang pembelajaran disesuaikan dengan memperhatikan karakteristik siswa dimana siswa yang


(2)

128

memilki kemampuan berfikir logis tinggi akan lebih tinggi hasil belajarnya jika diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik kelompok.

Dalam merancang pembelajaran dengan pembelajaran matematika realistik kelompok diperlukan penataan yang tepat agar terjadi kerja sama yang efektif, siswa terlibat aktif, dan suasana pembelajaran tenang sehingga kelas yang lain tidak terganggu. Guru sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran dikelas harus dapat menciptakan stimulus agar siswa dapat bekerja sama dan terlihat aktif dalam setiap langkah pembelajaran yang direncanakan .

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut :

1. Pembelajaran matematika realistik mampu meningkatkan kemampuan berfikir logis yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

2. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik kelompok memerlukan guru yang lebih dari satu orang guru.

3. Dalam pembelajaran matematika realistik hendaknya jumlah siswa tidak banyak supaya dapat terkontrol keseluruhan

4. Bagi guru yang hendak melaksanakan PMR dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar memahami kajian teori tentang prinsip utama PMR, melibatkan semua siswa agar berinteraksi secara positif, menuangkan masalah masalah kontekstual, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan model dan mengaitkannya dengan konsep lain.


(3)

129

5. Subjek pada penelitian ini terbatas, untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika realistik dalam meningkatkan kemampuan berfikir logis dan hasil belajar siswa.

Materi pelajaran matematika bersifat realistik, logis dan memerlukan tahapan-tahapan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, disarankan bagi guru untuk menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok ini agar hasil belajar matematika siswa tersebut lebih tinggi, karena pembelajaran matematika realistik kelompok sangat sesuai dengan matematika.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realisti kelompok pada pembahasan pembagian lebih tinggi daripada pembelajaran matematika realistik individu, meskipun perbedaan itu tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu disarankan pada guru matematika untuk dapat menerapakan kedua pembelajaran dalam menyampaikan materi matematika dengan catatan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi, pembelajaran matematika realistik ini sebagai


(4)

130

salah satu alternative yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut, disamping itu dengan pembelajaran matematika realistik ini siswa akan lebih terlatih dan terbiasa bekerja sama untuk menyelesaikan permasahannya demikan juga disarankan bagi guru untuk menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok untuk membelajarkan siswa yang memilki kemampuan berfikir logis rendah agar hasil belajarnya lebih tinggi.

Penggunaan pembelajaran matematika realistik yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajar memberi pengaruh pada hasil belajar siswa. Oleh sebab itu disarankan bagi kepada sekolah untuk melatih guru-guru dalam pemilihan pembelajaran matematika dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan pembelajaran siswa dikelas. Dalam hal ini salah satu hasil penelitian yang mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam penggunaan pembelajaran matematika realistik kelompok bagi siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi.

Populasi dan sampel yang dilibatkan pada penelitian jumlahnya kecil, untuk disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjut yang jumlah populasi dan sampelnya lebih besar .

Guna penelitian lanjutan pada penerapan pembelajaran matematika realistik disamping kepada guru yang menjadi mitra peneliti, perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme pembelajaran matematika realistik kelompok ini dan apa yang perlu dan yang tidak perlu dilakukan agar saat pembelajaran berlangsung kejanggalan dan kekakuan dalam proses pembelajaran dapat diminimalkan


(5)

133

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinneke Cipta.

Ardhana,IW.1983. Kesanggupan Berfikir Formal Ala Piaget dan Kemajuan Belajar di Sekolah. Desertasi. Malang:FBS IKIP Malang.

Azhari.A.1996.Psikologi. Semarang: Dina Utama.

Departemen Pendidikan Nasional,(2006). Kurikulum Pendidikan Matematika SD Jakarta.

Debono.E.1971. Practical Thingking. London: Penguin Books.

Fauzi Amin (2002). Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Pembagian di SD. Surabaya 2002.

Gravemeijer, K.P.E. 1994. Depeloping Realistic Mathematiccs Education. Untrecht : CD B Press.

Hendra Gunawan (Pikiran Rakyat, 1998, yang dimuat dalam www.geocities.com/ratuilma/linkframeset_indo.htm1 )

Ibrahim.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA- University Press Kastono, ST. Mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompas, 26

April 2002. Hal. 1-5.

Naution, S. 1997. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Oloan. 2007. Pengaryh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Berfikir Logis Terhadap Hasil Belajar. Binjai: Tesis.

Ruseffendi, E.T.1988 Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Treffer, A 1991. Didactical Background of a Mathematics program for Primary Education. Dalam Streefland, L. (Ed). Realistic Mathematics Education in Primary School. Utrecht :B Press.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat SAtuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Prenada Media Group.


(6)

134

Sanjana.2006. strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Prenada Media Group.

Sardiman,A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo.

Sunarto.H. dan Hartono.A. 2002.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: Rineke Cipta

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suwarsono,St. 2001.Beberapa Permasalahan yang Terkait dengan Upaya Implementasi Pendekatan Matetika Realistik di Indonesia. Sanata Dharma. Makalah.

Semiawan, Conny, 1996. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang abad XXXI. Jakarta : Grasindo

Sudjana, (198). Metode Statistik, Bandung: Tarsito.

Soedjadi, (1992). Ruang Matematika Pendidikan Dasar. Majalah Pendidikan Matematika. No 2 tahun 1, Pascasarjana IKIP Surabaya.

Soedjadi, 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjendikti Deppennas.

Soedjadi, 2001.Pembelajaran Matematika Realistik Pengenalan Awal dan Praktis. Makalah yang disampaikan kepada guru SD/MI terpilih..

Suparno Paul, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogjakarta : Karnisius

Winkel, W.S. (1991). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.

---, (2007), Menumbuh kembangkan Berfikir Logis dan Sikap Positif Siswa Terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik, http://zainurie.files . wordpress.com/2007