Diagnosis Amoebiasis.

ABSTRAK
DIAGNOSIS AMOEBIASIS

C. Rini Setyowati, 2003, Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr, M.Kes
Pembimbing n: Budi Widyarto, dr
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebersihan makanan dan
kesehatan lingkungan, maka semakin jarang pula penyakit amoebiasis ditemukan. Hal
ini ditunjang pula dengan kemajuan ilmu kedokteran dan ditemukannya berbagai
macam obat dengan harga yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Kemajuan ilmu
kedokteran seperti cara diagnosis juga membantu menurunkan prevalensi penyakit
amoebiasis. Namun diagnosis penyakit yang disebabkan oleh parasit Entamoeba
histolytica ini cukup sulit, karena walaupun gejala-gejala disentri entamoebiasis
sangat jelas seperti diare berlendir, berdarah, tenesmus, tapi seringkali parasitnya
tidak ditemukan dalam tinja, akan dibicarakan lebih lanjut pada karya tulis ilmiah ini.
Penulisan ini ditujukan untuk mahasiswa (Kedokteran) serta pekerja
kesehatan khususnya dan masyarakat luas pada umunya agar mereka mengetahui
metoda apa saja yang diterapkan untuk mendiagnosis amoebiasis beserta keuntungan
dan kerngiannya, metoda yang menjadi gold standard dan metoda yang saat ini
sedang dikembangkan.
Umumnya metoda konvensional atau konsentrasi lebih sering dilakukan intuk
mendeteksi amoebiasis karena lebih murah bila dibandingkan dengan metoda

serologis dan metoda PCR, selain itu sensitifitasnya cukup bemilai. Maka dari itu
metoda konvensional mernpakan gold standard untuk mendiagnosis amoebiasis.
Upaya diagnosis amoebiasis dengan metoda konvensional atau konsentrasi
hams dilakukan karena diagnosis tersebut merupakan tahap awal untuk diagnosis
selanjutnya. Metoda serologis mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang berbedabeda, karena itu dalam pemakaianya hams dilakukan minimal dua tes sebagai
perbandingan. Sedangkan metoda PCR ada baiknya dikembangkan di negara-negara
dengan prevalensi amoebiasis yang tinggi karena mempunyai sensitifitas dan
spesifisitas yang tinggi.

IV

ABSTRACT
DIAGNOSIS AMOEBIASIS

. Rini

Setyowati, 2003, Counsel/or I : Meilinah Hidayat, dr, M.Kes
Counsel/or II : Budi Widyarto, dr

Nowadays the amoebiasis is seldom found, caused by the improvement of food

hygiene and environment sanitation of society. It is supported too by the development
of medical science and the invention of many kinds of medicines. Sophisticated
medical science such as diagnostic methods reduce amoebiasis disease prevalence.
The diagnostic of this disease is rather dificult, although the simptoms of
entamoebiasis dysentri is ve,y obvious such as wet diarrea, bleeding, tenesmus, but
more often the amoebae is not found in the faeces. This condition will disccused more
in this paper.
171ispaper is dedicated to the medical student, the health worker and also to the
society. It will give a clear explanation about amoebiasis disease, some diagnostics
methods, gold standard method and developing methods.
Commonly conventional method or concentration method is often used to detect
amoebiasis disease because this method is less costly than others, beside that the
accuracy of this method is more reliable. Therefore conventional method is the gold
standard method in diagnosing amoebiasis.
Conventional method or concentration method is the first step of diagnostic
amoebiasis disease before others method used Serologic method has difftrent
sensibility and specificity, so we have to do at least two tests for comparison. PCR
method has high sensibility and specificity, and it is suggested to develop in the
countries with high prevalence of amoebiasis disease.


v

DAFTAR ISI

LEMBARPERSETUJUAN...

... ... ...
...

LEMBARPERNYATAAN...

'"

ABSTRAK
ABSTRACT...

PRAKA TA

... ...
...


'"

'"

Halaman
... ...
ii
...
iii

... ... ...
'"

...

... ...
'"

...iv


'"

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
'"

... ... ... ... ... ... ...

'"

... ... ...

v

vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATARBELAKANG...

... ... ... ... ... ... ...


...

1

'"
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH...
... ... ...
2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
...
...
... ... ... ... ... ... ... ...2
'" ... ... ... ... ... ... ...
1.4. KEGUNAAN PENELITIAN...
... ... ... ...3
1.5. KERANGKA PEMIKIRAN
3
1.6. METODOLOGI
... ... ... ...

...
... ...
.4

BAB II. TINJAUAN PUST AKA.
2.1. AMOEBIASIS
2.1.1. SEJARAH
2.1.2. ETIOLOG1
2.1.3. SIKLUS HIDUP...

5
...

'" ... ...
...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

5
5
..6


2.1.4. EPIDEMIOLOGI DAN PENCEGAHAN
8
2.1.5. PATOGENESIS
...
...
9
2.1.6. GEJALA KLINIK
... ... ... ...
...11
2.2.DIAGNOSIS AMOEBIASIS
...
... ...
... ...12
2.2.1. SEJARAH PERKEMBANGAN
DIAGNOSIS AMOEBIASIS
... ...
... ... ... ... ...12
2.2.2. JENIS-JENISDIAGNOSIS
AMOEBIASIS... ... ... ...

...14
A. METODA KONVENSIONAL
..14
1. DIAGNOSIS LAB ORA TORIS!
LABORATORIUM...
... ... ... ...
...14
2. DIAGNOSIS

KLINIS...
... ... ...
18
...
'" '" KULTUR...
'"
3. DIAGNOSIS DENGAN METODA
...
20
B. METODA SEROLOGIS
...

...
.21
8.1. COMPLEMENT FIXATION TEST
24
8.2. INDIRECT HEM AGGLUTINATION
...
25
B.3. COUNTER UvlMUNO ELECTROPHORESIS... ... ...26
B.4. LATEX AGGLUTINATION
26
B.5.INDIRECT FLUORESCENT ANTIBODy
26
8.6. ENZYME-LINKED
IMMUNOSORBENT ASSAY... ... ... ... ... ...
.. 27
8.7.IMMUNO DIFFUSION TEST... ... ... ... ... ...
...28
8.8. ENZYME IMMUNO ASSAY... ...
... .28
8.9. GEL DIFFUSION PRECIPITATION... ... ... ... ... ...'" .28


vu

C. METODA

...

MOLEKULAR...

'"

... ... ... ... ... ...

...31

BAB III. PEMBAHASAN
BAB IV. KESIMPULAN
1.

KESIMPULAN

2.

SARAN...

34
'" ...

DAFTARPUSTAKA...

...
'"

LAMPIRAN...

RIW A Y A T HIDUP...

... ... ...

'"

... ... ... ... ...
'"

DAFTAR

... ... ... ... ... ... ...

DAN SARAN...

... ... ... ... ... ... ...

'"
'"

... ... ...

... ... ...
'"

... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ...
'"

... ... ... ... ...38
...

38
...39

41

... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... .. .43
'"
'"
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
...
58
'" '" '"

VlII

DAFT AR T ABEL

Halaman
TABELI.

Keuntungan

dan Kerugian Metoda Serologis ... . .. .. . .. . .. . . .. . . . ..

IX

30

DAFT AR GAMBAR

GAMBAR 2.r.
GAMBAR 2.2.

Trofozoit Entamoeba Histolytica
Kista Entamoeba Histolytica ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

x

Halaman
8
8

DAFT AR LAMPIRAN

Halaman
LAMPIRAN - I.

PROSEDUR DIAGNOSIS
LABORATORISILABORATORIUM...

LAMPIRAN

-

...

... ..43

II. PROSEDUR DIAGNOSIS
DENGAN METODA KULTUR

LAMPIRAN - III. KOMPONEN-KOMPONEN

xi

DASAR PCR

...

..50

... ...

54

BABI

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Entamoeba histolytica ada1ah salah satu parasit yang penting pada manusia,

karena

bersifat patogen dan menyebabkan penyakit amoebiasis. Berdasarkan

namanya jelas sekali bahwa Entamoeba histolytica dapat menginvasi jaringan dan
menyebabkan lisis pada jaringan tersebut, paras it ini berlokasi di dalam usus besar
terutama ko1on sigmoid. Entamoeba histolytica dapat digolongkan ke dalam
kelompok penyakit zoonosis karena binatang seperti kucing, anjing, kera, tikus,
hamster dan marmot dapat bertindak sebagai reservoir-host dalam penu1aran
amoebiasis manusia ( Garcia, Bruchner, 1988).
Dewasa ini masalah penyakit amoebiasis kurang mendapat perhatian. Kasus
amoebiasis memang jarang ditemukan (Garcia, Bruchner,1988). Hal ini dikarenakan
mulai ada kesadaran masyarakat akan kebersihan makanan dan kesehatan lingkungan.
Kemajuan ilmu kedokteran dan ditemukannya berbagai macam obat dengan harga
yang mudah dijangkau oleh masyarakat juga menurunkan prevalensi amoebiasis,
tetapi tidak bisa diartikan bahwa amoebiasis benar-benar sudah tidak ada. Karena di
negara-negara miskin yang mayoritas masyarakatnya berpenghasi1an rendah dan
sanitasi yang kurang, amoebiasis masih banyak ditemukan dan menunjukkan angka
prevalensi yang tinggi (Soedarto,1990). Di Indonesia kasus amoebiasis ko1on banyak
ditemukan pada keadaan endemi (Gandahusada,Pribadi, Ilahude,1990).
Prevalensi Entamoeba histolytica di berbagai daerah di Indonesia berkisar
antara 10-18% (Gandahusada,Pribadi,Ilahude,1990).
amoebiasis di Indonesia ada1ah sebagai berikut:

- amoebiasis ko1on paling banyak ditemukan
- amoebiasis

hati hanya insidenti1

Perbandingan berbagai macam

2

- amoebiasis

paru, kulit dan vagina jarang ditemukan

- amoebiasis otak lebih jarang lagi ditemukan.
Penderita amoebiasis kolon paling banyak ditemukan karena jalur utama penyebaran
amoebiasis intestinalis adalah melalui fecal-oral dimana tropozoit berubah menjadi
bentuk infektif di dalam lumen kolon kemudian keluar bersama tinja dan meneruskan
siklus hidupnya.
Meskipun sudah ditemukan obat-obat amoebiasis yang poten tetapi sejalan
dengan kemaj uan teknologi dalam bidang kedokteran fasilitas diagnostik terus
dikembangkan, sehingga penyebaran penyakit yang berakibat kematian dapat ditekan.
Diagnosis Entamoeba histolytica cukup sulit, karena walaupun gejala-gejala
disentri Entamoebiasis sangat jelas seperti diare berlendir, berdarah, tenesmus, tapi
seringkali parasitnya tidak ditemukan dalam tinja.
1.2.

IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas dapat didentifikasikan masalah-masalah

sebagai berikut:
1. Metoda apa saJa yang diterapkan untuk mendiagnosis amoebiasis beserta
keuntungan dan kerugian metoda tersebut?
2. Metoda apa yang menjadi gold standard (terbaik) pemeriksaan amoebiasis?
3. Metoda apa saja yang saat ini sedang dikembangkan beserta efektivitas metoda
tersebut dalam mendiagnosis amoebiasis?
1.3.

MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

1. Untuk mengetahui metoda apa saja yang diterapkan untuk mendiagnosis
amoebiasis beserta keuntungan dan kerugian metoda tersebut
2. Untuk mengetahui metoda apa yang menjadi gold standard (terbaik) pemeriksaan
amoebiasis

3

3. Untuk mengetahui metoda apa saja yang saat ini sedang dikembangkan beserta
efektivitas metoda tersebut dalam mendiagnosis amoebiasis.
1.4.

KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun kegunaan dari penulisan Karya Tulis IImiah ini adalah untuk

menambah pengetahuan kita tentang berbagai macam metoda diagnosis penyakit
amoebiasis

yang disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica beserta

keuntungan dan kerugiannya termasuk gold standard, disamping itu juga kita dapat
mengetahui lebih jauh tentang cara diagnosis amoebiasis yang sedang dikembangkan
saat ini serta efektivitasnya dalam menegakkan diagnosis amoebiasis, dengan
demikian kita dapat mencegah penyebaran lebih lanjut dan menurunkan prevalensi
penyakit amoebiasis.
1.5.

KERANGKA PEMIKIRAN
Amoebiasis adalah penyakit pada manUSIa yang disebabkan oleh infeksi

Entamoeba histolytica, kelainan tersebut dapat teIjadi di usus sehingga disebut
amoebiasis intestinal (intestinal amoebiasis) atau terjadi di luar usus misalnya di hati,
paru, atau otak (ekstra intestinal amoebiasis)
Tinja penderita amoebiasis intestinal berbentuk Calr, semlcalf, atau padat
disertai darah dan lendir. Penderita amoebiasis usus yang kronik mungkin mengalami
kesukaran buang air besar atau konstipasi sedang pada amoebiasis akut, disentri
sering disertai oleh nyeri perut dan nyeri pada waktu buang air besar (tenesmus).
Amoebiasis terutama teIjadi di usus besar antara lain daerah sekum dan rektosigmoid,
migrasi tropozoit dari usus ke organ-organ di luar usus terutama menuju ke hati, paru
dan otak. lnvasi ke dalam jaringan relatif sering tet:iadi tetapi penyakit yang berat dan
mematikan jarang terjadi. Persoalannya di sini adalah sulitnya menegakkan diagnosis,
akibat amoeba jarang atau sulit ditemukan dalam tinja padat. Maka sebagai salah satu
upaya penanggulangan, dewasa ini sudah ditemukan berbagai macam metoda
diagnosis yang terus mengalami perkembangan sehingga resiko meningkatnya

4

penyakit amoebiasis dapat dikurangi. Adapun metoda diagnosis yang akan dibahas
diantaranya:
1. Metoda konvensional
2. Metoda serologis
3. Metoda molekular
Dari penjelasan diatas, maka dalam Karya Tulis Ilmiah ini akan membahas
metoda-metoda diagnosis amoebiasis yang dapat diterapkan beserta keuntungan dan
kerugian metoda tersebut, metoda

yang dianggap terbaik (gold standard)

metoda -metoda yang sedang dikembangkan dewasa ini.

1.6. METODOLOGI
Studi pustaka

dan

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN
I. Metoda yang diterapkan untuk mendiagnosis amoebiasis adalah:
A. Metoda konvensional

Keuntungan :
a. Metoda

konvensional

amoebiasis

berguna

untuk

(sebelum penyakit menyebar

mendeteksi

dini/tahap

ke jaringan

awal

lain) dengan

memperhatikan beberapa aspek penting seperti:
Keamanan
Cara koleksi spesimen
Jumlah spesimen yang dikoleksi
Waktu koleksi
Jenis spesimen
Stabilitas spesimen
Pengawetan spesimen
Bila amoeba tidak ditemukan, pemeriksaan tinja perlu diulangi tiga kali
berturut-turut
b. Metoda konvensional merupakan Gold Stand art karena efektifitas dan
sensitifitas cukup bemilai selain tidak membutuhkan biaya yang tinggi
untuk diterapkan di negara-negara berkembang dimana prevalensi amoeba
sangat tinggi.
Kerugian:
Metoda konvensional tidak dapat untuk mendeteksi amoebiasis ekstra
intestinal

38

39

B. Metoda Serologis
Keuntungan:
Metoda serologis mampu mendeteksi amoebiasis ekstra intestinal selain itu
metoda serologis juga berfungsi sebagai tes konfirmatif dan tes skrining untuk
survei epidemiologi.
Kerugian:
Dalam mendeteksi harus dilakukan dengan dua macam tes (sebagai
perbandingan atau presisi) sebab hasil pemeriksaan yang satu bisa berbeda
dengan hasil pemeriksaan yang lain. Selain itu pabrik pemasok reagen masih
terbatas.
C Metoda PCR
Keuntungan :
Metoda PCR mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi dalam
mendiagnosis

amoebiasis,

selain

itu waktu

yang dibutuhkan

dalam

mendiagnosis sangat singkat.
Kerugian :
Penggunaan metoda PCR membutuhkan ahii biologi molekular karena metoda
ini sangat canggih dan kompleks, disamping itu biaya yang dibutuhkan tidak
sedikit karena peralatannya sangat mahai.
4.2. SARAN
Diagnosis

amoebiasis

metoda

konvensional/konsentrasi

tidak

boleh

ditinggalkan, karena diagnosis tersebut menjadi tahapan awal untuk diagnosis
selanjutnya (metoda serologis).

Selain itu diagnosis konvensionaIlkonsentrasi

berfungsi mencegah sebelum amoeba menyebar ke jaringan yang lain (pasien cepat
terdeteksi/terobati)
Metoda serologis dalam pemakaiannya harus dilakukan minimal dua tes
sebagai perbandingan (masing-masing tes mempunyai spesifisitas dan sensitifitas

40

yang berbeda). Ada baiknya metoda PCR dikembangkan

di negara-negara

berkembang dengan prevalensi amoebiasis yang tinggi karena mempunyai sensitifitas
dan spesifisitas yang baik.

DAFT AR PUST AKA

Siti Boedina Kresno., 2001. Imunologi ( Diagnosis clan Prosedur Laboratorium ).
Edisi keempat Jakarta: Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Kamen Garna Baratawidjaya., 2000. Imunologi Dasar. Edisi keempat. Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

R. Gandasoebrata.,
Jakarta:

1999. Penuntun laboratorium

klinik. Edisi Kesembilan

.

Penerbit PT Dian Rakyat.

Brown, W. Harold., 1983. Dasar Parasitologi Klinis. Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Jakarta

Garcia, S. Lynne., Bruchner,

A. David., 1988. Diagnostic Medical Parasitology.

Elsevier Science Publising Co, inc

Yamaguchi,

Tomio., 1992. A Colour Atlas of Clinical Parasitology.

Indro Handojo., 2003. Pengantar lmunoasai dasar. Edisi 1. Surabaya : Airlangga
University Press.

Soedarto,. 1995. Protozologi Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Widya
Medika.

Srisasi Gandahusada., H. Herry D. Ilahude., Wira Pribadi .,2000.
Parasitologi Kedokteran. Edisi ketiga . Jakarta: FK UI.

41

42

Schoeder, A Steven,. Krupp, A Marcuc,. Tiemer, M Lawrence,. And Mcphee, J.
Stephen., 1990. Current: Medical Diagnostic and Treatment. A Large Medical
Book

William B. Coleman., GregOlY 1. Tsongalis., 1997. Molectular Diagnostic for the
Clinical Laboratory. Totowa. New Jersey. Humona press inc.

Albert Balows., William 1. Hausler., 1981. Diagnostic Proseduresfor Bacterial
Mycotic and Parasitic Infections. American Public Healty Association inc.

Manson's

., 1984. Tropical Disease. 18 th Edition: P.E.c. Manson - Bal1f & F.I.c.

apted

Gary. S. Moore, 2001. Concepts in Environmental
Boca raton. London. New York. Washington

http://wwwUrbanfisher.De/Journal/

Protist

http://wwwNcbi.Nlm.Nih.gov/entrgz/Query.Tcgi.com
http://www.Pgh.or.id/Diagnosis

. html

Health science.
DC. Lewis Publishes.