Peranan Pengendalian Dalam Siklus Pengupahan Guna Mengurangi Risiko Kecurangan Pembayarab Upah Pegawai (Studi Kasus Pada PT Dwitunggal Lintas Nusantara).
- i -
ABSTRAK
Dalam perusahaan, sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting karena merupakan penggerak utama aktivitas perusahaan. Salah satu bentuk balas jasa atas kontribusi pegawai pada perusahaan adalah dalam bentuk pemberian upah. Upah merupakan pembayaran jasa kepada karyawan pelaksana, umumnya dibayarkan berdasarkan jam kerja, hari kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan. Upah umumnya memiliki porsi yang besar dalam keseluruhan biaya operasi perusahaan, sehingga diperlukan suatu pengendalian untuk menghindari terjadinya kecurangan yang mungkin dilakukan oleh pegawai yang tidak bertanggung jawab.
Komponen pengendalian intern yang berhubungan langsung dengan jalannya transaksi perusahaan adalah aktivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian ini berkaitan dengan ketepatan dan ketelitian data, dan merupakan pengendalian yang bersifat preventif, detektif, dan korektif. Hal ini dicapai melalui subkomponen aktivitas, yaitu otorisasi yang memadai, pemisahan fungsi, dokumentasi yang memadai, pengamanan atas aset, dan pengecekan independen. Seluruh subkomponen aktivitas pengendalian ini harus diterapkan bersama untuk mengurangi risiko terjadinya kesalahan dan manipulasi.
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengendalian dalam siklus pengupahan di PT DLN guna mengurangi risiko kecurangan pembayaran upah pegawai. Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif yang mengumpulkan data primer melalui observasi, serta melalui kuesioner, dan wawancara. Data sekunder diperoleh penulis melalui penelitian ke perpustakaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa pengendalian pengupahan di PT Dwitunggal Lintas Nusantara cukup memadai, terlihat dari perhitungan kuesioner sebesar 75.27%. Pada siklus pengupahannya, perusahaan telah menerapkan seluruh komponen aktivitas pengendalian. Beberapa komponen aktivitas pengendalian telah diterapkan secara baik sehingga dapat dikatakan cukup memadai. Otorisasi, dokumen, dan pengamanan atas aset telah cukup memadai untuk dapat mengurangi risiko kecurangan pembayaran upah pegawai. Beberapa komponen aktivitas pengendalian lainnya belum diterapkan secara memadai.
(2)
- - v -
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...v
DAFTAR LAMPIRAN...ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah...3
1.3 Tujuan Penelitian ...3
1.4 Kegunaan Penelitian ...4
1.5 Kerangka Pemikiran...4
1.6 Metode Penelitian ...6
1.7 Lokasi Penelitian ...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Upah...9
2.2 Prosedur Pengupahan...11
2.2.1 Dokumen dan Catatan Akuntansi yang Digunakan ...13
2.2.2 Fungsi yang Terkait...16
2.3 Pengendalian Intern 2.3.1 Pengertian Pengendalian Intern ...32
(3)
- - vi -
2.3.2 Tujuan Pengendalian Intern ...20
2.3.3 Keterbatasan Pengendalian Intern...21
2.3.4 Komponen Pengendalian Intern...23
2.3.5 Unsur Pengendalian Intern ...24
2.4 Hubungan Pengendalian dan Kecurangan...32
2.4.1 Penyelewengan dalam Siklus Penggajian dan Kepegawaian...32
2.4.2 Aktivitas Pengendalian untuk Mengurangi Risiko Kecurangan ...34
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian...37
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...37
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...38
3.1.3 Kebijakan Umum Perusahaan...45
3.2 Metode Penelitian ...48
3.2.1 Metode Pengumpulan Data...48
3.2.2 Variabel Penelitian ...49
3.2.3 Metode Analisis Data ...49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Penerimaan Pegawai, Pencatatan Waktu Hadir, Perhitungan Upah Pegawai, dan Pembayaran Upah Pegawai...51
(4)
- - vii -
4.1.1 Prosedur Penerimaan Pegawai...51
4.1.2 Prosedur Pencatatan Waktu Hadir Karyawan...52
4.1.3 Prosedur Perhitungan Upah Pegawai ...52
4.1.4 Prosedur Pembayaran Upah Pegawai...52
4.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ...53
4.3 Pembahasan Aktivitas Pengendalian dalam Siklus Pengupahan pada PT Dwitunggal Lintas Nusantara...55
4.3.1 Pemisahan Fungsi yang Memadai...55
4.3.2 Otorisasi yang Memadai...56
4.3.3 Dokumen yang Memadai...57
4.3.4 Pengamanan atas Aset ...58
4.3.5 Pengecekan Independen atas Pelaksanaan ...5
4.4 Pembahasan Aktivitas Pengendalian untuk Mengurangi Risiko Pembayaran Upah ...59
4.4.1 Pemisahan Fungsi yang Memadai...59
4.4.2 Otorisasi yang Memadai...60
4.4.3 Dokumen dan Catatan yang Memadai ...61
4.4.4 Pengamanan atas Aset ...62
4.4.5 Pengecekan Independen atas Pelaksanaan ...62
4.5 Pembahasan Penerapan Aktivitas Pengendalian Siklus Pengupahan di PT Dwitunggal Lintas Nusantara...62
(5)
- - viii - BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...64
5.2 Saran...65
DAFTAR PUSTAKA...67
LAMPIRAN-LAMPIRAN...ix
(6)
- - ix -
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Struktur Organisasi
Lampiran 3: Kartu Penghasilan Pegawai
(7)
(8)
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Gina Andriani Setiawan NRP : 0351184
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.
Apabila dikemudian hari diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan
Bandung, 18 Desember 2006 Yang menyatakan,
(9)
Kartu Penghasilan Pegawai
PERIODE 6 s.d 12 Oktober 2006 Nama
Bagian
Jumlah hari kerja Gaji Pokok Uang Makan Uang Transport Tunj. Askes Target/Premi Premi Bulanan Tunjangan Libur Bonus Absen Jumlah
Potongan absen Gaji Bersih Potongan kasbon TOTAL DITERIMA
Diserahkan: Penerima:
(10)
- 1 - Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dalam perusahaan, sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat
penting karena merupakan penggerak utama aktivitas perusahaan. Pengelolaan
SDM secara tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuannya.
Salah satu bentuk balas jasa atas kontribusi pegawai pada perusahaan adalah
dalam bentuk pemberian upah. Setiap pegawai menginginkan pemberian upah
yang tepat dan diterima pada waktunya agar mereka dapat mencukupi kebutuhan
hidupnya. Di lain pihak, perusahaan menginginkan pengeluaran kas yang efisien,
artinya tidak boros dalam pengeluaran biaya-biaya, khususnya biaya upah.
Upah umumnya memiliki porsi yang besar dalam keseluruhan biaya operasi
perusahaan. Efisiensi pembayaran upah seringkali tidak tepat dikarenakan banyak
sebab yaitu pembayaran yang tidak sesuai dengan jam kerja, kesalahan
penghitungan upah dan sebagainya.
Pada perusahaan manufaktur yang menggunakan banyak tenaga kerja,
pimpinan akan kesulitan untuk mengawasi dan mengendalikan secara menyeluruh
siklus pengupahan. Oleh karena itu, pimpinan perlu menerapkan pengendalian
yang memadai untuk mengendalikan aktivitas pengupahan.
Penerapan aktivitas pengendalian yang efektif akan mengurangi risiko
(11)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha - 2 -
pegawai. Dalam perusahaan manufaktur, kesalahan penghitungan upah dapat
menyebabkan perusahaan salah menghitung harga pokok produk. Harga pokok
produk yang terlalu tinggi akan menurunkan tingkat penjualan karena konsumen
cenderung memilih produk yang sama dengan harga yang lebih murah, yang
mungkin ditawarkan oleh pesaing.
Alasan penulis melakukan penelitian pada PT Dwilingga Lintas Nusantara
dikarenakan PT ini melakukan kegiatan usaha perdagangan barang dengan
banyak tenaga kerja. Beban tenaga kerja memiliki porsi yang besar dalam
keseluruhan biaya operasional perusahaan. Oleh karena itu, biaya upah menjadi
komponen penting bagi perusahaan sehingga perlu dilakukan pengendalian yang
memadai guna mencegah terjadinya kecurangan.
Berdasarkan hasil penelitian Diana tahun 2004 tentang ”Peranan Aktivitas
Pengendalian pada Siklus Pengupahan Guna Mendukung Keandalan Informasi
Upah yang Dihasilkan Perusahaan Kayu Lie Pak Tjie” menunjukkan hasil bahwa
aktivitas pengendalian sangat diperlukan dalam siklus pengupahan guna
menghasilkan informasi yang lengkap, jelas, akurat dan tepat waktu.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian yang
disajikan dalam bentuk skripsi yang berjudul:
”Peranan Pengendalian dalam Siklus Pengupahan Guna Mengurangi Risiko Kecurangan Pembayaran Upah Pegawai”
(12)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha - 3 -
1.2Identifikasi masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian seperti yang diuraikan diatas dapat
diidentifikasi topik permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas pengendalian dalam siklus pengupahan di PT
Dwilingga Lintas Nusantara?
2. Apakah aktivitas pengendalian siklus pengupahan telah diterapkan
dengan baik?
3. Bagaimana aktivitas pengendalian dapat mengurangi risiko
terjadinya kecurangan dalam pembayaran upah pegawai?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas pengendaliaan dalam siklus
pengupahan di PT Dwilingga Lintas Nusantara.
2. Untuk mengetahui keefektifan penerapan aktivitas pengendalian
pada siklus pengupahan PT Dwilingga Lintas Nusantara.
3. Untuk mengetahui peran aktivitas pengendalian dalam mengurangi
(13)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha - 4 -
1.4Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat menyumbangkan manfaat
yang berguna bagi:
1. Perusahan yang bersangkutan, hasil penelitan ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan masukan mengenai aktivitas pengendalian
pada siklus pengupahan.
2. Penulis, untuk memperoleh gambaran lebih jelas dan nyata
mengenai penerapan aktivitas pengendalian dalam dunia nyata,
untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang industri
perusahaan yang diteliti, serta untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan sarjana jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha.
3. Pihak-pihak lain yang membutuhkan penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan referensi atau informasi untuk menambah wawasan
mengenai aktivitas pengendalian dan penerapannya.
1.5Kerangka Pemikiran
Menurut Undang-undang Republik Indonesia no. 25 tahun 1997 tentang
ketenagakerjaan (UU RI no. 25/1997:7):
”Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya.”
(14)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha - 5 -
Jadi pada umumnya, upah adalah pembayaran jasa kepada karyawan pelaksana,
umumnya dibayarkan berdasarkan jam kerja, hari kerja, atau jumlah satuan
produk yang dihasilkan.
Aktivitas pengupahan ini membutuhkan perhatian yang serius karena
aktivitas ini sering sekali terjadi kesalahan dan manipulasi yang mengakibatkan
inefisiensi biaya perusahaan. Biaya upah perusahaan pada umumnya merupakan
bagian terbesar dari keseluruhan biaya operasional perusahaan, oleh karena itu
perusahaan perlu menerapkan pengendalian yang memadai untuk aktivitas
penngupahan ini.
Komponen pengendalian intern yang berhubungan langsung dengan
jalannya transaksi perusahaan adalah aktivitas pengendalian. Aktivitas
pengendalian ini berkaitan dengan ketepatan dan ketelitian data, dan merupakan
pengendalian yang bersifat preventif, detektif, dan korektif. Hal ini dicapai
melalui subkomponen aktivitas, yaitu (1) otorisasi yang memadai, (2) pemisahan
fungsi, (3) dokumentasi yang memadai, (4) pengamanan atas aset dan (5)
pengecekan independen. Seluruh sub komponen aktivitas pengendalian ini harus
diterapkan bersama untuk mengurangi risiko terjadinya kesalahan dan manipulasi.
Semua transaksi dan aktivitas pengupahan perusahaan didokumentasikan
dengan prosedur pencatatan tertentu. Dokumen tersebut menggambarkan transaksi
dan aktivitas yang sebenarnya terjadi dan merupakan bukti adanya transaksi.
Transaksi dan aktivitas harus diotorisasi oleh orang yang berwenang untuk
mencegah terjadinya kecurangan seperti pembayaran kepada orang yang tidak
(15)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha - 6 -
kehilangan atau penggelapan. Aset perusahaan dipegang oleh seseorang yang
memiliki tanggung jawab atas keberadaan aset tersebut. Pemisahan fungsi antara
fungsi pencatatan, fungsi otorisasi, dan fungsi pemegang fisik mencegah agar
tidak ada seorangpun yang mengendalikan seluruh aktivitas atau transaksi dari
awal hingga akhir.
Berdasarkan uraian diatas, nampaknya aktivitas pengendalian sangat penting
untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam siklus pengupahan.
1.6Metode Penelitan
Dalam melakukan penelitan penulis menggunakan metode deskriptif
analitis, yaitu suatu metode yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta
menganalisa data secara sistematis sehingga didapat gambaran yang cukup jelas
atas objek yang diteliti dan yang diolah untuk ditarik kesimpulan.
Penelitan yang digunakan penulis dalam memperoleh data adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Adalah suatu penelitan dengan melakukan penelitian dan peninjauan
langsung untuk memperoleh data primer yang diperoleh melalui
teknik-teknik sebagai berikut:
a. Wawancara dengan pihak yang bersangkutan
b. Pengamatan
c. Mengumpulkan, meneliti, dan mempelajari dokumen-dokumen
(16)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha - 7 -
2. Penelitian Kepustakaan
Adalah penelitan dengan mengumpulkan data sekunder yang digunakan,
dengan cara mempelajari dan membaca buku-buku, majalah-majalah,
literatur, referensi, dan tulisan-tulisan lain yang dapat menunjang analisis
yang akan dilakukan serta erat hubungannya dengan pokok pembahasan
dalam penyusunan skripsi ini.
Dalam mengevaluasi pengendalian intern pada siklus pengupahan, penulis
menggunakan kuesioner tentang komponen aktivitas pengendalian yang
berhubungan dengan siklus pengupahan. Kuesioner tersebut berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian yang seharusnya dilakukan oleh
perusahaan.
Dalam melakukan analisis data yang diperoleh melalui kuesioner, penulis
menggunakan indeks variasi kumulatif Muller dan Schubler (IQV) (Champion,
1981) dengan rumus sebagai berikut:
IQV = 100%
_ _ x ty heterogeni Maximum iy heterogent Observed Keterangan:
Observed_heterogenity = jumlah dari semua kategori yang diobservasi Maximum_heterogenity = jumlah dari semua kategori yang diharapkan
Setiap pertanyaan dalam kuesioner dijawab pada kolom yang telah
disediakan dengan menggunakan tanda checkmark. Rumus IQV ini digunakan
untuk menghitung persentase jawaban ”Ya” pad a kuesioner aktivitas
pengendalian. Kolom ”Ya” mengidentifikasi kekuatan pengendalian intern
(17)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha - 8 -
tersebut tidak atau belum diterapkan dalam perusahaan. Champion (1981)
menyebutkan bahwa asosiasi sebesar 51%-75% merupakan asosiasi yang cukup
kuat. Mengacu pada hal tersebut, penulis memutuskan bahwa jika hasil kuesioner
diatas 60% maka aktivitas pengendalian telah berjalan dengan baik.
1.7Lokasi Penelitan
Dalam melakuan penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang
diperlukan, penyusun melakukan penelitian pada PT Dwitunggal Lintas Nusantara
yang berlokasi di Jl. Raya Narogong Km 16,4 Cileungsi, Bogor. Penelitian ini
dimulai pada bulan September 2006 dan diperkirakan akan selesai pada bulan
(18)
- 64 - Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Peneliti telah melakukan observasi terhadap penerapan aktivitas pengendalian pada siklus pengupahan PT Dwitunggal Lintas Nusantara dan membandingkannya dengan teori yang ada pada bagian pembahasan sehingga peneliti menarik beberapa kesimpulan.
Pada siklus pengupahannya, perusahaan telah menerapkan seluruh komponen aktivitas pengendalian. Beberapa komponen aktivitas pengendalian telah diterapkan secara baik sehingga dapat dikatakn cukup memadai. Otorisasi, dokumen dan pengamanan atas aset telah cukup memadai untuk dapat mengurangi risiko terjadinya kecurangan pembayaran upah pegawai. Beberapa komponen aktivitas pengendalian lainnya belum diterapkan secara memadai. Otorisasi atas transaksi dan aktivitas telah diterapkan cukup baik dengan pimpinan perusahaan sebagai pemegang otorisasi tertinggi dalam siklus pengupahan. Bagian HRD memiliki wewenang atas keputusan penerimaan karyawan baru, perpanjang atau pemutusan kontrak, dan pemberhentian karyawan. Bagian keuangan yang memiliki otorisasi atas pengeluaran kas. Dokumen atas siklus pengupahan cukup lengkap, yang terdiri atas perjanjian kontrak kerja, catatan kepegawaian, daftar hadir pegawai, daftar upah, dan slip upah. Dokumen ini sebagai bukti yang penting untuk memeriksa terjadinya kecurangan pembayaran upah pegawai.
(19)
Bab V Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
- 65 -
Perusahaan telah menerapkan pengamanan atas aset dengan baik. Cek maupun uang perusahaan dijaga agar tidak dapat diambil oleh pihak yang tidak berwenang. Dokumen-dokumen juga disimpan dengan baik oleh pegawai yang berwenang.
Pemisahan fungsi pada siklus pengupahan di PT DLN kurang memadai karena tidak adanya pemisahan fungsi kepegawaian dan fungsi pembayaran upah. Keduanya dilakukan oleh satu bagian, yaitu bagian HRD. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecurangan pembayaran upah pegawai.
Perusahaan telah melakukan pengecekan independen atas perhitungan upah pegawai. Setelah bagian HRD membayarkan upah kepada pegawai, staf HRD melaporkan perincian perhitunganupah ke bagian accounting untuk diperiksa. Padahal lebih baik jika pengecekan dilakukan sebelum pembayaran upah pada pegawai, sehingga apabila terjadi kesalahan dapat segera diperbaiki. Penerapan pengendalian yang kurang memadai dapat mengakibatkan adanya risiko kecurangan pembayaran upah pegawai. Kecurangan itu dapat berupa pegawai fiktif, penggelapan jam kerja, dan fraud. Dengan menerapkan pengendalian secara memadai diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya kecurangan pembayaran upah pegawai.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil peneliti diatas, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan mengurangi risiko kecurangan pembayaran upah pegawai:
(20)
Bab V Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
- 66 -
1. Perusahaan membuat kartu absen untuk masing-masing pegawi yang berisi tanggal, nama, bagian, jam masuk, jam keluar, lembur, ijin, alpa, dan lain-lain. Kartu absen ini diharapkan dapat memudahkan perhitungan upah pegawai dan pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya kecurangan. 2. Adanya pemisahan fungsi antara fungsi kepegawaian dan fungsi
pembayaran upah untuk mencegah terjadinya kecurangan oleh bagian kepegawaian.
3. Adanya pengecekan pada daftar hadir karyawan untuk memeriksa jam kerja karyawan, untuk menghindari penggelapan jam kerja.
4. Pengecekan terhadap perhitungan upah pegawai sebaiknya dilakukan sebelum pembayaran upah dilakukan agar jika terjadi kesalahan atau kecurangan dapat diperbaiki atau ditindaklanjuti.
Demikian saran dari peneliti, semoga saran yang penulis berikan dapat bermanfaat bagi perusahaan.
(21)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. (2001). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Sepuluh. Singapore: Mc Graw-Hill
Arens, Alvin A. and James K. Loebbecke. (2003). “Auditing Integrated Approach”. Nineth Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Arens, Alvin A, Randal J Elder, Mark S Beasley. (2003). Essential of Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education Inc.
Champion, Dean J. (1981). Basic Statistic for Social Research. Second Edition. New York: Mac Milan Publishing Co.
Ivancevich, John M. (2001). Human Resource Management. Eight Edition. New York: Mc Graw-Hill Comp, Inc.
Malthis, Robert L, John H. Jackson. (2000). Human Resource Management. Ninth Edition. Ohio: South Western College Publishing.
Milkovich, George T and Jerry M Newman. (1999). Compensation. Sixth Edition. Singapore: Mc Graw-Hill Book Co.
Mondy, R. Wayne, Robert M. Noe, Shane R. Premeaux. (2001). Human Resources Management. Eight Edition. Prentice-Hall Inc.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Cetakan ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Romney, Marshall B and Paul John Steinbart. (2000). Eight Edition. Accounting Information System. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall-Inc.
(22)
Universitas Kristen Maranatha
Mulyadi dan Puradiredja, Kanaka. (2000). Edisi Keenam. Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Widjajanto, Nugraho. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. Cetakan Pertama. Jakarta: Erlangga.
(1)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha - 8 -
tersebut tidak atau belum diterapkan dalam perusahaan. Champion (1981)
menyebutkan bahwa asosiasi sebesar 51%-75% merupakan asosiasi yang cukup
kuat. Mengacu pada hal tersebut, penulis memutuskan bahwa jika hasil kuesioner
diatas 60% maka aktivitas pengendalian telah berjalan dengan baik.
1.7Lokasi Penelitan
Dalam melakuan penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang
diperlukan, penyusun melakukan penelitian pada PT Dwitunggal Lintas Nusantara
yang berlokasi di Jl. Raya Narogong Km 16,4 Cileungsi, Bogor. Penelitian ini
dimulai pada bulan September 2006 dan diperkirakan akan selesai pada bulan
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Peneliti telah melakukan observasi terhadap penerapan aktivitas pengendalian pada siklus pengupahan PT Dwitunggal Lintas Nusantara dan membandingkannya dengan teori yang ada pada bagian pembahasan sehingga peneliti menarik beberapa kesimpulan.
Pada siklus pengupahannya, perusahaan telah menerapkan seluruh komponen aktivitas pengendalian. Beberapa komponen aktivitas pengendalian telah diterapkan secara baik sehingga dapat dikatakn cukup memadai. Otorisasi, dokumen dan pengamanan atas aset telah cukup memadai untuk dapat mengurangi risiko terjadinya kecurangan pembayaran upah pegawai. Beberapa komponen aktivitas pengendalian lainnya belum diterapkan secara memadai. Otorisasi atas transaksi dan aktivitas telah diterapkan cukup baik dengan pimpinan perusahaan sebagai pemegang otorisasi tertinggi dalam siklus pengupahan. Bagian HRD memiliki wewenang atas keputusan penerimaan karyawan baru, perpanjang atau pemutusan kontrak, dan pemberhentian karyawan. Bagian keuangan yang memiliki otorisasi atas pengeluaran kas. Dokumen atas siklus pengupahan cukup lengkap, yang terdiri atas perjanjian kontrak kerja, catatan kepegawaian, daftar hadir pegawai, daftar upah, dan slip upah. Dokumen ini sebagai bukti yang penting untuk memeriksa terjadinya kecurangan pembayaran upah pegawai.
(3)
Bab V Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha - 65 -
Perusahaan telah menerapkan pengamanan atas aset dengan baik. Cek maupun uang perusahaan dijaga agar tidak dapat diambil oleh pihak yang tidak berwenang. Dokumen-dokumen juga disimpan dengan baik oleh pegawai yang berwenang.
Pemisahan fungsi pada siklus pengupahan di PT DLN kurang memadai karena tidak adanya pemisahan fungsi kepegawaian dan fungsi pembayaran upah. Keduanya dilakukan oleh satu bagian, yaitu bagian HRD. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecurangan pembayaran upah pegawai.
Perusahaan telah melakukan pengecekan independen atas perhitungan upah pegawai. Setelah bagian HRD membayarkan upah kepada pegawai, staf HRD melaporkan perincian perhitunganupah ke bagian accounting untuk diperiksa. Padahal lebih baik jika pengecekan dilakukan sebelum pembayaran upah pada pegawai, sehingga apabila terjadi kesalahan dapat segera diperbaiki. Penerapan pengendalian yang kurang memadai dapat mengakibatkan adanya risiko kecurangan pembayaran upah pegawai. Kecurangan itu dapat berupa pegawai fiktif, penggelapan jam kerja, dan fraud. Dengan menerapkan pengendalian secara memadai diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya kecurangan pembayaran upah pegawai.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil peneliti diatas, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan mengurangi risiko kecurangan pembayaran upah pegawai:
(4)
Bab V Kesimpulan dan Saran - 66 -
1. Perusahaan membuat kartu absen untuk masing-masing pegawi yang berisi tanggal, nama, bagian, jam masuk, jam keluar, lembur, ijin, alpa, dan lain-lain. Kartu absen ini diharapkan dapat memudahkan perhitungan upah pegawai dan pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya kecurangan. 2. Adanya pemisahan fungsi antara fungsi kepegawaian dan fungsi
pembayaran upah untuk mencegah terjadinya kecurangan oleh bagian kepegawaian.
3. Adanya pengecekan pada daftar hadir karyawan untuk memeriksa jam kerja karyawan, untuk menghindari penggelapan jam kerja.
4. Pengecekan terhadap perhitungan upah pegawai sebaiknya dilakukan sebelum pembayaran upah dilakukan agar jika terjadi kesalahan atau kecurangan dapat diperbaiki atau ditindaklanjuti.
Demikian saran dari peneliti, semoga saran yang penulis berikan dapat bermanfaat bagi perusahaan.
(5)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. (2001). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Sepuluh. Singapore: Mc Graw-Hill
Arens, Alvin A. and James K. Loebbecke. (2003). “Auditing Integrated Approach”. Nineth Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Arens, Alvin A, Randal J Elder, Mark S Beasley. (2003). Essential of Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education Inc.
Champion, Dean J. (1981). Basic Statistic for Social Research. Second Edition. New York: Mac Milan Publishing Co.
Ivancevich, John M. (2001). Human Resource Management. Eight Edition. New York: Mc Graw-Hill Comp, Inc.
Malthis, Robert L, John H. Jackson. (2000). Human Resource Management. Ninth Edition. Ohio: South Western College Publishing.
Milkovich, George T and Jerry M Newman. (1999). Compensation. Sixth Edition. Singapore: Mc Graw-Hill Book Co.
Mondy, R. Wayne, Robert M. Noe, Shane R. Premeaux. (2001). Human Resources Management. Eight Edition. Prentice-Hall Inc.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Cetakan ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Romney, Marshall B and Paul John Steinbart. (2000). Eight Edition. Accounting Information System. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall-Inc.
(6)
Mulyadi dan Puradiredja, Kanaka. (2000). Edisi Keenam. Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Widjajanto, Nugraho. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. Cetakan Pertama. Jakarta: Erlangga.