Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional Suatu Perusahaan (Studi Kasus PT. Ultrajaya Milk Inddustry Tbk.).

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas, perusahaan semakin dituntut untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan keunggulan yang dimilikinya agar dapat bersaing. Apalagi dengan perkembangan transportasi, komunikasi, dan teknologi yang membuat batas-batas tetorial terasa samar, menjadikan persaingan lebih kompetitif. Agar terus berjalan dan mempertahankan kegiatan operasi secara kontiniu di tengah persaingan yang ketat, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Untuk meningkatkan kualitas produk maka perusahaan harus mengetahui berapa besarnya biaya kualitas (Cost of Quality) yang dikeluarkan. Dengan mengetahui biaya kualitas ini maka perusahaan berusaha untuk meminimalisasikan biaya kualitas tersebut untuk mencapai laba operasional.

Tugas Akhir ini berjudul pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional suatu perusahaan. Penelitian dilakukan pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk., sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman, khususnya di bidang industri minuman aseptik. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif analisis, yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, untuk kemudian menarik kesimpulan.

Dari penelitian yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil bahwa Persentase unit rusak menurun jika jumlah biaya pencegahan dan penilaian mengalami kenaikan dan biaya kegagalan menurun jika jumlah unit rusak mengalami penurunan. Hal ini akan meningkatkan kualitas produk yang akan mendorong kenaikan pendapatan dan menghasilkan efisiensi biaya yang dikeluarkan sehingga akan tercapai peningkatan laba. Kesimpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa Biaya kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba operasional sebesar 69,4%, dengan arah pengaruh negatif dan mempunyai hubungan yang sangat kuat. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar -0.833.


(2)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 5

1.5.1 Kerangka pemikiran ... 5

1.5.2 Hipotesis... 10

1.6 Metode Penelitian... 10

1.6.1 Metode yang digunakan ... 10

1.6.2 Operasionalisasi Variabel... 11

1.6.3 Metode analisis... 12


(3)

Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biaya ... 14

2.1.1 Pengertian Biaya ... 14

2.1.2 Klasifikasi Biaya ... 16

2.2 Kualitas ... 19

2.2.1 Pengertian Kualitas ... 19

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kualitas... 21

2.2.3 Ukuran Kualitas ... 23

2.2.3.1 Ukuran Finansial atas Kualitas ... 25

2.2.3.2 Ukuran Nonfinansial atas Kualitas ... 26

2.3 Biaya Kualitas ... 28

2.3.1 Pengertian Biaya Kualitas ... 28

2.3.2 Elemen Biaya Kualitas... 28

2.3.3 Manfaat Biaya Kualitas... 31

2.4 Tinjauan Umum Laba ... 33

2.4.1 Pengertian Laba... 33

2.4.2 Klasifikasi Laba ... 34

2.4.3 Laba Operasional ... 35


(4)

Universitas Kristen Maranatha BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 38

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 38

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

3.2 Metode Penelitian... 48

3.2.1 Metode yang digunakan ... 48

3.2.2 Metode Pengumpulan Data ... 49

3.2.3 Operasionalisasi Variabel... 49

3.2.4 Rancangan Pengujian Hipotesis... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 55

4.1.1.1 Biaya Kualitas PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk... 55

4.1.1.2 Laba Operasional PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk... 58

4.1.2 Pengujian Hipotesis... 60

4.2 Pembahasan Penelitian... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran... 67


(5)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Komponen Biaya Kualitas

Terhadap Laba Operasional 51

Tabel 4.1. Perbandingan Biaya Kualitas dengan Biaya Operasional

PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 55

Tabel 4.2. Biaya Kualitas PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 56 Tabel 4.3. Komposisi Biaya Kualitas

PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 57

Tabel 4.4. Pertumbuhan Biaya Kualitas

PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 58

Tabel 4.5. Laporan Laba Rugi Konsolidasi

PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk 59

Tabel 4.6. Kalkulasi Perhitungan Dalam Analisis Regresi 61

Tabel 4.7. Coefficients 61

Tabel 4.8. Correlations 63


(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Grafik AQL (acceptable quality level) 9

Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran 10


(7)

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas, perusahaan semakin dituntut untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan keunggulan yang dimilikinya agar dapat bersaing. Apalagi dengan perkembangan transportasi, komunikasi, dan teknologi yang membuat batas-batas tetorial terasa samar, menjadikan persaingan lebih kompetitif. Persaingan yang dihadapi perusahaan bukan hanya dari pesaing lokal dan nasional saja, tetapi juga mencakup pesaing-pesaing dari luar negeri.

Agar terus berjalan dan mempertahankan kegiatan operasi secara kontiniu di tengah persaingan yang ketat, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Terutama pada masa sekarang ini, sebagian perhatian konsumen sudah beralih pada barang yang berkualitas baik namun dengan harga yang terjangkau, sehingga perusahaan harus berusaha terus meningkatkan kualitas produknya apabila ingin mempertahankan dan memperluas pangsa pasarnya. Walaupun begitu masih banyak manajemen perusahaan menganggap bahwa pengeluaran biaya untuk menjaga kualitas produk (biaya kualitas) hanya memboroskan dana saja sehingga dapat menurunkan efisiensi perusahaan. Dalam jangka pendek alasan tersebut mungkin saja beralasan karena jumlah uang yang dikeluarkan cukup besar. Namun dilihat dari


(8)

Universitas Kristen Maranatha jangka panjangnya produk atau jasa yang dihasilkan dapat berkualitas baik sehingga tidak ditinggalkan konsumen.

Untuk menghadapi persaingan luar negeri, perusahaan-perusahaan di Indonesia sebaiknya mengikuti standar mutu internasional. Standar untuk kualitas yang ada pada saat ini merupakan standar paling terkenal di seluruh dunia adalah: ISO (International Organization for Standardization) yang dibuat oleh MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa). Menurut Rao, dkk (1996:32), standar mutu ISO terdiri dari 3 tingkat, yaitu:

1. ISO 9003.

Perusahaan yang telah mempunyai sertifikasi ini telah memenuhi persyaratan kualitas dalam menginspeksi dan uji coba (testing) produk.

2. ISO 9002.

Selain telah melakukan inspeksi dan uji coba, perusahaan yang terdaftar sertifikasi ini juga melakukan Statisticaly Quality Control dan meningkatkan kualitas suplier.

3. ISO 9001.

Pengendalian kualitas telah dilakukan oleh perusahaan secara menyeluruh dari kontrol desain produk sampai pelayanan purna jual (after-sales servicing).


(9)

Universitas Kristen Maranatha Dengan adanya standar kualitas ini maka perusahaan dituntut untuk memperbaiki kualitas suatu produk atau jasa yang merupakan sesuatu yang penting dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. Pertanyaannya adalah dalam rangka berupaya memperbaiki kualitas ini, apakah biaya yang dikeluarkan akan sebanding nilainya dengan kualitas yang diperoleh? Berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jika meningkatkan kualitas produk mereka?

Dalam mengimplementasikan mutu terpadu, menjawab pertanyaan-pertanyaan itu merupakan salah satu tugas penting bagi departemen akuntasi. Untuk menjawab pertanyaan ini, fungsi akuntansi harus mengetahui berapa besarnya biaya kualitas (Cost of Quality) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan mengetahui biaya kualitas maka perusahaan berusaha untuk meminimalisasikan biaya kualitas tersebut untuk mencapai laba operasional.

Masalah pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional inilah yang memberikan motivasi kepada penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional Suatu Perusahaan”

1.2 Identifikasi Masalah

Berkaitan dengan hal di atas maka identifikasi masalahnya sebagai berikut: a. Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya yang ada di dalam

perusahaan?

b. Seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional perusahaan?


(10)

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya yang ada di dalam perusahaan.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian berguna untuk penulis maupun pihak lain baik langsung maupun tidak langsung yang akan menggunakan penelitian. Semua informasi yang akan diperoleh dan hasil pelitian diharapkan berguna:

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis mengenai biaya kualitas serta laba operasional perusahaan dan memberikan gambaran yang lebih jelas dan nyata. Di samping itu, tugas akhir ini juga disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana ekonomi di Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, alternatif dan informasi bagi perusahaan dalam menyusun program-program dan kebijakan-kebijakan utama yang berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan agar di masa yang akan datang perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat


(11)

Universitas Kristen Maranatha mengenai biaya kualitas sehingga dapat meningkatkan laba operasional perusahaan.

3. Bagi pihak lain yang memerlukan

Hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan untuk menambah wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan informasi mengenai biaya kualitas dalam meningkatkan laba operasional perusahaan.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka pemikiran

Dewasa ini perkembangan dunia usaha maupun tingkat persaingan dalam usaha itu semakin meningkat, baik persaingan dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu tuntutan atas kualitas produk maupun jasa amatlah penting. Dalam pengambilan keputusan pembelian produk atau jasa tertentu, kualitas menjadi faktor utama yang dipertimbangkan oleh konsumen.

Pada perusahaan industri, kualitas yang baik dari produk yang dihasilkan sangat diperlukan. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menarik minat calon konsumen untuk membeli produk tersebut. Proses produksi yang tidak efektif dan efisien akan menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan perusahaan (produk cacat), bahkan lebih jauh akan mengakibatkan kerugian yang dapat mengancam keberlangsungan hidup perusahaan.


(12)

Universitas Kristen Maranatha Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Besterfield (1998:420), yaitu: “When the cost of poor quality is too great, it is a sign of management ineffectiveness, which can affect the company’s competitive position”.

Kualitas produk yang rendah ini akan mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, sehingga konsumen cenderung beralih kepada perusahaan- perusahaa lain yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Selain itu dengan kualitas produk yang rendah (produk cacat) akan menyebabkan perusahaan harus memperbaiki produk tersebut, dijual langsung (walau berkualitas rendah), atau dibuang, seperti yang dikemukakan oleh Horngren, Foster, dan Datar (2000,648): “Unacceptable unit of production that discarded or are sold for reduces prices. Partially completed or fully completed units of output.”

Program pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan memerlukan usaha yang tidak mudah serta biaya yang tidak murah. Dalam hal ini terdapat hubungan yang kuat antara biaya dan kualitas, untuk menjaga kualitas produk perlu ada biaya yang dikeluarkan. Yang dimaksud dengan biaya kualitas menurut Horngren, et al (2000:13) adalah: biaya yang timbul untuk mencegah terjadinya mutu yang rendah atau biaya-biaya yang timbul karena terjadinya biaya yang rendah. Biaya-biaya kualitas meliputi biaya-biaya yang terjadi di perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Horngren, et al (2003;655), mengklasifikasikan biaya kualitas sebagai berikut:


(13)

Universitas Kristen Maranatha 1. Biaya pencegahan (prevention cost).

Yaitu biaya yang timbul untuk mencegah dihasilkannya produk atau jasa yang tidak sesuai dengan standar yang diterapkan. Biaya ini meliputi biaya yang berhubungan dengan perencanaan produk, penyusunan program pengendalian kualitas, pelatihan karyawan serta pemeliharaan alat dan bangunan untuk menghindari gangguan terhadap kelancaran produk atau jasa.

2. Biaya penilaian (appraisal cost)

Yaitu biaya yang timbul untuk memastikan bahwa spesifikasi yang telah diterapkan telah tercapai atau belum tercapai sebelum produk dikirimkan ke pelanggan atau jasa yang digunakan. Biaya ini antara lain meliputi biaya pemeriksaan kualitas baik sebelum maupun sesudah produksi, biaya yang timbul karena inspeksi.

3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost)

Yaitu biaya yang terjadi karena produk atau jasa yang tidak sesuai dengan persyaratan, terdeteksi sebelum barang tersebut dikirim ke pihak luar. Kegagalan ini adalah kegagalan yang terdeteksi oleh aktivitas penilaian. Misalnya: biaya yang timbul untuk memperbaiki produk yang rusak (rework).

4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)

Yaitu biaya yang terjadi karena produk atau jasa gagal menyesuaikan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan ke


(14)

Universitas Kristen Maranatha para pelanggan. Misalnya biaya yang timbul karena adanya pengembalian produk di pasar.

Pada biaya kualitas itu sendiri menurt Hansen dan Mowen (2000:601) mempunyai dua fungsi yaitu:

(1) Control activities yang meliputi biaya pencegahan dan penilaian, dan

(2) failure activities yang meliputi biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.

Persentase unit rusak meningkat jika jumlah biaya pencegahan dan penilaian menurun. Sebaliknya biaya kegagalan naik jika unit rusak meningkat. Dari fungsi biaya kualitas, dapat dilihat biaya kualitas total akan menurun sejalan dengan peningkatan kualitas untuk mencapai titik tersebut. Titik produk yang rusak yang masih dimungkinkan tersebut disebut sebagai tingkat mutu yang dapat diterima (acceptable quality level, AQL).

Total Biaya Kualitas

Biaya Kegagalan

Biaya Pengendalian

Optimal (AQL)

Persentase Kerusakan 100%

Gambar 1.1 Biaya Kualitas


(15)

Universitas Kristen Maranatha Suatu perusahaan dapat menghemat biaya dengan memilih peningkatan biaya pencegahan dan penilaian karena akan menurunkan biaya kegagalan internal dan eksternal lebih besar. Apabila biaya pencegahan dan penilaian mengalami penurunan, akan menyebabkan rendahnya mutu produk, maka perusahaan harus mengeluarkan biaya produksi, pemasaran, distribusi dan pelayanan konsumen yang lebih tinggi, serta biaya-biaya kegagalan internal dan eksternal meningkat.

Kegagalan internal dan eksternal suatu produk atau jasa yang terjadi berkali-kali akan mengakibatkan rusaknya reputasi perusahaan mengenai mutu produk atau jasa, dan mengakibatkan turunnya penjualan. Konsumen pun akan beralih pada produk atau jasa perusahaan pesaing yang mempunyai kualitas yang lebih baik.

Untuk memberikan pemahaman mengenai tujuan perusahaan menetapkan biaya kualitas agar dapat meningkatkan laba operasional, maka paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2 Kerangka pemikiran

Biaya kualitas

Control activities Biaya pencegahan Biaya penilaian

Failure activities Biaya kegagalan internal Biaya kegagalan eksternal

Efisiensi biaya dan Peningkatan kualitas


(16)

Universitas Kristen Maranatha 1.5.2 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran di atas dapat dikemukakan suatu hipotesis sebagai berikut: “Biaya Kualitas berpengaruh terhadap Laba Operasional suatu perusahaan.”

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode yang digunakan

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan pendekatan studi kasus. Untuk keperluan pengujian pada penelitian ini dilakukan langkah-langkah yang dimulai dari operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, pemilihan sampel, rancangan pengujian hipotesis. Teknik pengumpulan data dari sumber yang dapat dilakukan adalah:

1) Data primer

Merupakan data yang secara langsung diperoleh secara langsung dari sumber data atau perusahaan tenpat penelitian. Dimana teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

a. Interview (wawancara)

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan para staf perusahaan yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti.

b. Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara melihat langsung dokumen-dokumen perusahaan yang merupakan variabel penelitian.


(17)

Universitas Kristen Maranatha 2) Data Sekunder

Data yang diperoleh dari orang lain atau badan lain yang dikumpulkan dan atau belum diolah menjadi data-data yang diperlukan. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan mempelajari buku-buku, catatan kuliah, serta artikel-artikel lain yang ada hubungannya dengan topik penelitian.

1.6.2 Operasionalisasi Variabel

Adalah suatu cara untuk mengukur suatu konsep, dimana terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah yang terjadi dan atau variabel yang situasi dan kondisi tergantung pada variabel lain. Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih yaitu: “Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional Suatu Perusahaan” maka terdapat dua variabel penelitian yaitu:

1. Variabel bebas / independent (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang tidak bebas atau yang terkait. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: biaya kualitas.

2. Variabel terikat / dependent (Y), yaitu variabel yang situasi dan kondisi dipengaruhi oleh varabel lain yang sifatnya independent. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah: laba operasional.


(18)

Universitas Kristen Maranatha 1.6.3 Metode analisis

a. Persamaan regresi linier sederhana

Teknik regresi linier yang digunakan untuk mencari bentuk persamaan antara rasio biaya kualitas dengan laba operasional perusahaan.

Bentuk persamaannya adalah:

Y = a + bx + e Keterangan:

Y = laba operasional X = biaya kualitas a = parameter konstanta

b = parameter kecondongan regresi

e = faktor lain yang mempengaruhi faktor Y

b. Hipotesis

H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel biaya kualitas dengan laba operasional

H1 = terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel biaya kualitas dengan laba operasional

c. Penetapan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 sesuai dengan penetapan risiko kesalahan untuk masalah yang berhubungan dengan ekonomi.


(19)

Universitas Kristen Maranatha 1.7. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk yang berlokasi di jalan Raya Cimareme 131, Padalarang, Bandung. Penelitian akan dilaksanakan antara tanggal 22 Oktober 2007 – 12 November 2007.


(20)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan wawancara dengan bagian personalia PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk., melakukan penelitian dan perhitungan serta melakukan pengujian dengan metode statistik, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. sudah memiliki pos-pos untuk biaya kualitas sehingga dapat memudahkan bagi manajer untuk melihat bagaimana komposisi dari biaya kualitas itu sendiri. Dari data yang diperoleh peneliti, dapat dilihat bahwa alokasi biaya kualitas yang dikeluarkan oleh PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. mengenai sasaran dan efektif, yaitu meningkatnya kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini terbukti dengan menurunnya biaya kegagalan seperti: rework, scrap, keluhan konsumen, dan lain-lain yang disebabkan oleh efektifnya alokasi dana yang dikeluarkan untuk biaya pengendalian seperti: training tentang kualitas, audit kualitas, vendor certification, dan lain-lain.

2. Biaya kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba operasional, dengan arah pengaruh negatif. Besarnya pengaruh antara biaya kualitas terhadap laba operasional adalah sebesar 69.4%, Pengaruh variabel lainnya yang tidak diteliti adalah sebesar 30.6% yaitu dari harga dan pesaing lainnya. Koefisien korelasi -0.833 artinya bahwa biaya kualitas mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap laba operasional. Tanda negatif pada koefisien


(21)

Universitas Kristen Maranatha korelasi menunjukkan bahwa semakin besar biaya kualitas maka laba operasional yang diperoleh semakin berkurang.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan biaya kualitas ini adalah sebagai berikut:

1. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. dapat mengambil beberapa langkah yang dapat membuat biaya kegagalan pada tingkat yang sangat rendah dengan meningkatkan biaya pengendalian, seperti: menerapkan program pemilihan pemasok bahan baku produksi, melakukan quality audit, dan lain-lain. Mungkin saat program ini baru dijalankan akan menimbulkan beberapa tambahan biaya, tetapi pada saat program tersebut sudah diterapkan secara baik maka akan mengurangi biaya-biaya kegagalan. Setelah itu PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. dapat memotong beberapa biaya pengendalian, seperti: biaya untuk melakukan inspeksi. Hasil akhirnya adalah: pengurangan dalam biaya kualitas secara keseluruhan dan kualitas produk meningkat.


(22)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Gurajati, Damodar N. 2003. Basic Econometric. 4th edition. Singapore: McGraw-Hill.

Hansen, Don R dan Maryane M. Mowen. 2000. Cost Management: Accounting and Control. 3th edition. Oklahoma State University, South Western. Hendriksen, Eldon S. dan Michael E. Van Breda. 2000. Teori Akuntansi.

Terjemahan Herman Wibowo. Edisi ke-5. Jakarta: Interaksara.

Hongren, Charles T, George Foster, dan Srikant M. Datar. 2000. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 10th edition. Englewood Cliffs-NJ: Prentice-Hall Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

J.M Juran dan Grynna. 1998. Juran’s Quality Control Hand Book. New York: Mc Graw Hill Company.

Kaplan, Robert.S. Anthony. A. Atkinson. 1997. Advance Management Accounting. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt. 2002. Accounting Principles. 6th edition. John Willey & Sons Inc.

Sugiyono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Syahrul. 2000. Kamus Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.


(1)

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh dari orang lain atau badan lain yang dikumpulkan dan atau belum diolah menjadi data-data yang diperlukan. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan mempelajari buku-buku, catatan kuliah, serta artikel-artikel lain yang ada hubungannya dengan topik penelitian.

1.6.2 Operasionalisasi Variabel

Adalah suatu cara untuk mengukur suatu konsep, dimana terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah yang terjadi dan atau variabel yang situasi dan kondisi tergantung pada variabel lain. Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih yaitu: “Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional Suatu Perusahaan” maka terdapat dua variabel penelitian yaitu:

1. Variabel bebas / independent (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang tidak bebas atau yang terkait. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: biaya kualitas.

2. Variabel terikat / dependent (Y), yaitu variabel yang situasi dan kondisi dipengaruhi oleh varabel lain yang sifatnya independent. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah: laba operasional.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 1.6.3 Metode analisis

a. Persamaan regresi linier sederhana

Teknik regresi linier yang digunakan untuk mencari bentuk persamaan antara rasio biaya kualitas dengan laba operasional perusahaan.

Bentuk persamaannya adalah:

Y = a + bx + e Keterangan:

Y = laba operasional X = biaya kualitas a = parameter konstanta

b = parameter kecondongan regresi

e = faktor lain yang mempengaruhi faktor Y

b. Hipotesis

H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel biaya kualitas dengan laba operasional

H1 = terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel biaya kualitas dengan laba operasional

c. Penetapan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 sesuai dengan penetapan risiko kesalahan untuk masalah yang berhubungan dengan ekonomi.


(3)

1.7. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk yang berlokasi di jalan Raya Cimareme 131, Padalarang, Bandung. Penelitian akan dilaksanakan antara tanggal 22 Oktober 2007 – 12 November 2007.


(4)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan wawancara dengan bagian personalia PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk., melakukan penelitian dan perhitungan serta melakukan pengujian dengan metode statistik, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. sudah memiliki pos-pos untuk biaya kualitas sehingga dapat memudahkan bagi manajer untuk melihat bagaimana komposisi dari biaya kualitas itu sendiri. Dari data yang diperoleh peneliti, dapat dilihat bahwa alokasi biaya kualitas yang dikeluarkan oleh PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. mengenai sasaran dan efektif, yaitu meningkatnya kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini terbukti dengan menurunnya biaya kegagalan seperti: rework, scrap, keluhan konsumen, dan lain-lain yang disebabkan oleh efektifnya alokasi dana yang dikeluarkan untuk biaya pengendalian seperti: training tentang kualitas, audit kualitas, vendor certification, dan lain-lain.

2. Biaya kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba operasional, dengan arah pengaruh negatif. Besarnya pengaruh antara biaya kualitas terhadap laba operasional adalah sebesar 69.4%, Pengaruh variabel lainnya yang tidak diteliti adalah sebesar 30.6% yaitu dari harga dan pesaing lainnya. Koefisien korelasi -0.833 artinya bahwa biaya kualitas mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap laba operasional. Tanda negatif pada koefisien


(5)

korelasi menunjukkan bahwa semakin besar biaya kualitas maka laba operasional yang diperoleh semakin berkurang.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan biaya kualitas ini adalah sebagai berikut:

1. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. dapat mengambil beberapa langkah yang dapat membuat biaya kegagalan pada tingkat yang sangat rendah dengan meningkatkan biaya pengendalian, seperti: menerapkan program pemilihan pemasok bahan baku produksi, melakukan quality audit, dan lain-lain. Mungkin saat program ini baru dijalankan akan menimbulkan beberapa tambahan biaya, tetapi pada saat program tersebut sudah diterapkan secara baik maka akan mengurangi biaya-biaya kegagalan. Setelah itu PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. dapat memotong beberapa biaya pengendalian, seperti: biaya untuk melakukan inspeksi. Hasil akhirnya adalah: pengurangan dalam biaya kualitas secara keseluruhan dan kualitas produk meningkat.


(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Gurajati, Damodar N. 2003. Basic Econometric. 4th edition. Singapore: McGraw-Hill.

Hansen, Don R dan Maryane M. Mowen. 2000. Cost Management: Accounting and Control. 3th edition. Oklahoma State University, South Western. Hendriksen, Eldon S. dan Michael E. Van Breda. 2000. Teori Akuntansi.

Terjemahan Herman Wibowo. Edisi ke-5. Jakarta: Interaksara.

Hongren, Charles T, George Foster, dan Srikant M. Datar. 2000. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 10th edition. Englewood Cliffs-NJ: Prentice-Hall Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

J.M Juran dan Grynna. 1998. Juran’s Quality Control Hand Book. New York: Mc Graw Hill Company.

Kaplan, Robert.S. Anthony. A. Atkinson. 1997. Advance Management Accounting. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt. 2002. Accounting Principles. 6th edition. John Willey & Sons Inc.

Sugiyono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Syahrul. 2000. Kamus Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.