PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TENSES BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR.

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA

PEMBELAJARAN TENSES BAHASA INGGRIS

BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF

PADA SISWA SEKOLAH DASAR

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Megister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

OLEH:

NANA RONAWAN RAMBE

NIM: 8126122030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRACT

NANA RONAWAN RAMBE, Development of Instructional Media Tenses Based on Interactive Multimedia in English Language. Thesis: Post graduate Program of UNIMED. 2015.

This research is aimed at: (1) Developing a good instructional media of interactive multimedia in English, easy to be learnt, and can be used for individual learning, (2) examine of effectiveness of the interactive multimedia in English. This study is developmental research using combination of Borg & Gall’s and Dick & Carey’s model. This learning product development model is a model with pre-arranged in a systematic order and meet the characteristics of elementary students’ age in learning. The results showed:(1) the quality of the developed instructional media viewed from the expert in English Language is excellent (85.53%), (2) the quality viewed from the expert in instructional design is excellent (93.96%), (3) the quality viewed from the expert in media product excellent (88.99%), (4) the one-to-one try out, from the observation of the three students, indicates that the product is excellent (91.37%), the small group try-out, from the observation of nine students , indicates that the product is excellent (94.82%), and the large group try out, from the observation of the forty five students, indicates that the product is excellent (95.30%).

The result of hypothesis test proves that the study results of the students taught using interactive multimedia and the text book show a significant difference. This is revealed in the data from which the following calculation is obtained: (Fcount=9.0229,

while > Ftableat α =0.05 with the variables dk of 98 gives ttable =1.98 where tcount > t table (9.0229 >1.98). It can be concluded that the number shown by the study group

using interactive multimedia instructional media is much larger than that without. It is further verified that the percentage of effectiveness by using interactive multimedia is 95.63%, while without using interactive instructional media as media display 90.00%, hence applying interactive instructional media is more effective than without using interactive instructional media as medium in teaching.


(7)

ii ABSTRAK

NANA RONAWAN RAMBE, Pengembangan Media Pembelajaran Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif Pada Siswa Sekolah Dasar. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghasilkan media pembelajaran interaktif yang layak digunakan, mudah dipelajari dan dapat dipakai untuk pembelajaran individual, (2) Untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan dilakukan dengan menggunakan model Dick and Carey. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan; (1) uji ahli materi pelajaran Bahasa Inggris termasuk dalam kategori sangat layak (85.53%), (2) uji ahli desain pembelajaran dalam penilaian dengan kategori sangat layak (93.96%), (3) uji ahli rekayasa perangkat lunak berada pada kategori sangat layak (88.99%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat layak (91.37%), uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat layak (94.82%), uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat layak (95.30%).

Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan tanpa menggunakan multimedia interaktif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data dimana diperoleh thitung sebesar 9.0229, sedangkan ttabel = 1.98, pada α=0.05 dengan dk 98 . Hasil perhitungan dimana thitung > ttabel, thitung yaitu 9.0229>1.98. Disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran multimedia interaktif adalah sebesar 95.63% dan lebih tinggi dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan tanpa menggunakan pembelajaran multimedia interaktif, yaitu sebesar 90.00%.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur tiada terkira penulis ucapkan kehadirat-Nya ALLAH swt, yang telah mencurahkan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif Pada Siswa Sekolah Dasar”. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Medan (Unimed).

Pada kesempatan ini, penulis dengan bangga dan rasa hormatnya mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Dosen Pembimbing I yaitu Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd dan Bapak Dosen Pembimbing II yaitu Dr. R. Mursid, ST, M.Pd yang selalu meluangkan waktu memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti selama penyusunan tesis ini.

2. Bapak Narasumber Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd, Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan ibu Dr. Hj. Anni Hollila, M.Hum selaku dosen penguji/narasumber yang banyak memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesisi ini.

3. Bapak/Ibu validator, ahli materi Raudhatuz Zahrah, M.Pd dan Hevy Anna Lubis, M.Pd, ahli desain pembelajaran Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd dan Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, ahli perangkat lunak Drs. Gamal Kartono,M.Si dan Dr. Dina Ampera, M.Si. 4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Prodi Teknologi Pendidikan beserta


(9)

iv

5. Bapak/Ibu Dosen Pascasarjana Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur,

Ketua dan Sekertaris Program Studi yang banyak membantu untuk kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.

7. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan selaku pimpinan kampus beserta para pejabat dijajaran civitas Akademika Universitas Negeri Medan.

8. Bapak Jumirin, S.pd, MM selaku Kepala Sekolah SD swasta Sabilina tembung yang telah memberikan izin penelitian dan kepada ibu Eva Sari Purba, S.Pd selaku guru Mata pelajaran Bahasa Inggris di SD Swasta Sabilina Tembung.

9. Kepada Kedua Orang Tua penulis, Ayah dan Mamak tercinta yang dengan sungguh-sungguh dan penuh kasih yang tiada henti mendo’akan dan mendukung.

10.Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, semoga ALLAH swt memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari rekan pembaca untuk penyempurnaan tesis ini.


(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Pengembangan ... 11

F. Manfaat Pengembangan ... 11

BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 13

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Bahasa Inggris ... 13

a. Hakikat Belajar . ... 13

b. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris ... 17

2. Hakikat Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 20

3. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 24

4. Pengertian Tenses ... 27

B. Hakikat Multimedia Interaktif Pembelajaran ... 29

C. Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran ... 35

D. Manfaat Media pembelajaran ... .... 45

E. Penelitian yang Relevan ... 47

F. Kerangka Berpikir ... 49


(11)

vi BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metodologi Penelitian Tahap I

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

2. Model Pengembangan ... 51

3. Prosedur Pengembangan ... 52

4. Tahap Uji Coba produk ... 55

a.Desain Uji Coba ... 55

b.Subjek Uji Coba ... 56

c.Pelaksanaan Uji Coba ... 56

d.Jenis data ……… ... 57

5. Instrumen Pengumpulan Data ... 59

6. Teknik Analisis Data ... 63

B.Metodologi Penelitian Tahap II 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 64

2. Metode Rancangan Eksperimen ………... 65

3. Teknik Pengumpulan Data ………..…. 67

4. Teknik Analisis Data ……… 67

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 72

1. Deskripsi Produk Awal... 72

2. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 78

3. Review Ahli ……… 78

a. Data Hasil Validasi Ahli Materi ... 78

1. Deskripsi Data Hasil Validasi Ahli Materi ... 78

2. Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Materi ... 82

3. Revisi Produk Tahap I ... 84

b . Data Hasil Validasi Ahli Desain Pembelajaran ... 85

. 1. Deskripsi Data Hasil Validasi Ahli Desain Pembelajaran ... 85

2. Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Desain Pembelajaran ... 90

3. Revisi Produk Tahap I ... 92

c. Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 92

1. Data Hasil Validasi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 92

2. Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak 96 3. Revisi Produk Tahap I ... 97

d. Data Hasil Uji Coba Tahap II / Uji Coba Perorangan... 98

1. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Tahap II ... 98

2. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap II/ Ujicoba Perorangan . 101 3. Revisi Produk Tahap II ... 102

e. Hasil Uji Tahap III / Uji Coba Kelompok Kecil ... 102

1. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Tahap III ... 102

2. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap III/ Ujicoba Kelompok Kecil ... 105


(12)

vii

f. Hasil Uji Tahap IV / Uji Coba Lapangan ... 107

1. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Tahap IV ... 107

2. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap IV/ Lapanagan ... 109

3. Revisi Produk Tahap IV ... 110

B. Hasil Penelitian Uji Efektifitas Uji Hipotesis ... 111

1. Deskripsi Data Penelitian ………. .. 111

a. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Dibelajarkan Tanpa Menggunakan Media PembelajaranInteraktif ... 111

b.Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Interaktif ... 112

2. Pengajuan Persyaratan Analisis ... 114

a. Uji Normalitas Data ... 114

b. Uji Homogenitas Data ... 114

3. Pengujian Hipotes ... 115

a.Hipotesis I ... 115

b.Hipotesis II ... 115

D. Keterbatasan Penelitian ... 117

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 119

B. Implikasi ... 120

C. Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 122


(13)

v

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Inggris Kelas V SD Swasta

Sabilina ... 6 Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Materi

Pembelajaran ... 60 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Desain Informasi, Desain Interaksi, dan Desain Presentasi Untuk Ahli Desain

Pembelajaran ……… 61 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Rekayasa Perangkat Lunak Untuk Ahli Perangkat Lunak ... 62 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Materi Pembelajaran dan

Kualitas Teknis/Tampilan Untuk Peserta Didik ... 62 Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kualitas Pembelajaran Media Interaktif ... 64 Tabel 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 73 Tabel 4.2 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi

Tentang Kualitas Materi Pembelajaran ... 79 Tabel 4.3 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi

Tentang Kualitas Strategi Pembelajaran ……….. 80 Tabel 4.4 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi

Tentang Sistem Penyampaian Pembelajaran ………... 80 Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap

Kualitas Materi Pembelajaran ... 81 Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi

Terhadap Kualitas Strategi Pembelajaran … ... 81 Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap Sistem

Penyampaian Pembelajaran ………. 82 Tabel 4.8 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Materi ... 82 Tabel 4.9 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Oleh Ahli Materi ... 83 Tabel 4.10 Data Hasil Revisi Materi Tenses Oleh Ahli Materi ... 84 Tabel 4.11 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain


(14)

vi

Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Pembelajaran ... 85 Tabel 4.12 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain

Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Informasi ... 86 Tabel 4.13 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain

Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Interaksi ... 87 Tabel 4.14 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain

Pembelajaran Tentang Aspek Kualitas Desain Presentasi…………. 87 Tabel 4.15 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran

Terhadap Kualitas Desain Pembelajaran ……… ... 88 Tabel 4.16 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran

Terhadap Kualitas Desain Informasi … ... 88 Tabel 4.17 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran

Terhadap Kualitas Desain Interaksi .. ... 89 Tabel 4.18 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran

Terhadap Kualitas Desain Presentasi ... 89 Tabel 4.19 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Desain

Pembelajaran……….… 90 Tabel 4.20 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Oleh Ahli Desain Pembelajaran ………. 90 Tabel 4.21 Data Hasil Revisi Ahli Desain Pembelajaran………. 92 Tabel 4.22 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Rekayasa

Perangkat Lunak Tentang Aspek Pemrograma ... 93 Tabel 4.23 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan………….. 94 Tabel 4.24 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat Lunak Terhadap Pemprograman……… 95 Tabel 4.25 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat

Lunak Terhadap Kualitas Teknis/Tampilan……… 95 Tabel 4.26 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran


(15)

vii

Perangkat Lunak ……… 96 Tabel 4.27 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ……….. 96 Tabel 4.28 Data Hasil Revisi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak……….. 98 Tabel 4.29 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD Swasta

Sabilina Tentang Kualitas Materi Pembelajaran……… 99 Tabel 4.30 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD Swasta Sabilina Tentang Aspek Kualitas Teknis/Tampilan…………..………. 99 Tabel 4.31 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas

Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan di SD

Swasta Sabilina……….. 100 Tabel 4.32 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas

Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Bahasa Inggris Pada

Uji Coba Perorangan di SD Swasta Sabilina……… ... 100 Tabel 4.33 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Uji Coba Kelompok Kecil di SD Swasta Sabilina Pada Aspek Kualitas Materi pembelajaran ……….. 101 Tabel 4.34 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Uji Coba Kelompok Kecil di SD Swasta Sabilina Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan ………... 103 Tabel 4.35 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas

Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata

Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil ……... 103 Tabel 4.36 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas

Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil

SD Swasta Sabilina ... 104 Tabel 4.37 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media Pembelajaran


(16)

viii

Kelompok Kecil ... 104 Tabel 4.38 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 105 Tabel 4.42 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina

Pada Aspek Kualitas Materi Pembelajaran ... 105 Tabel 4.43 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina

Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan………. 108 Tabel4.44 Tingkat Kecencerungan Penilaian Terhadap Aspek

Kualitas Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan di

SD Swasta Sabilina……….. 108 Tabel 4.45 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek

Kualitas Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Lapangan di

SD Swasta Sabilina ………. 109 Tabel 4.46 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap

Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa

Inggris Pada Uji Coba Lapangan di SD Swasta Sabilina……… 109 Tabel 4.47 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Dibelajarkan

Dengan Tanpa Pembelajaran Multimedia Interaktif ... 111 Tabel 4.48 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Inggris yang Dibelajarkan

Dengan Media Pembelajaran Interaktif ... 113 Tabel 4.49 Rangkuman Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap


(17)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Definisi Teknologi Pendidikan/ Pengajaran Seels dan Richey ... 36 Gambar 2.2 Prosedur pengembangan Borg & Gall ... 40 Gambar 2.3 Model Rancangan Pembelajaran Dick, Carey & Carey ... 42 Gambar 3.1 Langkah - langkah Pengembangan Multimedia Interaktif ... Gambar 4.1 Tahap-tahap Uji Coba Produk Pengembangan Media Pembelajaran

Tenses Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif... 54

Gambar 4.2 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelaran

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Materi ... 84 Gambar 4.3 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelajara

Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli

Desain Pembelajaran ... 91 Gambar 4.4 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak... 97 Gambar 4.5 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Perorangan ... . 102

Gambar 4.6 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi

Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Uji Coba Kelompok Kecil ……….… 106 Gambar 4.7 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Evaluasi Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada

Uji Coba Lapangan ……… ... 110 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang

Dibelajarkan Dengan Tanpa Menggunakan Multimedia

Interaktif ... 112 Gambar 4.9 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini juga berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut untuk mampu menampilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menarik siswa untuk beraktifitas secara aktif. Seperti pembelajaran yang dilakukan harus dapat memanfaatkan teknologi yang sudah ada, agar siswa tidak tertinggal kemajuan teknologi yang telah berkembang pesat. Pendidikan merupakan rekayasa untuk mengendalikan pembelajaran guna mencapai tujuan yang direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam pembelajaran peran ini sangatlah penting karena merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan nilai kepada siswa sehingga yang diteransfer memiliki makna bagi diri sendiri dan masyarakat. (Jamil, 2013: 25).

Kreativitas guru bukan hanya dalam hal IPTEK, melainkan pada pengembangan metode-metode pembelajaran yang sederhana namun sesuai dengan karakter bangsa dan pengembangan materi ajar untuk memperkaya ilmu pengetahuan peserta didik. Metode pembelajaran adalah yang mempu membuat siswa termotivasi untuk belajar lebih baik lagi. Guru yang kreatif akan menggunakan media yang inovatif selain diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar untuk lebih cepat dan mudah memahami dan


(19)

2

mengerti terhadap materi pembelajaran yang disampaikan, juga lebih baik dalam managemen waktu (Jamil, 2013:32).

Proses belajar mengajar atau kegiatan mengajar hendaklah diartikan bahwa proses belajar dalam diri siswa terjadi baik karena guru secara langsung mengajar ataupun secara tidak langsung. Belajar tak langsung artinya siswa secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar lainnya. Menurut Sadiman (1993:11), proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses berkomunikasi. Proses berkomunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan-pesan tersebut berupa isi ajaran dan didikan yang dituangkan di dalam kurikulum dan oleh guru dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi verbal maupun visual.

Hal ini senada dengan Erin Young dan Yong Zhao dalam Global Education Journal (2008), “Technology is one way to link student and teachers in

different places, conference participants without face-to-face meetings”. Young dan Zhao dalam jurnalnya menjelaskan bahwa teknologi adalah salah satu cara untuk berkomunikasi dan berhubungan di waktu dan ruang yang berbeda tanpa harus bertatap muka langsung, teknologi juga sebagai media menuju pendidikan internasional.

Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif, lebih menggalakkan komunikasi interaktif antara berbagai hal (guru, siswa, dan siswa-komputer atau media pembelajaran). Dongsong (2005) dalam “The American Journal of Distance Education” menyatakan bahwa:


(20)

3

“Three types of interaction in learning: learner-instructor,

learner-learner, and learner-content. In learner-instructor interaction is a major factor accounting for cognitive learning. Learner-learner interaction fosters collaborative learning. Learner-content interaction refers to any interactive activities between the learner and instrutional cintent online

learning environment”.

Dalam jurnalnya Dongsong menyatakan tiga macam interaksi dalam pembelajaran: siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-materi pelajaran. interaksi antara siswa dengan guru merupakan faktor penting dalam pembelajaran kognitif. Interaksi siswa dengan siswa dapat membantu perkembangan kolaboratif. Sedangkan interaksi siswa denga materi pelajaran mengacu pada aktivitas yang interaktif yaitu hubungan timbal balik antara siswa dengan materi pelajaran.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Bahasa Inggris adalah bahasa global yang sangat berperan dalam interaksi dan komunikasi global seiring dengan kemajuan dan persaingan globalisasi seperti sekarang ini. Agar informasi yang ada dengan cepat dapat diterima, maka bahasa sebagai pengantar pesan harus benar-benar dipahami dan dimengerti baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran bahasa asing yang diajarkan di sekolah.

Mangingat pentingnya peran Bahasa Inggris di abad 21, pemerintah telah menetapkan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang wajib dipelajari di sekolah untuk tingkatan SMP dan SMA. Berbeda dengan tingkat Sekolah Dasar, Mata


(21)

4

pelajaran Bahasa Inggris secara resmi diajarkan disekolah dasar sejak tahun 1994 sebagai muatan lokal.

Kebijakan tentang pemberian pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dilandasi dengan kebijakan-kebijakan terkait, diawali dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) No. 0487/4/1992, Bab VIII, menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Mata pelajaran tambahan (muatan lokal) biasanya merupakan mata pelajaran yang memang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, mata pelajaran tambahan (muatan lokal) sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris diberikan sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas empat (4) SD. Kurikulum mata pelajaran muatan lokal ini tidak disusun oleh Pusat Kurikulum Depdiknas tetapi dikembangkan di tingkat provinsi. Sesuai panduan dari pemerintah, pendidikan Bahasa Inggris dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Mata pelajaran muatan lokal seperti pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar merupakan wewenang sekolah, untuk menentukan apakah mata pelajaran Bahasa Inggris perlu diberikan di sekolahnya.

Kebijakan berikutnya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan Satuan


(22)

5

Pendidikan (SKLSP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan. Tujuan pengajaran bahasa Inggris di SD mencakup (1) Mendengarkan, yaitu memahami instruksi, informasi, dan cerita yang sangat sederhana yang disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. (2) Berbicara, yaitu mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional yang sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. (3) Membaca, yaitu membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. (4) Menulis, yaitu menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek yang sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

Pembelajaran Bahasa Inggris di SD haruslah sederhana, mudah, dan menyenangkan. Pembelajaran tidak boleh membebani siswa karena sangat berpengaruh pada prestasi siswa. Oleh karena itu perlu diterapkan suatu penyampaian informasi melalui paradigma learning by seeing, hearing and doing dengan memanfaatkan teknologi multimedia.

Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar selama ini masih bersifat konvensional. Dalam mengajar guru hanya mengandalkan metode ceramah secara klasikal. Guru kurang menggunakan media pendukung selain buku. Metode pembelajaran seperti ini kurang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan kurang memberdayakan potensi siswa. Kegiatan belajar mengajar seharusnya mampu mengoptimalkan semua potensi siswa untuk menguasai


(23)

6

kompetensi yang diharapkan. Proses belajar mengajar sebaiknya dilandasi dengan prinsip-prinsip: (1) berpusat pada siswa, (2) mengembangkan kreativitas siswa, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan (6) belajar melalui berbuat (Jurnal, Mardika:2008)

Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran Bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan bagi siswa SD. Pembelajaran Bahasa Inggris di SD Sabilina dimulai sejak tahun 2006. Pelajaran Bahasa Inggris merupakan muatan lokal, diajarkan dari Kelas I-VI (Satu sampai dengan Enam). Kebijakan ini mendapat dukungan dari Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, guru dan warga sekolah.

Pembelajaran Bahasa Inggris di SD Sabilina dari tahun ke tahun memang belum memiliki perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata Bahasa Inggris kelas V (lima) yang masih rendah. Dalam 3 tahun terakhir, tidak ada yang mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh sekolah. Seperti tampak pada Tabel berikut:

Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Tenses Bahasa Inggris Kelas V SD Sabilina

Tahun Ajaran Nilai Rata-rata KKM Sem I Sem II Sem I Sem II 2009/2010 5,0 5,5 6,0 6,5 2010/2011 5,0 6,0 65 6,5 2011/2012 5,5 6,5 60 6,5


(24)

7

Dari data yang didapat peneliti dari observasi sebelumnya, diketahui dari 50 siswa kelas V SD ternyata 33,33% siswa mengalami kesulitan untuk menggunakan tenses. Siswa menyatakan sulit untuk menggunakan tenses Bahasa Inggris karena terlalu banyaknya rumus dan juga pengucapannya yang berbeda dengan tulisannya (Sumber Guru SD Swasta Sabilina).

Pada kurikulum tahun 2006 sampai saat ini, pembelajaran Bahasa Inggris diajarkan dengan bidang studi, yang tidak terpadu dengan mata pelajaran lainnya. Nilai Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris Kelas V pada Tabel 1 .1. tidak terlepas dari hasil penguasaan Bahasa Inggris yang dikuasai anak mulai dari Kelas 1 SD.

Lebih kurang 4 tahun siswa sudah belajar Bahasa Inggris tetapi mereka masih belum fasih dalam berbahasa Inggris, Nilai rata-rata Bahasa Inggris siswa juga masih rendah. Faktor rendahnya pencapaian hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V disebabkan karena beberapa siswa merasa Bahasa Inggris cukup sulit dan terasa asing sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Dan ternyata sumber belajar yang dipakai hanya buku teks dan LKS.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah diuraikan diatas, tidak bisa terlepas dari media pembelajaran yang merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Arsyad, (2011:15) mengungkapkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.


(25)

8

Maka untuk mencapai keberhasilan tersebut, guru sebaiknya tidak melupakan siswa untuk memanfaatkan semua alat indra yang dimilikinya. Artinya, dapat dilakukan dengan menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima dan mengelola pesan maka semakin besar kemungkinan pesan tersebut dimengerti dan diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan mudah. Baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan dalam sebuah media belajar (Arsyad, 2011:9).

Belajar dengan menggunakan indera ganda pandangan dan pendengaran berdasarkan konsep di atas akan memberikan keuntungan bagi siswa dikarenakan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar, dibandingkan materi pelajaran yang hanya disampaikan dengan satu stimulus pandang atau dengar (Arsyad, 11:9).

Tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pembelajaran sangat berperan besar dalam proses pembelajaran. Dikarenakan oleh pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengelaman itu, hal ini terjadi karena melibatkan indera penglihatan, pendengaran,penciuman dan perabaan. Ini dikenal dengan learning by doing (Arsyad, 2011:11).

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti (Nana, 2013) melalui tes angket terhadap 50 orang siswa kelas V sebagai sampel dan 15 orang guru di SD Swasta Sabilina Tembung menyatakan membutuhkan media pembelajaran dengan


(26)

9

multimedia interaktif yang merupakan sumber belajar alternatif sebagai upaya dalam membantu proses pembelajaran yang lebih menarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Media pembelajaran tersebut akan dikembangkan dalam bentuk CD (Compact Disk).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian ini:

1. Banyaknya siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris khususnya dalam pelajaran tenses Bahasa Inggris.

2. Pelajaran Bahasa Inggris masih banyak disajikan dalam bentuk media cetak berupa buku sehingga siswa merasa bosan dalam belajar.

3. Masih kurangnya minat siswa dalam belajar Bahasa Inggris sehingga mempengaruhi hasil belajarnya.

4. Masih sedikitnya media interaktif yang digunakan untuk menumbuhkan kreatifitas dan kemandirian siswa.

5. Guru masih mengajar menggunakan metode klasikal sehingga pembelajaran belum efektif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, timbullah pertanyaan-pertanyaan permasalahan yang memerlukan jawaban yang menunjukkan perlunya pengembangan multimedia interaktif untuk mengatasi masalah-masalah yang telah teridentifikasi. Namun, mengingat keterbatasan yang


(27)

10

ada pada peneliti, baik dari segi kemampuan, tenaga, waktu dan biaya maka pengembangan media interaktif ini dibatasi pada beberapa variabel, yaitu:

1. Media pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan media pembelajaran tenses Bahasa Inggris (Simple Present dan Simple Past) yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari berbasis multimedia interaktif untuk siswa kelas V SD Sabilina?

2. Media pembelajaran yang akan dikembangkan berupa produk multimedia interaktif tenses dalam Bahasa Inggris (Simple Present dan Simple Past) untuk siswa kelas V SD Sabilina.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia interaktif yang dikembangkan layak digunakan untuk siswa kelas V SD Sabilina?

2. Apakah media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia interaktif efektif pada pembelajaran siswa kelas V SD Sabilina?


(28)

11

E. Tujuan Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menjawab masalah-masalah dalam perumusan masalah di atas:

1. Untuk menghasilkan media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia interaktif yang dikembangkan layak digunakan untuk siswa kelas V SD Sabilina

2. Untuk mengetahui apakah media pembelajaran tenses dasar Bahasa Inggris berbasis multimedia interaktif yang dihasilkan efektif pada pembelajaran siswa kelas V SD Sabilina.

F. Manfaat pengembangan

Hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat. Secara teoretis manfaat penelitian pengembangan ini adalah:

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa multimedia interaktif.

2. Untuk dijadikan bahan masukkan bagi para guru dalam melakukan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien guna meningkatkan kualitas belajar siswa.

3. Untuk menstimulasi buah fikiran yang berguna sebagai rujukan maupun bandingan bagi peneliti lanjutan yang mengkaji pengembangan media pembelajaran tenses Bahasa Inggris.


(29)

12

Sedangkan manfaat penelitian secara praktis adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman berharga dan menambah wawasan peneliti sebagai pendidik khususnya pada materi tenses Bahasa Inggris sehingga kedepannya dapat meningkatkan pendidikan yang lebih baik kepada para peserta didik.

2. Bagi peserta didik, meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.

3. Bagi dunia pendidikan, sebagai inovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang akan datang sehingga pada akhirnya pembelajaran akan menjadi menarik dan bermanfaat.


(30)

120

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan media pembelajaran tenses Bahasa Inggris berbasis multimedia interaktif yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan media pembelajaran interaktif pada tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif (kelas eksperimen) lebih tinggi = 69-76 dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif (kelas kontrol) = 60-69. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif, dimana diperoleh thitung sebesar thitung

sebesar 9,0229, sedangkan ttabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan 94 adalah:

1,98. Hal ini menunjukan bahwa media pembelajaran interaktif memiliki kelayakan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tenses Bahasa Inggris.

2. Berdasarkan pengggunaan media pembelajaran interaktif pada hasil tes belajar siswa yang diperlihatkan pada point diatas, ditemukan bahwa media pembelajaran interaktif memiliki keefektifan sebesar 95,63% lebih tinggi dari keefektifan tanpa media pembelajaran interaktif 90%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa media


(31)

121

pembelajaran interaktif lebih efektif dibandingkan pembelajaran tanpa media pembelajaran interaktif tenses Bahasa Inggris

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif dan uji coba yang dilakukan, dimana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran, maka dapatlah dikatakan bahwasanya media pembelajaran interaktif akan memberi sumbangan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru dimana media pembelajaran interaktif ini memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil uji coba juga menunjukan bahwa media pembelajaran interaktif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Inggris dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan dimana siswa memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula. Selain itu Penggunaan media pembelajaran interaktif memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri sehingga siswa akan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, bila menerapkan media pembelajaran interaktif secara maksimal pula. Media pembelajaran interaktif memberikan kepada siswa kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha mendalami materi pelajaran Bahasa Inggris yang diberikan. Pada saat


(32)

122

siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat menggali informasi dari materi yang disediakan dan jika menemukan masalah dalam pengerjaan soal-soal latihan siswa dapat melihat pembahasan yang disediakan dalam media pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:

1. Mengingat selama ini proses pembelajaran masih menggunakan media pembelajaran buku teks, maka disarankan agar media pembelajaran interaktif digunakan karena media pembelajaran interaktif mampu memberi umpan balik yang lebih baik bagi siswa.

2. Disarankan kepada guru agar memberi motivasi kepada siswa untuk belajar mandiri dengan menggunakan media pembelajaran interaktif, karena siswa akan mendapatkan informasi yang mereka inginkan melalui media pembelajaran interaktif ini dan mereka juga tidak perlu tergantung pada kehadiran guru dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya.

3. Mengingat hasil kesimpulan dalam penelitian ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkontrol, maka masih perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.


(33)

129

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian. Jakarta: PT.RinekaCipta.

Arsyad, Azhar.2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Ardita,febriani. 2013. Belajar 16 Tenses. Jakarta: PT. SukaBuku.

Borg, W R & Gall, M D. 2003. Educational Research: an Introduction (7.ed). New York: Logman Inc.

Budiningsih, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Cameron. 2005. Teaching Languages to Young Learners. UK. Cambridge University Press. Cornely,Veppy.2010. The Influence Of Using Crossword Puzzle On The Students

Writing. Tesis.

Cunningham, Billie M. 2008. Using Action Research to Improve Learning and the Classroom Learning Environment. Journal Issues in Accounting Education.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdiknas. Depertemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), No. 0487/4/1992, Bab VIII, Jakarta:

Depdiknas.

Dick, Walter. 2005. The Systematic Design of Instruction (6th Edition). Boston: Pearson.

Dimyati,Mudjiono, 2013.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dongsong, 2005. Interactive Multimedia Based E-Learning: A Study of Effectiveness.


(34)

130

Echols, John M dan Shadily, Hassan. 1996. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia.

Facru. 2007. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Media CD Interaktif di SDN 02 Selokaton KEC. Godang Rejo KAB. Karanganyar 2007.

Jurnal Teknologi Pendidikan.

Gagne, Robert M (Ed). 1987. Intructional Technology: Foundations. London: LEA Publishers.

Hadi Rizky.2010. Developing a Prototype of Animated Interactive CD to Teach Reading Comprehension for Seventh Graders. Journal Education.

Hamalik, O. 2006. Media Pendidikan, Certakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses BelajarMengajar. Jakarta: Penerbit PT. BumiAksara. Hamid, A. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan.

Handokomudo.2013. Pengembangan Media Pembelajaran Jaringan Komputer Berbasis

Macromedia Flash di SMA Negeri 1 Jetis Bantul.Tesis.

Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. New York: Longman.

Heinich, R &Heinich, R. 2011. Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffs. N. J: Merrill.

Jamil. Suprahatiningrum. 2013. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan

Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


(35)

131

Khoirun,Henny. 2011. Prototype Media Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Interaktif Materi Pecahan. Journal Education.

Kevin, Riley. 2006. Service, Learning Evaluation Projects A Step By Step Guide. Journal

of Physical Education.

Mahas, Jerry. 2014. Smart Grammar: caracepatmenguasai Grammar. Bandung: PT.Kawah Media.

Mayer, E Richard. 2009. MultiMedia Learning: Prinsip-prinsipdanAplikasi. Yogyakarta: Its Press.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:Prenada Media. Mubin,Nurul. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Multimedia

Interaktif. Jurnal Pendidikan.

Nyoman, I Mardika. 2011. Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris di SD.Tesis.

Reza, Syah. 2011. Pengembangkan Multimedia Interaktif Anak Autis Dengan Metode LOVAAS. Jurnal Teknologi Pendidikan.

Richey,Rita C (Ed). 2000. The Legacy of Robert M. Gagne. New York: ERIC. Rusman, 2005. Model-model Multimedia Interaktif Berbasis Komputer. Jakarta: UPI Sadiman, dkk. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada.

Sagala, Syaiful. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: IKAPI

Sarwiko, Dwi. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Macromedia Director MX. Jurnal Teknologi Pendidikan.


(36)

132

Seels, B.B and Richey, R.C.1994. Instructional Technology: the Definition and Domains of

the Field (Terjemahan Yusuf HadiMiarso, Dewi S Prawiradilagadan Raphael

Rahardjo. IPTPI, Unit Percetakan UNJ)

Smaldino. 2011. Instructional Technology and Media For Learning. Jakarta: Kencana Media Group.

Sofiani, Resita. 2006. Developing a Prototype of E-VOILA: Electronic Vocabulary

Application’ for Vocabulary Learning of the Fifth Graders. Journal of Distance Education

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2002. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung Suprihatiningrum, Jamil.2013. Guru Profesional: PedomanKinerja, Kualifikasi,

&Kompetensi Guru.Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.

Suryabrata, Sumadi. (1984). Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Young E, Zhao Y. 2007. Report From The 2007 PDK Summit. Bloomington. Journal


(1)

pembelajaran interaktif lebih efektif dibandingkan pembelajaran tanpa media pembelajaran interaktif tenses Bahasa Inggris

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif dan uji coba yang dilakukan, dimana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif yang selama ini digunakan guru dalam proses pembelajaran, maka dapatlah dikatakan bahwasanya media pembelajaran interaktif akan memberi sumbangan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru dimana media pembelajaran interaktif ini memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil uji coba juga menunjukan bahwa media pembelajaran interaktif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Inggris dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan dimana siswa memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula. Selain itu Penggunaan media pembelajaran interaktif memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri sehingga siswa akan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, bila menerapkan media pembelajaran interaktif secara maksimal pula. Media pembelajaran interaktif memberikan kepada siswa kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha mendalami materi pelajaran Bahasa Inggris yang diberikan. Pada saat


(2)

122

siswa mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat menggali informasi dari materi yang disediakan dan jika menemukan masalah dalam pengerjaan soal-soal latihan siswa dapat melihat pembahasan yang disediakan dalam media pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:

1. Mengingat selama ini proses pembelajaran masih menggunakan media pembelajaran buku teks, maka disarankan agar media pembelajaran interaktif digunakan karena media pembelajaran interaktif mampu memberi umpan balik yang lebih baik bagi siswa.

2. Disarankan kepada guru agar memberi motivasi kepada siswa untuk belajar mandiri dengan menggunakan media pembelajaran interaktif, karena siswa akan mendapatkan informasi yang mereka inginkan melalui media pembelajaran interaktif ini dan mereka juga tidak perlu tergantung pada kehadiran guru dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya.

3. Mengingat hasil kesimpulan dalam penelitian ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkontrol, maka masih perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.


(3)

Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian. Jakarta: PT.RinekaCipta.

Arsyad, Azhar.2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Ardita,febriani. 2013. Belajar 16 Tenses. Jakarta: PT. SukaBuku.

Borg, W R & Gall, M D. 2003. Educational Research: an Introduction (7.ed). New York: Logman Inc.

Budiningsih, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Cameron. 2005. Teaching Languages to Young Learners. UK. Cambridge University Press. Cornely,Veppy.2010. The Influence Of Using Crossword Puzzle On The Students

Writing. Tesis.

Cunningham, Billie M. 2008. Using Action Research to Improve Learning and the Classroom Learning Environment. Journal Issues in Accounting Education.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdiknas. Depertemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), No. 0487/4/1992, Bab VIII, Jakarta:

Depdiknas.

Dick, Walter. 2005. The Systematic Design of Instruction (6th Edition). Boston: Pearson. Dimyati,Mudjiono, 2013.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dongsong, 2005. Interactive Multimedia Based E-Learning: A Study of Effectiveness. Journal of Distance Education.


(4)

130

Echols, John M dan Shadily, Hassan. 1996. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia.

Facru. 2007. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Media CD Interaktif di SDN 02 Selokaton KEC. Godang Rejo KAB. Karanganyar 2007. Jurnal Teknologi Pendidikan.

Gagne, Robert M (Ed). 1987. Intructional Technology: Foundations. London: LEA Publishers.

Hadi Rizky.2010. Developing a Prototype of Animated Interactive CD to Teach Reading Comprehension for Seventh Graders. Journal Education.

Hamalik, O. 2006. Media Pendidikan, Certakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses BelajarMengajar. Jakarta: Penerbit PT. BumiAksara. Hamid, A. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan.

Handokomudo.2013. Pengembangan Media Pembelajaran Jaringan Komputer Berbasis Macromedia Flash di SMA Negeri 1 Jetis Bantul.Tesis.

Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. New York: Longman.

Heinich, R &Heinich, R. 2011. Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffs. N. J: Merrill.

Jamil. Suprahatiningrum. 2013. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


(5)

Khoirun,Henny. 2011. Prototype Media Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Interaktif Materi Pecahan. Journal Education.

Kevin, Riley. 2006. Service, Learning Evaluation Projects A Step By Step Guide. Journal of Physical Education.

Mahas, Jerry. 2014. Smart Grammar: caracepatmenguasai Grammar. Bandung: PT.Kawah Media.

Mayer, E Richard. 2009. MultiMedia Learning: Prinsip-prinsipdanAplikasi. Yogyakarta: Its Press.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:Prenada Media. Mubin,Nurul. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Multimedia

Interaktif. Jurnal Pendidikan.

Nyoman, I Mardika. 2011. Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris di SD.Tesis.

Reza, Syah. 2011. Pengembangkan Multimedia Interaktif Anak Autis Dengan Metode LOVAAS. Jurnal Teknologi Pendidikan.

Richey,Rita C (Ed). 2000. The Legacy of Robert M. Gagne. New York: ERIC. Rusman, 2005. Model-model Multimedia Interaktif Berbasis Komputer. Jakarta: UPI Sadiman, dkk. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada.

Sagala, Syaiful. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: IKAPI

Sarwiko, Dwi. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Macromedia Director MX. Jurnal Teknologi Pendidikan.


(6)

132

Seels, B.B and Richey, R.C.1994. Instructional Technology: the Definition and Domains of the Field (Terjemahan Yusuf HadiMiarso, Dewi S Prawiradilagadan Raphael Rahardjo. IPTPI, Unit Percetakan UNJ)

Smaldino. 2011. Instructional Technology and Media For Learning. Jakarta: Kencana Media Group.

Sofiani, Resita. 2006. Developing a Prototype of E-VOILA: Electronic Vocabulary

Application’ for Vocabulary Learning of the Fifth Graders. Journal of Distance

Education

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2002. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung Suprihatiningrum, Jamil.2013. Guru Profesional: PedomanKinerja, Kualifikasi,

&Kompetensi Guru.Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.

Suryabrata, Sumadi. (1984). Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Young E, Zhao Y. 2007. Report From The 2007 PDK Summit. Bloomington. Journal Focus on Glogal Education