PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE CERAMAH PADA MATA PELAJARAN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK NEGERI 5 PEKANBARU.
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE CERAMAH
PADA MATA PELAJARAN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
SMK NEGERI 5 PEKANBARU
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Liono
NIM. 509321028
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
i ABSTRAK
Liono. NIM. 509321028. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Metode Ceramah Pada Mata Pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 5 Pekanbaru. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa menggunakan metode Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan metode Ceramah pada mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang dilaksanakan di 2 kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas XI TSM1 dengan jumlah 31 siswa, kelas kontrol adalah kelas XI TSM2 dengan jumlah 28 siswa. Kedua kelas tersebut yang menjadi subjek dalam penelitian ini, sementara objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning dan metode Ceramah serta hasil belajar sistem bahan bakar bensin, pada kompetensi dasar mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan observasi berupa pemberian tes hasil belajar. Tes yang diberikan berbentuk pilihan berganda sebanyak 25 butir soal. Sebelum dilakukan tes di 2 kelas penelitian ini, terlebih dahulu diberikan perlakuan yang berbeda dimasing-masing kelas. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Problem Based Learning sebesar 19,67 dan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Ceramah sebesar 16,28. Dari daftar distribusi t dengan dk = 57 dan α = 0,05 didapat ttabel = 1,673. Sementara dari perhitungan dengan rumus uji t diperoleh thitung = 5,07. Maka, hipotesis Ha : µ1 > µ2 diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode Ceramah pada mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014.
Kata Kunci : Metode Problem Based Learning, Metode Ceramah, Hasil Belajar, Sistem Bahan Bakar Bensin
(3)
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ………...……. ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ………..….... vii
DAFTAR GAMBAR ………...….. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………... ix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ……….... 9
1. Pengertian Hasil Belajar ... 9
a. Belajar …... 9
b. Hasil Belajar ………..….….…...…… 10
2. Metode Pembelajaran …... 13
a. Metode Problem Based Learning ... 14
b. Metode Ceramah ... 21
3. Sistem Bahan Bakar Bensin ... 30
4. Penelitian Relevan ... 31
B. Kerangka Berpikir... 32
(4)
v BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
B. Subjek Penelitian ... 35
C. Variabel Penelitian …………... 36
D. Defenisi Oprasional ………...………... 36
E. Rancangan dan Prosedur Penelitian ……..……….. 37
1. Rancangan Penelitian ……….………..……. 37
2. Prosedur Penelitian .………..….... 40
F. Instrumen Penelitian ………..…….... 41
1. Pembuatan Instrumen ………...…..… 41
2. Uji Coba Instrumen ………...…..… 42
a. Uji Validitas …..….………...……. 43
b. Uji Reliabilitas ………..….... 44
c. Uji Tingkat Kesukaran ………..….…... 45
d. Uji Daya Beda ………..…… 45
G. Teknik Analisis Data ………...… 46
1. Uji Normalitas ………..…. 46
2. Uji Homogenitas ……….... 47
H. Uji Hipotesis ……….…..… 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Belajar Sistem Bahan Bakar Bensin ... 49
1. Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen ... 49
2. Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol ... 50
B. Uji Persyaratan Analisis ... 52
1. Uji Normalitas ... 52
2. Uji Homogenitas ... 53
C. Pengujian Hipotesis ... 53
D. Temuan Penelitian ... 54
(5)
vi BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ……….……... 60
(6)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Metode PBL dengan Metode Ceramah ……...… 28
Tabel 2. Perbandingan Langkah-langkah Metode PBL dengan Metode Ceramah ……..………... 29
Tabel 3. Rancangan Penelitian ……...………..…... 38
Tabel 4. Kisi – Kisi Soal ...………..….. 42
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Kelas Eksperimen …...….…………... 49
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Kelas Kontrol …...….………….... 51
Tabel 7. Uji Normalitas Hasil Penelitian ... 52
Tabel 8. Kelompok Atas Peserta Test ... 108
Tabel 9. Kelompok Bawah Peserta Test ... 109
Tabel 10. Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 111
Tabel 11. Data Instrumen Yang Valid ... 112
Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Coba Instrumen Yang Valid ... 113
Tabel 13. Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen ... 121
(7)
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rancangan Penelitian ………...………...… 39
Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 50
Gambar 3. Histogram Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 51
Gambar 4. Sistem Bahan Bakar Sepeda Motor ... 74
Gambar 5. Struktur Tangki Sepeda Motor ... 76
Gambar 6. Kran Bensin Tipe Standar ... 76
Gambar 7. Kran Bensin Tipe Vakum ... 77
Gambar 8. Cara Kerja Venturi ... 79
Gambar 9. Karburator Dengan Venturi Tetap ... 80
Gambar 10. Karburator Dengan Venturi Berubah-ubah ... 81
Gambar 11. Karburator Dengan Kecepatan Konstan ... 82
Gambar 12. Variabel Venturi dan Venturi Tetap ... 83
Gambar 13. Pilot Air Jet Pada Karburator Tipe Variabel Venturi ... 85
Gambar 14. Komponen-komponen Karburator Tipe CV ... 86
(8)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP 1 (Metode Problem Based Learning) ……….... 62
Lampiran 2 : RPP 2 ( Metode Ceramah) ...……….... 67
Lampiran 3 : Materi Pembelajaran ...……….... 71
Lampiran 4 : Media Pembelajaran ...……….... 88
Lampiran 5 : Instrumen Penelitian ... 95
Lampiran 6 : Perhitungan Validitas Tes …….……….……...…... 103
Lampiran 7 : Perhitungan Reliabilitas Tes …..………..…………... 105
Lampiran 8 : Perhitungan Tingkat Kesukaran …………...…….………... 107
Lampiran 9 : Perhitungan Daya Pembeda Soal ………...………..………... 108
Lampiran 10 : Hasil Uji Coba Instrumen ……….….…….... 111
Lampiran 11 : Hasil Uji Coba Instrumen ……….….…….... 112
Lampiran 12 : Ringkasan Hasil Uji Coba Instrumen …...….…... 113
Lampiran 13 : Instrumen Penelitian Yang Valid ……….…....….. 114
Lampiran 14 : Hasil Belajar Kedua Kelas Penelitian ………..…………... 121
Lampiran 15 : Perhitungan Hasil Belajar Kedua Kelas Penelitian ………... 123
Lampiran 16 : Uji Normalitas Hasil Belajar ……….…………... 126
Lampiran 17 : Perhitungan Uji Homogenitas ……….…..……... 129
Lampiran 18 : Perhitungan Uji Hipotesis ……….……..…... 131
(9)
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan kasih dan sayang serta rahmatNya kepada penulis yang berupa kesehatan, kesempatan dan ilmu pengetahuan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah : “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Metode Ceramah Pada Mata Pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor Di SMK Negeri 5 Pekanbaru”
Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak menemukan kendala karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh Penulis, namun berkat bantuan dan dukungan yang sangat berharga berupa pentunjuk, bimbingan, saran-saran dari berbagai pihak, semua dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, pada kesempatan ini Penulis sampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik beserta jajaranya.
3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin. 4. Bapak Drs. Pudin Saragih, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin. 5. Bapak Drs. Selamat Riadi, M.T, selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik
Mesin.
6. Bapak Drs. Husni Wardi Tanjung, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
7. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. selaku Dosen Penguji pada Ujian Meja Hijau.
(10)
iii
8. Bapak Ir. Batumahadi Siregar, M. T, selaku Dosen Penguji pada Ujian Meja Hijau.
9. Bapak Drs. Suherman, M.Pd, selaku Dosen Penguji pada Ujian Meja Hijau.
10.Bapak kepala sekolah, staf pegawai dan guru-guru pengajar SMK Negeri 5 Pekanbaru yang telah mengizinkan Penulis melakukan penelitian.
11.Teristimewa kepada keluargaku terutama kepada kedua Orang tuaku Sakuan, dan Suparni yang telah memberikan kasih sayangnya serta dukungan baik moril maupun materil selama perkuliahan hingga selesai, serta adikku Yatno, Nashiruddin Matumuna, Nul Ilmiana, Dio Kurniawan, Hayatul Husna yang telah memberikan dukungan dan semangat selama ini. 12.Teman – teman mahasiswa yang telah memberikan semangat dan dukungannya selama ini, terutama kepada rekan-rekan saya Aditya Rahman Sitorus, Chalid Musthafa H Harahap, Edi Purnawan, Fandi Rizky Utomo, & Mhd. Anditya yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, April 2014 Penulis,
L i o n o
(11)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar siswa yang rendah di sekolah tentu akan menjadi masalah yang perlu mendapat banyak perhatian dan pemecahan. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri) dan faktor eksternal (yang berasal dari luar diri siswa). Faktor internal mencakup minat, bakat dan intelegensi siswa, sedangkan faktor eksternal antara lain metode pembelajaran, fasilitas belajar, media belajar dan proses belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Proses belajar merupakan proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan pembelajaran yang direncanakan atau disajikan di sekolah, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas (Soedijarto, 1993: 94). Proses belajar yang berkualitas dan relevan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan perlu direncanakan. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, sehingga diperlukan dorongan kepada siswa dalam membangun gagasan (Depdiknas, 2002). Oleh karena itu diperlukan penciptaan lingkungan yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Pembelajaran yang melibatkan seluruh panca indera akan lebih bermakna dibandingkan dengan satu panca indera saja (Dryden, G. dan Jeannette V., 2002: 195). Hal ini akan memunculkan kreativitas untuk menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru dan tidak terpaku pada satu cara saja.
(12)
2
Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks, melibatkan setiap kata, pikiran, dan tindakan. Lozanov (1978) dalam DePorter, B (2002: 3), mengatakan bahwa sampai sejauh mana seorang guru mampu mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajarannya, maka sejauh itu pula proses belajar mengajar itu berlangsung. Ini berarti, dalam pembelajaran diharapkan dapat mengarahkan perhatian siswa ke dalam nuansa proses belajar seumur hidup dan tak terlupakan. Hal ini, sesuai dengan empat pilar pendidikan seumur hidup, seperti yang ditetapkan UNESCO (1996) dalam Sanjaya (2010:110), yaitu (1) to learn to know (belajar untuk berpengetahuan), (2) to learn to do (belajar untuk berbuat), (3) to learn to live together (belajar untuk dapat hidup bersama), dan (4) to learn to be (belajar untuk jati diri). Untuk itu diperlukan membangun ikatan emosianal dengan siswa, yaitu dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan ancaman. Hal ini merupakan faktor yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik. Studi-studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang, dan ramah. Dengan kondisi seperti itu, siswa lebih sering ikut serta dalam kegiatan sukarela yang berhubungan dengan bahan pelajaran (Walberg, 1997 dalam DePorter, B., 2002: 23). Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam terhadap fenomena belajar dan pembelajaran, sehingga dalam implementasinya dapat lebih efektif dan efesien.
Pembelajaran yang baik yaitu, pembelajaran yang didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada
(13)
3
aktivitas siswa. Semakin aktif siswa secara intelektual, maka semakin bertambah pula pengalaman belajar siswa, dan dengan melibatkan dirinya secara langsung, maka siswa akan lebih menghayati proses pembelajaran yang dilakukan. Pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara umum tergantung pada kualitas keterampilan yang dimilikinya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah saat ini agar lulusan lembaga pendidikan di Indonesia dapat memenuhi tuntutan dunia kerja yaitu melalui penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini mengupayakan setiap lulusan memiliki kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Termasuk bagi siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM), semua mata pelajaran yang diikuti tentulah harus memiliki kompetensi tersebut. Kompetensi yang menjadi dasar untuk memasuki dunia kerja.
Salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM) yang mendukung siswa untuk mencapai standar kompetensi dan bekerja di dunia industri atau dunia usaha adalah sistem bahan bakar bensin. Melalui penguasaan mata pelajaran ini, siswa kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor akan mencapai standar kompetensi yaitu memperbaiki sistem bahan bakar bensin dan diharapkan mampu menerapkannya di dunia industri atau dunia usaha. Sistem bahan bakar bensin adalah salah satu sistem yang penting pada kendaraan sepeda motor, karena merupakan salah satu faktor yang menentukan suatu motor/enjin kendaraan dapat bekerja/digunakan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin SMK Negeri 5 Pakanbaru Tahun Ajaran 2012/2013,
(14)
4
diperoleh data bahwa pembelajaran sistem bahan bakar bensin di kelas XI TSM tidak tuntas. Nilai rata-rata ujian siswa sebelum dilakukan perbaikan (remedial) pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin dari 28 siswa hanya 17 siswa atau 61 % yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimum 7,5. Sebanyak 11 siswa lainnya atau 39 % hasil belajarnya dikatagorikan tidak tuntas.
Menurut Syah (2007 : 144) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga bagian : (1) Faktor internal (dari dalam diri siswa), yakni kondisi (keadaan) jasmani dan rohani siswa. (2) Faktor eksternal (dari luar diri siswa), yakni keadaan lingkungan di sekitar siswa. (3) Faktor pendekatan belajar, yakni sudut pandang siswa terhadap pembelajaran yang meliputi metode dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tentang teori sistem bahan bakar bensin. Jika siswa melakukan pendekatan belajar dengan baik, maka siswa akan lebih mudah untuk menguasai pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Metode pemebelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan pembelajaran yang telah disusun tersebut tercapai secara optimal (Sanjaya 2010 : 147).
Seorang guru dapat memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi siswa, tujuan, sarana dan situasi belajar. Cara yang digunakan guru dalam berinteraksi dengan siswa pada proses pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan pembelajaran disebut metode pembelajaran. Guru dapat merancang, menyusun dan menggunakan metode yang tepat untuk setiap materi
(15)
5
pelajaran yang akan disampaikan. Guru yang melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien akan dapat meningkatkan hasil belajar siswanya.
Metode pembelajaran banyak macam dan jenisnya. Setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Menurut Sudjana (1989 : 78–86), terdapat bermacam-macam metode dalam mengajar, yaitu metode Ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode resitasi (hafalan), metode kerja kelompok, metode demonstrasi dan eksperimen. Selanjutnya, metode sosiodrama (role-playing), metode berdasarkan masalah (Problem Based Learning), metode sistem regu (team teaching), metode latihan (drill), metode karyawisata (field-trip), metode survai masyarakat, dan metode simulasi. Di antara metode-metode tersebut, peneliti tertarik pada metode Problem Based Learning (PBL) dengan tujuan untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dengan mengajak siswa mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam pembelajaran sistem bahan bakar bensin yang didasari oleh masalah-masalah yang pernah dialami oleh siswa yang berhubungan dengan sistem bahan bakar bensin tersebut, agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Di sisi lain peneliti mengetahui informasi bahwa fakta di lapangan guru-guru cenderung menggunakan metode Ceramah dalam proses pembelajarannya. Guru cenderung menggunakan metode Ceramah disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Keadaan ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui metode manakah yang terbaik antara metode Problem Based Learning (PBL) dengan metode Ceramah pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin.
(16)
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin kelas XI TSM masih rendah.
2. Guru cenderung menggunakan metode Ceramah dalam pembelajaran sistem bahan bakar bensin.
3. Metode Problem Based Learning (PBL) belum pernah diterapkan pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin di SMK Negeri 5 Pekanbaru.
C. Batasan Masalah
Permasalahan yang terlalu luas harus dibatasi dengan menuliskan batasan-batasan yang jelas. Pada penelitian ini, masalah yang diteliti dibatasi pada :
1. Penggunaan metode pembelajaran dan hasil belajar.
2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan metode Ceramah.
3. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin dengan kompetensi dasar mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar bensin.
4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI TSM di SMK Negeri 5 Pekanbaru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar
(17)
7
siswa menggunakan metode Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan metode Ceramah pada mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 5 Pekanbaru ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 5 Pekanbaru.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan metode Ceramah pada mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 5 Pekanbaru.
3. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dengan metode Ceramah pada mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 5 Pekanbaru.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini, adalah : 1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat menambah penguasaan materi tentang sistem bahan bakar bensin dan pengalaman tentang peranan metode Problem Based Learning (PBL) dan metode Ceramah dalam pembelajaran.
(18)
8
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan masukan agar guru memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
3. Bagi Siswa
Sebagai bahan masukan untuk lebih dapat memahami pelajaran sistem bahan bakar bensin pada standar kompetensi memperbaiki sistem bahan bakar bensin sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin.
4. Bagi Lembaga Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan penggunaan informasi atau menentukan langkah-langkah penggunaan metode pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin dan mata pelajaran lain pada umumnya. 5. Bagi UNIMED
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan sebagai literatur bagi mahasiswa di Universitas Negeri Medan, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik di Universitas Negeri Medan (UNIMED).
(19)
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Ceramah pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin dengan kompetensi dasar mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar bensin pada kelas XI Kompetensi Keahlian Taknik Sepeda Motor SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Dari rata-rata hasil belajar, siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Ceramah. Untuk kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode Problem Based Learning diperoleh rata-rata hasil belajarnya sebesar 19,67. Sedangkan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode Ceramah diperoleh rata-rata hasil belajarnya 16,28.
(20)
59
B. Saran
1. Dari hasil penelitian ini, maka disarankan kepada guru mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin untuk memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
2. Untuk kompetensi dasar mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar bensin pada mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin disarankan untuk menggunakan metode Problem Based Learning sebagai metode pembelajarannya.
3. Penelitian ini hanya sebatas membandingkan hasil belajar siswa menggunakan metode Problem Based Learning dengan metode Ceramah pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin, maka disarankan untuk peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang sama dengan metode yang digunakan pada penelitian ini pada mata pelajaran yang lain.
(21)
(22)
(23)
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara
______. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
DePorter, B. (2002). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Ruang Kelas. Penerjemah, Ary Nilandari. Edisi 1. Cetakan ke-10. Bandung: Kaifa
Depag RI. (2001). Metodologi Pendidikan Agama Islam. (dalam http://ainamulyana.blogspot.com). (diakses 19 Juni 2013)
Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas
Dimyati, dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djamaluddin dan Ali, Abdullah. (1999). Kapita Selekta Pendidikan Islam. (dalam http://ainamulyana.blogspot.com). (diakses 19 Juni 2013)
Donni. (2011). Pengaruh Metode Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Pengukuran Komponen Elektronika SMK Negeri 1 Berastagi. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Dryden, G. dan Jeannette V. (2002). Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution): Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan “Fun” Bagian I: Keajaiban Pikiran. Penerjemah: Ahmad Baiquni. Bandung: Kaifa.
Erwin. (2013). Penerapan Metode Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Dasar-dasar Gambar Teknik Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Lubukpakam Program Keahlian Gambar Bangunan. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Gagne dan Briggs, L. J. (1979). Principles of Instructional Design (2ndEd). New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gilstrap dan Martin. (1975). (dalam http://zonainfosemua.blogspot.com). (diakses 13 Juni 2013).
(24)
61
Jhonson. (2005). Problem Based learning. Bandung: Sinar Baru.
Lamhot. (2012). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Metode Problem Based Learning Dengan Pendekatan Konvensional Pada Standar Kompetensi Menggunakan Alat Ukur Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK N 1 Pollung. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Mulyasa. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sabri. (2010). Metode Belajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching. Jakarta: PT. Ciputat Press.
Sanjaya. (2010). Metode Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Cetakan ke-7. Jakarta: Kencana.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Yudhistira.
Soedijarto. (1993). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Cetakan ke-4. Jakarta: Balai Pustaka
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
_______. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
_______. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. (dalam http://ainamulyana.blogspot.com). (diakses 19 Juni 2013)
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(1)
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Ceramah pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin dengan kompetensi dasar mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar bensin pada kelas XI Kompetensi Keahlian Taknik Sepeda Motor SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Dari rata-rata hasil belajar, siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Ceramah. Untuk kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode Problem Based Learning diperoleh rata-rata hasil belajarnya sebesar 19,67. Sedangkan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode Ceramah diperoleh rata-rata hasil belajarnya 16,28.
(2)
B. Saran
1. Dari hasil penelitian ini, maka disarankan kepada guru mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin untuk memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
2. Untuk kompetensi dasar mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar bensin pada mata pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin disarankan untuk menggunakan metode Problem Based Learning sebagai metode pembelajarannya.
3. Penelitian ini hanya sebatas membandingkan hasil belajar siswa menggunakan metode Problem Based Learning dengan metode Ceramah pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin, maka disarankan untuk peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang sama dengan metode yang digunakan pada penelitian ini pada mata pelajaran yang lain.
(3)
(4)
(5)
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara
______. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
DePorter, B. (2002). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Ruang Kelas. Penerjemah, Ary Nilandari. Edisi 1. Cetakan ke-10. Bandung: Kaifa
Depag RI. (2001). Metodologi Pendidikan Agama Islam. (dalam http://ainamulyana.blogspot.com). (diakses 19 Juni 2013)
Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas
Dimyati, dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djamaluddin dan Ali, Abdullah. (1999). Kapita Selekta Pendidikan Islam. (dalam http://ainamulyana.blogspot.com). (diakses 19 Juni 2013)
Donni. (2011). Pengaruh Metode Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Pengukuran Komponen Elektronika SMK Negeri 1 Berastagi. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Dryden, G. dan Jeannette V. (2002). Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution): Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan “Fun” Bagian I: Keajaiban Pikiran. Penerjemah: Ahmad Baiquni. Bandung: Kaifa.
Erwin. (2013). Penerapan Metode Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Dasar-dasar Gambar Teknik Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Lubukpakam Program Keahlian Gambar Bangunan. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Gagne dan Briggs, L. J. (1979). Principles of Instructional Design (2ndEd). New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gilstrap dan Martin. (1975). (dalam http://zonainfosemua.blogspot.com). (diakses 13 Juni 2013).
(6)
Jhonson. (2005). Problem Based learning. Bandung: Sinar Baru.
Lamhot. (2012). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Metode Problem Based Learning Dengan Pendekatan Konvensional Pada Standar Kompetensi Menggunakan Alat Ukur Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK N 1 Pollung. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Mulyasa. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sabri. (2010). Metode Belajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching. Jakarta: PT. Ciputat Press.
Sanjaya. (2010). Metode Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Cetakan ke-7. Jakarta: Kencana.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Yudhistira.
Soedijarto. (1993). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Cetakan ke-4. Jakarta: Balai Pustaka
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
_______. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
_______. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. (dalam http://ainamulyana.blogspot.com). (diakses 19 Juni 2013)
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.