PENGARUH LATIHAN FOAM ROLLER TERHADAP PENURUNAN EFEK DELAYED ONSET MUSCLE Pengaruh Latihan Foam Roller Terhadap Penurunan Efek Delayed Onset Muscle Soreness(DOMS) Otot Quadriceps Pada Pelari Marathon Di Persatuan Indorunner Surabaya.

(1)

SORENESS(DOMS) OTOT QUADRICEPS PADA PELARI MARATHON DI PERSATUAN INDORUNNER SURABAYA

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Fisioterapi

Oleh :

BENIDEKTUS ADI PRIANTO J 120 151 099

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

i

PENGARUH LATIHAN F OAM ROLLER TERHADAP PENURUNAN EF EK DELAYED ONSET MUSCLE SORENESS(DOMS) OTOT QUADRICEPS PADA

PELARI MARATHON DI PERSATUAN INDORUNNER SURABAYA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

BENIDEKTUS ADI PRIANTO J 120 151 099

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Dwi Rosella Komala Sari, S.Fis, M.Fis


(3)

ii

PENGARUH LATIHAN F OAM ROLLER TERHADAP PENURUNAN EF EK DELAYED ONSET MUSCLE SORENESS(DOMS) OTOT QUADRICEPS PADA

PELARI MARATHON DI PERSATUAN INDORUNNER SURABAYA

OLEH

BENIDEKTUS ADI PRIANTO J 120 151 099

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Kamis, 29 September 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Dwi Rosella komalasari, S.Fis. M.Fis ( ) (Ketua Dewan Penguji)

2. Isnaini Herawati, S.Fis, M.Sc ( ) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Agus Widodo, S. Fis, M. Fis ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Dr. Suwaji, M.Kes NIK 195311231983031002


(4)

iii

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Strata I di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi yang diberikan.

Surakarta, 29 September 2016 Yang menyatakan,

BENIDEKTUS ADI PRIANTO J 120 151 099


(5)

1

PENGARUH LATIHAN F OAM ROLLER TERHADAP PENURUNAN EF EK DELAYED ONSET MUSCLE SORENESS(DOMS) OTOT QUADRICEPS PADA

PELARI MARATHON DI PERSATUAN INDORUNNER SURABAYA Abstrak

Latar Belakang: Lari marathon dalam atletik merupakan nomor yang sangat populer. Tidak seperti nomor atletik yang lain, karena nomor yang satu ini dapat dilombakan dengan jumlah peserta banyak, bahkan bisa dalam hitungan ribuan peserta. Jarak baku dari nomor lari marathon adalah jarak pendek 10 km, jarak menengah 21 km, dan jarak penuh 42 km. Permasalahan yang muncul akibat kelelahan adalah delayed onset muscle soreness(DOMS) dengan sensasi rasa pegal-pegal dan nyeri pada bagian otot tertentu.

Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh dari latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS otot quadriceps pada pelari marathon di persatuan indorunner surabaya

Manfaat Penelitian: Memberikan informasi ilmiah mengenai ada atau tidaknya pengaruh dari latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS otot quadriceps pada pelari marathon di persatuan indorunner surabaya.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah pre eksperimentals. Penelitian ini menggunakan pre andpost test with control group design.

Hasil Penelitian:Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil r hitung 0.500, dengan nilai p-value 0.000 < 0.05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulan:Terdapat pengaruh dari latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS otot quadriceps pada pelari marathon di persatuan indorunner surabaya Kata Kunci: delayed onset muscle soreness(DOMS), quadriceps, Foam Roller, Lari marathon

Abstract

Background: Marathon in athletics is a number that is very popular. Not same like other athletic numbers, because the numbers on this one can be contested by the number of participants a lot, even in a matter of thousands of participants. Distance raw numbers marathon is a short distance of 10 km, 21 km medium range, and the full distance 42 km. The problems that arise due to fatigue is delayed onset muscle soreness (Doms) with a sensation of stiffness and pain in certain muscles.

The Objective of Research: to determine the effect of foam roller exercise to decrease delayed onset muscle soreness(DOMS) effect for quadriceps muscle for marathom runners in indorunners unity in surabaya

The Benefit of Research: Provide scientific information regarding the presence or absence of the effect of foam roller exercise to decrease delayed onset muscle soreness(DOMS) effect for quadriceps muscle for marathom runners in indorunners unity in surabaya

The Method of Research: The research is pre eksperimental. This research using pre and post test with control group design.

Result of the Research:Based on the statistical test result count r 0.500, with 0.000 p-value of <0.05 so that Ho refused and Ha accepted.

Conclusion: There effect of foam roller exercise to decrease delayed onset muscle soreness(DOMS) effect for quadriceps muscle for marathom runners in indorunners unity in surabaya

Keywords: delayed onset muscle soreness(DOMS), quadriceps, Foam Roller,Marathon Runners


(6)

2

nomor atletik yang lain, karena nomor yang satu ini dapat dilombakan dengan jumlah peserta banyak, bahkan bisa dalam hitungan ribuan peserta. Jarak baku dari nomor lari marathon adalah jarak pendek 10 km, jarak menengah 21 km, dan jarak penuh 42 km (Margono, 2006).

DOMS sendiri merupakan suatu keadaan dimana adanya rasa nyeri juga ketidaknyamanan yang timbul pada otot, persarafan, dan sistem metabolisme sekitar 24 jam setelah latihan, mencapai puncaknya setelah 24 sampai 72 jam, dan efeknya akan berangsur menghilang setelah 5 sampai 7 hari(Pearcey et all, 2015). Kondisi DOMS dapat dikurangi efeknya dengan cara memberikan massage pada bagian otot yang rusak agar memicu regenerasi dan melancarkan pembuluh darah secara lokal sehingga nyeri pada otot dapat menurun(Mechenbier, 2015). Salah satu teknik pijatan yang belum banyak dikenal di Indonesia adalah teknik pijatan menggunakan foam roller.

Foam roller merupakan suatu alat yang digunakan untuk memijat otot secara aktif oleh orang itu sendiri, dengan cara menggerakkan foam roller pada saat itu juga pasien akan mendapatkan tekanan pada jaringan lunak seperti otot dari berat tubuhnya sendiri. Kelebihan lain dari foam roller adalah dapat meningkatkan fleksibilitas dan juga lingkup gerak sendi secara bersamaan(Pearcey et all, 2015).

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nyeri pada DOMS adalah Visual

Analogue Scale(VAS) dengan provokasi nyeri tekan(Pearcey et all, 2015). Tata cara yang dilakukan dalam melakukan tes adalah sebagai berikut, pasien duduk dengan nyaman di kursi kemudian fisioterapis memberikan penekanan dengan jari pada otot yang akan dihitung. Kemudian fisioterapis menanyakan derajat nyeri kepada pasien tersebut untuk dicatat menggunakan skala nyeri 1 sampai dengan 10. Yang dilakukan sebelum dan setelah lari, juga sebelum dan sesudah melakukan foam roller exercise di 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul akibat adanya perlakuan tertentu dan semua variable tidak dapat dikontrol oleh penelitian. Dengan menggunakan pre test and post test one group design yaitu untuk mengetahui manfaat latihan foam roller selama


(7)

3

tiga kali latihan terhadap penurunan efek DOMS pada 8 orang di persatuan indorunners surabaya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1HASIL

a. Uji pengaruh dengan menggunakan uji wilcoxon pre-test dan post-test setelah perlakuan foam roller 24jam, 48jam, dan 72 jam

Tabel 4.7 Uji pengaruh dengan menggunakan uji wilcoxon pre-test dan post-test setelah perlakuan foam roller 24jam, 48jam, dan 72 jam

Uji Wilcoxon Z p-value Kesimpulan

Pre & post test 24 jam -2,646 ,008 Ha diterima Pre & post test 48 jam -2,887 ,004 Ha diterima Pre & post test 72 jam -2,887 ,004 Ha diterima

Sumber: Hasil Olah Data, 2016

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa Uji pengaruh dengan menggunakan uji wilcoxon pre-test dan post-test setelah perlakuan foam roller 24jam, 48jam, dan 72 jam seusai lari marathon 42 KM pada pelari di persatuan indorunner surabaya diperoleh p-value setelah 24 jam 0,008 kemudian p-value setelah 48 jam 0,004 dan p-value setelah 72 jam 0,004 dimana p < 0,05 maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS otot quadriceps pada pelari marathon di persatuan indorunner surabaya.

3.2PEMBAHASAN

Ada dua efek pijatan dari foam roller yang berguna untuk menurunkan efek DOMS yaitu efek fisiologis dan neurologis. Efek fisiologis dari foam roller adalah saat melakukan latihan pada otot yang dituju, otot tersebut mendapatkan tekanan ritmis dan dinamis. Sehingga suhu lokal pada otot menjadi lebih tinggi dengan rata-rata peningkatan suhu selama 10 menit. kemudian pembuluh darah vena pun menjadi vasodilatasi. Saat terjadi vasodilatasi aliran darah meningkat sehingga oksigen terkonsentrasi pada jaringan lokal yang cedera untuk mempercepat proses penyembuhan(hume et all, 2005).


(8)

4

berusaha masuk kejaringan lunak sebagai suatu respon pertahanan tubuh terhadap cedera. Kemudian neutrofil akan menjadi makrofag yang merupakan sel inflamasi aktif untuk menghasilkan beberapa sitokin pro-inflamasi seperti interleuki-1(IL-1) dan Tumor Necrosis Factor-Alpha(TNF-Alpha) yang menyebabkan nyeri. Dengan adanya aliran darah lokal dapat menghambat neutrofil masuk ke jaringan cedera karena neutrofil terkonsentrasi pada aliran darah serta terbawa oleh aliran darah tersebut dan membuat nyeri pada jaringan menurun(Hume et all, 2005).

Efek neurologis terjadi karena adanya tekanan ritmis yang terjadi pada otot membuat ambang rangsang pada jaringan meningkat dan tekanan itupun dapat merangsang serabut saraf sensorik dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Serabut A-delta dan C melepaskan substansi C kemudian melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui posterior horn cell untuk diteruskan keotak. Namun dengan adanya peningkatan ambang rangsang membuat rasa nyaman yang dapat merangsang pelepasan endorfin yang kemudian zat endorfin itu menghambat pelepasan substansi P sehingga proses impuls ke otak melalui saraf pusat dapat ditutup dan nyeripun menurun(Hume et all, 2005)

4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis dan perhitungan uji statistik disimpulkan bahwa ada pengaruh dari latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS pada otot quadriceps terhadap pelari marathon dengan p-value p < 0,05.

4.2Saran

Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Foam Roller exercise dapat digunakan sebagai salah satu latihan yang digunakan untuk menurunkan efek DOMS pada otot quadriceps terhadap pelari marathon.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai latihan yang dapat menurunkan efek DOMS dan diharapkan penelitian selanjutnya


(9)

5

dapat melakukan penelitian lain dengan latihan yang lebih bervariasi dengan jumlah responden yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Margono. 2016. Lari Marathon: Mengapa Jarak Tempuhnya Berubah-Ubah. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Patria A Hume,. P Weerapong,. & Gregory S Kolt. 2005. The mechanism of massage and effect on performance, recovery, and injury prevention. Journal Sport medicine. March 2005, volume 35, Issue 3, pp235-236.

Pearcey GEP., Bradbury-Squires D., Kawamoto JE., Eric J., Behm D., Duane C., Button. 2015. Foam Rolling for Delayed-Onset Muscle Soreness and Recovery of Dynamic Performance Measures. Journal of Athletic Training 2015;50(1):5–13


(1)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Strata I di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi yang diberikan.

Surakarta, 29 September 2016 Yang menyatakan,

BENIDEKTUS ADI PRIANTO J 120 151 099


(2)

PENGARUH LATIHAN F OAM ROLLER TERHADAP PENURUNAN EF EK DELAYED ONSET MUSCLE SORENESS(DOMS) OTOT QUADRICEPS PADA

PELARI MARATHON DI PERSATUAN INDORUNNER SURABAYA Abstrak

Latar Belakang: Lari marathon dalam atletik merupakan nomor yang sangat populer. Tidak seperti nomor atletik yang lain, karena nomor yang satu ini dapat dilombakan dengan jumlah peserta banyak, bahkan bisa dalam hitungan ribuan peserta. Jarak baku dari nomor lari marathon adalah jarak pendek 10 km, jarak menengah 21 km, dan jarak penuh 42 km. Permasalahan yang muncul akibat kelelahan adalah delayed onset muscle soreness(DOMS) dengan sensasi rasa pegal-pegal dan nyeri pada bagian otot tertentu.

Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh dari latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS otot quadriceps pada pelari marathon di persatuan indorunner surabaya

Manfaat Penelitian: Memberikan informasi ilmiah mengenai ada atau tidaknya pengaruh dari latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS otot quadriceps pada pelari marathon di persatuan indorunner surabaya.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah pre eksperimentals. Penelitian ini menggunakan pre andpost test with control group design.

Hasil Penelitian:Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil r hitung 0.500, dengan nilai p-value 0.000 < 0.05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulan:Terdapat pengaruh dari latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS otot quadriceps pada pelari marathon di persatuan indorunner surabaya Kata Kunci: delayed onset muscle soreness(DOMS), quadriceps, Foam Roller, Lari marathon

Abstract

Background: Marathon in athletics is a number that is very popular. Not same like other athletic numbers, because the numbers on this one can be contested by the number of participants a lot, even in a matter of thousands of participants. Distance raw numbers marathon is a short distance of 10 km, 21 km medium range, and the full distance 42 km. The problems that arise due to fatigue is delayed onset muscle soreness (Doms) with a sensation of stiffness and pain in certain muscles.

The Objective of Research: to determine the effect of foam roller exercise to decrease delayed onset muscle soreness(DOMS) effect for quadriceps muscle for marathom runners in indorunners unity in surabaya

The Benefit of Research: Provide scientific information regarding the presence or absence of the effect of foam roller exercise to decrease delayed onset muscle soreness(DOMS) effect for quadriceps muscle for marathom runners in indorunners unity in surabaya

The Method of Research: The research is pre eksperimental. This research using pre and post test with control group design.

Result of the Research:Based on the statistical test result count r 0.500, with 0.000 p-value of <0.05 so that Ho refused and Ha accepted.

Conclusion: There effect of foam roller exercise to decrease delayed onset muscle soreness(DOMS) effect for quadriceps muscle for marathom runners in indorunners unity in surabaya

Keywords: delayed onset muscle soreness(DOMS), quadriceps, Foam Roller,Marathon Runners


(3)

1. PENDAHULUAN

Lari marathon dalam atletik merupakan nomor yang sangat populer. Tidak seperti nomor atletik yang lain, karena nomor yang satu ini dapat dilombakan dengan jumlah peserta banyak, bahkan bisa dalam hitungan ribuan peserta. Jarak baku dari nomor lari marathon adalah jarak pendek 10 km, jarak menengah 21 km, dan jarak penuh 42 km (Margono, 2006).

DOMS sendiri merupakan suatu keadaan dimana adanya rasa nyeri juga ketidaknyamanan yang timbul pada otot, persarafan, dan sistem metabolisme sekitar 24 jam setelah latihan, mencapai puncaknya setelah 24 sampai 72 jam, dan efeknya akan berangsur menghilang setelah 5 sampai 7 hari(Pearcey et all, 2015). Kondisi DOMS dapat dikurangi efeknya dengan cara memberikan massage pada bagian otot yang rusak agar memicu regenerasi dan melancarkan pembuluh darah secara lokal sehingga nyeri pada otot dapat menurun(Mechenbier, 2015). Salah satu teknik pijatan yang belum banyak dikenal di Indonesia adalah teknik pijatan menggunakan foam roller.

Foam roller merupakan suatu alat yang digunakan untuk memijat otot secara aktif oleh orang itu sendiri, dengan cara menggerakkan foam roller pada saat itu juga pasien akan mendapatkan tekanan pada jaringan lunak seperti otot dari berat tubuhnya sendiri. Kelebihan lain dari foam roller adalah dapat meningkatkan fleksibilitas dan juga lingkup gerak sendi secara bersamaan(Pearcey et all, 2015).

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nyeri pada DOMS adalah Visual Analogue Scale(VAS) dengan provokasi nyeri tekan(Pearcey et all, 2015). Tata cara yang dilakukan dalam melakukan tes adalah sebagai berikut, pasien duduk dengan nyaman di kursi kemudian fisioterapis memberikan penekanan dengan jari pada otot yang akan dihitung. Kemudian fisioterapis menanyakan derajat nyeri kepada pasien tersebut untuk dicatat menggunakan skala nyeri 1 sampai dengan 10. Yang dilakukan sebelum dan setelah lari, juga sebelum dan sesudah melakukan foam roller exercise di 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul akibat adanya perlakuan tertentu dan semua variable tidak dapat dikontrol oleh penelitian. Dengan menggunakan pre test and post test one group design yaitu untuk mengetahui manfaat latihan foam roller selama


(4)

tiga kali latihan terhadap penurunan efek DOMS pada 8 orang di persatuan indorunners surabaya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1HASIL

a. Uji pengaruh dengan menggunakan uji wilcoxon pre-test dan post-test setelah perlakuan foam roller 24jam, 48jam, dan 72 jam

Tabel 4.7 Uji pengaruh dengan menggunakan uji wilcoxon pre-test dan post-test setelah perlakuan foam roller 24jam, 48jam, dan 72 jam

Uji Wilcoxon Z p-value Kesimpulan

Pre & post test 24 jam -2,646 ,008 Ha diterima Pre & post test 48 jam -2,887 ,004 Ha diterima Pre & post test 72 jam -2,887 ,004 Ha diterima

Sumber: Hasil Olah Data, 2016

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa Uji pengaruh dengan menggunakan uji wilcoxon pre-test dan post-test setelah perlakuan foam roller 24jam, 48jam, dan 72 jam seusai lari marathon 42 KM pada pelari di persatuan indorunner surabaya diperoleh p-value setelah 24 jam 0,008 kemudian p-value setelah 48 jam 0,004 dan p-value setelah 72 jam 0,004 dimana p < 0,05 maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS otot quadriceps pada pelari marathon di persatuan indorunner surabaya.

3.2PEMBAHASAN

Ada dua efek pijatan dari foam roller yang berguna untuk menurunkan efek DOMS yaitu efek fisiologis dan neurologis. Efek fisiologis dari foam roller adalah saat melakukan latihan pada otot yang dituju, otot tersebut mendapatkan tekanan ritmis dan dinamis. Sehingga suhu lokal pada otot menjadi lebih tinggi dengan rata-rata peningkatan suhu selama 10 menit. kemudian pembuluh darah vena pun menjadi vasodilatasi. Saat terjadi vasodilatasi aliran darah meningkat sehingga oksigen terkonsentrasi pada jaringan lokal yang cedera untuk mempercepat proses penyembuhan(hume et all, 2005).


(5)

Terjadinya peningkatan aliran darah lokal dapat pula berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada jaringan. Saat tejadi kerusakan sarcomere maka neutrofil akan berusaha masuk kejaringan lunak sebagai suatu respon pertahanan tubuh terhadap cedera. Kemudian neutrofil akan menjadi makrofag yang merupakan sel inflamasi aktif untuk menghasilkan beberapa sitokin pro-inflamasi seperti interleuki-1(IL-1) dan Tumor Necrosis Factor-Alpha(TNF-Alpha) yang menyebabkan nyeri. Dengan adanya aliran darah lokal dapat menghambat neutrofil masuk ke jaringan cedera karena neutrofil terkonsentrasi pada aliran darah serta terbawa oleh aliran darah tersebut dan membuat nyeri pada jaringan menurun(Hume et all, 2005).

Efek neurologis terjadi karena adanya tekanan ritmis yang terjadi pada otot membuat ambang rangsang pada jaringan meningkat dan tekanan itupun dapat merangsang serabut saraf sensorik dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Serabut A-delta dan C melepaskan substansi C kemudian melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui posterior horn cell untuk diteruskan keotak. Namun dengan adanya peningkatan ambang rangsang membuat rasa nyaman yang dapat merangsang pelepasan endorfin yang kemudian zat endorfin itu menghambat pelepasan substansi P sehingga proses impuls ke otak melalui saraf pusat dapat ditutup dan nyeripun menurun(Hume et all, 2005)

4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis dan perhitungan uji statistik disimpulkan bahwa ada pengaruh dari latihan foam roller terhadap penurunan efek DOMS pada otot quadriceps terhadap pelari marathon dengan p-value p < 0,05.

4.2Saran

Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Foam Roller exercise dapat digunakan sebagai salah satu latihan yang digunakan untuk menurunkan efek DOMS pada otot quadriceps terhadap pelari marathon.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


(6)

dapat melakukan penelitian lain dengan latihan yang lebih bervariasi dengan jumlah responden yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Margono. 2016. Lari Marathon: Mengapa Jarak Tempuhnya Berubah-Ubah. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Patria A Hume,. P Weerapong,. & Gregory S Kolt. 2005. The mechanism of massage and effect on performance, recovery, and injury prevention. Journal Sport medicine. March 2005, volume 35, Issue 3, pp235-236.

Pearcey GEP., Bradbury-Squires D., Kawamoto JE., Eric J., Behm D., Duane C., Button. 2015. Foam Rolling for Delayed-Onset Muscle Soreness and Recovery of Dynamic Performance Measures. Journal of Athletic Training 2015;50(1):5–13


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA MASSAGE DENGAN ICE Perbandingan Pengaruh Antara Massage Dengan Ice Massage Untuk Mencegah Terjadinya Nyeri Akibat Delayed Onset Muscle Soreness Pada Otot Hamstring Sesudah Latihan Lying Leg Curl.

3 8 16

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARAMASSAGE DENGAN ICE MASSAGE UNTUK MENCEGAH TERJADINYA NYERI AKIBAT DELAYED ONSET MUSCLE Perbandingan Pengaruh Antara Massage Dengan Ice Massage Untuk Mencegah Terjadinya Nyeri Akibat Delayed Onset Muscle Soreness Pada Otot Hams

0 6 10

PENGARUH LATIHAN FOAM ROLLER TERHADAP PENURUNAN EFEK DELAYED ONSET MUSCLE Pengaruh Latihan Foam Roller Terhadap Penurunan Efek Delayed Onset Muscle Soreness(DOMS) Otot Quadriceps Pada Pelari Marathon Di Persatuan Indorunner Surabaya.

1 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Foam Roller Terhadap Penurunan Efek Delayed Onset Muscle Soreness(DOMS) Otot Quadriceps Pada Pelari Marathon Di Persatuan Indorunner Surabaya.

1 9 5

PENGARUH PENAMBAHAN ELECTRICAL MUSCLE Pengaruh Penambahan Electrical Muscle Stimulation (EMS) Terhadap Peningkatan Tonus Otot Pada Penderita Delayed Development.

0 0 19

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Electrical Muscle Stimulation (EMS) Terhadap Peningkatan Tonus Otot Pada Penderita Delayed Development.

0 1 4

PENGARUH MASSAGE TERHADAP PENURUNAN DELAYED ONSET Pengaruh Massage Terhadap Penurunan Delayed Onset Muscle Soreness Shoulder Pada Olahraga Badminton.

3 8 21

PENGARUH MASSAGE TERHADAP PENURUNAN DELAYED ONSET Pengaruh Massage Terhadap Penurunan Delayed Onset Muscle Soreness Shoulder Pada Olahraga Badminton.

0 1 15

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE DAN STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI AKIBAT DELAYED ONSET MUSCLE SORENESS (DOMS) NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE DAN STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI AKIBAT DELAYED ONSET MUSCLE SORENESS (

0 0 12

Hubungan Genu Varum terhadap Kelincahan dan Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) pada Pemain Sepakbola - UNS Institutional Repository

0 0 8