PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM PUTIH DAN JAMUR MERANG PADA MEDIA KARDUS DAN ARANG Pertumbuhan Miselium Bibit F1 Jamur Tiram Putih dan Jamur Merang pada Media Kardus dan Arang Sekam Dengan Bekatul sebagai Campuran Media.

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM PUTIH
DAN JAMUR MERANG PADA MEDIA KARDUS DAN ARANG
SEKAM DENGAN BEKATUL SEBAGAI CAMPURAN MEDIA

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

BETY RAHAYU
A 420 120 127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

HALAMAN PERSETUJUAN

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM PUTIH

DAN JAMUR MERANG PADA MEDIA KARDUS DAN ARANG
SEKAM DENGAN BEKATUL SEBAGAI CAMPURAN MEDIA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

BETY RAHAYU
A 420 120 127

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dra. Suparti, M. Si
NIK. 131683035

2

HALAMAN PENGESAHAN


PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR DAUN KELOR
DENGAN PENAMBAHAN KULIT BUAH PISANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

OLEH
BETY RAHAYU
A 420 120 127
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Selasa, 12 April 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
(……..……..)

1. Dra. Suparti, M.Si
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dra. Aminah Asngad, M.Si


(……………)

(Anggota I Dewan Penguji)
3. Triastuti Rahayu, M.Si

(…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum.
NIP. 19650428 199303 1001

3

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.

Surakarta, 23 Maret 2016
Penulis

BETY RAHAYU
A 420 120 127

4

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM PUTIH
DAN JAMUR MERANG PADA MEDIA KARDUS DAN ARANG
SEKAM DENGAN BEKATUL SEBAGAI CAMPURAN MEDIA
Abstrak
Bibit merupakan faktor penting untuk menentukan kualitas pertumbuhan dan produktifitas jamur.

Pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram putih dan jamur merang ditandai dengan munculnya
miselium pada permukaan media. Bibit jamur tiram dan jamur merang yang baik ditandai dengan
pertumbuhan miselium yang merata pada permukaan media dan berwarna putih. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pertumbuhan miselium jamur tiram putih dan jamur merang menggunakan media
kardus dan arang sekam dengan penambahan bekatul pada media terhadap panjang miselium. Penelitian
ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu jenis media dan jenis jamur. Parameter
yang diukur adalah pertumbuhan miselium (cm). Hasil pengamatan dianalisa dengan metode deskripsi
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan miselium pada media kardus paling tinggi
dengan jenis jamur tiram putih yaitu 7,0 cm dan yang rendah dengan jenis jamur merang yaitu 5,9 cm.
Sedangkan pada media arang sekam tertinggi pada jenis jamur tiram putih yaitu 4,2 cm dan yang rendah
pada jenis jamur merang yaitu 4,1 cm. Dapat disimpulkan bahwa media kardus dan arang sekam dapat
digunakan sebagai media pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram putih dan jamur merang. Media
kardus memiliki pertumbuhan miselium paling baik disbanding media arang sekam.
Kata Kunci: Bibit, pertumbuhan miselium, jamur tiram putih, jamur merang, kardus, arang sekam, dan
bekatul.
Abstract
Seed is an important factor for determining the quality of growth and productivity mushrooms. Mycelium
growth F1 seed oyster mushroom and straw mushroom mycelium characterized by the appearance on the
surface of the media. Seed oyster mushrooms and straw mushroom which is well marked by growing
mycelium evenly on the surface and white media. This study aims to determine the growth of oyster

mushroom mycelium and straw mushroom using cardboard media and rice husk with the addition of rice
bran on the medium to long mycelium. This study uses a completely randomized design with two factors:
the type of media and the type of fungus. Parameters measured were mycelium growth (cm). The results
were analyzed with a qualitative description method. The results showed that the growth of the mycelium
on cardboard highest media with this type of oyster mushroom is 7.0 cm and a low with this type of straw
mushroom that is 5.9 cm. While the rice husk highest on the type of oyster mushroom of 4.2 cm and a
low on the type of straw mushroom that is 4.1 cm. , It can be concluded that the media box and rice husk
can be used as a medium for mycelium growth F1 seed oyster mushroom and straw mushroom. Media
cardboard has the best mycelial growth compared to rice husk.

Keywords: seeds, mycelium growth, oyster mushroom, straw mushroom, cardboard, rice husk and bran

1. PENDAHULUAN
Jamur tiram putih dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang konsumsi dan dapat hidup di
kayu yang sudah lapuk. Jamur ini merupakan salah satu produk dari pertanian yang memiliki banyak
manfaat dan kandungan gizi yang tinggi. Alexs (2011), komposisi dan kandungan nutrisinya adalah
karbohidrat, lemak, thiamin, riboflafin, niacin dan kalsium.
Berdasarkan Sunarmi dkk (2010), awal dari budidaya jamur membutuhkan biakan murni yang bebas
dari kontaminasi dan memiliki sifat–sifat genetik yang baik, yakni dalam hal kuantitas maupun kualitas.
Pembuatan bibit F1 jamur tiram biasanya petani jamur menggunakan media serbuk gergaji dan biji-bijian

seperti jagung dan gandum.

5

Penggunaan media serbuk gergaji dan biji-bijian umumnya memiliki kekurangan. Kekurangan
penggunaan media biji jagung dan gandum diantaranya sulit untuk mendapatkan bijinya, harganya relatif
mahal dan terutama kandungan nutrisi yang terlalu tinggi dapat menigkatkan resiko kontaminan tinggi.
Sedangakan media serbuk gergaji sulit didapatkan pada daerah perkotaan.Untuk mengantisipasi hal
tersebut diperlukan adanya alternatif media yang banyak dijumpai dan diperoleh pada semua daerah di
Indonesia. Alternatif media yang digunakan yaitu dengan menggunakan media kardus dan arang sekam.
Kardus merupakan limbah dari rumah tangga yang belum banyak dimanfaatkan. Kardus merupakan
olahan dari bahan dasar kayu yang mengandung senyawa selulosa. Senyawa selulosa merupakan senyawa
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur.
Media kardus digunakan karena memiliki keunggulan, diantaranya lebih praktis, mudah didapat,
harganya murah, aman digunakan dari logam berat dan terutama memiliki kandungan selulosa yang tinggi.
Kardus biasanya digunakan sebagai media jamur merang, akan tetapi dengan adanya senyawa selulosa yang
memungkinkan untuk pertumbuhan jamur lain seperti jamur tiram.
Berdasarkan penelitian Hatta (2011), Pulp sebagai bahan pembuat kertas terdiri dari serat selulosa dan
lignin sedangakn menurut penelitian Hale (2010), media tanam jamur tiram putih menggunakan serbuk
gergaji kayu sengon (Albizzia faltata backer) yang dicampur dengan kertas koran dapat meningkatkan kadar

protein jamur tiramputih, karena di dalam serbuk gergaji kayu sengon dan kertas koran mengandung
lignin, selulosa, N (Nitrogen), kadar air, hemiselusa, dan unsur yang diendapkan.
Arang sekam merupakan limbah dari tempat penggilingan padi yang melimpah disemua daerah.
Arang sekam memiliki kandungan lignin atau serat kasar, selulosa, karbohidrat, dan serat yang dapat
didegredasi menjadi protein. Menurut Bakri (2012), kandungan yang terdapat pada arang sekam
diantaranya, air 9,02%, protein kasar 3,03%, lemak 1,18%, serat kasar 35,68%, abu 17,71% karbohidrat
33,71%, karbon 1,33%, hydrogen 1,54%, oksigen 33,68%, dan silica 16,89%.
Pertumbuhan miselium jamur tiram pada media F1 ditentukan oleh faktor nutrisi yang sanagat
diperlukan untuk pertumbuhan miselium.Salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium
yaitu vitamin B komplek. Vitamin B komplek dapat diperoleh dari bekatul yang akan digunakan sebagai
campuran media F1.
Kualitas bibit merupakan unsur penentu dalam melakukan budidaya jamur tiram dan jamur merang.
Oleh karena itu agar bibit memiliki kualitas yang bagus dengan media kardus dan arang sekam perlu
adanya penambahan bekatul yangmenurut penelitian Agus (2001), sebagai media untuk berkembangnya
miselium jamur karena bekatul mengandung vitamin B kompleks dan bahan organik yang dapat
merangsang pertumbuhannya.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen.Penelitian dilakukan
di Laboratorium Budidaya Jamur Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulam Desember 2015
sampai bulan Februari 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaab dengan rancangan yang

digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan. Faktor 1 adalah faktor jenis
media dan faktor 2 adalah faktor jenis jamur dengan tiga kali ulangan.
Factor 1 : Jenis media
M1
: Media kardus
M2
: Media arang sekam
Factor 2 : Jenis jamur
J1
: Jamur tiram putih
J2
: Jamur merang

Tabel 1. Rancangan Percobaan
J
J1
M
M1
M1 J1
M2

M2 J1
Keterangan Tabel:
M1 J1
: Media kardus dengan jamur tiram putih
M1 J2
: Media kardus dengan jamur merang
M2 J1
: Media arang sekam dengan jamur tiram putih
M2 J2
: Media arang sekam dengan jamur merang

J2
M1 J2
M2 J2

Alat yang digunakan dalam pembuatan media adalah: botol saus, autoclave, timbangan, pinset, LAF,
cawan petri, nampan, plastik, karet gelang, lampu Bunsen, ember, spatula, kapas, dan plastik besar. Bahan
yang digunakan adalah: bibit F0 jamur tiram putih dan jamur merang, alcohol 70%, kardus 2 kg, arang
sekam 1 kg, bekatul 200 gram.
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Semua alat

yang akan digunakan terlebih dahulu diseterilisasi menggunakan autoclave. Untuk bahan kardus direndam
hingga menjadi bubur kardus dengan kandungan air 60% dan untuk arang sekam cukup dibasahi dengan
air hingga kadar air 60%. Selanjutnya masing- masing media dicampur dengan bekatul 10% dan
dikomposkan selama satu hari. Media setelah dikomposkan dilanjutkan dengam sterilisasi media dan
setelah media dingin dapat diinokulasi biakan murni dari F0.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram putih dan jamur merang pada media kardus
dan arang sekam dengan penambahan bekatul sebagai media campuran dilakukan pengamatan selama tiga
minggu.Interval waktu pengamatan pertumbuhan miselium dilakukan setiap satu minggu sekali.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilkukan oleh peneliti diperoleh hasil disajiakan sebagai berikut:
Tabel 2. Pertumbuhan miselium (cm) bibit F1 jamur tiram putih dan jamur merang pada media kardus
dan arang sekam
Jenis Media
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
M1 J1
2.2
3.4
7.0
M1 J2
2.0
3.2
5.9
M2 J1
1.6
2.9
4.2
M2 J2
1.9
2.5
4.1
* Pertumbuhan miselium jamur paling tinggi
**Pertumbuhan miselium jamur paling rendah
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil pertumbuan panjang miselium bibit F1 pada M1J1 (media kardus
dengan jamur tiram putih) minggu pertama adalah 2,2 cm, minggu kedua 3,4 cm, dan pada minggu
terakhir adalah 7,0 cm. Untuk pertumbuhan miselium bibit F1 M1J2 (media kardus dengan jamur merang)
minggu pertama adalah 2,0 cm, minggu kedua 3,2 cm, dan pada minggu ketiga adalaha 5,9 cm. Sedangkan
pertumbuhan miselium bibit F1 pada M2J1 (media arang sekam dengan jamur tiram putih) minggu pertama
adalah 1,6 cm, minggu kedua 2,9 cm, dan minggu ketiga 4,2 cm. Pertumbuhan miselium bibit F1 pada
M2J2 (media arang sekam dengan merang) minggu pertama adalah 1,9 cm, minggu kedua 2,5 cm, dan pada
minggu terakhir adalah 4,1 cm.

Panjang miselium bibit F1 dengan menggunakan media kardus tertinggi adalah dengan jenis jamur
tiram putih. Sedangkan panjang miselium tertinggi dengan menggunakan media arang sekam adalah pada
jenis jamur tiram putih.
Pertumbuhan miselium dapat ditandai dengan munculnya warna putih seperti kapas yang tumbuh
menyebar pada permukaan media seperti menurut Achmad, dkk (2006), bahwa miselium jamur harus
berwarna putih dan tumbuh dari jaringan inokulasi. Hasil dari pertumuhan miselium jamur tiram dan
jamur merang dapat dilihat pada diagram sebagaiberikut:
8

7

PANJANG MISELIUM

7

5,9

6
5

4,2
3,4

4
3

2,2

3,2
2

2

4,1

2,9
1,6

2,5
1,9

MINGGU I
MINGGU II
MINGGU III

1
0
M1J1

M1J2

M2J1

M2J2

PERLAKUAN

Gambar 4.1 Diagram pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang pada media kardus dan arang
sekam
Diagram diatas menunjukkan pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang yang paling baik
adalah M1J1 (media kardus dengan jamur tiram putih) yaitu 7,0 cm. Pertumbuhan miselium jamur dengan
menggunakan media kardus memiliki pertumbuhan paling baik dibandingkan dengan menggunakan media
arang sekam.
Hal ini menandakan bahwa kardus lebih cocok sebagai media untuk pertumbuhan jamur tiram putih
dan jamur konsumsi lainnya. Berdasarkan Rahmat (2011), kardus berasal dari serbuk kayu atau bubur kayu
yang mengandung selulosa cukup tinggi dan aman dari logam berat. Kandungan selulosa yang tinggi
dalam kardus bermanfaat sebagai nutrisi untuk pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang.
Jamur mendapat nutrisi untuk pertumbuhan miselium berupa selulosa, glukosa, lignin, protein dan
senyawa pati. Selain dari media kardus miselium jamur tiram dan jamur merang memperoleh nutrisi dari
bekatul yang digunakan sebagai campuran media. Bekatul digunakan karena berfungsi sebagai nutrisi dan
sumber karbondan nitrogen. Bekatul juga kaya akan vitamin B kompleks, yang berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkambangan miselium jamur serta memicu pertumbuhan tubuh buah pada jamur
(Soenoto, 2000).
Media kardus yang digunakan juga memiliki kandungan air 60% sehingga media tidak terlalu lembab
dan tidak terlalu kering. Air dibutuhkan untuk kelancaran transportasi partikel sel yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur. Namun dalam penambahan air pada media tidak lebih
dari 60% karena dapat menghambat pertumbuhan miselium jamur serta akan meneybabkan media mudah
mengalami pembusukan atau media akan terkontaminasi.
Pertumbuhan miselium jamur paling rendah dalah M 2J2 (media arang sekam dengan jamur merang)
yaitu 4,1 cm. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan miselium jamur dengan menggunakan media arang
sekam memiliki pertumbuhan yang lambat. Kandungan nutrisi pada media merupakan salah satu faktor
yang dapat memepengaruhi pertumbuhan miselium jamur. Wati (2006), menyatakan bahwa padi
merupakan bahan alami yang banyak mengandung lignoselulosa. Bahan selulosa terdiri dari serat-serat
selulosa yang diselaputi oleh matrik lignin. Sekam padi memiliki komponen utama seperti selulosa 31,436,3%, hemiselulosa 2,9-11,8%, dan lignin 9,5-18,4%. Menurut Stamets (1993), kandungan nitrogen pada
substrat mempengaruhi pertumbuhan miselium. Miselium jamur tidak dapat tumbuh pada media yang
kekurangan unsure nitrogen, tetapi kelebihan unsure nitrogen juga dapat menyebabkan meningkatkan pH

sehingga menghambat pertumbuhan miselium. Media arang sekam yang digunakan ini memiliki unsur
nitrogen yang tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang lebih
lambat dibandingkan dengan menggunakan media kardus.

M1J1
M1J2
M2J1
M2J2
Gambar 4.2 hasil pertumbuhan miselium F1 jamur tiram pada minggu ketiga.
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa miselium jamur tiram dan jamur merang lebih bagus
menggunakan media kardus daripada arang sekam. Miselium jamur tiram dan jamur merang pada media
kardus tumbuh tebal dan memenuhi botol, sedangkan miselium pada media arang sekam lebih tipis dan
tampak tidak memenuhi botol. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan miselium jamur tiram dan
jamur merang lebih cepat menggunakan media kardus. Pengaruh pertumbuhan miselium jamur yaitu
terletak pada penggunaan media. Media kardus lebih memiliki kandungan selulosa, hemiselulosadan lignin
yang tinggi dibandingkan dengan arang sekam.
Nutrisi yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium jamur. Jamur akan tumbuh dengan
baik jika nutrisi dalam media memenuhi syarat untuk pertumbuhan miselium jamur. Secara umum
pertumbuhan miselium jamur dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik, kimia ataupun biologi antara lain,
suhu, pengaruh pH, kelembapan, kandungan air, oksigen, karbondioksida. Miselium jamur akan tumbuh
optimal padasuhu 250C dan kelembaban udara 85-95% serta pH 5,5-6,5 (Handrianto, 2015).
4. Penutup
Terdapat pengaruh jenis media terhadap pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram dan jamur merang.
Hasil terbaik ditunjukkan pada perlakuan jenis media M1J1 dengan interval pengamatan satu minggu sekali
selama tiga minggu miselium telah memiliki panjang rata-rata 7 cm dan miselium telah memenuhi botol
dan terdapat pengaruh pemberian bekatul 10% sebagai media campuran (nutrisi). Hasil terbaik
ditunjukkan pada perlakuan jenis media M1J1 .
PERSANTUNAN
Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya.
Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada kedua orang tua tercinta dan adikku tersayang yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi, ibu dosen pembimbing Dra. Suparti, M.Si yang telah memberi
bimbingan untuk menyelesaikan tugas akhir, dan seluruh teman yang selalu memberi dukungan dan
semangat.
DAFTAR PUSTAKA
Alexs, M. 2011. Untung Besar Budidaya Aneka Jamur. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Bakri.2012. Komponen Kimia dan Fisika abu Sekam Padi sebagai SCM untuk Pembuatan Komposit Semen. Jurnar
Perennial. 5 (1): 9-14
Hale, Adeodata Ignorabilis. 2010. Kandungan Protein Dan Mineral Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Pada
Serbuk Gergaji Kayu Sengon a Backer), Kayu Jati (Tectona Grandis L.F.) Dan Kertas Koran. Skripsi.
Yogyakarta: Program Studi BiologiFakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Handrianto, Prasetyo. 2015. Miselium Jamur Tiram Putih. Surabaya : Unair Press.

Rahmat. 2011. Utung Besar Bisnis Jamur Tiram. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Soenanto, H. 2000. Jamur Tiram. Semarang: Aneka Ilmu.
Stamets, P, J.S Chilton. 1983. The Mushroom Cultivator. Agaricon press.Washington. pp. 415.
Wati, Retno.2006. Pemanfaatan Serbuk Sekam Padi Dengan Resin.MIPA.Unibra.

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Umbi Talas sebagai Media Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang

0 3 4

PEMANFAATAN UMBI TALAS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BIBIT F0 JAMUR TIRAM DAN JAMUR Pemanfaatan Umbi Talas Sebagai Media Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang.

0 2 9

PEMANFAATAN UMBI TALAS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BIBIT F0 JAMUR TIRAM DAN JAMUR MERANG Pemanfaatan Umbi Talas Sebagai Media Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang.

0 2 15

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BIBIT F0 JAMUR TIRAM DAN JAMUR Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu Sebagai Media Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang.

1 10 9

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BIBIT F0 JAMUR TIRAM DAN JAMUR MERANG Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu Sebagai Media Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang.

0 7 15

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM PUTIH DAN JAMUR MERANG PADA MEDIA KARDUS DAN ARANG SEKAM Pertumbuhan Miselium Bibit F1 Jamur Tiram Putih dan Jamur Merang pada Media Kardus dan Arang Sekam Dengan Bekatul sebagai Campuran Media.

0 1 14

PENDAHULUAN Pertumbuhan Miselium Bibit F1 Jamur Tiram Putih dan Jamur Merang pada Media Kardus dan Arang Sekam Dengan Bekatul sebagai Campuran Media.

0 1 4

PERTUMBUHAN MISELLIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM DAN JAMUR MERANG PADA MEDIA KARDUS DAN MEDIA BIJI JAGUNG Pertumbuhan Misellium Bibit F1 Jamur Tiram Dan Jamur Merang Pada Media Kardus Dan Media Biji Jagung.

0 2 10

PERTUMBUHAN MISELLIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM DAN JAMUR MERANG PADA MEDIA KARDUS DAN MEDIA BIJI JAGUNG Pertumbuhan Misellium Bibit F1 Jamur Tiram Dan Jamur Merang Pada Media Kardus Dan Media Biji Jagung.

0 2 15

PENDAHULUAN Pertumbuhan Misellium Bibit F1 Jamur Tiram Dan Jamur Merang Pada Media Kardus Dan Media Biji Jagung.

0 2 5