Risiko Kabinet Terbuka.

-- ----

----

Pikiran
o Senin o Se/asa
4

123
17
~

18

19

~'''--O Jan 0

Peb

Risiko


5
20

0
6

21

o Mar

OApr

Rakyat
. Kamis

Rabu
7
8
22

23
OMei

OJun

- ---~-

OJul

0 Ags

24

Terbuka

presiden. Puncaknya menteri
yang dikirim partai-partai koalisi
menunjukkan kineIja sesuai dengan kepentingan partai yang
mengirimnya pada saat menjelang pemilu legislatifdan pilpres.


A

--

Jumat
11
25
26

Kabinet

Oleh SUMADI
TMOSFERperebutan
kekuasaan ternyata be.
lum berakhir setelah
pelaksanaan Pemilu 2009. Justru puncaknya adalah pascapelantikan anggota legislatif yang
masih tetap berebut komisi-komisi yang dianggap "basah" di
DPR. Yang sangat menegangkan adalah detik-detik menjelang terbentuknya kabinet pemerintahan periode 2009-2014
di bawah SBY-Boediono.
Mencermati koalisi yang dibangun SBY ketika pelaksanaan

Pilpres 2009 sebenarnya SBYBoediono telah mengantongi Iebih dari 50 persen plus satu sebagai modal yang cukup memudahkan lancarnya berbagai
program pemerintahan periode
2009-2014. Akan tetapi, perkembangan selanjutnya kubu
SBY-Boedionomalah membuka
lebar-lebar untuk menerima
partai besar seperti PDIP dan
Golkar masuk dalam kabinet.
Awalnya memang pembentukan kabinet sepertinya hanya
akan berasal dari mitra koalisi
dalam pemilihan presiden dan
wakil presiden. Dengan demikian, keterbukaan kubu SBY-Hoediono menimbulkan kecemburuan bagi partai-partai yang sejak awal berkoalisi. Seperti,PKS
dan bahkan PKB menekan kubu
SBYagar para menteri harus diutamakan dari partai koalisi.
Terpilihnya Taufik Kiemas
dari PDIP sebagai Ketua MPR
karena dukungan penuh partai
Demokrat dan sebagian koliasi-

0
10


9

nya, serta terpilihnya Aburizal
Bakrie sebagai Ketua Umum
Golkar yang dipastikan memutuskan bergabung dengan pemerintahan yang berkuasa menjadikan semua partai pemegang
kursi dominan menjadi pendukung SBY pada pemerintahan
barn. Belum lagi kemungkinan
partai Gerindra juga secara tersirat sudah menyatakan diri untuk menjadi bagian pemerintahan. Artinya kabinet yang dibangun oleh SBY adalah kabinet
akomodatif yang sangat terbuka.
Bercermin pada pengalaman,
salah satu kelemahan kabinet
yang disusun pasangan SBYJK
pada pemerintahan 2004-2009
adalah sulitnya mengorganisasi
para menteri yang berasal dari
partai-partai sekalipun partai tersebut pendukung pemerintahan
yang berkuasa. Sehingga terkesan para menteri tidak menunjukan loyalitas yang
penuh kepada
... -.. - --p .~..~

.

Implikasinya.
Dengan sistem akomodatif sangat terbuka terhadap rekrutmen, kabinet 2009-2014 akan
berimplikasi baik positif maupun
negatif. Sisi positifnya, pertama,
ada gerakan kebersamaan dan
rekonsiliasibagi para pesaing untuk menjadi kekuatan bersama.
Kesan yang paling terbuka dapat
ditangkap adalah SBY-Boediono
memiliki komitrnen membangun
bangsa ke depan dengan kekuatan bangsa secara sinergis karena
berbagai problematika bangsa
yang sangat kompleks membutuhkan peran semua pihak.
Kedua, bisa jadi berbagai
program pemerintahan akan
beIjalan mulus. Dalam berbagai pidatonya, SBY menjelaskan, tidak mungkin membangun bangsa yang maju hanya
dipegang oleh beberapa partai.
Ketiga, sistem terbiIka yang
dibangun memberikan peluang

bersama untuk islah dan mengokohkan berbagai potensi
yang tersebar. Artinya biarlah
2009-2014 merupakan momentum membangun bersama
bangsa untuk keluar dari berbagai krisis. Maka 2014 semua
partai dapat berkompetisi lagi.
Implikasi negatifnya,pertama,
tetap saja SBY-Boediono akan
sulit mengendalikan menteri
yang bukan berasal dari partainya. Salah satu motivasi Golkar
dengan
..,-dan PDIP bergabung
---..... pe-

merin~
berkuasa dan keluar
dari komitmen untuk menjadi
oposisi adalah karena agar kepentingan mereka terakomodasi
melalui para menterinya.
Kedua, hilangnya oposisi. Sudab menjadi prinsip dasar dalam demokrasi ada pemerintahan yang berkuasa dan ada partai
yang menjadi oposisi. Kekuasaan cenderung korup, maka kekuasaan yang jauh dari pengawasan akan cenderung makin

korup. Oleh karena itu, bergabungnya semua partai dominan
pemenang Pemilu 2009 tidak
terbayangkan ada oposisi. Walapun beberapa partai menyata-

.tuk tidak takut kritis.

kan diri akan menjaga sikap un-

Kabinet profesional
Walaupun sikap akomodatif
yang sangat terbuka ditunjukkan SBYdalam membangun pemerintahan 2009-2014, tetapi
ekspektasi yang begitu tinggi dari masyarakat agar pemerintahan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya harus menjadi perhatian yang serius kemana
SBYakan menelefon dari Cikeas. Sebab, di tengah-tengah perebutan kursi kabinet, merosotnya Indeks Pembangunan Manusia Indonesia menjadi ke-ll1
dari 182 negara tahun ini selayaknya membuat pemerintahan
ke depan untuk sadar, bukan
bangga. Peringkat itu, sebelumnya posisi ke-108 (dari 177negara), menempatkan Indonesiajauh di bawah Malaysia, Thailand,
dan Filipina. IPM adalah cermin
kualitas kineIja pemerintahan
dan ketertinggalan dalam membangun
SDM dan meningkat-


-

.- -

kan kesejahteraan yang menjadi
tanggungjawab negara.
Oleh karena itu, kabinet pemerintahan 2009-2014, walapun sulit menghindari orang
partai, pertimbangan integritas,
pengalaman, dan profesionalitas merupakan harga mati.***
Penulis, Sekretaris Eksekutif Inside, Kandidat Doktor Komunikasi
Unpad, alumnus
East West Center
- USA.

-

Kllplng

Humas


Unpad

2009