EFEKTIVIATAS METODE SUGESTI IMANJINASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS X SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN TP 2009/201.

(1)

Dinamayanti Maulina S. NIM 05310619 Efektivitas Metode Sugesti Imajinasi untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada keefektifan kemampuan menulis karangan narasi siswa menggunakan metode sugesti imajinasi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan tahun pembelajaran 2009/2010. Populasi adalah siswa kelas X yang berjumlah 224 orang. Dengan pengontrolan yang ketat diambil sampel sebanyak 74 orang dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Instrumen penjaring data adalah penugasan yaitu menulis karangan narasi.

Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 79,8 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 70,2 dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Kemudian setelah dilakukan pengujian hipotesis diperoleh nilai t0 = 6 kemudian dikonsultasikan dengan table t pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 % dengan dk = (N1 – N2) ternyata to yang diperoleh lebih besar dari tt yaitu 6 > 1,998 sehingga hipotesis nol ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode sugesti imajinasi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan


(2)

i

Puji dan syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan anugrah-Nya sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan proposal ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat mengadakan penelitian guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas negeri medan.

Proposal ini berjudul: Efektivitas Metode Sugesti Imajinasi Untuk Meningkatkan Kemampuan menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010, dapat diselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu diucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing serta pihak lain yang turut membantu menyelesaikan proposal penelitian ini.

Meskipun penyusunan proposal ini telah diupayakan seoptimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa proposal ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan baik dari esensial materi, sistematika penulisan maupun teknik penguraiannya. Oleh sebab itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang positif demi perbaikannya.

Akhirnya, semoga proposal ini memenuhi syarat pelaksanaan seminar peneltian, dan memperdalam pemahaman tentang pembelajaran yang kompetensional baik untuk guru, siswa maupun masyarakat luas.

Medan, Pebruari 2010 Penulis

Dinamayanti Maulina S. NIM 05310619


(3)

ii

Halaman

KATA PENGANTAR ……….i

DAFTAR ISI ………ii

DAFTAR TABEL………v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Indentifikasi Masalah……….3

C. Pembatasan Masalah………..4

D. Rumusan Masalah………..4

E. Tujuan Penelitian………4

F. Manfaat Penelitian………..5

BAB II LANDASAN TEORETIS, LANDASAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teoretis………..6

1. Pengertian Efektifitas………...6

2. Metode Sugesti-Imajinasi Dengan Media Lagu………...6


(4)

iii

2.3. Pengertian Media Lagu……….8

3. Metode Sugesti Imajinasi……….9

4. Penerapan metode Sugesti Imajinasi Dengan media Lagu…..10

5. Teknik Pembelajaran Tradisional/Konvensional………..12

6. Kemampuan Menulis karangan Argumentasi………..13

6.1. Pengertian Kemampuan………13

6.2. Pengertian Menulis………....13

6.3. Pengertian karangan………..14

6.4. pengertian Argumentasi………15

B. Kerangka Konseptual………16

C. Hipotesis Penelitian………...17

BAB II METODOLOGI PENELTIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian………18

1. Lokasi Penelitian………..18

2. Waktu Penelitian………..19

B. Populasi dan Sampel……….19

1. Populasi………....19


(5)

iv

D. Desain Eksperimen………21

E. Instrumen Penelitian………..26

F. Organisasi Pengolahan Data………..28

G. Teknik Analisis Data……….29

1. Mendeskripsikan Data Hasil Penelitian………....29

2. Uji Kategori………..30

3. Uji Persyaratan Anaslisis………..30

4. Pengujian Hipotesis………..30

DAFTAR PUSTAKA………...31


(6)

v

Tabel I Perbedaan Karangan Narasi Ekspositori………...25

Tabel II Distribusi jumlah Kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran………..28

Tabel III Desain Eksperimen Post-test Only Design Group………33

Tabel IV langkah-langkah yang dilakukan di Kelas Ekperimen..….…………...34

Tabel V Langkah-langkah yang dilakukan di Kelas control………..36

Tabel VI Aspek-aspek Penilaian Kemampuan Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Metode Sugesti Imajinasi………38

Tabel VII Data Hasil Belajar Kelas Esperimen (Variabel X)………..47

Tabel VIII Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Kelas Eksperimen………50

Tabel IX Indentifikasi Kecenderungan kelas Eksperimen……….52

Tabel X Data Hasil Belajar Kelas Kontrol (Variabel Y)………...53

Tabel XI Distribusi Frekuensi Skor kemampauan Menulis Karangan Narasi Pada Kelas Kontrol (Y)………...55

Tabel XII Indentifiakasi Kecenderungan Kelas Kontrol (Y)………..57

Tabel XIII Uji Normalitas Data kelas Ekperimen (X)………..59

Tabel XIV Uji Normalitas Data kelas Kontrol (Y)………...60


(7)

vi

Gambar 1 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen………52 Gambar 2 Indentifikasi kecenderungan kelas Eksperimen………53 Gambar 3 Distribusi Frekuensi kelas Kontrol………...57 Gambar 4 Indentifikasi kecenderungan Kelas control……….58


(8)

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teoretis

Landasan teoretis merupakan teori-teori sebagai acuan ataupun sebagai petunjuk pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini landasan teoretis digunakan haruslah memiliki kesesuaian dengan kegiatan penelitian. Landasan teori ini berfungsi untuk memperkuat adanya tanggapan ataupun pendapat mengenai kegiatan penelitian.

1. Pengertian Efektivitas

Kata efektifitas berasal dari kata efektif. Handoko (2007 : 7)

mengatakan “Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan.”

Kemudian di dalam KBBI (2003 : 284) “ Efektifitas adalah keefektivitan.” Lebih lanjut di dalam KBBI (2003 ; 284) “ Keefektivan adalah keadaan yang berpengaruh, hal, berkesan, kemanjuran, kemujarapan,

keberhasilan dan hal mulai berlakunya.”

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang tepat agar tercapai keberhasilan yang telah ditetapkan.


(9)

2. Metode Sugesti Imajinasi a. Pengertian Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Methods; Meta berarti melalui, dan hodos berarti jalan, maka metode merupakan jalan yang kita lalui untuk mencapai tujuan.

Menurut Majid (2005 : 124) bahwa, “Metode adalah rencana

menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sistematis dan berdasarkan

pendekatan yang ditentukan.” Sementara itu, Moeslichatoen (2006 : 115) mengatakan, “metode adalah rencana menyeluruh tentang penyajian materi

ajar secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan.” Sementara itu, Moeslichatoen (2006 : 115) mengatakan, “Metode adalah bagian dari strategi kegiatan.”

Dari pengertian di atas para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan kegiatan dengan cepat dan tepat.

b. Metode Sugesti Imajinasi

Sugesti atau dikenal dalam bahasa Inggrisnya suggestion/suggestive dapat kita artikan secara sederhana sebagai power to direct another’s action, kekuatan/sesuatu yang dapat mempengaruhi. Jadi jelas sesuatu/kekuatan ini datangnya dari luar tubuh, berbeda dengan imajinasi, ini sebuah gambaran yang berupa hayalan/membayangkan sesuatu, hasil dari kerja pikiran kita sendiri, jelas ini datangnya dari dalam tubuh.

Menurut Dr. Anugra Martyanto (http:www. Google.com) mengatakan, “ Sugesti adalah outer power dan imajinasi adalah inner power


(10)

dimana sugesti ini bias masuk ke dalam tubuh melalui panca indra kita terutama pendengaran dan sebagian dibantu dengan indra penglihatan.”

Hubungan sugesti dengan imajinasi adalah paduan dua kekuatan yang berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh, dan inilah yang membuat tokoh-tokoh terkenal seperti Einsten dapat menemukan teori yang spektakuler karena dengan bias memanfaatkan kedua energi positif ini.

Menurut KBBI (2005 : 1097 ) “ Sugesti adalah pendapat yang

dikemukakan atau pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang, sedangkan imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar ( lukisan, karangan, dsb) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman

seseorang.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, sugesti imajinasi adalah kekuatan yang mempengaruhi pikiran untuk dapat berdaya imajinasi.

Metode sugesti-imajinasi merupakan sebuah teknik dalam pembelajaran menulis dengan media lagu. Pada prinsipnya, metode ini digunakan dengan cara memberi sugesti untuk merangsang daya imajinasi siswa. Dalam hal ini, lagu digunakan sebagai pecipta suasana, sugestif, stimulus, dan sekaligus menjadi jembatan bagi siswa untuk membayangkan atau menciptakan gambaran dan kejadian berdasarkan tema lagu. Respons yang diharapkan muncul dari para siswa berupa kemampuan melihat gambaran-gambaran kejadian tersebut dengan imajinasi-imajinasi dan logika yang dimiliki lalu menggungkapkan kembali dengan menggunakan simbol-simbol verbal.


(11)

Sebagaimana diungkapkan oleh Bobbi De Porter dan Mike Hemacki dalam bukunya berjudul Quantum Learning, menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) dan tak satupun belahan otak itu bekerja secara sempurna tanpa adanya rangsangan atau dorongan dari bagian lain. Penggunaan metode sugesti-imajinasi dapat mengoptimalkan kerja belahan otak kanan sehingga para siswa dapat mengembangkan imajinasinya secara leluasa. Efek positif dari optimalisasi kerja belahan otak kanan adalah rangsangan atau dorongan bagi kerja belahan otak kiri sehingga pada saat yang bersamaan para siswa juga dapat mengembangkan logikanya. Keseimbangan kinerja otak kanan dan kiri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam perolehan informasi, pengorganisasian informasi, pembuatan outline, dan akhirnya menuliskan informasi tersebut dalam bentuk tulisan atau karangan yang baik. Metode sugesti imajinasi ini membutuhkan media yaitu lagu atau musik. Karna media merupakan alat perantara yang mengantarkan pesan dari sumber kepada penerima, apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi dan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran. Media musik berpengaruh pada guru dan pelajar. Sebagai seorang guru, dapat menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak. Musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar. Disamping itu, kebanyakan siswa memang mencintai musik.


(12)

Seperti halnya media gambar, media kaset juga dapat digunakan

dalam menulis karangan. Arsyad (2002:148) mengemukakan “penggunaan

media kaset/lagu dalam pengajaran dibatasi hanya imajinasi guru dan siswa. Media kaset dapat semua digunakan dalam pengajaran, mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasa sampai kepada evaluasi akhir hasil belajar siswa. Media ini dapat dipergunakan baik untuk keperluan belajar kelompok maupun belajar individual. Yang penting adalah guru mampu menggunakan media kaset dengan baik dalam pembelajaran.

Beberapa manfaat media kaset/lagu dalam penulisan karangan adalah:

 dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa dalam menciptakan karangan.

 rekaman dapat digandakan sehingga pesan dan isi pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang sama.

 pengoperasian media kaset relative mudah.

 Ketersedian media kaset dapat diadakan harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

 Memotivasi siswa menulis karangan puisi lebih baik.

c. Langkah-langkah Metode Sugesti-Imajinasi

Penggunaan metode sugesti-imajinasi dalam pembelajaran menulis dibagi menjadi tiga tahap utama. Ketiga tahap tersebut pada dasarnya merupakan kegiatan yang ditempuh oleh guru dan siswa pada saat sebelum,


(13)

selama, dan sesudah pembelajaran. Ketiga tahap yang dimaksud adalah 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) evaluasi.

Pada tahap perencanaan, ada tiga kegiatan prapembelajaran yang harus dilakukan guru. Pertama, penelaahan materi pembelajaran. Kedua, pemilihan lagu sebagai media pembelajaran. Ketiga, penyusunan ancangan pembelajaran.

Penelaahan materi pembelajaran perlu dilakukan agar guru-guru benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran di kelas. Penguasaan teknik-teknik menulis, pemilihan tema, dan prioritas jenis tulisan atau karangan yang akan dibelajarkan menjadi poin-poin yang harus dicapai dalam kegiatan ini.

Penguasaan materi pembelajaran oleh guru tidak menjamin tercapainya tujuan pembelajaran. Lagu sebagai media juga sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tersebut. Pada kegiatan ini, guru benar-benar dapat memilih lagu yang hanya tidak sesuai dengan tema dan materi pembelajaran tetapi tidak menarik bagi para siswa yang hanya menciptakan suasana yang tidak menyenangkan dan bahkan merusak hati para siswa. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip metode sugesti-imajinasi yang menghendaki terciptanya suasana nyaman dan menyenangkan sehingga para siswa tersugesti dan dapat mengembangkan imajinasi serta logikanya dengan baik.

Kegiatan menyusun ancangan pembelajaran merupakan langkah lanjutan yang ditempuh guru untuk memastikan bahwa proses pembelajaran


(14)

yang akan dilaksanakan dapat berlangsung dengan baik. Ancangan pembelajaran hendaknya mencangkup perumusan materi, tujuan, pendekatan, metode, media, dan evaluasi pembelajaran.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pada tahap pertama akan diuji pada tahap kedua, yaitu tahap pelaksanaan. Mengacu pada yang telah dilakukan pada tahap pertama, proses pembelajaran menulis dengan metode sugesti-imajinasi dapat dibagi enan langkah tersebut:

1) Pretes

Untuk mengukur kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki siswa, terutama yang berkaitan langsung dengan ketrampilan menulis, guru wajib memberikan pretes. Soal pretes hendaknya berupa perintah untuk membuat karangan atau tulisan. Jenis dan tema karangan harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Di samping itu, pretes ini harus memuat semua aspek yang diperlukan dalam menulis.

2) Penyampaian tujuan pembelajaran

Penting artinya bagi siswa untuk mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dijalaninnya dan kompetensi dasar yang harus dikuasai setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Jika diibaratkan orang yang sedang menempuh perjalanan, kenyakinan akan arah dan tujuan akan membuat orang tersebut tidak setengah hati dalam menempuh perjalanan tersebut. Demikian halnya dengan para siswa. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, diharapkan siswa lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran.


(15)

3) Apersepsi

Prinsip utama apersepsi adalah menjelaskan hubungan antara materi yang akan diajarkan. Guru dapat memberikan ulasan singkat tentang materi pembelajaran kosa kata, kaidah-kaidah penulisan atau EYD, penyusunan klausa, pembuatan kalimat, dan penulisan paragraph. Kegiatan ini dapat mengugah kembali ingatan siswa terhadap materi-materi yang diperlukan dan sudah harus dikuasai siswa sebagai syarat dalam pembelajaran menulis.

4) Penjelasan praktik pembelajaran dengan media lagu

Guru menjelaskan kepada siswa enam kegiatan yang akan mereka jalani dalam proses pembelajaran. Keenam kegiatan tersebut adalah a) pemutaran lagu, b) penulisan gagasan yang muncul saat menikmati lagu dan sesudahnya, c) pengendapan atau penelaahan dan pengelompokan gagasan, d) penyusunan outline (kerangka karangan), e) penyusunan karangan, dan f) penilaian kelompok. 5) Praktik pembelajaran

Guru dan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses ini guru harus dapat menjadi motivator dan fasilitator yang baik.

6) Pascates

Siswa menulis sebuah lagu karangan tanpa didahului dengan kegiatan mendengarkan lagu. Jenis dan tema karangan karangan tetap sama dengan materi pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.

Evaluasi terhadap pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembelajaran menulis dengan metode sugesti imajinasi menjadi tahap


(16)

ketiga dari kegiatan pembelajaran tersebut. Dalam tahap ini, guru harus bisa melihat keberhasilan dan kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Di sisi lain, membandingkan hasil pretes dan pascates dengan membuat grafik perolehan nilai dapat menjadi sarana yang cukup efektif untuk melihat persentase pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Selain tiga tahap yang bersifat teknis, pembelajaran menulis dengan metode sugesti-imajinasi juga mensyarakat beberapa hal yang bersifat normatif. Pertama, guru harus mempunyai pengetahuan yang luas, terutama tentang lagu-lagu yang sedang digemari para siswa. Hal ini akan sangat membantu guru dalam memilih lagu sebagai media. “Tabungan” pengetahuan itu juga dapat mendukung penampilan guru pada saat memberi

arahan cara “mengeksploitasi” lagu untuk membangun imajinasi dan memunculkan gagasan-gagasan yang terpendam. Kedua, guru harus mampu mengolah emosi para siswa sehingga mereka benar-benar bisa menikmati lagu, bukan sekedar mendengarkan. Ketiga, guru harus bisa membangun

relasi “pertemanan’ dengan siswa. Dengan cara inilah, guru membantu para

siswa dalam proses pembelajaran tanpa rasa takut, canggung, dan tertekan. 3. Metode Konvensional

Menurut Hasan (2004:132), “Pembelajaran tradisional adalah pendekatan pembelajaran tradiosional adalah pendekatan pembelajaran yang muncul di mana guru aktif memberikan pengajaran yang diberikan guru.”


(17)

Pendapat di atas memberikan gambaran bahwa dalam pendekatan tradisional siswa tidak diberi kesempatan untuk memberikan komentar terhadap apa yang disampaikan guru. Hal ini disebabkan pembelajaran tradisonal mengganggap siswa hanya objek didik yang hanya dapat dibentuk sesuai keinginan guru.

Usman (2007:56) mengemukan beberapa ciri belajar dengan pendekatan pembelajaran tradisional yaitu:

 Siswa belajar hanya duduk, dengar, catat, dan hafal.

 Sumber informasi hanya guru.

 Metode yang sering digunakan hanyalah ceramah.

 Suasana kelas membosankan karena guru yang aktif.

 Materi pelajaran kurang memperhatikan kemampuan anak didik.

 Banyak waktu terbuang sehingga hasilnya tidak optimal.

Ciri cara belajar di atas pada era sekarang ini tidak efektif karena tujuan pembelajaran tidak seperti yang diinginkan. Tujuan pembelajaran tradisional hanya mendominasikan daya hafal dari pada kemampuan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tahu hanya dari cerita guru, bukan hasil indranya sendiri. Dalam pembelajaran tradisional guru kurang memperhatikan potensi yang dimiliki siswa karena dalam pembelajaran ini siswa hanya dianggap sebagai objek pendidikan yang hanya menerima pesan-pesan yang disampaikan guru di kelas.

Dari uraian di atas dapat dikemukan urutan pengajaran dengan menggunakan pendekatan pembejaran tradisional sebagai berikut:


(18)

b. Guru menerangkan isi wacana kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah.

c. Waktu menjelang akhir jam pelajaran, guru memberikan tes kepada siswa.

d. Guru menilai hasil belajar siswa.

4. Kemampuan Menulis Karangan Narasi a. Pengertian Kemampuan

Menurut Djamarah, dkk (2000:23) bahwa, “kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu.”

Menurut Poerwadarminta (1996:625), “Kemampuan adalah kesanggupan untuk menghasilkan atau melakukan sesuatu.” Selanjutnya

Kamisa (1997:623) menyatakan, “Kemampuan dapat didefenisikan sebagai

ketrampilan memerlukan kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan dan

disertai dengan tingkat latihan yang terus menerus.”

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan


(19)

sesuatu hal yang berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh individu secara tidak sadar, secara diam-diam, secara instrinsik, intuitif dan terbatas.

b. Pengertian Menulis

Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah proses belajar yang dialami siswa mulai tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Menulis merupakan proses bernalar. Saat menulis, penulis harus berpikir menghubung-hubungkan berbagai fakta-fakta, membandingkan dan sebagainya. Proses bernalar (penalaran) merupakan proses berpikir sistematis untuk memperoleh kesimpulan pengetahuan. Ini berarti jika penalaran benar maka penulis menuliskan buah pikirannya dengan sistematis logis dan membuat kesimpulan yang tepat.

Seperti yang dikatakan Suriamiharja (1996:2) mengatakan

“Menulis adalah jelmaan bahwa lisan, menyalin atau melahirkan perasaan

seperti mengarang, membuat surat, laporan dan sebagainya. Selanjutnya Gie (2002 : 91) megemukakan, “Menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulis untuk dibaca

dan dimengerti oleh orang lain.”

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah pemindahan buah pemikiran atau perasaan dalam bentuk lambang-lambang melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti orang lain.


(20)

c. Pengertian Karangan

Widyamartaya (1990:9) merupakan bahwa, “karangan adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis yang dibaca dan dimengerti oleh masyarakat.

Gie (2002 : 3) mengatakan, “Karangan adalah perwujudan gagasan

seseorang dalam bahasa tulis yang dibaca dan dimengerti oleh masyarakat.”

Dalam karangan terkandung suatu unit buah pikiran yang dikandung oleh semua kalimat dalam karangan tersebut. Kalimat-kalimat dalam karangan haruslah saling bertalian untuk membentuk suatu gagasan yang utuh.

a) fungsi Karangan

Karangan sebagai wadah yang menampung ide atau pemikiran mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan satu topic atau tema yang lain, karena setiap karangan hanya dapat mengandung satu unit pikiran.

2. Memisahkan dan menegaskan pengertian secara wajar dan formal untuk memungkinkan pembaca berhenti lebih lama dari perhentian di akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama memungkinkan terjadinya pemusatan pikiran terhadap tema atau topic yang dingkapkan karangan. (Semi, 1990:55).


(21)

b) Syarat Karangan yang Baik

Untuk mencapai dan menghasilkan suatu karangan yang baik, maka ada persyaratan yang harus diikuti, antara lain:

1. Kesatuan

Dalam hal ini, kesatuan merupakan semua kalimat yang membina karangan hanya menyatakan atau mendiskusikan hal yang sama. Setiap karangan haruslah mengandung satu pokok pikiran.

2. Koherensi atau Penyatuan

Koherensi mempunyai pengertian masing-masing kalimat mempunyai hubungan timbal-balik yang baik dan teratur. Koherensi juga mempunyai pengertian sebagai upaya membuat jalan pikiran dari kalimat yang satu ke kalimat yang lain berhubung erat dan benar, serta menghasilkan kejelasan. Dengan demikian, koherensi akan mampu menuntun pembaca mengikuti jalan pikiran yang terdapat dalam karangan secara jelas dan logis dari satu bagian ke bagian lainya secara bersama-sama terlihat ide itu sebagai suatu kebulatan yang utuh.

3. Kecukupan Pengembangan

Kecukupan pengembangan artinya suatu ide pokok dikembangkan atau dijelaskan secukupnya, sehingga tercapai tujuan kejelasan tema pokok. Dalam hal ini tentu diperlukan adanya kalimat penjelas yang akan menimbulkan kesan bertele-bele atau terlalu singkat, sehingga belum mencapai tingkat kejelasan.


(22)

4. Susunan yang berpola

Maksud dari susunan yang berpola adalah gagasan atau topik disusun dalam satu pola yang baik, apakah menurut susunan kronologis, susunan logis, sehingga mampu memperlihatkan kesatuan yang koherensi (Semi, 1990 : 59-83)

d. Karangan Narasi

1. Pengertian Karangan Narasi

Narasi merupakan suatu bentuk pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyarankan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu dan meningkatkan urutan kronologis suatu peristiwa, kajian dan masalah.

Keraf (2004:136) mengatakan:

Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu yagn berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelanya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi

Selanjutnya Djuheri dan Suherli (2001:47) mengemukakan, “narasi adalah yang mengisahkan suatu peristiwa yang disusun secara kronologis (sistematisn waktu) dengan tujuan memperluas pengalaman seseorang karangan narasi disebut juga karangan kisahan karena isinya menceritakan suatu peristiwa

atau kisah seseorang”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah sebuah cerita yang mengisahkan suatu peristiwa secara kronologis.

Kokasih (2003:47) mengemukakan, berdasarkan materi pengembangannya, karangan narasi terbagi ke dalam dua jenis yakni narasi fiksi


(23)

dan narasi non fiksi. Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif. Narasi fiktif adalah disebut juga narasi sugestif. Contoh novel dan cerpen. Narasi non fiktif adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa factual, sesuatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga narasi ekspositori contoh laporan perjalanan.

2. Unsur-unsur Narasi

Keraf (2004 : 136) mengatakan bahwa “Ada dua unsur yang menjadi titik focus narasi yaitu tindakan dan waktu. Apa yang telah terjadi yang dikisahkan dalam narasi adalah rangkaian tindakan yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian waktu.”

Djuharie dan Suherli (2001:47) mengatakan bahwa cerita atau kisah yang diketengahkan di dalam narasi bias kisah fiktif atau imajinatif, dapat pula kisah yang diungkapkan itu kisah factual atau nyata. Contoh kisah yang fiktif di antaranya adalah cerpen, novel hikayat sekalipun kadang-kadang kisah ini berupa kisah nyata, namun di dalam pengungkapannya, kisah nyata tersebut dibungkus oleh imajinasi pengarangnya. Contoh kisah nyata di antaranya adalah sejarah, biografi, otobiografi, dan cerita pengalaman

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan beberapa cirri-ciri narasi yaitu:

 Diantara peristiwa yang diceritakan di susun secara kronologis, artinya di dalam penyusunan peristiwa-peristiwa yang diceritakan yaitu menggunakan plot atau alur cerita.

 Di dalam narasi terdapat tokoh-tokoh yang diungkapkan, bahkan lebih jauh disertai perwatakannya.


(24)

 Tujuan penulisan narasi adalah untuk memperluas pengalaman seseorang, baik itu pengalaman lahiriah maupun batiniah. Pengalaman lahiriah adalah pengalaman alam nyata, sedangkan pengalaman batiniah pengalaman batin seseorang dalam mengapresiasi unsur-unsur instrinsik suatu kisah atau cerita, menikmati dan merasakan keindahan-keindahan yang terdapat di dalamnya.

3. Syarat Karangan Narasi yang Baik

Syarat karangan narasi yang baik adalah karangan narasi yang memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Kesatuan, artinya semua kalimat yang membina karangan menyatakan atau mendiskusikan hal yang sama.

2. Koherensi atau penyatuan, artinya masing-masing kalimat mempunyai hubungan timbal balik yang naik dan teratur.

3. Kecukupan pengembangan, atau dijelaskan sehingga timbul kesan tidak bertele-tele.

4. Susunan yang berpola, artinya gagasan atau topic disusun dalam suatu pola susunan yang baik. Apakah menurut susunan kronologis, susunan ruang, atau susunan logis sehingga mampu memperlihatkan kesatuan dan koherensi.

4. Teknik Penulisan Karangan Narasi

Untuk menghasilkan tulisan narasi yang baik diperlukan teknik menulis

narasi yang baik. Kokasih (2004:27) mengatakan bahwa, “Ada beberapa hal

yang perlu dikuasai dalam teknik menulis karangan narasi yaitu menetapkan tujuan, menetapakan topic, dan membuat kerangka tulisan.


(25)

1. Menentukan Tujuan

Dengan menetapkan tujuan yang jelas akan membantu penulis memperoleh gambaran tentang persoalan yang akan ditulisnya dan membangkitkan semangat penulis merangkai kata-kata yagn lebih jelas dan terarah.

2. Menentukan Topik

Dalam menentukan topik, penulis harus menguasai bentuk-bentuk peristiwa atau permasalahan apa yagn akan ditulis agar topiknya benar-benar terwujud dan menarik.

3. Membuat Kerangka Karangan

Kerangka karangan merupakan pedoman atau acuan penulis tentang hal-hal apa saja yang akan ditulis, sehingga dengan adanya kerangka tulisan ini alur cerita akan semakin jelas.

B. Landasan Konseptual

Pembelajaran yang akan dilaksanakan di sekolah masih bersifat konvensional yang menoton dan membosankan. Hal ini disebabkan guru yang terlalu dominan dalam proses belajar mengajar. Guru di sekolah masih banyak yang mengunakan metode satu arah dan kurang mengasah kreatifitas siswa sehingga berdampak negative terhadap kompetensinya. Metode inilah yang disebut dengan metode ceramah.

Pada kelas yang menggunakan metode ini, proses belajar yang terjadi adalah guru menyajikan pelajaran dengan penuturan atau penjelasan secara langsung terhadap siswa. Sehingga guru lebih mudah menguasai kelas, mengorganisasikan tempat duduk, dapat diikuti jumlah siswa yang besar, mudah mempersiapkan dan melaksanakannya dan guru mudah menerangkan pelajaran


(26)

dengan baik. Namun dalam pelaksanaanya, metode ini menyebabkan guru (visual) menjadi rugi dan siswa (auditif) lebih besar menerimanya. Metode ini jika terlalu lama digunakan akan meyebabkan kebosanan. Saat menggunakan metode ini, guru akan merasa bahwa siswa mengerti dan tertarik dengan ceramahnya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diduga bahwa hasil belajar menulis karangan narasi yang menggunakan metode sugesti imajinasi akan tinggi dibandingkan dengan metode ceramah katrena metode sugesti imajinasi ini adalah metode pembelajaran menulis dengan cara memberikan sugesti lewat lagu yang untuk merangsang imajinasi dan membayangkan atau menciptakan gambaran dan kejadian berdasarkan tema lagu dalam menulis sebuah karangan narasi.

Berdasarkan landasan teoretis penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode sugesti imajinasi dan variabel terikatnya adalah kemampuan menulis karangan narasi.

Dengan demikian, diharapakan penggunaan metode sugesti imajinasi ini dapat membangkitkan semangat siswa, merangsang pikiran, perasaan siswa dalam mempelajari sesuatu hal daripada dengan menggunakan metode ceramah yang terpusat pada guru. Sehingga prestasi belajarnya dalam menulis karangan narasi semakin membaik.


(27)

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah pendidikan yang perlu dikaji kebenarannya berdasarkan data penelitian. Menurut Arikunto

(2002:187) bahwa, “Sebuah hipotesis adalah rumusan gambaran sementara

dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenarnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti dan setiap hipotesis yang diajukan harus diuji untuk mengetahui jawaban yang sebenarnya. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: dalam penelitian ini adalah:

H = Metode Sugesti Imajinasi efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Santo Thomas 3 medan tahun pembelajaran 2009/2010.


(28)

A. Penyajian Data

Telah dijelaskan bahwa penelitian ini adalah penelitian ekperimen. Dalam desain ekperimen terdapat kelompok yang disebut kelompok ekperimen yaitu kelompok yang sengaja dipengaruhi oleh variabel-variabel tertentu, dan kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak dipengaruhi oleh- variabel-variabel itu. Kelompok kontrol dimaksudkan sebagai pembanding hingga terjadi perubahan akibat variabel-variabel ekperimen itu.

Berdasarkan metode eksperimen yang dikemukakan di atas maka satu di antara kedua kelompok itu dianggap sebagai kelompok eksperimen, sedangkan yang lain sebagai pengontrol atau pembanding. Sebagai kelompok eksperimen adalah siswa yang memperoleh pengajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode sugesti imajinasi, sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah siswa yang mendapatkan pengajaran menulis karangan narasi berdasarkan metode konvensional. Setelah data pada penelitian ini terkumpul, selanjutnya menganalisis data. Berikut data peneltian yang didapat masing-masing kelompok dianalisis secara terpisah agar mudah dibaca sebagaimana uraian selanjutnya.

Pada saat pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode sugesti imajinasi disebut sebagai kelompok eksperimen. Pada saat tes terdapat 25 orang siswa. Keseluruhan data kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan metode sugesti imajinasi dan metode konvensional seperti disajikan pada tabel berikut ini.


(29)

Dengan Menggunakan Metode Sugesti Imajinasi Kelompok Eksperimen (X)

No Nama Reteri I Reteri II Variabel X

1 Santa Angela 70 70 70

2 Frans Situmorang 84 74 79

3 Bob Sinaga 85 85 85

4 Fernando 70 70 70

5 Monika Pasaribu 84 74 79

6 Intan Sari 85 85 85

7 Yubel Siahaan 70 70 70

8 Riamayanti 85 85 85

9 Rosinta Zubea 84 74 79

10 Winton S. 85 85 85

11 Hendrik Situngkir 85 85 85

12 Helen Simatupang 74 84 79

13 Roy Nainggolan 94 84 89

14 Ronald R. B 94 84 89

15 Monita Nababan 74 84 79

16 Novriyanti Hasugian 74 84 79

17 Febriyanti Tarigan 94 84 89

18 Lina Sitinjak 95 95 95

19 Hiero Nabit 94 84 89

20 Dirga Naibaho 74 84 79

21 Juan P. Tampubolon 84 94 89

22 Meita Tamba 85 85 85

23 Felix M. 84 94 79

24 Cornelia Surbakti 85 85 85

25 Agatha Sitepu 84 74 89


(30)

No Nama Reteri I Reteri II Postes (Y)

1 Shanty 64 64 64

2 Jessica Manao 64 64 64

3 Imanuel Tobing 60 60 60

4 Pandapotan Sinaga 84 74 79

5 Yohana Tarigan 74 74 74

6 Evi Tumanggor 70 70 70

7 Rudy Sitepu 74 74 74

8 Jayanti 74 74 74

9 Marissa Purba 70 70 70

10 Angelica 85 85 74

11 Widya Putri 74 74 74

12 Agutinus Sihombing 84 74 79

13 Frans Situmorang 70 70 70

14 Jhon manurung 64 64 64

15 Sartika Dorlin 85 85 85

16 Michael 74 84 79

17 Indah Purnama 64 64 64

18 Mega Sitepu 60 60 60

19 Antonius Bagariang 70 70 70

20 Berlin Situmorang 74 74 74

21 Siska Margaret 84 74 79

22 Fernando 74 74 74

23 Julianus 70 70 70

24 Intan Sari 74 74 74

25 Melkiana Nababan 70 70 70

Jumlah 1800

Keterangan:

Reteri I : Penilai 1 Reteri II : Penilai 2


(31)

Tabel IX

Distribusi Frekuensi Skor Menulis Karangan Narasi Dengan Menggunakan Metode Sugesti Imajinasi

Variabel Eksperimen (X)

X F Fx X X2 Fx2

70 3 210 -12,64 159,76 479,28

79 8 632 -3,64 13,24 105,92

85 7 592 2,36 5,56 38,92

89 6 534 6,36 40,44 242,64

95 1 95 12,36 152,76 152,76


(32)

Gambar 1. Histogram Data Ketrampilan

Menulis Karangan Narasi Kelompok Eksperimen

c. Perhitungan Mean, Standar Deviasi dan Standar Eror 1) Mean

Mx = ∑ �� � = 2066

25

= 82,64 2) Standar Deviasi SDx = √∑ �

= √ �, � 0 20 40 60 80 100 120

1 2 3 4 5

F R E K U E N S I Axis Title

Chart Title

Series 3 Series 2 Series 1


(33)

= 6,38 3) Standar Error

SEMX = SDx

√� −

= 6, 38

√2

= 6,72 4,89 = 1,30

Dari perhitungan di atas dipeoleh nilai rata-rata atau mean sebesar 82,64, standar deviasi = 6,38 dan standar error =1,30

2. Deskripsi Frekuensi Kelompok Kontrol (Y) a. Distribusi data kelompok Kontrol (Y)

Tabel X

Distribusi Frekuensi Skor Menulis Karangan Narasi Dengan Menggunakan Metode Konvensional

Kelompok Kontrol (Y)

X F Fx X X2 Fx2

60 2 120 -12 144 288

64 4 256 -8 64 256


(34)

85 2 170 13 169 338

25=N ∑Fx=1800 ∑Fx2 = 1130

b. Histogram Data Kelompok Eksperimen (X)

Gambar 1. Histogram Data Ketrampilan

Menulis Karangan Narasi Kelompok Ekperimen

c. Perhitungan Mean, Standar Deviasi dan Standar Eror 1) Mean

Mx = ∑ �� � = 1800

25

0 20 40 60 80 100 120

1 2 3 4 5

Axis Title

Chart Title

Series 3

Series 2


(35)

2) Standar Deviasi SDx = √∑ ��

=

25 = √ ,2 = 6,72 3) Standar Error

SEMX = SDx

√� −

= 6, 72

√2

= 6,72 4,89 = 1,37

Dari perhitungan di atas dipeoleh nilai rata-rata atau mean sebesar 72,00, standar deviasi = 6,72 dan standar error =1,37

C. Pengujian Persyaratan Analisis

Penganalisisan data menggunakan statistic komparasi yaitu dengan menggunakan uji “t”. Analisis ini digunakan dengan persyaratan bahwa yang diteliti adalah hasil dari populasi yang berdistribusi normal dan varians dari kelompok-kelompok yang membentuk sampel


(36)

1. Uji Normalitas

a. uji Normalitas Data Kelompok Ekperimen (X)

Untuk menguji normalitas data digunakan uji normalitas Liliefors.

Tabel XI

Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen (X)

X F Fkum Zi F(Zi) S(Zi) L

70 3 3 - 1,98 0,0239 0,12 0,0961

79 8 11 -0,570 0,2843 0,44 0,1557

85 7 18 0,36 0,6406 0,72 0,0794

89 6 24 0,996 0,8389 0,96 0,1211

95 1 25 1,93 0,9732 1 0,0268

Berdasarkan tabel di atas, harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut adalah Lo = 0,1557 dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0,05 di dapat Ltabel = 0,173 yang lebih besar dari lo = 0, 1557 sehingga hipotesis nol diterima. Dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal.

Untuk pengujian normalitas data kelompok eksperimen (X) di atas, perhitungannya sebagai berikut:

Diketahui:

Mx = 82,64, SD=6,38, N=25 a) Bilangan Baku (Zi)

Zi = ∑(�− �̅ ��

= (70 - 82,64) 6,38


(37)

Demikian untuk mencari data Zi selanjutnya

b) F(Zi) = Zi + 0,5 (Zi lihat tabel distribusi normal standar) = (-1,98) + 0,5

= -0,4761 + 0,5 = 0,0239

Demikian untuk mencari data F(Zi) selanjutnya. c) S(Zi) = ����

� = 5 = 0,12

= Demikian untuk mencari data S(Zi) selanjutnya d) L = [F(Zi) – S(Zi)]

= [0,0239 – 0,12] = -0,0961

Demikian untuk mencari L selanjutnya. b. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol (Y)

Untuk menguji normalitas data digunakan uji normalitas lilliefors. Tabel XII

Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol (Y)

X F Fkum Zi F(Zi) S(Zi) L

60 2 2 1,78- 0,0375 0,08 0,0425

64 4 6 -1,19 0,117 0,24 0,123

70 6 12 -0,29 0,3859 0,48 0,0941


(38)

Berdasarkan tabel di atas, harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut adalah Lo = 0,1459 dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0,05 di dapat Ltabel = 0, 173 yang lebih besar dari lo = 0, 1459, sehingga hipotesis nol diterima. Dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal.

Untuk pengujian normalitas data kelompok kontrol (Y) di atas, perhitungnya sebagai berikut:


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000. Management penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

Debdiknas. 2003. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

De Porter, Bobbi and Mike Hernacki. (1999). Quantum learning: Unleashing the genius in you, atau Quantum learning: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, terjemahan Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.

Djamarah, dkk. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. 2008. Metologi Penelitian Pendidikan Kuatitatif & Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Gie, The liang. 2003. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Harefa, Andreas. 2002. Agar Menulis Mengarang Bisa Gampang. Jakarta; Gramedia pustaka Utama.

Hasan, Chalidjah. 2004. Dimensi – Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: AL. Ikhlas

Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah.

Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya


(40)

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

Moeslichatoen. 2006. Metode Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Sayful. 2005. konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Semi, M. Atar.1997. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Tarigan, Henry Guntur. 1996. Membina ketrampilan menulis Paragraf dan Pengembangan. Bandung; Angkasa.

Sumber dari Internet:

Http://Www. Google.com/Keyword: Pendekatan Metode Sugesti-Imajinasi dengan

Media Lagu.

Http:// Www.Google.com/Keyword: Menulis Karangan dengan Media Lagu. (Ginting, Vera. “Penguatan Membaca, fasilitas sekolah dan ketrampilan dasar membaca serta minat baca murid baca murid”. Artikel dalam jurnal Pendidikan Penabur, No. 04/IV/Juli 2005 dalam www. Pusatbahasa. Diknas.go.id/laman/artikel/Petrus Trimantara.pdf).


(1)

= 72,00

2) Standar Deviasi SDx = √∑ ��

=

25 = √ ,2 = 6,72 3) Standar Error

SEMX = SDx

√� −

= 6, 72

√2

= 6,72

4,89 = 1,37

Dari perhitungan di atas dipeoleh nilai rata-rata atau mean sebesar 72,00, standar deviasi = 6,72 dan standar error =1,37

C. Pengujian Persyaratan Analisis

Penganalisisan data menggunakan statistic komparasi yaitu dengan menggunakan uji “t”. Analisis ini digunakan dengan persyaratan bahwa yang diteliti adalah hasil dari populasi yang berdistribusi normal dan varians dari kelompok-kelompok yang membentuk sampel


(2)

berlakunya analisis komparasi.

1. Uji Normalitas

a. uji Normalitas Data Kelompok Ekperimen (X)

Untuk menguji normalitas data digunakan uji normalitas Liliefors.

Tabel XI

Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen (X)

X F Fkum Zi F(Zi) S(Zi) L

70 3 3 - 1,98 0,0239 0,12 0,0961

79 8 11 -0,570 0,2843 0,44 0,1557

85 7 18 0,36 0,6406 0,72 0,0794

89 6 24 0,996 0,8389 0,96 0,1211

95 1 25 1,93 0,9732 1 0,0268

Berdasarkan tabel di atas, harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut adalah Lo = 0,1557 dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0,05 di dapat Ltabel = 0,173 yang

lebih besar dari lo = 0, 1557 sehingga hipotesis nol diterima. Dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal.

Untuk pengujian normalitas data kelompok eksperimen (X) di atas, perhitungannya sebagai berikut:

Diketahui:

Mx = 82,64, SD=6,38, N=25 a) Bilangan Baku (Zi)

Zi = ∑(�− �̅ ��

= (70 - 82,64) 6,38


(3)

= -1,98

Demikian untuk mencari data Zi selanjutnya

b) F(Zi) = Zi + 0,5 (Zi lihat tabel distribusi normal standar) = (-1,98) + 0,5

= -0,4761 + 0,5 = 0,0239

Demikian untuk mencari data F(Zi) selanjutnya. c) S(Zi) = ����

� = 5 = 0,12

= Demikian untuk mencari data S(Zi) selanjutnya d) L = [F(Zi) – S(Zi)]

= [0,0239 – 0,12] = -0,0961

Demikian untuk mencari L selanjutnya. b. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol (Y)

Untuk menguji normalitas data digunakan uji normalitas lilliefors. Tabel XII

Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol (Y)

X F Fkum Zi F(Zi) S(Zi) L

60 2 2 1,78- 0,0375 0,08 0,0425

64 4 6 -1,19 0,117 0,24 0,123

70 6 12 -0,29 0,3859 0,48 0,0941


(4)

85 2 25 1,93 0,9732 1 0,0268

Berdasarkan tabel di atas, harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut adalah Lo = 0,1459 dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0,05 di dapat Ltabel = 0, 173 yang

lebih besar dari lo = 0, 1459, sehingga hipotesis nol diterima. Dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal.

Untuk pengujian normalitas data kelompok kontrol (Y) di atas, perhitungnya sebagai berikut:


(5)

69

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000. Management penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

Debdiknas. 2003. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

De Porter, Bobbi and Mike Hernacki. (1999). Quantum learning: Unleashing the genius in you, atau Quantum learning: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, terjemahan Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.

Djamarah, dkk. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. 2008. Metologi Penelitian Pendidikan Kuatitatif & Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Gie, The liang. 2003. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Harefa, Andreas. 2002. Agar Menulis Mengarang Bisa Gampang. Jakarta; Gramedia pustaka Utama.

Hasan, Chalidjah. 2004. Dimensi – Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: AL. Ikhlas

Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah.

Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya


(6)

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

Moeslichatoen. 2006. Metode Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Sayful. 2005. konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Semi, M. Atar.1997. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Tarigan, Henry Guntur. 1996. Membina ketrampilan menulis Paragraf dan Pengembangan. Bandung; Angkasa.

Sumber dari Internet:

Http://Www. Google.com/Keyword: Pendekatan Metode Sugesti-Imajinasi dengan Media Lagu.

Http:// Www.Google.com/Keyword: Menulis Karangan dengan Media Lagu.

(Ginting, Vera. “Penguatan Membaca, fasilitas sekolah dan ketrampilan dasar

membaca serta minat baca murid baca murid”. Artikel dalam jurnal

Pendidikan Penabur, No. 04/IV/Juli 2005 dalam www. Pusatbahasa. Diknas.go.id/laman/artikel/Petrus Trimantara.pdf).