PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SENYAWA KARBON DENGAN KONTEKS OBAT HERBAL.

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SENYAWA KARBON DENGAN KONTEKS OBAT HERBAL

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

Indah Puspita Sari 0902325

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SENYAWA KARBON DENGAN KONTEKS OBAT HERBAL

Oleh Indah Puspita Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Indah Puspita Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

INDAH PUSPITA SARI

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SENYAWA KARBON DENGAN KONTEKS OBAT HERBAL

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Iqbal Musthapa, M.Si NIP. 197512232001121001

Pembimbing II

Muhamad Nurul Hana, S.Pd, M.Pd NIP. 197101191997021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 196611211991031002


(4)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan

Multimedia Pembelajaran Senyawa Karbon dengan Konteks Obat Herbal Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa SMA” ini berserta seluruh isinya adalah benar -benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau, ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 29 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan

Indah Puspita Sari NIM 0902325


(5)

ii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak baik moral maupun material. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Iqbal Musthapa, M.Si selaku pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, berkenan meluangkan waktu, dan memotivasi, serta memberikan nasehat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Muhamad Nurul Hana S.Pd, M.Pd,. selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan dukungannya selama penyusunan skripsi ini disela kesibukannya.

3. Bapak Dr.rer.nat H.Ahmad Mudzakir, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran skripsi ini.

4. Bapak Dr. Momo Rosbiono, M.Pd, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi dan nasehat kepada penulis. 5. Bapak Gun Gun Gumilar, M.Si. selaku validator yang telah meluangkan

waktunya untuk memvalidasi dan memberikan saran kepada penulis serta seluruh dosen Jurusan Pendidikan Kimia, staf dan laboran yang telah memberikan ilmu dan berbagai pengalaman kepada penulis.

6. Ibu Dr. Hernani, MSi selaku ketua prodi pendidikan kimia yang telah memberikan masukan, motivasi dan nasehat yang sangat berarti selama penyususnan skripsi ini

7. Keluarga besar Agus Sutedi yang tidak pernah lelah dalam memberikan do’a, selalu memberikan kasih sayang, nasehat, dukungan, serta motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

8. Rekan satu tim penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi demi dan memberikan semangat untuk kelancaran skripsi.

9. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Kimia yang telah memebrikan ilmunya kepada penulis selama menjalankan studi perkuliahan.


(6)

iii

10.Seluruh mahasiswa kimia angkatan 2009 yang telah memberikan pengalaman berkesan selama menjalankan perkuliahan.

Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini, yang juga tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Bandung, Agustus 2014


(7)

vi Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Bismilalahirrahmaanirrahiim.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi dan Rasul Muhammad SAW beserta umatnya hingga akhir zaman. Atas seizin-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Senyawa Karbon dengan Konteks Obat Herbal Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa SMA”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengalaman dan wawasan yang dimiliki penulis namun penulis telah melakukan usaha yang optimal dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan karya-karya selanjutnya. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan wawasan serta manfaat bagi semua pihak, baik untuk penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, Agustus 2014


(8)

vii Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Batasan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Literasi Sains ... 7

B. Pembelajaran Berbasis Literasi Sains ... 11

C. Multimedia Pembelajaran ... 12

D. Model Pengembangan Multimedia Pembelajaran. ... 20

E. Konten Pembelajaran Senyawa Karbon. ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian ... 34


(9)

viii Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Alur Penelitian. ... 35

D. Definisi Operasional. ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Pengolahan Data. ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahap Analisis ... 44

B. Tahap Desain ... 49

C. Tahap Pengembangan ... 52

D. Tahap Evaluasi ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(10)

ix Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Rumus Struktur Gugus Fungsi. ... 22

Tabel 4.1 Kedudukan Materi Senyawa Karbon dalam Standar Isi. ... 45

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Desain Instruksional dan Konseptual. ... 53

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Desain Grafis dan Antar Muka. ... 61

Tabel 4.4 Hasil Angket Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran dalam Multimedia. ... 68

Tabel 4.5 Hasil Angket Tanggapan Guru Terhadap Kemenarikan Multimedia . ... 70

Tabel 4.6 Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Motivasi Belajar Menggunakan Multimedia ... 71

Tabel 4.7 Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Konten Pembelajaran dalam Multimedia . ... 71

Tabel 4.8 Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Navigasi dalam Multimedia ... 72

Tabel 4.9 Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Desain Grafis dan Kemenarikan Multimedia. ... 73


(11)

x Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Model Penelitian ADDIE ... 35

Gambar 3.2 Alur Penelitian. ... 36

Gambar 4.1 Hasil Validasi Transformasi Teks Dasar Ke Dalam Teks Media.50 Gambar 4.2 Story Board Sebelum dan Setelah Revisi ... 52

Gambar 4.3 Tampilan Multimedia Pada Tahap Kontak. ... 56

Gambar 4.4 Tampilan Multimedia Pada Tahap Kuriositi. ... 56

Gambar 4.5 Tampilan Multimedia Pada Tahap Eksplorasi. ... 58

Gambar 4.6 Tampilan Multimedia Pada Tahap Pengambilan Keputusan. ... 59

Gambar 4.7 Tampilan Multimedia Pada Tahap Nexus. ... 59

Gambar 4.8 Tampilan Multimedia Pada Tahap Penilaian. ... 60

Gambar 4.9 Tampilan Multimedia Sebelum dan Setelah Revisi Ukuran Huruf Teksnya. ... 62

Gambar 4.10 Tampilan Multimedia Sebelum dan Setelah Revisi Kekontrasan Warna Grafik dan Teks dengan Layar . ... 63

Gambar 4.11 Tampilan Multimedia Sebelum dan Setelah Revisi Spasi Antar Barisnya . ... 64

Gambar 4.12 Tampilan Multimedia Sebelum dan Setelah Revisi tampilan Grafiknya . ... 65

Gambar 4.13 Tampilan Multimedia Sebelum dan Setelah Revisi Ketebalan Panah Reaksinya . ... 66

Gambar 4.14 Tampilan Multimedia Sebelum dan Setelah Revisi Bentuk Tombolnya. ... 67


(12)

xi Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.1 Hasil Perumusan Indikator dan Tujuan Pembelajaran ... 80

A.2 Penurunan Proposisi Mikro Makro ... 84

A.3 Struktur Makro. ... 125

B.1 Lesson Sequence Map. ... 128

B.2 Transformasi Teks Dasar Kedalam Teks Media. ... 129

B.3 Transformasi Teks Media Kedalam Materi Presentasi. ... 169

B.4 Story Board ... 212

C.1 Angket Tanggapan Guru ... 240


(13)

iv

Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

TIMSS dan PISA menunjukan capaian literasi sains siswa Indonesia kurang menggembirakan, hal ini diduga karena ketidakmampuan siswa mengkaitkan konsep sains yang dipelajari dengan permasalahan dalam kehidupan nyata. Pembelajaran sains seharusnya diarahkan pada konteks aplikasi sains sebagai wahana aplikasi sains untuk meningkatkan literasi sains siswa Indonesia. Konteks obat herbal khas Indonesia dapat digunakan sebagai konteks aplikasi sains yang menerangkan konten materi senyawa karbon. Senyawa karbon merupakan konsep kimia yang cukup abstrak dan sulit dipahami. Untuk membantu memvisualisasikan konsep abstrak tersebut dapat digunakan multimedia pembelajaran. Dengan adanya multimedia pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami materi senyawa karbon dengan konteks obat herbal. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia pembelajaran senyawa karbon yang dikaitkan dengan konteks obat herbal untuk siswa kelas XII SMA. Bahan yang dijadikan materi multimedia diambil dari teks dasar buku ajar senyawa karbon dengan konteks obat herbal yang dihasilkan dari penelitan sebelumnya. Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang terdiri dari tahapan analisis (Analysis), perencanaan (Design), pengembangan (Development), Implementasi (Implementation) dan Evaluasi (Evaluation). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian ahli terhadap kualitas desain intruksional dan konseptual, lembar penilaian ahli terhadap kualitas desain grafis dan antar muka lalu angket tanggapan guru dan siswa. Selanjutnya data yang diperoleh dari penelitian ini ditabulasi kemudian dideskripsikan. Hasil penilaian ahli menunjukan multimedia yang dikembangkan sudah baik dan mengikuti tahapan STL (Scientific Technology Literacy) yang meliputi tahap kontak, tahap kuriositi, tahap elaborasi, tahap pengambilan keputusan, tahap nexus dan tahap evaluasi. Tanggapan siswa kelas XII SMA terhadap multimedia yang dikembangkan cukup baik ditinjau dari aspek motivasi belajar siswa menggunakan multimedia, konten pembelajaran dalam multimedia, navigasi dalam multimedia serta desain grafis dan kemenarikan multimedia. Tanggapan guru terhadap multimedia yang dikembangkan sangat baik ditinjau dari aspek pembelajaran dalam multimedia dan kemenarikan multimedia.


(14)

v

Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

TIMSS and PISA showed that scientific literacy achievement of Indonesian students is not quite good due to the inability of students to relate science concepts learned to real-life problems. Science learning should be directed to the context for the application of science to improve scientific literacy of students in Indonesia. Indonesian herbal medicine can be used as an application context that explained carbon compounds subject. Carbon compounds subject is a notional concept and it is difficult to understand. To help visualize the notional concepts we can used multimedia. Multimedia can help students to understand carbon compounds subject with herbal remedies as a context. This research aims to produce multimedia of carbon compounds with herbal remedies as a for high school students. The text which is developing in the multimedia is taken from Carbon Compounds with Herbal Remedies as a Context textbook. This research used ADDIE as a research model. ADDIE consists of Analysis phase, Design phase, Development phase, Implementation phase and Evaluation phase. Research instrument that used in this study are instructional design and conceptual quality assessment, graphic design and interface quality assessment, the last one is questionnaire responses of teachers and students. Data that obtained from this research were tabulated and described. The assessment result showed that quality of multimedia was quite good. It contains the STL (Scientific Technology Literacy) phase. The STL phases are contact phase, curiosity phase, elaboration phase, decision-making stage, nexus phase and evaluation phase. Student response was good in terms of motivation for using multimedia, multimedia graphic design, multimedia navigation and attractiveness of multimedia. Teachers’ response for attractiveness and learning system of multimedia were excellent.

Key word: multimedia, carbon compounds subject, scientific literacy, herbal remedies


(15)

1

Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kemampuan dan pemahaman terhadap sains dan teknologi merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Hal ini berdampak pada dibutuhkannya sumber daya manusia yang berkompeten dan scientific literate dalam mengejar pesatnya perkembangan sains dan teknologi. Pendidikan merupakan salah satu alat yang diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia yang berkompeten dan scientific literate. Hal ini sejalan dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. (Permendikbud 2013)

Salah satu dasar pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk menjawab tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

Pendidikan sains (Ilmu Pengetahuan Alam, IPA), khususnya kimia sebagai bagian dari pendidikan pada umumnya berperan penting untuk menyiapkan peserta didik yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan sains dan teknologi (Depdiknas, 2006).

Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia kurang menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA terhadap literasi sains. (Permendikbud, 2013:2)


(16)

2

Dalam pembelajaran sains yang diterapkan di sekolah selama ini, siswa beranggapan bahwa sains merupakan pelajaran yang terpisah dari tempat mereka berada (Hoolbrook, 2005). Hal tersebut menyebabkan siswa tidak mampu mengaitkan dan menggunakan konsep-konsep sains yang dipelajarinya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. . Maka pembelajaran sains di sekolah seharusnya diarahkan pada konteks aplikasi sains sebagai wahana untuk meningkatkan literasi sains siswa Indonesia.

PISA 2000 dan 2003 menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni kompetensi/proses sains, konten/pengetahuan sains dan konteks aplikasi sains.

Konteks PISA mencakup bidang-bidang aplikasi sains dalam seting personal, sosial dan global, yaitu: (1) Kesehatan; (2) sumber daya alam; (3) lingkungan; (4) bahaya; (5) perkembangan mutakhir sains dan teknologi. Konteks aplikasi sains dalam bidang kesehatan yang dapat digunakan sebagai wahana peningkatan literasi sains adalah obat herbal khas Indonesia.

Dari sekitar 283 jenis tanaman obat, ada 12 jenis tanaman yang paling sering dipakai. Dua belas jenis tanaman itu ialah temulawak, jahe, lempuyang gajah, cabe jawa, kedawung, lengkuas, lempuyang wangi, kencur, pula sari, kunyit, bangle dan adas. Jahe, kunyit dan temulawak merupaka jenis rimpang yang paling banyak dikenal oleh masyarakat karena khasiatnya sebagai obat, ketiga tanaman terebut memiliki manfaat berkaitan dengan unsur-unsur kimia yang dikandungnya. Ketiga senyawa tersebut mengandung zat aktif yang merupakan turunan senyawa karbon. (Wiryowidagdo, 2004)

Konteks obat herbal khas Indonesia dinilai dapat digunakan sebagai salah satu konteks aplikasi sains yang cocok untuk menjelaskan konten senyawa karbon karena obat herbal kunyit, jahe dan temulawak dinilai memenuhi kriteria pemilihan konteks berdasarkan pandangan De Jong (2006) yakni dikenal dan relevan untuk siswa (laki-laki dan perempuan), tidak memisahkan perhatian siswa dari konsep terkait, tidak terlalu rumit untuk siswa dan tidak membingungkan siswa.


(17)

3

Senyawa karbon merupakan salah satu konsep kimia yang cukup abstrak dan sulit dipahami siswa SMU. Hal itu didasarkan pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMU Negeri 7 Pontianak. Dari hasil survey tahun 2003 ditemukan bahwa hanya 44% dari 82 siswa yang tergolong berada di atas tingkat ketuntasan belajar tentang senyawa karbon. Hasil wawancara dengan beberapa siswa terungkap bahwa materi ini tergolong sulit karena menuntut siswa untuk mengembangkan nalar dan penguasaan beberapa konsep yang mendasari konsep senyawa karbon.

Konsep-konsep yang bersifat abstrak tersebut dapat divisualisasikan dengan menggunakan multimedia pembelajaran. Pemanfaatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia menjadi suatu solusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan menjadikan suatu alternatif keterbatasan kesempatan mengajar yang dilakukan pendidik

Multimedia pembelajaran merupakan kombinasi antara teks, seni, suara, animasi, dan video yang disampaikan melalui komputer atau peralatan elektronik dan digital yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa

Pembelajaran dengan multimedia sangat potensial untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa. Berdasarkan studi PISA juga terungkap, penggunaan komputer sebagai produk teknologi informasi dan komunikasi berhubungan erat dengan pencapaian akademik yang tinggi (Harisson, et al., dalam OECD, 2009).

Dengan adanya multimedia pembelajaran, akan membantu keefektifan proses pembelajaran di sekolah sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dengan sangat mudah. Materi kimia khususnya gugus fungsi senyawa karbon merupakan materi yang bersifat abstrak. Dengan adanya multimedia pembelajaran berbasis komputer akan dapat membantu guru dalam menjelaskan konsep-konsep kimia yang abstrak kepada siswa sehingga siswa dapat memahaminya dengan baik dan benar. (Purwanto, 2011)


(18)

4

Berdasarkan ulasan pada latar belakang di atas, maka penelitian dengan

judul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Topik Senyawa Karbon Menggunakan Konteks Obat” perlu dilakukan.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan multimedia pembelajaran kimia pada topik senyawa karbon menggunakan

konteks obat herbal khas Indonesia”. Untuk mempermudah pengkajian secara

sistematis terhadap permasalahan yang diteliti, maka rumusan masalah tersebut dirinci menjadi sub-sub masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana bentuk multimedia yang merepresentasikan bahan ajar senyawa karbon dengan konteks obat herbal?

2. Bagaimana integrasi tahapan pembelajaran literasi sains pada multimedia yang dikembangkan?

3. Bagaimana kualitas multimedia pembelajaran topik senyawa karbon dengan konteks obat herbal yang dikembangkan?

4. Bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Terkait dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh multimedia pembelajaran topik senyawa karbon dengan konteks obat herbal.

D. Batasan Masalah

Materi dalam multimedia yang dikembangkan diambil dari teks dasar buku ajar senyawa karbon dengan konteks obat herbal. Multimedia yang dikembangkan digunakan sebagai pelengkap buku ajar senyawa karbon yang telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya.


(19)

5

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan diperoleh berbagai manfaat bagi siswa, guru, peneliti dan lembaga terkait. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

 Mempermudah siswa dalam memahami materi kimia dalam kaitannya dengan konteks yang ril di kehidupan.

 Meningkatkan minat belajar siswa dalam mempelajari kimia. 2. Bagi guru

 Tersedianya informasi keterkaitan pembelajaran kimia yang bersifat masa kini dengan kehidupan di sekitar siswa.

 Tersedianya multimedia pembelajaran kontekstual berbasis literasi sains.  Meningkatkan motivasi guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam

membelajarkan kimia. 3. Bagi peneliti lain

 Memberikan informasi mengenai keberhasilan penggunaan multimedia pembelajaran kontekstual berbasis literasi sains.

 Menjadi acuan atau bahan pertimbangan dalam melaksanakan penelitian yang sejenis.

4. Bagi lembaga terkait

 Memberikan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pembelajaran kimia.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini tersusun atas lima bab disertai dengan lampiran-lampiran pelengkapnya, yakni Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan serta Bab V Kesimpulan dan Saran.

Pada Bab I yaitu pendahuluan berisikan alasan dilakukannya penelitian serta tujuan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian. Bab II yaitu kajian pustaka berisikan mengenai teori-teori yang melandasi penelitian serta mengkaji


(20)

6

penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Bab III yaitu metode penelitian berisikan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, instrumen yang digunakan serta teknik pengolahan data dari instrumen yang digunakan. Bab IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan berisikan hasil penelitian dan pembahasan dari tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan model. Bab V berisikan kesimpulan mengenai multimedia pembelajaran topik ikatan kimia dengan konteks keramik dan saran untuk penelitian lebih lanjut. Kemudian daftar pustaka berisi rujukan yang digunakan dalam penelitian ini dan lampiran-lampiran yang ada dalam penelitian ini.

Setiap bab yang disajikan terbagi lagi kedalam bagian. Bab I yaitu Pendahuluan terdiri dari: latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Bab II yaitu Kajian Pustaka terdiri dari: literasi sains, pembelajaran berbasis literasi sains, multimedia pembelajaran, evaluasi multimedia pembelajaran, model pengembangan multimedia pembelajara dan konten pembelajaran senyawa karbon. Bab III yaitu Metode Penelitian terdiri dari: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, alur penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data. Bab IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari: hasil penelitian dan pembahasan terhadap temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian. Bab V yaitu Kesimpulan dan Saran terdiri dari kesimpulan dan saran.


(21)

34

Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah multimedia pembelajaran senyawa karbon menggunakan konteks obat herbal khas Indonesia. Bahan kajian materi senyawa karbon yang dikembangkan diambil dari teks dasar buku ajar senyawa karbon menggunakan konteks obat herbal yang telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam multimedia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE.

ADDIE merupakan singkatan dari Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation. Model ini dipilih karena ADDIE sering digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional. Selain itu, model ADDIE merupakan model pembelajaran yang bersifat umum dan sesuai digunakan untuk penelitian pengembangan. Ketika digunakan dalam pengembangan, proses ini dianggap berurutan tetapi juga interaktif di mana hasil evaluasi setiap tahap dapat membawa pengembangan pembelajaran ke tahap sebelumnya. Hasil akhir dari suatu tahap merupakan produk awal bagi tahap selanjutnya (McGriff, 2000).

Penggunaan model ADDIE pada pengembangan produk multimedia untuk pembelajaran sudah dikenal secara luas. Parekh mencantumkan ADDIE sebagai salah satu metode pengembangan aplikasi multimedia untuk produk CBT (Computer Based Training). Model ADDIE juga digunakan untuk pengembangan website berbasis multimedia, serta aplikasi pembelajaran berbasis multimedia lainnya (N. Subana, 2013).


(22)

35

Gambar 3.1 Tahap-tahap model penelitian ADDIE

C. Alur Penelitian

Penelitian pengembangan multimedia senyawa karbon dengan konteks obat herbal merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Konstruksi buku ajar senyawa karbon dengan konteks obat herbal untuk mencapai literasi sains siwa SMA. Pada alur penelitian yang digambarkan pada gambar 3.2 bagian yang berwarna abu-abu merupakan bagian yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut kemudian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian pengembangan multimedia senyawa karbon dengan konteks obat herbal.


(23)

36

Analisis standar isi mata pelajaran kimia SMA

Kajian kepustakaan literasi sains Tahap Analisis

Analisis konteks materi obat herbal khas indonesia

Perumusan indikator aspek kognitif melalui kajian konteks,

konten dan kompetensi

Perumusan indikator aspek sikap tehadap sains melalui kajian

konteks, konten dan sikap

Validasi

Analisis konten senyawa karbon

Analisis wacana

Perumusan tujuan pembelajaran

Tahap Desain

Transformasi teks dasar ke dalam teks media

Penyusunan Instrumen Lembar penilaian ahli Pembuatan Lesson Sequence Map Teks dasar

Transformasi materi presentasi

Revisi

Revisi Pembuatan story board

Validasi Revisi Pembuatan multimedia Validasi Produk Awal Penilaian Ahli Perbaikan Produk Akhir Revisi Lembar tanggapan siswa dan guru Tahap Pengembangan

Validasi

Tahap Evaluasi

Uji coba terbatas pada siswa dan guru

Gambar 3.2 Alur Penelitian Struktur makro


(24)

37

Berdasarkan alur penelitian, langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development) dan penilaian (evaluation). Langkah penelitian ini dibatasi hingga tahap uji coba terbatas sehingga penelitian ini tidak menguji pengaruh produk terhadap kemampuan siswa.

1. Tahap Analisis (Analysis) a. Analisis Wacana

Proses analisis wacana meliputi 3 tahapan yaitu: 1. Pembuatan teks dasar

Teks dasar dibuat dengan cara menghaluskan teks. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ketepatan dan kejelasan teks. Penghalusan teks dilakukan dengan cara penghapusan atau penyisipan kata/kalimat/frasa. Teks dasar yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari teks dasar buku ajar yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya. 2. Penurunan proposisi mikro makro

Tahap ini dilakukan dengan menemukan proposisi mikro yang dikaji dari teks dasar. Proposisi mikro memiliki tingkat abstraksi yang paling rendah. Dari proposisi mikro ini dapat ditarik proposisi yang lebih makro. Beberapa proposisi makro dapat menghasilkan proposisi yang lebih makro lagi yang disebut proposisi utama. Proposisi makro dapat diturunkan bekali-kali sesuai dengan abstraksi yang diinginkan. Menurut Setiadi & Agus (2001:54), penurunan proposisi makro dapat dilakukan dengan menerapkan aturan makro yaitu proses penghapusan, generalisasi dan konstruksi.

3. Pembuatan struktur makro

Tahap ini dilakukan dengan memetakan proposisi makro dan proposisi mikro sehingga membentuk bagan representasi materi. Bagan representasi materi ini digunakan untuk menentukan tahapan pembelajaran literasi sains yang nantinya memudahkan peneliti untuk membuat lesson sequance map.


(25)

38

2. Tahap Desain (Design)

a. Penyusunan lesson sequence map.

Lesson sequence map merupakan bagan/ peta yang menunjukan tahapan- tahapan proses pembelajaran dalam literasi sains. Dimulai dengan tahap kontak, tahap kuriositi, tahap elaborasi, tahap pengambilan keputusan, tahap nexus dan tahap penilaian. Pembuatan Lesson Sequence Map berdasarkan teks dasar yang akan dikembangkan pada multimedia pembelajaran.

b. Kesesuaian teks dasar dengan teks media

Teks dasar yang dihasilkan dari analisis wacana konten senyawa karbon dan konteks obat herbal kemudian ditansformasi ke dalam bentuk teks media, lalu teks media yang dihasilkan divalidasi kesesuaiannya dengan teks dasar. Langkah ini dilakukan agar materi dalam multimedia merepresentasikan materi dalam teks dasar buku ajar selain itu langkah ini dilakukan agar materi bersifat teachable (mudah diajarkan) dan subjek yang akan diinformasikan kepada peserta didik yang bersifat accesable (mudah dipahami).

c. Transformasi teks media ke dalam bentuk representasi multimedia

Transformasi teks media ke dalam bentuk representatif multimedia dilakukan dengan cara merancang teks software dan mengidentifikasi bentuk presentasi pendukung materi. Kedua langkah ini dilakukan bersamaan dalam satu tahap desain untuk mempermudah pekerjaan dalam pengembangan storyboard.

Kolom teks media digunakan untuk menampilkan materi yang bersifat teachable (mudah diajarkan) sedangkan kolom teks software berisi materi subjek yang akan diinformasikan kepada peserta didik yang bersifat accesable (mudah dipahami). Kolom bentuk presentasi merupakan pengembangan teks keluaran dan keterampilan intelektual yang diisi dengan menambahkan tanda checklist (√) pada kolom teks, grafis diam, animasi, audio atau video.


(26)

39

d. Pembuatan story board

Story board dibuat untuk merancang tampilan multimedia yang akan dibuat. Story board berisi kolom teks, audio dan visualisasi dengan keterangan mengenai konten dan visualisasi yang digunakan untuk membuat multimedia.

e. Melakukan validasi ahli terhadap setiap desain multimedia yang telah dibuat pada dosen pembimbing

3. Tahap Pengembangan (Development) a. Pembuatan multimedia pembelajaran.

Pada tahap ini dibuat unsur-unsur media pendukung seperti animasi, video dan gambar. Pembuatan animasi dalam multimedia menggunakan Adobe Photoshop CS 4 dan Adobe Illustrator CS 4. Video yang ditampilkan dalam multimedia diambil dari situs www.youtube.com. Selanjutnya dilakukan pengintegrasian berbagai unsur pendukung materi yang telah dikembangkan ke dalam bentuk multimedia pembelajaran. Software pemrograman yang digunakan adalah Adobe Flash Professional CS 4.

b. Validasi

Setelah multimedia selesai dibuat, dilakukan validasi oleh dosen pembimbing. Saran dari dosen pembimbing dijadikan bahan acuan untuk revisi multimedia. Multimedia divalidasi hingga dinyatakan layak dan dapat memasuki tahap penilaian oleh ahli. Hasil dari tahap ini adalah produk multimedia awal.

c. Penilaian ahli terhadap multimedia awal

Penilaian ahli dilakukan terhadap desain insrtruksional dan konseptual serta desain grafis dan antar muka multimedia yang dikembangkan. Saran dari ahli menjadi acuan perbaikan multimedia. Hasil dari tahap ini adalah produk multimedia akhir.

4. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan pada akhir dari tahap analisis, desain dan


(27)

40

development. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk kebutuhan perbaikan multimedia pembelajaran. Evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai produk akhir multimedia setelah mengalami revisi. Evaluasi sumatif dilakukan dengan cara meminta tanggapan siswa SMA dan guru terhadap multimedia yang dikembangkan.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan istilah- istilah yang terdapat dalam penelitian, maka disajikan penjelasan singkat dari beberapa istilah yang digunakan, diantaranya:

1. Literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi isu-isu ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti ilmiah dalam rangka proses untuk memahami alam (OECD, 2009). Literasi sains yang dimaksud dalam penelitian ini lebih ditekankan pada pencapaian literasi sains kimia siswa SMA

2. Konten sains adalah salah satu dimensi literasi sains yang merujuk pada konsep dan teori fundamental untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. (OECD, 2009)

3. Konteks aplikasi sains adalah salah satu dimensi dari literasi sains yang mengandung pengertian situasi dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan sains dan teknologi area aplikasi proses dan pemahaman konsep sains, misalnya kesehatan dan gizi dalam konteks pribadi serta iklim dalam konteks global. (OECD, 2009)

4. Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar, grafik, suara, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. (Ariani dan Haryanto, 2010)


(28)

41

E. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan rumusan masalah pada Bab I maka digunakan instrumen penelitian berupa lembar validasi, dan lembar evaluasi terhadap multimedia pembelajaran. Berikut ini adalah rincian jenis instrumen yang digunakan:

1. Lembar penilaian terhadap kesesuaian teks dasar dan teks media

Instrumen ini dibuat untuk menjawab rumusan masalah nomor satu yaitu

“Bagaimana bentuk multimedia yang merepresentasikan multimedia pembelajaran?”. Lembar kesesuaian teks dasar dan teks media terdiri dari kolom yang berisi teks dasar, kolom yang berisi teks media hasil transformasi dan kolom penilaian kesesuaian.

2. Lembar penilaian terhadap kualitas multimedia

Instrumen ini dibuat untuk menjawab rumusan masalah nomor dua dan

tiga yaitu “Bagaimana integrasi tahapan pembelajaran literasi sains pada

multimedia yang dikembangkan?” dan “Bagaimana kualitas multimedia pembelajaran topik senyawa karbon dengan konteks obat herbal yang

dikembangkan?”. Penilaian terhadap multimedia dilakukan terhadap kualitas

multimedia berdasarkan aspek-aspek desain instruksional dan konseptual serta desain grafis dan antar muka. Kriteria penilaian desain instruksional dan konseptual terdiri atas lima indikator penilaian yaitu pengantar dan arahan, navigasi dan orientasi, interaktifitas, kesesuaian penyajian materi dengan alur pembelajaran literasi sains dan isi pembelajaran. Kriteria penilaian desain grafis adan antar muka ditinjau dari kualitas tampilan multimedia seperti tulisan, tombol navigasi, video, animasi dan gambar.

3. Angket tanggapan guru dan siswa

Instrumen ini dibuat untuk menjawab rumusan masalh nomor emapr yaitu

“Bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan ?”. Angket tanggapan guru terdiri dari dua bagian yaitu tanggapan guru terhadap pembelajaran dalam multimedia dan tanggapan guru terhadap kemenarikan multimedia. Angket tanggapan siswa terdiri dari empat bagian yaitu,


(29)

42

tanggapan siswa mengenai motivasi belajar siswa ketika menggunakan multimedia, tanggapan siswa mengenai konten pembelajaran dalam multimedia, tanggapan siswa mengenai navigasi dalam multimedia dan tanggapan siswa mengenai desain grafis dan kemenarikan multimedia.

G. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan instrumen yang telah disusun, terdapat tiga jenis data yang dibutuhkan untuk menjawab instrumen tersebut, ketiga data tersebut antara lain: 1. Data hasil penilaian ahli

Data hasil penilaian ahli digunakan untuk mengetahui kesesuaian teks dasar dan teks media dan kulitas multimedia ditinjau dari aspek desain instruksional dan koneptual serta aspek desain grafis dan antar muka. Selain itu, data hasil penilaian ahli juga digunakan untuk mengetahui apakah multimedia yang dikembangkan mengintegrasikan enam tahapan STL (Scientific Literacy Technology). Teknik pengumpulan data penilaian dengan cara memberikan lembar penilaian kualitas desain grafis dan antar muka serta desain instruksional dan konseptual dalam pengembangan multimedia senyawa karbon dengan konteks obat herbal yang dilengkapi dengan CD berisikan produk multimedia awal. 2. Data hasil angket tanggapan guru dan siswa

Data hasil angket tanggapan guru dan siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa mengenai multimedia yang dikembangkan. Teknik pengumpulan data untuk siswa dan guru dengan cara memberikan angket tanggapan guru dan siswa disertai dengan CD yang berisikan produk multimedia akhir.

H. Teknik pengolahan data

Berdasarkan instrumen yang digunakan maka dilakukan pengolahan data pada:

1. Pengolahan data hasil penliaian kesesuaian teks dasar dan teks media Setelah data hasil kesesuaian teks dasar dan teks media diperoleh, kemudian dilakukan perbaikan terhadap teks media yang dinilai kurang sesuai


(30)

43

dengan teks dasar. Setelah dilakukan perbaikan maka teks media dapat digunakan sebagai bahan awal untuk tahap selanjutnya.

2. Pengolahan data hasil penilaian multimedia

Setelah data hasil penilaian terhadap desain grafis dan antar muka serta desain instruksional dan konseptual diperoleh, kemudian data tersebut di tabulasi. Lalu hasil tabulasi tersebut dianalisis secara deskirptif. Saran yang diberikan penilai dijadikan bahan untuk perbaikan multimeida yang dikembangkan. Berdasarkan hasil penilaian dapat ditarik kesimpulan mengenai integrasi tahapan STL dalam multimedia dan kualitas multimedia.

3. Pengolahan data angket tanggapan guru dan siswa

Setelah data angket tanggapan guru dan siswa diperoleh kemudian data tersebut ditabulasi lalu dianalisis secara deskriptif. Berdasakan hasil angket tanggapan guru dapat ditarik kesimpulan mengenai tanggapan guru terhadap pembelajaran dalam multimedia dan kemenarikan multimedia. Berdasarkan angket tanggapan siswa dapat ditarik kesimpulan mengenai tanggapan siswa terhadap motivasi belajar menggunakan multimedia, konten pembelajaran dalam multimedia, navigasi dalam multimedia dan kemenarikan multimedia.


(31)

74

Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Multimedia tutorial yang dikembangkan sudah merepresentasikan buku ajar senyawa karbon dengan konteks obat herbal ditinjau dari kesesuaian teks dasar dan teks media.

2. Multimedia yang dikembangkan sudah mengintegrasikan tahapan pembelajaran literasi sains. Adapun tahapan-tahapan pembelajaran literasi sain yaitu: tahap kontak, tahap kuriositi, tahap elaborasi, tahap pengambilan kepututusan, tahap nexus dan tahap penilaian.

3. Dari hasil penilaian ahli multimedia, multimedia yang dihasilkan pada penelitian sudah cukup baik dinilai dari segi desain instruksional dan konseptual serta desain grafis dan antar muka

4. Tanggapan siswa terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan cukup baik, dilihat dari motivasi belajar siswa menggunakan multimedia, konten pembelajaran dalam multimedia, navigasi, desain grafis dan kemenarikan multimedia.Tanggapan guru mengenai multimedia yang dikembangkan baik, dilihat dari pembelajaran yang terkandung dalam multimedia dan kemenarikan multimedia.

B. SARAN

Sebagai akhir dari sekripsi ini, penulis menyampaikan saran-saran dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan multimedia tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Jadi penggunaan multimedia dalam pembelajaran sebaiknya didampingi oleh guru. Merujuk pada banyaknya istilah tidak awam dalam


(32)

75

multimedia yang dikembangkan. Penggunaan multimedia ini perlu didampingi oleh guru.

2. Multimedia yang dihasilkan pada penelitian ini sudah sampai di uji coba secara terbatas pada siswa, namun belum sampai dilakukan tahapan uji coba eksperimental. Oleh karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan implementasi penggunaan multimedia pembelajaran sehingga diperoleh data mengenai pengaruh multimedia pada kemampuan literasi siswa SMA

3. Multimedia yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi sehingga dapat digunakan tidak hanya oleh siswa SMA namun oleh mahasiswa di perguruan tinggi.


(33)

76

Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N dan Haryanto, D. (2010). Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Darwis, S.N. (1991). Tumbuhan obat famili Zingiberaceae. Bogor: Puslitbang Tanaman

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Djuniar R.H, et al. (2013). Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Pada Materi

Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Di Sma Negeri 1 Pontianak. Echols & Shadily. (1990). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Gonia, M Firdaus. (2009). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Assesmen pada Pembelajaran Pembiasan Cahaya. Skripsi, Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.

Holbrook, J. (1998). “A Resource Book for Teachers of Science Subjects”. UNESCO

Holbrook, J. (2005). “Making Chemistry Teaching Relevant”. Chemichal Education International. 6(1), 1-12.

Johari, J. M. C dan Rachmawati, M. (2007). Kimia I SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis.

Jong, OD. (2006). Context- Based Chemical Education: How to Improve it?. Sweden: Karlstad University.

Kennedy, G., Petrovic, T. & Keppell, M. (1998). The Development of Multimedia Evaluation Criteria and A Program of Evaluation For Computer Aided Learning. In R.Mannual. Corderoy (Ed.) Proceedings


(34)

77

of the fifteenth conference of Australian Society for Computers in Tertiary (ASCILITE) (pp. 407-415). University of Wollongong, Australia.

Lipson. et al. (2006). Developing a computer interaction to enhance student Understanding In Statistical Inference [Online]. Tersedia:

http://www.stat.auckland.ac.ma//~publication/17/6e2_LIPS.pdf McGriff, J. (2000). Instructional System Design (ISD): Using the ADDIE

Model. Penn State: Penn State University

Maemunah, M. (2004). Hiperteks Argumentasi untuk Pembelajaran Kimia SMP pada Pokok Bahasan Unsur Senyawa dan Campuran: Pengalihan Teks Menjadi Hiperteks. Skripsi pada UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Meyer, R. E., dan Moreno, R. (2002) Animation as an Aid to Multimedia

Learning. Educational Physiologist Rivew, Vol. 14, No. 1.

Meyer, R. E., dan Moreno, R. (2003) Nine ways to Reduce Cognitive Load in Multimedia Learning. Educational Physiologist Rivew, Vol. 14, No. 1. Meyer, R. E., dan Moreno, R. (2009)Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan

Aplikasi. Diterjemahkan oleh Teguh Wahyu Utomo. Surabaya: itspress M. Pranjoto Utomo. (2011). Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara

OECD . Makalah pada kegiatan PPM Unggulan FMIPA UNY, Yogyakarta.

M.W, Moelyono. (2010) Etnofarmakognosi, Cikal Bakal Penemuan Obat Baru. [Online]. Tersedia:

http://farmasi.unpad.ac.id/blog/etnofarmakognosi-cukal-bakal-penemuan-obat-baru/ [18 Maret 2014]

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan KOmunikasi. Bandung: CV Alfabeta.

Nentwig, P., et al. (2002). “Chemie in Con text-From situated learning in relevant contexts to a systematic development of basic chemical

concepts”. Makalah Simposium Internasional IPN-UYSEG Oktober


(35)

78

N. Subana, I. D. (2013). Pengembangan Multimedia Interaktif Dengan Model Addie Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VII Semester I Di SMP TP 45 Sukasada. Jurnal Edutech Vol 1, No 2 (2013) Edisi Juli 2013 .

OECD. (2006). PISA Computer-Based Assessment of Student Skills in Science.

OECD. (2006). PISA 2009 Results: What Students Know and Cand Do-Student Performance in Reading. Maathematics and Science (Volume I) Penelitian Kolaboratif Jurusan P.MIPA FKIP. (2004). Meningkatkan Pemahaman Siswa Melalui Strategi Peta Konsep disertai Penulisan Jurnal dalam Setting Pembelajaran Konsep Kimia Karbon yang Didasari Konstruktivisme. Pontianak: Penelitian Tindakan Kelas

Permendikbud. (2013). Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Prasetyo, Y.T. (2003) Instan: Jahe, kunyit, kencur dan temulawak. Jakarta: Kanisius.

Purwanto, K.K. (2011). Pengembangan media pembelajaran kimia berbasis komputer pada materi senyawa karbon untuk SMA kelas XII semester 2. Skripsi Sarjan UNS Malang: tidak diterbitkan

Redhana, W., Suardana, I.N. dan Andayanti, N.A. (21013). “Identifikasi konteks-konten budaya lokal yang relevan dengan materi kimia SMA”. Jurnal Pendidikan Kimia. 3, (1-2), 1-10.

Setiadi, R dan Agus, A. (2001). Dasar-Dasar Pemrograman Software Pembelajaran. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Shwartz, Y., Ben-Zvi, R. dan Hofstein A. (2006). The Use Of Scientific

Literacy Taxonomy for Assesing the Development of Among High-School Student. Chemical Education Research And Practice, 7(4), 203-225.

Siymata, Y. (2013). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif. Malang: UNM

Sumartati, L. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Makanan dan Pengaruhnya Terhadap Kerja Ginjal Untuk Meningkatkan Literasi


(36)

79

Sains Siswa MTs. Tesis pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan

Toharudin, U., Hendrawati, S. & Rustaman,A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:Humaniora.

Udin S. Winataputra, et al. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran.. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widyatiningtyas, R. (2002). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. [Online]. Tersedia: http://educare.e-fkipunla.net. (13 juli 2013)

Waryanto, N. (2005). Storyboard Dalam Media Pembelajaran Interaktif. Yogyakarta: Program KKN-PPL UNY SMA Muhamadiyah 1

Wiryowidagdo, S., Sitanggang, M. (2004). Tanaman Obat Untuk Penyakit Jantung Darah TInggi Dan Kolesterol. Jakarta: Agro Media Pustaka.


(1)

74

Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Multimedia tutorial yang dikembangkan sudah merepresentasikan buku ajar senyawa karbon dengan konteks obat herbal ditinjau dari kesesuaian teks dasar dan teks media.

2. Multimedia yang dikembangkan sudah mengintegrasikan tahapan pembelajaran literasi sains. Adapun tahapan-tahapan pembelajaran literasi sain yaitu: tahap kontak, tahap kuriositi, tahap elaborasi, tahap pengambilan kepututusan, tahap nexus dan tahap penilaian.

3. Dari hasil penilaian ahli multimedia, multimedia yang dihasilkan pada penelitian sudah cukup baik dinilai dari segi desain instruksional dan konseptual serta desain grafis dan antar muka

4. Tanggapan siswa terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan cukup baik, dilihat dari motivasi belajar siswa menggunakan multimedia, konten pembelajaran dalam multimedia, navigasi, desain grafis dan kemenarikan multimedia.Tanggapan guru mengenai multimedia yang dikembangkan baik, dilihat dari pembelajaran yang terkandung dalam multimedia dan kemenarikan multimedia.

B. SARAN

Sebagai akhir dari sekripsi ini, penulis menyampaikan saran-saran dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan multimedia tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Jadi penggunaan multimedia dalam pembelajaran sebaiknya didampingi oleh guru. Merujuk pada banyaknya istilah tidak awam dalam


(2)

75

multimedia yang dikembangkan. Penggunaan multimedia ini perlu didampingi oleh guru.

2. Multimedia yang dihasilkan pada penelitian ini sudah sampai di uji coba secara terbatas pada siswa, namun belum sampai dilakukan tahapan uji coba eksperimental. Oleh karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan implementasi penggunaan multimedia pembelajaran sehingga diperoleh data mengenai pengaruh multimedia pada kemampuan literasi siswa SMA

3. Multimedia yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi sehingga dapat digunakan tidak hanya oleh siswa SMA namun oleh mahasiswa di perguruan tinggi.


(3)

76

Indah Puspita Sari, 2014

Pengembangan multimedia pembelajaran senyawa karbon dengan konteks obat herbal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N dan Haryanto, D. (2010). Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Darwis, S.N. (1991). Tumbuhan obat famili Zingiberaceae. Bogor: Puslitbang Tanaman

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Djuniar R.H, et al. (2013). Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Pada Materi

Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Di Sma Negeri 1 Pontianak. Echols & Shadily. (1990). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Gonia, M Firdaus. (2009). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Assesmen pada Pembelajaran Pembiasan Cahaya. Skripsi, Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.

Holbrook, J. (1998). “A Resource Book for Teachers of Science Subjects”. UNESCO

Holbrook, J. (2005). “Making Chemistry Teaching Relevant”. Chemichal Education International. 6(1), 1-12.

Johari, J. M. C dan Rachmawati, M. (2007). Kimia I SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis.

Jong, OD. (2006). Context- Based Chemical Education: How to Improve it?. Sweden: Karlstad University.

Kennedy, G., Petrovic, T. & Keppell, M. (1998). The Development of Multimedia Evaluation Criteria and A Program of Evaluation For Computer Aided Learning. In R.Mannual. Corderoy (Ed.) Proceedings


(4)

77

of the fifteenth conference of Australian Society for Computers in Tertiary (ASCILITE) (pp. 407-415). University of Wollongong, Australia.

Lipson. et al. (2006). Developing a computer interaction to enhance student Understanding In Statistical Inference [Online]. Tersedia:

http://www.stat.auckland.ac.ma//~publication/17/6e2_LIPS.pdf McGriff, J. (2000). Instructional System Design (ISD): Using the ADDIE

Model. Penn State: Penn State University

Maemunah, M. (2004). Hiperteks Argumentasi untuk Pembelajaran Kimia SMP pada Pokok Bahasan Unsur Senyawa dan Campuran: Pengalihan Teks Menjadi Hiperteks. Skripsi pada UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Meyer, R. E., dan Moreno, R. (2002) Animation as an Aid to Multimedia

Learning. Educational Physiologist Rivew, Vol. 14, No. 1.

Meyer, R. E., dan Moreno, R. (2003) Nine ways to Reduce Cognitive Load in Multimedia Learning. Educational Physiologist Rivew, Vol. 14, No. 1. Meyer, R. E., dan Moreno, R. (2009)Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan

Aplikasi. Diterjemahkan oleh Teguh Wahyu Utomo. Surabaya: itspress M. Pranjoto Utomo. (2011). Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara

OECD . Makalah pada kegiatan PPM Unggulan FMIPA UNY, Yogyakarta.

M.W, Moelyono. (2010) Etnofarmakognosi, Cikal Bakal Penemuan Obat Baru. [Online]. Tersedia:

http://farmasi.unpad.ac.id/blog/etnofarmakognosi-cukal-bakal-penemuan-obat-baru/ [18 Maret 2014]

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan KOmunikasi. Bandung: CV Alfabeta.

Nentwig, P., et al. (2002). “Chemie in Con text-From situated learning in relevant contexts to a systematic development of basic chemical

concepts”. Makalah Simposium Internasional IPN-UYSEG Oktober 2002, Kiel Jerman.


(5)

N. Subana, I. D. (2013). Pengembangan Multimedia Interaktif Dengan Model Addie Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VII Semester I Di SMP TP 45 Sukasada. Jurnal Edutech Vol 1, No 2 (2013) Edisi Juli 2013 .

OECD. (2006). PISA Computer-Based Assessment of Student Skills in Science.

OECD. (2006). PISA 2009 Results: What Students Know and Cand Do-Student Performance in Reading. Maathematics and Science (Volume I) Penelitian Kolaboratif Jurusan P.MIPA FKIP. (2004). Meningkatkan Pemahaman Siswa Melalui Strategi Peta Konsep disertai Penulisan Jurnal dalam Setting Pembelajaran Konsep Kimia Karbon yang Didasari Konstruktivisme. Pontianak: Penelitian Tindakan Kelas

Permendikbud. (2013). Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Prasetyo, Y.T. (2003) Instan: Jahe, kunyit, kencur dan temulawak. Jakarta: Kanisius.

Purwanto, K.K. (2011). Pengembangan media pembelajaran kimia berbasis komputer pada materi senyawa karbon untuk SMA kelas XII semester 2. Skripsi Sarjan UNS Malang: tidak diterbitkan

Redhana, W., Suardana, I.N. dan Andayanti, N.A. (21013). “Identifikasi konteks-konten budaya lokal yang relevan dengan materi kimia SMA”. Jurnal Pendidikan Kimia. 3, (1-2), 1-10.

Setiadi, R dan Agus, A. (2001). Dasar-Dasar Pemrograman Software Pembelajaran. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Shwartz, Y., Ben-Zvi, R. dan Hofstein A. (2006). The Use Of Scientific

Literacy Taxonomy for Assesing the Development of Among High-School Student. Chemical Education Research And Practice, 7(4), 203-225.

Siymata, Y. (2013). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif. Malang: UNM

Sumartati, L. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Makanan dan Pengaruhnya Terhadap Kerja Ginjal Untuk Meningkatkan Literasi


(6)

79

Sains Siswa MTs. Tesis pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan

Toharudin, U., Hendrawati, S. & Rustaman,A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:Humaniora.

Udin S. Winataputra, et al. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran.. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widyatiningtyas, R. (2002). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. [Online]. Tersedia: http://educare.e-fkipunla.net. (13 juli 2013)

Waryanto, N. (2005). Storyboard Dalam Media Pembelajaran Interaktif. Yogyakarta: Program KKN-PPL UNY SMA Muhamadiyah 1

Wiryowidagdo, S., Sitanggang, M. (2004). Tanaman Obat Untuk Penyakit Jantung Darah TInggi Dan Kolesterol. Jakarta: Agro Media Pustaka.