KONSTRUKSI BUKU AJAR SENYAWA KARBON DENGAN KONTEKS OBAT HERBAL INDONESIA UNTUK MENCAPAI LITERASI SAINS SISWA SMA.

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Literasi Sains sebagai Dasar Pengembangan Buku Ajar ... 9

B. Buku Ajar dan Fungsi Buku Ajar ... 10

C. Kriteria Kualitas Buku Ajar ... 11

D. Kekhasan bahan ajar kimia. ... 14

E. Model Pemroduksian Buku Ajar. ... 15

F. Pemproduksian Wacana. ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian ... 23

B. Model Penelitian ... 23


(2)

DEWI FUJI ASTUTI, 2014

Konstruksi Buku Ajar Senyawa Karbon Dengan Konteks Obat Herbal Indonesia Untuk Mencapai

D. Definisi Operasional. ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Alur Penelitian ... 27

G. Teknik Pengumpulan Data ... 30

H. Prosedur Pengolahan Data. ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Buku Ajar Senyawa Karbon Menggunakan Konteks Obat Herbal ... 32

B. Validasi Ahli Terhadap Kontruksi Buku Ajar yang dikembangkan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek/Obyek Penelitian

Penelitian ini mengkaji konstruksi buku ajar senyawa karbon menggunakan konteks obat herbal Indonesia, meliputi karakteristik buku ajar dan validasi dari kualitas buku ajar tersebut. Penelitian melibatkan 5 orang dosen ahli sebagai validator, yang meliputi ahli materi subjek, ahli pedagogi materi subjek, serta dosen berpengalaman di bidang literasi sains dan model rekonstruksi pembelajaran. Sumber wacana untuk konteks diambil dari tiga buku sumber mengenai tanaman herbal Indonesia sedangkan untuk konten senyawa karbon diambil dari empat buku teks kimia tingkat universitas.

B. Model Penelitian

Penelitian ini mengacu pada model rekonstruksi pembelajaran (Duit, et al. Dalam Jorde dan Dillon, 2012). Model ini merekonstruksi hubungan antara pengetahuan dan fakta sains dengan konsepsi siswa saat pembelajaran di kelas. Model ini terdiri dari tiga komponen, yaitu : 1) klarifikasi analisis wacana, 2) penelitian mengajar dan belajar, dan 3) implementasi dan evaluasi serta hubungannya yang saling berkaitan.

Pada penelitian ini dibatasi hanya pada komponen pertama saja, yaitu klarifikasi analisis wacana. Komponen ini bertujuan untuk mengkonstruksi struktur konten ilmu kimia menjadi struktur konten kimia untuk pembelajaran di sekolah sehingga dapat mendukung dalam pencapaian literasi sains siswa SMA. Terdapat dua proses yang perlu dilakukan yaitu elementarisasi struktur konten kimia menjadi ide-ide dasar (struktur makro) dan konstruksi ide-ide dasar tersebut menjadi struktur konten yang sesuai untuk pembelajaran.

Dalam kedua proses ini, masalah konten ilmu pengetahuan dan isu-isu perspektif siswa (konsepsi siswa dan pandangan tentang konten maupun variabel afektif seperti minat dan konsep ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa) harus dipertimbangkan. Setelah melewati proses ini diharapkan peneliti dapat mengubah


(4)

struktur konten sains menjadi struktur konten yang sesuai untuk pembelajaran di kelas(Duit, et al.,2012).

Hasil dari klarifikasi dan analisis wacana ini berupa wacana teks konteks kimia yang telah digabungkan dengan konten kimia terkait. Wacana teks yang dihasilkan mengandung keterampilan intelektual yang harus dicapai siswa yang kemudian diturunkan menjadi indicator untuk setiap butir soal penilaian literasi sains/kimia yang akan dibuat. Dengan kata lain, wacana teks tersebut menjadi acuan dalam pembuatan alat ukur penilaian literasi sains/kimia.

C. Design Penelitian

Desain penelitian adalah seperangkat rencana dan prosedur untuk suatu penelitian yang menjangkau keputusan-keputusan dari asumsi-asumsi yang luas hingga metode yang rinci dalam pengumpulan dan analisis data (Creswell, 2011). Penelitian ini menggunakan mixed methods design. Mixed Methods Design adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis dan “menggabungkan” metode kuantitatif maupun kualitatif dalam satu penelitian (Creswell & Plano Clark, 2007 dalam Creswell, 2011). Design ini digunakan karena penelitian ini membutuhkan data kualitatif maupun data kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah. Data kualitatif mengenai konstruksi buku ajar didapatkan selama tahap klarifikasi dan analisis wacana, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi ahli terhadap teks yang telah dikonstruksi. Untuk menjawab rumusan-rumusan masalah pada Bab I, kedua jenis data ini perlu dianalisis dan dipadukan. Jenis mixed methods designyang digunakan adalah exploratory design. Pada desain ini data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu untuk mengeksplorasi suatu fenomena, baru kemudian dikumpulkan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan yang ditemukan pada data kualitatif (Creswell, 2011).


(5)

Gambar 3.1. Srategi pengembangan Exploratory Mixed Method Design (Terrell, 2012)

D. Definisi Operasional

Sebagai upaya menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan penjelasan terhadap istilah-istilah sebagai berikut :

1. Buku ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.

2. Konteks aplikasi sains adalah salah satu dimensi dari literasi sains yang mengandung pengertian situasi dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan sains dan teknologi area aplikasi proses dan pemahaman konsep sains, misalnya kesehatan dan gizi dalam konteks pribadi serta iklim dalam konteks global (PISA-OECD dalam Firman, 2007).

3. Konten sains adalah salah satu dimensi literasi sains yang merujuk pada konsep dan teori fundamental untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (PISA-OECD dalam Firman, 2007).

4. Literasi sains atau scientificliteracy adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan (OECD, 2009)

Kualitatif (Pengumpulan Data)

Kualitatif (Analisis Data)

Kuantitatif (Pengumpulan Data)

Kuantitatif (Analisis Data) Interpretasi


(6)

5. Konstruksi adalah proses mengubah suatu struktur konten ilmu pengetahuan tertentu menjadi struktur konten yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran yang melibatkan literasi sains siswa (Duitet al, 2012). Dalam penelitian ini hanya dilakukan klarifikasi dan analisis wacana yang merupakan salah satu komponen dalam model Rekonstruksi Pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang relevan dalam menjawab rumusan masalah, penelitian yang akan dilakukan menggunakan instrumen berupa lembar validasi. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui validitas dari konstruksi buku ajar dilakukan. Validasi dilakukan terhadap indikator dan tujuan pembelajaran baik aspek kognitif maupun aspek sikap, serta terhadap struktur konten pembelajaran yang ada pada buku ajar. Lembar validasi tersebut diuraikan sebagai berikut. a. Lembar validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif

dengan KI dan KD kurikulum 2013 serta kompetensi ilmiah PISA 2009. b. Lembar validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap

dengan KI dan KD kurikulum 2013 serta aspek sikap PISA 2009.

c. Lembar validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran aspek proses dengan KI dan KD kurikulum 2013 serta aspek proses PISA 2009.

d. Lembar validasi teks hasil komposit konten dan konteks sebagai struktur konten pembelajaran dalam buku ajar. Validasi dilakukan berdasarkan ketepatan isi konten dan konteks, kesesuaian antara konten dan konteks dalam teks, kesesuaian teks dengan KD Kurikulum 2013, kesesuaian komponen-komponen pendukung teks (gambar, ilustrasi, sketsa dan percobaan) serta kesesuaian teks dengan kemampuan kognitif siswa.


(7)

F. Alur Penelitian

Alur Penelitian adalah rencana tentang pengumpulan dan analisis data agar dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif serta sesuai dengan tujuan penelitian (Nasution, 1991). Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka digunakan alur penelitian. Secara ringkas alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3 Alur Penelitian

Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA Materi Senyawa Karbon

Analisis Kepustakaan Tanaman Herbal Indonesia

Analisis Kepustakaan Pembelajaran Literasi Sains

Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek

kognitif melalui telaah konteks, konten, dan aspek

kompetensi PISA 2009

Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap melalui telaah konteks, konten,

dan aspek sikap PISA 2009

Validasi

Revisi

Klarifikasi dan Analisis Wacana Valid

Tidak valid

Revisi Validasi

Interpretasi Data

Kesimpulan

Perumusan indikator dan tujuan pembelajaranaspek proses melalui

telaah konteks, konten, dan aspek proses PISA 2009

Tidak valid

Valid Fase Kualitatif

Fase Kuantitatif


(8)

Berdasarkan alur penelitian pada gambar, tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Analisis Standar Isi mata pelajaran kimia dalam hal ini Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013untuk konten senyawa karbon.

b. Analisis kepustakaan yang berhubungan dengan konteks tanaman herbal Indonesia.

c. Analisis kepustakaan yang berhubungan dengan literasi sains dan pembelajaran literasi sains melalui STL.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah melaksanakan tahap persiapan, penelitian berlanjut ke tahap pelaksanaan yang diuraikan sebagai berikut :

a. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif melalui analisis konteks dan konten

Indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif dirumuskan setelah analisis konten dan konteks pada tahap persiapan. Indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif disesuaikan dengan KI dan KD kurikulum 2013 dan kompetensi aspek kognitif ilmiah PISA 2009.

b. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap melalui analisis konteks dan konten

Indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap dirumuskan setelah analisis konten dan konteks pada tahap persiapan. Indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap disesuaikan dengan KI dan KD kurikulum 2013 dan kompetensi aspek sikap ilmiah PISA 2009.

c. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek proses melalui analisis konteks dan konten

Indikator dan tujuan pembelajaran aspek proses dirumuskan setelah analisis konten dan konteks pada tahap persiapan. Indikator dan tujuan pembelajaran


(9)

aspek proses disesuaikan dengan KI dan KD kurikulum 2013 dan kompetensi aspek proses ilmiah PISA 2009.

d. Validasi terhadap rumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif, sikap dan proses

e. Klarifikasi dan analisis wacana

Pada tahap ini penelitian mulai memasuki tahap produksi wacana buku ajar. Pemroduksian wacana dimulai dengan mengelementarisasi materi konten dan konteks secara terpisah. Sumber materi untuk konten senyawa karbon adalah buku-buku teks kimia [Carey, F.A. (2000); McMurry, J. (2000); Fessenden & Fessenden, (1986);S. Riswiyanto. (2009)], sedangkan konteks tanaman herbal diambil dari buku [Wasito, Hendri.(2011);Achmad, Sjamsul A, dkk. (2009);Dewick, Paul M.. (2008)]. Selanjutnya dilakukan modifikasi teks-teks tersebut melalui analisis wacana yang dituangkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1. Format Analisis Wacana Buku Teks

Teks Ahli Proses Penghalusan Teks Dasar Hasil Penghalusan

Proses penghalusan meliputi penghilangan kata atau frasa yang tidak sesuai dan penyisipan kata atau frasa yang perlu, agar konten dari teks sesuai untuk digunakan sebagai konten pembelajaran.

Langkah selanjutnya dari klarifikasi dan analisis wacana adalah mengkompositkan teks dasar konten dan konteks. Untuk melakukannya dibuat struktur makro teks dan lesson sequence mapyang mengikuti tahap-tahap pembelajaran STL sebagai acuan agar pengkompositan teks dapat dikendalikan. Hasil dari tahap ini berupa komposit yang dapat digunakan sebagai konten pembelajaran.

f. Validasi terhadap teks konten pembelajaran hasil analisis wacana

Validasi dilakukan oleh ahli pedagogi dan materi subyek. Tujuan dari validasi adalah melihat ketepatan dan kesesuaian konten dan konteks dalam teks, juga melihat kesesuaian teks tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.


(10)

3. Tahap akhir

Setelah seluruh tahapan dilaksanakan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan interpretasi data, perbaikan teks, kemudian penarikan kesimpulan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah adalah karakteristik buku ajar hasil konstruksi dan validasi ahli terhadap konstruksi buku ajar yang dilakukan. Teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik buku ajar senyawa karbon menggunakan konteks obat herbal Indonesia hasil konstruksi diketahui dengan menganalisis proses klarifikasi dan analisis wacana (elementarisasi s.d. konstruksi), keterpaduan wacana konten senyawa karbon dan konteks obat herbal Indonesia dalam teks yang dihasilkan dan menganalisis kesesuaian teks terhadap tahapan pembelajaran STL (Nentwig, et al, 2002).

2. Hasil validasi ahli terhadap konstruksi buku ajar yang dilakukan dengan validasi kepada 5 orang dosen ahli yang meliputi ahli materi subyek, ahli literasi sains. Validasi dilakukan terhadap indikator dan tujuan pembelajaran yang dikembangkan, serta teks konten pembelajaran hasil konstruksi sebagai elaborasi dari tujuan pembelajaran.

H. Prosedur Pengolahan Data 1. Karakteristik Buku ajar

Data yang diperoleh untuk mengetahui karakteristik buku ajar, yaitu teks asli konten dan konteks serta rekonstruksinya hingga menjadi teks konten pembelajaran, diolah melalui analisis secara deskriptif.

2. Validasi ahli

Data yang diperoleh pada saat penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna. Data yang diperoleh dapat menggambarkan kualitas teks yang dikonstruksi juga sebagai acuan untuk perbaikan. Hasil validasi ahli pada tiap lembar validasi diolah melalui pendekatan kuantitatif dengan Content


(11)

Tabel 3.2KriteriaValidasi

Kriteria Skor

Ya 1

Tidak 0

Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.

1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten) CVR

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon

Ketentuan :

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0

 Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99.

2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)

Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab “Ya”.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H, dkk. (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Antony C. Wilbraham & Michael S.Matta. (1992). Pengantar Kimia Organik dan

Hayati. Bandung : ITB

Anwar, S. (2012). Pengolahan Bahan Ajar. Handout Perkuliahan. Tidak diterbitkan

Arifin, S. A, dkk. (2009). Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-Tumbuhan Obat

Tradisional. Bandung : Penerbit ITB.

Arikunto, S.(2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT. Bumi Aksara Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Artama, T, dkk. (2009). Kajian Kualitas Terhadap Buku Materi Pokok “Pengetahuan Bahan Pangan Hewan”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Mata pelajaran Kimia untuk Sekolah

Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta : BSNP

Carey, F.A. (2000). Organic Chemistry Fourth Edition. Amerika Serikat: McGraw-Hill Higher Education.

Creswell, J,W. (2001). Educational research: Planning, Conducting and

Evaluating Qualitative and Quantitative Research. New York: Pearson.

De Jong, O. (2006). Context-Based Chemical Education: How to Improve it?. Sweden: Karlstad University.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Dewick, P. M.. (2008). Medicinal Natural Products A Biosynthetic Approach


(13)

Duit, R, Gropengieβer, H, Kattmann, U, Komorek, M, Parchmann, I. (2012). “The Model of Educational Rescontruction- A Framework for Improving

Teaching and Learning Science”. Dalam Jorde and Dillon (Ed.). Science

Educational Research and Practice in Europe.

Enawaty, E., Harida, Mulyani F.S. (2007). Meningkatkan Pemahaman Siswa

Melalui Strategi Peta Konsep disertai Penulisan Jurnal dalam Setting Pembelajaran Konsep Kimia Karbon yang Didasari Kontruktivisme (Penelitian Kolaboratif Jurusan P.MIPA FKIP Untan dan SMU Negeri 7 Pontianak). Pontianak. [online]. Tersedia di: http://www.scribd.com/doc/7674148/Ptk-Kimia-Sma-7. (5 Desember 2013) Fessenden & Fessenden. (1986). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Firman, H. (2007). Laporan Hasil Analisis Literasi Sains berdasarkan Hasil PISA

Nasional Tahun 2006.Puspendik.

Hayat, B dan Yusuf, S. (2010). Mutu Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Holbrook, J. (2005). “Making Chemistry Teaching Relevant. Chemical

Education International.6, 1-12

Johari, J.M.C. (2009). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis.

Keenan, W. C. (1999). Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kusuma, R.W. (2012). Aktivitas Antioksidan dan Antiinflamasi In Vitro serta

Kandungan Kurkuminoid dari Temulawak dan Kunyit Asal Wonogiri.

Institut Pertanian Bogor : Tidak diterbitkan.

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of

Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.

McMurry, J. (2000). Organic Chemistry Fifth Edition. Brooks/Cole : United States of America.

Mudzakir, A. (2005). Chemie im Kontext (konsepsi Inovatif Pembelajaran Kimia di Jerman). Makalah Seminar Nasional Pendidikan Kimia. UPI Bandung. Muslich, M. (2010). Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan,

dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media


(14)

Partana, C. F dan Wiyarsi, A. (2009). Mari Belajar KIMIA 3 : Untuk SMA-MA

Kelas XII IPA. Jakarta : SIC

Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.

Setiadi, R. (1998). Analisis Wacana Teks Bahan Ajar dala Penulisan Buku Teks. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.

Setiadi, R. Dan Agus, A. (2004). Dasar-dasar Pemrograman Software

pembelajaran. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Show-Yu, L. (2009). “Chemical Literacy and Learning Sources of Non-Science Major Undergraduates on Understandings of Environmental Issue”.

Chemical Education Journal (CED). 13, (1) Registration No 13-3.

Shwartz, Y, Benzvi, R, & Hofstein, A. (2006). “The Use Scientific Literacy

Taxonomy for assesing the development of Chemical Literacy among high school Student”. Chemical Education Research and Practice, 7(4),203-225.

Sitorus, M. (2010). Kimia Organik Umum. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sudarmo, U. (2007). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Surakarta : Phiβeta.

Sudrajat, A. (2008). Konsep Pengembangan Bahan Ajar [online]. Tersedia : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-2/. [2 Januari 2013]

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sunarya, Y. (2000). Kimia Umum Berdasarkan prinsip-prinsip kimia modern. Bandung : Alkemi Grafisindo Press.

Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tarigan, D. Dan H.G. Tarigan. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Terrell, S,R. (2012). “Mixed Methods Research Methodologies”. The Qualitative

report. 17, (1), 254-280.


(15)

Toharudin, U, Hendrawati S, dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi

Sains Peserta Didik. Bandung : PT. Humaniora

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Tulis

Ilmiah. Bandung: UPI

Vaino, K, Holbrook, J, dan Rannikmae, M. (2012). “Stimulating Students’ Intrinsic Motivation for Learning Chemistry Through The Use of

Context-Based learning Modules”. Chemistry Education Research and Practice. 13,

410-419.

Wasito, H. (2011). Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wiersma, W. (2009). Research Methods in Education An Introduction. Boston : Pearson Education, Inc.

Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s ContentValidity Ratio. Chemical Education Research

and Practice , XX(X) 1–14.\

Wuryanto, A. (2010). Pengembangan Handout. [online].

http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/09/02/handout. Diakses pada tanggal 21 desember 2013.


(1)

3. Tahap akhir

Setelah seluruh tahapan dilaksanakan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan interpretasi data, perbaikan teks, kemudian penarikan kesimpulan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah adalah karakteristik buku ajar hasil konstruksi dan validasi ahli terhadap konstruksi buku ajar yang dilakukan. Teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik buku ajar senyawa karbon menggunakan konteks obat herbal Indonesia hasil konstruksi diketahui dengan menganalisis proses klarifikasi dan analisis wacana (elementarisasi s.d. konstruksi), keterpaduan wacana konten senyawa karbon dan konteks obat herbal Indonesia dalam teks yang dihasilkan dan menganalisis kesesuaian teks terhadap tahapan pembelajaran STL (Nentwig, et al, 2002).

2. Hasil validasi ahli terhadap konstruksi buku ajar yang dilakukan dengan validasi kepada 5 orang dosen ahli yang meliputi ahli materi subyek, ahli literasi sains. Validasi dilakukan terhadap indikator dan tujuan pembelajaran yang dikembangkan, serta teks konten pembelajaran hasil konstruksi sebagai elaborasi dari tujuan pembelajaran.

H. Prosedur Pengolahan Data 1. Karakteristik Buku ajar

Data yang diperoleh untuk mengetahui karakteristik buku ajar, yaitu teks asli konten dan konteks serta rekonstruksinya hingga menjadi teks konten pembelajaran, diolah melalui analisis secara deskriptif.

2. Validasi ahli

Data yang diperoleh pada saat penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna. Data yang diperoleh dapat menggambarkan kualitas teks yang dikonstruksi juga sebagai acuan untuk perbaikan. Hasil validasi ahli pada tiap lembar validasi diolah melalui pendekatan kuantitatif dengan Content


(2)

Tabel 3.2KriteriaValidasi Kriteria Skor

Ya 1

Tidak 0

Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.

1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten) CVR

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya

N : total respon Ketentuan :

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0

 Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99.

2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)

Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab “Ya”.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H, dkk. (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Antony C. Wilbraham & Michael S.Matta. (1992). Pengantar Kimia Organik dan

Hayati. Bandung : ITB

Anwar, S. (2012). Pengolahan Bahan Ajar. Handout Perkuliahan. Tidak diterbitkan

Arifin, S. A, dkk. (2009). Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-Tumbuhan Obat

Tradisional. Bandung : Penerbit ITB.

Arikunto, S.(2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT. Bumi Aksara Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Artama, T, dkk. (2009). Kajian Kualitas Terhadap Buku Materi Pokok

“Pengetahuan Bahan Pangan Hewan”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan

Jarak Jauh.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Mata pelajaran Kimia untuk Sekolah

Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta : BSNP

Carey, F.A. (2000). Organic Chemistry Fourth Edition. Amerika Serikat: McGraw-Hill Higher Education.

Creswell, J,W. (2001). Educational research: Planning, Conducting and

Evaluating Qualitative and Quantitative Research. New York: Pearson.

De Jong, O. (2006). Context-Based Chemical Education: How to Improve it?. Sweden: Karlstad University.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Dewick, P. M.. (2008). Medicinal Natural Products A Biosynthetic Approach


(4)

Duit, R, Gropengieβer, H, Kattmann, U, Komorek, M, Parchmann, I. (2012). “The Model of Educational Rescontruction- A Framework for Improving Teaching and Learning Science”. Dalam Jorde and Dillon (Ed.). Science Educational Research and Practice in Europe.

Enawaty, E., Harida, Mulyani F.S. (2007). Meningkatkan Pemahaman Siswa

Melalui Strategi Peta Konsep disertai Penulisan Jurnal dalam Setting Pembelajaran Konsep Kimia Karbon yang Didasari Kontruktivisme (Penelitian Kolaboratif Jurusan P.MIPA FKIP Untan dan SMU Negeri 7

Pontianak). Pontianak. [online]. Tersedia di:

http://www.scribd.com/doc/7674148/Ptk-Kimia-Sma-7. (5 Desember 2013) Fessenden & Fessenden. (1986). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Firman, H. (2007). Laporan Hasil Analisis Literasi Sains berdasarkan Hasil PISA

Nasional Tahun 2006.Puspendik.

Hayat, B dan Yusuf, S. (2010). Mutu Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Holbrook, J. (2005). “Making Chemistry Teaching Relevant. Chemical Education International.6, 1-12

Johari, J.M.C. (2009). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis.

Keenan, W. C. (1999). Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kusuma, R.W. (2012). Aktivitas Antioksidan dan Antiinflamasi In Vitro serta

Kandungan Kurkuminoid dari Temulawak dan Kunyit Asal Wonogiri.

Institut Pertanian Bogor : Tidak diterbitkan.

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.

McMurry, J. (2000). Organic Chemistry Fifth Edition. Brooks/Cole : United States of America.

Mudzakir, A. (2005). Chemie im Kontext (konsepsi Inovatif Pembelajaran Kimia di Jerman). Makalah Seminar Nasional Pendidikan Kimia. UPI Bandung. Muslich, M. (2010). Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan,

dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media


(5)

Partana, C. F dan Wiyarsi, A. (2009). Mari Belajar KIMIA 3 : Untuk SMA-MA

Kelas XII IPA. Jakarta : SIC

Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.

Setiadi, R. (1998). Analisis Wacana Teks Bahan Ajar dala Penulisan Buku Teks. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.

Setiadi, R. Dan Agus, A. (2004). Dasar-dasar Pemrograman Software

pembelajaran. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Show-Yu, L. (2009). “Chemical Literacy and Learning Sources of Non-Science Major Undergraduates on Understandings of Environmental Issue”.

Chemical Education Journal (CED). 13, (1) Registration No 13-3.

Shwartz, Y, Benzvi, R, & Hofstein, A. (2006). “The Use Scientific Literacy Taxonomy for assesing the development of Chemical Literacy among high school Student”. Chemical Education Research and Practice, 7(4),203-225.

Sitorus, M. (2010). Kimia Organik Umum. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sudarmo, U. (2007). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Surakarta : Phiβeta.

Sudrajat, A. (2008). Konsep Pengembangan Bahan Ajar [online]. Tersedia : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-2/. [2 Januari 2013]

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sunarya, Y. (2000). Kimia Umum Berdasarkan prinsip-prinsip kimia modern. Bandung : Alkemi Grafisindo Press.

Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tarigan, D. Dan H.G. Tarigan. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Terrell, S,R. (2012). “Mixed Methods Research Methodologies”. The Qualitative report. 17, (1), 254-280.


(6)

Toharudin, U, Hendrawati S, dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi

Sains Peserta Didik. Bandung : PT. Humaniora

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Tulis

Ilmiah. Bandung: UPI

Vaino, K, Holbrook, J, dan Rannikmae, M. (2012). “Stimulating Students’ Intrinsic Motivation for Learning Chemistry Through The Use of Context-Based learning Modules”. Chemistry Education Research and Practice. 13,

410-419.

Wasito, H. (2011). Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wiersma, W. (2009). Research Methods in Education An Introduction. Boston : Pearson Education, Inc.

Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical

Values for Lawshe’s ContentValidity Ratio. Chemical Education Research

and Practice , XX(X) 1–14.\

Wuryanto, A. (2010). Pengembangan Handout. [online]. http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/09/02/handout. Diakses pada tanggal 21 desember 2013.