HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Disiplin Kerja Pada Karyawan PT. PLN APJ Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA
PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:

TANTI PUTRI SHOIMATUL KARIMAH
F 100 080 063

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA
PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:

TANTI PUTRI SHOIMATUL KARIMAH
F 100 080 063

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ii

ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA
PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA
Tanti Putri Shoimatul Karimah
Drs. Mohammad Amir, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disiplin karyawan berkaitan erat dengan kepatuhan karyawan terhadap
peraturan-peraturan tertentu baik yang ditetapkan dari dirinya maupun oleh pihak
lain. Karyawan juga harus memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhi peraturanperaturannya tanpa harus ada paksaan oleh orang lain. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan kerja adalah interaksi sosial. Interaksi sosial menurut
Walgito (2003), merupakan hubungan antar individu lainnya di mana individu
yang satu mempengaruhi individu yang lainnya atau sebaliknya. Interaksi sosial,
merupakan kunci dari semua kehidupan seseorang oleh karena tanpa interaksi
sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya tanpa interaksi sosial,
tak mungkin ada kehidupan bersama. Tujuan penelitian ini antara lain untuk
mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan disiplin kerja, tingkat
interaksi sosial pada subjek penelitian, tingkat disiplin kerja pada subjek
penelitian, dan peran interaksi sosial dengan disiplin kerja. Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan positif antara interaksi sosial dengan disiplin kerja
pada karyawan PT. PLN APJ Surakarta.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. PLN APJ
Surakarta. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan studi populasi
dikarenakan jumlah populasi yang sedikit dan karakteristik terbatas yang
seluruhnya berjumlah 100 karyawan. Teknik pengambilan subjek yang digunakan
adalah studi populasi. Alat ukur yang digunakan 2 skala, yaitu: skala disiplin kerja
yang berjumlah 40 aitem terdiri dari 19 aitem favourable dan 21 aitem

unfavourable, skala interaksi sosial yang berjumlah 40 aitem terdiri dari 20 aitem
favourable dan 20 aitem unfavourable
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil nilai koefisien korelasi r =
0,205, p = 0,041 (p < 0,05). Sedangkan sumbangan efektif interaksi sosial dengan
disiplin kerja sebesar 4,2%. Hal ini berarti masih terdapat 95,8% faktor-faktor lain
yang mempengaruhi disiplin kerja di luar variabel interaksi sosial. Kesimpulan
hasil analisis data penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan
antara interaksi sosial dengan disiplin kerja, tingkat interaksi sosial pada
karyawan tergolong sedang, tingkat disiplin kerja pada karyawan tergolong
sedang, serta sumbangan efektif peran interaksi sosial sebesar 4,2% terhadap
disiplin kerja karyawan.
Kata kunci: Interaksi sosial, Disiplin kerja

v

Dalam penelitian

PENGANTAR

ini,


peneliti

PT. PLN APJ Surakarta sebagai

menetapkan subjek yang akan diteliti

penyedia layanan energi listrik bagi

adalah karyawan dari perusahaan PT.

masyarakat

PLN APJ Surakarta.

dituntut

untuk

selalu


memberikan kualitas dalam proses

Begitu juga yang dihadapi pada

manajerialnya dan proses pelayanan

perusahaan PT. PLN APJ Surakarta,

terhadap

sehingga

yang mempunyai permasalahan dalam

masyarakat sebagai konsumen merasa

hal kedisiplinan kerja. Hal ini terlihat

terpuaskan. Dengan itu perusahaan


dengan

akan senantiasa memberikan pelayanan

pelanggaran

yang baik, sehingga tanggungjawab

dilakukan oleh karyawan. Fenomena

kerja karyawan lebih besar.

yang

masyarakat,

Disiplin karyawan berkaitan erat
dengan kepatuhan karyawan terhadap


adanya
yang

pelanggarantidak

mencerminkan

sedikit

adanya

pelanggaran kedisiplinan pada PT.
PLN APJ Surakarta.

peraturan-peraturan tertentu baik yang

Menunjukkan tingkat kedisiplinan

ditetapkan dari dirinya maupun oleh


kerja pada tahun 2012 yang belum

pihak

lain.

memiliki

kesadaran

mematuhi

juga

harus

optimal, bahkan untuk indikator datang

sendiri


untuk

terlambat dan pergi tanpa keterangan

Karyawan

peraturan-peraturannya

saat jam kerja mencapai ± 35%.

tanpa harus ada paksaan oleh orang

Salah

lain. Dua pengertian kedisiplinan yakni

mempengaruhi

dalam arti sempit dan arti luas “Dalam


adalah interaksi sosial. Interaksi sosial

arti

bahwa

menurut Walgito (2003), merupakan

kedisiplinan adalah bilamana karyawan

hubungan antar individu lainnya di

tersebut jarang absen dan datang tepat

mana

waktunya. Sedangkan dalam arti luas

mempengaruhi individu yang lainnya


kedisiplinan diartikan sebagai suatu

atau sebaliknya. Dari aspek-aspek yang

sikap, tingkah laku dan perbuatan yang

berpengaruh dalam interaksi sosial ini

sesuai

akan digunakan oleh setiap individu

sempit

dengan

dikatakan

peraturan

perusahaan” (Nitisemito, 1992).

dari

satu

faktor

yang

kedisiplinan

kerja

individu

yang

satu

untuk melakukan aktifitasnya Begitu
pula

kedisiplinan

dalam

bekerja

kemungkinan

dipengaruhi

oleh

yang berniat mengikuti aturan-aturan

interaksi sosial yang terjadi disuatu

yang ditetapkan.

tempat

interaksi

dengan pekerjaan, disiplin kerja adalah

ditempat kerja dapat berjalan dengan

suatu sikap atau tingkah laku yang

baik maka akan dapat meningkatkan

menunjukkan

kedisiplinan kerja karyawan.

terhadap peraturan organisasi.

kerja.

Apabila

Dalam kaitannya

ketaatan

Berdasarkan

Berdasarkan uraian, maka penulis

karyawan

beberapa

definisi

mengajukan rumusan masalah “Apakah

yang telah dikemukakan di atas, dapat

ada hubungan antara interaksi sosial

diambil kesimpulan bahwa disiplin

dengan disiplin kerja pada karyawan

kerja adalah suatu sikap dan perbuatan

PT. PLN APJ Surakarta.” Berdasarkan

untuk mematuhi dan mentaati peraturan

rumusan masalah tersebut maka penulis

yang telah ditetapkan oleh organisasi,

mengadakan penelitian dengan judul

baik tertulis dan tidak mengelak untuk

“Hubungan

menerima

antara

interaksi

sosial

sanksi

bila

dengan disiplin kerja pada karyawan

melanggarnya.

PT. PLN APJ Surakarta.”

Tujuan disiplin kerja

individu

Handoko (1998), mengemukakan

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara

tujuan

interaksi sosial dengan disiplin kerja,

memperbaiki pelanggar, menghalangi

tingkat interaksi sosial pada subjek

para karyawan yang lain melakukan

penelitian, tingkat disiplin kerja pada

kegiatan yang serupa, dan menjaga

subjek penelitian, dan peran interaksi

berbagai

sosial terhadap disiplin kerja

konsisten dan efektif. Moekijat (1999),

Manfaat Penelitian

mengemukakan bahwa tujuan disiplin,

Bagi

pimpinan

PT.

PLN

APJ

baik

pendisiplinan

standar

disiplin

adalah

untuk

kelompok

kolektif

tetap

maupun

Surakarta, karyawan PT. PLN APJ

perseorangan yang sebenarnya adalah

Surakarta, dan peneliti selanjutnya.

untuk

LANDASAN TEORI

mencegah

Disiplin Kerja

dalam mencapai tujuan organisasi.

mengarahkan
terjadinya

pegawai

dan

pelanggaran

Menurut Kaho (2001), adalah

Berdasarkan uraian di atas dapat

suatu sikap seseorang atau kelompok

disimpulkan bahwa tujuan disiplin

kerja pegawai adalah menciptakan dan

Faktor-faktor yang mempengaruhi

menjaga

disiplin kerja

iklim yang sehat

organisasi,

untuk

dalam

mencegah

dan

Hasibuan (2000), mengemukakan

memperbaiki pelanggaran-pelanggaran,

bahwa

dalam

mempengaruhi disiplin karyawan suatu

usaha

mencapai

tujuan

faktor-faktor

organisasi.

organisasi

Aspek-aspek disiplin kerja

kemampuan,

Menurut

Kaho

(2001)

c)Balas

adalah:

yang

a)Tujuan

b)Teladan

jasa

atau

dan

pimpinan,

kesejahteraan,

mengemukakan beberapa tolak ukur

d)Keadilan,

untuk

f)Sanksi hukum, g)Ketegasan, h)Iklim

melakukan

penilaian

atau

pengukuran disiplin kerja pegawai

e)Pengawasan

melekat,

organisasi, i)Hubungan kemanusiaan.

yaitu: kesadaran pegawai untuk hadir

Berdasarkan uraian di atas dapat

tepat waktu, kewaspadaan pegawai

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

dalam menggunakan bahan-bahan dan

mempengaruhi disiplin kerja antara lain

alat-alat kantor, kemampuan pegawai

moral atau semangat, kepemimpinan,

dalam melaksankan dan mengerjakan

kesejahteraan,

tugasnya, semangat pegawai dalam

teladan

menyelesaikan

kemampuan,

pekerjaan,

ketaatan

ancaman,

pimpinan,
balas

ketegasan,

tujuan
jasa,

dan

keadilan,

pegawai dalam mengikuti cara kerja

pengawasan melekat, sanksi, sanksi

yang telah ditentukan. Berdasarkan

hukum, dan interaksi sosial.

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

Interaksi Sosial

aspek-aspek

disiplin

kerja

adalah

Menurut

Walgito

(2003),

kesadaran pegawai untuk hadir tepat

mengartikan interaksi sosial sebagai

waktu, kewaspadaan pegawai dalam

hubungan antara individu satu dengan

menggunakan bahan-bahan dan alat-

individu yang lain, individu satu dapat

alat kantor, kemampuan pegawai dalam

mempengaruhi individu yang lain atau

melaksankan

mengerjakan

sebaliknya, jadi terdapat hubungan

tugasnya, semangat pegawai dalam

yang saling timbal balik. Hubungan

menyelesaikan

tersebut diantaranya terdapat individu

dan

pekerjaan,

ketaatan

pegawai dalam mengikuti cara kerja

dengan

individu,

yang telah ditentukan.

kelompok

atau

individu

dengan

kelompok

dengan

kelompok.

Interaksi

sosial

antar

kelompok-kelompok manusia terjadi
antara

kelompok

kesatuan

dan

menyangkut

tersebut

sebagai

biasanya

tidak

pribadi

anggota-

Aspek-aspek interaksi sosial
Davis

dan

menjelaskan

Newstrom

(1996),

aspek-aspek

yang

mendasari keberhasilan interaksi sosial
adalah komunikasi dan partisipasi.
Berdasarkan uraian-uraian di atas

anggotanya.
Dari beberapa pengertian di atas

dapat disimpulkan aspek-aspek interaksi

dapat disimpulkan bahwa interaksi

sosial antara lain: aspek komunikasi,

sosial adalah hubungan antara individu

kontak sosial, dan partisipasi. Aspek-

dengan

aspek tersebut dijadikan sebagai dasar

individu,

individu

dengan

kelompok, kelompok dengan kelompok

penyusunan skala interaksi sosial.

yang saling mempengaruhi dan saling

Faktor-faktor yang mempengaruhi

tergantung sehingga bisa mengubah

interaksi sosial

atau memperbaiki perilaku individu

Walgito (2003), mengungkapkan

yang lain.

kelangsungan interaksi terlihat sangat

Bentuk-bentuk interaksi sosial

sederhana namun sebenarnya interaksi

Soekanto (2002), proses interaksi

suatu proses yang komplek, dalam

sosial yang pokok adalah: Proses

interaksi dipengaruhi oleh beberapa

asosiatif:

faktor yang mendasari antara lain:

Kerjasama

(cooperation),
Proses

a)faktor

imitasi,

disosiatif: Persaingan (competition),

c)faktor

identifikasi,

Kontravensi (contravention).

simpati.

Akomodasi

(accomodation).

Dari beberapa pendapat tokoh
mengenai

bentuk-bentuk

interaksi

b)faktor
dan

sugesti,
d)faktor

Pada proses pekerjaan menurut
Lindgren

(Soekanto,

2002),

dapat

sosial, maka bentuk interaksi sosial

terjadi pola interaksi satu arah, dua

yang baik dilakukan adalah kerjasama

arah, maupun pola interaksi optimal.

dan

Munculnya

akomodas.

Sedangkan

bentuk

pola

interaksi

dalam

meliputi

pekerjaan karena muncul kesadaran

kompetisi, oposisi, dan kontravensi

dan kesengajaan melibatkan diri untuk

harus dihindari agar tercipta sistem

masuk dalam proses bekerja dengan

interaksi sosial yang baik.

karyawan lain dan atasan. Berdasarkan

interaksi

sosial

yang

pengertian di atas disimpulkan bahwa

ditentukan oleh perusahaan. Glueck

faktor-faktor interaksi dipengaruhi oleh

(1998), mengidentifikasi ada empat

faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan

masalah umum yang berkaitan dengan

simpati.

tersebut

kedisiplinan yaitu: a) masalah pribadi

kegiatan

individu yang berpengaruh pada kinerja

Faktor-faktor

merupakan

suatu

proses

komunikasi

yang

dilakukan

oleh

mereka,

sehingga

kinerja

menjadi

karyawan sebagai salah satu komponen

menurun, b) individu yang mempunyai

dalam proses pekerjaan.

masalah dengan motivasi kerja, c)

Hubungan antara interaksi sosial

individu

dengan disiplin kerja pada karyawan

peringatan

sebelumnya

tapi

masih

PT. PLN APJ Surakarta

mengulangi

perilaku

yang

tidak

Nitisemito

(1996),

sengaja

baik

terhadap

bukan

hanya

bilamana

karyawan selalu datang dan pulang
tepat waktunya, tetapi disiplin kerja itu

pernah

diberikan

diharapkan, d) individu yang memang

mengemukakan disiplin kerja yang
itu

yang

melakukan

pelanggaran

pelanggaran

terhadap

peraturan.
Walgito (2003), mengemukakan

dalam bentuknya yang paling berguna

bahwa

merupakan

yang

kunci dari semua kehidupan sosial,

sesuatu

kekuatan

interaksi

sosial

merupakan

berkembang

dalam

tubuh

pekerja

oleh karena tanpa interaksi sosial tidak

(karyawan)

itu

sendiri

yang

akan ada kehidupan bersama. Interaksi

menyebabkan ia dapat menyesuaikan

sosial itu penting dalam kehidupan,

diri dengan sukarela kepada keputusan

karena saling berkaitan antara individu

yang

nilai

dengan individu maupun kelompok

pekerjaan, dan tingkah laku karyawan.

dengan kelompok guna terciptanya

Kenyataan yang terjadi pada saat ini

kerukunan,

dalam kesehariannya banyak pekerja

keharmonisan dalam kehidupan. Oleh

yang mangkir karena kurang disiplin

karena itu pembentukan disiplin kerja

waktunya.

dapat dicapai apabila sudah terjalin

dalam

diterima,

peraturan,

Akibatnya

pekerjaan

produktifitas

dan

dan

interaksi sosial antara karyawan dengan

menyebabkan banyak sekali kegagalan

karyawan, karyawan dengan bawahan,

dalam

dan karyawan dengan atasan.

meraih

menurun

kebersamaan,

target

yang

telah

Berdasarkan uraian di atas dapat

yang telah ditentukan. Pengukuran

disimpulkan bahwa interaksi sosial

disiplin kerja penelitian ini diperoleh

memegang

dari skor skala disiplin kerja

peranan

yang

penting

terhadap disiplin kerja karyawan.
Hipotesis

2.Interaksi sosial
Interaksi sosial diungkap dengan

“Ada hubungan positif antara interaksi

skala berdasarkan aspek-aspek yang

sosial dengan disiplin kerja pada

dikemukakan oleh Soekanto (2002),

karyawan PT. PLN APJ Surakarta”.

yaitu: komunikasi, kontak sosial, dan

METODE PENELITIAN

partisipasi. Semakin tinggi nilai skor

Identifikasi Variabel Penelitian

skalanya, maka menunjukkan interaksi

Variabel-variabel penelitian yang

sosial karyawan juga semakin baik dan

akan diteliti dalam penelitian ini adalah

begitu pula sebaliknya.

sebagai berikut:

Subjek Penelitian

Variabel tergantung: Disiplin kerja

Penelitian ini menggunaan teknik

Variabel bebas: Interaksi sosial

studi populasi, populasi yang dipakai

Definisi Operasional Variabel

dalam penelitian ini adalah seluruh

Penelitian

karyawan berstatus tetap di PT. PLN

1.Disiplin kerja

APJ Surakarta Jumlah populasi ada 100

Disiplin kerja dapat terungkap
melalui skala yang disusun berdasarkan
aspek-aspek menurut teori yang

orang.
Metode Pengumpulan Data
Skala

yang

digunakan

dalam

dikemukakan oleh Kaho (2001) yaitu:

penelitian ini secara keseluruhan terdiri

kesadaran pegawai untuk hadir di

atas dua, yaitu: Skala disiplin kerja,

kantor pada hari kerja serta ketepatan

mengacu

masuk dan pulang kerja, kewaspadaan

dikemukakan oleh Kaho (2001). Skala

pegawai dalam menggunakan bahan-

interaksi sosial, mengacu pada aspek-

bahan dan alat-alat kantor, kemampuan

aspek

pegawai dalam melaksanakan

Soekanto (2002).

tugasnya, semangat pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan, dan ketaatan
pegawai dalam mengikuti cara kerja

pada

yang

aspek-aspek

dikemukakan

yang

oleh

Pengukuran

Validitas dan Reliabilitas

reliabilitas

Validitas

tinggi

yang

memiliki

disebut

sebagai

Menurut Azwar (1992), validitas

pengukuran yang reliabel (reliable).

yaitu ketepatan dan kecermatan tes

Ide pokok yang terkandung dalam

dalam

fungsi

konsep reliabilitas adalah sejauhmana

pengukurannya. Teknik validitas yang

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya

digunakan adalah product moment.

(Azwar,

maka

dalam

penelitian ini menggunakan analisis

mendapatkan nilai validitas dikoreksi

varians yang dikembangkan oleh Hoyt.

menggunakan

LAPORAN PENELITIAN

menjalankan

untuk

lebih

cermat

teknik

korelasi part

1992).

Relabilitas

whole.

1.Orientasi Kancah Penelitian

Reliabilitas

Profil PT. PLN APJ Surakarta

pada

Relabilitas pada penelitian ini

PT. PLN berpijak pada Peraturan

menggunakan analisis varians yang

Pemerintah No. 67 Tahun 1961 tentang

dikembangkan oleh Hoyt.

Pendirian Badan Umum Perusahaan

Metode Analisis Data

Listrik Negara yang pada dasarnya
menggunakan

sebagai pelaksana Undang-undang No.

analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif

19 Perpu tahun 1960 khususnya pasal

digunakan untuk menguji hubungan

20 ayat (1) sub a maka didirikanlah

interaksi sosial dengan disiplin kerja

suatu badan pimpinan umum yang

pada karyawan. Teknik analisis yang

diserahi

digunakan untuk menguji hipotesis

penguasaan

yang diajukan yaitu dengan teknik

perusahaan-perusahaan milik negara

analisis korelasi product moment.

yang berusaha dibidang listrik dan gas

a.Uji normalitas

milik Belanda yang telah dikenakan

b.Uji linieritas

nasionalisasi

c.Analisis korelasi product moment

undang No. 86 tahun 1958 jo P. P. No.

Penelitian

ini

Dalam Sarwono (2005), dijelaskan

tugas
dan

penyelenggara
pengurusan

berdasarkan

atas

Undang-

18 tahun 1959.

bahwa besar kecilnya angka korelasi

Kondisi PT. PLN APJ Surakarta

menentukan

1.Sumber Daya Manusia. Komitmen

kuat

atau

hubungan antar variabel.

lemahnya

perusahaan

terhadap

kesejahteraan

karyawan, tercermin dengan perhatian

menjadi pendorong kegiatan ekonomi,

PT.

Menjalankan

PLN

APJ

Surakarta

dalam

kegiatan

usaha

yang

penghargaan terhadap karyawan, antara

berawawasan lingkungan

lain pemberian penghargaan bagi yang

Motto: Listrik untuk kehidupan yang

berprestasi.

lebih baik.

2.Jam kerja. Seluruh karyawan mulai

2.Persiapan Alat Pengumpulan Data

bekerja pada hari Senin sampai Jum’at

Penelitian ini mengambil subjek

dimulai pukul 07.30 – 16.30 WIB,

karyawan yang bekerja di PT. PLN

sedangkan hari Sabtu libur.

APJ

3.Lingkungan

kerja.

Kondisi

Surakarta.

mengungkapkan

Azwar

(2007)

bahwa

skala

kondusif

psikologis selalu berpedoman pada alat

merupakan masalah yang penting bagi

ukur aspek atau atribut efektif. Alasan

perusahaan dalam mencapai tujuannya.

peneliti menggunakan skala disiplin

4.Fasilitas kerja. Fasilitas kerja yang

kerja dan skala interaksi sosial karena

memadai

sangat

lingkungan

kerja

yang

merupakan

salah

satu

sesuai

dengan

variabel

pendukung potensial dalam merealisasi

penelitian yang dipakai, serta kedua

pelayanan yang optimal kepada seluruh

alat ukur tersebut bersifat inventory test

pelanggan PT. PLN APJ Surakarta.

yaitu

Visi, Misi, dan Motto PT. PLN

menyatakan benar maupun salah dan

Visi: Diakui sebagai Perusahaan Kelas

alternatif jawaban mempunyai nilai

Dunia

skor 1,2,3,4.

yang

Unggul

dan

Bertumbuh

kembang,

Terpercaya

dengan

bertumpu pada Potensi Insani.

tidak

ada

jawaban

yang

Pelaksanaan Penelitian
1.Penentuan subjek penelitian

Misi: Menjalankan bisnis kelistrikan

Populasi

dalam

penelitian

ini

terkait,

adalah karyawan di PT. PLN APJ

berorientasi pada kepuasan pelanggan,

Surakarta. Pengambilan sampel dipilih

anggota perusahaan, dan pemegang

berdasarkan kriteria yang ditetapkan

saham,

oleh peneliti, yaitu seluruh karyawan

dan

bidang

lain

Menjadikan

yang

tenaga

listrik

sebagai media untuk meningkatkan
kualitas

kehidupan

Mengupayakan

agar

masyarakat,
tenaga

listrik

PT. PLN APJ Surakarta.

rtabel atau nilai signifikansi > 0,05.

2.Pelaksanaan penelitian
Peneliti hanya melakukan satu kali

Sedangkan

Uji

reliabilitas

angket

atau

dilakukan menggunakan rumus alpha.

pengumpulan data yang digunakan

Skala Interaksi Sosial, Uji validitas dari

untuk mengetahui aitem yang valid dan

40 aitem yang diujicobakan terdapat 38

aitem yang tidak valid.

Dari data

aitem yang valid dan 2 aitem gugur

sebagai

yaitu nomor 18 dan nomor 38. Aitem

pendistribusian

tersebut

skala

peneliti

gunakan

penelitian dengan berdasarkan pada

yang

aitem-aitem yang valid.

Penelitian

validitas (rbt) bergerak dari 0,254

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal

sampai 0,654 dengan p < 0,05 dan

25 September 2012. Angket diserahkan

koefisien

pada bagian personalia untuk dibagikan

0,929.

kepada karyawan. Dari semua angket
yang

diserbarkan,

semuanya

telah

valid

mempunyai

reliabilitas

koefisien

(rtt) sebesar

Skala Disiplin Kerja, Uji validitas
dari 40

aitem

yang

diujicobakan

kembali dan dapat diberi skoring.

terdapat 39 aitem yang valid dan 1

3.Pelaksanaan skoring

aitem gugur yaitu nomor 30. Aitem

Proses dalam pelaksanaan try out

valid mempunyai koefisien validitas

terpakai sebagai berikut: Pengambilan

(rbt) bergerak dari 0,236 sampai 0,633

data penelitian, Perhitungan skoring

dengan

untuk validitas-reliabilitas, Perhitungan

reliabilitas (rtt) sebesar 0,914.

analisis

gugur,

Analisis Data

Perhitungan skoring untuk uji hipotesis

1.Uji Asumsi

dari

aitem

jumlah

valid

aitem

dan

yang

valid,

p

<

Perhitungan

0,05

dan

analisis

koefisien

data

Perhitungan analisis data untuk uji

dilakukan setelah uji asumsi yang

hipotesis.

meliputi uji normalitas sebaran dan uji

4.Perhitungan

validitas

dan

reliabilitas

linieritas hubungan. Uji asumsi yang
dipakai pada penelitian ini yaitu uji

Kriteria uji validitas adalah aitem

asumsi normalitas dan linieritas. Kedua

dikatakan valid jika harga r hitung > rtabel.

uji asumsi ini digunakan sebagai syarat

atau nilai signifikansi < 0,05 dan aitem

menggunakan analisis product moment.

dikatakan tidak valid jika harga rhitung <

Uji normalitas dan linieritas, perlu

dilakukan juga karena dalam printout

sosial

analisis product moment ada nilai-nilai

sebesar 102,40 dan rerata hipotetik

statistik yang sebenarnya diperlukan

sebesar 95 yang berarti interaksi sosial

sebagai hasil interpretasi penelitian tapi

pada

tidak dapat muncul, misalnya nilai

sedang. Sedangkan variabel disiplin

rerata empirik (diketahui dari uji

kerja diketahui rerata empirik sebesar

normalitas).

106,41 dan rerata hipotetik sebesar

2.Uji Hipotesis

97,5 yang berarti disiplin kerja pada

Uji hipotesis dihitung dengan
menggunakan

bantuan

komputer

mempunyai

subjek

rerata

penelitian

empirik

tergolong

subjek penelitian tergolong sedang.
Pembahasan

Service

Berdasarkan analisis statistik yang

Berdasarkan

telah dilakukan, diperoleh hasil yang

perhitungan yang dilakukan dengan

menunjukkan bahwa ada hubungan

menggunakan analisis korelasi product

positif yang signifikan antara interaksi

moment diperoleh hasil r = 0,205

sosial dengan disiplin kerja. Hal ini

dengan p = 0,041 p < 0,05 yang berarti

ditunjukkan oleh hasil perhitungan

ada hubungan positif yang signifikan

dengan menggunakan teknik analisis

antara interaksi sosial dengan disiplin

product moment dengan nilai koefisien

kerja.

korelasi r = 0,205, p = 0,041 (p < 0,05).

3.Sumbangan Efektif

Artinya ada hubungan positif yang

Statistical

Product

Solution

(SPSS).

and

Sumbangan efektif interaksi sosial

signifikan

namun

kedua

variabel

sebesar 4,2% terhadap disiplin kerja

mempunyai korelasi yang lemah antara

karyawan, ditunjukkan oleh koefisien

interaksi sosial dengan disiplin kerja,

determinan (r²) = 0,042. Hal ini berarti

semakin tinggi interaksi sosial maka

masih terdapat 95,8% faktor-faktor lain

semakin tinggi pula disiplin kerja.

yang memberikan sumbangan efektif

Namun ada beberapa kelemahan

terhadap disiplin kerja diluar variabel

penelitian

interaksi sosial.

pengumpulan data yang digunakan

4.Kategorisasi

hanya angket atau skala sehingga

Berdasarkan

hasil

analisis

kategorisasi diketahui variabel interaksi

kurang

antara

dapat

lain:

mengungkap

Metode

secara

mendalam gejala psikologis yang tidak

nampak dalam diri individu, oleh

DAFTAR PUSTAKA

karena itu peneliti selanjutnya perlu
melengkapi

dengan

teknik

pengumpulan data yang lain, misalnya
dengan

teknik

wawancara

dan

observasi. Sehingga akan lebih dapat
mengungkap secara mendalam kondisi
psikologis subjek penelitian.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian,

maka

dapat

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

diambil

As’ad, M. 2001. Seri Ilmu Sumber
Daya
Manusia:
Psikologi
Industri. Yogyakarta: Liberty.
Azwar, S. 1992. Validitas dan
Reliabilitas. Yogyakarta: Andi
Offset.
-----------. 2001. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
-----------. 2007. Metode penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

kesimpulan sebagai berikut:
Ada hubungan positif yang signifikan
antara interaksi sosial dengan disiplin
kerja, Tingkat interaksi sosial pada
karyawan tergolong sedang, Tingkat

Davis, K. & Newstorm, J. W. 1996.
Human behavior at work:
Organizational
behavior.
Singapore: McGraw Hill Book
Company Inc.

disiplin kerja pada karyawan tergolong
sedang, dan Peran interaksi sosial
sebesar 4,2% terhadap disiplin kerja
karyawan.
Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas,
maka

dapat

diberikan

sebagai berikut:
1. Bagi pimpinan
2. Bagi karyawan
3. Bagi peneliti selanjutnya

saran-saran

Asari, F. 2010. Hubungan antara
Interaksi Sosial Di Tempat Kerja
Dengan Disiplin Kerja Pada
Guru. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kusumasasi,
F.D.D.D.A.
2011.
Hubungan antara Disiplin Kerja
dengan Efektivitas Kerja Pegawai
Negeri Sipil. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Gerungan,W.A. 1996. Psikologi Sosial.
Bandung : P.T. Eresco.
Gibson, J.L. dan Donelly. 2003.
Organisasi Manajemen: Perilaku
Struktur
dan
Proses

(Terjemahan: D.Wahid) Edisi ke4. Jakarta: Erlangga.
Glueck, F.W.
1998. Personal A
Diagnostic
Approach.
3th
edition. Texas:
Bussines.
Hadi, S. 1994. Metode Research I.
Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
----------. 2004. Metodologi Research,
Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset.
Handoko,
1998.
Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Edisi 2 Yogyakarta:
BPFE-UGM.
Hasibuan, M.S.P. 1997. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
C.V. Masagung.
Kaho, YR. 2001. Pengukuran Disiplin
Kerja: Jurnal Ilmu Manajemen
Sumber Daya Manusia. Vol.19
No.2. Hal. 116-138.
Moekijat,
1999.
Manajemen
Kepegawaian. Bandung: Mandar
Maju.
Moenir, AS. 1994. Manajemen
Pelayanan Umum di Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.

Nitisemito, SA. 1992. Management
Personalia.
Jakarta:
Ghalia
Indonesia.
Rakhmat,
J.
2004.
Psikologi
Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ranupandojo, H dan Husnan, S. 2000.
Manajemen
Personalia.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Sarwono, J. 2005. Riset Pemasaran
dengan
SPSS.
Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Setiadji, B. 2004. Riset dengan
Pendekatan
Kuantitatif.
Surakarta:
Muhammadiyah
University Press.
Siagian, P. 1994. Organisasi dan
Perilaku Administrasi. Jakarta:
Gunung Agung.
Soekanto, S. 2002. Sosiologi: Suatu
Pengantar Edisi Pengantar ke-4.
Jakarta: Raja Gravindo Perkasa.
Suryabrata,
S.
1993.
Metode
Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial,
Suatu Pengantar, Yogyakarta:
Yayasan
Penerbit
Fakultas
Psikologi
UGM.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PT. AMBASSADOR GARMINDO Hubungan Antara Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan PT. Ambassador Garmindo.

0 4 13

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (Persero) APJ SURAKARTA Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Pt Pln (Persero) Apj Surakarta.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (Persero) APJ SURAKARTA Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Pt Pln (Persero) Apj Surakarta.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Pt Pln (Persero) Apj Surakarta.

0 4 7

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PT.DAN LIRIS Hubungan Antara Disiplin Kerja Dengan Prestasi Kerja Karyawan PT.Dan Liris.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DI TEMPAT KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA PADA GURU.

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA.

0 0 16

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA.

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Disiplin Kerja Pada Karyawan PT. PLN APJ Surakarta.

0 4 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Disiplin Kerja Pada Karyawan PT. PLN APJ Surakarta.

0 3 5